• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Tentang Bluetooth Digital Smart Sensor System.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Tentang Bluetooth Digital Smart Sensor System."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Sistem Bluetooth Digital Smart Sensor adalah suatu sistem sensor yang bekerja sama secara digital dengan mempergunakan teknologi Bluetooth sebagai pengangkut data sensor. Sistem tersebut menjabarkan teknik perancangan dari beberapa sensor yang bekerja sama dalam suatu jaringan kerja wireless tanpa kehilangan kinerja dalam pentransmisian data.

Untuk mencapai suatu sistem yang memiliki fleksibilitas yang tinggi. Sistem Bluetooth Digital Smart Sensor mempergunakan tiga protokol komunikasi yaitu Protokol Standar IEEE 1451 Smart Transducer Interface untuk Sensor dan Aktuator dan Protokol Komunikasi IEEE 802.15 (Bluetooth). Sensor-sensor digital yang bekerja sama pada suatu jaringan kerja harus dikonfigurasi secara dinamis agar dapat menyediakan data-data yang sesuai dengan keadaan para pengguna perangkat tersebut.

Sistem Bluetooth Digital Smart Sensor dipergunakan pada komukasi point-to-point dengan mempergunakan perangkat Ericsson Bluetooth Development Kit dan Quick Start Development Kit serta personal komputer untuk membuktikan

bahwa sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Sistem tersebut tidak hanya dipergunakan untuk mengganti penggunaan kabel di wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh penggunaan kabel seperti ruang mesin atau ruang pendingin. Sistem tersebut juga memberikan berbagai macam kemudahan dan interoperabilitas yang menjanjikan baik dipergunakan untuk Personal Area Network (PAN) maupun aplikasi luas sekalipun.

(2)

ABSTRACT

Bluetooth Digital Smart Sensor System is a sensor system that works digitally by using Bluetooth technology as sensor data transfer. The system will explain design technique from multiply sensors will work together on a wireless network without losing performance in transmitting the data.

To achieve flexibility of the system, Bluetooth Digital Smart Sensor System using two kind of communication protocol which is Protocol Standard IEEE 1451 (Smart Transducer Interface for Sensor and Actuator) and Communication Wireless Protocol IEEE 802.15 (Bluetooth). Digital sensors who works together in a network must be configure dynamically so it can provide a suitable data for any condition of a user who use the device.

Bluetooth Digital Smart Sensor System is used in point-to-point communication using Ericsson Bluetooth Development Kit and Quick Start Development Kit device also personal computer to prove that the system can work. Bluetooth Digital Smart Sensor system not only utilized for replace usage of cable in out of reach regions from cable usage like machine room or cold storage. The system also give many kind

of amenity and promising interoperability either utilized for the Personal Area Network (PAN) and also wider network application.

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Tujuan ... 2

1.4. Pembatasan Masalah ... 2

1.5. Sistematika Pembahasan ... 3

BAB II. TEORI PENUNJANG ... 4

2.1. Bluetooth ... 4

2.1.1. Pendahuluan ... 4

2.1.2. Jaringan Kerja Bluetooth ... 6

2.1.2.1. Membangun Jaringan Kerja Bluetooth ... 8

2.1.3. Spesifikasi Protokol Stack Bluetooth ... 10

2.1.3.1. Bluetooth Radio ... 12

2.1.3.2. Baseband ... 13

2.1.3.2.1. Tipe Link dan Tipe Paket ... 14

2.1.3.2.2. Koreksi Kesalahan dan Otentifikasi ... 16

2.1.3.3. Link Manager Protocol (LMP)... 17

2.1.3.4. Logical Link Control and Adaptation Protocol ... 18

2.1.3.5. Host Controller Interface (HCI) ... 18

2.1.3.6. RFCOMM ... 19

(4)

