• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran marketing public relations dalam pelaksanaan pemasaran di pt. batik danarhadi surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran marketing public relations dalam pelaksanaan pemasaran di pt. batik danarhadi surakarta"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat pesat dewasa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan aktivitas organisasi. Setiap organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta selalu berusaha untuk meningkatkan produktivitasnya dengan menggunakan teknologi yang tersedia. Usaha-usaha organisasi tersebut dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berhubungan erat dengan globalisasi. Dan dalam globalisasi ini tidak dapat dipungkiri akan mempengaruhi dalam meningkatnya persaingan di semua bidang usaha. Persaingan ini tidak lagi sebatas kemampuan perusahaan dalam membuat suatu produk yang istimewa, tetapi juga kemampuan lain, seperti jangkauan penjualan produk di pasar dunia, standarisasi produk, dan strategi pemasaran produk, hingga perolehan keuntungan atas penjualan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu perusahaan.

Kemajuan di bidang ekonomi ini mendorong tumbuhnya bisnis baru yang menjamur dan berkembang pesat di pasaran sesuai dengan selera dan keinginan dari para konsumen. Salah satu usaha yang berkembang dengan pesat adalah usaha di bidang tekstil. Tidak dapat dipungkiri bahwa tekstil adalah bahan baku dalam pembuatan pakaian yang merupakan kebutuhan primer dari manusia sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial. Dan berdasarkan hal ini tentu saja konsumen di usaha ini sangatlah besar karena setiap orang akan membutuhkan produk tersebut. Salah satu perusahaan tekstil yang tetap dapat eksis dan berkembang pesat adalah PT. Batik Danarhadi.

(2)

mempertahankan, menjaga dan meningkatkan taraf hidup perusahaannya. Suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitas marketingnya memerlukan suatu media promosi dan kegiatan lain yang mendukung untuk mengenalkan produk yang dihasilkan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan diperlukannya suatu bagian/departemen yang harus dapat bekerja sama dengan pihak lain yang terkait dalam mengkomunikasikan produk, sehingga dapat melaksanakan peranan dan tugas-tugasnya. Peranan komunikasi timbal balik tersebut dalam suatu aktivitas manajemen organisasi atau lembaga masyarakat kini diserahkan atau dilaksanakan oleh pihak Public Relations/Humas.

Peranan Public Relations berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan dan kemajuan organisasi atau perusahaan. Public Relations memiliki peran menciptakan hubungan internal yang kondusif dan menjaga hubungan karyawan yang harmonis. Di sisi lain Public Relations juga mencakup hubungan eksternal, dimana Public Relations harus dapat membangun dan mempertahankan citra positif perusahaan serta membina hubungan baik dengan media dan menjalin hubungan yang harmonis dengan customer agar perusahaan yang bersangkutan mendapatkan citra yang baik di mata masyarakat.

Di masa sekarang public relations di bagi menjadi dua yaitu Marketing Public Relations (MPR) atau Humas Pemasaran dan Corporate Public Relations (CPR) atau Humas Perusahaan. Pada saat ini program Marketing Public Relations adalah mendefinisikan segmen pasar dan secara strategis merencanakan penguasaan pasar. Sedangkan Corporate Public Relations berfungsi untuk menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa, baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan di dalam menjalankan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan

(3)

memberikan pengetahuan akan produk yang jelas bagi konsumen. Kegiatan dan upaya pemasaran yang menarik akan menambah minat konsumen akan produk tersebut dengan melalui media-media yang ada.

Di era persaingan bebas Public Relations harus bekerja keras untuk dapat menjaga citra positif perusahaan sehingga para konsumen merasa yakin akan program dan produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Sehingga para konsumen menjadi loyal kepada perusahaan. Namun kini kegiatan Public Relations tidak hanya mencakup menjaga hubungan internal dan eksternal perusahaan. Hal yang menarik di PT. Batik Danarhadi adalah peran Public Relations yang besar terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan dan ini di laksanakan oleh bagian pemasaran atau dapat disebut sebagai Marketing Public Relations(MPR).

Kegiatan pemasaran di masa sekarang merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh bagi keberlangsungan hidup perusahaaan, karena pemasaran berhubungan langsung dengan keberhasilan dalam penjualan yang dilakukan. Dan hasil dari pemasaran ini mengarah pada pembelian yang berulang, perekomendasian kepada pihak lain serta pembelian atau konsumsi yang meningkat. Dengan semakin meningkatnya jumlah pelanggan maka akan semakin memantapkan laju pertumbuhan perusahaan dan membantu tercapainya tujuan perusahaan.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua bentuk pemasaran yang telah diberikan suatu perusahaan akan mendapat keberhasilan. Hambatan yang terjadi dan yang dialami Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran akan memberikannya suatu pengalaman dan pengetahuan lebih di bidang pemasaran. Dengan kemampuan yang dimiliki maka tujuan perusahaan dapat perlahan-lahan diwujudkan.

(4)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta ?

2. Apa saja hambatan yang dihadapi Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta ?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan Marketing Public Relations untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi Marketing Public Relations dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta. 3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Marketing Public Relations untuk

mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pemasaran di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan Public Relations.

(5)

2. Manfaat Praktis

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi instansi pemerintah maupun swasta dalam pelaksanaan peran Public Relations di perusahaan pada umumnya dan di PT Batik Danarhadi Surakarta pada khususnya.

b. Sebagai acuan pelaksanaan penelitian sejenis secara mendalam oleh peneliti lain.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Public Relations

a. Pengertian Public Relations

Menurut Cutlip, Center dan Glen M. Broom dalam Onong Uchjana Effendy (1993:116) “Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan public”.

Dalam Kongres I Asosiasi PR sedunia dikutip dalam Yosal Iriantara (2004: 5-6) “Public Relations sebagai seni dan ilmu sosial yang menganalisis kecenderungan, memperkirakan konsekuensi-konsekuensi kecenderungan itu, memberi saran pada pimpinan organisasi dan mengimplementasikan program aksi yang terencana demi kepentingan organisasi dan kepentingan public”.

Selain itu menurut Frank Jefkins (1996:9) “Public Relations adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.

(6)

dengan publiknya, baik itu kedalam maupun keluar, dengan melalui program kerja yang terencana.

b. Fungsi Public Relations

Menurut Direktorat Pembinaan Hubungan Masyarakat dan Departemen Penerangan RI dalam Onong Uchjana Effendy (1993:111-112) merumuskan fungsi Public Relations sebagai berikut :

1) Melaksanakan hubungan ke dalam, yaitu pemberian pengertian tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “Internal Public” yaitu para karyawan;

2) Melakukan hubungan keluar, yaitu pemberian informasi tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap “Exsternal Public” yaitu masyarakat pada umumnya;

3) Melakukan penelaahan serta pembinaan Pendapat Umum melalui hubungan-hubungan khusus dengan unsur-unsur Lembaga Masyarakat; 4) Melakukan pembinaan serta bimbingan untuk mengembangkan

Kehumasan sebagai medium penerangan;

5) Menyelenggarakan Koordinasi Integrasi dan Sinkronisasi serta kerjasama kegiatan Hubungan Masyarakat untuk penyempurnaan pelayanan penerangan terhadap umum.

