• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

Pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan atau usaha masyarakat yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

Untuk melaksanakan peranannya, Pemerintah Pusat dapat melimpahkan wewenangnya kepada Pemerintah Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997. Berdasarkan ketentuan tersebut dibentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) dengan Perda (Peraturan Daerah) Nomor 3 Tahun 2001.

BAPEDALDA untuk melaksanakan tugas dan fungsinya perlu dukungan BAPPEDA, dukungan dana serta dukungan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian di bidang lingkungan hidup.

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(3)

DAFTAR ISI ABSTRAK……… KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... BAB I : PENDAHULUAN ...1 A.Latar Belakang………..1 B. Perumusan Masalah ...4 C. Tujuan Penelitian ...5 D. Manfaat Penelitian ...5 E. Tinjauan Pustaka ...5 F. Metode Penelitian ...15 G. Sistematika Penulisan ...16

BAB II : IDENTIFIKASI MASALAH ...18

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...18

B. Lembaga yang Melakukan Pengawasan Lingkungan Hidup di Kabupaten Tapanuli Utara ...18

C. Potensi Daerah ...19

1. Di Bidang Pertanian ...20

a. Beras ...20

(4)

d. Buah-buahan ... 22 2. Di Bidang Perkebunan ... 22 a. Karet………....23 b. Tanaman Kemenyan ………. . 24 c. Tanaman Kopi ... 25 d. Tanaman Aren ... 26 e. Tanaman Kelapa ... 28 k Tanaman Salak ... 29 g. Tanaman Jahe ... 30 h. Tanaman Kemiri ... 31 3. Keadaan Penduduk ... 32 4. Potensi Pertambangan ... 37 5 Potensi Perindustrian ... 38

6. Sumber Pendapatan Daerah ... 40

D. Badan Pemerintah yang Terkait dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tapanuli Utara ... 40

1. BAPPEDA ……… …………..40

2. BAPEDALDA ………. …………..45

E. Sumber Penyebab Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan….48 1. Penyebab Pencemaran ………...48

2. Sumber Penyebab Kerusakan Lingkungan ……….50

BAB III : ANALISIS MASALAH ... ...52 A. Peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Utara

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(5)

Dalam Bidang Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup……52

B. Pelimpahan Wewenang di Bidang Lingkungan Ridup ... 55

C. Pejabat dan Staf yang Mengisi Setiap Bidang Pekerjaan Atau Tugas di BAPEDALDA Kabnpaten Tapanuli Utara…….72

D. Sumber Daya Manusia yang Dimiliki oleh BAPEDALDA Untuk Menyelenggarakan Tugas Pengelolaan Lingkungan di Kabupaten Tapanuli Utara ... 74

E. Sumber Dana Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) Kabupaten Tapanuli Utara ... 77

F. Pelaksanaan Kegiatan BAPEDALDA ... 77

BAB IV : PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan ……….79

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu usaha terencana yang dilakukan secara sadar oleh pemerintah untuk mengubah dari suatu keadaan yang kurang baik menjadi keadaan yang lebih baik. Pembangunan dalam dirinya mengandung perubahan besar, yang meliputi perubahan struktur ekonomi, perubaban fisik wilayah, perubahan pola konsumsi, perubahan sumber alam dan lingkungan hidup, perubahan teknologi, perubahan sistem nilai. (Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 49).

Kegiatan mengubah lingkungan tersebut dapat menimbulkan beberapa dampak, baik dampak positif manpun dampak negatif pada kelestarian ingkungan, yang bila tidak ditangani dengan baik, pada gilirannya akan dapat mengancam pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Agar pembangunan dapat berkelanjutan dan daya dukung lingkungan hidup terpelihara dan makhluk lain , setiap orang, masyarakat dan pemerintah berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta berusaha mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

Dengan demikian masalah lingkungan hidup bukan hanya tanggung jawab pemerintah, akan tetapi juga merapakan suatu tanggung jawab

1

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(7)

bersama antara orang perorangan, masyarakat dan pemerintah yang harus dilaksanakan secara terpadu demi kelangsungan hidup manusia.

Tetapi peranan yang diharapkan dari masyarakat dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup pada saat ini sangat sulit disebabkan masih rendahnya pemahaman akan lingkungan hidup oleh masyarakat, sehingga pengelolaan lingkungan hidup sepenuhnya masih dibebankan pada pemerintah.

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah di Propinsi Samatera Utara yang kondisi alam daerah tergantung pada sektor pertanian. Sebesar 73,98% yang memiliki luas wilayah 438,660 Ha dengan perincian Penggunaan Tanah sebagai berikut :

NO URAIAN JUMLAH 1 Pemukiman/Perkampungan 12909,00 2 Persawahan 53.430,00 3 Perladangan/tanah campuran 74.832,00 4 Perkebunan besar 116.109,00 5 Perkebunan keci1 46.953,00 6 Hutan 99.062,00 7 Alang-alang/Semak 35.041,00 8 Rawa-rawa 324,00 Jumlah 438,660,00

(8)

Dengan keadaan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara yang demikian, sesungguhnya peranan pemerintah khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Utara dalam mengelola lingkungan hidup dari kehadiran perkebunan besar/perkebunan kecil yang membuang limbah juga dapat menimbulkan pencemaran udara.

Kewenangan pengelolaan lingkungan hidup oleh pemerintah daerah kabupaten Tapanuli Utara berdasarkan Keputusan Presiden No. 23 Tahun 1990 tentang pembentukan BAPEDALDA, sebagai badan yang bertugas melaksanakan pengendalian dampak lingkugan hidup.

Terhadap wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yang luas yang subur pertaniannya dan banyak hutannya, banyak pegunungan dan sungai-sungainya apabila pengelolaan lingkungan terabaikan, tidak mustahil dalam waktu yang tidak lama lagi, potensi tersebut hanya tinggal kenangan. Untuk itulah masyarakat ingin mengetahui peranan pemerintah daerah dalam meningkatkan pengawasan dalam bidang lingkungan hidup.

Sebagai dasar pemerintah daerah dalam meyelenggarakan pengelolaan lingkungan hidup/ berpedoman pada asas kelestarian, kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi kesejahteraan manusia.

Kepr Menteri Nomor 7 Tahun 2001, Pasal 1 Menyatakan Bahwa :

1. Pengawasan lingkungan hidup adalah kegiatan yang akan secara langsung atau tidak langsung oleh Pejabat Pengawas

3

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(9)

lingkungan hidup dan Pejabat Pangawas lingkungan Hidup Daerah untuk mengetahui tingkat ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup.

2. Pejabat pengawas lingkungan hidup adalah pegawai negeri sipil yang berada pada instansi yang bertanggungjawab yang memenuhi persyaratan tertentu dan diangkat oleh Menteri.

3. Pejabat pengawas lingkungan hidup daerah adalah pegawai negeri sipil yang berada pada instansi yang bertanggungjawab daerah yang memenuhi persyaratan tertentu dan diangkat oleh Gubernur/Bupati/Walikota

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimana peranan pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dalam meningkatkan pengawasan lingkungan hidup.

2. Bagaimana kendala yang dihadapi oleh aparat pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dalam melaksanakan tugas pengawasan lingkungan hidup.

(10)

C Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui peraturan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dalam meningkatkan pengawasan lingkungan hidup.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh aparat pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dalam melaksanakan tugas pengawasan Lingkungan hidup

D Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang kondisi lingkungan hidup sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan bagi pihak yang berkepentingan. 2. Sebagai bahan bagi sivitas akademika dalam diskusi maupun seminar tentang

wewenang pengelolaan lingkungan hidup.

E. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup di Indonesia adalah lingkungan hidup yang ada dalam batas wilayah negara Republik Indonesia. Berdasarkan Pasal 1 butir 1 UU No. 23 Tahun 1997 dinyatakan bahwa: Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan dan makhluk hidup,

5

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(11)

termasuk manusia dengan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Dalam penjelasan umum UU No. 23 Tahun 1991 butir (2) dan butir (3) dinyatakan bahwa : Lingkungan hidup dalam pengertian ekologi tidak mengenal batas wilayah baik wilayah antara maupun wilayah administratif akan tetapi lingkungan hidup yang berkaitan dengan pengelolaan harus jelas batas wilayah wewenang pengelolaannya. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan hidup manusia. Secara umum lingkungan Indonesia meliputi ruangan tempat negara Republik Indonesia melaksanakan kedaulatan dan hak berdaulat serta yuridiksinya.

Ada beberapa pengertian lingkungan hidup yang diberikan oleh para sarjana, Munajat Danu Saputro mengatakan : Lingkungan hidup adalah semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah lakunya yang terdapat dalam satu ruangan dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. (Danu Saputro Munajat, 1982:62).

