• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Gedung Pagelaran Di Bandung Dengan Konsep Jaipongan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Gedung Pagelaran Di Bandung Dengan Konsep Jaipongan."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Kota Bandung adalah kota yang penduduknya heterogen, mempunyai keragaman latar belakang penduduk, baik sosial, budaya, ekonomi maupun pendidikan sehingga berpengaruh terhadap perkembangan sosial, budaya, ekonomi, politik kota tersebut. Perkembangan budaya salah satu contohnya adalah Seni musik dan tari tradisional. Sayangnya perkembangan ini tidak didukung oleh sarana yang mewadahi kesenian tersebut. Maka munculah ide untuk membuat sebuah gedung pagelaran.

Tujuan Perancangan gedung pagelaran dengan konsep jaipongan ini adalah untuk dapat mengangkat identitas dari kota Bandung selain itu dengan adanya Gedung pagelaran ini dapat menjadi wadah dari berkembangnya kebudayaan di Jawa Barat.

Pokok permasalahan dalam perancangan adalah bagaimana menerapkan program ruang dan utilitas agar sesuai dengan fungsi, aktivitas, fasilitas dari gedung pagelaran musik dan tari, Selain itu Sebuag Gedung Pagelaran haruslah netral terhadap pertunjukkan apapun. Sehingga dibuatlah sebuah gedung pagelaran dengan sirkulasi yang dinamis yang membuat kegiatan berjalan lancar, Akustik juga dibuat berdasarkan studi literatur. Pada ruang Auditorium mengurangi intensitas konsep dengan mengoptimalkan fungsi dan kebutuhan ruang salah satunya adalah akustik.

(2)

vi 

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN

PERNYATAAN PUBLIKASI PERANCANGAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Gagasan Konsep...3

1.3 Identifikasi Masalah...3

1.4 Tujuan Perancangan...3

1.5 Sistematika Penulisan...4

BAB II LANDASAN TEORI...5

  2.1 Studi Literatur tentang akustik ruang...5

2.2 Studi Literature Jaipong...16

2.3 Studi Literature Gedung Pagelaran...21

BAB III DESKRIPSI OBYEK STUDI...27

(3)

vii 

3.2 Ide Implementasi Konsep pada Obyek Studi...28

3.3 Analisa Fisik...31

3.3.1 Analisis lahan...32

3.3.2 Analisis sirkulasi dan kebisingan...32

3.3.3 Analisis view...34

3.3.4 Analisis Vegetasi...34

3.3.5 Analisis Tetangga...35

3.4 Analisa Fungsional...38

3.4.1 Program Kegiatan...38

3.4.2 Analisis Konsumen...39

3.4.3 Analisis Kegiatan...40

3.4.4 Analisis pengelola...41

3.4.5 Analisis penampil / artis...41

3.5 Daftar Kebutuhan ruang...42

3.6 Analisis kedekatan ruang...43

3.7 Zoning...44

3.8 Blocking...44

3.9 Tabel kebutuhan luas ruang...45

BAB IV HASIL PERANCANGAN...50

4.1 Denah General...50

4.2 Denah Khusus...53

4.2.1 Lay out lantai denah khusus...56

(4)

viii 

4.2.3 Potongan denah khusus...60

4.3 Detail Furniture...63

4.3.1 Detail Furniture kursi cafe...63

4.3.2 Detail Furniture meja Recepsionist...65

4.4 Detail Interior...66

4.4.1 Detail Interior dinding Lobby...66

4.4.2 Detail Interior dinding auditorium...69

4.4.3 Detail Interior ceiling melengkung...70

4.5 Perspektif...71

4.5.1 Perspektif cafe...71

4.5.2 Perspektif Lobby...71

4.5.3 Perspektif Auditorium...72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...73

DAFTAR PUSTAKA...75

LAMPIRAN

(5)

ix 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Alat musik Tradisional...18