Menurut Bertrand R. Carfield dalam Onong Uchjana Effendy (1993: 137) mengemukakan tiga fungsi Public Relations yakni:

1) Mengabdi kepada kepentingan umum ( It should serve the public’s interest) 2) Memelihara komunikasi yang baik (Maintain good communication)

3) Menitik-beratkan moral dan tingkah laku yang baik (stress good morals and manners)

Sedangkan menurut Cutlip dan Centre, and Canfield dalam Rosady Ruslan (2005: 19) fungsi public relations dapat dirumuskan, sebagai berikut:

1) Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama . 2) Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan

publiknya yang merupakan khalayak sasaran.

3) Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.

4) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.

(7)

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi Public Relations adalah:

1) Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya, baik keluar maupun kedalam.

2) Melayani kepentingan public dengan baik.

3) Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik.

c. Tugas Public Relations

Menurut Djoko Santoso (2004: 6-7) tugas khusus Public Relations Manajer adalah :

1) Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasinya.

2) Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi dan kepentingan organisasi dan menyampaikan setiap informasi yang penting pada pihak manajemen. 3) Memberi nasihat pada pihak manajemen mengenai masalah komunikasi. 4) Menyediakan informasi kepada khalayak perihal organisasinya.

Selain itu menurut Oxley dalam Yosal Iriantara (2004: 6-7) tugas-tugas Public Relations mencakup:

1) Memberikan saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik-publiknya.

2) Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap publik-publik utama pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publik-publik-publik utama terhadap organisasi.

3) Bekerja sebagai penghubung (liaison) antara manajemen dan publik-publiknya; dan

4) Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang mempengaruhi hubungan public dan organisasi.

Dari uraian di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil mengenai tugas Public Relations adalah:

a) Membantu kegiatan manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. b) Membentuk dan memelihara citra yang baik bagi perusahaan.

c) Memantau pendapat public mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan/organisasi.

(8)

Menurut M. Linggar Anggoro (2005: 3) “tujuan Public Relations adalah penyajian berbagai informasi dan pendidikan atau penyuluhan untuk menciptakan saling pemahaman”.

Menurut Tony Greener (2002: 4) tujuan Public Relations adalah:

1) Menciptakan reputasi bagi perusahaan-perusahaan dan organisasi-organisasi.

2) Menciptakan reputasi para individual sebagai ahli di bidang yang dipilihnya.

3) Meningkatkan kesadaran terhadap produk dan layanan dan pada organisasi yang mengadakan mereka.

4) Mempertinggi nama baik dari suatu kedudukan masyarakat atau nama baik perusahaan.

5) Menyelenggarakan kampanye untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Djoko Santoso (2004: 14) berpendapat dari sekian banyak tujuan Public Relations yang pokok adalah :

1) Mengubah citra umum dengan adanya kegiatan-kegiatan baru perusahaan.

2) Meningkatkan kualitas calon pegawai.

3) Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat dan membuka pasar baru.

4) Memperbaiki hubungan antara perusahaan dengan khalayaknya.

5) Mendidik para konsumen agar lebih efektif dalam memanfaatkan produk perusahaan.

6) Menyebarluaskan informasi mengenai aktifitas dan partisipatori pimpinan perusahaan dalam kehidupan social.

7) Mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor acara. 8) Menyebarluaskan riset yang dilakukan perusahaan.

Selain itu menurut Rachmat Krisyantono (2008:5-17) tujuan Public Relations antara lain:

1) Menciptakan pemahaman (mutual Understanding) antara perusahaan dan publiknya.

2) Membangun Citra Korporat (Corporate Image). 3) Membentuk opini public yang favorable (mendukung). 4) Membentuk good will dan kerja sama.

Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan Public Relations adalah:

1) Menciptakan, menjaga dan meningkatkan citra baik perusahaan.

2) Melakukan kegiatan yang mengarah kepada pembentukan citra yang positif.

(9)

e. Aktivitas Public Realtions

Aktivitas Public Relations menurut Rachmat Kriyantono (2008:20-21) antara lain:

1) Publication & Publicity, yaitu memperkenalkan perusahaan kepada public. Misalnya membuat tulisan yang disebarkan ke media.

2) Events, mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra. Misalnya stasiun televisi SCTV mengadakan acara SCTV Award. 3) News, seorang public relations dituntut menguasai teknik-teknik menulis

sehingga dapat menghasilkan produk-produk tulisan (Public Relations Writing), seperti press release, newsletter, berita dan lain-lain.

4) Community Involvelment, public relations mesti membuat program-program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat disekitarnya. Misalnya Hotel Santika setiap memperingati HUT RI mengadakan perlombaan yang juga di ikuti masyarakat sekitar hotel.

5) Identity Media, merupakan pekerjaan public relations dalam membina hubungan dengan media (pers). Sangat penting untuk memperoleh publisitas media. Media adalah mitra kerja abadi public relations. Media butuh public relations sebagai sumber berita dan public relations butuh media sebagai sarana penyebar informasi serta pembentuk opini public. 6) Lobbying, public relations dituntut mempunyai keahlian persuasi dan

negosiasi dengan berbagai pihak. Keahlian ini tampak dibutuhkan misalnya, pada saat terjadi krisis manajemen untuk mencapai kata sepakat di antara pihak yang bertikai.

7) Social Investment, pekerjaan public relations untuk membuat program-program yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan social. Contoh: program public relations “Trans TV Peduli Aceh” yang memberikan bantuan dana dan pembuatan rumah bagi korban bencan Tsunami akhir tahun 2004 lalu.

Selain itu, aktivitas PR menurut H. Fayol dalam Rosady Ruslan (2005:23-24) adalah sebagai berikut:

1) Membangun identitas dan citra perusahaan yang positif dan mendukung kegiatan komunikasi dua arah dengan berbagai pihak.

2) Menghadapi krisis, menangani keluhan yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan berusaha untuk memperbaiki lost of image and damage.

3) Mempromosikan aspek kemasyarakatan atau public dan mendukung kegiatan kampanye sosial.

(10)

Menurut Dozier & Broom dalam Rosady Ruslan (2005: 20-21) peranan Public Relations dapat dibedakan menjadi empat kategori, yaitu:

1) Penasehat Ahli (Expert Prescriber)

Seorang praktisi PR yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi untuk dapat membantu mencarikan solusi yang tepat atas masalah hubungan dengan public (public relationship) yang sedang atau akan dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan.

2) Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)

Praktisi PR harus dapat berperan sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang menjadi harapan serta keinginan publiknya dan sebaliknya, sehingga dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.

