PERILAKU BIDAN DALAM PENATALAKSANAANPENCEGAHAN INFEKSI PADA PERTOLONGAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMASHAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG
LAILANI ZAHRA 145102187
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIKFAKULTAS
KEPERAWATANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERILAKU BIDAN DALAM PENATALAKASANAANPENCEGAHAN INFEKSI PADA PERTOLONGAN PERSALINAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN
2015
ABSTRAK Lailani Zahra
Latar Belakang :Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal/pasca persalinan/bayi baru lahir/saat menatalaksana penyulit. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan.
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui perilaku bidan dalam penetalksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang tahun 2015.
Metodologi : Desain penelitian ini bersifat deskritif dengan pendekatan cross
sectional dengan besar sampel 35 responden dengan metode pengambilan sampel
total sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner dan lembar cheklist yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan dan sikap bidan dalam pencegahan insfeksi.
Hasil :hasil penelitian menunjukan mayoritasbidanberpengetahuan baik sebanyak 24 responden (68,6 %) responden bersikap positif35 orang (100,0 %) dan responden dengan tindakan positif sebanyak 35 responden (100,0%)tentang pencegahan infeksi.
Kesimpulan :Dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam meningkatkan pemberian informasi dan pemahaman tentang penalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan agar dapat mensejahterakan ibu dan anak.
Behavior Midwife In The Management Of Infection Prevention At Area Of The Distric Health Centers Hamparan Perak Deli Serdang 2015
ABSTRACT Lailani zahra
Background :Infection prevention is an essential part of complate care given to mothers and newborns, and should be carried out regularly during labor and birth assistance, while giving basic care during antenatal visits / postpartum / newborn / current management of complications. These measures should be applied in every aspect of care remedy to protect mothers, newborns, families, birth attendants and health workers health.
Objective : To protect the behavior objective: to protect the behavior of the midwife in the management of aid delivery prevention of infection in the working area of the silver overlay distric healt senter deli serdang tahun 2015.
Methodology: This study is a descriptive design with cross sectional approach with a large sample of 35 respondents with a total sampling methods aside. instrument in this study a questionnaire and checklist which includes data sheets and questionnaires demographic knowledge and attitude of midwives in prevention of infection.
Results: The results showed the majority of midwives knowledgeable bathtub as many as 24 respondents (68.6%) of respondents being positive 35 (100.0%) and respondents with poositif action as much as 35 respondents (100.0%) on the prevention of infection
Conclusion: This research is expected to be input for health petgas eraser in hospital and private practice in improving the provision of management pemhaman informas and prevention of infection in order to aid delivery of maternal and child welfare.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala curahan
nikmat dan rahmat –Nya, memberikan kekuiatan lahir batin, kejernihan hati dan
fikiran, serta kemudahan kepada penulis sehingga masih diberikan kesempatan
menyelesaikan proposal penelitian ibni dengan judul “ perilaku bidan dalam
penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja
puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014” guna
memenuhi salah satu syarat dalam menempuh penelitian selanjutnya.
Keberhasilan dalam penyusunan proposal ini, tidak lepas dari dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak dengan tulus membantu dalam proses pembuatan
proposal penelitian ini dari awal hingga akhir. Atas dasar alas an tersebut, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Dedi Ardinata, M. kes selaku Dekan program D IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Sumatra Utara yang telah memberikan pengarahan dan
petunjuk selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
2. Nur Asna Sitohang, S. Kep, Ns. M.kep selaku ketua pelaksanan Program DIV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatra Utara yang telah memberikan
pengarahan dan petunjuk selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
3. Diah Lestari Nasution, SST. M.keb selaku dosen pembimbing dan sekaligus
sebagai orang tua angkat yang telah memberikabn segenap arahan, bimbingan
dan petunjuk serta waktu luang selama menyusun karya tulis ilmiah ini.
4. Dr. Cut Adeya Adella, Spog(K) selaku dosen penguji 1 yang telah
5. Devi tumanggor, M. Nurs (MntlHlth) selaku dosen penguji II yang telah
memberikan masukan dan saran demi perbaikan karya tulis ilmiah ini.
6. Kepala Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Medan yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
7. Seluruh staf dosen karyawan/I Program Study D Iv Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Sumatra Utara yang telah banyak member pengetahuan dan
dorongan serta motivasi kepada penulis .
8. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat serta motovasi dan
do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penelitian karya tulis ilmiah ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah penelitian ini masih
belum sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata semoga Allah, melimpahkan rahmat dsan hidayah-Nya kepada
kita semua amin.
Medan, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR SKEMA ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum ... 4
2. Tujuan Khusus ... 4
D. Manfaat Penelitian 1. Praktik Kebidanan ... 5
2. Penelitian Kebidanan ... 5
BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilaku ... 6
2. Perilaku Kesehatan ... 6
3. Domain Perilaku... 7
B. Pencegahan Infeksi 1. Tujuan Pencegahan Infeksi ... 9
3. Prinsip Pencegahan Infeksi ... 12
4. Pencegahan Infeksi Maternal Dan Neonatal ... ` 14
5. Tindakan Dalam Pencegahan Infeksi Dalam Persalinan 15 C. Persalinan 1. Pengertian Persalinan ... 22
2. Alat-alat Persalinan ... 23
3. Bentuk-Bentuk Persalinan ... 25
BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL a. Kerangka Konsep ... 26
b. Defenisi Operasional ... 27
BAB IV METODELOGI PENELITIAN a. Desain populasi ... 29
b. Populasi dan sampel ... 29
c. Tempat penelitian ... 29
d. Waktu penelitian ... 29
e. Pertimbangan etik penelitian ... 29
f. Instrument penelitian ... 29
g. Uji validitas dan reliabilitas ... 31
h. Pengumpulan data ... 32
i. Analisi data... 33
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 37
1. Karakteristik Responden ... 37
2. Pengetahuan Responden... 38
3. Sikap Responden ... 40
4. Tindakan Responden ... 42
B. Pembahasan ... 44
C. Keterbatasan ... 47
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Prosudur Tindakan Menggunakan Sarung Tangan ... 17
Tabel2.2 Efektifitas Berbagai Proses Eridikasi Mikroorganisme Pada Alat Bekas
Pakai ... 21
Tabel3.1 Defenisi Operasional ... 27
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 30
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Katakteristik Diwilayah Kerja
Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 ... 38
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat Pengetahuan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 ... 39
Table 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Penatalaksanaan
Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 ... 40
Table 5.4 Distrubusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner
Tingkat Sikap Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 ... 41
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Penatalaksanaan
Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Tahun 2015 ... 42
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner
Tingkat Tindakan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 ... 43
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1 Kerangaka konsep perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden
Lampiran 2 : Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner
Lampiran 4 : Surat Izin Survey Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU
Lampiran 5 : Surat Balasan
Lampiran 6 :Master Tabel
Lampiran 7 : Hasil output data penelitian
PERILAKU BIDAN DALAM PENATALAKASANAANPENCEGAHAN INFEKSI PADA PERTOLONGAN PERSALINAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN
2015
ABSTRAK Lailani Zahra
Latar Belakang :Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal/pasca persalinan/bayi baru lahir/saat menatalaksana penyulit. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan.
