• Tidak ada hasil yang ditemukan

perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU BIDAN DALAM PENATALAKSANAANPENCEGAHAN INFEKSI PADA PERTOLONGAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMASHAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG

LAILANI ZAHRA 145102187

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIKFAKULTAS

KEPERAWATANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)
(5)

PERILAKU BIDAN DALAM PENATALAKASANAANPENCEGAHAN INFEKSI PADA PERTOLONGAN PERSALINAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN

2015

ABSTRAK Lailani Zahra

Latar Belakang :Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal/pasca persalinan/bayi baru lahir/saat menatalaksana penyulit. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui perilaku bidan dalam penetalksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang tahun 2015.

Metodologi : Desain penelitian ini bersifat deskritif dengan pendekatan cross

sectional dengan besar sampel 35 responden dengan metode pengambilan sampel

total sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner dan lembar cheklist yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan dan sikap bidan dalam pencegahan insfeksi.

Hasil :hasil penelitian menunjukan mayoritasbidanberpengetahuan baik sebanyak 24 responden (68,6 %) responden bersikap positif35 orang (100,0 %) dan responden dengan tindakan positif sebanyak 35 responden (100,0%)tentang pencegahan infeksi.

Kesimpulan :Dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam meningkatkan pemberian informasi dan pemahaman tentang penalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan agar dapat mensejahterakan ibu dan anak.

(6)

Behavior Midwife In The Management Of Infection Prevention At Area Of The Distric Health Centers Hamparan Perak Deli Serdang 2015

ABSTRACT Lailani zahra

Background :Infection prevention is an essential part of complate care given to mothers and newborns, and should be carried out regularly during labor and birth assistance, while giving basic care during antenatal visits / postpartum / newborn / current management of complications. These measures should be applied in every aspect of care remedy to protect mothers, newborns, families, birth attendants and health workers health.

Objective : To protect the behavior objective: to protect the behavior of the midwife in the management of aid delivery prevention of infection in the working area of the silver overlay distric healt senter deli serdang tahun 2015.

Methodology: This study is a descriptive design with cross sectional approach with a large sample of 35 respondents with a total sampling methods aside. instrument in this study a questionnaire and checklist which includes data sheets and questionnaires demographic knowledge and attitude of midwives in prevention of infection.

Results: The results showed the majority of midwives knowledgeable bathtub as many as 24 respondents (68.6%) of respondents being positive 35 (100.0%) and respondents with poositif action as much as 35 respondents (100.0%) on the prevention of infection

Conclusion: This research is expected to be input for health petgas eraser in hospital and private practice in improving the provision of management pemhaman informas and prevention of infection in order to aid delivery of maternal and child welfare.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala curahan

nikmat dan rahmat –Nya, memberikan kekuiatan lahir batin, kejernihan hati dan

fikiran, serta kemudahan kepada penulis sehingga masih diberikan kesempatan

menyelesaikan proposal penelitian ibni dengan judul “ perilaku bidan dalam

penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja

puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014” guna

memenuhi salah satu syarat dalam menempuh penelitian selanjutnya.

Keberhasilan dalam penyusunan proposal ini, tidak lepas dari dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak dengan tulus membantu dalam proses pembuatan

proposal penelitian ini dari awal hingga akhir. Atas dasar alas an tersebut, penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Dedi Ardinata, M. kes selaku Dekan program D IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Sumatra Utara yang telah memberikan pengarahan dan

petunjuk selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

2. Nur Asna Sitohang, S. Kep, Ns. M.kep selaku ketua pelaksanan Program DIV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatra Utara yang telah memberikan

pengarahan dan petunjuk selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

3. Diah Lestari Nasution, SST. M.keb selaku dosen pembimbing dan sekaligus

sebagai orang tua angkat yang telah memberikabn segenap arahan, bimbingan

dan petunjuk serta waktu luang selama menyusun karya tulis ilmiah ini.

4. Dr. Cut Adeya Adella, Spog(K) selaku dosen penguji 1 yang telah

(8)

5. Devi tumanggor, M. Nurs (MntlHlth) selaku dosen penguji II yang telah

memberikan masukan dan saran demi perbaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Kepala Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Medan yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Seluruh staf dosen karyawan/I Program Study D Iv Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Sumatra Utara yang telah banyak member pengetahuan dan

dorongan serta motivasi kepada penulis .

8. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat serta motovasi dan

do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penelitian karya tulis ilmiah ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah penelitian ini masih

belum sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk

kesempurnaan karya tulis ini.

Akhir kata semoga Allah, melimpahkan rahmat dsan hidayah-Nya kepada

kita semua amin.

Medan, Januari 2014

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian 1. Praktik Kebidanan ... 5

2. Penelitian Kebidanan ... 5

BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilaku ... 6

2. Perilaku Kesehatan ... 6

3. Domain Perilaku... 7

B. Pencegahan Infeksi 1. Tujuan Pencegahan Infeksi ... 9

(10)

3. Prinsip Pencegahan Infeksi ... 12

4. Pencegahan Infeksi Maternal Dan Neonatal ... ` 14

5. Tindakan Dalam Pencegahan Infeksi Dalam Persalinan 15 C. Persalinan 1. Pengertian Persalinan ... 22

2. Alat-alat Persalinan ... 23

3. Bentuk-Bentuk Persalinan ... 25

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL a. Kerangka Konsep ... 26

b. Defenisi Operasional ... 27

BAB IV METODELOGI PENELITIAN a. Desain populasi ... 29

b. Populasi dan sampel ... 29

c. Tempat penelitian ... 29

d. Waktu penelitian ... 29

e. Pertimbangan etik penelitian ... 29

f. Instrument penelitian ... 29

g. Uji validitas dan reliabilitas ... 31

h. Pengumpulan data ... 32

i. Analisi data... 33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 37

1. Karakteristik Responden ... 37

2. Pengetahuan Responden... 38

3. Sikap Responden ... 40

4. Tindakan Responden ... 42

B. Pembahasan ... 44

C. Keterbatasan ... 47

(11)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Prosudur Tindakan Menggunakan Sarung Tangan ... 17

Tabel2.2 Efektifitas Berbagai Proses Eridikasi Mikroorganisme Pada Alat Bekas

Pakai ... 21

Tabel3.1 Defenisi Operasional ... 27

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 30

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Katakteristik Diwilayah Kerja

Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 ... 38

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner Tingkat Pengetahuan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 ... 39

Table 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang

Penatalaksanaan

Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 ... 40

Table 5.4 Distrubusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner

Tingkat Sikap Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 ... 41

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Penatalaksanaan

Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Tahun 2015 ... 42

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kuesioner

Tingkat Tindakan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 ... 43

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang

(13)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangaka konsep perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Izin Survey Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 5 : Surat Balasan

Lampiran 6 :Master Tabel

Lampiran 7 : Hasil output data penelitian

(15)

PERILAKU BIDAN DALAM PENATALAKASANAANPENCEGAHAN INFEKSI PADA PERTOLONGAN PERSALINAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN

2015

ABSTRAK Lailani Zahra

Latar Belakang :Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal/pasca persalinan/bayi baru lahir/saat menatalaksana penyulit. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui perilaku bidan dalam penetalksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang tahun 2015.