3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)

Di sini, peran PR adalah untuk membantu pimpinan perusahaan baik sebagai Penasehat (adviser) hingga dalam proses pengambilan keputusan/tindakan eksekusi dalam mengatasi persoalan yang terjadi secara rasional dan professional.

4) Teknisi Komunikasi (Communications Technician)

Peranan ini menjadi PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau biasa dikenal dengan method of communications in organizations.

Menurut Kotler dalam Rosady Ruslan (2005: 248-249) peranan Public Relations adalah:

1) Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk yang tengah diluncurkan itu.

2) Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan/digunakan

3) Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk.

4) Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya. 5) Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, termasuk

upaya mengatasi keluhan-keluhan (complain handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggan.

6) Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan posisi produk yang lama.

(11)

8) Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya.

9) Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul di masa mendatang, misalnya terjadinya krisis kepercayaan, menurunnya citra perusahaan hingga risiko terjadinya krisis manajemen, krisis moneter, krisis multidimensional dan lain sebagainya. Dari uraian di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil mengenai peran

Public Relations yaitu:

1) Public Relations berperan dalam menciptakan dan membangun citra positif perusahaan yang diwakilinya di mata public intern dan ekstern. 2) Public Relations berperan sebagai penghubung antara pihak manajemen

dengan public.

3) Public Relations membantu manajemen dalam memberikan solusi atas masalah yang sedang maupun yang akan timbul di perusahaan.

g. Media Public Relations

Dalam Frank Jefkins(1996:61-62) media-media yang utama bagi kegiatan humas (Public Relations) adalah :

1) Media pers (press): media ini terdiri dari berbagai macam Koran yang beredar di masyarakat secara umum, baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan internasional; Koran-koran gratis; majalah-majalah, yang diterbitkan secara umum maupun hanya dalam jumlah terbatas untuk kalangan tertentu; buku-buku petunjuk khusus; buku-buku tahunan dan laporan-laporan tahunan dari berbagai lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum.

2) Audio visual: media ini terdiri dari slide dan kaset video, atau bisa juga film-film dokumenter.

3) Radio: kategori ini meliputi semmua jenis radio, mulai dari yang berskala lokal, nasional hingga internasional baik yang dipancarkan secara luas maupun yang dikemas secara khusus.

4) Televisi: sama halnya dengan radio, televisi yang sering digolongkan sebagai media humas tidak hanya televisi nasional atau regional tapi juga televisi internasional , termasuk pula sistem-sistem teletex seperti Prestel, oracle, dan ceefax, yakni suatu perangkat yang memungkinkan pemakainya memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan melalui siaran televisi terbatas.

(12)

6) Bahan-bahan cetakan (printed material) yakni berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informative, dan menghibur yang disebarkan dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan humas tersebut. 7) Penerbitan buku khusus (sponsored books) isi buku ini bisa bermacam-macam, misalnya saja mengenai seluk-beluk organisasi, petunjuk lengkap mengenai cara penggunaan produk-produknya atau bisa juga mengenai keterangan tentang berbagai aspek yang berkenaan dengan produk atau organisasi itu sendiri.

Klasifikasi media massa dalam Rosady Ruslan (2005: 188-189) adalah: 1) Media cetak yang bersifat komersial, misalnya surat kabar harian,

tabloid, majalah berita, atau hiburan yang terbitannya secara berkala tersebar luas dan dibaca oleh masyarakat umum.

a) Kelebihan media berita adalah harganya relatif murah, berita lebih menyeluruh, lengkap dan dapat menyebar dengan cepat dan efektif, memiliki jangkauan yang luas.

b) Kekurangannya adalah hanya terjadi komunikasi satu arah, umur atau jangka waktu berlakunya relatif pendek (short life span).

2) Media elektronik (broadcast media), seperti radio,televisi (milik pemerintah maupun swasta).

a) Kelebihannya adalah bahwa pesannya mudah diterima dan diingat pemirsanya (visual lebih hidup), serta kecepatan penyampaian berita dan daya pengaruhnya cukup tinggi.

b) Kekurangannya adalah harga lebih mahal, pengaruhnya langsung dan dapat bersifat negatif, penyampaian berita atau pesan tidak menyeluruh karena jam siarannya harus menghemat waktu.

Media yang digunakan oleh Public Relations dalam menyampaikan pesan kepada publiknya menurut Rosady Ruslan (2005:211-213) adalah:

1) House Journal

Biasanya digunakan oleh Public Relations untuk keperluan publikasi atau sebagai sarana komunikasi yang bertujuan pada kalangan terbatas seperti karyawan, relasi bisnis, nasabah atau konsumen. Biasanya dapat berbentuk news letter, magazine, tabloid, bulletin, company profile, annual report, prospectus dan lain sebagainya.

2) Printed Material

Biasanya dapat berbentuk brochure, leaflet, booklet, kop surat, kartu nama, kartu ucapan selamat, (supplement) kalender dan lain sebagainya. 3) Event (media pertemuan)

Media pertemuan secara langsung dengan para audiencenya melalui tatap muka langsung (face to face), misalnya presentasi, diskusi panel, seminar, pameran, dan lain sebagainya.

4) Broadcasting Media dan Internet

(13)

5) Media Sarana Humas/Public Relations

Yaitu media yang berkaitan dengan penampilan identitas perusahaan (corporate identity) yang merupakan symbol perusahaan, logo, warna standar perusahaan dan kemasan produk, penampilan dan citra lobby kantor (front office lobby), pakaian seragam (uniform) hingga model huruf atau logo perusahaan (style of identity mark) sebagai pembeda dengan kompetitor lainnya.

6) Media Personal

Yaitu media yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengadakan pertemuan secara langsung (face to face contact) dengan maksud mengadakan pendekatan personal atau melobi dan kemudian bernegosiasi sehingga dapat terjadi perundangan untuk mencapai kesepakatan bersama.

h. Hambatan-hambatan Public Relations

Menurut Kustadi Suhandang (2004:57-59) hambatan terhadap usaha persuasi Public Relations dapat berupa:

1) Faktor kebisingan (noise factor), hambatan yang berupa suara-suara yang mengganggu jalannya komunikasi sehingga pesan komunikasi tidak bisa diterima sebagaimana mestinya.

2) Faktor Semantik, hambatan yang berupa pemakaian kata atau istilah yang menimbulkan salah paham atau pengertian.

3) Faktor Interes (kepentingan), hambatan yang berupa kepentingan yang berbeda-beda yang dapat membuat seseorang atau orang banyak lebih bersikap selektif dalam hal penghayatan atau tanggapan.

4) Faktor motivasi, hambatan ini berupa motivasi yang berbeda-beda yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya.

5) Faktor Prasangka, hambatan terhadap berlangsungnya komunikasi sebab orang yang memiliki prasangka belum apa-apa sudah bersikap was-was dan menentang komunikator atau pembicaranya yang hendak melancarkan komunikasi.