2.1.3.7. Service Discovery Protocol (SDP) ... 19

2.1.3.8. Layer Aplikasi ... 19

2.2. Digital Smart Sensor ... 20

2.2.1. Konsep ... 20

2.2.2. Mengubah Sensor Analog Ke Sensor Digital ... 23

2.2.2.1. Penambahan Karakteristik Sensor ... 23

2.2.2.2. Konversi sinyal analog ke sinyal digital ... 24

2.2.2.2.1. Konverter Sigma Delta ... 24

2.2.3. Protokol Standar IEEE 1451.2 – Komunikasi Transducer to Microproccessor dan Format Transducer Electronic Datasheets (TEDS) ... 26

2.2.3.1. Spesifikasi Protokol Standar IEEE 1451.2 ... 29

BAB III. SISTEM BLUETOOTH DIGITAL SMART SENSOR ... 37

3.1. Pendahuluan ... 37

3.2. Sistem Bluetooth Digital Smart Sensor ... 38

3.2.1. Sistem jaringan Kerja (Networking) ... 41

3.2.2. Pengalamatan (Addressing) ... 42

3.2.3. Pemilihan Waktu (Timing) ... 42

3.2.4. Ukuran dan Daya ... 44

3.2.5. Temperatur ... 44

3.2.6. Antena ... 44

BAB IV. APLIKASI DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT SISTEM BLUETOOTH DIGITAL SMART SENSOR ... 47

4.1. Aplikasi Perangkat ... 47

4.1.1. Perangkat Keras ... 47

4.1.1.1. Ericsson Bluetooth Development Kit (EBDK) ... 47

4.1.1.1.1. Motherboard ... 49

4.1.1.1.2. Baseband Board ... 49

4.1.1.1.3. Radio Board ... 50

4.1.1.2. Quick Start Develepment Kit (QSDK) ... 50

(5)

4.1.1.3. Sensor Point – to – point ... 51

4.1.1.3.1. Piezoelectric Accelerometer ... 52

4.1.2. Perangkat Lunak ... 54

4.1.2.1. HCI Firmware ... 54

4.1.2.2. Perangkat Lunak dalam Node ... 55

4.1.3. Protokol Komunikasi ... 55

4.1.3.1. Smart Transducer Interface Module (STIM) ... 56

4.1.3.1.1. Membangun IEEE 1451.2. Smart Transducer Interface Module (STIM) ... 57

4.1.3.1.1.1. Perangkat Keras ... 57

4.1.3.1.1.2. Perangkat Lunak ... 64

4.1.3.1.1.3. Kalibrasi STIM ... 67

4.1.3.2. Graphical User Interface (GUI) ... 70

4.2. Implementasi Sistem Bluetooth Digital Smart Sensor ... 71

4.2.1. Industri ... 71

4.2.2. Gedung (Smart Building) ... 73

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1. Kesimpulan ... 76

5.2. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Bluetooth Piconet dan Scatternet ... 7

Gambar II.2. Diagram Keadaan Koneksi Bluetooth ... 9

Gambar II.3. Arsitektur Protokol Stack Bluetooth ... 10

Gambar II.4. Contoh Pengaturan Dari Link Bluetooth ... 14

Gambar II.5. Format Paket Bluetooth ... 15

Gambar II.6. Pembentuk Paket Pada Sistem TDMA Bluetooth ... 16

Gambar II.7. Model Umum Dari Smart Sensor ... 21

Gambar II.8. Bagan ADC Sigma Delta Orde I ... 25

Gambar II.9. Pengurangan Sinyal Digital Dengan Konverter Σ –Δ ... 25

Gambar II.10. Protokol Standar IEEE 1451.2 ... 26

Gambar II.11. Model Protokol Smart Sensor IEEE 1451.2 ... 27

Gambar II.12. Pendekatan Protokol IEEE 1451.2 Dengan Jaringan Komputer ... 28

Gambar II.13. Konektifitas STIM Dengan Perangkat Lain ... 29

Gambar II.14. Suatu STIM Yang Terhubung Pada NCAP... 30

Gambar II.15. NCAP Yang Terhubung Pada STIM ... 34

Gambar II.16. Mesin Koreksi Terletak di NCAP dan Mengirimkan Data ke Jaringan Kerja ... 36