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui perilaku bidan dalam penetalksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang tahun 2015.
Metodologi : Desain penelitian ini bersifat deskritif dengan pendekatan cross
sectional dengan besar sampel 35 responden dengan metode pengambilan sampel
total sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner dan lembar cheklist yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan dan sikap bidan dalam pencegahan insfeksi.
Hasil :hasil penelitian menunjukan mayoritasbidanberpengetahuan baik sebanyak 24 responden (68,6 %) responden bersikap positif35 orang (100,0 %) dan responden dengan tindakan positif sebanyak 35 responden (100,0%)tentang pencegahan infeksi.
Kesimpulan :Dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam meningkatkan pemberian informasi dan pemahaman tentang penalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan agar dapat mensejahterakan ibu dan anak.
Behavior Midwife In The Management Of Infection Prevention At Area Of The Distric Health Centers Hamparan Perak Deli Serdang 2015
ABSTRACT Lailani zahra
Background :Infection prevention is an essential part of complate care given to mothers and newborns, and should be carried out regularly during labor and birth assistance, while giving basic care during antenatal visits / postpartum / newborn / current management of complications. These measures should be applied in every aspect of care remedy to protect mothers, newborns, families, birth attendants and health workers health.
Objective : To protect the behavior objective: to protect the behavior of the midwife in the management of aid delivery prevention of infection in the working area of the silver overlay distric healt senter deli serdang tahun 2015.
Methodology: This study is a descriptive design with cross sectional approach with a large sample of 35 respondents with a total sampling methods aside. instrument in this study a questionnaire and checklist which includes data sheets and questionnaires demographic knowledge and attitude of midwives in prevention of infection.
Results: The results showed the majority of midwives knowledgeable bathtub as many as 24 respondents (68.6%) of respondents being positive 35 (100.0%) and respondents with poositif action as much as 35 respondents (100.0%) on the prevention of infection
Conclusion: This research is expected to be input for health petgas eraser in hospital and private practice in improving the provision of management pemhaman informas and prevention of infection in order to aid delivery of maternal and child welfare.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi, yang dapat hidup
kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Focus asuhan
persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya
komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan
pasca persalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi
baru lahir.
Persalinan yang aman dan bersih merupakan pilar safe motherhood , bersih
berarti bebas dari infeksi. Infeksi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan
penyebab utama kematian ibu dan perinatal.Persalinan terjadi dirumah sakit atau
rumah bersalin yang telah menjalankan praktek pencegahan infeki dengan baik.
Kurang lebih 150 tahun yang lalu semmelwis dan homles menyatakan bahwa demam
dan sepsis puepuralis disebarkan dari seseorang perempuan kepada perempuan lain
melalui tangan dokter (Sarwono,2008).
Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal
mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
yang diinginkan. (Buku Acuan APN, 2004)
Paradigma baru terbukti dapat mencegah atau mengurangi komplikasi yang
sering terjadi hal ini bermanfaat yang nyata dan mampu membantu upaya penurunan
terjadi didesa atau fasilitas pelayanan kesehatan dasar dimana tingkat keterampilan
petugas dan sarana kesehatan sangat terbatas, jika semua penolong persalinan dilatih
agar kompeten untuk melakukan upaya pencegahan atau deteksi dini secara aktip.(
Buku Acuan APN, 2008)
Menurut WHO tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat
persalinan. Menurut Depkes pada tahun 2010, penyebab langsung kematian maternal
diindonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama perdarahan (28%), sebab lain
yaitu eklamsi (24%) infeksi (11%), partus lama (5%).
Sejak tahun 2011 sampai 2013 jumlah angka kematian ibu melahirkan
mencapai 77 kasus dengan rincian sebanyak 22 kasus kematian ibu 96 orang per
100.000 kelahiran hidup) di tahun 2011. Angka tersebut melonjak menjadi 27 kasus
kematian ibu (111 orang per 100.000 kelahiran hidup) di tahun 2012 lalu. Disusul
tahun 2013, jumlahnya kematian ibu melahirkan menembus hingga 28 kasus
kematian.Tujuan Pembangunan Milenium menargetkan pada 2015 angka kematian
ibu maksimal mencapai 102/100 ribu kelahiran.Namun, angka kematian ibu berdasar
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun lalu masih mencapai 359/100 ribu
kelahiran.
Bidan memiliki peran penting untuk mencapai target millennium
development goals (MDGS) Target Indonesia yang masuk dalam laporan Sowmmy
untuk mengurangi Angka kematian ibu dari 109 menjadi 102 kematian per 100.000
kelahiran hidup pada akhir 2015.
Jumlah kematian ibu bersalin diwilayah kerja puskesmas hamparan perak
medan pada tahun 2009 terdapat 1 kasus kematian ibu bersalin dan satu kasus
kasus kematian ibu bersalin sedangkan pada tahun 2012 kasus kematian 0 dan pada
tahun 2013 kasus kematian 0 kasus.
Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang
diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada
saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama
kunjungan antenatal/pasca persalinan/bayi baru lahir/saat menatalaksana
penyulit.Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi
ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya.
Juga upaya-upaya menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang
menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya (Buku Acuan APN, 2004 : 1-8).
Mengingat bahwa infeksi dapat ditularkan melalui darah, sekret vagina, air
mani, cairan amnion dan cairan tubuh lainnya maka setiap petugas yang bekerja di
lingkungan yang mungkin terpapar hal-hal tersebut mempunyai resiko untuk tertular
bila tidak mengindahkan prosedur pencegahan infeksi (Klein susan,2009).
Terjadinya infeksi adanya manipulasi dari penolong yang tidak suci hama,
atau pemeriksaan dalam yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah
ada masuk kedalam rongga rahim, alat-alat yang tidak suci hama, infeksi droplet,
sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang berasal dari hidung,
tenggorokan dari penolong dan pembantunya (Mochtar,1998 : 414).
