• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Etanol Herba Pegagan (Centellae herba) Dalam Mempercepat Lama Penyembuhan Luka Pada Mencit Galur Swiss Webster Betina.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Etanol Herba Pegagan (Centellae herba) Dalam Mempercepat Lama Penyembuhan Luka Pada Mencit Galur Swiss Webster Betina."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK ETANOL HERBA PEGAGAN (Centellae herba) DALAM MEMPERCEPAT LAMA PENYEMBUHAN LUKA PADA

MENCIT GALUR Swiss-Webster BETINA

Carissa Lidia, 2009; Pembimbing : Sugiarto Puradisastra, dr., M. Kes

Luka sering terjadi dan dapat dialami semua individu. Obat-obat luka yang tersedia dapat menimbulkan efek samping. Pegagan digunakan sebagai alternatif dalam menyembuhkan luka. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah herba pegagan (Centellae herba) mempercepat lama penyembuhan luka. Penelitian bersifat eksperimental sungguhan, memakai rancangan percobaan acak lengkap (RAL), bersifat komparatif. Hewan coba adalah 30 ekor mencit betina galur Swiss-Webster berumur 8 minggu, berat badan 25-30 gram, dibagi secara acak dalam 5 kelompok perlakuan (n=6). Luka sayat dibuat pada kulit terluar paha mencit sepanjang 8 mm. Kelompok EEHP I, II, dan III diberi Ekstrak Etanol Herba Pegagan 5%, 10%, dan 15%, kelompok kontrol diberi larutan CMC 1%, kelompok pembanding diberi Povidone iodine 10%. Data yang diamati adalah lama penyembuhan luka dalam hari. Analisis data menggunakan uji ANOVA dan uji beda rata-rata Tukey HSD (α=0.05). Hasil penelitian menunjukkan rerata waktu dalam proses menutupnya luka pada kelompok EEHP I, II, III, dan pembanding yaitu 5 hari, 4.6 hari, 4 hari, dan 7.8 hari, lebih cepat secara signifikan dibandingkan rerata waktu kelompok kontrol yaitu 9.8 hari (p=0.000). Kesimpulan penelitian adalah Ekstrak Etanol Herba Pegagan (EEHP) mempercepat lama penyembuhan luka.

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF Centellae herba IN ORDER TOACCELERATE WOUND HEALING ON SWISS WEBSTER STRAIN FEMALE MICE

Carissa Lidia, 2009; Tutor : Sugiarto Puradisastra, dr., M. Kes

Injuries happen all the time and almost everyone had felt it. Healing wound with available drugs sometimes cause side effects. Centellae herba are used as a subtitude for wound healing. The purpose of this research is to know the influence of Centellae herba to accelerate wound healing. This research used true experimental method, Random Complete Design, with comparative characteristic. The experimental animals were 30 adults (8 weeks) Swiss-Webster female mice by body weight 25-30 grams which were divided into five groups (n=6). Made an 8 mm cut over the hairless thigh of each mice. The first, second, and third group were treated with Centellae herba 5%, 10%, and 15% topically, the control group was treated with CMC 1% topically, the standard group was treated with Povidone iodine 10% topically. Measured data was the average time for wound healing. Data analyzed use one way ANOVA continue with Tukey HSD (α=0.05). The result showed the average time to wound healing for the first, second, third, and standard group was 5, 4.6, 4, 7.8 days, faster than control group was 9.8 days (p=0.000). The conclusion of this research is Centellae herba can accelerate wound healing.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, kasih, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.

Karya Tulis Ilmiah dengan judul Pengaruh Ekstrak Etanol Herba Pegagan (Centellae herba) Dalam Mempercepat Lama Penyembuhan Luka Pada Mencit Galur Swiss-Webster Betina ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberi dukungan hingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu:

1. Sugiarto Puradisastra, dr., M. Kes, sebagai pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan membagi ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai dengan baik.

2. Herryanto Agustriadi Simanjuntak, Kristin Kartika, R. Vera Indriani, Monique Hidayani, Yosefa Mariskavanthy, Ariane Devina, Vellyana Lie, Synthia Mulyawati atas dukungan moral, pengertian, bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama penelitian berlangsung hingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Friska Amelia, Vikie Nouvrisia, Hanzelina atas kontribusi yang sangat besar dalam terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Keluarga penulis, Papa, Mama, Angie Katarina Hendrawanto atas dukungan, pengertian, doa, dan kasih sayang yang tiada henti untuk penulis.

(4)

Ucapan terima kasih tidaklah cukup apabila dibandingkan dengan seluruh dukungan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Semoga Tuhan membalas setiap kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Bandung, November 2009

(5)

DAFTAR ISI

JUDUL ………..….