Gambar III.1. Penggunaan TII pada node - node Bluetooth ... 39

Gambar III.2. Digital Smart Sensor dengan Antarmuka UART ... 40

Gambar III.3. Seven-element Patch Antena ... 45

Gambar IV.1. Bagan dari Perangkat Ericsson Bluetooth Development Kit ... 48

Gambar IV.2. Perangkat Ericsson Bluetooth Development Kit .... 48

Gambar IV.3. Bagan Motherboard Perangkat EBDK ... 49

Gambar IV.4. Perangkat Quick Start Development Kit ... 50

Gambar IV.5. Sensor Point-to-Point ... 51

(7)

Gambar IV.6. Bagian Dalam Dari Piezoelectric Accelerometer .... 53

Gambar IV.7. Pertukaran Paket HCI ... 54

Gambar IV.8. Protokol Komunikasi Pada Sensor ... 56

Gambar IV.9. Read Channel Timing ... 59

Gambar IV.10. Trigger Channel Timing ... 63

Gambar IV.11. STIM ... 69

Gambar IV.12. Jendela informasi STIM ... 71

Gambar IV.13. Implementasi perangkat bluetooth digital smart sensor dalam jaringan kerja industri ... 72

Gambar IV.14. Implementasi perangkat dalam jaringan kerja industri ... 72

Gambar IV.15. Pengaturan Sistem Bluetooth Digital Smart Sensor ... 73

Gambar IV.16. Komponen Perangkat Bluetooth Digital Smart Sensor ... 74

Gambar IV.17. Komponen Sensor atau Aktuator ... 74

Gambar IV.18. Perangkat Bluetooth Digital Smart Sensor ... 75

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Perbandingan Teknologi Bluetooth dengan Kabel ... 5

Tabel IV.1. Deskripsi Pin TII ... 58

Tabel IV.2. Parameter Timing Data Transfer ... 60

Tabel IV.3. Trigger Channel Timing ... 62

Tabel IV.4. Fungsi-fungsi Dasar STIM ... 66

Tabel IV.5. Fungsi-fungsi Pengisian TEDS ... 67

(9)

TIPE – TIPE PAKET BLUETOOTH

Beberapa jenis paket telah dispesifikasikan untuk mendukung tiap jenis saluran. Jenis-jenis paket tersebut adalah sebagai berikut:

1. Paket tipe umum

Terdapat lima jenis paket yaitu ID, NULL, POLL,FHS, dan DM1.

Paket ID terdiri dari reduced-length access code sebesar 68 bit tanpa header

dan payload. Paket ini digunakan untuk melakukan aktivitas seperti paging, placing inquiries dan mengirim respon. Paket ID merupakan satu-satunya paket yang mempunyai reduced-length access code. Paket ini sangat handal karena menggunakan sliding correlator untuk penerimaan kode akses.

Paket NULL dan POLL terdiri dari kode akses dan header tanpa payload. Yang membedakan kedua paket ini adalah paket POLL meminta respon, sedangkan paket NULL tidak.

Paket FHS terdiri dari payload sebesar 240 bit termasuk penggunaan kode Hamming. Paket ini digunakan untuk mendukung beberapa tugas seperti sinkronisasi clock, pengaturan paging, dan deskripsi kode akses.

Paket DM1 adalah paket yang sesuai dengan arsitektur paket ACL dan dapat dipertimbangkan sabagai paket ACL tetapi tidak terbatas pada saluran ACL saja. Paket ini digunakan untuk memberikan informasi control secara asinkron melalui saluran SCO dan juga membawa data atau informasi control melalui saluran ACL.

