ANALISIS YURIDIS TERHADAP TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB NOTARIS SEBELUM DAN SESUDAH PERSEROAN
TERBATAS LISTING DI PASAR MODAL
TESIS
Oleh
RAYMOND
077011059/MKn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS YURIDIS TERHADAP TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB NOTARIS SEBELUM DAN SESUDAH PERSEROAN
TERBATAS LISTING DI PASAR MODAL
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Memperoleh
Gelar Magister Kenotariatan dalam Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas SumateraUtara
Oleh
RAYMOND
077011059/MKn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : ANALISIS YURIDIS TERHADAP TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBELUM DAN SESUDAH PERSEROAN TERBATAS LISTING DI PASAR MODAL
Nama Mahasiswa : Raymond
Nomor Pokok : 077011059
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, SH, MLI) Ketua
(Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH) (Notaris Syafnil Gani, SH, Mhum)
Anggota Anggota
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 23 Desember 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof.Dr.Ningrum Natasya Sirait, SH, MLI
Anggota : 1. Prof.Dr.Suhaidi, SH, MH
2. Notaris Syafnil Gani, SH, M.Hum
3. Prof.Dr.Muhammad Yamin,SH.MS.CN
ABSTRAK
Pasar modal sebagai suatu kegiatan dalam penawaran umum dan perdagangan efek (saham) dari perusahaan publik adalah salah satu lembaga pembiayaan atau wadah untuk mencari dana untuk perusahaan dan alternatif sarana investasi bagi masyarakat (investor). Suatu perusahaan yang bermaksud melakukan transaksi jual beli saham melalui pasar modal (go public), seperti penawaran umum (public
offering) dipersyaratkan untuk memenuhi kewajiban mempersiapkan
dokumen-dokumen persyaratan pernyataan pendaftaran yang wajib diserahkan ke Bapepam. Persiapan dokumen-dokumen ini akan dibuat oleh emiten dibantu oleh lembaga penunjang pasar modal, seperti lembaga penjamin emisi (underwriter), akuntan, konsultan hukum, dan notaris yang ditunjuk oleh emiten.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu penelitian yang menggambarkan fakta dan data – data mengenai tugas dan tanggung jawab Notaris sebelum dan sesudah Perseroan Terbatas listing di pasar modal. Untuk penelitian ini digunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris yaitu dengan menganalisis permasalahan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan juga literatur yang membahas permasalahan yang diajukan, dimana datanya bersumberkan dari data pustaka (library research) dan membuat wawancara ke notaris. Data yang diperoleh melalui studi lapangan maupun studi kepustakaan dikumpul dan diatur urutannya dan langkah selanjutnya melakukan pengolahan dan menganalisis data. Sebelum dianalisis data, terlebih dahulu data yang diperoleh dikumpulkan, dikualifikasi sesuai dengan kelompok pembahasan dan kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan cara deduktif sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil penelitian, tugas Notaris sebelum dan sesudah listing adalah membuat akta perubahan anggaran dasar dan membuat berita acara RUPS serta membuat akta-akta perjanjian yang berkaitan dengan penawaran umum dan kemudian mendaftarkan ke Bapepam. tanggung jawab yang dibebankan kepada Notaris hanyalah sebatas akta yang dibuatnya yaitu menjamin isi dan maksud serta tujuan akta tersebut adalah benar dan tidak melanggar kode etik, undang-undang serta ketentuan dan peraturan yang berlaku. Pelaksanaan dari due diligence Notaris didalam pasar modal haruslah menerapkan prinsip keterbukaan baik dalam pembuatan akta – akta, perjanjian – perjanjian lain yang dibutuhkan oleh para pihak di dalam pasar modal maka sebelum Notaris melakukan tugasnya dalam membuat akta, terlebih dahulu Notaris memeriksa data perusahaan dimana nantinya akan dituangkan dalam akta yang akan dibuatnya. Notaris telah membuat akta dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kode etik maka dalam hal ini notaris telah dilindungi.
ABSTRACT
A capital market as an activity of public offering and stock exchange of public business is one of the financial institution or a means of seeking funds for companies, and an alternative means of investment for investor. A company that wants to transct the stock through the capital market (go public), like public offering, must prepare the documents for registering and submit them to the Bapepam (Capital Market Supervisory Agency). The documents are drawn up by the issuer, assisted by the institutions of the Capital Market Support, such as underwriters, accountants, legal consultants, and notaries who are appointed by the issuer.
This research is a descriptive analysis – it describes the facts and data about the notary’s duty and responsibility before and after a company is in listing in the capital market. It uses the normative and empirical legal approach, analyzing the problems which are based on laws and regulations and the other sources which deal with the subject matter. The data are derived from the libraries (Library Research) and the field study, such as the interviews with some notaries. The data are gathered, analyzed, arranged and classified according to the the subject matter, and concluded deductively so that they are expected to answer all problems.
Based on the research, the notary’s duty before and after listing is the drawn up the legal documents for the alteration of the Article of Association, the agenda of RUPS (General Shareholders’ Meeting), and the contracts concerning public offering, and to submit them to the Bapepam. The notary is responsible for only the legal document he is drawing up. He guarantees that the contents and the aims of the legal document are true and do not violate the ethical code. Law and other regulations. The implementation of the notary’ s due diligence in the capital market should apply the principle of openness in drawing up the legal documents and contracts which are needed by those who are active in the capital market. Before the notary does his job in drawing up the legal documents, he has to scrutinize the company’ data. If he does his duty properly and correctly, he is protected.
Keywords : Notary’s Duty and Responsibiltiy, Capital Market.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat
dan kasih-Nya akhirnya Penulis dapat menyelesaikan penelitian tesis ini yang
berjudul “Analisis Yuridis Terhadap Tugas dan Tanggung Jawab Notaris
Sebelum dan Sesudah Perseroan Terbatas Listing Di Pasar Modal”.
Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, Penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis
untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;
2. Bapak Prof. Dr. Runtung,SH, MHum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Studi Magister
Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin Lubis, SH, MS, CN, selaku Ketua Program
Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
sekaligus Dosen Penguji yang memberikan masukan dan kritikan dan dorongan
4. Ibu Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, SH, MLI, selaku Pembimbing Utama
penulis, yang selalu memberi perhatian, dorongan, dukungan dan arahan kepada
penulis;
5. Bapak Prof.Dr.Suhaidi, SH, MH, selaku Dosen Pembimbing II yang telah begitu
sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat
menulis lebih baik lagi.
6. Bapak Notaris Syafnil Gani, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing III yang
telah memberikan bimbingan dan arahan masukan serta dorongan kepada penulis;
7. Bapak Notaris Syahril Sofyan, SH, MKn, selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan dan kritikan kepada penulis.
8. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program
Studi Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan masukan, arahan dan dorongan.
9. Bapak-bapak dan Ibu-ibu staf pengajar serta para karyawan di Program Studi
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
10.Kepada yang terhormat dan terkasih (Alm) Papa drg. Eddy S. Tandiono dan
Mama Indrawaty sebagai orang tua terbaik yang selalu tulus, sabar dan tabah
dalam segala hal dari dulu, sekarang, esok dan seterusnya menjadi bagian dalam
hidup penulis;
11.Buat Istriku Fransisca dan anakku Viona, terima kasih yang tulus buat doa,
semangat dan tempat untuk berbagi, semoga kita bisa lebih lagi dalam segala hal.