Gambar 2.2. Gedung Rumentangsiang...26

Gambar 3.1. Penari Jaipong...29

Gambar 3.2. Tarian Jaipong...29

Gambar 3.3. Sydney Opera House...29

Gambar 3.4. Sydney Opera House...30

Gambar 3.7. Site Plan...31

Gambar 3.8. Lahan proyek...32

Gambar 3.9. Analysis Sirkulasi...33

Gambar 3.10. Analysis Kebisingan...34

Gambar 3.11. Analysis tetangga...35

Gambar 3.12. Rumah warga...35

Gambar 3.13. Bimbingan belajar...36

Gambar 3.14. Rumah Warga...36

Gambar 3.15. Dokter gigi dan resto Roemah Kebun...36

Gambar 3.16. Rumah Warga...37

Gambar 3.17. Gedung Telkom...37

Gambar 3.18. Hotel Sanira...37

Gambar 3.19. Analysis Bukaan Ruang...38

Gambar 3.20. Analysis kedekatan ruang...43

Gambar 3.21. Analysis Sirkulasi...44

Gambar 3.22. Blocking...44

Gambar 4.1. Denah general lt dasar...50

Gambar 4.2. Denah general lt 1...51

Gambar 4.3. Denah general lt balkon...51

(6)

Gambar 4.5. Denah general lt basement 2...52

Gambar 4.6. lay out lantai dan furniture denah khusus lt dasar...54

Gambar 4.7. lay out lantai dan furniture denah khusus lt 1...55

Gambar 4.8. lay out lantai dan furniture denah khusus lt balkon...55

Gambar 4.9. lay out lantai denah khusus lt dasar...56

Gambar 4.10. lay out lantai denah khusus lt 1...57

Gambar 4.11. lay out lantai denah khusus lt balkon...57

Gambar 4.12. lay out ceiling denah khusus lt dasar...58

Gambar 4.13. lay out lantai dan furniture denah khusus lt balkon...59

Gambar 4.14. Potongan denah khusus l...60

Gambar 4.15. Potongan denah khusus 2...61

Gambar 4.16. Potongan denah khusus 3...62

Gambar 4.17. Potongan denah khusus 4...63

Gambar 4.18. Perspektif furniture kursi cafe...63

Gambar 4.19. Detail Interior kursi Cafe...64

Gambar 4.20. Detail interior kursi cafe...65

Gambar 4.21. Perspektif meja penerima...65

Gambar 4.22. Detail Interior meja penerima...66

Gambar 4.23. Perspektif dinding lobby...68

Gambar 4.24. Detail Interior dinding lobby penerima...68

Gambar 4.25. Detail Interior dinding lobby...69

Gambar 4.26. Detail Interior dinding lobby penerima...70

Gambar 4.27. Perspektif cafe...71

Gambar 4.28. Perspektif auditorium...71

(7)

xi 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel kebutuhan luas ruang………..45

Tabel 3.2. Tabel kebutuhan luas area studio music………...47

Tabel 3.3. Tabel kebutuhan luas area administrasi………....48

(8)

xii 

DAFTAR LAMPIRAN

Lay out ceiling denah khusus lantai dasar

Lay out lantai denah khusus lantai dasar

Lay out lantai dan furniture denah khusus lantai dasar

Lay out ceiling denah khusus lantai 1

Lay out lantai denah khusus lantai 1

Lay out lantai dan furniture denah khusus lantai 1

Lay out ceiling denah khusus lantai balkon

Lay out lantai denah khusus lantai balkon

Lay out lantai dan furniture denah khusus lantai balkon

Potongan denah Khusus

Detail Furniture

Detail Interior

Site plan

Denah General

Potongan General

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesenian adalah perwujudan dari kebudayaan, sedangkan pertunjukkan

kesenian merupakan ungkapan atas kesenian tersebut. Salah satu bentuk kesenian

yang paling dikenal adalah seni musik, yaitu sebuah bentuk kesenian yang

merupakan ekspresi jiwa yang dituangkan ke dalam bentuk bunyi. Seni musik

juga merupakan salah satu bentuk seni yang turut serta berperan dalam

perkembangan emosional maupun psikologis manusia. Musik menurut

Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai

terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Saat ini apresiasi maupun

perkembangan terhadap seni musik itu sendiri semakin meningkat yang dapat

dilihat dengan banyaknya kegiatan dan liputan-liputan tentang musik yang sudah

mencapai skala internasional.