2. Paket ACL

Terdapat 7 jenis paket ACL yaitu AUX1, DM1, DH1, DM3, DH3, DM5, dan DH5, yang semuanya dirancang untuk mendukung komunikasi data. Kecuali untuk paket AUX, semua paket diproteksi dengan skema ARQ.

(10)

3. Paket SCO

Paket SCO terdiri dari DV, HV1, HV2, dan HV3. Paket SCO digunakan untuk membawa informasi suara. Kecuali untuk paket DV, paket SCO tidak menggunakan skema ARQ seperti pada paket ACL.

Tabel 1 Tipe-tipe paket ACL

Type User

Tabel 2 Tipe-tipe paket SCO

(11)

PIEZOELECTRIC ACCELEROMETER

Model analitis sederhana dari piezoelectric accelerometer dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Model Mekanik Sederhana dari Sensor

dimana : ms : massa dari seismic mass

mb : massa dari pusat accelerometer

Xs : jarak dari seismic mass

Xb : jarak dari pusat accelerometer

L : Tebal dari bahan piezoelectric

k : konstanta pegas pada bahan piezoelectric

Fe : gaya yang diinginkan pada gerakan harmonik

Fo : gaya yang diinginkan pada amplitudo

ω : Frekuensi yang di dapat dari input acuan

Rumus pergerakan untuk model diatas adalah

b e

s b

s

m F F m

F X

X − =− − +

dan frekuensi resonasi, dapat dieksploitasi :

(12)

⎟⎟⎠

Jika accelerometer digerakkan dengan sudut yang sesuai pada sebuah struktur yang lebih berat daripada keseluruhan berat total dari accelerometer, maka

menjadi lebih besar dari . Frekuensi resonansi dari accelerometer tersebut

menjadi lebih rendah. Ketika → ∞ maka persamaan frekuensi resonansi

pertama dapat disederhanakan sehingga frekuensi resonansi merupakan fungsi

dari m

Dimana frekuensi tersebut digunakan untuk mendefinisikan frekuensi yang

bekerja pada accelerometer tersebut.

Sistem elektrik sensor

Pada gambar 2 mencerminkan proses sinus sweep, dengan suatu tanggapan

sistem konstan pada seluruh frekuensi rendah. Puncak frekuensi resonansi

tergantung pada persamaan frekuensi resonansi kedua menunjukkan massa sistem

dan konstanta pegas.

Gambar 2. Respon frekuensi dari Sensor Piezoelectrik

(13)

Piezoelectric accelerometer dapat dilihat sebagai sumber beda potensial atau sumber beban. Elemen piezoelektrik bertindak sebagai kapasitor yang

dihubungkan secara paralel dengan hambatan Ra, dimana hambatan tersebut

memiliki tingkat kebocoran yang besar. Sumber impedansi yang tinggi harus

diubah menjadi impedansi yang rendah agar dapat membatasi derau yang ada,

setelah impendansi rendah tersebut sesuai maka sinyal akan ditransmisikan secara

langsung agar instrumen tersebut dapat dianalisis. Perangkat Piezoelectric

accelerometer memiliki dua tipe preamplifier dapat yang digunakan antara lain sebagai penguat beda potensial dan penguat beban. Dimana, penguat beban

biasanya dijadikan penguat beda potensial yang ditempatkan di dekat elemen

sensor.

Pada gambar 3 menunjukkan sebuah rangkaian penguat beban pada sensor

piezoelektrik

Gambar 3. Penguat Beban

Sebuah rangkaian penguat beban biasanya dibuat dari penguat operasional

dengan sebuah kapasitor dalam loop feedback dimana kapasitor tersebut akan

bekerja sebagai sebuah jaringan integrasi yang mengintegrasikan arus pada suatu

masukan. Arus tersebut adalah hasil dari beban yang melewati elemen

piezoelektrik, dan penguat beban bekerja untuk menghilangkan arus ini, sehingga

dapat menghasilkan sebuah keluaran beda potensial yang seimbang pada beban.

