• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kofaktor Logam Ca dan Mg Terhadap Aktivitas Hyalurodidase Streptococcus agalactie.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kofaktor Logam Ca dan Mg Terhadap Aktivitas Hyalurodidase Streptococcus agalactie."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kofaktor Logam Ca dan Mg Terhadap Aktivitas

Hyalurodidase Streptococcus agalactie

Oleh:

Wendry Setiyadi Putranto

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

(2)

Pengaruh Kofaktor Logam Ca dan Mg Terhadap Aktivitas

Hyalurodidase Streptococcus agalactie

Oleh

:

Wendry Setiyadi Putranto, SPt.,MSi

Mengetahui:

Kepala Laboratorium

Teknologi Pengolahan Produk Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Dr. Ir.Kusmajadi Suradi,MS.

(3)

3

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hyaluronidase merupakan enzim ekstraselluler yang menghidrolisa asam

hyaluronat, yaitu semen jaringan yang merekatkan sel-sel hidup menjadi satu.

Hyaluronidase dihasilkan oleh kebanyakan streptokokus,dan merupakan faktor

virulensi bakteri tersebut untuk melakukan invasi. Streptokokus Grup B (SGB)

atau Streptococcus agalactie telah diketahui sebagai patogen penting pada

manusia, antara lain menyebabkan abortus, ketuban pecah sebelum waktu

(KPSW), bayi berat lahir rendah (BBLR),dan infeksi neonatal (pneumonia,

septikemia,dan meningitis.

Asam hyaluronat merupakan glycosaminoglycan yang penting untuk

merekatkan sel hidup menjadi satu. Asam tersebut tersusun atas 250 – 25.000

rantai β (1-4) yang tersusun atas D – glucoronic dengan N- acetyl- D-

glukosamine. Karakter ionik dari asam hyaluronat adalah dapat mengikat kuat

beberapa kation seperti K+, Na+, dan Ca2+. Menggunakan X-ray dapat terlihat struktur Ca2+ hyaluronat yang merupakan kumparan tunggal terdiri dari tiga disakarida tiap satu putarannya. Asam hyaluronat dan beberapa

glycosaminoglycan yang lain (chondroitin – 4- sulfate, chondroitin – 6 – sulfate,

drenatan sulfate, keratan sulfate, dan heparin) dapat dipotong oleh enzim

hyaluronidase pada rantai β (1-4).

Hyaluronidase merupakan enzim yang mampu menghidrolisa asam

(4)

enepyranosyluronic acid) –D – glucose. Enzim tersebut diaktifkan oleh beberapa

kofaktor logam, sehingga peneliti merasa tertarik untuk mengkaji pengaruh

kofaktor Kalsium dan Magnesim terhadap aktivitasnya.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan melakukan pemurnian dan mempelajari

karakterisasi biokimia dari hyaluronidase yang dihasilkan oleh Streptokokus

Grup B (SGB) yaitu tentang pengaruh kofaktor Kalsium dan Magnesium.

1.3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Hewan dan

Biomedis PAU Bioteknologi IPB, Laboratorium Immunologi dan Produksi Bahan

(5)

II. BAHAN DAN METODA

3.1. Test Agar Hyaluronidase (Christ,1989)

Uji ini bertujuan untuk menentukan isolat yang menghasilkan

hyaluronidase. Media tumbuh adalah terdiri dari 100 ml BHI ditambahkan 1 g

Nobel Agar, kemudian disteril dengan autoklaf. Selanjutnya ditambahkan 50 mg

asam hyaluronat dalam 25 ml akuades dan 1,25 g BSA, dituangkan dalam cawan.

Inkubasi selama 24 jam, 37 oC. Selanjutnya SGB diinokulasikan dalam media tersebut dan diinkubasi selama 24 jam suhu 37 oC. Empat isolat SGB yang digunakan merupakan koleksi dari Ibu dr.Zainatul Hayati,M.Kes.,Sp.MK.,

kemudian dilakukan penggenangan dengan asetat 2 M sebanyak 5 ml dan terlihat

zona bening disekitar koloni SGB (zona bening mengindikasikan isolat SGB

tersebut mengekskresikan hyaluronidase).

