52 BAB II
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
Seluruh informasi terkait penelitian ini merupakan objek dari penelitian ini yang dimana uraiannya berkaitan terhadap gambaran umum Kota Semarang yang menjelaskan tentang kondisi geografis dan demografi yang meliputi luas wilayah di Kota Semarang dan gambaran umum instansi terkait sebuah Visi – Misi, Tugas Pokok dan Fungsi, dan Struktur Organisasi. Instansi yang dicantumkan ialah Dinas Sosial Kota Semarang dan Kecamatan Ngaliyan.
2.1 Gambaran Umum Kota Semarang
Sejak 2 Mei 1547, Semarang telah berdiri dan kemudian menjadi Ibu Kota dari provinsi Jawa Tengah. Dengan luas wilayah sebesar 373,70 km2 dan memiliki 16 kecamatan serta 117 kelurahan, Semarang didominasi oleh penduduk yang sangat beraneka ragam. Banyak sekali suku, agama, etnis, dan budaya yang masuk dan berdomisili di Semarang. Selain itu, Semarang dinilai menjadi sebuah kota metropolitan apabila ditinjau dari lengkapnya seluruh fasilitas yang tersedia di Semarang. Hal ini juga menyebabkan tingginya tingkat urbanisasi di Semarang sehingga Semarang termasuk ke dalam kawasan padat penduduk. Dengan lengkapnya fasilitas yang tersedia di Semarang, para masyarakat dari daerah lain mengadu nasibnya di Semarang, akan tetapi semakin banyaknya manusia yang bermukin di suatu wilayah tentu akan memperbesar persaingan. Hal ini menyebabkan sulitnya memperoleh lapangan pekerjaan di Semarang yang mengakibatkan tingginya tingkat kemiskinan yang melanda Semarang.
53
Apabila diilustrasikan ke dalam sebuah peta, Semarang dapat dilihat seperti gambar berikut ini :
Gambar 2.1
Peta Wilayah Kota Semarang
Sumber : Semarangkota.go.id
2.1.1 Kondisi Geografis Kota Semarang
Secara geografis, Semarang terletak di antara 6050’ – 7010’ Lintang Selatan dan garis 109035’ – 110050’ Bujur Timur di mana lokasi ini dinilai merupakan lokasi yang strategis. Berikut adalah batas wilayah dari Kota Semarang :
a) Batas Utara : Laut Jawa
b) Batas Selatan : Kabupaten Semarang c) Batas Timur : Kabupaten Demak d) Batas Barat : Kabupaten Kendal
54
Dengan rentang suhu udara di mulai dari 200 – 300 Celcius beserta rerata suhu berada di kisar 270 Celcius, Semarang terlihat bahwa didominasi oleh daerah yang berbukir, daerah dataran rendah, dan pantai.
2.1.2 Kependudukan
Dengan berbatasan langsung denan pantai, Kota Semarang dinilai sebagai salah satu kota yang berpenduduk heterogen di Jawa Tengah. Selain itu, Kota Semarang merupakan kota yang padat, yang dibuktikan dengan data yang diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Semarang pada tahun 2019 yaitu sejumlah 1.814.110 jiwa masyarakat yang berdomisili di Semarang. Hal ini membuktikan bahwa dewasa ini, Semarang telah mengalami fluktuasi.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk di Kota Semarang 2015 – 2019
Sumber : Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Semarang Berdasarkan data tersebut, dipaparkan bahwa Semarang telah mengalami kenaikan serta penurunan jumlah penduduk di setiap tahunnya, akan tetapi angka tersebut masih cenderung stabil. Faktanya, kepadatan penduduk di Semarang tidaklah merata, daerah kota lebih mendominasi apabila dibandingkan dengan daerah pedesaan. Hal ini dikemukakan olehh Joko Santoso selaku Ketua Pansus Raperda Kecamatan DPRD Kota Semarang saat ditemui usah memimpin sebuah
No. Tahun Jumlah Penduduk
1. 2015 1.776.618
2. 2016 1.648.279
3. 2017 1.658.552
4. 2018 1.668.578
5. 2019 1.674.358
55
pertemuan dengan Panitia Khusus (Pansus) mengenai pembentukan Peraturan Daerah (Perda) tentang Kecamatan di Kota Semarang, baliau mengatakan bahwa
“Bahwa masih banyak kelurahan di Kota Semarang yang belum sesuai dengan aturan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2018 Tentang Kecamatan. Dapat dilihat bahwa ada keluarahan yang penduduknya sangat padat, akan tetapi ada pula yang penduduknya sedikit.” (Wibisono, Lanang. “Kepadatan Penduduk di Kota Semarang Tidak Merata, Dewan Inisiasi Perda Baru”.
Halosemarang.id. https://halosemarang.id/kepadatan-penduduk-di-kota-semarang- tidak-merata-dewan-inisiasi-perda-baru. Diakses 4 Januari 2021). Hal ini dapat dilihat melalui tabel di bawah :
56
Tabel 2.2
Penduduk Kota Semarang Berdasarkan KecamatanTahun 2019
Sumber : Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Semarang Data tersebut sudah jelas memaparkan bahwa tidak semua kecamatan di Semarang memiliki kepadatan penduduk yang seimbang. Sehingga terjadi sebuah tumpang tindih ketika mendapatkan bantuan – bantuan program pemerintah termasuk PKH.