Keluaran beda potensial tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut

(14)

t

Jika penguatan dianggap terlalu besar, berkisar pada orde 105, dengan adanya

resistansi elemen piezoelektrik maka persamaan menjadi

⎟⎟⎠

Tergantung pada bagian sisi elemen sensor yang telah dihubungkan, sebuah

beban dari elemen piezoelectrik dapat dibalikan secara polar. Oleh karena itu, fasa

keluaran beda potensial dapat diubah sebesar 180 derajat. Karenanya, besar Qa

yang seimbang dengan accelerometer menyebabkan keseluruhan sensitifitas dapat

dikontrol dengan bermacam-macam kapasitor Cf. Sebagai tambahan, tanggapan

frekuensi rendah dari accelerometer akan terpengaruhi, tanggapan frekuensi

tersebut dapat diubah dengan mengubah feedback resistor Rf.

Bahan piezoelectrik bersama dengan penguat miniatur hybrid dapat

ditempatkan dalam sebuah kemasan yang kecil dan dijalankan dari sumber arus

eksternal. Agar perangkat tersebut dapat menyediakan proses preamplifier pada tingkat keluaran impedansi yang rendah dengan biaya yang rendah pula.

Gambar 4. Rangkaian listrik sebuah Accelerometer

(15)

Tipe Paket Untuk Konfigurasi Perangkat

HCI RS232 Data Packets (ACL)

Semua paket data ACL dari HCI RS232 disusun, sebagai berikut :

Posisi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Data (Hex) x02 x42 x00 x00 x00 xL x(L-1) xXX xXX

dimana L adalah panjang data ; XX adalah valid data bytes (8 bit) ; posisi 0 merupakan byte pertama yang dikirim melalui RS232.

Paket - Paket STIM

Paket - paket STIM dimasukkan ke dalam payload data dari paket – paket data HCI. Posisi 7 pada paket data HCI menentukan tipe dari paket STIM. Paket – paket STIM dapat berupa command, event atau paket – paket data. Berikut deskripsi dari paket-paket STIM, yaitu :

No. Paket-Paket STIM Data (Hex) Deskripsi

PAKET

1. Command x01

Suatu fungsi yang akan diangkut pada sebuah node. Contoh : x01 x02 menginisiasi Read Sample

2. Data x02

Setelah itu muncul data yang diminta. Contoh : x02 xXX xXX xXX …

3. Event x03 Tanggapan dari node setelah suatu

tugas diselesaikan.

(16)

Contoh : x03 x01 berarti tugas pencuplikan telah selesai

COMMAND

1. Trig Sampling x01 Memulai pencuplikan langsung

2. Read Sample x02 Mentransfer sample dari node

3. Set Sample Length x03 Memilih Jumlah dari Sample

4. Read TEDS x04

Dimulai dari pentransferan TEDS pada node untuk kanal yang dipilih

5. Select STIM Channel x05 (0 Meta hingga 2, 1 untuk sensor accelerometer and suhu)

EVENT

1. Sample Ready x01 Pencuplikan selesai

2. Sample Transfer

Complete x02

Byte terakhir dari sample telah ditransmisikan

3. TEDS Transfer

Complete x03

Byte terakhir dari sample telah ditransmisikan

4. Not used x04

5. Not used x05

6. Acknowledge x06 ACK untuk setiap paket data yang

ditransmisikan

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dipaparkan gambaran tentang tugas akhir yang dikerjakan. Pemaparan diawali dengan latar belakang masalah, identifiksasi masalah, tujuan yang ingin dicapai, pembatasan masalah, serta sistematika penulisan.