3.2. Isolasi Hyaluronidase pada Supernatan

Setelah diperoleh isolat SGB yang menghasilkan hyaluronidase maka

bakteri ditumbuhkan pada 50 ml THB , diinkubasi pada suhu 37 oC, selama kurang lebih 5 jam (nilai absorbansi 0,8 pada λ 650 nm). Selanjutnya

diinokulasikan kembali dalam 500 ml THB (mengandung 0,2% asam hyaluronat),

dan diinkubasi semalam pada suhu 37 oC. Untuk mengamati pertumbuhan Streptokokus Grup B, dilakukan pengamatan dengan melihat nilai optical density

(6)

hyaluronidase dan kadar protein (Bradford 1976), sehingga berdasarkan data

tersebut dapat kita tentukan waktu produksi hyaluronidase dari SGB, sebagai

patokan untuk produksi selanjutnya.

Hyaluronidase diperoleh dengan memisahkan enzim dengan sel bakteri

SGB tersebut menggunakan sentrifugasi 4000 rpm, selama 15 menit , suhu 4 oC. Supernatan merupakan enzim kasar hyaluronidase. Selanjutnya dilakukan

pengujian aktivitas hyaluronidase dan penentuan kadar protein enzim (Bradford,

1976).

3.3. Pengendapan dengan Amonium Sulfat

Pengendapan protein dengan amonium sulfat dilakukan dengan metoda

Scope (1982). Sebanyak 10 ml supernatan enzim ditambahkan amonium sulfat

dengan berbagai kadar berdasarkan kejenuhan (40%, 45%, 55%, 65%, 75%, 85%)

untuk mendapatkan kadar amonium sulfat yang optimum. Penambahan amonium

sulfat dilakukan sedikit demi sedikit dengan magnetic stirer pada suhu dingin.

Setelah semua amonium sulfat larut, didiamkan semalam pada suhu 4 oC. Endapan yang terbentuk dipisahkan dari supernatan dengan sentrifius 4000 rpm,

15 menit, 4 oC. Endapan ditambahkan bufer pospat pH 6,4 satu kali volume. Selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas hyaluronidase dan kadar proteinnya.

Pengandapan amonium sulfat yang menghasilkan aktivitas tertinggi pada endapan

dan aktivitas yang rendah pada supernatan digunakan sebagai patokan untuk

(7)

7

3.4. Pengukuran Konsentrasi Protein (Bradford, 1976)

Konsentrasi protein diukur dengan menggunakan standar protein Bovine

Serum Albumin (BSA) dengan konsentrasi 0,1 hingga 1 mg/ml. Setiap 100 µl

konsentrasi BSA ditempatkan pada tabung reaksi dan ditambahkan 5 ml pereaksi

Bradford dan diinkubasi selama 5 menit, suhu 37 oC, kemudian diukur absorbansinya pada λ 595 nm. Sehingga didapat kurva standar yang merupakan

persamaan garis regresi ( y = ax + b, dengan nilai r mendekati satu ) antara nilai

absorbansi sebagai ordinat dan konsentrasi protein BSA sebagai absis.

Dengan metoda yang sama untuk sampel hyaluronidase, yaitu sebanyak

100 µl hyaluronidase ditambahkan 5 ml pereaksi Bradford dan diinkubasi 37 oC, 5 menit, dan dilihat nilai absorbansinya pada λ 595 nm. Selanjutnya untuk

mendapatkan kadar protein hyaluronidase tersebut, dengan memasukkan nilai

absorbansi tersebut ke dalam persamaan daris yang telah dibuat.

3.5. Pengukuran Aktivitas Hyaluronidase (Bergmeyer, 1987)

Aktivitas hyaluronidase diukur berdasarkan jumlah

2-acetamido-2-deoxy-3-0- (β - D – gluco – 4 – enepyranosyluronic acid) – D – glucose dari asam

hyaluronat.

Bahan yang diperlukan:

1. Bufer phospat (67 mmol/liter, pH 6,4), pembuatannya dengan melarutkan

66 ml Na2HPO4 2H2O (11,876 g/liter) dengan KH2PO4 (9,078g/liter)

(8)

2. Sodium Chloride (0,15 mol/liter) dengan melarutkan 0,877 g NaCl dengan

100 ml air.

3. Perhloric acid (20%w/v) dengan melarutkan 13 ml HclO4 (70% w/v)

dengan 75 ml air.

4. Hyaluronate lyase standar ( 1 mg protein/ml; 100 U/litter) 7 mg enzim

dalam 7 ml larutan NaCl.

