• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promosi Mainan Tradisional Jawa Barat Sebagai Alat untuk Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air dan Identitas Bangsa Melalui Pendidikan Anak-Anak.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Promosi Mainan Tradisional Jawa Barat Sebagai Alat untuk Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air dan Identitas Bangsa Melalui Pendidikan Anak-Anak."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

COVER DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR DAN TERIMAKASIH ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.2.1 Permasalahan ... 3

1.2.2 Ruang Lingkup Permasalahan ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.4.1 Sumber Data ... 4

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 4

1.5.1 Kerangka Berpikir ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Desain Komunikasi Visual ... 6

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 6

2.1.2 Komunikasi Visual ... 7

2.1.3 Perkembangan Desain Komunikasi Visual ... 8

2.2 Identitas Bangsa ... 8

2.3 Promosi ... 9

2.3.1 Pengertian dan Tujuan Promosi ... 9

2.4 Kemasan ... 10

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

2.4.2 Pengertian Kemasan ... 11

2.4.3 Desain Kemasan sebagai Alat Komunikasi ... 11

2.4.4 Tujuan Desain Kemasan ... 12

2.4.5 Media yang Digunakan dalam Membuat Kemasan ... 13

2.5 Mainan ... 15

2.5.1 Jenis Permainan Anak ... 15

2.5.2 Mainan Tradisional ... 17

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta ... 22

3.1.1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ... 22

3.1.2 Fenomena yang Terjadi ... 24

3.1.3 Data tentang Permasalahan yang Dihadapi ... 25

3.1.4 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis untuk Benchmarking ... 36

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan berdasarkan Data dan Fakta ... 37

3.2.1 Analisis berdasarkan SWOT ... 37

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Kata Penutup ... 68

5.3 Saran Penulis ... 69

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISTILAH

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN

SARAN DAN KOMENTAR DOSEN PENGUJI SIDANG TA

UCAPAN TERIMAKASIH

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel I-1 Kerangka Berpikir ... 5

Tabel III-1 Tabel Jenis Permainan di Rumah ... 28

Tabel III-2 Tabel Jenis Permainan di Sekolah ... 29

Tabel III-3 Tabel Jenis Permainan Tradisional ... 29

Tabel III-4 Tabel Perlu dan Berguna Mainan Tradisional ... 30

Tabel III-5 Tabel Jenis Permainan Tradisional ... 31

Tabel III-6 Tabel Perbandingan untuk Benchmarking ... 37

(5)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar III-1 Bapak Mohammad Zaini Alif ... 26

Gambar III-2 Kak Seto Mulyadi ... 27

Gambar III-3 Congklak dan Congklak Lipat ... 34

Gambar III-4 Bekel ... 35

Gambar IV-18 Stiker Jadwal Pelajaran ... 59

(6)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sekarang ini, identitas bangsa Indonesia semakin terpuruk / hilang karena dengan

semakin berkembangnya teknologi dan pengaruh dari luar negeri, maka nilai – nilai

budaya Indonesia semakin tidak dikenal orang. Ditandai dengan gaya hidup yang

sudah serba modern, yang semakin lama semakin individualistis dan kebersamaan

masyarakatnya tidak terlalu tinggi. Indonesia memiliki banyak aspek yang dapat

dijadikan identitas bangsa, diantaranya batik, tari – tarian daerah, mainan tradisional,

dan alat musik daerah. Diantara sekian banyak aspek tersebut, masih saja belum ada

yang secara penuh dapat mencirikan identitas bangsa. Dengan demikian peran serta

masyarakat untuk dapat terus mengembangkan dan melestarikan aspek – aspek

tersebut sangat dirasakan perlu. Kita dapat memulainya dari hal yang sangat

sederhana seperti bermain.

Mainan adalah salah satu alat yang digunakan untuk bermain. Apa yang akan

terjadi ketika tidak ada mainan?? Sebagian besar orang merasa mereka perlu bermain

untuk berbagai alasan, entah itu hanya sekedar sarana untuk menenangkan pikiran,

membuat perasaan rileks, atau menjadi sebuah kegemaran. Terdapat beberapa jenis

mainan yang ada, dan dapat dikelompokkan menjadi mainan tradisional dan mainan

modern.