12.Buat cici Imelda, adik Crispinus, Mertua, saudara dan teman-teman sepelayanan
di pd. Emmanuel terima kasih buat doa dan dukungan kepada penulis.
13.Teman-teman mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara angkatan 2007.Juga untuk kelas A thank’s atas
kekompakannya selama ini, dan yang selalu memotivasi serta memberikan
semangat dalam menyelesaikan tesis ini.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatiannya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini. Penulis
menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, namun diharapkan semoga tesis ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Desember 2009
Penulis,
Raymond
RIWAYAT HIDUP
Nama : Raymond
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 06 Oktober 1978
Jenis kelamin : Laki – laki
Status : Menikah
Agama : Khatolik
Alamat : Jl. Sunggal Komp. SBC No A5 Medan
PENDIDIKAN FORMAL
1. SD F. Tandean T. Tinggi dari tahun 1985 s/d 1991 2. SMP F. Tandean T.Tinggi dari tahun 1991 s/d 1994
3. SMUN I T. Tinggi dari tahun 1994 s/d 1997
4. Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen dari tahun 1997 s/d
2002.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……….. i
ABSTRACT ……… ii
KATA PENGANTAR ……… iii
RIWAYAT HIDUP ……...……….. vi
DAFTAR ISI ……….. vii
BAB I :PENDAHULUAN ………. 1
A. Latar Belakang ………. 1
B. Rumusan Masalah ……… 7
C. Tujuan Penelitian ………. 7
D. Manfaat Penelitian ……… 8
E. Keaslian Penelitian ………... 8
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ……….. 9
1. Kerangka Teori ………... 9
2. Konsepsi ………. 25
G. Metode Penelitian ………. 28
1. Jenis dan Sifat Penelitian ……… 28
2. Sumber data ………... 28
3. Teknik Pengumpulan Data ……….. 29
BAB II :TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBELUM
DAN SESUDAH LISTING DI PASAR MODAL ... 31
A. Persyaratan dan Proses Listing Perseroan Terbatas …..……….… 31
B. Tugas dan Tanggung Jawab Notaris Sebelum dan Sesudah Listing di Pasar Modal ...…………...………… 42
BAB III :PELAKSANAAN DUE DILIGENCE NOTARIS DAN PRINSIP KETERBUKAAN DI PASAR MODAL ...………. 66
A. Pengertian Due Diligence ……… 66
B. Pelaksanaan Due Diligence Notaris dalam Proses Penawaran Umum ………...……… 70
C. Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal ……… 77
BAB IV :PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NOTARIS DI PASAR MODAL …...………. 83
A. Tindak Pidana di Bidang Pasar Modal ……….……… 84
B. Perlindungan Hukum Bagi Notaris di Pasar Modal ………. 88
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ………... 104
A. Kesimpulan ………...……... 104
B. Saran ………...… 105
ABSTRAK
Pasar modal sebagai suatu kegiatan dalam penawaran umum dan perdagangan efek (saham) dari perusahaan publik adalah salah satu lembaga pembiayaan atau wadah untuk mencari dana untuk perusahaan dan alternatif sarana investasi bagi masyarakat (investor). Suatu perusahaan yang bermaksud melakukan transaksi jual beli saham melalui pasar modal (go public), seperti penawaran umum (public
offering) dipersyaratkan untuk memenuhi kewajiban mempersiapkan
dokumen-dokumen persyaratan pernyataan pendaftaran yang wajib diserahkan ke Bapepam. Persiapan dokumen-dokumen ini akan dibuat oleh emiten dibantu oleh lembaga penunjang pasar modal, seperti lembaga penjamin emisi (underwriter), akuntan, konsultan hukum, dan notaris yang ditunjuk oleh emiten.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu penelitian yang menggambarkan fakta dan data – data mengenai tugas dan tanggung jawab Notaris sebelum dan sesudah Perseroan Terbatas listing di pasar modal. Untuk penelitian ini digunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris yaitu dengan menganalisis permasalahan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan juga literatur yang membahas permasalahan yang diajukan, dimana datanya bersumberkan dari data pustaka (library research) dan membuat wawancara ke notaris. Data yang diperoleh melalui studi lapangan maupun studi kepustakaan dikumpul dan diatur urutannya dan langkah selanjutnya melakukan pengolahan dan menganalisis data. Sebelum dianalisis data, terlebih dahulu data yang diperoleh dikumpulkan, dikualifikasi sesuai dengan kelompok pembahasan dan kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan cara deduktif sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil penelitian, tugas Notaris sebelum dan sesudah listing adalah membuat akta perubahan anggaran dasar dan membuat berita acara RUPS serta membuat akta-akta perjanjian yang berkaitan dengan penawaran umum dan kemudian mendaftarkan ke Bapepam. tanggung jawab yang dibebankan kepada Notaris hanyalah sebatas akta yang dibuatnya yaitu menjamin isi dan maksud serta tujuan akta tersebut adalah benar dan tidak melanggar kode etik, undang-undang serta ketentuan dan peraturan yang berlaku. Pelaksanaan dari due diligence Notaris didalam pasar modal haruslah menerapkan prinsip keterbukaan baik dalam pembuatan akta – akta, perjanjian – perjanjian lain yang dibutuhkan oleh para pihak di dalam pasar modal maka sebelum Notaris melakukan tugasnya dalam membuat akta, terlebih dahulu Notaris memeriksa data perusahaan dimana nantinya akan dituangkan dalam akta yang akan dibuatnya. Notaris telah membuat akta dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kode etik maka dalam hal ini notaris telah dilindungi.
ABSTRACT
A capital market as an activity of public offering and stock exchange of public business is one of the financial institution or a means of seeking funds for companies, and an alternative means of investment for investor. A company that wants to transct the stock through the capital market (go public), like public offering, must prepare the documents for registering and submit them to the Bapepam (Capital Market Supervisory Agency). The documents are drawn up by the issuer, assisted by the institutions of the Capital Market Support, such as underwriters, accountants, legal consultants, and notaries who are appointed by the issuer.
This research is a descriptive analysis – it describes the facts and data about the notary’s duty and responsibility before and after a company is in listing in the capital market. It uses the normative and empirical legal approach, analyzing the problems which are based on laws and regulations and the other sources which deal with the subject matter. The data are derived from the libraries (Library Research) and the field study, such as the interviews with some notaries. The data are gathered, analyzed, arranged and classified according to the the subject matter, and concluded deductively so that they are expected to answer all problems.
Based on the research, the notary’s duty before and after listing is the drawn up the legal documents for the alteration of the Article of Association, the agenda of RUPS (General Shareholders’ Meeting), and the contracts concerning public offering, and to submit them to the Bapepam. The notary is responsible for only the legal document he is drawing up. He guarantees that the contents and the aims of the legal document are true and do not violate the ethical code. Law and other regulations. The implementation of the notary’ s due diligence in the capital market should apply the principle of openness in drawing up the legal documents and contracts which are needed by those who are active in the capital market. Before the notary does his job in drawing up the legal documents, he has to scrutinize the company’ data. If he does his duty properly and correctly, he is protected.