Metodologi : Desain penelitian ini bersifat deskritif dengan pendekatan cross

sectional dengan besar sampel 35 responden dengan metode pengambilan sampel

total sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner dan lembar cheklist yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan dan sikap bidan dalam pencegahan insfeksi.

Hasil :hasil penelitian menunjukan mayoritasbidanberpengetahuan baik sebanyak 24 responden (68,6 %) responden bersikap positif35 orang (100,0 %) dan responden dengan tindakan positif sebanyak 35 responden (100,0%)tentang pencegahan infeksi.

Kesimpulan :Dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam meningkatkan pemberian informasi dan pemahaman tentang penalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan agar dapat mensejahterakan ibu dan anak.

(16)

Behavior Midwife In The Management Of Infection Prevention At Area Of The Distric Health Centers Hamparan Perak Deli Serdang 2015

ABSTRACT Lailani zahra

Background :Infection prevention is an essential part of complate care given to mothers and newborns, and should be carried out regularly during labor and birth assistance, while giving basic care during antenatal visits / postpartum / newborn / current management of complications. These measures should be applied in every aspect of care remedy to protect mothers, newborns, families, birth attendants and health workers health.

Objective : To protect the behavior objective: to protect the behavior of the midwife in the management of aid delivery prevention of infection in the working area of the silver overlay distric healt senter deli serdang tahun 2015.

Methodology: This study is a descriptive design with cross sectional approach with a large sample of 35 respondents with a total sampling methods aside. instrument in this study a questionnaire and checklist which includes data sheets and questionnaires demographic knowledge and attitude of midwives in prevention of infection.

Results: The results showed the majority of midwives knowledgeable bathtub as many as 24 respondents (68.6%) of respondents being positive 35 (100.0%) and respondents with poositif action as much as 35 respondents (100.0%) on the prevention of infection

Conclusion: This research is expected to be input for health petgas eraser in hospital and private practice in improving the provision of management pemhaman informas and prevention of infection in order to aid delivery of maternal and child welfare.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi, yang dapat hidup

kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Focus asuhan

persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya

komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan

pasca persalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi

baru lahir.

Persalinan yang aman dan bersih merupakan pilar safe motherhood , bersih

berarti bebas dari infeksi. Infeksi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan

penyebab utama kematian ibu dan perinatal.Persalinan terjadi dirumah sakit atau

rumah bersalin yang telah menjalankan praktek pencegahan infeki dengan baik.

Kurang lebih 150 tahun yang lalu semmelwis dan homles menyatakan bahwa demam

dan sepsis puepuralis disebarkan dari seseorang perempuan kepada perempuan lain

melalui tangan dokter (Sarwono,2008).

Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan

memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai

upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal

mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat

yang diinginkan. (Buku Acuan APN, 2004)

Paradigma baru terbukti dapat mencegah atau mengurangi komplikasi yang

sering terjadi hal ini bermanfaat yang nyata dan mampu membantu upaya penurunan

(18)

terjadi didesa atau fasilitas pelayanan kesehatan dasar dimana tingkat keterampilan

petugas dan sarana kesehatan sangat terbatas, jika semua penolong persalinan dilatih

agar kompeten untuk melakukan upaya pencegahan atau deteksi dini secara aktip.(

Buku Acuan APN, 2008)

Menurut WHO tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat

persalinan. Menurut Depkes pada tahun 2010, penyebab langsung kematian maternal

diindonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama perdarahan (28%), sebab lain

yaitu eklamsi (24%) infeksi (11%), partus lama (5%).

Sejak tahun 2011 sampai 2013 jumlah angka kematian ibu melahirkan

mencapai 77 kasus dengan rincian sebanyak 22 kasus kematian ibu 96 orang per

100.000 kelahiran hidup) di tahun 2011. Angka tersebut melonjak menjadi 27 kasus

kematian ibu (111 orang per 100.000 kelahiran hidup) di tahun 2012 lalu. Disusul

tahun 2013, jumlahnya kematian ibu melahirkan menembus hingga 28 kasus

kematian.Tujuan Pembangunan Milenium menargetkan pada 2015 angka kematian

ibu maksimal mencapai 102/100 ribu kelahiran.Namun, angka kematian ibu berdasar

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun lalu masih mencapai 359/100 ribu

kelahiran.

Bidan memiliki peran penting untuk mencapai target millennium

development goals (MDGS) Target Indonesia yang masuk dalam laporan Sowmmy

untuk mengurangi Angka kematian ibu dari 109 menjadi 102 kematian per 100.000

kelahiran hidup pada akhir 2015.

Jumlah kematian ibu bersalin diwilayah kerja puskesmas hamparan perak

medan pada tahun 2009 terdapat 1 kasus kematian ibu bersalin dan satu kasus

(19)

kasus kematian ibu bersalin sedangkan pada tahun 2012 kasus kematian 0 dan pada

tahun 2013 kasus kematian 0 kasus.

Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang

diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada

saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama

kunjungan antenatal/pasca persalinan/bayi baru lahir/saat menatalaksana

penyulit.Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi

ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya.

Juga upaya-upaya menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang

menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya (Buku Acuan APN, 2004 : 1-8).

Mengingat bahwa infeksi dapat ditularkan melalui darah, sekret vagina, air

mani, cairan amnion dan cairan tubuh lainnya maka setiap petugas yang bekerja di

lingkungan yang mungkin terpapar hal-hal tersebut mempunyai resiko untuk tertular

bila tidak mengindahkan prosedur pencegahan infeksi (Klein susan,2009).

Terjadinya infeksi adanya manipulasi dari penolong yang tidak suci hama,

atau pemeriksaan dalam yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah

ada masuk kedalam rongga rahim, alat-alat yang tidak suci hama, infeksi droplet,

sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang berasal dari hidung,

tenggorokan dari penolong dan pembantunya (Mochtar,1998 : 414).

Tingginya kesakitan dan kematian ibu terutama disebabkan oleh perdarahan

pascapersalinan, eklamsi, sepsis/infeksi, dan komplikasi keguguran.Dengan adanya

hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana perilaku bidan dalam

(20)

B. Rumusan Masalah

Adapun yang terjadi menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah

bagaimana perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada

pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten

deliserdang tahun 2015.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui Perilaku Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan

Infeksi Dalam Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas

2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui Pengetahuan Bidan Dalam Penatalaksanaan

Pencegahan Infeksi Dalam Pertolongan Persalinan.

2. Untuk mengetahui Sikap Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan

Infeksi Dalam Pertolongan Persalinan.

