PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DI SDN 012 SEI. BERINGIN RENGAT
Santi Hardawati
Prodi pendidikan profesi guru IAIN Palangka Raya Email : Santihardawati16@gmail.com
ABSTRAK
Pelaksanaan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat terlaksana sesuai harapan. Pada Siklus I pelaksanaan pembelajaran oleh Guru 79,16 (cukup) dan Siswa 75 (siswa) yang terdapat beberapa kekurangan yang diperbaiki pada Siklus selanjutnya Pada Siklus II pelaksanaan pembelajaran sudah meningkat pelaksanaanya oleh Guru 87,50 (baik) dan Siswa 83,33 (baik) yang berarti sudah mencapai indikatorkeberhasilan.
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat diketahui dari data hasil belajar pada Pra Siklus (kondisi awal) yang mencapai KKM 70 hanya 5 Siswa atau 35,71%
kemudian meningkat di Siklus I menjadi 9 Siswa atau 64,29% tetapi belum mencapai indikator keberhasilan secara klasikal 90%. Setelah Siklus II barulah indikator keberhasil secara klasikal tercapai dengan hasil belajar 13 Siswa atau 92,86% mencapai KKM.
Kata Kunci : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning, PAI, Deskripsi, pembelajaranIndahnya Indahnya Saling Menghargai.
PENDAHULUAN
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SDN 012 Sei. Beringin, adapun Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah 70. Namun hal yang terjadi dilapangan bahwa rata – rata nilai siswa adalah 65. Kekurangan efektifan kegiatan pembelajaran disebabkan oleh pola pikir siswa yang merasa telah cukup jika telah menghafal materi pelajaran yang didapatkan dari gurunya. Konsep tersebut harus segera dirubah menjadi mereka harus memahami. Memahami bahwa waktu yang ia gunakan untuk belajar maka pada saat ini pula kesempatan hasil belajar itu dimanfaatkan.Belajar bukan untuk esok tetapi
tanamkan bahwa belajar adalah hari ini. (De Porter dan Hernacki, 2003:60).
Salah satu solusi untuk mengatasi hal demikian, digunakan satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kondisi pembelajaran siswa, karena kenyataan yang ada di sekolah-sekolah, pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif belum sepenuhnya dilakukan. Model pembelajaran yangmemungkinkan siswa aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri adalah Problem Based Learning (PBL). Dengan penerapan Problem Based Learning (PBL) dapat membantu siswa belajar lebih aktif dengan mengajak siswa untuk berfikir kritis, mengungkapkan ide-ide kreatif, pandai berargumen dan bertanya sehingga merubah pembelajaran yang pasif menjadi suasana pembelajaran yangefektif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Model Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Tagart (Arikunto,2010:137). Empat tahapan tersebut saling berkaitan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, secara visual tahapan PTK adalah sebagai berikut:
Analisis Data Pelaksanaan Pembelajaran
Pengamatan pelaksanaan pembelajaran menggunakan lembar pengamatan yang terdiri dari 4 (empat) skala yaitu sangat baik diberikan skor 4, baik diberikan skor 3, cukup diberikan skor 2 dan kurang diberikan skor 1. Nilai pelaksanaan pembalajaran dengan rumus sebagai berikut :
Nilai = (Skor Perolehan/Skor Maksimum) x 100
Nilai yang diperoleh kemudian dikategorikan sesuai dengan skala berikut ini :
Nilai Kategori
0 - 69 Kurang
70 - 79 Cukup
80 - 89 Baik
90 - 100 Sangat Baik
1. Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar diperoleh dari hasil ulangan atau postes yang diberikan disetiap siklus pembelajaran pembelajaran. Dari data hasil belajar tersebut akan diperoleh jumlah nilai, rata-rata, jumlah nilai siswa yang tuntas dan yang belum tuntas. Untuk penentuan ketuntasan pembelajaran menggunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Kemudian Setelah diketahui jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas maka dihitung persentase keberhasilannya dengan rumus sebagai berikut : Nilai = (Jumlah Siswa Tuntas/Jumlah Siswa seluruhnya) x 100 dikategorikan sesuai tabel dibawah ini:
Nilai (%) Kategori
0 - 59 Sangat Kurang
60 – 69 Kurang
70 - 79 Cukup
80 - 89 Baik
90 - 100 Sangat Baik
Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Batas keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning oleh guru dan siswa adalah 80 dengan kategori baik.