Tingginya kesakitan dan kematian ibu terutama disebabkan oleh perdarahan
pascapersalinan, eklamsi, sepsis/infeksi, dan komplikasi keguguran.Dengan adanya
hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana perilaku bidan dalam
B. Rumusan Masalah
Adapun yang terjadi menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah
bagaimana perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada
pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten
deliserdang tahun 2015.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Perilaku Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan
Infeksi Dalam Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas
2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui Pengetahuan Bidan Dalam Penatalaksanaan
Pencegahan Infeksi Dalam Pertolongan Persalinan.
2. Untuk mengetahui Sikap Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan
Infeksi Dalam Pertolongan Persalinan.
3. Untuk mengetahui Tindakan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan kesehatan
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi yang berguna bagi
pelayanan kesehatan khususnya para tenaga kesehatan agar lebih dapat
menerapakan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan pada pelayanan.
2. Perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan
Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian selanjutnya
khususnya mengenai perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada pertolongan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perikalaku adalah suatu kegiatan atau akitivitas organism(makhluk hidup) yang
bersangkutan. Skinner (1993) seorang ahli psikologi, mengatakan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dilihat dari bentuk terhadap stimulus perilaku dibedakan menjadi dua :
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang bterhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(covert).respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus belum dapat diamati secara jelas.
b. Perilaku terbuka (over behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus jelas dalam bentuk tindakan atau praktik
(practice),yang dengan mudah diamati.
2. Perilaku Kesehatan
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanatance)
Perilaku atau usaha seeorang untuk memelihara kesehatan agar tidak akit
dan usaha untuk sembuh bila sakit.
b. Perilaku pencarian dan penggunaan system (healt seeking behavior)
c. Perilaku kesehatan lingkungan
Perilaku yang berkaitan dengan upaya untuk mempertahan kan dan
meningkatkan kesehatannya.
2) Perilaku sakit (illness behavior)
Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,persepsinya
terhadap sakit, pengetahjuan tentang penyebab dan gejala penyakit,
pengobatan penyakit.
3) Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
a) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
b) Mengenal atau mengetahui penyembuhan penyakit yang layak
c) Mengetahui hak (hak memperoleh perawatan)
3. Domain Perilaku
Determinan perilaku dibedakan menjadi dua :
a. Determinan atau faktoe internal yakni karakteristik orang yang
bersangkutan yang bersifat given atau bawaan seperti missal jenis kelamin,
tingkat kecerdasan.
b. Factor eksternal yakini lingkungan, baik lingkungan fisik, social, budaya,
ekonomi.
Banyamin bloom (1908) membagi prilaku menjadi tiga domain sesuai dengan
tujuan pendidikan :
1) Pengetahuan (knowledge)
Hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif ada enam tingkatan :
a) Tahu (know)
b) Memahami (comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterpretasiakn materi terebut dengan benar.
c) Aplikasi (application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi sebenarnya.
d) Analisis (analysis)
Suatu kemampuan untuk mejabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masalah masih dalam suatu stuktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sam lain.
e) Sintesis (synthesis)
Suatau kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi (evaluation)
Kemampuan untuk melakukan suatu penilaian tergadap suatu materi
atau objek.
2) Sikap (attitude)
Merupakan suatu reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Tingkatan sikap terdiri dari :
a) Menerima (receiving)
Bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
b) Merespons (responding)
Memberikan apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
c) Menghargai (valuing)
mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
3) Praktik atau tindakan (practice)
a) Respon terpimpin (guided response)
Melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh merupakan indicator praktik tingkat pertama.
b) Mekanisme(mecanisme)
Bila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebijaksanaan.
c) Adopsi (adotion)
Suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
B. Pencegahan Infeksi
1. Tujuan Pencegahan Infeksi Dalam Pelayanan Asuhan Kesehatan
Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen lain
dalam asuhan selama persalinan dari kelahiran bayi.Tindakan ini harus diterapkan
dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong
persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan menguragi infeksi karena bakteri,
virus, dan jamur.Dilakukan upaya untuk menurunkan resiko penyakit-penyakit
menular berbahaya.
Tindakan-tindakan PI dalam pelayanan asuhan kesehatan :
b. Menurunkan risiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti
hepatitis dan HIV/AIDS.
Dimasa lalu, tujuan utama PI adalah untuk mencegah infeksi adalah mencegah
infeksi serius pascabedah. Meskipun infeksi serius pascabedah masih merupakan
masalah dibanyak Negara, munculnya HIV/AIDS dan maslah berkelanjutan yang
terkait dengan hepatitis telah merubah secara dramatis focus pencegahan infeksi.
Penolong persalinan dapat terpapar hepatitis dan HIV ditempat kerjanya melalui :
a. Percikan darah atau cairan tubuh pada mata, hidung, mulut, atau melalui
diskontinuitas permukaan kulit (misalnya luka atau lecet yang kecil).
b. Luka tusuk yang disebabkan oleh jarum yang terkontaminasi atau
peralatan tajam lainnya, baik pada saat prosedur dilakukukan atau pada sat
proses peralatan.
Memakai sarung tangan, mengenakan perlengkapan perlindungan diri(kaca
mata, masker, celemek,dll) dapat melindungi penolong persalinan terhadap percikan
yang dapat mengkontaminasi dan menyebarkan penyakit. Waspada dalam menangani
benda tajam, melakukan proses dekontaminasi, dan menangani peralatan yang
terkontaminasi merupakan cara-cara untuk meminimalkan resiko infeksi.
Pencegahan infeksi tersebut tidak hanya bagi ibu dan bayi baru lahir, tapi juga
terhadap penolong persalinan dan staf kesehatan.
PI adalah bagian yang essensial dari semua asuhan yang diberikan kepada ibu
dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong
persalinan dan kelahiran bayi, saat memberikan asuhan selama kunjungan antenatal
2. Defenisi Tindakan Dalam Pencegahan Infeksi a. Asepsis atau tehnik aseptic
Semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme
ke dalam tubuh dan berpotensi untuk menimbulkan infeksi. Tehnik aseptic
membuat prosedur lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir dan penolong
persalinan dengan cara menurunkan jumlah atau menghilangkan seluruh
(eradikasi) mikroorganisme pada kulit, jaringan dan instrument/peralatan
hingga tingkat yang aman.
b. Antisepsis
Mengacu pada pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh
lainnya.
c. Dekontaminasi
Tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan
dapat menangani secara aman berbagai benda yang terkontaminasi darah
dan cairan tubuh. Peralatan medis, sarung tangan dan permukaan (misalnya
meja periksa) harus segera didekontaminasi segera setelah terpapar darah
atau cairan tubuh.
d. Mencuci dan membilas
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua cemaran
darah, cairan tubuh atau benda asing(misalnya debu, kotoran) dari kulit atau
instrument/peralatan.