Mainan tradisional adalah mainan yang dimainkan secara sederhana oleh

beberapa orang atau lebih dan merupakan salah satu warisan leluhur kita pada zaman

dahulu sebagai warisan budaya yang sangat berharga. Banyak manfaat dan kegunaan

dari mainan tradisional, sehingga hal itu dapat menjadi suatu ciri khas tersendiri dari

(7)

Universitas Kristen Maranatha

2

yang dahulu sering dimainkan dan menjadikan kegiatan mereka terbatas oleh

permainan modern tersebut.

Menurut A. Spenser, kegiatan jasmani manusia dalam bentuk permainan

merupakan penyaluran kelebihan energi syarafnya. Dengan begitu, pengenalan

identitas bangsa dapat dimulai dari mainan tradisional. Pada masa sekarang sudah

sangat jarang kita melihat anak – anak yang sedang memainkan mainan tradisional,

itu diakibatkan banyaknya pengaruh luar yang masuk dalam diri anak tersebut.

Dalam proses perkembangan seorang anak, hal yang ia terima lebih dahulu akan

membuatnya lebih mudah menerima. Oleh karena itu pengenalan maninan

tradisional pada generasi muda dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam

pembangunan pribadi seseorang semenjak usia kanak – kanak, sehingga seiring

berjalannya waktu mainan tradisional dapat menjadi identitas bangsa yang dapat

dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Ketika seorang anak bermain mainan

tradisional, mereka secara tidak sadar telah belajar banyak hal yang tidak akan

mereka dapat dari mainan modern dan pendidikan formal lainnya.

Pengaruh teknologi yang semakin lama semakin modern dan lebih berorientasi ke

barat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan sekarang. Terlebih

generasi muda sekarang kurang menyukai segala sesuatu yang berbau tradisional.

Mereka merasa malu jika memainkan mainan tradisional. Juga orang tua yang

memiliki anak pun jarang sekali memberikan mainan tradisional untuk anak–

anaknya. Sehingga lama kelamaan kebudayaan mainan ini sudah mulai terlupakan

oleh masyarakat modern sekarang ini dan bahkan sudah terlupakan karena

tergantikan oleh mainan – mainan modern.

Di sini peran desainer komunikasi visual adalah mempromosikan kembali mainan

tradisional kepada masyarakat agar mainan – mainan tersebut dapat muncul dan

menjadi populer kembali di kalangan masyarakat. Sehingga mainan tradisional tidak

kalah seru dengan mainan modern saat ini. Pentingnya mainan tradisional dalam

melatih anak untuk dapat belajar mengenai banyak hal yang baik merupakan salah

satu acuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan mempromosikan

kembali mainan tradisional ke dalam sebuah kemasan yang praktis dan terjangkau

(8)

Universitas Kristen Maranatha

3

anak – anak membuat anak – anak secara tidak sadar mulai menyukai dan

memainkan mainan tradisional tersebut.

Anak – anak tidak terlalu mempermasalahkan permainan apa yang mereka

mainkan, entah itu mainan tradisional atau modern. Asalkan bisa bermain mereka

akan senang dan gembira. Untuk itulah perlunya permainan yang dapat mengajak

anak belajar untuk saling berbagi, dan bersosialisasi dengan teman sekitarnya yaitu

dengan mainan tradisional.

1.2.Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1. Permasalahan

 Bagaimana membangkitkan kembali nilai budaya yang semakin menurun?

 Bagaimana cara memperkenalkan kembali mainan tradisioanal sebagai identitas bangsa kepada generasi muda?

 Bagaimana strategi marketing yang tepat untuk mempromosikan mainan

tradisional sehingga mainan tradisional dapat menjadi salah satu identitas

bangsa?