LEMBAR PERSETUJUAN ……….….…...

SURAT PERNYATAAN ... ABSTRAK ... ABSTRACT ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ………...

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR GRAFIK ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ………...…………..………… 1.2 Identifikasi Masalah ………...………….. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………..………...…... 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ………... 1.4.1 Manfaat Akademis ... 1.4.2 Manfaat Praktis ... 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis …………...………….. 1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 1.5.2 Hipotesis ... 1.6 Metodologi Penelitian ………...

1.7 Lokasi dan Waktu ………...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Histologi Kulit ...

(6)

2.1.1.2 Dermis ... 2.1.1.3 Hipodermis ... 2.1.2 Adneksa Kulit ... 2.1.2.1 Kelenjar Sebasea ... 2.1.2.2 Kelenjar Keringat ... 2.1.2.3 Rambut ... 2.1.2.4 Kuku ... 2.1.3 Pembuluh Darah dan Saraf Kulit ... 2.1.4 Fungsi Kulit ... 2.2 Luka dan Penyembuhan Luka ... 2.2.1 Definisi Luka ... 2.2.2 Jenis-jenis Luka ... 2.2.3 Penyembuhan Luka ... 2.2.4 Klasifikasi Penyembuhan Luka ... 2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka ... 2.2.6 Komplikasi Penyembuhan Luka ... 2.3 Povidone iodine ... 2.4 Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) ... 2.4.1 Taksonomi Pegagan ... 2.4.2 Asal dan Morfologi Pegagan ... 2.4.3 Kandungan Kimia dan Zat Aktif Pegagan ... 2.4.4 Manfaat pegagan ... 2.4.5 Efek Samping Pegagan ... 2.4.6 Efek Pegagan Terhadap Penyembuhan Luka ...

BAB III BAHAN / SUBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 3.1 Bahan / Subjek Penelitian ………...………...…….…… 3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 3.1.2 Subjek Penelitian ...

(7)

3.2 Metode Penelitian ………...…...………... 3.2.1 Desain Penelitian ... 3.2.2 Variabel Penelitian ... 3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 3.2.4 Prosedur kerja ... 3.2.4.1 Pengumpulan dan Persiapan Bahan Uji ... 3.2.4.2 Persiapan Hewan Coba ... 3.2.4.3 Prosedur Penelitian ... 3.2.5 Cara Pemeriksaan ... 3.2.6 Metode Analisis ... 3.2.7 Aspek Etik Penelitian ...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 4.2 Uji Hipotesis ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP ...

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rerata panjang luka (mm) ... Tabel 4.2 Waktu yang dibutuhkan oleh setiap mencit dalam proses

menutupnya luka (dalam hari) ... Tabel 4.3 Uji ANOVA rerata waktu yang dibutuhkan oleh setiap mencit

dalam proses menutupnya luka ... Tabel 4.4 Uji Tukey HSD terhadap rerata waktu yang dibutuhkan oleh

setiap mencit dalam proses menutupnya luka ... 45

47

48

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Histologi Kulit ... Gambar 2.2 Epidermis ... Gambar 2.3 Kulit Tebal ... Gambar 2.4 Kulit Tipis ... Gambar 2.5 Dermis ... Gambar 2.6 Hipodermis ... Gambar 2.7 Kelenjar Sebasea ... Gambar 2.8 Kelenjar Keringat ... Gambar 2.9 Rambut ... Gambar 2.10 Kuku ... Gambar 2.11 Penyembuhan Luka Pada Fase Inflamasi ... Gambar 2.12 Leukosit Menembus Dinding Pembuluh Darah ... Gambar 2.13 Proliferasi Fibroblas ... Gambar 2.14 Penyembuhan Luka Pada Fase Proliferasi ... Gambar 2.15 Penyembuhan Luka Pada Fase Maturasi ... Gambar 2.16 Penyembuhan Luka Dengan Jaringan Parut ... Gambar 2.17 Pegagan ...

(10)

DAFTAR GRAFIK

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... Lampiran 2 ... Lampiran 3 ... Lampiran 4 ...