Otto Soemarwoto menyatakan bahwa, lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam suatu ruangan yang ada dalam suatu ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi kehidupan kita (Otto Soemarwoto,1985 : 25).

Dari batasan yang diberikan oleh Undang-Undang di atas dan pendapat dua sarjana tersebut; terdapat unsur-unsur penting dari lingkungan hidup yaitu :

(12)

Di dalam ruangan tersebut terdapat manusia, makhluk lain dan benda-benda. 3. Manusia, makhluk tersebut serta benda-benda tersebut saling mempengaruhi

kelangsungan hidup satu sama lain atau dengan kata lain hubungan tersebut saling membutuhkan atau saling mempengaruhi tetapi paling banyak mempengaruhi hubungan tersebut adalah tindakan manusia.

Wewenang pengelolaan lingkungan hidup diatur dalam Bab IV Pasal 8 s/d Pasal 31 UUPL Hidup Tahun 1997. Sesuai dengan Pasal 8 UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 Tabun 1997, adalah :

1. Sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarnya-besarnya bagi kemakmuran rakyat; serta pengaturannya ditentukan oleh pemerintah.

2. Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintah:

a. Mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.

b. Mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan kembali Sumber daya alam, termasuk sumber daya genetika.

c. Mengatur pembuatan hukum dan hubungan hukum antara orang dan atau subyek hukum lainnya serta

7

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(13)

perbuatan hukum terhadap sumber daya alam dan sumber daya buatan termasuk sumber daya genetika.

d. Mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial.

e. Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dari Pasal 8 tersebut di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa yang menguasai sumber daya alam adalah negara, tetapi maksud penguasaan tersebut ditujukan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, bukan untuk kemakmuran sekelompok masyarakat atas pribadi dan bukan juga menguasai dalam arti memiliki.

Pengelolaan lingkungan hidup pada tingkat nasional dilaksanakan secara terpadu oleh perangkat kelembagaan yang dikoordinasi oleh Menteri (Pasal 11).

Pemerintah dapat menyerahkan sebagian urusan kepada Pemerintah Daerah menjadi urusan rumah tangganya.

Pengertian Pemerintah dapat menyerahkan sebagian urusan kepada Pemerintah Daerah, karena hal itu masih harus dilihat dari kondisi dan keadaan Pemerintah Daerah yang bersangkutan karena kenyataannya ada yang belum atau tidak dapat membentuk Bapedalda di daerahnya.

Dengan perkataan lain, Pemerintah dapat atau tidak meayerahkan urusan itu kepada Pemerintah Daerah, tergantung pada kesiapan daerah tersebut untuk menerima tanggung jawab pengelolaan lingkungan hidup

(14)

yang dihubungkan dengan kemampuan keuangan daerah yang bersangkutan.

Kalau diperhatikan Petunjuk Pelaksanaan Ketentuan Menteri Dalam Negeri No.8 Tahun 1996 yang dituangkan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 11 Tahun 1997 pada diktum ketiga menyatakan bahwa bagi daerah Tingkat I atau Daerah Tingkat II yang belum atan tidak dapat membentuk BAPEDALDA, maka biro lingkungan hidup pada Setwilda tingkat I dan bagian/Sub Bagian Lingkungan Hidup pada Setwilda Tingkat II tetap berlaku.

Dari bunyi di atas akan dimengerti bahwa kesiapan tiap-tiap daerah untuk menerima tanggung jawab pengelolaan lingkungan hidup dari pemerintah pusat tidaklah sama, sebab dalam pembentukan BAPEDALDA ada yang belum atau tidak dapat membentuknya.

Bagi daerah yang belum atau tidak dapat membentuk Bapedalda, urusan pengelolaan lingkungan hidup pelaksanaan masih tetap pada pemerintah pusat dilaksanakan secara struktural pada bagian yang berada dibawah Setwilda.

Menurut Pasal 45 ayat (1) Keputusan Presiden No. 77 Tahun 1994 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan menyatakan bahwa BAPEDALDA Tingkat II berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota Madya Kepala Daerah Tingkat II.

Tanggung jawab pengelolaan lingkungan hidup di daerah Tingkat II berada pula pada Bupati/Walikota madya, sedangkan Bapedalda Tingkat II

9

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(15)

adalah badan yang dibentuk untuk membantu Bupati dalam melaksanakan pengendalian dampak lingkungan.

Pasal 27 ayat (3) Kepres No. 77 Tahun 1994, Bapedalda adalah perangkat daerah yang bertugas membantu Bupati/Walikota madya dalam melaksanakan pengendalian dampak lingkungan di wilayah Daerah Tingkat II yang bersangkutan.

Sumber pembiayaan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi Bapedalda dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (Pasal 30 ayat (2)).

Pasal 47 mengatakan bahwa Bapedalda Tingkat II mempunyai fungsi :

a. Pengendalian dampak lingkungan dalam arti pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

b. Pengawasan terhadap sumber dan kegiatan-kegiatan penerimaan dan kerusakan lingkungan serta pengawasan pelaksanaan AMDAL.

c. Pelaksanaan pelestarian dan pemulihan kualitas lingkungan.

d. Penerapan dan pengawasan pelaksanaaa RKL dam RPL serta pengendalian tehnik pelaksanaan AMDAL

e. Penerapan dan pengembangan fungsi informasi lingkungan. f. Pengelolaan dan peningkatan peran serta masyarakat. g. Melakukan urusan kesekretariatan.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati/Walikota Madya Kepala Daerah Tingkat II.

(16)

Dari fungsi Bapedalda Tingkat II tersebut maka diuraikan pengertian dari beberapa istilah dibawah ini :

1. Pencemaran Lingkungan Hidup. 2. Perusakan Lingkungan Hidup.

Pasal 1 angka 12 UU No. 23 Tahun 1997, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atan dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Pasal 1 angka 14 UU No. 23 Tahun 1997, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan terhadap pelaku pencemaran lingkungan dan perusakan lingkungan dilakukan pengawasan oleh pejabat.

Dalam buku Hukum Tata Lingkungan, oleh Koesnadi Hardjasoemantri, terbitan Gajah Mada University Press edisi ketujuh cetakan keenam belas halaman 346 dikatakan, dalam UUPLH pengaturan tentang pengawasan yang terdapat dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup.

11

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(17)

Pasal 22 Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatakan :

(1) Menteri melakukan pengawasan terhadap penataan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan dibidang lingkungan hidup.

(2) Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) Menteri dapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan.

(3) Dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada Pemerintah Daerah, Kepala Daerah menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan.

Melakukan bunyi kata dalam Pasal 22 di atas bahwa pengawasan terhadap tanggung jawab usaha dan atau kegiatan terdiri dari :

1. Langsung oleh menteri atau

2. Menteri menetapkan pejabut yang berwenang

3. Kewenangan pengawasan yang dipegang oleh Menteri dapat diserahkan kepada Pemerintah Daerah; Pemerintah Daerah yang menetapkan pejabat yang berwenang.

Badan pengawasan terhadap penataan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan pemerintah membentuk suatu lembaga khusus bernama Bapedal, di tingkat daerah disebut Bapedalda. Bahwa Bapedalda dalam melaksanakan tugasnya, sesuai Pasal 24 Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup berwenang : melakukan pemantauan, meminta

(18)

keterangan, membuat salinan dari dokumen atan membuat catatan yang diperlukan, memasuki tempat tertentu, mengambil contoh, memeriksa peralatan, memeriksa instalasi atau alat transportasi, serta meminta keterangan dari pihak yang bertanggung jawab atas usaha atau kegiatan.

Terhadap penanggung jawab usaha kegiatan yang melakukan perbuatan pencemaran, perusakan lingkungan dapat diterapkan sanksi sebagai berikut :

1. Sanksi administrasi

2. Sanksi perdata berupa ganti rugi

3. Sanksi pidana dengan pidana penjara dan denda.

2. Pengertian Pengawasan

M.Manullang mengatakan bahwa peagawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan menilainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksimal upaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. (M.Manullang, 2000: 128).

George R.Terry, mendefenisikan tindakan pengawasan (controlling) adalah mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menetapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana.

Masih menurut George, controlling dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan. Adalah wajar apabila terdapat

13

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(19)

adanya kekeliruan tertentu, kegagalan-kegagalan dan petunjuk-petunjuk yang tidak efektif hingga terjadi penyimpangan yang tidak diinginkan dari pada tujuan yang ingin dicapai. Maka oleh karenanya fungsi pengawasan perlu dilakukan. Tetapi adalah penting untuk mengingat bahwa tujuan pengawasan bersifat positif artinya : ya harus mengusahakan terjadinya hal-hal tertentu, maksudnya : mencapai tujuan dalam batas-batas penghalang atau melalui aktivitas-aktivitas yang direncanakan. (George R.Terry, 1996:395)

Dari dua batasan pengawasan di atas, bahwa tujuan dan maksud pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan yang ditetapkan menjadi kenyataan, jika terjadi kekurangan, penyimpangan agar diusahakan perbaikannya.