Keywords : Notary’s Duty and Responsibiltiy, Capital Market.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara yang berkembang memiliki ciri-ciri
adanya pembangunan di segala bidang. Salah satu kebijaksanaan pemerintah
Indonesia dalam mendukung pembangunan adalah di bidang perekonomian dunia
usaha. Semakin berkembangnya kegiatan usaha perekonomian, maka akan
meningkatkan pertumbuhan suatu perusahaan. Pertumbuhan perusahaan di Indonesia
secara kualitas maupun kuantitas cukup tinggi bila dilihat perkembangan adanya
perusahaan yang telah menjadi perusahaan publik dimana saham-sahamnya yang
dahulu hanya dapat dimiliki oleh pemegang saham tertentu saja. Dalam
perkembangan dunia usaha, kegiatan jual beli efek di pasar modal banyak
dipraktekkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan serta
membuat perusahaan menjadi lebih terbuka dan terkenal dalam operasi bisnisnya.1
Disamping sebagai pasar yang memperjualbelikan efek, sebenarnya pasar modal
mempunyai peranan strategis yaitu sebagai sumber penghimpun dana, alternatif
investasi bagi para pemodal, biaya penghimpunan dana relatif rendah, pasar modal
mendorong perkembangan investasi.
1
Adapun tujuan perusahaan yang melakukan go public antara lain untuk
melakukan perluasan usaha (ekspansi) atau diversifikasi usaha, memperbaiki struktur
keuangan dan pengalihan kepemilikan (divestasi).
Pasar modal sebagai suatu kegiatan dalam penawaran umum dan perdagangan
efek (saham) dari perusahaan publik adalah salah satu lembaga pembiayaan atau
wadah untuk mencari dana untuk perusahaan dan alternatif sarana investasi bagi
masyarakat (investor). Pasar modal menjadi wadah pertemuan antara penjual dan
pembeli saham, baik pada tahap pasar perdana (primary market) maupun tahap pasar
sekunder (secondary market). Pada tahap pasar sekunder transaksi saham ini
dilakukan dilantai bursa efek (stock exchange) karena bursa efek adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan
saham di antara mereka. Berbeda dengan cara transaksi saham pada tahap pasar
perdana, di mana transaksi saham dilakukan penawarannya oleh sindikasi penjamin
emisi (underwriter) dan agen penjual.2
Suatu perusahaan yang bermaksud melakukan transaksi jual beli saham
melalui pasar modal (go public), seperti penawaran umum (public offering)
dipersyaratkan untuk memenuhi kewajiban mempersiapkan dokumen-dokumen
persyaratan pernyataan pendaftaran yang wajib diserahkan ke Bapepam.
2
Persiapan dokumen-dokumen ini akan dibuat oleh emiten dibantu oleh
lembaga penunjang pasar modal, seperti lembaga penjamin emisi (underwriter),
akuntan, konsultan hukum, dan notaris yang ditunjuk oleh emitan. Misalnya dokumen
prospektus dikerjakan dengan bantuan penjamin emisi (underwriter), dokumen
laporan akuntan dikerjakan dengan bantuan akuntan, dokumen pemeriksaan hukum
dikerjakan oleh bantuan konsultan hukum. Sedangkan aset perusahaan akan dinilai
dengan bantuan penilai dan segala akta yang diperlukan akan dibuat secara otentik
oleh notaris. Dalam hal notaris melakukan kegiatannya di pasar modal maka notaris
tersebut wajib melakukan pendaftaran sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam
Nomor Kep-37/PM/1996, tanggal 17 Januari 1996 dan Peraturan Nomor VIII.D.I.
Akta yang dibuat Notaris adalah akta otentik dan otensitasnya itu bertahan
terus bahkan sampai sesudah ia meninggal dunia. Tanda tangannya pada waktu akta
itu tetap mempunyai kekuatan. Walaupun ia tidak dapat lagi menyampaikan
keterangan mengenai kejadian-kejadian pada saat pembuatan akta itu. Apabila notaris
untuk sementara waktu diberhentikan atau dipecat dari jabatannya, maka akta-akta
tersebut tetap memiliki kekuatan sebagai akta otentik, tetapi akta-akta itu harus telah
dibuat sebelum pemberhentian atau pemecatan sementara waktu itu dijatuhkan.
Berkaitan dengan profesi Notaris sebagai salah satu profesi penunjang di
pasar modal, maka Notaris akan melakukan pekerjaan semuanya yang telah
ditentukan oleh Undang-undang dan peraturan pelaksananya, serta memiliki tanggung
jawab atas pekerjaan yang dilaksanakan dalam rangka suatu penawaran umum
merupakan suatu keutuhan akan adanya jaminan yang ditugaskan oleh kekuasaan
umum (openbaar gezag) untuk di mana dan apabila undang-undang mengharuskan
sedemikian atau di kehendaki oleh masyarakat membuat alat bukti tertulis yang
mempunyai kekuatan otentik. Kebutuhan akan adanya jasa Notaris sebagai pembuat
akta otentik di Indonesia telah di kenal sejak masa pemerintahan kolonial Hindia
Belanda. Sedangkan di negara Anglo Saxon perkembangan Notaris berbeda dengan
di negara kontinental di mana Notaris tidak berfungsi sebagai pembuat akta.3
Dalam hal perusahaan akan melakukan penawaran umum, lembaga penunjang
dan profesi pasar modal akan membantu emiten membuat dokumen-dokumen dan
juga melakukan due diligence, sehingga mereka mengetahui secara mendalam
tentang keadaan keuangan tahun-tahun terakhir, operasinya, proyeksi emiten dan
prospek emiten.
Dalam due diligence ini eksekutif emiten harus memberikan informasi yang
akurat dan cukup pada lembaga penunjang dan profesi pasar modal. Karena hasil due
diligence ini yang akan ditulis dalam dokumen-dokumen emiten pada waktu
pernyataan pendaftaran di Bapepam. Lembaga penunjang dan profesi pasar modal
akan sangat hati-hati melihat informasi yang diberikan emiten pada waktu due
diligence tersebut. Sebab hasil due diligence harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
kewajiban keterbukaan. Disamping itu profesi pasar modal dalam melakukan due
3
diligence harus bekerja sesuai dengan yang telah ditentukan dengan apa yang terdapat
dalam standard pemeriksaan profesi masing-masing dari pasar modal tersebut.
Keterbukaan yang dilakukan emiten pada lembaga penunjang dan profesi
pasar modal pada waktu membuat dokumen akan berlanjut pada keterbukaannya
kepada Bapepam. Karena dokumen-dokumen yang telah disiapkan harus
menyerahkannya kepada Bapepam yang sekaligus emiten mengadakan ekspose
terbatas kepada Bapepam mengenai kelengkapan dokumen, kecukupan dan kejelasan
informasi serta keterbukaan lainnya dari aspek hukum, akuntansi, keuangan dan
manajemen emiten. Semua ini dilakukan untuk terciptanya keterbukaan bukan saja
kepada Bapepam, tapi juga keterbukaan nantinya pada calon investor dan
penyelanggara bursa efek.
Dengan adanya pemberian informasi berdasarkan prinsip keterbukaan, maka dapat diantisipasi terjadinya kemungkinan investor tidak memperoleh informasi/fakta materil, atau fakta materil yang tidak lengkap disebabkan adanya informasi yang tidak disampaikan, sedangkan informasi itu sangat berfungsi sebagai bahan pertimbangan bagi investor untuk melakukan investasi. Antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan adanya sistem keterbukaan wajib bagi perusahaan yang melakukan penawaran umum untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai keadaan usahanya, baik dari segi keuangan, manajemen produksi, maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan usahanya.4
Sebelum melakukan listing, sebuah perusahaan harus terlebih dahulu go
public dan sebagai pejabat umum dan sekaligus profesi penunjang, Notaris memiliki
tugas dan tanggung jawab. Adapun tugas pokok Notaris adalah memberikan
penerangan dan saran-saran. Sebelum dibuatkan akta oleh Notaris, maka Notaris
harus mengumpulkan data-data, keterangan-keterangan yang selengkapnya dan
4
mempelajari akibat hukum yang akan terjadi, lalu memberikan saran-saran untuk
mencegah timbulnya sengketa diantara para pihak sehubungan dengan akta yang akan
dibuatnya. ”Kalau seorang Advokat membela hak-hak seseorang ketika timbul suatu
kesulitan, maka Notaris harus berusaha mencegah terjadinya kesulitan itu.”5
Dalam penjelasan umum UUJN bahwa akta otentik pada hakikatnya memuat
kebenaran formal sesuai dengan apa yang diberitahukan pada pihak Notaris. Namun,
Notaris mempunyai kewajiban untuk memasukan bahwa apa yang termuat dalam
Akta Notaris sungguh-sungguh telah dimengerti dan sesuai dengan kehendak para
pihak, yaitu dengan cara membacakannya sehingga menjadi jelas isi Akta Notaris,
serta memberikan akses terhadap informasi, termasuk akses terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait bagi para pihak penandatangan akta. Dengan
demikian, para pihak dapat menentukan dengan bebas untuk menyetujui, atau tidak
menyetujui isi akta otentik yang ditandatanganinya. Dalam hal ini apabila Notaris
telah mengikuti pembuatan akta sesuai dengan yang diatur dalam undang-undang
maka dia mendapat perlindungan hukum apabila terjadi sesuatu hal yang
menimbulkan masalah dalam pembuatan akta tersebut.
Apabila sebuah perusahaan akan listing, maka perusahaan tersebut harus
membuat persiapan sampai perusahaan tersebut go public, dalam hal ini Notaris,
sebagai profesi penunjang pasar modal sangat dibutuhkan karena merupakan
persyaratan yang diajukan oleh undang-undang dan yang menjadi tugas dan tanggung
5
jawab telah diatur dalam undang-undang. Bagi perusahaan yang akan melakukan jual
beli di pasar modal sebelum listing, tugas dan tanggung jawab Notaris ada pada tahap
pra emisi dimana Notaris memberikan due diligence terhadap perusahaan yang akan
melakukan penawaran umum dan setelah listing Notaris berkewajiban membuat
setiap akta apabila terjadi perubahan anggaran dasar.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
dengan judul “Analisis Yuridis Terhadap Tugas Dan Tanggung Jawab Notaris
Sebelum dan Sesudah Perseroan Terbatas Listing di Pasar Modal.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka terdapat beberapa
rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimanakah tugas dan tanggung jawab Notaris sebelum dan sesudah listing di
pasar modal ?
2. Bagaimana pelaksanaan due diligence Notaris dan prinsip keterbukaan di pasar
modal?
3. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi Notaris di Pasar Modal?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilaksanakan dengan maksud :
1. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab Notaris sebelum dan sesudah listing
di pasar modal
2. Untuk mengetahui pelaksanaan due diligence Notaris dan prinsip keterbukaan di
3. Untuk mengetahui perlindungan bagi Notaris di Pasar Modal bila terjadi emiten
yang memalsukan data.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis :
a. Penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran
dan memperkaya pengembangan ilmu hukum dan hukum pasar modal
khususnya sebelum dan sesudah perseroan terbatas listing di pasar modal.
b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menelusuri kemungkinan
diadakannya penyempurnaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal.
2. Manfaat praktis :
a. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dalam upaya menambah
wawasan ilmu pengetahuan hukum pasar modal yang berhubungan dengan
tugas dan tanggung Jawab Notaris di Pasar Modal.
b. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi BAPEPAM dan
Notaris dalam menerapkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang hukum pasar modal di Indonesia sangat jarang
masalah yang sama, peneliti biasanya akan mengumpulkan data tentang masalah
tersebut sebelum melakukan kegiatan ilmiah.6
Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan (library research) khususnya di
lingkungan Universitas Sumatera Utara Medan, judul tesis berupa ” Analisis Yuridis
Terhadap Tugas Dan Tanggung Jawab Notaris Sebelum dan Sesudah Perseroan
Terbatas Listing di Pasar Modal” yang pernah dilakukan antara lain:
1. Tanggung Jawab Due Diligence Notaris Dalam Perusahaan yang akan Go Public
Oleh : Susi Agustina /MKn
2. Tanggung Jawab Notaris dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham
Oleh : M. Zunuza / M.Kn
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik
atau proses tertentu terjadi, dan teori harus diuji dengan menghadapkannya pada
fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenaran.7 Kerangka teori adalah
kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, mengenai sesuatu kasus atau
permasalahan yang akan menjadi bahan perbandingan atau pegangan teoritis.8
6
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : Universitas Indonesia, 1986), hlm. 103
7
J.J.J.M. Wuisman, dalam M. Hisyam, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Asas-Asas, (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996), hlm. 203
8
Pengertian mengenai hukum banyak dikemukakan oleh para ahli hukum. Satu
sama lain memiliki perbedaan sampai sekarang tidak ada satu pengertian hukum yang
disepakati oleh semua pihak, karena masing-masing mempunyai perspektif yang
berbeda . Secara garis besar pengertian hukum dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
yaitu :
b. Hukum dilihat sebagai perwujudan nilai-nilai tertentu, maka metode yang
dipergunakan bersifat idealis, metode ini selalu berusaha menguji hukum yang harus mewujudkan nilai-nilai tertentu.
c. Hukum dilihat sebagai suatu sistem peraturan-peraturan yang abstrak, maka
perhatian terpusat pada hukum sebagai suatu lembaga yang benar-benar otonom yang bisa dibicarakan sebagai subjek tersendiri terlepas dari kaitannya dengan hal-hal diluar peraturan tersebut. Cara pandang ini menggunakan metode normatif analitis.
d. Hukum dipandang sebagai alat untuk mengatur masyarakat, maka metode yang
digunakan adalah sosiologis. Metode ini akan mengkaitkan hukum kepada usaha-usaha untuk mencapai tujuan dan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan konkrit masyarakat. Pusat perhatiannya tertuju pada efektifitas dari hukum.9
Jadi, dari uraian tersebut nampak bahwa cara pandang mengenai hukum
berimplikasi pada metode yang akan digunakan dalam melakukan penelitan hukum.
Untuk memperoleh pemahaman yang lengkap mengenai hukum, maka hukum harus
dilihat dari dua sisi yang secara normatif (law in books) dan sosiologis (law in
action).