(12)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil Pengukuran Panjang Luka Pada Kelompok EEHP I

No Rerata panjang luka (mm) pada hari ke :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 8 3,8 2,9 1,9 1,4 0 0 0 0 0

2 8 3,3 1,7 1,2 0,9 0 0 0 0 0

3 8 2,7 2 1,9 0 0 0 0 0 0

4 8 2,8 2,8 0,7 0 0 0 0 0 0

5 8 3,3 3,2 1,5 0 0 0 0 0 0

6 8 3 2,8 0 0 0 0 0 0 0

Hasil Pengukuran Panjang Luka Pada Kelompok EEHP II

No Rerata panjang luka (mm) pada hari ke :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 8 2 1,4 1,2 0 0 0 0 0 0

2 8 1,8 1,8 1,5 0 0 0 0 0 0

3 8 2,2 1,8 0,8 0 0 0 0 0 0

4 8 2,3 2,2 0 0 0 0 0 0 0

5 8 2,8 2,6 1,4 0 0 0 0 0 0

(13)

58

Hasil Pengukuran Panjang Luka Pada Kelompok EEHP III

No Rerata panjang luka (mm) pada hari ke :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 8 1,3 1,1 0 0 0 0 0 0 0

2 8 2,3 1,8 0 0 0 0 0 0 0

3 8 2,4 1,4 0 0 0 0 0 0 0

4 8 2,3 1,6 0 0 0 0 0 0 0

5 8 2,2 1,3 0 0 0 0 0 0 0

6 8 2,7 2,2 0 0 0 0 0 0 0

Hasil Pengukuran Panjang Luka Pada Kelompok Kontrol

No Rerata panjang luka (mm) pada hari ke :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 8 5,2 4,7 4 3,4 2 1,8 1,6 1,3 0

2 8 5,6 5,7 5,2 4,6 3,9 3,8 1,6 1 0

3 8 4,9 4,3 4 3,6 3,8 3,3 2,4 0 0

4 8 4,8 4,8 4,2 3,6 3,3 3,2 3,1 2,8 0

5 8 4,7 4,6 4,4 3,7 2,8 2,3 1,4 1,1 0

(14)

59

Hasil Pengukuran Panjang Luka Pada Kelompok Pembanding

No Rerata panjang luka (mm) pada hari ke :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 8 6,1 3,8 1,3 0,6 0,5 0,2 0 0 0

2 8 7,5 4,5 2,6 2,1 1,9 1 0 0 0

3 8 6,9 5,2 3,3 1,7 0,8 0 0 0 0

4 8 7,4 5 3,8 2 1,7 1 0 0 0

5 8 6,5 3,6 2,8 1,6 1,4 0,9 0 0 0

(15)

60

Lampiran 2

(16)

61

(17)

62

(18)

63

Lampiran 3

Pembuatan Ekstrak Etanol Herba Pegagan

I. Pembuatan Simplisia Kering :

Iris atau rajang bahan baku, kemudian masukkan ke dalam oven suhu 500C dengan ketebalan 1-2 cm, lalu diamkan selama 2-3 hari. Setelah kering, haluskan simplisia menggunakan alat grinding.

II. Pembuatan Ekstrak menggunakan Pelarut Organik : Alat dan bahan :

1. Maserator

2. Simplisia (bahan baku) 3. Pelarut organik

4. Kapas

5. Rotari Evaporator

Cara Pembuatan :

Masukkan simplisia (bahan baku) yang telah dihaluskan ke dalam maserator yang telah diberi kapas alasnya, lalu diamkan selama 24 jam, kemudian keluarkan dari outlet di bawah maserator. Apabila masih ada serbuk yang terbawa, saring dengan menggunakan kertas saring. Larutan ini disebut ekstrak encer. Tambahkan pelarut baru (Etanol 90%) ke dalam ampas yang ada di dalam maserator, begitu seterusnya sampai pelarut yang keluar dari outlet maserator tidak berwarna lagi (biasanya 5-6 kali rendaman). Pekatkan ekstrak encer yang didapat dari maserator menggunakan alat Rotari Evaporator sampai pekat atau sampai tidak ada lagi pelarut yang menetes di kondensor Rotari Evaporator. Ekstrak pekat biasanya berbentuk pasta.

(19)

64

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh. Kulit juga mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjaga seseorang agar tetap sehat. Peranan kulit yang terpenting antara lain sebagai pengatur suhu tubuh dan bertindak sebagai pelindung. Kulit juga bertindak sebagai sistem alarm tubuh ketika menerima rangsang panas, dingin, ataupun nyeri. Jaringan kulit dapat memulihkan luka secara efisien dengan membentuk jaringan kembali pada kondisi tubuh yang optimal (Burfeind, 2007).

Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang (Irman Somantri, 2007). Luka pada kulit terjadi hampir setiap waktu dan dapat dialami oleh semua orang, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Semakin besar suatu keluarga dan semakin berbahaya pekerjaan seseorang, maka semakin besar pula dana yang dibutuhkan untuk perawatan kesehatan, terutama bila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan seseorang tidak dapat beraktivitas bahkan sampai mengakibatkan orang tersebut cacat seumur hidup, seperti luka pada otak, sakit kronis, atau luka pada lutut dan punggung (Personal Injury Attorney, 2008).