1.1. Latar Belakang

Saat ini penggunaan sensor di masyarakat cukup tinggi, diantaranya penggunaan pada sistem alarm, penerangan lampu jalan dan solar cell. Sayangnya, penggunaan sensor dengan kabel seringkali menyulitkan pemasangan dan memerlukan lebih banyak waktu serta biaya. Untuk itu dibutuhkan suatu sensor tanpa kabel yang sederhana pemasangannya, terjangkau biayanya, dan dapat bekerja dalam jaringan kerja digital.

Seiring dengan kehadiran teknologi telekomunikasi, ada kecenderungan untuk membuat suatu perangkat sensor digital tanpa kabel. Kehadiran teknologi bluetooth mendorong penggabungan sistem sensor digital dalam jaringan kerja sensor digital tanpa kabel. Salah satu antarmuka antara perangkat sensor digital dengan teknologi bluetooth yang dapat dipilih adalah digital smart sensor.

Banyak penelitian yang mencoba mengimplementasikan interface sensor digital dengan sistem bluetooth yang dapat dimanfaatkan secara umum maupun khusus. Misalnya penggunaan sensor digital tanpa kabel dalam sistem pengamanan gedung serta di bidang kedokteran, khususnya dalam memonitoring kondisi pasien.

Hubungan tanpa kabel harus terjalin dengan baik meski terjadi gangguan-gangguan, yaitu dengan menyediakan koreksi dan pengamanan data tanpa kehilangan kemampuan dalam menekan biaya serendah mungkin. Sensor-sensor digital yang bekerja bersama pada suatu jaringan harus dapat dikonfigurasi secara

(18)

dinamis dan menyediakan data-data yang disesuaikan dengan keadaan para pengguna perangkat tersebut.

Dengan latar belakang tersebut, tugas akhir ini akan menguraikan dasar-dasar teknik perancangan sistem bluetooth digital smart sensor. Teknik membuat jaringan suatu sensor digital tanpa kabel dengan menggunakan digital smart sensor juga diuraikan. Penggunaan perangkat Ericsson Bluetooth Development Kit pada suatu demo sensor point-to-point akan diuraikan untuk membuktikan konsep Bluetooth sebagai pengangkut data sensor. Bluetooth adalah suatu standar baru untuk komunikasi data dan suara tanpa kabel.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut maka masalah dalam tugas akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimana fungsi dan peranan teknologi bluetooth pada sistem tersebut ? Bagaimana fungsi dan peranan digital smart sensor dan protokol standar

IEEE 1451.2 pada sistem tersebut ?

Bagaimana cara kerja dari sistem bluetooth digital smart sensor secara umum?

• Bagaimana aplikasi dan implementasi perangkat keras dan perangkat lunak pada sistem ini ?

1.3. Tujuan

Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mempelajari dan menjabarkan cara

kerja sistem bluetooth digital smart sensor.

1.4. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah di dalam Tugas Akhir ini, yaitu :

1. Protokol komunikasi yang diuraikan digital smart sensor adalah Protokol

Standar IEEE 1451.2.

(19)

2. Perangkat keras yang dipelajari meliputi Ericsson Bluetooth Development

Kits dan Analog Devices Quick Start Development Kit.

3. Komunikasi sistem bluetooth digital smart sensor hanya difokuskan pada sistem sensor point-to-point.

4. Aplikasi sensor yang dipelajari piezoelectric accelerometer.

1.5. Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini dibagi dalam lima bab dengan susunan sebagai

berikut :

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini akan diberikan gambaran tentang tugas akhir ini, yang diawali dengan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, tujuan, pembatasan masalah dan sistematika penulisan. Bab II Teori Penunjang

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang teknologi bluetooth dan digital smart sensor sesuai dengan konsep bluetooth digital smart sensor system.

Bab III Sistem Bluetooth Digital Smart Sensor

Dalam bab ini akan dibahas mengenai sistem Bluetooth Digital Smart Sensor diawali dengan perancangan sistem dan cara kerja sistem tersebut.