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua
mikroorgaisme penyebab penyakit yang mencemasi benda-benda mati atau
instrument.
f. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangakan semua mikoorganisme
kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau kimiawi.
g. Sterilisasi
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme(
bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada
benda-benda mati atau instrument.
3. Prinsip Pencegahan Infeksi Prinsip-Prinsip Pi
Pi yang efektif didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
a. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap
dapat menularkan penyakit karena insfeksi dapat bersifat asimtomatik(tanpa
gejala).
b. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi
c. Permukaan benda sekitar kita, peralatan dan benda-benda lainnya yang akan
dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tak utuh, lecet selaput
mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi hingga setelah digunakan,
harus diproses secara benar.
d. Jika tidak ketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah
e. Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi
hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan PI secara
benar dan konsisten.
Jalur penyebaran merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman
mikroorganisme ke berbagai tempat, seperti air, makanan, udara, dan lain-lain.
1) Cara Penularan Mikroorganisme
Proses penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh, baik pada manusia
maupun hewan dapat melalui berbagai cara, diantaranya :
a) Kontak tubuh
kuman masuk kedalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung
maupun tidak langsung, penyebaran secara langsung melalui sentuhan
sedangkan tidak lansung dapat melalui benda yang terkontaminasi.
b) Makanan dan minuman
terjadinya penyebaran dapat melalui makanandan minuman yang telah
terkontaminasi seperti pada penyakit tifus abdominalis,penyakit infeksi
cacing.
c) Serangga
seperti penyebaran kuman pada penyakit malaria oleh plasmodium pada
nyamuk anopheles.
d) Udara
proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyebaran
2) Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Infeksi a) Sumber penyakit
sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan cepat atau
lambat.
b) Kuman penyebab
kuman penyebab dapat menentukan jumlah mikroorganisme, kemampuan
mikroorganisme masuk kedalam tubuh dan virulensinya
c) Cara membebaskan sumber dari kuman
dapat menentukan apakah proses infeksi cepat teratasi atau diperlambat
seperti tingkat keasaman (ph), suhu, penyinaran(cahaya) dll.
d) Cara penularan
Cara penularan seperti kontak lansung, melalui makanan atau udara dapat
menyebabkan penyebaran kuman kedalam tubuh.
e) Cara masuknya kuman
Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau
mempercepat proses penyembuhan. Demikian pula sebaliknya, daya tahan
yang buruk dapat memperburuk infeksi.
4. Pencegahan Infeksi Maternal Dan Neonatal
Persalinan bersih dan aman merupakan salah satu pilar safe motherhood.Berarti
bebas dari infeksi.Insfeksi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan
Menurunkan risiko infeksi maternal dan neonatal selama persalinan dan kelahiran pervaginam :
a. Menggunakan sepasang sarung tangan periksa bersih atau sarung tangan
bedah yang didisinfeksi tingkat tinggi yang sudah diproses ulang untuk
setiap pemeriksaan.
b. Hindari mendorong ujung jari pemeriksa pada pembukaan serviks sampai
persalinan aktif terjadi atau sampai diputuskan untuk melakukan induksi
persalinan.
c. Batasi pemeriksaan dalam.
5. Tindakan-Tindakan Pencegahan Infeksi
Ada berbagai praktek PI yang dapat mencegah mikroorganisme berpindah dari
satu individu ke individu lainnya(ibu, bayi baru lahir, dan para penolong persalinan)
sehingga memutus rantai penyebar penyakit.
Tindakan-tindakan PI termasuk hal-hal berikut : a. Cuci tangan
b. Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
c. Menggunakan teknik asepsis dan aseptic
d. Memproses alat bekas pakai
e. Menangani peralatantajam dengan aman
f. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan(termasuk pengelolaan sampah
secara benar).
1) Cuci tangan
Cuci tangan adalah prosedur yang paling penting dari pencegahan dan
penyebaran infeksi yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru
Cuci tangan harus dilakukan : a) Segera setelah tiba ditempat kerja
b) Sebelum melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu dan bayi baru
lahir
c) Setelah kontak fisik langsung dengan ibu atau bayi baru lahir
d) Sebelum memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril
e) Setelah melepaskan sarung tangan (kontaminasi melalui lubang atau robekan
sarung tangan).
f) Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah atau cairan
tubuh lainnya atau setelah menyentuh selaput mukosa (misalnya hidung, mulut,
mata, vagina) meskipun saat itu sedang menggunakan sarung tangan.
g) Setelah kekamar mandi
h) Sebelum pulang kerja
7 langkah mencuci tangan :
1. Telapak dengan telapak
2. Telapak tangan diatas punggung tangan kiri dan telapak kiri diatas punggung
tangan kanan.
3. Telapak dengan telapak dan jari saling terkait.
4. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci
5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya.
6. Jari kiri menguncup, gosok memutar kekanan dan kekiri pada telapak tangan
kanan dan sebaliknya.
7. Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya, gerakkan
2) Memakai Sarung Tangan
Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak utuh,
selaput mukosa, darah atau cairan tubuh lainya), peralatan, sarung tangan atau
sampah yang terkontaminasi.Jika sarung tangan diperlukan, ganti sarung tangan
untuk menangani setiap ibu atau bayi baru lahir untuk menghindari kontaminasi
silang atau gunakan sarung tangan yang berbeda untuk situasi yang berbeda pula.
a) Gunakan sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi untuk prosedur
apapun yang akan mengakibatkan kontak dengan jaringan dibawah kulit seperti
persalinan, penjahitan vagina atau pengambilan darah
b) Gunakan sarung tangan periksa yang bersih untuk menangani darah atau cairan
tubuh.
c) Gunakan sarung tangan rumah tangga atau tebal untuk mencuci peralatan,
menangani sampah, juga membersihkan darah dan cairan tubuh.
Tabel 1.1 Prosudur tindakan menggunakan sarung tangan
Prosedur/tindakan Perlu sarung tangan Sarung tangan
DTT
Sarung tangan
steril
Memeriksa tekanan darah, temperature tubuh
atau menyuntik
Tidak Tidak Tidak
Menolong persalinan dan kelahiran bayi,
menjahit laserasi atau episiotomi
Ya Bisa diterima Dianjurkan
Mengambil contoh darah/pemasangan IV Ya 2 Tidak Tidak
Menghisap lendir dari jalan nafas bayi baru lahir Ya Ya Tidak
Memegang dan membersihkan peralatan yang
terkontaminasi
Ya 3 Tidak Tidak
a. Jika sterilisaisi tidak memungkinkan, sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
adalah satu-satunya alternative yang bisa diterima.
b. Dapat gunakan tangan periksa yang bersih
c. Sarung tangan tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks adalah yang
paling praktis untuk tujuan ini.