(21)

2

Obat herbal telah diterima secara luas di negara maju dan di negara berkembang. WHO (Badan Kesehatan Dunia) menyatakan bahwa 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal. Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu diantaranya kanker, serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia, termasuk Indonesia (Meridianto, 2008).

Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa memiliki lebih kurang 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies diantaranya termasuk tanaman berkhasiat obat (Meridianto, 2008). Berbagai jenis obat herbal yang telah dikenal sejak dahulu menjadi bagian budaya nasional maupun kebanggaan bangsa dan merupakan pengobatan warisan turun temurun di berbagai suku yang ada di Indonesia, salah satunya herba pegagan (Centellae herba) (Hidayat, 2008).

Pegagan telah digunakan di berbagai negara untuk obat kulit, gangguan saraf, dan memperbaiki sirkulasi darah sejak jaman dahulu (Wikipedia, 2007). Masyarakat di India, Pakistan, Malaysia, dan Indonesia telah memanfaatkan herba pegagan (Centellae herba) untuk menyembuhkan luka (Hidayat, 2008). Hal-hal di atas menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti pengaruh Ekstrak Etanol Herba Pegagan (EEHP) terhadap lama penyembuhan luka.

1.2 Identifikasi Masalah

(22)

3

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian :

- Menjadikan herba pegagan (Centellae herba) sebagai obat alternatif untuk menyembuhkan luka.

Tujuan penelitian :

- Mengetahui pengaruh Ekstrak Etanol Herba Pegagan (EEHP) dalam mempercepat lama penyembuhan luka.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Pembuatan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang farmakologi tentang pengaruh Ekstrak Etanol Herba Pegagan (EEHP) terhadap penyembuhan luka.

1.4.2 Manfaat Praktis

Herba pegagan (Centellae herba) dapat digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu obat untuk menyembuhkan luka yang murah dan mudah ditemukan di lingkungan sekitar.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

(23)

4

bersifat lokal, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor endogen, seperti umur, nutrisi, imunologi, pemakaian obat-obatan, dan kondisi metabolik (Mirzal Tawi, 2008).

Setiap proses penyembuhan luka akan terjadi melalui 3 tahapan yang dinamis, saling terkait, dan berkesinambungan, yaitu:

1. Fase inflamasi atau eksudasi: menghentikan perdarahan dan membersihkan tempat luka dari benda asing atau kuman sebelum dimulai proses penyembuhan.

2. Fase proliferasi atau granulasi: pembentukan jaringan granulasi untuk menutup defek atau cedera pada jaringan yang luka.

3. Fase maturasi atau deferensiasi: jaringan yang telah terbentuk menjadi lebih matang dan fungsional (Mirzal Tawi, 2008).

Pegagan mengandung saponin (triterpenoid glycoside), yaitu asiaticoside yang dapat meningkatkan sel fibroblas pada fase proliferasi. Fibroblas berperan besar dalam proses penyembuhan luka karena kemampuannya dalam memproduksi serat kolagen (serat yang mempertautkan tepi luka). Asiaticoside diketahui dapat mempercepat penyembuhan luka dengan jalan meningkatkan kandungan hidroksiprolin dan mukopolisakarida, sintesa serat kolagen, angiogenesis, epitelisasi, dan meningkatkan sintesa matriks ekstraseluler. Asiaticoside juga dapat meningkatkan produksi antioksidan yang menetralkan pengeluaran oksidan berlebih oleh leukosit yang dapat merusak jaringan (Kusumawati, 2007).

1.5.2 Hipotesis

Ekstrak Etanol Herba Pegagan (EEHP) mempercepat lama penyembuhan luka.

1.6 Metodologi

(24)

5

Analisis data menggunakan uji Oneway ANOVA yang kemudian dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α = 0.05, menggunakan program komputer.

1.7 Lokasi dan Waktu

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Herba pegagan mempercepat lama penyembuhan luka.

5.2 Saran

Penelitian lebih lanjut:

a. Tentang efek herba pegagan dalam mempercepat lama penyembuhan luka dengan berbagai variasi peningkatan dosis dan cara pemberian sehingga didapatkan cara pemberian yang paling baik dengan dosis yang optimal dan maksimal.

b. Menggunakan ekstrak aseton, heksan, dan etil asetat. c. Dengan sediaan dan hewan coba yang berbeda.

d. Untuk mengetahui efek samping dan efek toksik lokal yang ditimbulkan oleh herba pegagan pada penggunaan topikal.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Burfeind, Daniel B. 2007. Dermatology nursing. Vol 19. Pitman: Anthony J. Janetti, Inc . p. 93.