3. Untuk mengetahui Tindakan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan

(21)

D. Manfaat Penelitian

1. Pelayanan kesehatan

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi yang berguna bagi

pelayanan kesehatan khususnya para tenaga kesehatan agar lebih dapat

menerapakan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan pada pelayanan.

2. Perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan

Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian selanjutnya

khususnya mengenai perilaku bidan dalam pencegahan infeksi pada pertolongan

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perikalaku adalah suatu kegiatan atau akitivitas organism(makhluk hidup) yang

bersangkutan. Skinner (1993) seorang ahli psikologi, mengatakan bahwa perilaku

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Dilihat dari bentuk terhadap stimulus perilaku dibedakan menjadi dua :

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon seseorang bterhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup

(covert).respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus belum dapat diamati secara jelas.

b. Perilaku terbuka (over behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.

Respon terhadap stimulus jelas dalam bentuk tindakan atau praktik

(practice),yang dengan mudah diamati.

2. Perilaku Kesehatan

a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanatance)

Perilaku atau usaha seeorang untuk memelihara kesehatan agar tidak akit

dan usaha untuk sembuh bila sakit.

b. Perilaku pencarian dan penggunaan system (healt seeking behavior)

c. Perilaku kesehatan lingkungan

(23)

Perilaku yang berkaitan dengan upaya untuk mempertahan kan dan

meningkatkan kesehatannya.

2) Perilaku sakit (illness behavior)

Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,persepsinya

terhadap sakit, pengetahjuan tentang penyebab dan gejala penyakit,

pengobatan penyakit.

3) Perilaku peran sakit (the sick role behavior)

a) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

b) Mengenal atau mengetahui penyembuhan penyakit yang layak

c) Mengetahui hak (hak memperoleh perawatan)

3. Domain Perilaku

Determinan perilaku dibedakan menjadi dua :

a. Determinan atau faktoe internal yakni karakteristik orang yang

bersangkutan yang bersifat given atau bawaan seperti missal jenis kelamin,

tingkat kecerdasan.

b. Factor eksternal yakini lingkungan, baik lingkungan fisik, social, budaya,

ekonomi.

Banyamin bloom (1908) membagi prilaku menjadi tiga domain sesuai dengan

tujuan pendidikan :

1) Pengetahuan (knowledge)

Hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

suatu objek tertentu.

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif ada enam tingkatan :

a) Tahu (know)

(24)

b) Memahami (comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginterpretasiakn materi terebut dengan benar.

c) Aplikasi (application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi sebenarnya.

d) Analisis (analysis)

Suatu kemampuan untuk mejabarkan materi atau suatu objek kedalam

komponen-komponen, tetapi masalah masih dalam suatu stuktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sam lain.

e) Sintesis (synthesis)

Suatau kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f) Evaluasi (evaluation)

Kemampuan untuk melakukan suatu penilaian tergadap suatu materi

atau objek.

2) Sikap (attitude)

Merupakan suatu reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek. Tingkatan sikap terdiri dari :

a) Menerima (receiving)

Bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.

b) Merespons (responding)

Memberikan apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas

(25)

c) Menghargai (valuing)

mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3) Praktik atau tindakan (practice)

a) Respon terpimpin (guided response)

Melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh merupakan indicator praktik tingkat pertama.

b) Mekanisme(mecanisme)

Bila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebijaksanaan.

c) Adopsi (adotion)

Suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

B. Pencegahan Infeksi

1. Tujuan Pencegahan Infeksi Dalam Pelayanan Asuhan Kesehatan

Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen lain

dalam asuhan selama persalinan dari kelahiran bayi.Tindakan ini harus diterapkan

dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong

persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan menguragi infeksi karena bakteri,

virus, dan jamur.Dilakukan upaya untuk menurunkan resiko penyakit-penyakit

menular berbahaya.

Tindakan-tindakan PI dalam pelayanan asuhan kesehatan :

(26)

b. Menurunkan risiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti

hepatitis dan HIV/AIDS.

Dimasa lalu, tujuan utama PI adalah untuk mencegah infeksi adalah mencegah

infeksi serius pascabedah. Meskipun infeksi serius pascabedah masih merupakan

masalah dibanyak Negara, munculnya HIV/AIDS dan maslah berkelanjutan yang

terkait dengan hepatitis telah merubah secara dramatis focus pencegahan infeksi.

Penolong persalinan dapat terpapar hepatitis dan HIV ditempat kerjanya melalui :

a. Percikan darah atau cairan tubuh pada mata, hidung, mulut, atau melalui

diskontinuitas permukaan kulit (misalnya luka atau lecet yang kecil).

b. Luka tusuk yang disebabkan oleh jarum yang terkontaminasi atau

peralatan tajam lainnya, baik pada saat prosedur dilakukukan atau pada sat

proses peralatan.

Memakai sarung tangan, mengenakan perlengkapan perlindungan diri(kaca

mata, masker, celemek,dll) dapat melindungi penolong persalinan terhadap percikan

yang dapat mengkontaminasi dan menyebarkan penyakit. Waspada dalam menangani

benda tajam, melakukan proses dekontaminasi, dan menangani peralatan yang

terkontaminasi merupakan cara-cara untuk meminimalkan resiko infeksi.

Pencegahan infeksi tersebut tidak hanya bagi ibu dan bayi baru lahir, tapi juga

terhadap penolong persalinan dan staf kesehatan.

PI adalah bagian yang essensial dari semua asuhan yang diberikan kepada ibu

dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong

persalinan dan kelahiran bayi, saat memberikan asuhan selama kunjungan antenatal

(27)

2. Defenisi Tindakan Dalam Pencegahan Infeksi a. Asepsis atau tehnik aseptic

Semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme

ke dalam tubuh dan berpotensi untuk menimbulkan infeksi. Tehnik aseptic

membuat prosedur lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir dan penolong

persalinan dengan cara menurunkan jumlah atau menghilangkan seluruh

(eradikasi) mikroorganisme pada kulit, jaringan dan instrument/peralatan

hingga tingkat yang aman.

b. Antisepsis

Mengacu pada pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau

menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh

lainnya.

c. Dekontaminasi

Tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan

dapat menangani secara aman berbagai benda yang terkontaminasi darah

dan cairan tubuh. Peralatan medis, sarung tangan dan permukaan (misalnya

meja periksa) harus segera didekontaminasi segera setelah terpapar darah

atau cairan tubuh.

d. Mencuci dan membilas

Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua cemaran

darah, cairan tubuh atau benda asing(misalnya debu, kotoran) dari kulit atau

instrument/peralatan.

(28)

Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua

mikroorgaisme penyebab penyakit yang mencemasi benda-benda mati atau

instrument.

f. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT)

Tindakan yang dilakukan untuk menghilangakan semua mikoorganisme

kecuali endospora bakteri dengan cara merebus atau kimiawi.

g. Sterilisasi

Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme(

bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada

benda-benda mati atau instrument.