No.
Kecamatan
Jenis Kelamin
Total Laki-laki Perempuan
1. Semarang Timur 35,196 37,237 72,433 2. Semarang Tengah 30,194 32,660 62,854 3. Semarang Barat 77,508 79,840 157,348 4. Semarang Utara 64,448 65,986 130,434 5. Gajah Mungkur 29,298 30,293 59,591
6. Gayamsari 36,654 37,062 73,716
7. Genuk 57,682 57,376 115,058
8. Banyumanik 69,502 70,917 140,419
9. Gunungpati 47,162 47,185 94,347
10. Tembalang 89,915 90,585 180,500
11. Tugu 16,730 16,578 33,308
12. Ngaliyan 69,286 70,052 139,338
13. Genuk 57,682 57,376 115,058
14. Pedurungan 95,496 96,928 192,424
15. Candisari 39,054 40,331 79,385
16. Semarang Selatan 33,400 35,107 68,507 Total 828,848 845,510 1,674,358
57 2.2 Gambaran Umum Kecamatan Ngaliyan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 1992 tentang Pembentukkan Kecamatan di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta penataan Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah, bahwa Kecamatan Ngaliyan memiliki luas wilayah mencapai 3.181.96 Ha yang terbagi menjadi 10 Kelurahan, 122 RW, dan 868 RT. Adapun nama – nama dari kelurahan yang berada dalam wilayah Kecamatan Ngaliyan adalah Kelurahan Gondoriyo, Kelurahan Podorejo, Kelurahan Bringin, Kelurahan Purwoyoso, Kelurahan Kalipancur, Kelurahan Bambakerep, Kelurahan Ngaliyan, Kelurahan Tambakaji, dan Kelurahan Wonosari. Pusat pemerintahan Kecamatan Ngaliyan berada di wilayah Kelurahan Ngaliyan.
2.2.1 Kondisi Geografis Ngaliyan
Kecamatan Ngaliyan terletak di pinggiran Kota Semarang dengan batas daerah:
a) Batas Utara : Kecamatan Tugu Kota Semarang b) Batas Barat : Kabupaten Kendal
c) Batas Selatan : Kecamatan Mijen Kota Semarang d) Batas Timur : Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang Peta Kecamatan Ngaliyan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
58 Gambar 2.2
Peta Administrasi Kecamatan Ngaliyan
Sumber : Monografi Kecamatan Ngaliyan 2.2.2 Kependudukan
Tertanggal 31 Desember 2016 telah tercatat bahwa sebanyak 138.113 jiwa yang terdiri dari jumlah penduduk laki – laki sebanyak 69.115 jiwa dan penduduk jumlah perempuan sebanyak 68.998 jiwa berdomisili di Kecamatan Nagaliyan.
Kecamatan ini memiliki 10 Kelurahan yang tingkat kepadatan penduduknya tidak merata. Jumlah penduduk di Kecamatan Ngaliyan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
59 Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Kecamatan Ngaliyan
No. Kelurahan
Jumlah Penduduk Laki -
Laki Perempuan Jumlah
1. Ngaliyan 7.403 7.196 14.599
2. Tambakaji 10.532 10.487 21.019
3. Wonosari 11.476 11.461 22.937
4. Wates 2.380 2.423 4.803
5. Gondoriyo 3.620 3.610 7.230
6. Podorejo 4.391 4.455 8.846
7. Bringin 8.228 8.232 16.460
8. Purwoyoso 8.377 8.346 16.723
9. Kalipancur 9.684 9.781 5.853
10. Bambankerep 3.024 3.007 6.031
Jumlah 69.115 68.998 138.113
Sumber : Monografi Kecamatan Ngaliyan
Data tersebut mengilustrasikan bahwa persebaran penduduk di Kecamatan Ngaliyan sangatlah signifikan perbedaannya. Ada beberapa kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan beberapa lainnya memiliki kepadatan penduduk yang rendah. Hal ini cukup membuktikan bahwa kepadatan penduduk di Kecamatan Ngaliyan tidaklah tersebar secara merata.
2.3 Gambaran Umum Dinas Sosial Kota Semarang
Awalnya Dinas Sosial Kota Semarang merupakan satu kesatuan dengan Dinas Pemuda dan Olahraga atau Dinsospora. Namun semenjak tahun 2016 Dinsospora berganti menjadi Dinas Sosial. Dinas Sosial ialah sebuah lembaga pemerintahan yang memiliki kewenangan dalam melayani masyarakat di dalam sektor sosial kemasyarakatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kota Semarang, bahwa Dinas Sosial Kota Semarang dipimpin
60
oleh seorang Kepala Dinas yang secara langsung akan bertanggung jawab terhadap Walikota serta memperoleh sebuah pembinaan dari Sekretariat Daerah perihal teknis administratif.