2. Batas keberhasilan hasil belajar siswa secara individu adalah mencapai KKM 70 dengan indikator keberhasilan secara klasikal sejumlah 90 % dengankategori sangat baik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pra Siklus
Hasil belajar Pendidikan Agama Islam di kelas V pada kondisi awal atau pra siklus ini dapat diketahui dari hasil belajar pada nilai ulangan harian pada materi sebelumnya yang masih rendah seperti dalam tabel berikut ini :
Ketuntasan Hasil Belajar
10
9 9
8 7 6 5 4 3 2 1 0
Tuntas Tidak Tuntas 5
Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Belajar Pra Siklus(Kondisi Awal)
No Kualifikasi Interval Nilai Jumlah Persentase Keterangan
1 0 - 59 Sangat Kurang 2 14,28%
2 60 – 69 Kurang 7 50%
3 70 - 79 Cukup 3 21,42%
4 80 - 89 Baik 2 14,28%
5 90 - 100 Sangat Baik 0 0
Jumlah Belum Tuntas 9 64,29%
Jumlah Tuntas 5 35,71%
Total 14 100%
Grafik 1
Hasil Belajar Kondisi Awal/Pra Siklus
Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa kondisi awal hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SDN 012 Sei. Beringin Tahun Pelajaran 2022/2023 yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) masih rendah yakni 5 Orang (35,71%).
Penerapan Model Pembelajaran
80 79 78 77 76 75 74 73 72
79.16
Guru Siswa
75
Guru Siswa
1. Siklus I
a. Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel
Penerapan Tindakan Siklus I
No Tahapan Skor Penerapan
Guru Siswa
1 Stimulasi 3 3
2 Identifikasi Masalah 4 3
3 Pengumpulan Data 3 3
4 Pemerosesan Data 3 3
5 Pembuktian 3 3
6 Kesimpulan 3 3
Total Skor 19 18
Nilai Skor (Total/Skor
max) x 100 79,16 75,00
Grafik 2
Penerapan Tindakan
Siklus 1
Setelah diketahui nilai penerapan model pembelajaran maka perlu dikatahui katagorinya dengan tabel berikut ini :
Nilai Kategori
0 - 69 Kurang
70 - 79 Cukup
80 - 89 Baik
90 - 100 Sangat Baik
Berdasarkan tabel dan grafik diatas maka diketahui nilai penerapan model pembelajaran Problem Based Learning oleh guru 79,16 berarti tergolong cukup, sedangkan penerapan oleh siswa 75 juga tergolong cukup.
Setelah dilakukan tindakan berupa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning maka setelah dilakukan penilaian dengan teknis tes maka didapatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam kelas sebagai berikut :
Tabel 4
Hasil Belajar Siklus I
Tabel 5
Rekapitulasi Hasil Belaja Siklus I No Kualifikasi Interval
Nilai
Jumlah Persentas e
Keterangan
1 0 - 59 Sangat Kurang
0 0%
2 60 – 69 Kurang 5 35,71%
3 70 - 79 Cukup 6 42,86%
No Nama Nilai Ketuntasan
Ket Tuntas Belum
1 Amanda Syintia Bella 70 V Tuntas
2 Bayu Miranda 60 V Tidak Tuntas
3 Fauzy Dwi Surya 80 V Tuntas
4 Fitri Hariyati 70 V Tuntas
5 Hafizh Walihkram 90 V Tuntas
6 M. Nugraha Tri Putra 85 V Tuntas
7 Muhammad Faiz 65 V Tidak Tuntas
8 Raihana Asahy 75 V Tuntas
9 Raka Dafinsi 75 V Tuntas
10 Raka Ziqy Bimbim 70 V Tuntas
11 Ridho Egi Apriansyah 60 V Tidak Tuntas
12 Rifqy Hidayatullah 70 V Tuntas
13 Shira Mardian Putri 65 V Tidak Tuntas
14 Sipa Andriani 65 V Tidak Tuntas
Jumlah 1.000 9 5
Nilai Rata-rata 71,42
Ketuntasan Hasil Belajar
10
9 9
8 7 6
5
5 Tuntas
Tidak Tuntas 4
3 2 1 0
4 80 - 89 Baik 2 14,29%
5 90 - 100 Sangat Baik 1 7,14%
Jumlah Belum Tuntas 5 35,71%
Jumlah Tuntas 9 64,29%
Total 14 100%
Grafik 3
Hasil Belajar Siklus I
Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa di siklus I dengantindakan
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning hasil belajar siswa pada materi Indahnya Saling menghargai kelas V SDN 012 Sei. Beringin Tahun Pelajaran 2022/2023 yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sudah meningkat yakni 9 Orang (64,29%) tetapi masih belum mencapai indikator keberhasilan klasikal 90 %.