3. Prinsip Pencegahan Infeksi Prinsip-Prinsip Pi

Pi yang efektif didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :

a. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap

dapat menularkan penyakit karena insfeksi dapat bersifat asimtomatik(tanpa

gejala).

b. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi

c. Permukaan benda sekitar kita, peralatan dan benda-benda lainnya yang akan

dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tak utuh, lecet selaput

mukosa atau darah harus dianggap terkontaminasi hingga setelah digunakan,

harus diproses secara benar.

d. Jika tidak ketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah

(29)

e. Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi

hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan PI secara

benar dan konsisten.

Jalur penyebaran merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman

mikroorganisme ke berbagai tempat, seperti air, makanan, udara, dan lain-lain.

1) Cara Penularan Mikroorganisme

Proses penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh, baik pada manusia

maupun hewan dapat melalui berbagai cara, diantaranya :

a) Kontak tubuh

kuman masuk kedalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung

maupun tidak langsung, penyebaran secara langsung melalui sentuhan

sedangkan tidak lansung dapat melalui benda yang terkontaminasi.

b) Makanan dan minuman

terjadinya penyebaran dapat melalui makanandan minuman yang telah

terkontaminasi seperti pada penyakit tifus abdominalis,penyakit infeksi

cacing.

c) Serangga

seperti penyebaran kuman pada penyakit malaria oleh plasmodium pada

nyamuk anopheles.

d) Udara

proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyebaran

(30)

2) Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Infeksi a) Sumber penyakit

sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan cepat atau

lambat.

b) Kuman penyebab

kuman penyebab dapat menentukan jumlah mikroorganisme, kemampuan

mikroorganisme masuk kedalam tubuh dan virulensinya

c) Cara membebaskan sumber dari kuman

dapat menentukan apakah proses infeksi cepat teratasi atau diperlambat

seperti tingkat keasaman (ph), suhu, penyinaran(cahaya) dll.

d) Cara penularan

Cara penularan seperti kontak lansung, melalui makanan atau udara dapat

menyebabkan penyebaran kuman kedalam tubuh.

e) Cara masuknya kuman

Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau

mempercepat proses penyembuhan. Demikian pula sebaliknya, daya tahan

yang buruk dapat memperburuk infeksi.

4. Pencegahan Infeksi Maternal Dan Neonatal

Persalinan bersih dan aman merupakan salah satu pilar safe motherhood.Berarti

bebas dari infeksi.Insfeksi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan

(31)

Menurunkan risiko infeksi maternal dan neonatal selama persalinan dan kelahiran pervaginam :

a. Menggunakan sepasang sarung tangan periksa bersih atau sarung tangan

bedah yang didisinfeksi tingkat tinggi yang sudah diproses ulang untuk

setiap pemeriksaan.

b. Hindari mendorong ujung jari pemeriksa pada pembukaan serviks sampai

persalinan aktif terjadi atau sampai diputuskan untuk melakukan induksi

persalinan.

c. Batasi pemeriksaan dalam.

5. Tindakan-Tindakan Pencegahan Infeksi

Ada berbagai praktek PI yang dapat mencegah mikroorganisme berpindah dari

satu individu ke individu lainnya(ibu, bayi baru lahir, dan para penolong persalinan)

sehingga memutus rantai penyebar penyakit.

Tindakan-tindakan PI termasuk hal-hal berikut : a. Cuci tangan

b. Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya

c. Menggunakan teknik asepsis dan aseptic

d. Memproses alat bekas pakai

e. Menangani peralatantajam dengan aman

f. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan(termasuk pengelolaan sampah

secara benar).

1) Cuci tangan

Cuci tangan adalah prosedur yang paling penting dari pencegahan dan

penyebaran infeksi yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru

(32)

Cuci tangan harus dilakukan : a) Segera setelah tiba ditempat kerja

b) Sebelum melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu dan bayi baru

lahir

c) Setelah kontak fisik langsung dengan ibu atau bayi baru lahir

d) Sebelum memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril

e) Setelah melepaskan sarung tangan (kontaminasi melalui lubang atau robekan

sarung tangan).

f) Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah atau cairan

tubuh lainnya atau setelah menyentuh selaput mukosa (misalnya hidung, mulut,

mata, vagina) meskipun saat itu sedang menggunakan sarung tangan.

g) Setelah kekamar mandi

h) Sebelum pulang kerja

7 langkah mencuci tangan :

1. Telapak dengan telapak

2. Telapak tangan diatas punggung tangan kiri dan telapak kiri diatas punggung

tangan kanan.

3. Telapak dengan telapak dan jari saling terkait.

4. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci

5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya.

6. Jari kiri menguncup, gosok memutar kekanan dan kekiri pada telapak tangan

kanan dan sebaliknya.

7. Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya, gerakkan

(33)

2) Memakai Sarung Tangan

Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak utuh,

selaput mukosa, darah atau cairan tubuh lainya), peralatan, sarung tangan atau

sampah yang terkontaminasi.Jika sarung tangan diperlukan, ganti sarung tangan

untuk menangani setiap ibu atau bayi baru lahir untuk menghindari kontaminasi

silang atau gunakan sarung tangan yang berbeda untuk situasi yang berbeda pula.

a) Gunakan sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi untuk prosedur

apapun yang akan mengakibatkan kontak dengan jaringan dibawah kulit seperti

persalinan, penjahitan vagina atau pengambilan darah

b) Gunakan sarung tangan periksa yang bersih untuk menangani darah atau cairan

tubuh.

c) Gunakan sarung tangan rumah tangga atau tebal untuk mencuci peralatan,

menangani sampah, juga membersihkan darah dan cairan tubuh.

Tabel 1.1 Prosudur tindakan menggunakan sarung tangan

Prosedur/tindakan Perlu sarung tangan Sarung tangan

DTT

Sarung tangan

steril

Memeriksa tekanan darah, temperature tubuh

atau menyuntik

Tidak Tidak Tidak

Menolong persalinan dan kelahiran bayi,

menjahit laserasi atau episiotomi

Ya Bisa diterima Dianjurkan

Mengambil contoh darah/pemasangan IV Ya 2 Tidak Tidak

Menghisap lendir dari jalan nafas bayi baru lahir Ya Ya Tidak

Memegang dan membersihkan peralatan yang

terkontaminasi

Ya 3 Tidak Tidak

(34)

a. Jika sterilisaisi tidak memungkinkan, sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi

adalah satu-satunya alternative yang bisa diterima.

b. Dapat gunakan tangan periksa yang bersih

c. Sarung tangan tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks adalah yang

paling praktis untuk tujuan ini.

Sarung tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tapi jika jumlahnya sangat

terbatas maka sarung tangan bekas pakai dapat proses ulang dengan dekontaminasi,

cuci dan bilas, disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi. Jika sarung tangan sekali

pakai digunakan ulang, jangan diproses lebih dari tiga kali karena mungkin

robekan/lubang yang tidak terlihta atau sarung tangan mungkin robek pada saat

sedang digunakan.