Bab IV Aplikasi dan Implementasi

Dalam bab ini akan dibahas mengenai aplikasi dan implementasi dari Sistem Bluetooth Digital Smart Sensor.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Berisikan kesimpulan-kesimpulan yang diambil berdasarkan studi, selain itu pada bab ini juga berisikan saran-saran yang berguna untuk pengembangan sistem tersebut lebih lanjut.

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi maka diambil kesimpulan, yaitu :

1. Fungsi dan peranan teknologi bluetooth pada sistem Bluetooth digital

smart sensor adalah menyediakan teknologi yang dapat memberikan kemudahan-kemudahan dan keunggulan – keunggulan bagi digital smart sensor untuk menciptakan suatu sistem yang fleksibel dalam bekerja secara jaringan tanpa kehilangan kemampuannya dalam mentransmisikan data dan suara tanpa kabel.

2. Digital smart sensor adalah sensor pintar yang bekerja secara digital dan beroperasi dalam sinyal masukan dari suatu nilai logika untuk

meningkatkan nilai informasi yang sedang diproses. Digital smart sensor bertanggung jawab untuk mengumpulkan data secara otomatis dan mampu mengambil suatu keputusan sendiri berdasarkan data – data yang diterima pada suatu kondisi tertentu.

3. Sensor-sensor digital yang bekerja sama pada suatu jaringan kerja harus

dikonfigurasi secara dinamis agar dapat menyediakan data-data yang sesuai dengan keadaan para pengguna perangkat tersebut.

4. Penggunaan perangkat keras Ericsson Development Kit (NCAP) dan

Quick Start Development Kit (STIM) serta Personal Computer dapat dijadikan tolak ukur untuk menganalisa bagaimana sistem bluetooth digital smart sensor bekerja.

5. Pada sistem bluetooth digital smart sensor, Personal Computer harus

memiliki perangkat lunak seperti java, bahasa pemograman C++ (keils mikron) untuk mendapatkan data – data akurat sehingga sistem tersebut

(21)

dapat diimplementasikan dengan perangkat lain sesuai dengan kebutuhan serta aplikasi para penggembang sistem dari perangkat tersebut.

5.2. Saran

1. Sistem Bluetooth Digital Smart Sensor akan lebih canggih dengan menggunakan Protokol Standar IEEE 1451.5 yang khusus digunakan untuk komunikasi tanpa kabel.

2. Selain komunikasi point-to-point, sistem ini diharapkan untuk dapat

menyediakan komunikasi jaringan kerja point-to-multipoint dengan menggunakan protokol standar IEEE 1451.1 (model komunikasi jaringan kerja publish – subscribe ) atau protokol – protokol lainnya.

3. Sistem Bluetooth Digital Smart Sensor juga dapat dikembangkan dalam

bidang yang lain tidak terbatas hanya untuk implementasi-implementasi seperti yang disebutkan pada bab IV.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

1. Gaur, Amit, Its all about fun with sensors!!,

www.ccng.uwaterloo.ca/Seminars/Presentations/bilm.ppt 2. Riku, Mettala., Bluetooth Protocol Architecture, White Paper,

http://www.bluetooth.com/developer/whitepaper/whitepaper.asp, 1999 3. Santos, Jose A., Wireless Communications Systems, January 2003 4. Midkiff, Scott., Automating the Air Travel Process using the Bluetooth

Specification, Individual Project Report, April 24, 2000.

5. Lundvall, Martin., Nilsson, Magnus., Persson, Klas., Development of a

Bluetooth-based webserver, November 20, 2003.

6. Johnson, Robert., Eschenbach, Ralph., Applying Smart Sensor Technology Applying Smart Sensor Technology to Legacy Systems to Legacy Systems, Telemonitor, Inc., Sensors Expo and Conference San Jose, California May 21, 2002. www.telemonitor.com.

7. Johnson, Robert., Building Plug and Play Networked Smart Transducer, Electronics Development Corporation, www. Smartsensor.com.