2.3.1 Visi dan Misi
Suatu lembaga, baik lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan, tentunya memiliki visi dan misi. Visi dan misi Dinas Sosial Kota Semarang tersusun ke dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Kota Semarang.
A. Visi
Visi dari Dinas Sosial Kota Semarang adalah:
1. Terus meningkatkan mutu, kuantitas, serta memperluas jangkauan dalam melayani perbaikan sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS);
2. Memberdayakan keluarga beserta potensinya untuk kepentingan kesejahteraan sosial.
3. Terus memperbaiki mutu, kuantitas, serta memperluas cangkupan dalam melindungi dan menjamin masyarakat.
4. Memperbaiki dan terus mengokohkan sistem dalam menyelenggarakan kesejahteraan sosial.
5. Memperbaiki mutu dan kuantitas dari ketersediannya sumber daya yang akan memberikan dukungan kepada terselenggaranya kesejahteraan sosial.
61 B. Misi
1. Membentuk Jawa Tengah berbasis Tri Sakti Bung Karno, berkuasa dalam sektor politik, bebas dalam sektor ekonomi, dan berperilaku sesuai terhadap sektor budaya.
2. Menciptakan sebuah kesejahteraan di masyarakat tanpa adanya diskriminasi di dalamnya, mengatasi peramasalahan kemiskinan serta pengangguran.
3. Membentuk sebuah sistem penyelenggaraan dari Dinas Sosial yang bersih, jujur, serta transparan.
4. Mengokohkan kelembagaan sosial masyarakat guna menjunjung tinggi nilai dari persatuan dan kesatuan.
5. Meningkatkan nilai keikutsertaan masyarakat dalam mengambil keputusan dan melaksanakan keputusan tersebut sebagai suatu kebutuhan sosial.
6. Mendongrakkan mutu dari pelayanan publik dalam memenuhi kebutuhan paling mendasar di masyarakat.
7. Membangun infrastruktur yang dapat menunjang pembangunan di Jawa Tengah dengan memperhatikan aspek lingkungan.
62 2.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi
Bedasarkan Peraturan Walikota Nomor 68 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Tata Kerja Dinas Sosial Kota Semarang, fungsi dari Dinas Sosial Kota Semarang dirincikan sebagai berikut :
a. Menyusun kebijakan Bidang Pemberdayaan Sosial, Bidang Rehabilitasi Sosial, Bidang Perlindungan Jaminan Sosial, dan Bidang Penanganan Fakir Miskin;
b. Menyusun rancangan strategis yang selaras terhadap sesuai visi misi Walikota;
c. Mengkoordinasikan tugas yang dibebankan kepadanya dengan tujuan untuk merealisasikan program yang telah dibebankan.
d. Menyelenggarakan sebuah kegiatan untuk membina para elemen di bawahnya yang masih menjadi tanggung jawab Dinas Sosial.
e. Menyusun sasaran dari kerja pegawai.
f. Menyelenggarakan kerja sama dari bidang yang diampu.
g. Menyelenggarakan kesekretariatan Dinas Sosial;
h. Menyelenggarakan program beserta seluruh aktivitas dalam bidang sosial.
i. Menilai kinerja dari para pegawai.
j. Mengawasi serta mengevaluasi seluruh program dan kegiatan yang telah terlaksana.
k. Membuat sebuah laporan dari kegiatan pelaksanaan program.
l. Menjalankan fungsi lain yang dibebankan oleh Walikota dan masih menjadi lingkup dari tanggung jawabnya.
63 2.3.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi diilustrasikan ke dalam gambar di bawah ini:
Gambar 2.3
Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Semarang
Sumber : Dinas Sosial Kota Semarang
Bagan struktur tersebut menggambarkan bahwa Dinas Sosial Kota Semarang terbagi ke dalam 4 bidang yang setiap bidangnya dikepalai oleh seorang pemimpin.
Hal ini dimaksudkan untuk menunjang efektivitas serta efisiensi kerja. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial merupakan bidang yang mengatasi perihal pengimplementasian Program Keluraga Harapan (PKH) di Kecamatan Ngaliyan.
64
2.3.4 Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial
Seorang Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin akan memimpin bidang ini dengan dibebani tugas yaitu membentuk sebuah rencana, melaksanakan pembinaan, melakukan monitoring, melakukan pengkoordinasian, serta bertanggung jawab atas segala hal di dalam bidang ini. Bidang ini kemudian dibagi kembali ke dalam 3 seksi yang tiap sesksinya dikepalai oleh kepala seksi yang terdiri dari seksi penanganan fakis miskin daerah rentan, seksi penanganan fakir miskin perkotaan, seksi pengolahan data kemiskinan.
A. Tugas Pokok dan Fungsi
a. Mendata dan mengelola Sistem Informasi Warga Miskin:
b. Memfasilitasi segala kebutuhan masyarakat guna mensejahterakan masyarakat;
c. Mengelola dan menghimpun bantuan yang bersumber dari iuran;
d. Mengelola data yang dicantumkan ke dalam Kartu Jaminan Sosial Kesejahteraan Warga Miskin; dan
e. Menyusun data serta menginformasikannya ke Seksi Pengolahan Data Kemiskinan