3) Menggunakan Tehnik Aseptic

Teknik aseptic membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir

dan penolong persalinan. Teknik aseptic meliputi aspek :

a) Penggunaan perlengkapan pelindung pribadi

Perlengkapan pelindung pribadi mencegah petugas terpapar

mikroorganisme penyebab infeksi dengan cara menghalangi atau membatasi (kaca

mata pelindung, masker wajah, sepatu boot atau sepatu tertutup, celemek) petugas

dari percikan cairan tubuh, darah atau cedera selama melaksanakan prosedur

klinik. Masker wajah dan celemek plastic sederhana dapat dibuat sesuai dengan

kebutuhan atau sumberdaya yang tersedia dimasing-masing daerah jika alat atau

perlengkapan sekali pakai tidak tersedia.

(35)

b) Antiseptis

Antisepsi adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan

cara membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit.

Karena kulit dan selaput mukosa tidak dapat disterilkan maka

penggunaanantiseptik akan sangat mengurangi jumlah mikroorganisme yang

dapat mengkontaminasi luka terbuka dan menyebabkan infeksi. Cuci tangan

secara teratur diantara kontak dengan setiap ibu atau bayi baru lahir, juga

membantu untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada kulit.

c) Menjaga tingkat sterilitas atau desinfeksi tingkat tinggi

Istilah antiseptic dan desinfektan kadang-kadang digunakan secara

bergantian tetapi antiseptic dan desinfeksi digunakan untuk tujuan yang

berbeda.Larutan antiseptic digunakan pada kulit atau jaringan yang tidak mampu

menahan konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam larutan desinfeksi.Larutan

desinfeksi dipakai juga untuk mendekontaminasi peralatan atau instrument yang

digunakan dalam prosedur bedah. Membersihkan permukaan tempat periksa atau

meja operasi dengan desinfektan yang sesuai (baik kontaminasi atau tidak)

setidaknya sekali sehari, adalah cara yang mudah dan murah untuk mendisinfeksi

suatu peralatan yang memiliki permukaan luas (misalnya, meja instrument atau

ranjang bedah).

4) Memproses alat bekas pakai :

Tiga proses pokok yang direkomendasikan untuk proses peralatan dan

benda-benda lain dalam upaya pencegah infeksi adalah :

a) Dekontaminasi

Langkah penting pertama untuk menangani peralatan, perlengkapan, sarung

(36)

jauh, pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga jika akan

menangani peralatan bekas pakai atau kotor. Segera setelah digunakan masukkan

benda-benda yang terkontaminasi kedalam laritan klorin 0,5 % selama 10 menit

pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi terendam seluruhnya oleh larutan

klorin.

b) Cuci dan bilas

Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar

mikroorganisme pada peralatan/perlengkapan yang kotor atau sudah digunakan. Baik

sterilisasi maupun deinfeksi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian

sebelumnya. Sebagian besar (hingga 80%) mikroorganisme yang terdapat dalam

darah dan bahan-bahan organic lainnya bisa dihilangkan melalui proses pencucian.

Pencucian juga dapat menurunkan endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan

gangrene, pencucian ini penting karena residu-residu bahan-bahan organic bisa

(37)

Tabel 1.2 Efektifitas Berbagai Proses Eridikasi Mikroorganisme Pada Alat Bekas

Pakai

Dekontaminasi Pencucian (hanya deterjen)

Pencucian ( deterjen dan

bilas)

DTT Sterilisasi

Efektifitas

virus AIDS dan

hepatitis

c) Desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi

Meskipun sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh

mikroorganisme,tetapi proses sterelisasi tidak selalu memungkinkan dan praktis.

DTT adalah satu-satunya alternative dalam situasi tersebut. DTT dapat di lakukan

dengan cara merebus,mengukus atau kimiawi. Untuk peralata, perebusan seringkali

(38)

Benda-benda steril atau DTT harus disimpan dalam keadaan kering dan bebas

debu. Jaga agar bungkusan-bungkusan tetap kering dan utuh sehingga kondisinya

tetap terjaga dan dapat digunakan hingga satu minggu setelah proses. Peralatan steril

yang dibungkus dalam kantong plastic bersegel, tetap kering dan utuh masih dapat

digunakan hingga satu bulan setelah proses. Peralatan dan bahan desinfeksi tingkat

tinggi dapat disimpan dalam wadah tertutup yang sudah didesinfeksi tingkat tinggi,

masih boleh digunakan dalam kisaran waktu satu minggu asalkan tetap kering dan

debu. Jika peralatan-peralatan tersebut tidak digunakan dalam tenggang waktu

penyimpanan tersebut maka proses kembali dulu sebelum digunakan kembali.

C. Persalinan

1. Pengertian persalinan

Persalinan adalah peristiwa mulai dari kenceng-kenceng teratur sampai

dikeluarkannya produk konsepsi( janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari

uterus kedunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau

dengan kekuatan sendiri (Sumarah, 2010).

2. Alat-alat persalinan Staf 1

1. partuset :

a. duk steril

b. kasa steril

c. 2 buah arteri klem

d. 2 buah hansdcoon

e. Gunting episiotomy

f. ½ koher

(39)

h. Benang tali pusat

5. Kom kapas kering

6. Kapas alkohol

7. Klorin spray/DTT spray

8. Nierbeken

9. Lampu sorot

10.Pita ukur

11.Lap tangan

12.Bak instrument : 1) kasa steril

2) kateter

3) hanscoon

Staf 2

1. penghisap lendir

(40)

8) nal folder

9) benang kronik

3. piring plasenta

4. kom air klorin dan DTT

5. tempat spuit bekas

6. tempat ampul bekas

7. tensi meter

8. cairan RL

Staf 3

1. abocat

2. infuse set

3. celemek

4. waslap

5. plastic merah

6. plastic kuning

7. handuk

8. duk

9. alat tenun perlengkapan ibu dan bayi.

3. Bentuk-Bentuk Persalinan a. Persalinan spontan

Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri

b. Persalinan buatan

(41)

c. Persalinan anjuran

Bila kekuatan yang diperlukan untuk perslinan ditimbulkan dari luar dengan

(42)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang

diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka

konsep dapat dilihat bahwa sampel penelitian ini adalah bidan.Dimana yang diteliti

adalah perilaku bidan dan perilaku tersebut terdiri dari pengetahuan, sikap dan

tindakan.Lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema berikut.

PENCEGAHAN INFEKSI Perilaku Bidan

1. Pengetahuan

(43)

B. Defenisi Operasional

DEFENISI OPERASIONAL

No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Hal yang diketahuai bidan

tentang pencegahan

infeksi dalam pertolongan

persalinan yang terdiri

dari : mencuci tangan,

memakai sarung tangan,

perlengkapan pribadi,

tehnik asepsis,

pemerosesan alat,

penanganan alat,menjaga

kebersihan.