Demikian juga halnya, bahwa pengawasan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, adalah agar penanggung jawab usaha kegiatan didorong untuk menahan tidak terjadi pencemaran dan perusakan lingkungan sebagai pencemaran dan perusakan lingkungan diusahakan pemulihan kembali seperti semula.

Tentang rumusan dari pengelolaan lingkungan hidup, sesuai Pasal 1 butir 2 UU No. 3 Tahun 1997 adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan.

(20)

F. Metode Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian ini adalah bersifat deskriptif, yaitu dengan berusaha untuk menggambarkan realitanya, dengan mewawancarai orang atau aparat yang berkompeten di lembaga atau instansi- instansi.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor Bupati Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera utara 2. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah para pejabat yang mengelola lingkungan hidup di kantor Bupati Tapanuli-Utara.

3. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah : a. Data Primer

Data ini bersumber dari penelitian di lapangan yang diperoleh melalui hasil wawancara dari sampel penelitian

b. Data kepustakaan yang berupa perundang-undangan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penelitian pustaka yaitu menghimpun bahan-bahan literatur yang berkaitan langsung dengan lingkungan hidup, baik berupa peraturan

15

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(21)

perundang-undangan maupun tulisan-tulisan ilmiah dan hasil penelitian terdahulu yang berupa atau hampir sama dengan penelitian ini.

b. Penelitian lapangan berupa : wawancara terhadap informan dari responden di kantor BAPEDALDA dan BAPPEDA Kabupaten Tapanuli Utara.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan kerangka yang terdiri dari latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode pengumpulan data, dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB II : IDENTIFIKASI MASALAH

Terdiri dari gambaran umum, lokasi penelitian, lembaga yang melakukan pengawasan lingkungan hidup di Kabupaten Tapanuli Utara, potensi daerah, badan pemerintah yang terkait dalam pengelolaan lingkungan hidup daerah Kabupaten Tapanuli Utara.

BAB III : ANALISIS MASALAH

Bab ini merupakan inti dari pembahasan yang terdiri dari ; peranan pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Utara

(22)

dalam pengawasan di bidang lingkungan hidup, perlimpahan wewenang di bidang lingkungan hidup.

BAB IV : PENUTUP

Baba ini merupakan rangkuman seluruh pembahasan pada bab-bab sebelumnya, menjadi suatu kesimpulan dan sekaligus juga memuat saran dari penulis.

17

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(23)

BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

A. Gambaran Umum lokasi Penelitian Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan salah satu Daerah Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara terletak pada 98 05’-99 16’ BT dan 1 20’LU - 2 41’ LU, dengan ketinggian antara 300 m - l.500 m di atas permukaan laut dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Toba Samosir - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuban Batu - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten-Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah

Kabupaten Tapanuli Utara berada pada ketinggian lebih dari 580 m di atas permukaan laut.

B. Lembaga Yang Melakukan Pengawasan Lingkungan Hidup di Kabupaten Tapanuli Utara

Dari penelitian yang berjudul Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup di Kabupaten Tapanuli Utara perlu dirumuskan dan diuraikan tentang keadaan dan dasar peranan pemerintah daerah dalam meningkatkan pengawasan di bidang lingkungan hidup berdasarkan Keputusan Presiden No. 77 Tahun 1994

(24)

tentang Badan Pengelolaan Dampak Lingkungan (BAPEDAL) baik di tingkat Pusat maupun Daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001 tertanggal 26 Februari 2001, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah membentuk badan baru yang secara khusus melakukan pengawasan lingkuagan hidup yang disebut BAPEDALDA (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah).

Dengan terbentuknya badan baru tersebut sejak tanggal 16 Pebruari 2001, telah mulai menjalankan tugas dan fungsinya sebagai mana disebutkan dalam pasal 3, pasal 5 Perda No. 3 Tahun 2001 dengaa tenaga pegawai sebanyak 36 orang yang terdiri dari Pejabat Struktural dan Staf

Ternyata pegawai yang 36 orang tersebut, 15 orang menduduki jabatan struktural, masing-masing dengan tingkatan pendidikan dan kursus-kursus yang diikuti.

C. Potensi Daerah

Kabupaten Tapanuli Utara mencakupi wilayah kota Tarutung, sehingga posisi kota Tarutung berada di tengah-tengah Daerah Kabupaten Tapanuli Utara, berbatasan dengan daerahTapanuli Tengah dan Kabupaten Toba Samosir.

Oleh karena perkembangan yang sangat besar dari Kota Tarutung dan daerah-daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara,

19

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(25)

sangat berpengaruh bagi wilayah Kabupaten Tapanuli Utara adalah disebabkan oleh faktor dari daerah-daerah tersebut

Keadaan letak daerah Kabupaten Tapanuli Utara terdiri atas dataran tinggi dan dataran rendah. Pada daerah dataran tinggi terdapat beberapa gunung serta bukit lainnya, menjadikan daerah ini sebagai daerah yang subur sehingga kegiatan usaha masyarakat banyak bertumpu pada pertanian sebesar 75,98% selebihnya pada kegiatan sektor jasa, perdagangan, industri.

Masih banyak potensi lain yang ada di daerah ini tetapi yang menjadi perhatian adalah seperti yang diuraikan di bawah ini yaitu :

1. Di Bidang Pertanian Sektor Tanaman Pangan a. Beras

Sesuai dengan kondisi alamnya, bahwa Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah potensiai bagi usaha pengembangan sektor pertanian, baik untuk perkebunan maupun sektor tanaman pangan.

b. Palawija

Sebagaimana diketahui bahwa di samping daerah penghasil beras, Kabupaten Tapanuli Utara juga banyak menghasilkan jagung, kacang-kacang serta umbi-umbian. Sampai tahun 2004 produksi dari tanaman palawija dapat diperinci sebagai berikut :

(26)

No Jenis Jumlah Produksi (Ton)

1. Jagung 9.415

2. Kedelai 5

3. Ubi Kayu 7.486

4. Kacang Tanah 4.204

Sumber : Monografi Kabupaten Tapanulii Utara Tahun 2004

c. Sayur-sayuran

Daerah Kabupaten Tapanuli Utara adalah daerah penghasil sayur- sayuran terutama pada 5 kecamatan masing-masing yaitu Huta Barat, Sipaholon, Siborong-borong, Simanappang, Garoga yang menghasilkan berbagai jenis sayur-mayur seperti kol, kentang, cabai, tomat dan sayur lainnya, dengan perincian sebagai berikut :

No Jenis Komoditi Jumlah produksi (Ton) Luas Panen (Ha)

1. Kentang 109.942 6446

2. Kol 98.935 4700

3. Cabai 32.669 2239

4. Tomat 1.893 29.204

Sumber : Monografi Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005

21

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(27)

d. Buah-buahan

No Jenis Komoditi Jumlah Produksi (Ton) Luas Panen (Ha)

1 Kentang 16.036 1769

2 Kai 1846 241

3 Cabai 7832 729

4 Tomat 4341 206

Sumber : Monografi Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005.

2. Di Bidang Perkebunan

Sesuai dengan kondisi alam daerah Kabupaten Tapanuli Utara bahwa sektor perkebunan merupakan salah satu andalan utama untuk komoditi ekspor di luar migas.

Perkebunan yang dikelola oleh rakyat pada umumnya mengelola usaha perkebunan seperti karet, kemenyan, kelapa, kopi coklat; cengkeh, dan sebagainya.

Namun dalam hal pengelolaan, pemeliharaan dan sebagainya usaha perkebunan yang dimiliki perorangan atau masyarakat tertinggal disebabkan oleh minimnya pengetahuan, teknologi dan modal yang dimiliki oleh masyarakat menyebabkan produktivitas tanaman relatif rendah.

(28)

Perkebunan Yang Dikelola oleh Rakyat a. Karet

Sejak masa pemerintahan Belanda, masyarakat Kabupaten tapanuli Utara telah menanam karet, rangsangan dari pemerintah Belanda dalam memberi subsidi (Copon) kepada setiap penduduk mendorong masyarakat untuk menanam karet di tanah yang dimilikinya.