Sarung tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tapi jika jumlahnya sangat
terbatas maka sarung tangan bekas pakai dapat proses ulang dengan dekontaminasi,
cuci dan bilas, disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi. Jika sarung tangan sekali
pakai digunakan ulang, jangan diproses lebih dari tiga kali karena mungkin
robekan/lubang yang tidak terlihta atau sarung tangan mungkin robek pada saat
sedang digunakan.
3) Menggunakan Tehnik Aseptic
Teknik aseptic membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir
dan penolong persalinan. Teknik aseptic meliputi aspek :
a) Penggunaan perlengkapan pelindung pribadi
Perlengkapan pelindung pribadi mencegah petugas terpapar
mikroorganisme penyebab infeksi dengan cara menghalangi atau membatasi (kaca
mata pelindung, masker wajah, sepatu boot atau sepatu tertutup, celemek) petugas
dari percikan cairan tubuh, darah atau cedera selama melaksanakan prosedur
klinik. Masker wajah dan celemek plastic sederhana dapat dibuat sesuai dengan
kebutuhan atau sumberdaya yang tersedia dimasing-masing daerah jika alat atau
perlengkapan sekali pakai tidak tersedia.
b) Antiseptis
Antisepsi adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan
cara membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit.
Karena kulit dan selaput mukosa tidak dapat disterilkan maka
penggunaanantiseptik akan sangat mengurangi jumlah mikroorganisme yang
dapat mengkontaminasi luka terbuka dan menyebabkan infeksi. Cuci tangan
secara teratur diantara kontak dengan setiap ibu atau bayi baru lahir, juga
membantu untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada kulit.
c) Menjaga tingkat sterilitas atau desinfeksi tingkat tinggi
Istilah antiseptic dan desinfektan kadang-kadang digunakan secara
bergantian tetapi antiseptic dan desinfeksi digunakan untuk tujuan yang
berbeda.Larutan antiseptic digunakan pada kulit atau jaringan yang tidak mampu
menahan konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam larutan desinfeksi.Larutan
desinfeksi dipakai juga untuk mendekontaminasi peralatan atau instrument yang
digunakan dalam prosedur bedah. Membersihkan permukaan tempat periksa atau
meja operasi dengan desinfektan yang sesuai (baik kontaminasi atau tidak)
setidaknya sekali sehari, adalah cara yang mudah dan murah untuk mendisinfeksi
suatu peralatan yang memiliki permukaan luas (misalnya, meja instrument atau
ranjang bedah).
4) Memproses alat bekas pakai :
Tiga proses pokok yang direkomendasikan untuk proses peralatan dan
benda-benda lain dalam upaya pencegah infeksi adalah :
a) Dekontaminasi
Langkah penting pertama untuk menangani peralatan, perlengkapan, sarung
jauh, pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga jika akan
menangani peralatan bekas pakai atau kotor. Segera setelah digunakan masukkan
benda-benda yang terkontaminasi kedalam laritan klorin 0,5 % selama 10 menit
pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi terendam seluruhnya oleh larutan
klorin.
b) Cuci dan bilas
Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pada peralatan/perlengkapan yang kotor atau sudah digunakan. Baik
sterilisasi maupun deinfeksi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian
sebelumnya. Sebagian besar (hingga 80%) mikroorganisme yang terdapat dalam
darah dan bahan-bahan organic lainnya bisa dihilangkan melalui proses pencucian.
Pencucian juga dapat menurunkan endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan
gangrene, pencucian ini penting karena residu-residu bahan-bahan organic bisa
Tabel 1.2 Efektifitas Berbagai Proses Eridikasi Mikroorganisme Pada Alat Bekas
Pakai
Dekontaminasi Pencucian (hanya deterjen)
Pencucian ( deterjen dan
bilas)
DTT Sterilisasi
Efektifitas
virus AIDS dan
hepatitis
c) Desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi
Meskipun sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh
mikroorganisme,tetapi proses sterelisasi tidak selalu memungkinkan dan praktis.
DTT adalah satu-satunya alternative dalam situasi tersebut. DTT dapat di lakukan
dengan cara merebus,mengukus atau kimiawi. Untuk peralata, perebusan seringkali
Benda-benda steril atau DTT harus disimpan dalam keadaan kering dan bebas
debu. Jaga agar bungkusan-bungkusan tetap kering dan utuh sehingga kondisinya
tetap terjaga dan dapat digunakan hingga satu minggu setelah proses. Peralatan steril
yang dibungkus dalam kantong plastic bersegel, tetap kering dan utuh masih dapat
digunakan hingga satu bulan setelah proses. Peralatan dan bahan desinfeksi tingkat
tinggi dapat disimpan dalam wadah tertutup yang sudah didesinfeksi tingkat tinggi,
masih boleh digunakan dalam kisaran waktu satu minggu asalkan tetap kering dan
debu. Jika peralatan-peralatan tersebut tidak digunakan dalam tenggang waktu
penyimpanan tersebut maka proses kembali dulu sebelum digunakan kembali.
C. Persalinan
1. Pengertian persalinan
Persalinan adalah peristiwa mulai dari kenceng-kenceng teratur sampai
dikeluarkannya produk konsepsi( janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari
uterus kedunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau
dengan kekuatan sendiri (Sumarah, 2010).
2. Alat-alat persalinan Staf 1
1. partuset :
a. duk steril
b. kasa steril
c. 2 buah arteri klem
d. 2 buah hansdcoon
e. Gunting episiotomy
f. ½ koher
h. Benang tali pusat
5. Kom kapas kering
6. Kapas alkohol
7. Klorin spray/DTT spray
8. Nierbeken
9. Lampu sorot
10.Pita ukur
11.Lap tangan
12.Bak instrument : 1) kasa steril
2) kateter
3) hanscoon
Staf 2
1. penghisap lendir
8) nal folder
9) benang kronik
3. piring plasenta
4. kom air klorin dan DTT
5. tempat spuit bekas
6. tempat ampul bekas
7. tensi meter
8. cairan RL
Staf 3
1. abocat
2. infuse set
3. celemek
4. waslap
5. plastic merah
6. plastic kuning
7. handuk
8. duk
9. alat tenun perlengkapan ibu dan bayi.
3. Bentuk-Bentuk Persalinan a. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
b. Persalinan buatan
c. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk perslinan ditimbulkan dari luar dengan
BAB III
KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka
konsep dapat dilihat bahwa sampel penelitian ini adalah bidan.Dimana yang diteliti
adalah perilaku bidan dan perilaku tersebut terdiri dari pengetahuan, sikap dan
tindakan.Lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema berikut.