1.2.2. Ruang Lingkup Permasalahan

Ruang lingkup yang dipilih penulis dalam proses perancangan ini adalah

membatasi masalah dengan lebih terfokus pada kemasan dan promosi mainan

tradisional sebagai sarana untuk membangitkan nilai kecintaan pada tanah air melalui

pendidikan anak.

1.3. Tujuan Perancangan

Menjabarkan cara memperkenalkan mainan tradisional pada generasi muda

sehingga dapat diterima kembali sebagai alat untuk membangun identitas bangsa

bagi masyarakat lokal dan internasional.

1.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

(9)

Universitas Kristen Maranatha

4

Dalam proses pemecahan masalah penulis mengumpulkan data dari hasil

wawancara dengan nara sumber, kuosioner tentang mainan tradisional di mata

masyarakat, juga studi literatur dan internet untuk mendapatkan data tentang mainan

tradisional dan teori – teori yang menunjang untuk pemecahan masalah.

1.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pemecahan masalah teknik pengumpulan data yang penulis lakukan

adalah dengan mendapatkan data tentang mainan tradisional, wawancara, kuosioner,

dan mendapatkan teori – teori tentang promosi, kemasan, buku – buku, serta mencari

mainannya serta perangkat permainan dan juga internet.

1.5. Skema Perancangan

Dalam Bab I yaitu Bab Pendahuluan, penulis menguraikan latar belakang

masalah, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan perancangan, sumber dan teknik

pengumpulan data, dan skema perancangan.

Dalam Bab II yaitu Bab Landasan Teori, penulis memperkenalkan teori teori

tentang kemasan, identitas negara, mainan tradisional, DKV, dan promosi melalui

berbagai media.

Dalam Bab III yaitu Bab Data dan Analisis Masalah, penulis menguraikan data

dan fakta tentang mainan tradisional serta analisis terhadap mainan tradisional serta

kemasan dan promosi terhadap produk mainan tradisional yang sudah agak

terlupakan oleh masyarakat sekarang.

Dalam Bab IV yaitu Bab Pemecahan Masalah, penulis menguraikan konsep –

konsep yang kreatif dan hasil - hasil karya visual tentang promosi serta kemasan

mainan tradisional.

Dalam Bab V yaitu Bab Penutup, penulis merangkum hasil – hasil penelitian dan

(10)

Universitas Kristen Maranatha

5

(11)

68 Universitas Kristen Maranatha

secara modern, bertujuan agar mainan tradisional tidak kalah saing dengan mainan –

mainan yang ada sekarang dan anak – anak juga tertarik dengan desain kemasannya

yang menarik. Promosi yang dilakukan melalui pendidikan anak – anak dapat

dijadikan hal positif bagi perkembangan motorik dan jiwa anak. Sambil bermain,

anak akan mendapatkan hal – hal yang tidak mereka dapat dari pendidikan formal,

seperti kesabaran, ketelitian, rasa tenggang rasa terhadap sesamanya, meningkatkan

sosialisasi anak, mengasah kreativitas, dan dengan mainan tradisional karakter

seorang anak dapat terbentuk.

Selain itu, dengan diadakannya event di mall – mall di kota Bandung, anak akan

semakin peduli akan adanya mainan – mainan tersebut. Dalam event tersebut anak

diajak untuk bermain bersama – sama dengan teman – temannya. Sehingga lama –

kelamaan mainan tradisional dapat menjadi sebuah identitas negara yang dapat

dikenal oleh masyarakat dalam dan luar negeri.

