• Tidak ada hasil yang ditemukan

Politisasi elpiji.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Politisasi elpiji."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

WACANA

BERNAS

JOGJA

Rabu

Pahing,

S Januari 2014

HALAMAN

4

Politisasi

ElpiJi

Oleh:

Hendra

Kurniawan

Sebetu

tnya

sejak,bt

ian

Notember

20

1 3

yang

lalu,

...,,,;ii,,.Pe

ffiamina

s,u

hh

membeii

kan

b i

nyalEmen. a[an,,,'..

perlunya,kenaf kan

harga elpiji.

Dengan

asumsi'

..

'keru$i

fi;

$ekitaf

.Hp

$;,0O0;.lUntuk:Sdtie

kifo$tAfi..,.

,.,gES

elpiji, maka Pertamina mengisyaratkan

t

$o iiuhge;

kdh5

n

h

ais

a

s

ei

bibii

i

$bb6saf

,ffi idt

fi

ai

.

Rp2.5OO,-peit<itogiamnta.fentu

perhitungan

iiiF;#ffi

ifi 5

f$i.bfffifiian,.ffiain:fi

ain,:sehinoga,sudah,

,:r:l

$mrdgtHyarff

E

$p

.

H$rh

afi

, .d:ai,i .peme.ti.fi

ieh;1i

MASYARAKAT

terhenyak

karena mendapat kado tahun baru yang mengejutkan. Terhitung mulai

tanggal

I

Januari 2014 harga

elpiji

kemasan

12 kilogram

men_ealami

kenaikan secara serentak

di

seluruh Indonesia dengan kisaran kenaikan harga sekitar 50 persen.

Di

Jakarta saja

dari

yang sebelumnya se$arga Rp 78.000.- melonjak drasti s menjadi

Rp

138.000,-

per

tabungnya atau

berarti naik 68 persen. Masyarakat

beralih meng-eunakan tabung

elpiji

kemasan 3 kilogram yang disubsidi pemerintah. Tak ayal lagi gas

elpiji

3

kilogram rnenjadi langka di pasaran.

Alasan utarna yang

menyebab-kan harga elpiji mengalami kenaikan

dil.atarbelakangi

oleh hasil

audit

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

yang

menemukan kerugian

Perta-mina

sebesar

Rp 7,7

triliun

setiap tahunnya. Kerugian

ini

disebabkan

terutama karena

pemberlakuan

harga

elpiji

kemasan 12 kilo-eram yang terlalu rendah.

Elpiji

12

kilo-gram tidak mendapatkan subsidi dan

harganya

ditentukan

oleh

peme-rintah.

Ini

berbeda dengan

elpiji

3

kilogram liang disubsidi oleh peme-rintah. BPK dalam pemeriksaannya merekomendasikan kenaikan harga

untuk

mengurangi

kerugian

Per-tamina.

Sebetulnya sejak bulan Novem-ber 2013 yang lalu, Pertaniina sudah memberikan sinyalemen akan

perlu-nya

kenaikan harga

elpiji.

Dengan asumsi kerugian sekitar Rp 5.000,-untuk setiapkilogram gas elpiji, maka Pertamina mengisyarat kan perlunya

kenaikan harga gas

elpiji

sebesar minimal Rp 2.500,- per kilogramnya.

Tentu

perhitungan

Pertamina ini

bukanlah main-main sehingga

su-dah semestinya mendapat perhatian

dari

pemerintah.

Maka menjadi

sangat janggal

ketika kebij akan kenaikan harga elpij i

kemudian menjadi aksi saling tuding

dan

menyalahkan

dalam lingkup

internal

pemerintahan.

Presiden

bahkafr dikabarkan tidak men setahui

rencana kenaikan

harga

elpiji

sebelumnya. Menko' Perekonomian

dan Menteri

ESDM

lan-esung me-nimpakan kesalahan pada Pertamina

karena

tidak

mempertimbangkan

aspek sosial ekonomi pascakenaik-an harga

elpiji

nonsubsidi itu.

Kenyataan di lapangan memang kenaikan harga elpiji yang terlampau

tinggi

ini

sangat memberatkan

ma-syarakat terutama

para

pedagang makanan. Penolakan yang semakin keras

dari

berbagai kelompok

ma-syarakat membuat presiden tidak

hanya

prihatin

namuR

juga

segara

turun tangan. Hari Minggu 5 Januari seusai melakukan kunjungan kerja

ke

Surabaya, Presiden

SBY

meng-gelar rapat kabinet terbatas untuk

merespon keresahan masyarakat

terkait kenaikan harga

elpiji.

Dalam

rapat sekitar

dua

jam

tersebut,

Presiden SBY memerintahkan

Perta-mina

dan

Menteri BUMN

untuk meninjau

kembali

kenaikan har-ea

elpij i dalam tenggat waktu

I

x24 jam,

Pada akhirnya Pertamina

meng-ambil

langkah

diplomatis

dengan

menaikkan harga

elpiji

hanya Rp

I .000,- per kilogram bukan Rp

3.500,-per

kilogramnya. Presiden

SBY

sangat mengapresiasi keputusan ini

karena sesuai dengan arahan dan

petunjuk yang diberikannya. Akan

tetapi muncul dugaan bahwa respon cepat pemerintah

ini

dinodai

oleh

kepentingan

politik.