PENCEGAHAN INFEKSI Perilaku Bidan
1. Pengetahuan
B. Defenisi Operasional
DEFENISI OPERASIONAL
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Pengetahuan Hal yang diketahuai bidan
tentang pencegahan
infeksi dalam pertolongan
persalinan yang terdiri
dari : mencuci tangan,
memakai sarung tangan,
perlengkapan pribadi,
tehnik asepsis,
pemerosesan alat,
penanganan alat,menjaga
kebersihan.
Kuesioner Dengan
menghitung
mendapat score
5 -7 Kurang :
apabila
mendapat score
<5
Ordinal
2 Sikap Kecendrungan untuk
bertindak terhadap upaya
dalam pencegahan infeksi
dalam pertolongan
persalinan yang terdiri
dari : mencuci tangan,
memakai sarung tangan,
perlengkapan pribadi,
tehnik asepsis,
pemerosesan alat,
penanganan alat,menjaga
kebersihan.
Kusioner Dengan
menghitung
a. Positif apabila
mendapat skor:
3 Tindakan Hal yang dilakukan bidan
terkait dengan pencegahan
infeksi dalam pertolongan
persalinan mencuci
tangan, memakai sarung
Lembar
a. Tindakan baik:
apabila
mendapat
score 6-10
b. Tindakan
tangan, menggunakan
teknik asepsis dan
antiseptic, pemerosesan
alat bekas pakai,
penanagan peralatan
benda tajam, menjaga
kebersiha
negatif :
apabila
mendapat
BAB IV
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional
yang bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku bidan dalam pencegahan infeksi
diwilyah kerja Puskesmas Desa kelambir Dusun V Kecamatan Hamparan Perak
Medan Tahun 2015. Dengan mengetahui gambaran tersebut peneliti dapat
menyimpulkan bagaimana perilaku bidan dalam pencegahan infeksi.
B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi
Ada pun populasidalam penelitian ini adalah bidan yang memiliki klinik
mandiri Di Wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak Medan Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2015 sebanyak 35 bidan.
2. Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan tehnik total sampling yaitu pengambilan
C. Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 pada bulan November 2014- Juni 2015.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari persetujuan judul sampai KTI dari bulan
September 2014 – bulan Juni 2015.
No Uraian kegiatan Bulan ke-
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015
1. Pengajuan judul
2. Pembuatan proposal
3. Ujian proposal
4. Persiapan izin lokasi
5. Pengurusan surat izin
6. Pengumpulan data
7. Pengolahan data
8. Analisa data
9. Ujian hasil
E. Etika Penelitian
Prinsip etika dalam penelitian yang menjadi pertimbangan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini merupakan peneltian deskriptif, tanpa intervensi dan perlakuan,
kemanfaatan yang didapat dalam batas perkembangan teoritis dan keilmuan,
tetapi memerlukan informasi tepat dari responden. Peneliti akan memberikan
penjelasan dan meyakinkan respoden bahwa partisipasinya dalam penelitian
atau informasi yang telah diberikan mengenai perilaku bidan dalam
penatalaksanaan pencegahan infeksi persalinan, tidak akan digunakan dalam
hal-hal yang bisa merugikan responden.
2. Prinsip menghargai Hak Asasi Manusia
Penelitian memperlakukan responden secara manusiawi dan hanya diminta
untuk memberikan informasi mengenai perilaku bidan dalam penatalaksanaan
pencegahan infeksi pada persalinan.Responden mempunyai hak untuk
memutuskan apakah mereka bersedia menjadi responden atau tidak tanpa
sanksi apapun. Memahami dan menerapkan informed consen yaitu
menjelaskan kepada responden tentang tujuan penelitian yang akan
dilaksanankan, memberikan kebebasan responden untuk berpartisipasi atau
menolak menjadi responden.
3. Prinsip Keadilan
Kewajiban dalam melakukan penelitian, peneliti memperlakukan responden
secara adil sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian
tanpa adanya diskriminasi terhadap mereka yang tidak bersedia sebagai
4. Prinsip kerahasiaan
Peneliti tidak menampilkan identitas responden serta menjaga kerahasiaan
yang diperoleh dengan cara menggunakan kode responden. Identitas hanya
ditulis dalam lembar persetujuan sebagai bukti tanggung jawab kesediaan
responden.
F. Alat Pengumpulan Data
Sumber pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini untuk memperoleh
data dengan data primer.Data primer merupakan sumber pertana yang diperoleh dari
individu/perorangan.Dalam melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan
kesioner dan lembar observasi, metode observasi denganmebnggunakan lembar chek
list.Pada masing- masing kuesioner terdapat 10 pertanyaan pengetahuan dan 10
pertanyaan sikap sementara untuk observasi terdapat 10 pertanyaan tindakan.
1. Aspek Pengukuran Pengetahuan
Aspek pengukuran data dilakukan melalui jawaban responden dari pertanyaan
pengetahuan yang diberikan.Skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban
salah.Sehingga skor maksimum adalah jumlah jawaban benar dikali 1 dan skor
minimum adalah jumlah jawaban salah dikali 0.
jika soal 10 jawaban dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Baik : apabila benar menjawab >7 soal
b. Cukup : benar menjawab 5-7 soal
2. Aspek Pengukuran Sikap
Aspek pengukuran sikap dilakukan terhadap berdasarkan jawaban responden
dari semua pertanyaan sikap yang diberikan dengan menggunakan skala Guttman
yang terdiri dari 2 kategori jawaban yaitu Setuju (S) dan Tidak Setuju (TS). Jumlah
pertanyaan sebanyak 10 soal.
1. Untuk jawaban benar = 1
2. Untuk jawaban salah = 0
Total skor diperoleh nilai terendah = 0 dan nilai tertinggi = 10. Maka semakin
tinggi skor, semakin positif sikap bidan dalam pencegahan infeksi.
Maka sikap sikap bidan dalam pencegahan infeksi sebagai berikut:
1. Sikap negatif : bila skor responden 0-5
2. Sikap positif : bila skor responden 6-10
3. Aspek Pengukuran Tindakan
Pengukuran tindakan bidan dalam pencegahan infeksi mempunyai 2 jenis
jawaban yaitu dilakukan dan tidak dilakukan, skor 1 untuk jawaban dilakukan, skor 0
untuk jawaban tidak dilakukan, untuk pernyataan positif skor 1 dan untuk jawaban
tidak, skor 0 jawaban untuk pernyataan negatif.
P = Rentang / banyak kelas
Panjang kelas dengan rentang 10 dibagi 2 yaitu dilakukan, tidak dilakukan.