Siklus II
Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 6 Penerapan Tindakan Siklus II
No Tahapan Skor Penerapan
Guru Siswa
1 Stimulasi 3 3
2 Identifikasi Masalah 4 4
3 Pengumpulan Data 3 3
4 Pemerosesan Data 3 3
5 Pembuktian 4 3
6 Kesimpulan 4 4
Penerapan Model Pembelajaran
88 86
84 Guru
82 Siswa
80
Guru Siswa
83.33 87.5
Total Skor 21 20
Nilai Skor
(Total/Skor max) x 100
87,50 83,33 Grafik 4
Penerapan Tindakan Siklus II
Setelah diketahui nilai penerapan model pembelajaran maka perlu dikatahui katagorinya dengan tabel berikut ini :
Nilai Kategori
0 - 69 Kurang
70 - 79 Cukup
80 - 89 Baik
90 - 100 Sangat
Baik
Berdasarkan tabel dan grafik diatas maka diketahui nilai penerapan model pembelajaran Problem Based Learning oleh guru 87,5 yang tergolong baik, sedangkanpenerapan oleh siswa 83,33 juga tergolong baik yang berarti sudah mencapai indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan kategori baik.
Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning maka setelah dilakukan penilaian dengan teknis tes maka didapatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam kelas V sebagai berikut :
Tebel 7
Hasil Belajar Siklus II
No Nama Nilai Ketuntasan
Ket Tuntas Belum
1 Amanda Syintia Bella 75 V Tuntas
2 Bayu Miranda 70 V Tuntas
3 Fauzy Dwi Surya Saputra 90 V Tuntas
4 Fitri Hariyati 75 V Tuntas
5 Hafizh Walihkram 100 V Tuntas
6 M. Nugraha Tri Putra 90 V Tuntas
7 Muhammad Faiz 70 V Tuntas
8 Raihana Asahy 85 V Tuntas
9 Raka Dafinsi 85 V Tuntas
10 Raka Ziqy Bimbim 75 V Tuntas
11 Ridho Egi Apriansyah 65 V Tidak Tuntas
12 Rifqy Hidayatullah 75 V Tuntas
13 Shira Mardian Putri 70 V Tuntas
14 Sipa Andriani 70 V Tuntas
Jumlah 1.095 13 1
Nilai Rata-rata 78,21
Tabel 8
Rekapitulasi Hasil Belaja Siklus II
No Kualifikasi Interval Nilai
Jumlah Persentase Keterangan
1 0 – 59 Sangat Kurang
0 0
2 60 – 69 Kurang 1 7,14%
3 70 – 79 Cukup 8 57,14%
4 80 – 89 Baik 2 14,29%
5 90 – 100 Sangat Baik 2 14,29%
Jumlah Belum Tuntas 1 7,14%
Jumlah Tuntas 13 92,86%
Total 14 100%
Grafik 5
Hasil Belajar Siklus II
Ketuntasan Hasil Belajar
14 13
12
10 Tuntas
Tidak Tuntas 8
6 4
2 1
0
Dari tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa di siklus II dengan perbaiakan tindakan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning hasil belajar Materi Indahnya Saling Menghargai pada siswa kelas V SDN 012 Sei.