Kuesioner Dengan

menghitung

mendapat score

5 -7 Kurang :

apabila

mendapat score

<5

Ordinal

2 Sikap Kecendrungan untuk

bertindak terhadap upaya

dalam pencegahan infeksi

dalam pertolongan

persalinan yang terdiri

dari : mencuci tangan,

memakai sarung tangan,

perlengkapan pribadi,

tehnik asepsis,

pemerosesan alat,

penanganan alat,menjaga

kebersihan.

Kusioner Dengan

menghitung

a. Positif apabila

mendapat skor:

3 Tindakan Hal yang dilakukan bidan

terkait dengan pencegahan

infeksi dalam pertolongan

persalinan mencuci

tangan, memakai sarung

Lembar

a. Tindakan baik:

apabila

mendapat

score 6-10

b. Tindakan

(44)

tangan, menggunakan

teknik asepsis dan

antiseptic, pemerosesan

alat bekas pakai,

penanagan peralatan

benda tajam, menjaga

kebersiha

negatif :

apabila

mendapat

(45)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional

yang bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku bidan dalam pencegahan infeksi

diwilyah kerja Puskesmas Desa kelambir Dusun V Kecamatan Hamparan Perak

Medan Tahun 2015. Dengan mengetahui gambaran tersebut peneliti dapat

menyimpulkan bagaimana perilaku bidan dalam pencegahan infeksi.

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Ada pun populasidalam penelitian ini adalah bidan yang memiliki klinik

mandiri Di Wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak Medan Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2015 sebanyak 35 bidan.

2. Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan tehnik total sampling yaitu pengambilan

(46)

C. Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 pada bulan November 2014- Juni 2015.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari persetujuan judul sampai KTI dari bulan

September 2014 – bulan Juni 2015.

No Uraian kegiatan Bulan ke-

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni

2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015

1. Pengajuan judul

2. Pembuatan proposal

3. Ujian proposal

4. Persiapan izin lokasi

5. Pengurusan surat izin

6. Pengumpulan data

7. Pengolahan data

8. Analisa data

9. Ujian hasil

(47)

E. Etika Penelitian

Prinsip etika dalam penelitian yang menjadi pertimbangan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan peneltian deskriptif, tanpa intervensi dan perlakuan,

kemanfaatan yang didapat dalam batas perkembangan teoritis dan keilmuan,

tetapi memerlukan informasi tepat dari responden. Peneliti akan memberikan

penjelasan dan meyakinkan respoden bahwa partisipasinya dalam penelitian

atau informasi yang telah diberikan mengenai perilaku bidan dalam

penatalaksanaan pencegahan infeksi persalinan, tidak akan digunakan dalam

hal-hal yang bisa merugikan responden.

2. Prinsip menghargai Hak Asasi Manusia

Penelitian memperlakukan responden secara manusiawi dan hanya diminta

untuk memberikan informasi mengenai perilaku bidan dalam penatalaksanaan

pencegahan infeksi pada persalinan.Responden mempunyai hak untuk

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi responden atau tidak tanpa

sanksi apapun. Memahami dan menerapkan informed consen yaitu

menjelaskan kepada responden tentang tujuan penelitian yang akan

dilaksanankan, memberikan kebebasan responden untuk berpartisipasi atau

menolak menjadi responden.

3. Prinsip Keadilan

Kewajiban dalam melakukan penelitian, peneliti memperlakukan responden

secara adil sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian

tanpa adanya diskriminasi terhadap mereka yang tidak bersedia sebagai

(48)

4. Prinsip kerahasiaan

Peneliti tidak menampilkan identitas responden serta menjaga kerahasiaan

yang diperoleh dengan cara menggunakan kode responden. Identitas hanya

ditulis dalam lembar persetujuan sebagai bukti tanggung jawab kesediaan

responden.

F. Alat Pengumpulan Data

Sumber pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini untuk memperoleh

data dengan data primer.Data primer merupakan sumber pertana yang diperoleh dari

individu/perorangan.Dalam melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan

kesioner dan lembar observasi, metode observasi denganmebnggunakan lembar chek

list.Pada masing- masing kuesioner terdapat 10 pertanyaan pengetahuan dan 10

pertanyaan sikap sementara untuk observasi terdapat 10 pertanyaan tindakan.

1. Aspek Pengukuran Pengetahuan

Aspek pengukuran data dilakukan melalui jawaban responden dari pertanyaan

pengetahuan yang diberikan.Skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban

salah.Sehingga skor maksimum adalah jumlah jawaban benar dikali 1 dan skor

minimum adalah jumlah jawaban salah dikali 0.

jika soal 10 jawaban dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Baik : apabila benar menjawab >7 soal

b. Cukup : benar menjawab 5-7 soal

(49)

2. Aspek Pengukuran Sikap

Aspek pengukuran sikap dilakukan terhadap berdasarkan jawaban responden

dari semua pertanyaan sikap yang diberikan dengan menggunakan skala Guttman

yang terdiri dari 2 kategori jawaban yaitu Setuju (S) dan Tidak Setuju (TS). Jumlah

pertanyaan sebanyak 10 soal.

1. Untuk jawaban benar = 1

2. Untuk jawaban salah = 0

Total skor diperoleh nilai terendah = 0 dan nilai tertinggi = 10. Maka semakin

tinggi skor, semakin positif sikap bidan dalam pencegahan infeksi.

Maka sikap sikap bidan dalam pencegahan infeksi sebagai berikut:

1. Sikap negatif : bila skor responden 0-5

2. Sikap positif : bila skor responden 6-10

3. Aspek Pengukuran Tindakan

Pengukuran tindakan bidan dalam pencegahan infeksi mempunyai 2 jenis

jawaban yaitu dilakukan dan tidak dilakukan, skor 1 untuk jawaban dilakukan, skor 0

untuk jawaban tidak dilakukan, untuk pernyataan positif skor 1 dan untuk jawaban

tidak, skor 0 jawaban untuk pernyataan negatif.

P = Rentang / banyak kelas

Panjang kelas dengan rentang 10 dibagi 2 yaitu dilakukan, tidak dilakukan.

Maka didapat (P) = nilai 10 sebagai batas bawah kelas pertama, jika pernyataan ada

10 maka skor maksimum adalah 10 dan skor minimum adalah 0.

Berdasarkan jumlah jawaban hasil dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Tindakan baik : bila responden memperoleh skor 6 – 10

(50)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabelperlu dilakukan uji

validitas dan reliabilitaspada instrument penelitian.Dalam penelitian ini

dilakukana pengujian dengan menggunakan uji validitas costurk. Kuesioner

diuji cobakan pada responden yang memiliki karakteristik yang sama.

Selanjutnya uji validitas instrument dilakukan dengan melakukan korelasi

masing-masing variable dengan skor totalnya dengan metode korelasi person

product moment dengan komputerisasi.Jikadidapat nilai r hasil atau r hitung >

r tabel, maka instrumen tersebut dinyatakan valid.Maka suatu instrument

dinyatakan valid apabila nilai r hitung > 0,350 sebagai batas minimum.Uji

hasil validitas terhadap pengetahuan didapat 0.873-907, sikap 0,046- 0,554

dan tindakan 0622-0.755.

2. Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran dan pengamatan bila fakta

atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang

berlainan. Pengujian dilakukan kepada 10 bidan yang mempunyai kriteria

yang sama dengan responden, kemudian data tersebut diolah menggunakan

Program komputerisasi dengan hasil yang diperoleh adalah nilai koefisien

reliabilitas Alpha Cronbach untuk pengetahuan 0,925 dan untuk sikap Alpha

Cronbach 0,849 dan untuk Alpha Cronbach tindakan 0,925.

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan diwilayah kerja puskesmas (BPS) Puskesmas

Desa Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.Pengumpulan data

dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui

(51)

pertolongan persalinan dan lembar checklist kepada kepada peneliti untuk tindakan

bidan. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat

permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan

permohonan izin melaksanakan penelitian kepada Kepala Puskesmas Hamparan

Perak Medan, setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan penelitian Setelah

itu peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian ini dan meminta persetujuan

calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent,

setelah itu peneliti mendampingi responden dan menjelaskan kepada responden jika

ada pertanyaan yang kurang jelas. Selanjutnya peneliti mendatangi

masing-masingBPS untuk membagikan kuesioner dan melakukan observasi ketika ada

pertolongan persalinan di BPS.Kemudian peneliti memeriksa kembali kelengkapan

data.Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis.

I. Pengolahan Dan Analisi Data 1. Pengolahan Data

Editing merupakan upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan.

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric atau angka terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori.

Entry merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel atau database komputer

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data sebelum dan sesudah

(52)

2. Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini bersifat deskriptif maka dalam analisanya

tidak menggunakan perhitungan yang menguji tetapi dalam penyajian hanya

menggunakan distribusi frekuensi dengan persentase (proporsi) yang disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis

(53)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil penelitian yang berjudul “Perilaku Bidan Dalam Penatalaksanaan

Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Keja Puskesmas

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015, kuesioner diberikan kepada

35 bidan. Hasilnya dapat disajikan sebagai berikut:

1. Karakteristik Distribusi Bidan

Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang karakteristik

responden yaitu berdasarkan umur, pendidikan dan lama bekerja yang dapat dilihat

(54)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015( n= 35)

Karakteristik F %

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan mayorptas responden berusia 41-50

tahun sebanyak 31 orang dengan persentase 88,6 %, Berdasarkan tingkat pendidikan

mayoritas responden berpendidikan DIII sebanyak 14 orang dengan presentase 40 %,

Berdasarkan lama bekerja bidanmayoritas responden bekerja 11-20 tahun sebanyak

33 orang dengan persentase 85,7 %.

2. Pengetahuan responden Bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang tahun 2015

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan distribusi jawaban

(55)

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Bidan Tentang Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan

Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Serdang Tahun 2015 (n=35)

No

Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % F %

1. Proses memcuci tangan dilakukan dalam waktu 27 77,1 8 22,9

2. Pemakaian sarung tangan pada pertolongan

persalinan dilakukan pada tindakan

35 100,

0

- -

3. Barier protektif yang digunakan pada saat

pertolongan persalinan

35 100,

0

- -

4. Langkah yang dilakukan dalam pengelolaan alat

bekas pakai untuk mengurangi mikroorganisme yang menempel pada peralatan tersebut kecuali

22 62,9 13 37,2

5. Perendaman alat klorin 0,5 % pada proses

dekontaminasi membutuhkan waktu berapa lama?

20 57,2 15 42,9

6. Setelah melakukan perendaman alat dalam laruta

klorin 0,5% langkah yang dilakukan selanjutnya adalah?

18 51,4 17 48,6

7. Pertanyaan yang benar tentang pembersihan alat

adalah?

19 54,3 16 45,7

8. Wakt yang dibutuhkan untuk menstrerilkan bekas

pakai yang dibungkus pada otoklaf (121˚) adalah?

22 62,9 13 37,2

9. Proses pencegahan infeksi dengan cara membunuh

atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya disebut?

24 68,6 11 31,5

10. Apakah yang dimaksud dengan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme ( bakteri, jamur, parasit, virus) termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrument

25 71,5 10 28,6

tabel 5.3 dapat dilihat distribusi jawaban responden mayoritas memilih

jawaban benar adalah pada pertanyaan no 2 dan 3 sebanyak 35 responden (100 %),

sedangkan yang memberikan jawaban salah mayoritas pada pertanyaan nomor 6

sebanyak 17 responden (48,6%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan distribusi pengetahuan

responden tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan

(56)

Tabel 5.3

Distribusi Pengetahuan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 (n=35)

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 24 68,6

Cukup 11 31,4

Kurang 0 0

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden berpengetahuan

baik sebanyak 24 orang (68,6%).

3. Sikap responden dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, distibusi jawaban tentang

(57)

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Sikap Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan

Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 (n=35)

No

Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % F %

1. Menurut anda saat melakukan tindakan

pertolongan persalinan tenaga kesehatan harus mencuci tangan terlebih dahulu

35 100 0 0

2. Menurut anda pada saat membilas tangan

sebaiknya digunakan air bersih yang mengalir dan membiarkan tangan kering dengan cara diangin-anginkan atau dikeringkan dengan kertas tisu atau handuk pribadi

31 88,6 4 11,5

3. Menurut anda setelah menggunakan sarung tangan

sebaikanya dibuka dengan keadaan terbalik, kemudian direndam kedalam larutan klorin selama 10 menit

31 88,7 1 2,9

4. Menurut anda ketika melakukan penghisapan

lendir dari hidung dan membersihkan jalan nafas bayi, bidan menggunakan sarung tangan lagi

19 54,3 16 45,7

5. Menurut anda ketika penggunaan sarung tangan

sekali pakai sangat dianjurkan tetapi apabila sarana sangat terbatas sarung tangan bekas pakai dapat diproses ulang dengan dekontaminasi, cuci, bilas serta desinfektan tingkat tinggi

35 100,

0

0 0

6. Menurut anda ketika saat menolong persalinan

dengan dua orang pasien ibu cukup menggunakan satu buah alat partuset

34 97,2 1 2,9

7. Menurut anda sebelum melakukan desinfektan

tingkat tinggi semua alat-alat yang terkominasi terlebih dahulu direndam kedalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

34 97,2 1 2,9

8. Menurut anda bidan mencuci peralatan bekas

pakai sesuai SOP (standart operasional prosedur) setelah selesai melakukan tindakan persalinan

33 94,3 2 5,71

9. Menurut anda dalam pencucian dan pembilasan

alat bekas pakai seperti alat yang terbuat dari logam atau karet dilaukan secara terpisah

35 100,

0

0 0

10. Menurut anda dalam melakukan pemeriksaan dalam, bidan cukup memeriksaannya dalam waktu 4 jam sekali

35 100,

0

0 0

Dari tabel 5.4 dapat dilihat distribusi jawaban responden mayoritas memilih

(58)

(100,0) sedangakan yang memberikan jawaban salah mayoritas pada pertanyaan

nomor 4 yaitu sebanyak 16 responden ( 45,7 %).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, distribusi sikap responden

tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.5

Distribusi Sikap Responden Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak

Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2015 (n=35)

Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)

Positif 35 100,0

Negatif 0 0

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan mayoritas responden memiliki sikap

positif yaitu 35 responden (100,0%).

4. Tindakan Responden Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, distribusi observasi

(59)

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Tindakan Bidan Tentang Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan

Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 (n=35)

No

Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % f %

1. Sebelum menolong persalinan mencuci tangan 35 100,

0

- -

2. Memakai barier protektif(alat pelindung diri)

ketika menolong persalinan

30 85,7 5 14,3

3. Alat(partuset) yang digunakan untuk bersalin

didesinfektan tingkat tinggi

35 100,

0

- -

4. Melakukan vagina touch tiap 4 jam 30 85,7 5 14,3

5. Melakukan desinfeksi tingkat tinggi pada alat

yang terkontaminasi selama 20 menit

29 82,9 6 17,1

6. Menggunakan jarum suntik sekali pakai 35 100,

0

- -

7. Memproses benda tajam secara baik(meletakkan

jarum suntik pada jeridgen jarum)

30 85,7 5 14,3

8. Pengelolaan sampah ditempat sampah secara baik 30 85,7 5 14,3

9. Membersihkan ruangan dengan air klorin 32 91,4 3 8,6

10. Menyikat alat (partuset) yang telah terkontaminasi oleh darah untuk pertolongan persalinan

33 94,3 2 5,7

Dari tabel 5.6 dapat dilihat distribusi jawaban responden mayoritas yang

melakukan tindakan pada pertanyaan 1, 3 dan 6 sebanyak 35 responden (100,0%).

Sedangkan responden yang tidak melakukan tindakan mayoritas pada pertanyaan

nomor 5 sebanyak 6 responden (17,1 %).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ,distribusi tindakan responden

tentang penatalaksanaan pencegahan infeksi dalam pertolongan persalinan dapat

(60)

Tabel 5.7

Distribusi Tindakan Bidan dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak

Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2015(n=35)

Tindakan Frekuensi (n) Persentase

Tindakan baik 35 100,0

Tindakan kurang - -

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tindakan

yang baik tentang pencegahan infeksi yakni sebanyak 35 responden (100,%).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada bidan di Wilayah

PuskesmasHamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 diperoleh data

yang merupakan keadaan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 35

orang bidan. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan

sebagai hasil akhir dapat dijabarkansebagai berikut:

1. Pengetahuan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan Persalinan Diwilayah Puskesmas Hamparan Perak Medan Tahun 2015.

Pada tabel 5.2 dapat diamati bahwa pengetahuan bidan Penatalaksanaan

Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan Persalinan mayoritas berpengetahuan baik

sebanyak 24 orang (68,6%) dan sebagian kecil berpengetahuan cukup sebanyak 11

(61)

Hal ini menyatakan bahwa bidan-bidan yang memiliki tingkat pengetahuan baik

berarti telah memahami tentang pencegahan infeksi dari pendidikan bidan dan

berbagai media. Sedangkan bidan-bidan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup

disebabkkan oleh kurangnya informasi dan wawasan bidan yang diperoleh dari

media elektronik dan media massa.

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri, media

dan lingkungan. Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti: sumber informasi, faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang

mendapatkan informasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

2. Sikap Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Medan Tahun 2015.

Pada tabel 5.4 diperoleh mayoritas bidan memiliki sikap baik sebanyak 35

orang (100,0%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4.

Hal ini menunjukkan bahwa bidan-bidan yang memiliki sikap baik

mempunyai pengalaman dan wawasan serta mengeti bahwa dengan melakukan

tindakan infeksi akan meningkatkan kesejahteraan baik bagi ibu maupun bagi tenaga

kesehatan sehingga akan dapat menurangi kesakitan dan kematian ibu.

Sikap baik dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami

individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan

dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama

(62)

Menurut Sunaryo (2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa

respons tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Secara nyata sikap

menunjukkan adanya keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang disertai

adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat

respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.

Menurut Azwar Saifuddin (1995) bahwa sikap memiliki tiga komponen yang

membentuk struktur sikap dan ketiganya saling menunjang yaitu: komponen kognitif

(berisi kepercayaan individu), komponen afektif (berisi dimensi emosional subjektif

individu, terhadap objek sikap, baik yang positif (rasa senang) maupun negatif (rasa

tidak senang)) dan komponen konatif (disebut juga komponen perilaku) yang

berkaitan dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap

yang dihadapinya.

3. Tindakan Bidan Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Saat Pertolongan Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak Medan Tahun 2015.

Pada tabel 5.6 diperoleh mayoritas bidan memiliki tindakan dilakukan

sebanyak35 orang (100,0%). Hal ini menunjukkan bahwa bidan yang melakukan

tindakan baik dalam pencegahan infeksi didapat dari pengalaman sendiri dan

mengetahui bahwa dengan melakukan tindakan infeksi akan meningkatkan

kesejahteraan bagi keluarga dan tenaga kesehatan.

Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan atau praktek dilaksanakan setelah

seseorang mengetahui stimulus atau objek kemudian mengadakan penilaian terhadap

apa yang diketahui. Dengan kata lain tindakan atau praktek dilaksanakan karena

Gambar

Tabel 1.1 Prosudur tindakan menggunakan sarung tangan
Tabel 1.2 Efektifitas Berbagai Proses Eridikasi Mikroorganisme Pada Alat Bekas
Tabel 5.1
Tabel 5.2
+4

Referensi

Dokumen terkait

kebijakan ekologi di sebuah negara, dalam konteks globalisasi, harus bertanggungjawab tidak hanya kepada masyarakat internasional, tetapi juga kepada alam semesta penyedia

Kegiatan pembelajar an untuk setiap kali per temuan adalah skenar io langkah- langkah yang harus dilakukan oleh gur u sehingga mer angsang si sw a untuk aktif

Perbedaan EVA dengan analisa rasio keuangan lainnya adalah EVA menghasilkan jumlah uang bukan rasio Sedangkan analisis rasio keuangan adalah hubungan antara variabel variabel

Peraturan daerah provinsi Sumatera Selatan Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Kesehatan Sumatera Selatan Semesta (Jamsoskes Sumsel Semesta).

Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kenaikan tingkat suku bunga SBI terhadap kinerja indeks harga saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia khususnya

The fcm function is an iteration loop built on top of the following routines: initfcm ­ initializes the problem

Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah Pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham adalah sebesar 0.829 artinya terdapat hubungan yang positif dan kuat sehingga

Teknologi internet adalah salah satu cara dari berbagai macam media yang dapat digunakan untuk memberikan informasi-informasi mengenai permasalahan narkoba, dengan menggunakan