Maka didapat (P) = nilai 10 sebagai batas bawah kelas pertama, jika pernyataan ada
10 maka skor maksimum adalah 10 dan skor minimum adalah 0.
Berdasarkan jumlah jawaban hasil dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Tindakan baik : bila responden memperoleh skor 6 – 10
G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabelperlu dilakukan uji
validitas dan reliabilitaspada instrument penelitian.Dalam penelitian ini
dilakukana pengujian dengan menggunakan uji validitas costurk. Kuesioner
diuji cobakan pada responden yang memiliki karakteristik yang sama.
Selanjutnya uji validitas instrument dilakukan dengan melakukan korelasi
masing-masing variable dengan skor totalnya dengan metode korelasi person
product moment dengan komputerisasi.Jikadidapat nilai r hasil atau r hitung >
r tabel, maka instrumen tersebut dinyatakan valid.Maka suatu instrument
dinyatakan valid apabila nilai r hitung > 0,350 sebagai batas minimum.Uji
hasil validitas terhadap pengetahuan didapat 0.873-907, sikap 0,046- 0,554
dan tindakan 0622-0.755.
2. Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran dan pengamatan bila fakta
atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
berlainan. Pengujian dilakukan kepada 10 bidan yang mempunyai kriteria
yang sama dengan responden, kemudian data tersebut diolah menggunakan
Program komputerisasi dengan hasil yang diperoleh adalah nilai koefisien
reliabilitas Alpha Cronbach untuk pengetahuan 0,925 dan untuk sikap Alpha
Cronbach 0,849 dan untuk Alpha Cronbach tindakan 0,925.
H. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan diwilayah kerja puskesmas (BPS) Puskesmas
Desa Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.Pengumpulan data
dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui
pertolongan persalinan dan lembar checklist kepada kepada peneliti untuk tindakan
bidan. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat
permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan
permohonan izin melaksanakan penelitian kepada Kepala Puskesmas Hamparan
Perak Medan, setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan penelitian Setelah
itu peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian ini dan meminta persetujuan
calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent,
setelah itu peneliti mendampingi responden dan menjelaskan kepada responden jika
ada pertanyaan yang kurang jelas. Selanjutnya peneliti mendatangi
masing-masingBPS untuk membagikan kuesioner dan melakukan observasi ketika ada
pertolongan persalinan di BPS.Kemudian peneliti memeriksa kembali kelengkapan
data.Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis.
I. Pengolahan Dan Analisi Data 1. Pengolahan Data
Editing merupakan upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan.
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric atau angka terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori.
Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
kedalam master tabel atau database komputer
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data sebelum dan sesudah
2. Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini bersifat deskriptif maka dalam analisanya
tidak menggunakan perhitungan yang menguji tetapi dalam penyajian hanya
menggunakan distribusi frekuensi dengan persentase (proporsi) yang disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil penelitian yang berjudul “Perilaku Bidan Dalam Penatalaksanaan
Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Keja Puskesmas
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015, kuesioner diberikan kepada
35 bidan. Hasilnya dapat disajikan sebagai berikut:
1. Karakteristik Distribusi Bidan
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang karakteristik
responden yaitu berdasarkan umur, pendidikan dan lama bekerja yang dapat dilihat
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015( n= 35)
Karakteristik F %
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan mayorptas responden berusia 41-50
tahun sebanyak 31 orang dengan persentase 88,6 %, Berdasarkan tingkat pendidikan
mayoritas responden berpendidikan DIII sebanyak 14 orang dengan presentase 40 %,
Berdasarkan lama bekerja bidanmayoritas responden bekerja 11-20 tahun sebanyak
33 orang dengan persentase 85,7 %.
2. Pengetahuan responden Bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan distribusi jawaban
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Bidan Tentang Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan
Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Serdang Tahun 2015 (n=35)
No
Pertanyaan Pilihan Jawaban
Benar Salah
f % F %
1. Proses memcuci tangan dilakukan dalam waktu 27 77,1 8 22,9
2. Pemakaian sarung tangan pada pertolongan
persalinan dilakukan pada tindakan
35 100,
0
- -
3. Barier protektif yang digunakan pada saat
pertolongan persalinan
35 100,
0
- -
4. Langkah yang dilakukan dalam pengelolaan alat
bekas pakai untuk mengurangi mikroorganisme yang menempel pada peralatan tersebut kecuali
22 62,9 13 37,2
5. Perendaman alat klorin 0,5 % pada proses
dekontaminasi membutuhkan waktu berapa lama?
20 57,2 15 42,9
6. Setelah melakukan perendaman alat dalam laruta
klorin 0,5% langkah yang dilakukan selanjutnya adalah?
18 51,4 17 48,6
7. Pertanyaan yang benar tentang pembersihan alat
adalah?
19 54,3 16 45,7
8. Wakt yang dibutuhkan untuk menstrerilkan bekas
pakai yang dibungkus pada otoklaf (121˚) adalah?
22 62,9 13 37,2
9. Proses pencegahan infeksi dengan cara membunuh
atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya disebut?
24 68,6 11 31,5
10. Apakah yang dimaksud dengan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme ( bakteri, jamur, parasit, virus) termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrument
25 71,5 10 28,6
tabel 5.3 dapat dilihat distribusi jawaban responden mayoritas memilih
jawaban benar adalah pada pertanyaan no 2 dan 3 sebanyak 35 responden (100 %),
sedangkan yang memberikan jawaban salah mayoritas pada pertanyaan nomor 6
sebanyak 17 responden (48,6%).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan distribusi pengetahuan
responden tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan
Tabel 5.3
Distribusi Pengetahuan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 (n=35)
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 24 68,6
Cukup 11 31,4
Kurang 0 0
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden berpengetahuan
baik sebanyak 24 orang (68,6%).