Carneiro J., Junqueira L., Kelly R. O. 1997. Kulit. Dalam: Histologi dasar. Edisi 8. Jakarta: EGC. h. 357-369.

Childs, Gwen V. 1998. Loose connective tissue.

http://www.cytochemistry.net/microanatomy/connective_tissue/loose_connecti vetissue.htm, August 27th, 2009.

Endah Lasmadiwati, M. M. Herminati, Y. Hety Indriani. 2004. Pegagan, tanaman liar yang bermanfaat. Dalam: Pegagan. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 1-14.

Fiore, Mariano S. H. di. 1992. Kulit. Dalam: Atlas Histologi Manusia. Edisi 6. Jakarta: EGC. h. 105.

Ganong, William F. 2002. Homeostasis kardiovaskular dalam keadaan sehat dan sakit. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. h. 609-610.

_______. 2003. Review of medical physiology. 21st ed. Asia: The Mac Graw-Hill Companies, Inc. p. 638-639.

H. Syaifuddin. 2001. Fisiologi sistem integumen. Dalam: Fungsi sistem tubuh manusia. Jakarta: Widya Medika. h. 256-262.

H. Arief Hariana. 2005. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Edisi 2. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 173-176.

Hawkins, Ernest B. 2006. Gotu kola. http://www.altmd.com/Articles/Gotu-kola-Brahmi-Centella-Centella-asiatica-Hydro, August 30th, 2009.

(27)

55

Irman Somantri. 2007. Perawatan luka. http://www.fkep.unpad.ac.id/?p=88, 17 Desember 2008.

Ismail. 2009. Luka dan perawatannya. http://images.mailmkes.multiply.multiply content.com/.../Merawat%20luka.pdf, 28 Agustus 2009.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip percobaan dari perancangannya. Dalam: Rancangan percobaan aplikatif : Aplikasi kondisional bidang pertamanan, peternakan, perikanan, industri, dan hayati. Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. h. 10-12.

King, D. 2006. Introduction to skin histology. http://www.siumed.edu/~dking2/ intro/skin.htm., August 27th, 2009.

Kusumawati. 2007. Pemberian infusa pegagan terhadap proliferasi sel fibroblas. http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2007-kusumawati-5136&PHPSESSID=735f99a341908093de36c5a6ffbdf67c., 17 Desember 2008.

McClintic, J. Robert. 1978. The various mechanisms of protection. In: Physiology of the human body. Canada: John Wiley and Sons, Inc. p. 293.

Memmler, Ruth Lundeer, Cohen, Wood. 1996. The skin. In: Structure and function of human body. Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers. p. 47-51.

Meridianto. 2008. Obat herbal. http://akafarmaka.putraindonesiamalang.or.id/obat- herbal-dan-fitofarmaka/, 17 Desember 2008.

Mirzal Tawi. 2008. Proses penyembuhan luka.

http://cupu.web.id/category/kesehatan/page/2/, 17 Desember 2008.

Personal Injury Attorney. 2008. Injury. http://www.injury.com/tag/injury/, Desember 10th, 2008.

(28)

56

R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 2005. Luka. Dalam: Buku ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC. h. 67-73.

Syarif M. Wasitaatmadja. 2007. Anatomi kulit. Dalam: Adhi Djuanda, Mochtar Hamzah, Siti Aisah eds. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. h. 3-8.

Wikipedia. 2007. Pegagan. http://id.wiki.detik.com/wiki/Pegagan., August 27th, 2009.

_______. 2009. Centella asiatica. http://en.wikipedia.org/wiki/Centella_asiatica, August 30th, 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kapasitas vital paru pada kelompok uji dengan aktivitas fisik berat lebih besar daripada kelompok uji dengan

Through this novel, Bradbury wants to convey a message about the replacement of the importance of books and knowledge with mindless entertainment from

Untuk varian A terdiri dari campuran agregat kasar dan halus bantak serta filler progo (BBP), varian B terdiri dari agregat kasar bantak, agregat halus clereng dan

[r]

Apabila pasangan mampu menyesuaikan diri maka ia akan mengalami kepuasan, sehingga dapat mengurangi kebingungan dan kesalahan yang terjadi dalam rumah tangga,

The results showed that the content of chlorophyll-a was highest in grass jelly leaves and the lowest was in the green betel leaves, while the highest chlorophyll-b was found in

Kata Kunci: Eva luasi Kinerja TI, kerangka kerja COBIT 4.1. 1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Infor masi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2) Staf

HUBUNGAN KONDISI DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP