• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Tipe Hubungan Cinta Pada Suami dan Istri Yang Bekerja Dengan Usia Pernikahan 5-10 Tahun, di Jakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Tipe Hubungan Cinta Pada Suami dan Istri Yang Bekerja Dengan Usia Pernikahan 5-10 Tahun, di Jakarta."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran deskriptif mengenai tipe hubungan cinta pada suami dan istri dengan usia pernikahan 5-10 tahun yang bekerja di Jakarta.

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey terhadap 35 pasang suami dan istri. Penelitian menggunakan teori dari Robert J Sternberg yaitu Triangular Theory of Love yang menyatakan bahwa tipe hubungan cinta dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu intimacy, passion dan commitment. Ketiga komponen tersebut akan saling berinteraksi dan membentuk 8 (delapan) tipe hubungan cinta.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur dari Sternberg yang terdiri dari 45 item yang terbagi menjadi 15 item untuk komponen intimacy, 15 item untuk komponen passion dan 15 item untuk komponen passion. Berdasarkan hasil uji validitas untuk item intimacy, passion dan commitment pada kuesioner, tidak ditemukan adanya item yang tidak valid karena nilai r kritisnya di atas 0.361. Hasil uji reliabilitas untuk variabel intimacy, passion dan commitment diperoleh bahwa ketiga variable reliable karena memiliki nilai reliabilitas lebih tinggi dari R kritis 0.7. Data yang diperoleh dari 35 pasang responden suami dan istri kemudian diolah dengan menggunakan data distribusi frekuensi dan tabulasi silang antara data utama yaitu data pribadi (jenis kelamin, pendidikan, jumlah anak, usia pernikahan).

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa mayoritas dari suami dan istri memiliki tipe hubungan cinta Consummate Love, yaitu 80% dari responden suami dan 82,86% dari responden istri. Pada penelitian ini, tidak tampak adanya kecenderungan keterkaitan antara jenis kelamin, usia pernikahan, tingkat pendidikan dan jumlah anak dengan tipe hubungan cinta pada suami dan istri dengan usia pernikahan 5-10 tahun yang bekerja di Jakarta.

(2)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan...………i

Kata Pengantar………...………..ii

Daftar Isi………...………...iv

BAB I Pendahuluan 1.1Latar Belakang Penelitian………...………1

1.2Identifikasi Masalah………...…11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian………..12

1.3.2 Tujuan Penelitian………12

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah………12

1.4.2 Kegunaan Praktis………...12

1.5Kerangka Pemikiran………...13

1.6Asumsi Penelitian………...22

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Triangular Theory of Love……….23

(3)

2.1.2 Passion………...28

2.1.3 Commitment………...31

2.1.4 Triangular Model of Love...33

2.2 Tahap PerkembanganDewasa Madya..… ……… ………...36

2.3Pernikahan………...38

BAB III Metodologi Penelitian 3.1Desain Penelitian………...…..……….……43

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian...44

3.2.2 Definisi Operasional...44

3.3 Alat Ukur 3.3.1 Bentuk Alat Ukur………...45

3.3.2 Sistem Penilaian……….46

3.3.3 Data Penunjang...47

3.3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 3.3.4.1 Pengujian Validitas………48

3.3.4.2Pengujian Reliabilitas……….…48

3.4 Populasi Sasaran dan Teknik Sampling 3.4.1 Populasi Sasaran……….49

3.4.2 Teknik Sampling………49

(4)

BAB IV Hasil dan Pembahasan

4.1 Gambaran Sampel

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...51

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Pernikaha...52

4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan....52

4.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan Jumlah Anak...53

4.2 Hasil Penelitian...54

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...55

4.4 Diskusi...60

BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan...62

5.2 Saran...62

(5)

DAFTAR SKEMA

Skema 1.5 KerangkaPemikiran……….………21

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sifat Komponen Cinta………24

Tabel 2.2 Triangular Model of Love……….………..33

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur………..………45

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...51

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Pernikahan...52

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...52

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Jumlah Anak...53

Tabel 4.5 Gambaran Tipe Hubungan Cinta Pada Suami...54

(7)
(8)

LAMPIRAN 1

KUESIONER TRIANGULAR MODEL OF LOVE

Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan relasi Saudara dengan pasangan. Saudara diminta untuk memberikan score pada masing-masing pernyataan sesuai dengan apa yang Saudara rasakan atau alami dalam relasi dengan pasangan. Cara memberikan score yaitu dengan memberikan check list (v) pada kolom nomor 1 - 9.

Keterangan :

1 = TIDAK SAMA SEKALI 5 = CUKUP

9 = AMAT SANGAT

N

O PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

Saya merasa bahwa saya memahami pasangan saya.

2 Bagi saya, pasangan saya ideal secara fisik.

3

Saya mengetahui bahwa saya menyayangi pasangan saya.