Sikap

saling

menyalahkan memberi kesan ada

pihak yang dijadikan

korban dan

ada yang

ingin tampil

sebagai pahlawan.

Masyarakat menjadi

korban

Memasuki Tahun

Politik

me-mang nyata-nyata -telah membawa

pengaruh be3ar terhadap kinerja

pemerintah. Polemik kenaikan harga

elpiji

menjadi bukti carut-marutnya manajemen pemerintahan saat ini.

' .1::::r:r.t::t::':

Hajatan

politik

Pemilu 2014 telah demikian memabukkan dan menga-burkan tanggungjawab para pejabat

negara.

Koordinasi internal

yang

amburadul menunjukkan

ketidak-fokusan

pemerintal..r mengurus

,negara di masa akhir kekuasaannya.

Perlu

dipaharni

bahwa

kebijakan

menaikkan harga

elpiji

merupakan

kebijakan

pernerintah,

bukan

se-mata-mata

kebijakan

korporasi

dalarn hal ini Pertamina.

Kenyataan bahwa

Pertamina

mengalami kerugian sehingga perlu menaikkan harga

elpiji

sebenarnya

tidak

dapat dipun_skiri. Pertamina memang berada dalam posisi yang

dilematis. Menaikkan harga

elpiji

menjadi kewajiban yang

harus

dilakukan derni menutup kerugian.

Di

sisi lain, keputusan yang sangar

sensitif dan berisiko karena

berdam-pak

besar

bagi hajat hidup

orang banyak

ini

temyata tidak mendapat

back

up

dari

pemerintah. Padahal Pertamina

jelas

merupakan bagian

dari

pemerintah.

Menjadi

sangat

ironis

ketika para

pejabat terkait mengaku

tidak

mengetahui adanya

rencana kenaikan harga

elpiji

dan

kemudian menjadikan

Pertamina sebagai

objek

penderita.

Saat

ini

semua pihak termasuk

yang duduk

di

pemerintahan

me-miliki

agenda masing-masing demi

meraih simpati dan

meraup

ke-suksesan dalam Pemilu mendatang,

Kalangan DPR beramai-ramai

me-nolak dan meminta Pertamina

mem-batalkan keputusannya.

Tidak

hanya itu beberapa partai politikjuga

turut

bersuara

menolak

kenaikan

harga

elpiji.

Sudah barang tentu kecatnan-kecaman yang dilancarkan partai-partai

politik

(termasuk partai penduk-ung pemerintah)

terkait

ke-naikan harga

elpiji

bertujuan untuk mengeruk keuntungan jelang Pemilu

2014. Semua

pihak

berusaha agar

tampak heroik

di

mata

publik

demi popularitas dan pencitraan politik.

Apabila

semangat macam ini

yang terus dihidupi oleh para

pemim-pin kita

maka entah kapan negara

kita dapat bangkit dari keterpurukan.

Masyarakat saat

ini

sudah cerdas

dan tidak mudah dibodohi. Sekecil

apapun langkah pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat pasti akan

mendapat sorotan. Bagaimanapun

setiap kebijakan pemerintah yang

ditunggangi

kepentingan politis

pasti

akan membuat

masyarakal

menjadi korban.

Semoga Pemilu 2014 mendatang

mampu melahirkan

pemerintahan

baru yang

benar-benar mengabdi untuk rakyat secara tulus tanpa akal

bulus.

*'F*

Hendra

Kurniawan MPII,

Dosen

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, tool untuk waste defect yang akan digunakan adalah Quality Filter Mapping, diketahui defect sering terjadi pada proses pengelasan dengan jenis defect plastik

Department of Mathematics Texas A&amp;M University College Station, Texas 77843. E-mail

Sehubungan dengan evaluasi Dokumen Penawaran Saudara untuk Paket Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Deket – Soko dan Soko – Karangbinangun (DAK) pada Dinas Pekerjaan Umum Bina

“Kalau dengan media dan pers yang ada, alhamdulillah hubungan pihak Danarhadi tidak mengalami hambatan, kami selalu mengadakan upaya untuk menjalin kerjasama yang baik

Guru dan anak aktif dalam kegiatan pemanasan Langkah 2 Guru menjelaskan dan memberi contoh menyanyi serta gerakannya dari awal sampai akhir Langkah 4 Guru memberikan

Secara parsial variabel harga telur ayam ras, jumlah tanggungan dan harga tempe berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan telur ayam ras, sedangkan variabel pendapatan rata-rata

Selain itu, komitmen organisasi berperan sebagai variabel pemoderasi dalam hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan senjangan anggaran instansi pemerintah

Fotokopi 1 (satu) karya tulis ilmiah yang dianggap terbaik. Fotokopi surat keputusan pengangkatan sebagai pustakawan. Fotokopi kartu anggota profesi.. *) : Terhitung