Maka teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini adalah :
a. Teori Sistem
9
Teori sistem adalah kumpulan asas-asas hukum yang terpadu, yang
merupakan landasan di atas mana dibangun tertib hukum.10
Sistem adalah sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur atau komponen yang
selalu pengaruh mempengaruhi dan terkait satu sama lain oleh satu atau beberapa
asas.11 Jadi dalam sistem hukum terdapat sejumlah asas-asas Hukum yang menjadi
dasar dalam pembentukan norma hukum dalam suatu perundang-undangan. Dengan
teori sistem hukum tersebut maka analisa masalah yang diajukan adalah lebih
berfokus pada sistem hukum positif khususnya mengenai subtantif hukum yakni
peraturan perundang-undangan tentang Jabatan Notaris dan Pasar Modal
b. Teori Positivisme
Jhon Austin yang meupakan aliran hukum positif mengartikan :
Hukum itu sebagai a command of the lawgiver (perintah dari pembentuk undang-undang atau penguasa), yaitu suatu perintah mereka yang memegang kekuasaan tertinggi atau yang memegang kedaulatan, hukum dianggap sebagai suatu sistem yang logis, tetap, dan bersifat tertutup (closed logical system). Hukum secara tegas dipisahkan dari moral dan keadilan tidak didasarkan pada penilaian baik-buruk.12
10
Mariam Darus Badrulzaman, Mencari Sistem Hukum Benda Nasional, Alumni, Bandung 1983, hlm 15. Bandingkan, Mahadi, Filsafat Hukum Suatu Pengantar, (Bandung, Citra Aditya Bakti, 1989), hlm 119, menjelaskan bahwa asas adalah sesuatu yang dapat dijadikan alas, sebagai dasar, sebagai tumpuan, sebagai tempat untuk menyandarkan, untuk mengembalikan sesuatu hal, yang hendak dijelaskan.
11
C.F.G Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, (Bandung;Alumni, 1991), hlm 56
12
Pembentukan hukum dalam bentuk hukum positif harus berorientasi pada
asas-asas hukum sebagai jantung peraturan hukum tersebut.13
c. Tanggung Jawab Notaris
Dalam Pasal 1 ayat 1 UUJN yang dimaksud dengan Notaris adalah Pejabat
Umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Sedangkan dalam Peraturan Jabatan Notaris dalam Pasal 1 yang dimaksud :
Notaris adalah pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat Akta
Otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh
suatu peraturan umum atau oleh yang berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan
dalam suata akta otentik, menjamin kepastian tanggalnya, menyimpan aktenya dan
memberikan grosse, salinan dan kutipannya, semuanya sepanjang pembuatan akte itu
tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain.
UUJN termasuk dalam lingkup undang-undang dan peraturan-peraturan
organik, karena mengatur tentang Jabatan notaris. Materi yang diatur di dalamnya
termasuk dalam dalam hukum publik, sehingga ketentuan-ketentuan yang terdapat di
dalamnya adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa (dwingend recht).
Di dalam penjelasan umum UUJN dikatakan :
Akta otentik sebagai alat bukti terkuat dan terpenuh mempunyai peranan penting dalam setiap hubungan hukum dalam kehidupan masyarakat. Melalui akta
13
otentik yang menentukan secara jelas hak dan kewajiban, menjamin kepastian hukum dan sekaligus diharapkan pula dapat dihindari terjadinya sengketa. Walaupun sengketa tersebut tidak dapat dihindari, dalam proses penyelesaian sengketa tersebut, akta otentik yang merupakan alat bukti tertulis terkuat dan terpenuh memberikan sumbangan nyata bagi penyelesaian perkara secara murah dan tepat. Akta otentik pada hakikatnya memuat kebenaran formal sesuai dengan apa yang diberitahukan para pihak kepada notaris. Namun notaris mempunyai kewajiban untuk memasukan apa yang termuat dalam Akta Notaris sungguh-sungguh telah dimengerti dan sesuai dengan kehendak para pihak yaitu dengan cara membacakannya sehingga menjadi jelas isi Akta Notaris, serta memberikan akses terhadap peraturan perundangan-undangan yang terkait bagi para pihak penandatangan akta.
Selanjutnya pasal 15 UUJN menyatakan :
1. Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian,
dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberi grosse salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta – akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang – undang.
2. Notaris berwenang pula :
a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah
tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;
b. membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftarkan dalam buku
khusus;
c. membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang
memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan;
d. melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya;
e. memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta;
f. membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan;
g. membuat akta risalah lelang;
3. Selain sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Notaris
mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam peratuan perundang – undangan.
Selama tidak diatur dalam undang-undang maka dalam menjalankan tugasnya
etik notaris di Indonesia telah ditetapkan beberapa kaidah yang harus dipegang oleh
notaris diantaranya adalah : 14
a. Kepribadian notaris, dalam hal ini dijabarkan kepada :
1. dalam melaksanakan tugasnya dijiwai Pancasila sadar dan taat kepada
hukum peraturan jabatan notaris , sumpah jabatan, kode etik notaris dan berbahasa Indonesia yang baik;
2. memiliki prilaku profesional dan ikut serta dalam pembangunan nasional,
terutama sekali dalam bidang hukum;
3. berkepribadian dan baik dan menjunjung tinggi martabat dan kehormatan
notaris, baik di dalam maupun di luar tugas jabatannya;
b. Dalam menjalankan tugas, notaris harus :
1. menyadari kewajibannya, bekerja mandiri, jujur tidak berpihak dan penuh
rasa tanggung jawab;
2. menggunakan satu kantor sesuai dengan yang ditetapkan undang-undang,
dan tidak membuka kantor cabang dan perwakilan dan tidak menggunakan perantara;
3. tidak menggunakan media massa yang bersifat promosi
c. Hubungan notaris dengan klien harus berlandaskan :
1. notaris memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan
jasanya dengan sebaik-baiknya;
2. notaris memberikan penyuluhan hukum untuk mencapai kesadaran hukum
yang tinggi, agar anggota mayarakat menyadari hak dan kewajibannya;
3. notaris harus memberikan pelayanan kepada anggota masyarakat yang
kurang mampu;
d. Notaris dengan sesama rekan notaris haruslah :
1. hormat-menghormati dalam suasana kekeluargaan;
2. tidak melakukan perbuatan atau persaingan yang merugikan sesama;
3. saling menjaga dan membela kehormatan dan korps notaris atau dasar
solidaritas dan sifat tolong menolong secara konstruktif.
Di bidang pasar modal, Notaris mempunyai peranan yang sangat penting dalam hubungan dengan penyusunan Anggaran Dasar para pelaku pasar modal dan pembuatan kontrak-kontrak penting seperti kontrak reksa dana, kontrak penjaminan emisi dan perwali amanatan yaitu untuk menjamin keaslian dan kepercayaan para pihak melalui pengesahan dari notaris.
14
Jasa Notaris diperlukan dalam hal-hal lain seperti :15
1. Membuat berita acara RUPS dan menyusun Pernyataan Keputusan–keputusan
RUPS baik untuk persiapan go public maupun RUPS setelah go public
2. Meneliti keabsahan hal-hal yang menyangkut penyelenggaraan RUPS seperti
kesesuaian dengan Anggaran Dasar Perusahaan, Tata Cara Pemanggilan untuk RUPS dan keabsahan dari pemegang saham atau kuasanya untuk menghadiri RUPS.