Kota Bandung adalah kota yang penduduknya heterogen, mempunyai

keragaman latar belakang penduduk, baik sosial, budaya, ekonomi maupun

pendidikan sehingga berpengaruh terhadap perkembangan sosial, budaya,

ekonomi, politik kota tersebut.

Khusus dalam bidang kebudayaan, kota Bandung memiliki banyak ragam dan

jenis kesenian yg tinggi nilai budayanya. Salah satunya seni musik dan tari

(10)

perkembangan cukup pesat dan mendapatkan banyak apresiasi masyarakat, hal

ini dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang selalu banyak pada setiap

pertunjukkan musik maupun tari. Disamping itu banyak didirikan berbagai

kursus musik seperti Bina musika, DKSB, Yayasan pendidikan musik dll. Akan

tetapi hal ini tidak didukung oleh wadah yang dapat menampung berbagai

kesenian tersebut.

Di Indonesia sendiri khususnya di kota Bandung sebenarnya masih jarang

terdapat gedung pertunjukan/ pagelaran yang benar-benar layak digunakan untuk

ruang pertunjukan konser music maupun tari. Ruang - ruang umum yang

seringkali digunakan untuk pertunjukan seperti Sasana Budaya Ganesha yang

berada di aula barat ITB dan GSG Universitas Katolik Parahyangan digunakan

hanya karena tidak adanya pilihan lain lagi untuk menggelar pagelaran-pagelaran

besar. Akustik maupun karakteristik fungsi ruang-ruang tersebut tidak satupun

yang dibuat untuk sebuah gedung pertunjukan yang berhubungan dengan musik

karena fungsi umum mereka adalah sebagai Gedung Serbaguna atau GSG.

Sebagai calon sarjana desain interior , penulis merasa tertarik mengangkat

studi kasus proyek ini sebagai project tugas akhir. Hal ini dikarenakan sangat

jarang sekali terdapat Gedung Pagelaran untuk music maupun tari yang

benar-benar layak, khususnya di kota Bandung.Sehingga dengan adanya gedung

pagelaran tidak hanya berfungsi sebagai tempat hiburan, tetapi jg berperan

sebagai tempat atau sarana utk pertukaran nilai-nilai budaya , pengalaman dan

buah fikiran para seniman/musisi dalam skala regional, nasional, bahkan

(11)

1.2 Gagasan Konsep

Konsep yang akan digunakan adalah “Jaipongan”. Jaipongan adalah tarian

yang menjadi salah satu identitas penting dari propinsi Jawa Barat. Konsep

Jaipong digunakan selain untuk mengangkat citra budaya Lokal juga mengartikan

bahwa masyarakat Bandung mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap seni yang

dituangkan dalam sebuah gedung Pagelaran yang berkonsep Jaipongan.

Antara Jaipong dan music sangat berhubungan erat. Tanpa adanya music

yang khas dari Jaipong maka Tarian tidak akan terlaksana. Dalam hal ini konsep

yang akan digali bukan dari segi bentuk sebuah tarian melainkan spirit yang

dibawakan ataupun yang ada dalam tari Jaipongan tersebut.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang dan Gagasan konsep yang sudah dijelaskan, maka

Identifikasi Masalah yang akan dibahas dalam Laporan ini adalah :

1. Bagaimana menerapkan program ruang dan utilitas agar sesuai dengan

fungsi, aktivitas, fasilitas dari gedung pagelaran musik dan tari?

2. Bagaimana menerapkan konsep dari tarian jaipong pada interior pagelaran

musik dan tari?

3. Bagaimana merancang sebuah gedung pagelaran musik dan tari yang dapat

menunjukkan identitas kota bandung?

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan pembahasan Perancangan Auditorium dalam laporan ini adalah sebagai

(12)

1. Untuk dapat menerapkan program ruang dan utilitas agar sesuai dengan

fungsi, aktivitas, fasilitas dari gedung pagelaran musik dan tari.

2. Untuk dapat menerapkan konsep dari tarian jaipong pada interior pagelaran

musik dan tari.