5. Asam hyaluronate 200 mg dalam 1000 ml bufer posat.

Tabel.1. Prosedur pengujian aktivitas hyaluronidase (Bergmeyer,1987)

Larutan Sampel Standar Konsentrasi

Buffer phospat

Sentrifugasi 5000 g, selama 20 menit, selanjutnya dilihat absorbansinya pada λ

232 nm. Absorbansi sampel (A1) dan absorbansi standar (A2)

Aktivitas (U/ml) = A1 / A2 x 0,003 U/ml

3.6. Pengaruh Kation Ca 2+ dan Mg2+

Pengaruh kation Ca2+(CaCl2)dan Mg2+(MgCl2) masing-masing 1 dan 5

(9)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh Kofaktor Logam Ca dan Mg

Merupakan salah satu sifat khas dari enzim yaitu membutuhkan tambahan

komponen kimia untuk aktivitasnya. Senyawa tersebut disebut kofaktor

(merupakan senyawa anorganik) atau koenzim (merupakan suatu molekul

organik). Dalam penelitian ini digunakan dua kofaktor logam (Ca2+ dan Mg2+).Ion kalsium terletak dipermukaan enzim dan memiliki fungsi untuk mempertahankan kestabilan panas enzim (Dahiquist,et al. 1976). Berdasarkan

data yang diperoleh menunjukkan bahwa hyaluronidase diaktifkan oleh kofaktor

Ca2+ dan Mg2+.

Aktivitas hyaluronidase hasil pengendapan amoinum sulfat 45% (U/ml)

(10)

0.009 0.013

Aktivitas hyaluronidase hasil pengendapan amoinum sulfat 45% (U/ml)

(11)

IV. KESIMPULAN

Hyaluronidase dari Streptokokus Grup B (SGB) merupakan enzim

ekstraseluler diaktifkan oleh kofaktor logam (Ca2+ dan Mg2+). Berdasarkan hasil karakterisasi dapat memberikan informasi untuk penelitian lebih jauh dalam

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Bradford,MM.1976. A rapid and sensitive method for quantitation of microgram quantitaties of protein in utilizing the principle of protein-dye binding.Anal.Biochem.72:248-254.

Bergmeyer,H.U.1987.Method of Enzymatic Analysis. VCH.Vol.IV:45-49.

Christ.D.1989,Untersuchungen an Streptococcus uberis unter besonder Berucksichtigung mutmaBlicher pathogenitatsfatoren. Aus der professur fur Bakteriologie und immunologie der Justus-Universitat GiBen.33-34.

Dahlquist FW,Long JW, Bigbec WL.1976. Role of Calcium in The Thermal Stability of Thermolysin.Biochemistry 15:1103-1111.

Hynes.W.L.,Dixon.A.R, Walton S.R. Aridgides.L.J .2000.The Extracellular hyaluronidase gene (hyl A) of Streptococcus pyogenes. FEMS Microbiology Letter 184.109-112.

(13)

Gambar

Gambar 1. Pengaruh kofaktor Ca2+ terhadap aktivitas hyaluronidase

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan Sonnenschein (2001), dapat diartikan bahwa segala suara yang tidak dihasilkan dari lingkungan dalam film (baik itu dialog antar karakter, atau.. bunyi dari

Dengan selesainya pengumpulan ayat-ayat al-Qur’an dalam satu mushaf dengan urutan-urutan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw, Zaid bin Tsabit kemudian menyerahkannya

Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 ( satu ) Masa Pajak, yang ditentukan peraturan

pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Sistem madrasah digunakan untuk memudahkan sistem sorogan yang

 NO  NO URUT URUT  NO  NO DTD DTD  NO.DAFT  NO.DAFTAR  AR  TERPERINCI TERPERINCI GOLONGAN SEBAB-SEBAB GOLONGAN SEBAB-SEBAB SAKIT SAKIT PASIEN KELUAR.. PASIEN KELUAR (HIDUP &

Tindakan pengobatan yang dilakukan dalam kasus ini yaitu pemberian antihelmentik Verm-o yang mengandung Oxfendazole 900 mg namun antihelmentik ini tidak efektif

Secara umum, hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa ikan nila yang tidak direndam dalam maserat buah mangrove (kontrol) menghasilkan nilai parameter organoleptik

Penelitian tentang pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi turnover pada karyawan dapat memberikan informasi kepada PT.Interwork Indonesia yang ada di Kabupaten Purbalingga