Selain itu beberapa hambatan yang perlu menjadi program pemikiran PR menurut Kustadi Suhandang (2004:238), antara lain:

1. Ke dalam

a) Meningkatkan efisien tenaga buruh atau pegawai sebagai sumber daya manusia.

b) Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan buruh atau pegawai. c) Memelihara kekompakan kerja serta menyalurkan kreatifitas pegawai. d) Ikut mengawasi dan menjaga perusahaan dari gangguan-gangguan

(14)

e) Menggerakkan para pegawai agar memberikan pelayanan kepada public dengan sebaik-baiknya.

2. Ke luar:

a) Memelihara hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat (public), terutama dengan publik di sekitar perusahaan berada. b) Mengajak masyarakat untuk mau menjadi minded terhadap hasil

produksi perusahaan.

c) Memperluas pasaran hasil produksi perusahaan.

d) Membina kepercayaan dan simpati masyarakat terhadap kegiatan perusahaan (publisitas, propaganda atau periklanan).

i. Kriteria Yang dimiliki Public Relations Officer (PRO)

Dalam Frank Jefkins (1996:21) Ada 6 kriteria seorang praktisi PR yang baik, terlepas dari latar belakang pribadinya:

1) Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik.

2) Mampu berkomunikasi dengan baik.

3) Pandai mengorganisir segala sesuatu. Hal ini menuntut suatu kemampuan perencanaan yang prima.

4) Memiliki integritas personal, baik dalam profesi maupun dalam kehidupan pribadinya.

5) Punya imajinasi. Artinya daya kreatifnya cukup baik sehingga ia mampu membuat jurnal internal, menulis naskah untuk film atau video, menyusun rencana kampanye PR yang rinci dan jelas, serta mampu mencari dan menemukan cara-cara yang semula tak terbayangkan guna memecahkan berbagai masalah.

6) Serba tahu. Seorang praktisi PR dituntut untuk memiliki akses informasi yang seluas-luasnya. Dalam hal ini, mau tidak mau iamemang dituntut untuk menjadi seorang dewa.

Sedangkan menurut Rosady Ruslan (2005:122) PR dituntut untuk memiliki empat kemampuan yaitu:

1) Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja, komunikasi, dan mampu mengevaluasi suatu problematik yang dihadapinya.

2) Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis, dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya.

(15)

organisasi/instansi yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling menguntungkan.

4) Kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya, toleransi, saling menghargai, good will, dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik publik internal maupun eksternal.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang praktisi Public Relations harus memiliki beberapa kriteria berikut:

1) Seorang praktisi PR harus memiliki keterampilan dalam bidang jurnalistik. 2) Seorang PR harus berpengetahuan dan berwawasan luas serta pola

berfikirnya berorientasi ke masa depan.

3) Memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum dan mampu menarik perhatian.

4) Harus dapat dipercaya, jujur dalam memberikan informasi atau keterangan kepada public.

5) Mampu berkomunikasi dengan baik.

2.Tinjauan Tentang Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Dalam Anne Gregory (2008:17) menurut Chartered Institute of Marketing di Inggris mendefinisikan pemasaran sebagai “suatu proses manajemen yang bertanggung jawab atas pengidentifikasian, pengantisipasian, dan pemenuhan kebutuhan pelanggan yang menguntungkan perusahaan”.

Menurut William J. Stanton (1991:7-8) “Pemasaran adalah suatu system total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial”.

(16)

b. Bauran Pemasaran/Marketing Mix

Menurut William J. Stanton dalam Basu Swastha DH. (1984:42) “marketing mix adalah kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi”.

Selanjutnya menurut William J. Stanton dalam Basu Swastha DH. (1984:43-44) Marketing Mix dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Produk

Dalam pengelolaan produk termasuk pula perencanaan dan pengembangan produk dan/ jasa yang baik untuk dipasarkan oleh perusahaan. Perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produk yang ada, menambah produk baru, atau mengambil tindakan lain yang dpat mempengaruhi kebijaksanaan dalam penentuan produk. Selain itu, keputusan-keputusan juga perlu diambil menyangkut masalah pemberian merk, pembungkusan, warna, dan bentuk produk lainnya.

2) Harga

Dalam kebijaksanaan harga, manajemen harus menentukan harga dasar dari produknya, kemudian menentukan kebijaksanaan menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos kirim dan hal-hal lain yang berhubungan dengan harga.

3) Promosi

Promosi ini merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahu dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah: periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas, hubungan masyarakat.

4) Distribusi

Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi, serta mengembangkan system distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkut produk melalui saluran tersebut. Ini dimaksudkan agar produknya dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya.

c. Pengertian Marketing Public Relations

Menurut Thomas L. Harris dalam Rosady Ruslan (2005:239) “Marketing Public Relations adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut di lakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan”.

(17)

percaya dan melalui kesan-kesan positif yang di timbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaann atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya”.

d. Aktivitas Marketing Public Relations

Dalam Rosady Ruslan (2005:247) program kerja/aktivitas dari Marketing Public Relations adalah:

1) Peluncuran dan publikasi produk. 2) Iklan layanan masyarakat.

3) Advetorial (artikel sponsor).

4) Special events: promotions & publications programs. 5) Road show, and business presentations, etc.

e. Peranan Marketing Public Relations

Menurut Philip Kotler dalam Rosady Ruslan (2007:139) peranan Marketing Public Relations adalah sebagai berikut:

1) Membangun kesadaran konsumen

Public Relations dapat menyusun cerita menarik (story board) atas produk, jasa, organisasi, atau gagasan cemerlang sehingga konsumen atau sasaran khalayak (pull strategy) menjadi tertarik.

2) Membangun kredibilitas (kepercayaan)

Upaya Public Relations adalah bagaimana membangun suatu kredibilitas korporasi (corporate credibility image) melalui teknik publikasi bekerja sama dengan pihak media atau pers (editorial contacts) yang terus-menerus.

3) Merangsang wiraniaga dan penyalur

Public Relations dapat membantu program kerja wiraniaga dan antisiasme penyalur, yaitu mempublikasikan tentang suatu produk atau jasa yang akan siluncurkan sebelum dipasarkan (push strategy) melalui kekuatan (power) public relations approach

4) Menekan anggaran promosi

Keuntungan lain dengan memanfaatkan kekuatan public relations dalam penyampaian pesan suatu produk atau jasa lewat publikasi positif dan biayanya lebih murah jika berpromosi melalui iklan komersial tv atau media cetak.

(18)

Tidak semua konsumen senang melihat iklan, maka untuk mengatasi orang yang tidak senang iklan tersebut, Public Relations akan menggantikannya melalui publikasi, pembuatan press release, artikel atau features tentang story board dalam advertorial mengenai produk atau jasa yang akan di pasarkan sehingga semua informasi atau pengenalan tentang produk yang diluncurkan akan sampai ke konsumen secara optimalisasi, efektif, dan efisien dalam menggunakan dana promosi.