Gambaran luas tanaman dan produksi karet tanaman perkebunan masyarakat daerah Tapanuli Utara tahun 2004, terlihat pada di bawah ini :

Tabel : Luas Tanaman dan Produksi Karet Tanaman Perkebunan Masyarakat menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2004

No Kecamatan Produksi (Ton) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Parmonangan 12 240 - 252 169,53 2 Adian Koting 61 2.662 - 2:723 1.615,91 3 Sipoholon 3 41 - 44 18,45 4 Tarutung 8,01 36,99 - 47 21 5 Siatas Barita 8 10 - 18 9 6 Pahae Julu 13 950 - 963 515,23 7 Pahae Jae 42 2.352 - 2-394 1.482,11 8 Purbatua 10 40 - 50 21,26 9 Simangumban 30 17.8 - 58 23,69 23

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(29)

10 Pangaribuan - - - - -

11 Garoga 35 1.444 1.479 686,98

12 Sipahutar - - - - - 13 Siborong-borong - - - - - Sumber : Tapanuli Utara Tahun 2004

Keterangan : TBM : Tanaman Belum Menghasilkan

TM : Tanaman Menghasilkan

TTM : Tanaman Tidak Menghasilkan

b. Tanaman Kemenyan.

Umumnya tanaman kemenyan merupakan tanaman yang hanya tumbuh didaerah dingin dan tanah yang tandus atau gersang. Kemenyan merupakan tanaman yang tanaman yang tumbuh di daerah-daerah tertentu di Kabupaten Tapanuli Utara, tidak semua kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara bisa ditanami kemenyan. Keadaan atau keberadaan tanaman kemenyan di Kabupaten Tapanuli Utara bisa di lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel : Luas tanaman dan produksi kemenyan perkebunan masyarakat menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2004

No Kecamatan Luas Areal(Ha) Produksi TBM TM TTM Jumlah (Ton) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Parmonangan 48 1.492 - 1.492 382,91

(30)

2 Adian Koting 609 2.079 - 2.688 522,04 3 Sipoholon 92 343 - 435 84,98 4 Tarutung 152 785 - 937 220 5 Siatas Barita 14 40 - 54 11,78 6 Pahae Julu 521 1.624 - 2.145 460,81 7 Pahae Jae 132 424 - 556 136,38 8 Purbatua 284 257 - 541 57,68 9 Simangumban 18 92 - 110 25,05 10 Pangaribuan 317 4.767 - 5.084 996,54 11 Garoga 226 393 - 619 143,09 12 Sipahutar 203 1.214 - 1.417 426,05 13 Siborong-borong 38 89 - 127 25,77 14 Pagaran 5 17 - 22 5,27

Sumber : Tarutung Dalam Angka 2004

Keterangan : TBM : Tanaman Belum Menghasilkan TM : Tanaman Menghasilkan

TTM : Tanaman Tidak Menghasilkan

c. Tanaman Kopi

Tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik di daratan rendah dan dataran tinggi pegunungan hingga ketinggian 900 meter dari permukaan laut, oleh karena itu hampir seluruh kecamatan di daerah Kabupaten Tapanuli Utara, tanaman kopi tumbuh dengan subur. Jenis kopi yang ditanam adalah jenis : robusta, keya dan Arabica.

25

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(31)

Tabel : Luas tanaman dan produksi kopi tanaman perkebunan rakyat menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005

NO Kecamatan Luas Areas (Ha) Produksi TBM TM TTM Jumlah (Ton) 1. Parmonangan 490 1.030 - 1.520 999,87 2 Adian Koting 109 226 - 335 221,24 3 Sipaholon 200 412 - 612 412,20 4 Tarutung 244 315 - 559 260,78 5 Siatas Barita 182 250 - 432 249,94 6 Pahae Julu 102 270 - 372 256,70 7 Pahae Jae 45 215 - 260 172 8 Purbatua 76 150 - 226 136,01 9 Simangumban 40 202 - 242 168,28 10 Pangaribuan 1.167 1.580 - 2.747 1.587,90 11 Garoga 287 725 - 1.012 624,62 13 Sipahutar 570 925 - 1.495 1.005,43 13 Siborong-borong 1.607 1.025 - 2.632 1.124,48 14 Pagaran 846 815 - 1.661 729,22 15 Muara 190 305 - 495 274,54 Sumber : Taratung Dalam Angka 2004

Keterangan : TBM : Tanaman Belum Menghasilkan TM : Tanaman Menghasilkan

TTM : Tanaman Tidak Menghasilkan

d. Tanaman Aren

(32)

No Kecamatan Luas Areal (Ha) Produksi TBM TM TTM Jumlah (Ton) 1 Parmonangan 23 7 - 30 2,24 2 Adian Koting 35 24 - 59 13,20 3 Sipobolon 14 2 - 16 1 4 Tarntnng 3 5 - 8 3 5 Siatas Barita 2 3 - 5 2,25 6 Pahae Julu 21 19 - 40 10,07 7 Pahae Jae 34 14 - 48 9,80 8 Purbatua 35 13 - 48 10,85 9 Simangumban 19 17 - 16 5,25 . 10 Pangaribuan 10 4 - 14 2,50 11 Garoga 22 5 - 27 2,87 12 Sipahutar 3 4 - 7 2,4O 13 Siborongborong 21 16 - 27 4,43 14 Pagaran 10 6 - 16 3,15 15 Muara 6 17 - 13 5,09

Sumber : Tarutung Dalam Angka 2004

Keterangan : TBM : Tanaman Belum Menghasilkan TM : Tanaman Menghasilkan

TTM : Tanaman Tidak Menghasilkan

27

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(33)

e. Tanaman Kelapa

Tanaman kelapa tumbuh subur mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 888 m dari permukaan laut, oleh karena itu hampir diseluruh kecamatan di daerah Tapanuli Utara tanaman kelapa tidak subur.

Menurut data yang diperoleh dari penelitian ini, situasi tanaman kelapa hingga tahun 2005 adalah seperti pada tabel di bawah ini.

Tabet : Luas tanaman dan produksi kelapa tanaman perkebunan rakyat menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2004

No Kecamatan Luas Areal (Ha) Produksi TBM TM TTM Jumlah (Ton) 1 Parmonangan 7 3 -. 10 3 2 Adian Kotimg 12 23 - 35 25,88 3 Sipoholon 9 4 - 13 3 4 Tanttung 15 18 - 23 6,22 5 Siatas Barita 7 - - 7 - 6 Pahae Julu 12 19 - 31 23,84 7 Pahae Jae 16 101 - 117 115,58 8 Purbatua 1 1 - 2 1,10 9 Simangumban 5 4 - 9 4,43 10 Pangaribuan - - - - -

(34)

15 Muara 28 37 - 65 40,88 Sumber : Tarutung Dalam Angka 2004

Keterangan : TBM : Tanaman Belum Menghasilkan TM : Tanaman Menghasilkan

TTM : Tanaman Tidak Menghasilkan f. Tanaman Salak

Menurut data yang diperoleh dari penelitian ini, situasi tanaman salak sampai dengan tahun 2005 dilihat pada tabel berikut.

Tabel: Luas Tanaman, Produksi dan rata-rata Produksi Salak

No Kecamatan Luas Tanaman Produksi Rata-rata

(Ton) (Ton) Produksi

(1) (2) (3) (4) 1 Paemonangan - - - 2 Adian Kating 5,25 21,26 40,50 3 Sipoholon - - - 4 Tarutung 0,04 0,17 42,00 5 Siatas Barita - - - 6 Pahae Julu 8,86 8,24 40,00 7 Pahae Jae 0,15 0,64 40,00 8 Purbatua 0,49 1,98 40,50 9 Simangumban - - - 10 Pangaribuan - - - 11 Garoga 2,15 8,81 41,00 29

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(35)

12 Sipahutar - - -

13 Siborong-borong - - -

14 Pagaran - - -

15 Muara - - - Sumber : Tarutung dalam angka 2004

g. Tanaman Jahe

Tanaman Jahe dapat tumbuh dengan baik di daerah Kabupaten Tapanuli Utara. Daerah tanaman jahe terdapat diseluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara, ini bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel : Luas tanaman dan produksi jahe tanaman perkebunan rakyat menurut Kecamatan di Tapanuli Utara

No Kecamatan Luas Tanaman (Ha) Luas TM Produksi

(Ha) (Ton) (1) (2) (3) (4) 1 Parmonangan 8,00 6,00 129,00 2 Adian Koting 6,00 4,00 84,00 3 Sipobolon 5,00 4,00 92,00 4 Tarutung 8,00 7,00 154,00 5 Siatas Barita 6,00 4,00 86,00 6 Pahae Julu 3,00 2,00 45,00 7 Pahae Jae 7,00 5,00 102,50 8 Purbatua 3,00 2,00 41,88

(36)

9 Simangumban 2,00 1,00 21,00 10 Pangaribuan 7,00 5,00 112,50 11 Garoga 5,00 3,00 66,00 12 Sipahutar 8,00 6,00 120,00 13 Siborong- 8,00 4,00 80,00 borong 14 Pagaran 7,00 3,00 64,50 15 Muara 5,00 3,00 67,50

Sumber : Tarutung Dalam Angka 2004 Keterangan : TM : Tanaman Menghasilkan

h. Tanaman Kemiri

Taaman Kemiri dapat dijumpai diseluruh kecamatan yang ada di Tapanuli Utara. Ini bisa dilihat pada tabel hasil penelitian di bawah ini.