4

Saya merasa bahwa saya dapat mempercayai pasangan saya.

5 Saya memikirkan pasangan sepanjang hari.

6 Pasangan saya menarik.

7

Saya percaya bahwa hubungan saya dengan pasangan akan langgeng.

8 Saya mencintai pasangan saya.

9 Saya menghargai pasangan di dalam hidup saya.

10 Saya merasa dekat dengan pasangan saya.

11 Hubungan saya dengan pasangan mesra.

12

Saya berkomitmen untuk menjaga hubungan saya dengan pasangan.

13

Saya bersedia di sisi pasangan di saat ia membutuhkan saya.

14

Saya senang berada di dekat pasangan dibandingkan bersama orang lain.

(9)

dalam komitmen saya dengan pasangan.

16 Saya ikut mendukung atas kebahagiaan pasangan.

17

Kami berkomitmen tidak akan membiarkan adanya orang ketiga dalam hubungan kami.

18

Saya menyukai berdekatan secara fisik dengan pasangan.

19

Saya menerima dukungan emosional dari pasangan saya.

20

Saya merasa bahwa keputusan untuk mencintai pasangan merupakan hal yang terbaik.

21

Komunikasi saya dengan pasangan berjalan dengan baik.

22

Saya berencana mempertahankan hubungan dengan pasangan.

23 Saya memuja pasangan saya.

24

Saya bersedia memberikan segala yang saya miliki kepada pasangan.

25

Saya tidak bisa membayangkan hidup tanpa pasangan saya.

26

Pasangan saya bersedia berada di samping saya saat saya membutuhkannya.

27

Saya merasakan tanggung jawab dalam hubungan saya dengan pasangan.

28

Saya memiliki hubungan yang menyenangkan dengan pasangan saya.

29

Tidak ada hal yang lebih penting selain hubungan saya dengan pasangan.

30 Komitmen saya dengan pasangan sangat mendalam.

31

Saya akan selalu bertanggung jawab dalam hubungan dengan pasangan.

32 Saya berfantasi mengenai pasangan saya.

33

Saya memiliki hubungan yang hangat dengan pasangan saya.

34

Hanya dengan melihat pasangan, saya merasa bergairah.

35

Saya memandang hubungan saya dengan pasangan akan kekal.

36

Tidak ada yang mampu membahagiakan saya seperti pasangan saya.

37

Ketika membaca atau menonton film romantis, saya membayangkan pasangan saya.

38

(10)

39

Ada sesuatu yang menarik dalam hubungan saya dengan pasangan.

40

Saya berharap cinta saya terhadap pasangan berlangsung sepanjang hidup saya.

41 Saya merasa bahwa pasangan mengenal saya.

42

Saya tidak bisa membayangkan hubungan saya dengan pasangan berakhir.

43 Hubungan saya dengan pasangan penuh gairah.

44

Saya menceritakan kepada pasangan masalah yang pribadi.

45

(11)

Lampiran 2

Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Uji Validitas InstrumenIntimacy

Indikator r hitung r tabel Keterangan

P1 0,640 0,361 Valid

P4 0,526 0,361 Valid

P9 0,580 0,361 Valid

P10 0,596 0,361 Valid

P13 0,581 0,361 Valid

P16 0,752 0,361 Valid

P19 0,582 0,361 Valid

P21 0,767 0,361 Valid

P24 0,724 0,361 Valid

P26 0,587 0,361 Valid

P28 0,728 0,361 Valid

P33 0,678 0,361 Valid

P38 0,540 0,361 Valid

P41 0,643 0,361 Valid

(12)

Hasil uji validitas menunjukkan instrumen Intimacy tidak terdapat

instrumen yang tidak valid karena nilai r kritisnya diatas 0,361. Sehingga instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid.

Uji Validitas InstrumenPassion

Indikator r hitung r tabel Keterangan

P2 0,737 0,361 Valid

P5 0,690 0,361 Valid

P6 0,670 0,361 Valid

P11 0,716 0,361 Valid

P14 0,516 0,361 Valid

P18 0,669 0,361 Valid

P23 0,791 0,361 Valid

P25 0,441 0,361 Valid

P29 0,762 0,361 Valid

P32 0,684 0,361 Valid

P34 0,719 0,361 Valid

P36 0,741 0,361 Valid

P37 0,699 0,361 Valid

(13)

P43 0,850 0,361 Valid

Hasil uji validitas menunjukkan instrumen Passion tidak terdapat instrumen

yang valid karena nilai r kritisnya diatas 0,361. Sehingga instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah valid.