5.2. Kata penutup

Melalui laporan ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat dan orang – orang

yang ingin mengetahui tentang mainan tradisional lebih jauh dan bagaimana mainan

tradisional dikemas dan dipromosikan secara modern sehingga mainan – mainan

tersebut meskipun sudah ketinggalan zaman namun dapat tetap menarik perhatian

orang dan dapat terus lestari dan dimainkan secara terus menerus demi terciptanya

rasa cinta akan budaya dan tanah airnya, khususnya pada anak – anak sekarang yang

sudah tidak mengenal mainan tradisional dan bagaimana cara memainkannya melalui

(12)

Universitas Kristen Maranatha

69

5.3. Saran Penulis

Mainan tradisional merupakan mainan yang sederhana namun sangat banyak

manfaatnya dan dimainkan secara ramai – ramai. Ketika akan membuat promosi

tentang mainan tradisional yang sudah jarang dikenal orang bahkan hampir

dilupakan merupakan salah satu hal yang cukup sulit sekaligus menarik. Promosi

mainan tradisional dilakukan agar mainan tradisional dikenal dan dimainkan kembali

oleh masyarakat khususnya anak – anak. Promosi yang dilakukan juga harus

bertahap karena proses pengenalannya harus dimulai dari awal sekali. Dengan

laporan ini, penulis menyarankan agar jika akan pembuat kemasan ada beberapa hal

yang harus diperhatikan, yaitu tujuan kemasan itu dibuat (untuk siapa, kemasan apa),

warna – warna yang digunakan harus cocok dengan target marketnya, bahan yang

digunakan untuk kemasan apakah yang keras atau yang lentur, bentuk kemasan yang

(13)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

---. 1987. Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Jawa Barat. Jakarta

: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan

Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Bandung Advertiser edisi 04 26 February – 10 Maret 2009 halaman 6, Dampak Negatif TV dan Video Game.

Klimchuk, Marianne Rosner, Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta :

Erlangga.

Koran Kompas Sabtu 7 Maret 2009 halaman J, Bertamasya ke Masa Lalu.

Koran Pikiran Rakyat 31 Januari 2009 halaman 24, M. Zaini Alif “Menunggu

Godot”.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Jogjakarta : Andi.

Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi Jilid 5 aspek tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu. Jakarta : Erlangga.

http://gulisworld.multiply.com/journal/item/1/Identitas_Indonesia_terancam_Punah

http://jamaldrahman.wordpress.com/2009/01/13/teks-dan-konstruksi-identitas-indonesia/

http://jaringan-mi.blogspot.com/2007/03/identitas-indonesia-sebagai-bangsa.html

http://www.anneahira.com/permainan/index.html

http://www.anneahira.com/permainan/permainan-tradisional.html

http://www.jumhur.net/content/view/68/48/

http://www.kaulinan.multiply.com

Referensi

Dokumen terkait

• Penjagaan atau rawatan yang pembayarannya tidak dikehendaki atau setakat yang dibayar oleh mana-mana insurans lain atau tanggung rugi yang melindungi Orang yang Diinsuranskan dan

Pada malaria P.vivax, kepadatan parasit berhubungan dengan anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun, anemia, pendatang, dan jumlah gejala klinik <7.. Namun

Hasil penelitian menunjukkan: (1) evaluasi konteks tergolong tinggi, yakni: (a) kualitas kompetensi siswa, (b) kesesuaian pelaksanaan progam dengan kebijakan sekolah, dan

Profesionalisme kerja pegawai pada Dinas Perkebunan Kabupaten Kuantan Singingi masih sangat kurang hal ini dikarenakan sikap dan prilaku pegawai itu sendiri seperti

Konsentrasi serapan yang diperoleh belum mencapai titik optimum sehingga belum dapat diketahui kapasitas optimum lempung terinterkalasi surfaktan dalam menjerap ion

1) Dari hasil analisis deformasi balok kopel dengan perkuatan tulangan diagonal ratio 3,25 dengan 3,00 adalah 58,34 mm dan 57,98 mm menurun sebesar 0,62% dan pada ratio 3,00

JAMILU Riayah Masjid Miftahul Khair, Laha-laha, Desa Tellulimpoe Sda 497 APPI Riayah Masjid Muhajir, Laha-laha, Desa Tellulimpoe Sda 498 ALIMUDDIN Riayah Masjid Hidayatullah,

Dalam taharah untuk menyucikan yang terkena air liur anjing, ketiga fungsi tersebut telah ada, yakni air yang ditambah dengan tanah, dalam tanah terkandung mineral silika