Sedangkan menurut Rhenald Kasali (1992:13) ruang lingkup pekerjaan Marketing Public Relations adalah:

1) Memposisikan perusahaan sebagai “leader” dan “expert”. 2) Membangun kepercayaan (confidence and trust) konsumen. 3) Memperkenalkan produk baru.

4) Menghapus, meluncurkan kembali (relaunch) produk-produk yang sudah dewasa (mature).

5) Mengkomunikasikan keuntungan-keuntungan produk lama.

6) Mempromosikan cara-cara pemakaian baru atas produk yang sudah dikenal.

7) Melibatkan/menggerakkan masyarakat terhadap produk kita. 8) Menjangkau “secondary markets”

9) Menekan pasar yang lemah. 10) Memperluas jangkauan iklan.

11) Menyebarkan berita sebelum beriklan.

12) Membuat iklan lebih berbunyi (menjadi bahan pembicaraan). 13) Menjelaskan “product story” dengan lebih detail.

14) Memperoleh publisitas atas produk-produk yang tidak boleh di iklankan.

15) Memperoleh pemberitaan televisi atas produk-produk yang tabu di iklankan di TV.

16) Mengetes konsep pemasaran.

17) Mengidentifikasikan produk (merk) dengan nama perusahaan.

18) Mendapatkan dukungan konsumen dengan menjelaskan misi perusahaan.

19) Mendorong motivasi tenaga-tenaga penjual (sales force). 20) Memperoleh dukungan dari para penyalur (pengecer).

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur berpikir yang dipergunakan dalam penelitian, yang diilustrasikan secara menyeluruh dan sistematis setelah memiliki teori yang mendukung proses penelitian.

(19)

membuat laju pertumbuhan ekonomi meningkat cepat dan menumbuhkan bnyak pasar baru yang sesuai dengan selera dan keinginan dari konsumen. Salah satu usaha yang berkembang pesat adalah di bidang tekstil.

Dalam setiap persaingan yang dihadapi, perusahaan berupaya melakukan yang terbaik agar mampu bertahan. Salah satu stategi yang di miliki adalah dengan meningkatkan peran Public Relations. Tidak dapat dipungkiri bahwa Public Relations memiliki peran besar dalam maju tidaknya suatu perusahaan. Untuk itulah perusahaan yang bergerak di bidang bisnis komersial sangat perlu memiliki Public Relations yang membantu dalam melaksanakan kegiatan manajemen perusahaan. Dan kini Public Relations yang di miliki perusahaan terdiri dari Marketing Public Relations (MPR) dan Corporate Public Relations (CPR).

Dalam perusahaan yang digunakan sebagai obyek ini penulis melihat adanya pengaruh yang besar Marketing Public Relations yang mendorong minat bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam. Peran public relations dalam bauran pemasaran adalah mengkomunikasikan pesan-pesan kunci kepada masyarakat/konsumen yang menjadi target dalam mata rantai pemasaran untuk mempengaruhi perilaku pembelian.

Dalam Marketing Public Relation yang di lakukan tidak dapat dipungkiri bahwa dalam setiap pencapaian tujuan tersebut akan ada hambatan yang di alami, dan sudah menjadi tugas bagi Marketing Public Relations untuk mencari solusi yang tepat dalam permasalahan yang dihadapinya. Dan sebagai hasil dari kegiatan tersebut adalah perusahaan dapat terus mempertahankan eksistensinya dan mencapai keberhasilan dalam melakukan penjualan produk yang dimilikinya, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai.

(20)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam memperoleh data untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian, peneliti melaksanakan penelitiannya di PT. BATIK DANARHADI Surakarta, yang terletak di

Corporate PublicRelations

Marketing Public Relations PERUSAHAAN

Public Relations

Pemasaran Hambatan

Solusi

Tujuan Perusahaan

(21)

Jalan Dr. Rajiman No. 164 Singosaren, Kemlayan, Serengan, Surakarta, Telp.(0271)644126, PO BOX 110

Penetapan lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu :

a. Adanya permasalahan yang terkait dengan topik penelitian tersebut di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

b. Tersedia data yang diperlukan oleh peneliti dan lokasi mudah dijangkau.

c. Belum pernah dilaksanakan penelitian dengan permasalahan yang serupa, dan adanya keterbukaan dari pihak PT. Batik Danarhadi Surakarta sehingga memudahkan di dalam melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari pembuatan proposal sampai dengan selesainya laporan dalam bentuk skripsi. Diperkirakan dalam jangka waktu selama 5 (lima) bulan yaitu mulai bulan April 2009 sampai Agustus 2009.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Atas dasar telaah teori yang telah disusun dan melihat permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka peneliti memilih penelitian kualitatif.

Menurut Lexy J. Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah :

“Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.

Riset kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme (natural setting) artinya bahwa realitas yang muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini. Hal tersebut

(22)

sesuai dengan pendapat HB Sutopo (2002:35) yang menyatakan bahwa “Pada penelitian kualitatif peneliti berusaha menganalisis data dengan semua kekayaan wataknya yang penuh nuansa, sedekat mungkin dengan bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat”.

Kemudian Van Mannen dalam HB Sutopo (2002:34) menambahkan bahwa “Penelitian kualitatif kepentingan pokoknya terletak pada peristiwa nyata dalam dunia aslinya, bukan sekedar pada laporan yang ada”.

Karakteristik penelitian kualitatif antara lain : latar alamiah, manusia sebagai alat (instrumen),metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, adanya batas yang

ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahanan data, desain yang bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Dalam penelitian kualitatif ada tiga macam strategi pendekatan yang digunakan, yaitu eksplanatif, eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk menjelaskan suatu pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu pendapat, penelitian eksploratif bertujuan untuk menentukan hal-hal yang baru, sedangkan penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata-kata atau uraian dan penjelasan.

Berdasarkan masalah yang disajikan dalam penelitian ini yang lebih menekankan masalah proses dan makna (persepsi dan artisipasi), maka jenis penelitian dengan strateginya yang terbaik adalah penelitian kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa yang lebih berharga daripada sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka.

(23)

menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.

2. Strategi Penelitian

Menurut HB Sutopo (2002:11): ”...dalam penelitian kualitatif dikenal juga adanya studi kasus tunggal dan studi kasus ganda”. Di bagian lain HB Sutopo (2002:112) juga menjelaskan bahwa: ”Secara lebih khusus baik studi kasus tunggal ataupun studi kasus ganda, masih dibedakan adanya jenis penelitian terpancang ataupun holistik penuh...”. Hal-hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Studi Kasus Tunggal

Studi penelitian disebut sebagai studi kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu karakteristik. Artinya, penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau satu subyek).

b. Studi Kasus Ganda

Penelitian ini mempergunakan adanya sasaran (lokasi studi) lebih dari satu yang memiliki perbedaan karakteristik.

c.Terpancang

Dalam penelitian terpancang, peneliti sudah memiliki dan menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan studinya. d. Holistik Penuh

Dalam penelitian holistik penuh, peneliti sudah memilih dan menentukan fokus sebelum peneliti terjun ke lapangan studinya.