BeringinTahun Pelajaran 2022/2023 yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sudah meningkat yakni 13 Orang (92,86%) berarti sudah mencapai indikator keberhasilan klasikal 90 %.
Proses penelitian telah dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Dari analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dari Pra Siklus ke Siklus I dan ke Siklus II dari dua variabel data yaitu data pelaksanaan pembelajaran (penerapan model pembelajaran) dan hasil belajar siswa. Pada Siklus I kedua varibel itu belum mencapai indikator kinerja. Setelah Siklus II dilaksanakan maka kedua variabel tersebut telah mencapai indikator keberhasilan.
Tindakan dalam setiap siklus ada perbendaan untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Perbedaan tersebut terlihat dalam tebel berikut ini :
Tabel 8 Tindakan Siklus Pra Siklus (Kondisi
Awal)
Siklus I Siklus II
Belum menggunakan Menggunakan model Menggunakan model model pembelajaran pembelajaran Problem pembelajaran Problem Problem Based Based Learning kurang Based Learning
Learning bimbingan guru dan bimbingan gurudan pembagian tugas antar pembagian tugas antar anggota kelompok anggota kelompok
Berikut ini ringkasan data hasil pengolahan kedua variabel tersebut :
Indikator Keberhasilan/Siklus
Pelaksanaan
Pembelajaran Hasil Belajar Guru Siswa KKM/Siswa Klasikal
Indikator Keberhasilan 80 80 70 90%
Pra Siklus - - 5 Siswa 35,71 %
Siklus I 79.16 75,00 9 Siswa 64,29 %
Siklus II 87,50 83,33 13 Siswa 92,86%
Berdasarkan pada table diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal tidak terdapat skor artinya peneliti melakukan pengamatan pada tindakan penerapan model pembelajaran yang digunakan guru pada siklus I dan II. Pada Siklus I pada variable pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning didapati nilai pelaksanaan oleh Guru 79,16 (cukup) dan Siswa 75 (siswa) yang belum mencapai indicator keberhasilan minimal 80 (baik). Kemudian pada Siklus II pelaksanaan pembelajaran oleh Guru 87,50 (baik) dan Siswa 83,33 (baik) yang berarti mengalami peningkatan dan telah bahkan melampaui indikator keberhasil.
Pada variable hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada Prasiklus (kondisi awal) didapatkan dari dokumentasi nilai hasil ulangan sebelumnya yang mencapai KKM hanya 5 Siswa atau 35,71% yang terbilang rendah. Setelah dilakukan tindakan dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning maka dilakukan penilaian dengan tes maka didapati hasilnya pada Siklus I terdapat Siswa yang mencapai KKM 9 Siswa atau 64,29% yang mengalami peningkatan tetapi belum mencapai Indikator keberhasilan Klasikal 90%. Selanjutnya tes hasil belajar Siklus II juga mengalami peningkat Siswa yang mencapai KKM 13 Siswa atau 92,86% yang berarti telah mencapai indikator keberhasilan.
KESIMPULAN
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat diketahui dari data hasil belajar pada Pra Siklus (kondisi awal) yang mencapai KKM 70 hanya 5 Siswa atau 35,71%
kemudian meningkat di Siklus I menjadi 9 Siswa atau 64,29% tetapi belum mencapai indikator keberhasilan secara klasikal 90%. Setelah Siklus II barulah
indikator keberhasil secara klasikal tercapai dengan hasil belajar 13 Siswa atau 92,86% mencapai KKM.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M, D. 2010. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).
Jakarta :
Rineka Cipta
Dradjat, Zakiyah. dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.
Jakarta : Bumi Aksara. 2008. Cet. Ke-4
Illahi, M. Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill. Jogjakarta: Diva Press
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam:Di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2005)