Tabel : Luas tanaman dan produksi kemiri tanaman masyarakat di Kecamatan Tapanuli Utara No Kecamatan Luas Lusts TM Produksi

Tanaman (Ha) (Ton) (Ha) (1) (2) (3) (4) I Parmonangan 58,00 20,00 18,75 2 Adian Koting 25,00 16,00 13,71 3 Sipoholon 34,00 18,00 15,60 31

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(37)

4 Tarutung 46,00 33,00 26,42 5 Siatas Barita 14,00 10,00 8,75 6 Pahae Julu 30,00 12,00 9,75 7 Pahae Jae 17,50 10,00 7,51 8 Purbatua 15,50 7,50 6,25 9 Simangumban 7,00 5,00 3,00 10 Pangaribuan 21,00 9,00 5,40 11 Garoga 22,00 13,50 11,04 12 Sipahutar 42,00 14,00 8,40 13 Siborong-borong 37,50 19,50 10,32 14 Pagaran 18,00 12,00 8,40 15 Muara 64,00 35,00 26,83 Sumber : Tarutung Dalam Angka 2004

Keterangan : TM : Tanaman Menghasilkan

3. Keadaan Pendndnk

Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara sampai pada akhir tahun 2004 adalah 260.471 jiwa dengan kepadatan rata-rata 68,66 penduduk/km (Monografi Kabupaten Tapanuli Utara 2004).

Jumlah penduduk suatu daerah adalah potensi yang dimiliki sebagai modal dasar pembangunan penduduk yang memiliki ketrampilan yang baik akan menjadi modal yang sangat besar untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, apabila ketrampilan tersebut di dukung oleh modal

(38)

dam dedikasi yang baik, akan sangat berguna untuk membangun negara. Tetapi sebaliknya apabila jumlah penduduk tersebut tidak memiliki ketrampilan dan moral yang baik bisa menjadi beban suatu negara karena tugasnya tidak berjalan dengan baik dan dalam tugasnya akan menjadi perusuh tatanan hidup bahkan akan merusak kelestarian alam lingkungan.

Untuk lebih lengkap dapat diperhatikan uraian keadaan kependudukan pada tabel berikut.

Tabel : Keadaan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005

No Kecamatan. Luas Jumlah Jumlah Kepadatan

(Km) Penduduk (Jiwa) Total (Jiwa/Km)

L P 1 2 3 4 5 6 7 1 Parmonangan 257,35 6.276 6.223 12.499 48,57 2 Adian Koting 502,90 6.497 6.465 12.962 25,77 3 Sipoholon 189,20 10.158 9.963 20.121 106,35 4 Tarutung 107,68 18.295 19.521 37.816 351,19 5 Siatas Barita 92,92 5.781 6.102 11.883 127,88 6 Pahae Julu 165,90 5.904 6.223 12.127 73,10 7 Pahae Jae 203,20 4.990 5.426 10.416 51,26 8 Purbatua 191,80 3.071 3.134 6.205 32,35 9 Sima mbar 150,00 3.484 3.624 7.108 47,39 10 Pangaribuan 459,25 11.913 12.059 23.972 52,20 11 Garoga 567,58 7.950 7.851 15.801 27,84 12 Sipahutar 408,22 11.041 10.859 21.900 33,65 13 Siborong-borong 279,91 19.498 19.172 38.670 138,15 14 Pagaran 138,05 8.072 7.922 15.994 115,86 15 Muara 79,75 6.421 6.576 12.997 162,97 Sumber : Tarutung dalam Angka 2004

Di Kabupaten Tapanuli Utara kecamatan Siborong-borong paling padat penduduknya. Sedangkan kecamatan Adian Koting paling sedikit penduduknya. Hal ini disebabkan pusat pemerintahan daerah terletak di kecamatan Tarutung.

33

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(39)

Berdasarkan data tersebut di atas jumlah penduduk menurut Kecamatan dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel :Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis

Kelamin 1 Parmonangan 6.276 6.223 12.499 100,85 2 Adian Koting 6.497 6.465 12.962 100,49 3 Sipoholon 10.158 9.963 20.121 101,96 4 Tarutung 18:295 19.521 37.816 93,72 5 Siatas Barita 5.781 6.102 11.883 94,74 6 Pahae Julu 5.904 6.223 12.127 94,87 7 Pahae Jae 4.990 5.426 10.416 91,96 8 Purbatua 3.071 3.134 6.205 97,99 9 Simangumban 3.484 3.624 7.108 96,14 10 Pangaribuan 11.913 12.059 23.972 98,79 11 Garoga 7.950 7.851 15.801 101,26 12 Sipahutar 11.041 10.859 21.900 101,68 13 Siborong- 19.498 19.172 38.670 101,70 borong 14 Pagaran 8.072 7922 15.994 101,89 15 Muara 6.421 6.576 12.997 97,64

(40)

Berdasarkan data tersebut di atas maka jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara lebih banyak jenis kelamin perempuan dari pada jenis kelamin laki-laki.

Dengan begitu luasnya Kabupaten Tapanuli Utara dengan jumlah penduduk yang banyak maka untuk memelihara lingkungan hidup agar terjaga dengan baik maka pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara harus bekerja keras, antara lain dengan jalan memberikan pendidikan kepada masyarakat. Karena pembangunan sektor pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM) dan merupakan asset utama yang sangat strategis dalam menggerakkan laju pembangunan.

Keberhasilan sektor pendidikan salah satunya dapat dilihat dari indikator meningkatnya angka partisipasi sekolah (APS). Peningkatan angka partisipasi sekolah haruslah didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pendidikan di Tapanuli Utara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel : Jumlah murid menurut Kecamatan dan Jenjang sekolah

No Kecamatan SD MI SMP MTS SMU MA SMK (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Parmonangan 2.391 - 903 - 179 - 73 2 Adian Koting 2.531 - 714 - 260 - - 3 Sipoholon 3.458 - 1.638 - 655 - 642 35

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(41)

4 Tarutung 6.075 - 3.497 - 3.194 - 473 5 Siatas Barita 1.735 - 645 - - - 1.761 6 Pahae Julu 1.930 66 918 742 437 102 - 7 Pahae Jae 1.704 153 852 - 503 - 378 8 Purbatua 1.203 61 406 - - - - 9 Simangumban 1.305 - 435 82 228 - - 10 Pangaribuan 4.240 - 1.827 - 969 - 10 11 Garoga 2.970 - 1.132 - 276 - - 12 Sipahutar 4.080 - 2.041 - 878 - . 142 13 Siborong-borong 7.298 - 2.941 - 2.462 - 1.098 14 Pagaran 3.094 - 1.484 - 840 - - 15 Muara 2.277 - 1.181 - 791 - -

Sumber : Tarutung dalam Angka 2004

Berdasarkan data tersebut di atas dapat dikatakan bahwa penduduk Kabupaten Tapanuli Utara sudah mengenyam pendidikan minimal sekolah dasar. Jadi Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara di dalam memberikan arahan dan bimbingan mengenai dampak lingkungan hidup kepada masyarakat tidaklah sulit, karena masyarakat akan mudah untuk mengetahui maksud dan tujuan arahan tersebut.

(42)

4. Potensi Pertambangan

Sesuai dengan posisi wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yang membentang mulai dari deretan gunung Bakit Barisan dekat Danau Toba menurun menuju Tenggara yang karakteristik fotografinya ditandai dengan kemiringan curam, mengakibatkan daerah ini memiliki potensi-potensi bahan tambang.

Sebagian kecil potensi ini telah digali atau dimanfaatkan seperti Batu padas, batu kapur untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di daerah ini maupun di luar Kabupaten Tapanuli Utara, sedang sebagian besar bahan tambang ini belum digali atau diolah seperti : batu gamping, granit dan batu bara.