(24)

C. Sumber Data

Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berfikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya.

Menurut Lofland yang di kutip Lexy J. Moleong (2006:157), “ Sumber data utama penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Sedangkan menurut HB Sutopo (2002:50-54) “Sumber data penelitian kualitatif dapat berupa nara sumber (informan), peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar, dokumen dan arsip”.

Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Narasumber (Informan)

Adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Menurut HB Sutopo (2002:50) “Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (nara sumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya”. Peneliti dan narasumber memiliki posisi yang sama, narasumber bukan hanya sekedar memberikan tanggapan pada apa yang diminta peneliti, tetapi bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini sumber data yang berupa manusia dalam penelitian kualitatif disebut informan.

(25)

2. Peristiwa atau Aktivitas

Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dari pengamatan dan peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber beragam dari berbagai peristiwa baik yang terjadi secara sengaja ataupun tidak.

Data atau informasi pada penelitian ini didapat dari pelaksanaan kegiatan pemasaran Marketing Public Relations di PT. Batik Danarhadi Surakarta.

3. Tempat atau Lokasi

Tempat atau lokasi berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti. Informasi mengenai lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya.

Tempat atau lokasi dalam penelitian ini adalah lingkungan PT. Batik Danarhadi Surakarta.

4. Dokumen atau Arsip

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 66) arsip adalah ”dokumen tertulis (surat, akta, dan sebagainya), lisan (pidato, ceramah, dan sebagainya), atau bergambar (foto, film, dan sebagainya), dari waktu yang lampau, disimpan dalam media tulis (kertas), elektronik (pita kaset,pita video, disket komputer, dan sebagainya), biasanya dikeluarkan oleh instansi resmi, di simpan dan di pelihara di tempat khusus untuk referensi”.

(26)

di kirim melalui pos; rekaman suara, gambar di film, dan sebagainya yang dapat di jadikan bukti keterangan”.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data penelitian meliputi segala bentuk literatur/ pustaka/ arsip dan dokumen operasional yang relevan dengan objek penelitian.

D. Teknik Sampling (Cuplikan)

Dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi maksud sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik. Maksud kedua dari sampling ialah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Lexy J. Moleong (2006:224) berpendapat “Pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample)”.

Oleh karena itu dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu bentuk penelitian yang pengambilan sampelnya digunakan untuk menyeleksi atau memfokuskan permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan penelitian.

Ciri-ciri sampel bertujuan menurut Lexy J. Moleong (2006:224-225):

1. Rancangan sampel yang muncul : sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.

2. Pemilihan sampel secara berurutan : tujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis.

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel : pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaannya, namun sesudah makin banyaknya informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, maka sampel dipilih atas dasar fokus penelitian.

(27)

Peneliti juga menggunakan teknik snowball sampling (bola salju). Menurut Suharsimi Arikunto (2006:17) teknik snowball sampling adalah :

“Peneliti memilih responden secara berantai. Jika pengumpulan data dari responden ke-1 sudah selesai, peneliti minta agar responden tersebut memberikan rekomendasi untuk responden ke-2, lalu yang ke-2 juga memberikan rekomendasi untuk responden ke-3, dan selanjutnya. Proses bola salju ini berlangsung terus sampai peneliti memperoleh data yang cukup sesuai kebutuhan”.

Pada teknik ini peneliti menentukan beberapa informan pokok yang peneliti pandang mengetahui tentang permasalahan yang diteliti. Selanjutnya jumlah informan semakin lama semakin bertambah, sesuai dengan yang ditunjuk oleh informan pokok tersebut. Jadi di dalam menghadapi subjek yang diteliti peneliti tidak memandangnya sebagai responden tetapi sebagai informan karena yang terpenting adalah informasi yang diberikan oleh informan (nara sumber), orang yang ditunjuk sebagai sampling di dalam penelitian kualitatif bisa saja diganti sesuai dengan kebutuhan yang didasarkan pada kenyataan di lapangan penelitiannya. Perlu diperhatikan disini, bahwa jumlah sampling tidak ditentukan sebab yang penting bukan jumlahnya, tetapi kelengkapan & kedalaman informasi yang bisa digali.

E. Teknik Pengumpulan Data

Agar suatu masalah dapat terpecahkan secara tuntas maka diperlukan data yang valid. Untuk mendapatkan data tersebut diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data adalah suatu cara khusus yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Kesalahan dalam menentukan teknik pengumpulan data akan berakibat data yang diperoleh menjadi kurang valid.

(28)

diperhatikan cara atau teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Seperti pendapat dari Suharsimi Arikunto (2006:223) bahwa ”...maka mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti”. Hal ini dikarenakan jika ada kesalahan dalam pengumpulan data maka akan sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Maka data yang dikehendaki dalam setiap penelitian adalah data yang benar-benar dapat dipercaya dan objektif.

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia yang berada dalam posisi sebagai narasumber. Lexy J. Moleong (2006:186) menyatakan pengertian “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Burhan Bungin (2003:108) menjelaskan pengertian wawancara sebagai berikut : “ Wawancara adalah proses percakapan yang dimaksud untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya, yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan yang di wawancarai (intervewee)”.

Menurut pendapat Guba dan Lincoln yang dikutip oleh Lexy J. Moleong (2006:188-190), pembagian jenis wawancara adalah :

a. Wawancara oleh Tim atau Panel

b. Wawancara Tertutup dan Wawancara Terbuka c. Wawancara Riwayat Secara Lisan

d. Wawancara Terstruktur dan Wawancara TidakTerstrukur

(29)

pertanyaan yang sama dan semua subjek dipandang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Pokok-pokok yang dijadikan dasar pertanyaan diatur secara sangat terstruktur. Keuntungan wawancara terstruktur ialah jarang mengadakan pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan yang diwawancarai agar jangan sampai berdusta. Lexy J. Moleong (2006:190).

Wawancara tidak terstruktur karena peneliti merasa tidak tahu apa yang tidak diketahuinya. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Hasil wawancara semacam ini menekankan kekecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal. Pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden. Pelaksanaan tanya-jawab mengalir seperti dalam percakapn sehari-hari. Wawancara biasanya berjalan lama dan sering kali dilanjutkan pada kesempatan beikutnya.