3. Meneliti perubahan Anggaran Dasar (AD) agar tidak terdapat materi
pasal-pasal dalam AD yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bahkan diperlukan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian pasal dalam AD agar sejalan dan memenuhi ketentuan menurut peraturan di bidang pasar modal dalam rangka melindungi investor dan masyarakat.
d. Pasar Modal
Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga
seperti saham, sertifikat saham dan obligasi. Dalam pengertian klasik, seperti dapat
dilihat dalam praktek-prakteknya di negara-negara maju, perdagangan efek
sesungguhnya merupakan kegiatan perusahaan swasta. Motif utamanya terletak pada
masalah kebutuhan modal bagi perasahaan yang ingin lebih memajukan usaha dengan
menjual sahamnya pada para pemilik uang atau investor baik golongan maupun
lembaga-lembaga usaha.
U Tun Wai dan Hugh T. Patrick, menyebutkan 3 (tiga) pengertian tentang pasar modal, yaitu:16
1. Definisi yang luas.
Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisir, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan jangka pendek, primer dan tidak langsung.
2. Definisi dalam arti menengah.
15
M. Irsan Nasarudin,et.al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2008), hlm. 95
16
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari 1 (tahun) termasuk saham-saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik, dan tabungan serta deposito berjangka.
3. Definisi dalam arti sempit.
Pasar modal adalah pasar terorganisir yang memperdagangkan saharn-saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner dan underwriter.
Pasar modal adalah pasar dimana diterbitkan serta diperdagangkan surat-surat
berharga jangka panjang, khususnya obligasi dan saham.17 Sebagaimana halnya pasar
uang, maka pasar modal dapat diartikan dalam ruang lingkup lokal, regional dan
nasional. Oleh karena menyangkut dana-dana jangka panjang, maka pasar modal
mengandung pengertian modal ekonomi. Dana-dana yang dihasilkan melalui
penerbitan instrumen kredit oleh dunia usaha dan perorangan diinvestasikan dalam
persediaan (inventories) ataupun harta tetap (fixed assets).
Pengertian pasar modal di Indonesia sebagaimana tertuang dalam Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal pada Bab I Pasal 1
disebutkan bahwa “pasar modal adalah bursa efek seperti yang dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67).
Jadi pengertian pasar modal adalah bursa-bursa perdagangan di Indonesia yang
didirikan untuk perdagangan uang dan efek. Lebih lanjut ditegaskan bahwa
pengertian efek disini adalah setiap saham, obligasi dan bukti lainnya, termasuk
sertifikat atau surat pengganti serta bukti sementara dan surat-surat tersebut, bukti
17
keuntungan dan surat jaminan, opsi, obligasi atau bukti pernyataan dalam modal atau
pinjaman lainnya, atau setiap alat yang lazim dikenal sebagai efek.
Pengertian pasar modal juga dapat dilihat dalam KUH Dagang yaitu: bursa
adalah tempat pertemuan para pedagang, juragan kapal, makelar, kasir, dan
orang-orang lain yang bersangkutan dengan perdagangan. Hal itu diselenggarakan
berdasarkan kekuasaan Menteri Keuangan. Pada Pasal 1 butir 13 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (selanjutnya disebut UUPM), menyatakan
bahwa Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum
dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual-belikan sekuritas”.18
Istilah pasar modal dipakai sebagai terjemahan dari istilah “capital market” yang
berarti suatu tempat atau sistem bagaimana caranya dipenuhinya
kebutuhan-kebutuhan dana untuk kapital suatu perusahaan, merupakan pasar tempat orang
membeli dan menjual surat efek yang baru dikeluarkan.19
Pasar Modal atau “capital market” adalah merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan baik dalam bentuk
18
Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Management Portofolio, (Yogyakarta : BP-FE, 2000), hlm. 15
19
uang ataupun modal sendiri.20 Setelah mengetahui pengertian pasar modal secara
definitif, maka klasifikasi daripada karakteristik pasar modal yakni sebagai berikut:
1. Dari sudut pandangan pemakai dana.
Terdapat berbagai macam pihak terlibat didalam kegiatan pasar modal. Dengan adanya dana yang tersedia bagi pihak-pihak yang membutuhkannya, maka berbagai instrumen menjembatani antara mereka yang membutuhkan dana dengan para penanam modal (investor).
2. Dari sudut pandangan jenis instrumen yang ditawarkan melalui pasar modal. Yakni apakah mempergunakan instrumen hutang jangka menengah atau jangka panjang atau instrumen modal perusahaan.
3. Dari sudut jatuh temponya instrumen yang diperdagangkan di pasar modal. Sebagaimana diketahui, transaksi surat-surat berharga yang jatuh temponya dalam waktu kurang dari 1 (satu tahun) diiakukan dalam pasar uang (money
market) ataupun pasar dana-dana jangka pendek (short term market).
Sehingga dana-dana jangka menengah (intermediate term funds) dan jangka panjang (long term funds), perdagangannya dilakukan didalam pasar modal. 4. Dari sudut pandangan tingkat sentralisasi.
Sebagaimana telah diketahui, bahwa ruang lingkup suatu pasar modal ternyata mencakup permasalahan yang cukup luas dan tersebar, mencakup dunia perbankan dan asuransi guna meminjamkan dana yang menganggur, sarana untuk memperjual-belikan saham suatu perusahaan sarana bagi pemerintah untuk memperjualbelikan saham suatu perusahaan, sarana bagi pemerintah menjual obligasi negara dan sarana investasi bagi pemodal kecil.
5. Dari sudut pandangan transaksinya.
Maka dalam suatu pasar modal transaksi yang dilakukan oleh para pemodal dan pemakai dana terjadi dalam suatu pasar yang sifatnya terbuka (open
market) dan tidak langsung.
6. Di dalam mekanisme pasar modal dikenal adanya penawaran pada pasar
perdana (primary market) dan pasar sekunder/bursa (secondary market). Hal tersebut menimbulkan perbedaan antara transaksi pada pasar perdana dengan transaksi pada pasar skunder atau bursa.21
Struktur pasar modal di Indonesia diatur dalam UUPM. Di dalam
Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa kebijakan di bidang pasar modal ditetapkan oleh
20
M. Fakhruddin dan M. Sopian Hadianto, Pengantar dan Model Analisis Investasi di Pasar
Modal, (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2001), hlm. 1
21
Menteri Keuangan. Sedangkan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari
dilakukan oleh Bapepam.
Pasal 3 UUPM menjelaskan fungsi Bapepam sebagai berikut :
a. Menyusun peraturan di bidang pasar modal
b. Menegakkan peraturan di bidang pasar modal
c. Membina dan mengawasi pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan
pendaftaran dan Bapepam dan pihak iain yang bergerak di bidang pasar modal.
d. Menetapkan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan
perusahaan publik.
e. Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi
oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjamin, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
f. Menetapkan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal.
g. Mengamankan teknis pelaksanaan tugas pokok Bapepam sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pelaku pasar modal di Indonesia terdiri dari :22
1. Pelaku utama pasar modal
a. Emiten
b. Investor
2. Lembaga penunjang pasar modal
a. Biro Administrasi Efek (BAE)
b. Kustodian (tempat penitipan harta)
c. Wali Amanat (Trustee)
3. Profesi penunjang pasar modal
a. Akuntan Publik
b. Perantara Pedagang Efek (Pialang, broker) c. Manajer Investasi
Menurut Pasal 1 UUPM yang dimaksud dengan :
22
1. Emiten adalah Pihak yang melakukan penawaran umum
2. Biro Administrasi Efek (BAE) adalah Pihak yang berdasarkan kontrak dengan
Emiten melaksanakan pencatatan pemilikan Efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan Efek
3. Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain
yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
4. Wali Amanat adalah Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang
bersifat utang.
5. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten
untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.
6. Perantara Pedagang Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual
beli Efek untuk kepentingan sendiri atau Pihak lain.
7. Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Selanjutnya di dalam penjelasan pasal 64 UUPModal yang dimaksud dengan :
1. Akuntan adalah Akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri dan
terdaftar di Bapepam.
2. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan
terdaftar di Bapepam.
3. Konsultan hukum adalah ahli hukum yang memberikan pendapat hukum pada
Pihak lain yang terdaftar di Bapepam
4. Penilai adalah Pihak yang memberikan penilaian atas asset perusahaan dan
terdaftar di Bapepam.
Menurut UUPM pasal 1 angka 6, emiten adalah Pihak yang melakukan
kegiatan penawaran umum. Dengan demikian istilah Emiten mengacu kepada
kegiatan yang dilakukan perusahaan yang menjual sebagian sahamnya kepada
masyarakat investor melalui penawaran umum (pasar perdana). Saham yang telah
dijual kepada investor tersebut akan diperjualbelikan kembali antar investor melalui
Perusahaan publik menurut pasal 1 angka 22 adalah perseroan yang
sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham
dan memiliki modal disetor Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) atau suatu
jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah
Perusahaan tercatat adalah perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di
suatu bursa efek. Umumnya perusahaan yang telah menawarkan sahamnya kepada
masyarakat luas (go public) selanjutnya mencatatkan sahamnya di bursa efek. Jadi
disini emiten itu adalah pihak yang melakukan kegiatan penawaran umum, sedangkan
setelah perusahaan tertutup itu selesai melakukan penawaran umum di pasar primer
perusahaan itu berubah menjadi perusahaan publik karena sahamnya telah dimiliki
oleh masyarakat umum, dimana umumnya perusahaan yang go public akan
mencatatkan sahamnya di bursa efek, dimana sahamnya telah tercatat di bursa efek
untuk dapat diperdagangkan di pasar sekunder dinamakan dengan perusahaan tercatat
(listed company).
e. Keterbukaan dalam Pasar Modal
Keterbukaan atau disclosure merupakan komponen penting dalam sekuritas.
Dalam kegiatan pasar modal adalah kewajiban pihak-pihak dalam suatu penawaran
Menurut UUPM dalam Pasal 1 angka 25 disebutkan yang dimaksud dengan
keterbukaan (disclosure) adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten,
perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-Undang ini untuk
menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi
material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap
keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.
Keterbukaan informasi tidak saja diwajibkan pada waktu perusahaan tersebut
menawarkan efeknya kepada masyarakat pertama kali, akan tetapi juga selama efek
perusahaan tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.
Ada 3 (tiga) tujuan keterbukaan (disclosure) dalam pasar modal yang antara
lain adalah :23
1. Untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.
Dalam hal ini kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidak percayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya mengakibatkan pelarian modal (capital flight) secara besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal (bursa saham).
2. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien.
Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan (disclosure) wajib. Sistem keterbukaan (disclosure) wajib berusaha menyediakan informasi tekhnis bagi anggota saham dan profesional pasar.
3. Memberi perlindungan terhadap investor.
Dengan adanya keterbukaan (disclosure) maka secara tidak langsung akan memberi perlindungan kepada investor yang apabila dalam membuat perjanjian pembelian saham oleh investor kemudian terdapat penipuan dalam bentuk perbuatan yang menyesatkan, misalnya pernyatan (missrepresentation) informasi, maka perlindungan investor tersebut dilihat dari sisi ketentuan perjanjian sebagai mana diatur dalam KUHPerdata hanya sebatas pembatalan perjanjian transaksi saham.
23
Para investor khususnya investor profesional dan investor institusional selalu
aktif mengumpulkan berbagai informasi dan memanfaatkannya untuk memahami
harga-harga saham yang ditawarkan dalam pasar perdana maupun pasar sekunder.
Informasi yang dikumpul adalah informasi yang mengandung fakta materil. Menurut
Pasal 1 butir 7 UUPM menyatakan informasi atau fakta material adalah informasi
atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat
mempengaruhi harga efek kepada bursa efek dan atau keputusan pemodal, atau pihak
lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.
Setiap perusahaan publik atau emiten yang pernyataan pendaftarannya telah
menjadi efektif, harus menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada
masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir kerja ke-2 (kedua) setelah
keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi atau fakta material yang
mungkin dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi
pemodal. Informasi atau fakta material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga
efek atau keputusan investasi pemodal, antara lain sebagai berikut:24
1. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan
usaha patungan.
2. Pemecahan saham atau pembagian deviden saham.
3. Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya. 4. Perolehan atau kehilangan kontrak penting. 5. Produk penemuan baru yang berarti.
6. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen.
7. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang
material jumlahnya.
8. Pengumuman pembelian efek yang bersifat utang.
24
9. Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material. 10.Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting
11.Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan
komisaris perusahaan.
12.Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain.
13.Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan.
14.Penggantian Wali Amanat.
15.Perubahan tahun fiskal perusahaan.
Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan (disclosure) termasuk juga
pernyataan menyesatkan sebab adanya missrepresentation atau pernyataan dengan
membuat penghilangan (omission) fakta materil, baik dalam dokumen-dokumen
penawaran umum maupun dalam perdagangan saham. Pernyataan tersebut
menciptakan gambaran yang salah dari kualitas emiten, manajemen dan potensi
ekonomi emiten. Oleh karena itu peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan
(disclosure) membuat larangan atas perbuatan missreprentation dan omission.
Larangan lainnya juga dapat dilihat dalam Pasal 93 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang melarang seseorang yang dengan cara apapun
untuk membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak
benar atau menyesatkan, yang dapat mempengaruhi harga saham di Bursa Efek, yaitu
apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan:
1. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa
pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau
menyesatkan.
2. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan
UUPM menggariskan bahwa siapa saja yang memberikan gambaran yang
salah mengenai transaksi yang terjadi di bursa merupakan tindakan yang melanggar
hukum sehingga mendefenisikan bahwa manipulasi pasar sebagai kejahatan yang
dapat dikenakan hukuman berat. Setiap emiten dilarang melakukan tindakan yang
dapat menciptakan gambaran semu atau menyesatkan terhadap harga dan aktifitas
perdagangan yang dapat mengakibatkan suatu kondisi :25
1. Meningkatkan harga efek secara artificial yang menjadikan orang lain
terpengaruh untuk membeli.
2. Menurunkan harga efek secara artificial yang mengakibatkan orang lain agar
terpengaruh untuk menjual.
3. Menampilkan harga efek secara artificial untuk mempengaruhi orang lain agar
membeli atau menjual.
4. Melakukan suatu kegiatan yang memberi kesan kondisi efek tertentu tetap aktif
diperdagangkan
5. Melakukan suatu kegiatan atas suatu efek tertentu dengan tujuan window
dressing.
6. Melakukan transaksi efek tanpa mengakibatkan perubahan pemilik penerima
manfaat.
Secara bebas pengertian manipulasi adalah kegiatan yang melibatkan
serangkaian transaksi sehingga menyebabkan harga efek di bursa naik, tetap atau
turun bahkan menimbulkan kesan terciptanya perdagangan yang aktif dan kegiatan
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi pihak lain untuk membeli,
menjual atau menahan efek.