Potensi galian golongan C di Kabupaten Tapanuli Utara meliputi :

No Bahan Galian Lokasi/Kecamatan Keterangan 1 Kapur Fosfat - Desa Situmeang, Tergantung sama

Kecamatan alam Sipoholon

- Desa Simasom, Kecamatan Pahae Julu

2 Belerang - Kecamatan Tergantung sama

Tarutung alam

- Kec. Adian Koting - Kec. Pahae Julu

37

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(43)

3 Batu Kapur - Kec. Pahae Jae Tergantung sama - Kec. Sipaholon alam

- Kec. Pahae Julu

4 Batu Apung - Kec. Pahae Jae Tergantung sama - Kec. Muara alam

- Kec. Parmonangan

Sumber : Monografi Kabupaten Tapanuli Utara 2004

5. Potensi Perindustrian

Sumber daya manusia yang murah dan tersedianya prasarana dan sarana yang. dibutuhkan dan pusat pemerintahan daerah terletak di Kecamatan Tarutung dan kecamatan Adian Koting yang berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah akan tercipta iklim berusaha yang mendukung serta mendorong perkembangan industrialisasi yang pada gilirannya berpengaruh besar terhadap pertumbuhan perekonomian Kotamadya Medan.

Perkembangan tersebut dapat dilihat dari pertumbuban industri kecil yang bergerak di sektor pengolahan makanan, sandang, bahan bangunan, alat angkutan dan jasa kerajinan dan umum seperti yang terlihat pada tabel berikut :

(44)

Tabel : Banyaknya Perusahaan industri, tenaga kerja, modal tetap dan kapasitas produksi di Kabupaten Tapanuli Utara dirinci menurut jenis industri tahun 2004

No Jenis Industri Jumlah Tenaga Produksi Modal Tetap Perusahaan Kerja (000Rp)

1 2 3 4 5

1 Kil.Padi 30 150 1.860 ton

2 Reperasi sepeda 32 73 29.940 288.286 motor

3 Pembuatan Tempe 2 20 220 ton 17.654 4 Penggilingan Kopi 1 20 48 ton

5 Pembuatan Tahu 20 127 688 ton 174.187

6 Pemb.Kacang 20 60 149 ton 7 Pemb.Mak Ternak - - - - 8 Pemb.Es Lilin - - - - 9 . Pabrik Tenun 15 45 45 lbr 10 Pemb.Meubel Kayu 9 127 56.435 bh 195.190 11 Pemb.Kusen 7 75 80.603 bh 194.400 12 Penjahit Pakaian 10 30 2.280 lsn 20.345 Jadi 13 Tempel Ban 17 112 11.600 bh 37.639 Sumber : Tapanuli Utara Dalam Angka 2004

39

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(45)

6. Sumber Pendapatan Daerah

Menurut data Kabupaten Tapanuli Utara 2005 dalam melaksanakan program pembangunan di Kabupaten Tapanuli Utara sumber dana pembangunan diperoleh dari :

a. APBD (Auggaran Pendapatan Daerah) Tapanuli Utara

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, penerimaan dinas-dinas dan penerimaan lain-lain. Pendapatan lain berupa pendapatan yang berasal dari pembinaan dan atau instansi yang lebih tinggi berupa hasil pajak bumi dan bangunan serta bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak serta perolehan dari pemerintah pusat.

b. Bantuan

Disamping pendapatan asli daerah, diperoleh sumber dana berapa subsidi dari pemerintah pusat dalam bentak APBN maupun APBD Sumatera Utara.

D. Badan Pemerintah yang terkait dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tapanuli Utara

1. BAPPEDA

Berdasarkan Pasal 15 Peraturan Daerah (Perda) No. 3 Tahun 2001, kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara adalah merupakan unsur penunjang pemerintah daerah kabupaten

(46)

yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah

Tugas Badan Perencanaan Pembanguman Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tapanuli Utara sesuai Pasal 16 Perda No. 3 Tahun 2001 adalah membentuk Kepala Daerah di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Tapanuli Utara.

Dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, menurut Pasal 17 Perda No. 3 Tahun 2001, BAPPEDA Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijaksanaan teknis dalam lingkup perencanaan daerah dan pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah.

b. Penyusunan pola dasar pembangunan daerah (PROPEDA) dan REPETADA.

c. Menyusun program-program tahunan sebagai pelaksanaan rencana-rencana yang dimaksud.

d. Melakukan koordinasi perencanaan di antara dinas-dinas, satuan organisasi lain dalam lingkungan pemerintahan daerah, instansi-instansi vertikal, kecamatan-kecamatan dan badan-badan lain yang berada di daerah.

e. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Bidang Keuangan, dengan koordinasi Sekretaris Daerah.

41

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(47)

f. Melaksanakan koordinasi dan mengadakan penelitian untuk kepentingan perencanaan pembangunan daerah.

g. Mengikuti persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan di daerah untuk penyempurnaan lebih lanjut.

h. Memonitor pelaksanaan pembangunan di daerah.

i. Melakukan kegiatan lain dalam rangka perencanaan sesuai dengan petunjuk Bupati. j. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pekerjaan ketatausahaan,

kepengawasan, keuangan, perlengkapan atau pendapatan, organisasi dan ketatalaksanaan badan.

Untuk menyelenggarakan tugas dan fungi di atas BAPPEDA Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana ditentukan dalam Pasal 6 Perda No. 3 Tahun 2001, mempunyai susunan organisasi yang terdiri :

(1).a. Kepala Badan b. Sekretariat

c. Bidang LITBANG dan Pengendalian d. Bidang Perencanaan Pembangunan I e. Bidang Perencanaan Pembangunan II f. Bidang Perencanaan Pembangunan III

g. Bidang Perencanaan Daerah Bawahan, Propinsi dan Instansi Vertikal h. Kelompok Jabatan Fungsional

(2).Sekretariat membawahi

(48)

b. Sub Bagian Umum c. Sub Bagian Keuangan d. Sub Bagian Kepegawaian

(3).Bidang LITBANG dan Pengendalian membawahi : a Sub Bidang Penelitian

b. Sub Bidang Pengembangan Sistem Perencanaan c. Sub Bidang Data dan Dokumen

d. Sub Bidang Pengendalian Pembangunan

(4).Bidang Perencanaan Pembangunan I membawahi : a. Sub Bidang Pertanian, Peternakan dan Perikanan b. Sub Bidang INDAGKOPNAKER

c. Sub Bidang HUTBUN

d. Sub Bidang Perhubungan dan Telekomunikasi (5).Bidang Perencanaan Pembangunan II membawahi :

a. Sub Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Agama b. Sub Bidang SDM/Aparatur

c. Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (6).Bidang Perencanaan Pembangunan III membawahi :

a Sub Bidang Pariwisata Seni Budaya b. Sub Bidang Binamarga dan Pengairan c. Sub Bidang Pertambangan dan Energi

d. Sub Bidang Perkotaan, Permukiman, Pengembangan Wilayah, Pertanahan dan Penanaman Modal.

43

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(49)

(7).Bidang Perencanaan Daerah Bawahan, Propinsi dan Instansi vertikal membawahi : a. Sub Bidang Kerja sama Pembangunan

b. Sub Bidang Pengembangan Kawasan

c. Sub Bidang Statistik, Kependudukan atau KB d. Sub Bidang Pengembangan Negeri dan Kelurahan.

Bagan Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada (Lampiran 1)

Lembaga-lembaga teknis daerah maupun satuan unit organisasi perangkat daerah lainnya yang berada di bawah tanggung jawab Bupati.

Apabila diperhatikan lebih jauh dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara yang disebut di atas, keterkaitan tersebut tidak nampak secara jelas hubungan antara Bappeda dengan Bapedalda tetapi keterkaitan itu tampak jelas dengan Keputusan Presiden No. 15 Tahun 1974 dan yang dirubah dengan Keputusan Presides No. 27 Tahun 1980 Pasal 3 (1) menyatakan Bappeda Tingkat II mempunyai tugas membantu Bupati/Walikota Madya Kepala Daerah Tingkat II dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan pembangunan di Daerah Tingkat II serta penilaian atas pelaksanaannya untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Bappeda mempunyai fungsi (Pasal 6 huruf d dan e) melakukan koordinasi perencanaan di antara dinas-dinas satuan organisasi lain dalam lingkungan pemerintah daerah, Instansi-instansi vertikal kecamatan-kecamatan dan badan-badan lain yang berada dalam wilayah Daerah

(50)

Tingkat II bersama-sama dengan Bagian Keuangan Daerah dengan Koordinasi Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat II

Dalam susunan organisasi BAPPEDA terdapat bidang fisik dan prasarana terdiri : a. Seksi Pengairan

b. Seksi Perhubungan dan Pariwisata c. Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah d. Seksi Sumber Alam dan Lingkungan Hidup.

Deangan adanya seksi sumber alam dan lingkungan hidup ini perencanaan pembangunan di daerah diharapkan dapat dilakukan dengan perkembangan aspek lingkungan hidup.(Hukum tata lingkungan Koesnadi hardjasoemantri, 442).