Sehingga dalam penelitian ini peneliti sebagai pewawancara menggunakan wawancara dengan teknik terstuktur dan tidak terstruktur, yaitu teknik wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan, di buat kerangka dan garis besarnya sebelum berada di lapangan penelitian, sehingga pertanyaan yang diberikan akan lebih terarah. Tetapi pertanyaan yang diberikan dapat berkembang sesuai kebutuhan data meskipun pertanyaan tersebut tidak ada dalam pedoman wawancara. Dan wawancara ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang sedang dijelajahi.

2. Observasi

(30)

tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. (H B. Sutopo, 2002:65).

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain. Pendapat Kartini Kartono (1996:162) menurut cara pelaksanaannya dan tujuan teknik observasi dapat dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu :

a. Observasi Partisipasi

Yaitu teknik observasi dimana pengamat benar-benar ikut mengambil bagian (ikut berpartisipasi) dalam kegiatan yang dilakukan oleh para subjek yang diobservasi.

b. Observasi Sistematis / berstruktur

Yaitu teknik observasi yang mempunyai struktur atau kerangka yang jelas, di dalamnya berisikan semua faktor yang diperlukan dan sudah dikelompokkan dalam kategori dan tabulasi tertentu.

c. Observasi Eksperimental

Yaitu teknik observasi yang dilakukan secara non partisipatif, namun berstuktur dan sistematis untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan, timbulnya variabel-variabel dan gejala-gejala kelainan sebagai satu situasi eksperimental yang sengaja diadakan untuk bisa diteliti.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi sistematis/berstruktur dimana peneliti menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Menurut Burhan Bungin (2005:134-135) menyatakan bahwa dalam penelitian berstruktur, peneliti telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang ingin diamati, yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian karena pada pengamatan, peneliti telah terlebih dulu mempersiapkan materi pengamatan dan instrumen yang akan digunakan.

Di samping observasi berstuktuk/sistematis, peneliti juga menggunakan observasi dengan tidak berpartisipasi (nonparticipant observation), sesuai dengan pendapat Rosady Ruslan (2003:36) bahwa “dalam pengamatan nonpartisipasi, peneliti melakukan observasi pengumpulan data dan informasi tanpa melibatkan diri, atau tidak menjadi bagian dari lingkungan sosial/organisasi yang diamati”

(31)

3. Dokumen

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis Suharsimi Arikunto( 2006:158). Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis sepert buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.

Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang berkaitan dengan peristiwa masa kini yang sedang diteliti (H B. Sutopo, 2002:69).

4. Studi Kepustakaan

Menurut Mestika Zed (2004:3) berpendapat bahwa “Riset kepustakaan atau sering juga disebut studi pustaka, ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian”

Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh data dengan cara membaca, mempelajari, dan menganalisa isi pustaka yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

F. Validitas Data

(32)

Dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, HB Sutopo (2002:78-82) menyebutkan bahwa ada empat macam triangulasi, yaitu :

1) Triangulasi data atau triangulasi sumber, yaitu penelitian dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data sejenis.

2) Triangulasi metode yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data yang sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda.

3) Triangulasi peneliti, yaitu cara yang mana hasil penelitian baik data ataupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhan diuji validitasnya dari beberapa peneliti.

4) Triangulasi teori, yaitu triangulasi yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Sedangkan menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2006:330) mengemukakan bahwa teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Empat macam triangulasi tersebut adalah sebagai berikut :

1) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber

2) Yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.

3) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan metode

4) Dalam teknik pemeriksaan ini terdapat 2 strategi yaitu : 1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data. 2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

5) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan penyidik

6) Teknik ini dengan jalan memanfaatkan peneliti / pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembai derajat kepercayaan data.

7) Teknik Pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan teori

Menurut Lincoln dan Guba teknik ini berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

Sedangkan dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah dengan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber dan metode.

Menurut pendapat Lexy J. Moleong (2006:330) hal tersebut dapat dicapai dengan jalan :

(33)

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannyasecara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Disamping menggunakan cara triangulasi data tersebut, penelitian ini juga menggunakan teknik informan review. Review informan sebagai langkah penting dalam penelitian ini, yakni responden diminta untuk meneliti dan mengontrol pembenaran hasil wawancara dengan maksud agar responden bisa memperbaiki apabila terdapat kesalahan dan menambah bila ada yang kurang.

Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitiannya. Ketepatan data tersebut tidak hanya tergantung pada ketepatan memilih sumber dan teknik pengumpulannya tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas data. Validitas data dalam penelitian menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode serta review informan.

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan data ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis. Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif yaitu tiap komponen analisis, aktivitasnya dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponen maupun dengan proses pengumpulan data dalam proses yang berbentuk siklus.

1. Reduksi Data

(34)

wilayah penelitian, permasalahan penelitian dan pengumpulan data yang mana yang dipilihnya, dan tahap ini berlangsung terus sampai laporan akhir lengkap tersusun. Sebagai bagian dari analisis, maka proses menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data merupakan hal yang sangat penting dilakukan, sehingga akan mempermudah dalam menarik dan memverifikasikan kesimpulan final.

2. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Dengan penyajian ini dapat membantu peneliti dalam memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan. Penyajian informasi ini dapat berbentuk matriks, grafik, jaringan dan bagan yang tersusun secara terpadu sehingga memudahkan peneliti dalam menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Kegiatan penyajian data disamping sebagai kegiatan analisis juga merupakan kegiatan reduksi data.

3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan, sedangkan verifikasi juga dapat berupa kegiatan yang dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian (H B. Sutopo, 2002:91-93).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema analisis interaktif berikut ini :

Pengumpulan Data

Sajian Data

(35)

Gambar 2 : Skema Model Analisis Data Interaktif

(Sumber: Miles & Huberman, 1992:20)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini berupa tahap – tahap sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

Ada enam tahap kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Kegiatan dan pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Menyusun rancangan penelitian b) Memilih lapangan penelitian c) Mengurus perijinan

d) Menjajaki dan menilai lapangan e) Memilih dan memanfaatkan informan

f) Menyiapkan perlengkapan penelitian (Lexy J. Moleong, 2006 : 127-133).

2. Tahap Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian : a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri

1) Pembahasan latar penelitian 2) Penampilan

3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

(36)

4) Jumlah waktu studi b) Memasuki lapangan

1) Keakraban hubungan 2) Mempelajari bahasa 3) Peranan peneliti

c) Berperan serta sambil mengumpulkan data 1) Pengarahan batas studi

2) Mencatat data

3) Petunjuk tentang cara mengingat data 4) Kejenuhan, keletihan dan istirahat

5) Meneliti suatu latar yang di dalamnya terdapat pertentangan

3. Tahap Analisis Data

Analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data di lapangan, sedang analisis akhir dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup mendukung maksud dan tujuan penelitian. Tahap ini merupakan tahapan dalam menarik kesimpulan.