3. Sikap responden dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, distibusi jawaban tentang
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Sikap Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan
Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 (n=35)
No
Pertanyaan Pilihan Jawaban
Benar Salah
f % F %
1. Menurut anda saat melakukan tindakan
pertolongan persalinan tenaga kesehatan harus mencuci tangan terlebih dahulu
35 100 0 0
2. Menurut anda pada saat membilas tangan
sebaiknya digunakan air bersih yang mengalir dan membiarkan tangan kering dengan cara diangin-anginkan atau dikeringkan dengan kertas tisu atau handuk pribadi
31 88,6 4 11,5
3. Menurut anda setelah menggunakan sarung tangan
sebaikanya dibuka dengan keadaan terbalik, kemudian direndam kedalam larutan klorin selama 10 menit
31 88,7 1 2,9
4. Menurut anda ketika melakukan penghisapan
lendir dari hidung dan membersihkan jalan nafas bayi, bidan menggunakan sarung tangan lagi
19 54,3 16 45,7
5. Menurut anda ketika penggunaan sarung tangan
sekali pakai sangat dianjurkan tetapi apabila sarana sangat terbatas sarung tangan bekas pakai dapat diproses ulang dengan dekontaminasi, cuci, bilas serta desinfektan tingkat tinggi
35 100,
0
0 0
6. Menurut anda ketika saat menolong persalinan
dengan dua orang pasien ibu cukup menggunakan satu buah alat partuset
34 97,2 1 2,9
7. Menurut anda sebelum melakukan desinfektan
tingkat tinggi semua alat-alat yang terkominasi terlebih dahulu direndam kedalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
34 97,2 1 2,9
8. Menurut anda bidan mencuci peralatan bekas
pakai sesuai SOP (standart operasional prosedur) setelah selesai melakukan tindakan persalinan
33 94,3 2 5,71
9. Menurut anda dalam pencucian dan pembilasan
alat bekas pakai seperti alat yang terbuat dari logam atau karet dilaukan secara terpisah
35 100,
0
0 0
10. Menurut anda dalam melakukan pemeriksaan dalam, bidan cukup memeriksaannya dalam waktu 4 jam sekali
35 100,
0
0 0
Dari tabel 5.4 dapat dilihat distribusi jawaban responden mayoritas memilih
(100,0) sedangakan yang memberikan jawaban salah mayoritas pada pertanyaan
nomor 4 yaitu sebanyak 16 responden ( 45,7 %).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, distribusi sikap responden
tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.5
Distribusi Sikap Responden Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak
Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2015 (n=35)
Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)
Positif 35 100,0
Negatif 0 0
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan mayoritas responden memiliki sikap
positif yaitu 35 responden (100,0%).
4. Tindakan Responden Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, distribusi observasi
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Tindakan Bidan Tentang Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan
Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 (n=35)
No
Pertanyaan Pilihan Jawaban
Benar Salah
F % f %
1. Sebelum menolong persalinan mencuci tangan 35 100,
0
- -
2. Memakai barier protektif(alat pelindung diri)
ketika menolong persalinan
30 85,7 5 14,3
3. Alat(partuset) yang digunakan untuk bersalin
didesinfektan tingkat tinggi
35 100,
0
- -
4. Melakukan vagina touch tiap 4 jam 30 85,7 5 14,3
5. Melakukan desinfeksi tingkat tinggi pada alat
yang terkontaminasi selama 20 menit
29 82,9 6 17,1
6. Menggunakan jarum suntik sekali pakai 35 100,
0
- -
7. Memproses benda tajam secara baik(meletakkan
jarum suntik pada jeridgen jarum)
30 85,7 5 14,3
8. Pengelolaan sampah ditempat sampah secara baik 30 85,7 5 14,3
9. Membersihkan ruangan dengan air klorin 32 91,4 3 8,6
10. Menyikat alat (partuset) yang telah terkontaminasi oleh darah untuk pertolongan persalinan
33 94,3 2 5,7
Dari tabel 5.6 dapat dilihat distribusi jawaban responden mayoritas yang
melakukan tindakan pada pertanyaan 1, 3 dan 6 sebanyak 35 responden (100,0%).
Sedangkan responden yang tidak melakukan tindakan mayoritas pada pertanyaan
nomor 5 sebanyak 6 responden (17,1 %).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ,distribusi tindakan responden
tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam pertolongan persalinan dapat
Tabel 5.7
Distribusi Tindakan Bidan dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak
Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2015(n=35)
Tindakan Frekuensi (n) Persentase
Tindakan baik 35 100,0
Tindakan kurang - -
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tindakan
yang baik tentang pencegahan infeksi yakni sebanyak 35 responden (100,%).
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bidan di Wilayah
PuskesmasHamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 diperoleh data
yang merupakan keadaan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 35
orang bidan. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan
sebagai hasil akhir dapat dijabarkansebagai berikut:
1. Pengetahuan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan Persalinan Diwilayah Puskesmas Hamparan Perak Medan Tahun 2015.
Pada tabel 5.2 dapat diamati bahwa pengetahuan bidan Penatalaksanaan
Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan Persalinan mayoritas berpengetahuan baik
sebanyak 24 orang (68,6%) dan sebagian kecil berpengetahuan cukup sebanyak 11
Hal ini menyatakan bahwa bidan-bidan yang memiliki tingkat pengetahuan baik
berarti telah memahami tentang pencegahan infeksi dari pendidikan bidan dan
berbagai media. Sedangkan bidan-bidan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup
disebabkkan oleh kurangnya informasi dan wawasan bidan yang diperoleh dari
media elektronik dan media massa.
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, media
dan lingkungan. Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti: sumber informasi, faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang
mendapatkan informasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
2. Sikap Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Medan Tahun 2015.
Pada tabel 5.4 diperoleh mayoritas bidan memiliki sikap baik sebanyak 35
orang (100,0%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4.
Hal ini menunjukkan bahwa bidan-bidan yang memiliki sikap baik
mempunyai pengalaman dan wawasan serta mengeti bahwa dengan melakukan
tindakan infeksi akan meningkatkan kesejahteraan baik bagi ibu maupun bagi tenaga
kesehatan sehingga akan dapat menurangi kesakitan dan kematian ibu.
Sikap baik dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami
individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan
dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama
Menurut Sunaryo (2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa
respons tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Secara nyata sikap
menunjukkan adanya keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang disertai
adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat
respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.
Menurut Azwar Saifuddin (1995) bahwa sikap memiliki tiga komponen yang
membentuk struktur sikap dan ketiganya saling menunjang yaitu: komponen kognitif
(berisi kepercayaan individu), komponen afektif (berisi dimensi emosional subjektif
individu, terhadap objek sikap, baik yang positif (rasa senang) maupun negatif (rasa
tidak senang)) dan komponen konatif (disebut juga komponen perilaku) yang
berkaitan dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap
yang dihadapinya.
3. Tindakan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Medan Tahun 2015.
Pada tabel 5.6 diperoleh mayoritas bidan memiliki tindakan dilakukan
sebanyak35 orang (100,0%). Hal ini menunjukkan bahwa bidan yang melakukan
tindakan baik dalam pencegahan infeksi didapat dari pengalaman sendiri dan
mengetahui bahwa dengan melakukan tindakan infeksi akan meningkatkan
kesejahteraan bagi keluarga dan tenaga kesehatan.
Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan atau praktek dilaksanakan setelah
seseorang mengetahui stimulus atau objek kemudian mengadakan penilaian terhadap
apa yang diketahui. Dengan kata lain tindakan atau praktek dilaksanakan karena