2.BAPEDALDA

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah yang disingkat dengan BAPEDALDA adalah Badan Pemerintah yang menjadi pembahasan pokok dalam penelitian ini disamping badan-badan atau instansi lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup.

BAPPEDA adalah sebagai badan yang dimulai berperan dalam membicarakan pengelolaan lingkungan hidup hal itu disebabkan oleh karena badan tersebut merupakan badan yang sangat strategis dalam setiap membicarakan kegiatan perencanaan pembangunan maupun dalam perencanaan anggaran yang diperlukan oleh setiap instansi.

45

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(51)

Setiap badan yang merencanakan kegiatan dan anggaran di lingkungan pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara baik anggaran rutin maupun anggaran pembangunan, badan inilah yang akan menyusunnya.

Keberhasilan pengelolaan suatu dinas-dinas maupun badan-badan di Kabupaten Tapanuli Utara tidak terlepas dari dukungan perencanaan yang akurat dari Bappeda, setiap instansi yang akan menyusun anggaran harus memberikan data yang akurat dan proposal yang jelas kepada BAPPEDA.

Dalam penelitian ini BAPPEDA disebut sebagai badan yang berperan untuk mendukung keberhasilan tugas yang diemban oleh BAPEDALDA dalam tanggungjawabnya sebagai unsur penunjang Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

Dalam penyelenggaraan tugasnya sebagaimana ditentukan dalam Pasal 5 Perda No. 3 Tahun 2001 BAPEDALDA Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai tugas ;

a. Perumusan operasional pencegahan dan penanganan pencemaran perusakan lingkungan dalam pemulihan kualitas lingkungan.

b. Pengkoordinasian pelaksanaan, pencegahan dan penanggulangan pencemaran. c. Mengusahakan lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan.

(52)

d. Pengembangan program kelembagaan dan peningkatan kualitas kapasitas pengendalian dampak lingkungan.

e. Pembinaan dan pengendalian teknis analisis mengenai dampak lingkungan.

k Pengembangan program kelembagaaa dan peningkatan kualitas peningkatan kapasitas pengendalian dampak lingkungan.

g. Pengawasan pelaksanaan pengendalian dampak dan kerusakan lingkungan

h. Pelaksanaan tugas kesekretariatan dan tugas lain yang didelegasikan oleh Kepala Daerah.

i. Pengelola Unit Pelaksanaan Teknis (UPT).

Untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi tersebut sesuai dengan Pasal 6 Perda No. 3 Tahun 2001, dibentuk susunan organisasi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari :

(1).a. Kepala Badan b. Sekretariat

c. Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan d. Bidang Pengawasan dan Pengendalian

e. Bidang Pemantauan dan Pemulihan f. Unit Pelaksana Teknis

g. Kelompok Jabatan Teknis (2).Sekretariat terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum

47

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(53)

b. Sub Bagian Pengawasan Peraturan Perundang-undangan c. Sub Bagian Bina Program

(3).Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan : a. Sub Bidang Pembinaan Analisis Lingkungan b. Sub Bidang Pengkajian Pemanfaatan Limbah c. Sub Bidang Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan (4).Bidang Pengawasan dan Pengendalian terdiri atas :

a. Sub Bidang Perencanaan Air dan Udara b. Sub Bidang Kerusakan Lingkungan

c. Sub Bidang Pengendalian dan Pemberian Izin Pembuangan Limbah (5).Bidang Pemantauan dan Pemahaman terdiri atas :

a. Sub Bidang Pengolahan Data Kualitas Lingkungan b. Sub Bidang Pemantauan Kualitas Lingkungan

Untuk melihat gambaran yang jelas tentang susunan organisasi BAPEDALDA Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada (Lampiran 2).

E. Sumber Penyebab Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 1. Penyebab Pencemaran

Menurut Hasil Penelitian Marudut Hasugian (Hasoloan Sianturi 2001 : 59) pencemaran erat kaitannya dengan berbagai aktivitas manusia lain berupa :

(54)

1. Kegiatan-kegiatan industri, dalam bentuk limbah, zat zat buangan berbahaya seperti logam-logam, zat radioaktif air buangan panas, juga dalam bentuk kepulan asap.

2. Kegiatan pertambangan, berupa terjadinya kerusakan instalasi kebocoran, pencemaran buangan penambangan, pencemaran udara.

3. Kegiatan transportasi, berupa kepulan asap, naiknya suhu udara kota, kebisingan dan kendaraan bermotor, tumpahan-tumpahan bahan baku terutama minyak bumi dari kapal-kapal, tanker, dan lain-lain.

4. Kegiatan pertanian terutama akibat dari residu pemakaian zat-zat kimia yang memberantas binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan pengganggu seperti insektisida, pestisida, herbisida, dan fungsida.

Pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan atau usaha yang disebut akan menimbulkan pencemaran pada :

a. Pencemaran tanah

1). Pencemaran tanah, misalnya karena menggunakan pupuk secara berlebihan, timbunan pestisida atau insilotisida dan pembuangan limbah yang tidak dapat didaur ulang seperti plastik

2). Pencemaran tanah melalui air, air yang mengandung bahan pencemaran akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad hidup di dalam atau di permukaan tanah.

49

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(55)

3). Pencemaran tanah melalui udara. Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar, ini membawa akibat tanah akan tercemar juga.

b. Pencemaran air

1). Pencemaran air hujan oleh beberapa sebab misalnya oleh limbah industri. 2). Limbah domestik, dan lain-lain.

c. Pencemaran udara

Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam sebab misalnya :

1). Pembakaran batu-bara

2). Kepulan asap dari pabrik-pabrik

3). Kepulan asap kendaraan bermotor dan lain-lain. 2. Sumber Penyebab Kerusakan Lingkungan

a. Kerusakan Fungsi Hutan

1. Penebangan liar oleh masyarakat

2. Penebangan hutan oleh pemegang hak pengelolaan hutan (HPH) yang tidak terkontrol.

b. Kerusakan Lingkungan Tanah

1. Penambangan pasir di sungai-sungai yang mengakibatkan sungai menjadi rusak dan terkikis

2. Penggalian tanah untuk membuat batu bata yang dapat mengubah fungsi lahan dari persawahan menjadi danau-danau kecil.

(56)

c. Pembuangan Sampah

Pembuangan sampah yang sembarangan dalam jumlah yang banyak dapat merusak fungsi tanah.

51

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(57)

BAB III

ANALISIS MASALAH

A. Peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Bidang Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup

Sebagaimana diketahui perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Utara berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1974 sebagai berikut :

1. Perangkat Pemerintah Pusat di daerah terdiri dari : a. Bupati Kepala Daerah Tingkat II

b. Sekretaris Wilayah atau Daerah Tingkat II c. Lembaga Asisten (Non Esalon)

d. Instansi Vertikal Tingkat Kabupaten e. Unit Pelaksana Wilayah Kabupaten

2. Perangkat Pemerintah Daerah yang terdiri dari : a. Bupati Kepala Daerah Tingkat II

b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

c. Badan Pertimbangan Daerah (BPD) Tingkat II d. Sekretaris Wilayah Daerah

e. Dinas Daerah Tingkat II f. Unit Pelaksana Tingkat II

(58)

3. Sekretariat Wilayah atau Daerah Tingkat II Tapanuli Utara meliputi : a. Bagian Pemerintah

b. Bagian Hukum dan Organisasi Tata Laksana c. Bagian Keuangan

d. Bagian Pembangunan

e. Bagian Kesejahteraan Rakyat

f. Bagian Umum, Hubungan Masyarakat dan Protokol g. Bagian Kepegawaian

4. Dinas-dinas Daerah Tingkat II Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari : a. Dinas Pendapatan b. Dinas Pertanian c. Dinas Kesehatan d. Dinas PU Daerah e. Dinas Perindustrian f. Dinas Peternakan g. Dinas Pasar 5. Instansi Vertikal

a. Komando Distrik Militer b. Kepala Kepolisian Resort c. Pengadilan Negeri

d. Kejaksaan Negeri e. Unit-unit Kerja Lainnya

6. Pembagian Wilayah Administratif Kecamatan terdiri dari :

53

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(59)

a. Kecamatan Parmonangan b. Kecamatan Adian Koting c. Kecamatan Sipoholon d. Kecamatan Tarutung e. Kecamatan Siatas Barita f. Kecamatan Pahae Julu g. Kecamatan Pahae Jae h. Kecamatan Purbatua i. Kecamatan Simangumban. j. Kecamatan Pangaribuan h. Kecamatan Garoga l. Keramatan Sipahutar m. Kecamatan Siborong-borong n. Kecamatan Pagaran o. Kecamatan Muara 7. Desa atau Lurah

Dari perangkat Kabupaten Tapanuli Utara di atas tidak terlihat posisi badan yang menangani lingkungan hidup.