4. Tahap Penulisan Laporan Penelitian

Tahap ini merupakan tahap akhir dimana peneliti mulai menyusun hasil laporan yang telah disusun secara rapi dilanjutkan dengan penggandaan laporan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

Pengumpulan

Persiapan Penelitian

Pengumpulan Data Analisis Data Awal

Pembuatan Proposal Penelitian dan

Perijinan

Analisis Data Akhir

Penarikan Kesimpulan

(37)

Gambar 3. Prosedur Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan PT. Batik Danarhadi Surakarta

Berdasarkan Company Profile terbaru dari PT. Batik Danarhadi (2005), status PT. Batik Danarhadi pada awal berdiri masih berbentuk sebuah industri batik rumah tangga dan dikenal dengan nama Batik Wongso. Nama tersebut diambil dari identitas sang pemilik yakni H. Wongsodinomo. Sebagai salah satu industri batik tertua di Kota Surakarta, keberadaan Batik Wongso menjadi pelopor bagi industri batik rumah tangga yang lain.

Saat masih berbentuk industri kecil, proses produksi hanya sebatas pada penyediaan bahan baku dan bahan pengolah batik saja, seperti kain dan obat-obatan. Sedangkan proses pembuatannya dilakukan dirumah masing-masing pekerja yang umumnya berasal dari daerah sekitar.

Setelah sekian lama mampu mempertahankan eksistensinya, kepemimpinan dan kepemilikan perusahaan kemudian diserahkan kepada sang cucu bernama R. H. Santosa yakni pada tahun 1967. Di bawah kepemimpinan R. H. Santosa inilah laju perekonomian perusahaan kian meningkat dan sebagai wujud kemajuannya, status usahapun berubah menjadi industri perorangan.

(38)

PT. Batik Danarhadi merupakan sebuah perusahaan yang bersifat tertutup yakni dimana semua saham yang dimiliki perusahaan adalah tidak untuk diperjualbelikan kepada pihak luar.

Kesuksesan yang diraih PT. Batik Danarhadi sampai sekarang ini menjadikannya sebagai perusahaan besar yang mampu memiliki 15 cabang di Indonesia antara lain Surakarta, Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Bali, Padang, Medan, Kediri, Bogor, Cirebon, Ujung Pandang, Bandung dan Batam.. Cabang-cabang perusahaan tersebut hanya berperan sebagai tim pelaksana bidang akuntansi saja yang berlandaskan pada sistem sentralisasi. Selain penjualan di rumah-rumah batik, PT. Batik Danarhadi juga melakukan penjualan di luar rumah batik, antara lain di toko dan supermarket: Matahari, Golden Trully, Sarinah, Sogo Plaza Indonesia, Bandung Indah Plaza, Bali Plaza Kuta, Galeria Mall, dan lain-lain. PT. Batik Danarhadi juga telah mengeksport produknya sampai ke luar negeri. Pemasaran produk ke luar negeri melalui internet. Ekspor yang di lakukan PT. Batik Danarhadi sudah sampai ke Eropa, Asia, Australia, dan lain-lain.

Sedangkan di Surakarta sendiri, cabang PT. Batik Danarhadi juga tersebar di beberapa tempat, terdiri dari Ratu Batik Solo dan Danadi Fashion Muslim, namun induk dari segala cabang perusahaan terletak di Jl. Radjiman No. 164 Surakarta

2. Tujuan Pendirian Perusahaan

Tujuan yang ingin dicapai PT Batik Danrhadi, mencakup :

a) Pelestarian budaya bangsa Indonesia, yakni pihaknya selalu berupaya memelihara sebuah tradisi agar senantiasa hidup sepanjang masa, dan hal ini sesuai dengan penerapan motto “Tradisi Batik Asli”.

b) Pendapatan keuntungan sesuai dengan barang dan jasa yang dihasilkan. c) Penyejahteraan anggota dan karyawan perusahaan beserta keluarga.

d) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sosial antara lain dengan mengurangi jumlah penggangguran di Indonesia, mencukupi kebutuhan khalayak internal maupun eksternal, serta tugas-tugas mulia yang lain.

(39)

3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi perusahaan diwujudkan oleh suatu pernyataan formal mengenai apa yang ingin dicapai perusahaan sebagai acuan dalam penciptaan formula strategi bagi misi perusahaan. Adapun visi PT. Batik Danarhadi adalah “Senantiasa berupaya untuk menjadi sebuah perusahaan yang ramah terhadap lingkungan, dan professional di bidangnya sebagai sentral mode industri batik tradisional dalam mempertahankan kelestarian produk budaya nasional.”

Kemantapan visi PT. Batik Danarhadi di dukung oleh slogan perusahaan berupa “Tradisi Batik Asli”. Hal ini tersirat makna bahwa dimana perusahaan ingin menunjukkan kesungguhan untuk menjadi sentral mode dalam industri batik, sekaligus sebagai perusahaan yang peduli terhadap kelestarian budaya bangsa. Dan pernyataan tersebut dapat dibuktikan oleh PT. Batik Danarhadi dengan melalui produk-produk yang telah dihasilkannya, antara lain yakni pihaknya mampu memproduksi 30% batik tradisional, dan sisanya merupakan batik-batik kontemporer.

Sedangkan misi perusahaan itu sendiri adalah bagaimana senantiasa memperhatikan dalam memenuhi dan mengutamakan kepentingan stakeholders. Bagi sebuah organisasi, keberadaan misi ini sangatlah penting guna memberikan arah dan kefokusan pada strategi perusahaan. Pada umumnya suatu misi merupakan wujud penjelasan arti bisnis, visi, tujuan, serta filosofi dalam sebuah organisasi. Misi bisa juga dikategorikan sebagai visi manajemen yakni mengenai apa yang ingin di lakukan sebuah organisasi dalam menggapai prospek gemilang di masa yang akan datang.

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa fraksi n-heksana dan kloroform tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli resisten

Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan tabel, grafik (gambar), dan/atau bagan. Bagian pembahasan memaparkan hasil pengolahan data, menginterpretasikan penemuan secara

Hubungan negatif tersebut dimungkinkan terjadi karena adanya ketaatan bank pada undang-undang (peraturan), wewenang pemegang saham pengendali yang hampir mutlak pada Rapat

1) Rapat paripurna-1. Rapat paripurna-1 dilaksanakan oleh DPRD Kota Pasuruan dan Pemerintah Kota Pasuruan pada tanggal 13 Desember 2007. Rapat paripurna- 1 ini merupakan rapat

kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan. kelas yang menggunakan pembelajaran diskusi

Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan menyusun skripsi yang berjudul BEBAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN SINGLE PARENT SEBAGAI KEPALA KELUARGA

Hasil pengumpulan data bahwa perencanaan program dibuat dari bawah ke atas ( buttom up ) yaitu puskesmas membuat rencana berdasarkan evaluasi program tahun sebelumnya

telah melaksanakan pengambilan data mengenai Analisis potensi Pajak Restoran dalam meningkatkan penerimaan Pajak daerah Kota Palembang terhitung dari 16 Januari 2017 s.d 30