8. Johnson, Robert, Woods, Stan., Proposed Enhancements to the IEEE 1451.2 Standard for Smart Transducers, Telemonitor, Inc., Agilent Technologies, Inc. Sensors Expo, San Jose, May 20, 2002.

9. Steck, Ken., Bluetooth Technology Overview : An Application Programmer's Primer, www.AnywhereYouGo.com.

10. IEEE 1451.1- 1999 Standard, IEEE Standard for a Smart Transducer

Interface for Sensors and Actuators - Network Capable Application Processor (NCAP) Information Model, http://standards.ieee.org/catalog/olis/im.html, 1999.

11. Sensor Magazine, February to September editions -99.

12. Pirttimaa, Ilkka., Bluetooth Development Kits, Department of Computer Science, Helsinki University of Technology,

(23)

13. Theory and Application, Piezoelectric Accelerometers, Metra Mess- und Frequenztechnik, 2001.

14. Smith, Ronald., Building IEEE 1451.2 Smart Transducer Interface Module, Telemonitor. Inc, Columbia, Maryland, www.telemonitor.com.

15. Reinhart, Rodger., Calibration Visualization and Automation Software for IEEE 1451.2 Compliant Smart Sensors,Atmos Engineering,Inc. Pescadero, http://www.atmos.com.

16. Brooks, Thurston, Application of Smart Transducer Interfaces in an Industrial

Wireless Environment, e-Devices, e-Infrastructure and e-application, May 14, 2002.

17. Rabaey., Jan, Brodersen, Bob., Communication/Computation PicoNodes for Sensor Networks, Agustus 2002.

18. Olofsson, Petter, Karl-Olof Östling, Bluetooth for Sensor, Oceana Sensor Technologies, 1999.

19. The Bluetooth Specification,

http://www.bluetooth.com/developer/specification/specification.asp, February 2001.

20. Kris Fleming et al., Architectural Overview of Intel’s Bluetooth Software Stack, http://developer.intel.com/technology/itj/q22000/pdf/art_2.pdf, 2000. 21. Brent A. Miller, Chatschik Bisdikian, and Anders Edlund, Bluetooth

Revealed: The Insider's Guide to an Open Specification for Global Wireless Communications, Prentice Hall, September 2000.

22. Devarajan, Deepika, A VHDL Software Model for Networking Smart

Gambar

Tabel 2 Tipe-tipe paket SCO
gambar di bawah ini :
Gambar 2. Respon frekuensi dari Sensor Piezoelectrik
Gambar 4. Rangkaian listrik sebuah Accelerometer

Referensi

Dokumen terkait

Praktek Kerja lapangan merupakan praktek kerja yang dilakukan pada PT.Printechindo Raya Utama untuk menciptakan media penghubung antara pihak pendidik dengan

Itu telah berpengaruh negatif buat petani di NB, baik petani di negara impor netto, maupun petani di negara ekspor netto, sehingga sama-sama sulit bersaing secara fair ; (ii)

Penekanan PSP ini lebih pada penekanan pada perlunya ada standar yang detail dalam rangka memberikan kerangka kerja yang lengkap dan dalam untuk pemeriksa agar terdapat payung

1. Strategi Integrated marketing communication persebaya dalam mendapatkan sponsorship terdapat dua tahapan yaitu pertama, perencanaan dengan langkah-langkah yaitu 1)

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kasih sayang-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Pengaruh Keputusan Investasi,

- Bahwa pada hari dan tempat tersebut diatas berawal dari anak melihat rumah milik saksi Korban yang terletak bersebelahan dengan rumah orangtua anak dalam keadaan

Penelitian ini bertujuan untuk membuat peta tematik dengan memanfaatkan Data Monografi Kecamatan Pesisir Selatan berupa data tentang letak dan jumlah SMA dan SMP Negeri, letak

[r]