Berdasarkan pedoman penyusunan organisasi Sekretaris Daerah berdasarkan Perda No. 45 Tahun 1992, posisi bagian yang mengelola lingkungan hidup adalah di bawah Asisten II Sekda yaitu Asisten yang membidangi Administrasi Pembangunan.

(60)

B. Pelimpahan Wewenang di Bidang Lingkungan Hidup

Peranan Pemerintah Daerah dalam pengawasan lingkungan hidup sesuai ketentuan dalam Pasal 22 Undang-Undang No. 23 Tahun 1991 tentang Pengelolaan lingkungan Hidup atau UU PLH menyatakan :

1. Menteri melakukan pengawasan terhadap peraturan penanggung jawab usaha atan kegiatan atas ketentuan yang telah diterapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.

2. Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1), Menteri dapat menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan. 3. Dalam hal wewenang pengawasan diserahkan kepada pemerintah daerah

menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan.

Sebelum UUPLH No. 23 Tahun 1997 terbentuk sudah berlaku Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, disingkat dengan UULH.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tugas pengawasan di bidang lingkungan hidup tidak diatur dalam undang-undang tersebut, waktu itu pengawasan lingkungan hidup dilaksanakan oleh berbagai instansi secara struktur, tetapi dengan terbentuknya UUPLH pengawasannya secara terpadu.

55

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(61)

Berdasar ketentuan pasal 23 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Pemerintah membentuk lembaga khusus yang disebut dengan BAPEDAL, lembaga ini adalah merupakan lembaga yang melakukan pengawasan di bidang lingkungan hidup.

Dalam melaksanakan pengawasan, Menteri Lingkungan dibantu oleh suatu Lembaga yang disebut BAPEDAL, sesuai Pasal 24 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 BAPEDAL mempunyai tugas :

1. Pengawas berwenang melakukan pemantauan, meminta keterangan, membuat salinan dari dokumen atau membuat catatan yang diperlukan, memasuki tempat bertentu, mengambil lontar, memeriksa penelitian, memeriksa instalasi atau alat tranportasi serta meminta keterangan dari pihak yang bertanggung jawab atas usaha atau kegiatan.

Kewenangan yang dimiliki oleh menteri tersebut sesuai dengan Pasal 1, dapat diserahkan sebagian urusan kepada Pemerintah Daerah untuk menjadi urusan rumah tangganya sendiri.

Wewenang yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah, akan dilaksanakan dengan menetapkan pejabat yang berwenang melakukan pengawasan dan membentuk lembaga pada tingkat daerah.

Di daerah tingkat II, kepala daerah membentuk BAPEDALDA dan menetapkan pejabat-pejabat untuk melaksanakan tugas pengawasan.

Sesuai dengan UndangUndang Nomor 22 tahun 1999, tentang pemerintah daerah, pemerintah daerah mempunyai wewenang

(62)

menyelenggarakan otonomi daerah memiliki kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama dan kewenangan bidang lain.

Landasan hukum pemberitahuan BAPEDALDA yaitu Kepres Nomor 77 Tahun 1994, Undang-Undang No. 23 tahun 1997 pasal 22, 23, Undang-undang No.22 Tahun 1997, Perda No. 3 Tahun 2001 tertanggal 26 Februari 2001 tentang Organisasi Lembaga . Teknis Daerah Kabupaten Tapanuli Utara dan berlaku secara efektif sejak diundangkan.

Sejak terbentuknya susunan organisasi Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara tanggal 26 Februari 2001, sejak diundangkan terbentuk lembaga baru yaitu BAPEDALDA Kabupaten Tapanuti Utara, bagian lingkungan hidup seperti dalam Perda 45 Tahun 1992 pada susunan Organisasi Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara ditempatkan pada Setwilda Tingkat II, statusnya berada di bawah Sekretaris Daerah.

Dengan terbentuknya BAPEDALDA Kabupaten Tapanuli Utara bagian Lingkungan Hidup pada Setwilda dihapus, dan seluruh tugas, fungsi dan aparaturnya digabung ke dalam BAPEDALDA. Statusnya tidak berada di bawah Sekretaris Daerah tetapi terpisah merupakan badan tersendiri yang terpisah dari setwilda dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati Kepala Daerah. Hal ini sesuai dengan petunjuk pelaksanaan ketentuan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 1996 tanggal 24 Maret 1997 yang dituangkan dalam instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 1997.

57

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

(63)

Dari dua ketentuan tersebut terdapat petanjnk, agar daerah yang dapat membentuk BAPEDALDA bagian linglmngan hidup pada setwdda dihapus, sedangkan yang behun dapat membentuk bagiaa lmgkungan tetap berlakn.

2. Bidang pekerjaan yang disebut dengan organisasi ditentukan dalam susunan organisasi BAPEDALDA Kabupaten Tapanuli Utara.

Susunan organisasi badan pengendalian dampak lingkungan daerah Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 terdiri dari : (1).a. Kepala Badan :

b. Sekretariat

c. Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan d. Bidang Pengawasan dan Pengendalian

e. Bidang Pemantauan dan Pemulihan f. Unit Pelaksana Teknis

g. Kelompok Jabatan Fungsional (2). Sekretariat membawahi :

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Pengawasan Peraturan Perundang-undangan c. Sub Bagian Bina Program

(3). Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan membawahi : a. Sub Bidang Pembinaan Analisis Dampak Lingkungan

b. Sub Bidang Pengkajian Pemanfaatan Limbah c. Sub Bidang Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan

(64)

(4). Bidang Pengawasan dan Pengendalian membawahi : a Sub Bidang Pencemaran Air dan Udara

b. Sub Bidang Kerusakan Lingkungan

c. Sub Didang Pengendalian dan Pemberian Rekomendasi Izin Pembangunan Limbah (5). Bidang Pemantauan dan Pemulihan membawahi :

a Sub Bidang Pengolahan data Kualitas Lingkungan b. Sub Bidang Pemantauan Kualitas Lingkungan c. Sub Bidang Pemulihan Kualitas Lingkungan Perda.

Berdasarkan Perda No. 3 Tahun 2001 tentang struktur organisasi dan tata kerja badan pengendalian dampak lingkungan

Berdasarkan Keputusan Bupati Tapanuli Utara Nomor 18.8.45/6330 Tahun 2001 tertanggal 30 Juli 2001 Dampak Lingkungan Daerah sebagai berikut : berdasarkan Pasal 6, Sekretariat BAPEDALDA merupakan unsur staf yang dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala BAPEDALDA.

Sesuai ketentuan Pasal 6, Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program pembinaan administrasi meliputi kepegawaian keuangan dan perlengkapan, humasy dan kerumahtanggaan, memberi pelayanan tehnis dan administratif kepada kepala dan seluruh satuan organis di lingkungan BAPEDALDA serta melakukan proses

59

Theresia Simatupang : Peranan Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan Pengawasan di Bidang Lingkungan Hidup…,2006

Gambar

Tabel : Luas Tanaman dan Produksi Karet Tanaman Perkebunan Masyarakat menurut  Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2004
Tabel  : Luas tanaman dan produksi kemenyan perkebunan masyarakat menurut  Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2004
Tabel : Luas tanaman dan produksi kopi tanaman perkebunan rakyat menurut Kecamatan di  Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005
Tabel : Luas tanaman dan produksi jahe tanaman perkebunan rakyat menurut Kecamatan di  Tapanuli Utara
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari hadis diatas rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya , agar menuntut ilmu, terutama sekali adalah ilmu agama kepada orang yang menguasai ilmu tersebut,

Adapun persiapan yang dilakukan sebagai berikut: (1) menentukan tema pembelajaran, tema yang dipilih disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam

Spesies ini ditemui hingga ke sampel D3 dan himpunan fosil ini sesuai dimasukkan ke dalam Zon Himpunan Pseudoalbaillella lomentaria yang berusia Sakmarian Awal (dilabel sebagai

hipotesis menunjukkan bahwa kohesivitas berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja dengan nilai estimasi faktor muatan model sebesar 0,79, hal ini

Pada percobaan pelemparan mata

Therefore, that should be conducted a study that examines the relationship of the percentages of energy and nutrients adequacy on nutritional status of football

Semua guru yang mengajar wajib membuat penilaian kendiri sekurang-kurangnya sekali dari Januari hingga Mac dengan menggunakan Instrumen Standard 4 SKPMg2 (S4g2).

Menu admin merupakan menu yang digunakan admin untuk mengakses berupa Data Kontingen, Data Kelas, Data Wasit, Agenda, Beranda, dan Pengundian pada menu ini admin