3. Untuk merancang sebuah gedung pagelaran musik dan tari yang dapat

menunjukkan identitas kota bandung.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas akhir adalah sebagai berikut :

- BAB I, merupakan Bab Pendahuluan, yang menjelaskan tentang latar

Belakang, gagasan konsep, identifikasi masalah, tujuan perancangan,

sistematika penulisan.

- BAB II, merupakan Bab Landasan Teori yang memaparkan tentang studi

Literatur yang digunakan dalam perancangan Gedung Pagelaran.

- BAB III, merupakan Bab Deskripsi Obyek Studi, yang menjelaskan

tentang deskripsi obyek studi, Implementasi konsep pada obyek studi,

analisa fisik, analisa fungsional

- BAB IV Merupakan Bab hasil perancangan, yang menjelaskan tentang

desain Tugas Akhir yang sudah dibuat.

- BAB V, Merupakan Bab Simpulan, yang menjelaskan Kesimpulan dari

(13)

77 

BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

Setelah mengumpulkan berbagai data dan membuat perancangan desain

interior Gedung Pagelaran di Bandung dengan konsep Jaipong, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebuah Gedung Pagelaran dapat mencerminkan identitas dari sebuah daerah.

Daerah yang memiliki bangunan Gedung Pagelaran Mencirikan bahwa Daerah

tersebut mempunyai apresiasi yang besar terhadap Budayanya.

2. Gedung pagelaran selain berfungsi sebagai wadah melestarikan budaya juga

merupakan wadah komersiil, oleh karena itu sebuah gedung pagelaran hendaknya

mempunyai desain yang fleksibel, maksudnya juga dapat digunakan untuk

pertunjukkan musik dan tari jenis lainnya.

3. Pagelaran tradisional di Jawa Barat mempunyai ciri keakraban pada suasananya,

Sehingga warna yang sesuai untuk sebuah gedung pagelaran adalah warna –warna

hangat yang membuat suasana akrab.

4. Perancangan Gedung pagelaran harus secara utuh memfasilitasi para

(14)

78 

Semoga apa yang telah dilakukan penulis dalam tugas akhir ini, penulis bisa

memberikan sumbangsih pada kehidupan nyata maupun untuk keperluan studi

selanjutnya.

5.2 Saran

Penulis juga menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna

bagi pembaca, antara lain:

1. Diharapkan agar para pembaca banyak mencari dan membaca studi Literatur

sebelum memulai perancangan desain.

2. Dalam merancang sebuah interior ruang diharapkan tidak melupakan fasilitas

(15)

79 

DAFTAR PUSTAKA

Dameria, Anne.Basic Color.2007.Jakarta:Link & Match Graphic

Doelle, L. Leslie. Akustik Lingkungan. 1986. Jakarta:Erlangga

Neufert, Ernest.Data Arsitek.2002.Jakarta:Erlangga

McFarlane,Sharon.Bright ideas.New York.

Wilson, Edwin Goldfarb, dan Alvin. Theater The Lively Art  

Jurnal Desain Interior Ambience, diterbitkan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain Maranata Februari 2008 Bandung

www.wikipedia.com

www.encarta.com

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung

www.pemkabbandung.com

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dengan tujuan sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas dalam satu atau beberapa

Sallis (2006:221) mengatakan salah satu alat yang umum digunakan dalam perencanaan strategis pendidikan termasuk strategi peningkatan mutu sekolah adalah analisis SWOT..

Seorang analis system harus mampu melakukan pemilihan perangkt computer, menentukan orang yang akan menggunakan SIM, menyusun prosedur dari SIM tersebut dan

Batik motif arsitektur dari Mahkota Laweyan dikenal sebagai satu produk batik Indonesia yang memiliki keunikan yang memperkenalkan budaya tradisional dalam

[r]

Pegadaian adalah merupakan suatu lembaga keuangan non perbankan dan salah satu lembaga pemerintah yang bergerak dibidang jasa gadai penyaluran kredit uang pinjaman yang

MEMBERIKAN CITRA YANG BAIK BAGI PENDATANG// NAMUN DEMIKIAN/. DITEMUKAN BAHWA TAMANISASI JUSTRU