Transparansi di pasar modal terutama ditujukan kepada keterbukaan
perusahaan yang menawarkan efeknya di pasar modal (emiten). Emiten dituntut
25
untuk mengungkapkan semua informasi yang material mengenai keadaan bisnisnya
termasuk keuangan, aspek hukum, manajemen dan harta kekayaannya kepada
masyarakat. Informasi yang diberikan ini harus merupakan informasi yang dijamin
kebenarannya. Apabila informasi yang material yang seharusnya diketahui investor
ternyata tidak diungkapkan seluruhnya atau salah dalam mengungkapkannya
sehingga menimbulkan kerugian bagi investor, maka emiten wajib bertanggung
jawab atas kerugian yang diderita investor. Dengan demikian dapat kita ketahui
bahwa terdapat suatu mekanisme transparansi dan adanya jaminan atas kebenaran
informasi yang secara implisit terkandung unsur perlindungan bagi investor.
2. Konsepsi
Konsepsi merupakan alat yang dipakai oleh hukum di samping yang lain-lain,
seperti asas dan standar untuk mengetahui batasan-batasan yang diteliti. Oleh karena
itu kebutuhan untuk membentuk konsep merupakan salah satu sari hal-hal yang
dirasakan pentingnya dalam hukum. Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu
sesuatu yang di hasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam fikiran penelitian
untuk keperluan analitis.26 Kerangka konsepsional mengungkapkan beberapa
konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan untuk sebagai dasar penelitian
hukum.27
Pentingnya defenisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan
pengertian atau penafsiran mendua (dubius) dari suatu istilah yang dipakai. Oleh
26
Satjipto Rahardjo, Op.Cit, hlm. 306
27
karena itu dalam penelitian ini didefinisikan beberapa konsep dasar agar secara
operasional diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan, yaitu :
a. Analisis Yuridis : penyelidikan terhadap suatu peristiwa berdasarkan
hukum atau menurut hukum.28
b. Tugas : Yang wajib dikerjakan atau ditentukan untuk
dilakukan; pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
seseorang29
c. Tanggung jawab : keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau
ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalahkan,
diperkarakan)
d. Notaris : Pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik
mengenai semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau dikehendaki oleh yang berkepentingan, untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan aktanya, menyimpan minutanya, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain, yang ditetapkan oleh Undang-undang.30
e. Perseroan Terbatas : Badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian,melakukan kegiatan
28
Sudarsono, Kamus Hukum, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), hlm. 32
29
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 1215
30
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksananya.31
f. Listing : Pencatatan efek di papan bursa efek
g. Pasar Modal : Pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk
utang ataupun modal sendiri.32
h. Prinsip Keterbukaan : Pedoman umum yang mensyaratkan emiten,
perusahaan publik dan pihak lain yang tunduk pada
Undang-undang ini untuk menginformasikan kepada
masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi
material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat
berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek
dimaksud dan atau harga dan efek tersebut.33
i. Due Diligence : Kewajiban mutlak bagi pihak yang berkepentingan
untuk memverifikasi keakuratan dari prinsip keterbukaan yang berhubungan dengan sekuritas perusahaan dan merupakan standar untuk penyelidikan dan penelitian yang merupakan bahagian dari proses persiapan penawaran umum yang akan dilakukan oleh perusahaan, oleh karena itu sebahagian pihak menafsirkan due diligence itu dengan “penelitian yang mendalam.34
31
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas (untuk selanjutnya disebut UUPT)
32
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin., Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan
Tanya Jawab, (Jakarta: Salemba, 2001), hlm. 1
33
Pasal 1 angka 26 UUPM
34
Asril Sitompul, Due Diligence dan Tanggung Jawab Lembaga-Lembaga Penunjang Pada
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Berkenaan dengan permasalahan yang akan diteliti, maka sifat penelitian ini
adalah deskriptif analisis yaitu mendeskripsikan, menggambarkan, menelaah dan
menjelaskan secara analisis permasalahan yang dikemukakan. Penelitian bersifat
deskriptif analisis adalah suatu penelitian yang berusaha menggambarkan fakta dan
data – data mengenai tugas dan tanggung jawab Notaris sebelum dan sesudah
Perseroan Terbatas listing di pasar modal, kemudian melakukan penyusunan dan
pengolahan dan penilaian terhadap data – data yang ditemukan sehingga diperoleh
gambaran lengkap dan menyeluruh mengenai permasalahan yang diteliti.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
yuridis normatif dan yuridis empiris yaitu dengan menganalisis permasalahan
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan juga literatur yang membahas
permasalahan yang diajukan, dimana datanya bersumberkan dari data pustaka
(library research) dengan membuat wawancara ke Notaris.
2. Sumber Data
Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dan yuridis empiris, maka
data penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder.
a. Data primer yaitu dengan menggunakan wawancara kepada Notaris.
b. Data sekunder antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku hasil
Adapun data sekunder dalam penelitian ini diperoleh :
1) Bahan hukum primer yakni adalah hukum yang mengikat dari sudut norma
dasar, peraturan dasar dan peraturan perundang-undangan. Dalam penelitian
ini bahan hukum primer bersumber dari UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal dan UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan peraturan
pelaksanaan lainnya.
2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan perpustakaan yang berisikan informasi
tentang bahan primer yang berupa hasil-hasil penelitian, karya ilmiah dari
kalangan hukum serta yang berupa hasil-hasil penelitian, karya ilmiah dari
kalangan hukum tentang pasar modal.
3) Bahan hukum tersier atau bahan penunjang, yakni bahan yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder yang
berupa kamus, ensiklopedia, majalah, surat kabar dan jurnal-jurnal ilmiah
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu
sebagai berikut :
a. Penelitian kepustakaan (library research) dilakukan untuk menghimpun data
sekunder dengan membaca dan memperlajari literatur-literatur, hasil-hasil
penelitian, peraturan perundang-undangan, teori-teori dan asas-asas hukum
b. Penelitian lapangan (field research), dilakukan untuk menghimpun data
sekunder dengan mempergunakan alat pengumpulan data berupa :
1) Studi dokumen yaitu dengan mempelajari berbagai peraturan hukum,
literatur dan hasil penelitian yang terkait dengan masalah ini.
2) Pedoman wawancara yaitu mengadakan serangkaian tanya jawab secara
lisan, bebas dan terstruktur dengan bentuk pertanyaan yang telah
dipersiapkan mengenai permasalahan yang akan diteliti.
4. Analisis Data
Data yang dikumpulkan melalui pendekatan yang disesuaikan dengan jenis
data yang diperlukan untuk bahan primer diperoleh melalui teknik wawancara secara
langsung sedangkan data sekunder diperoleh melalui literatur/dokumen.
Data yang diperoleh melalui studi lapangan maupun studi kepustakaan
dikumpul dan diatur urutannya dan langkah selanjutnya melakukan pengolahan dan
menganalisis data. Sebelum dianalisis data, terlebih dahulu data yang diperoleh
dikumpulkan, dikualifikasi sesuai dengan kelompok pembahasan, dianalisis secara
kualitatif selanjutnya hasil analisis dideskripsikan kemudian disimpulkan secara
deduktif yang merupakan jawaban dari perumusan masalah yang diteliti sesuai