Uji Validitas InstrumenCommitment

Indikator r hitung r tabel Keterangan

P3 .837 0,361 Valid

P7 .543 0,361 Valid

P8 .722 0,361 Valid

P12 .544 0,361 Valid

P15 .648 0,361 Valid

P17 .609 0,361 Valid

P20 .699 0,361 Valid

P22 .598 0,361 Valid

P27 .715 0,361 Valid

P30 .703 0,361 Valid

P31 .519 0,361 Valid

(14)

P40 .656 0,361 Valid

P45 .722 0,361 Valid

Hasil uji validitas menunjukkan instrumen Commitment tidak terdapat

instrumen yang tidak valid karena nilai r kritisnya diatas 0,361. Sehingga instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid.

Adapun uji relibilitas untuk variabel masing-masing dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Hasil Uji Relibilitas

Variabel Cronbach alpha Rtabel Keterangan

Intimacy 0,913 0,7 Reliabel

Passion 0,939 0,7 Reliabel

Commitment 0,919 0,7 Reliabel

Berdasarkan tabel realibitas diatas, diketahui bahwa semua variabel adalah

(15)

Intimacy W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 W9 W10 W11 W12 W13 W14 W15 W16 W17 W18 W19 W20 W21 W22 W23 W24 W25 W26 W27 W28 W29 W30 W31 W32 W33 7.40 7.67 6.20 7.27 5.53 8.00 5.27 7.67 8.00 8.33 8.60 8.20 7.40 8.13 9.00 7.93 8.73 7.00 9.00 8.00 8.33 8.00 6.40 6.20 7.53 5.93 6.40 7.13 7.33 6.47 6.13 7.53 7.33

Passion W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 W9 W10 W11 W12 W13 W14 W15 W16 W17 W18 W19 W20 W21 W22 W23 W24 W25 W26 W27 W28 W29 W30 W31 W32 W33

2 5 5 7 7 5 5 5 5 7 7 8 7 5 9 9 9 9 8 9 6 7 7 6 5 8 6 6 6 5 4 6 7 5

5 5 5 6 7 5 6 5 5 8 5 6 8 5 5 9 9 5 6 9 7 6 5 3 4 5 7 5 5 5 5 5 5 6

Lampiran 3

Jawaban Kuesioner

KOMPONEN INTIMACY, PASSION & COMMITMENT PADA ISTRI

5 5 5 6 7 5 6 5 5 8 5 6 8 5 5 9 9 5 6 9 7 6 5 3 4 5 7 5 5 5 5 5 5 6 6.33 5.80 6.47 6.73 4.47 6.47 4.73 5.80 7.73 7.27 7.27 7.60 6.40 6.93 9.00 9.00 8.20 6.93 9.00 6.67 6.73 7.00 6.07 6.07 6.53 5.40 5.60 5.27 5.87 5.33 5.13 5.67 5.67

(16)

Intimacy W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 W9 W10 W11 W12 W13 W14 W15 W16 W17 W18 W19 W20 W21 W22 W23 W24 W25 W26 W27 W28 W29 W30 W31 W32 W33

42 9 9 7 7 9 8 1 9 8 6 9 9 9 9 9 1 9 8 9 8 8 8 6 7 6 9 9 8 7 7 6 9 9

45 9 9 9 7 5 9 5 9 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 8 7 8 7 8 7 8 8 9 7 8 7 8 8

(17)
(18)

Intimacy 42 45

Σ

W34 W35

(19)

Intimacy P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 7.40 7.53 7.47 6.93 5.13 7.80 6.33 7.53 8.67 8.13 9.00 8.13 7.40 9.00 9.00 7.93 9.00 6.93 9.00 8.93 7.60 7.53 6.73 6.47 7.00 6.47 6.67 7.00 7.47 7.40 6.80 6.40 7.07 7.00 6.00

Passion P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35

KOMPONEN INTIMACY, PASSION & COMMITMENT PADA SUAMI

25 9 9 8 6 4 8 9 9 8 5 9 8 9 9 9 9 9 8 9 8 7 7 4 7 7 5 5 6 4 6 6 5 5 6 6 7.67 6.93 7.07 6.53 4.20 6.93 5.53 6.93 7.60 7.33 7.53 7.60 6.60 9.00 9.00 9.00 9.00 7.13 9.00 7.73 7.20 6.73 5.40 6.13 7.00 5.33 5.40 5.60 5.40 5.53 5.60 5.33 5.47 5.47 5.60

(20)

Lampiran 4

Crosstab Tipe Hubungan Cinta Dengan Data Penunjang

Tipe Hubungan

Tabel Tipe Hubungan Cinta Pada Istri Sesuai dengan Agama

Tipe Hubungan

(21)

Tabet Tipe Hubungan Cinta Pada Suami dan Istri

Tabel Tipe Hubungan Cinta Pada Suami Sesuai dengan Usia Pernikahan

(22)

Tipe Hubungan

Tabel Tipe Hubungan Cinta Pada Istri Sesuai dengan Usia Pernikahan

Tipe Hubungan

(23)

Tipe Hubungan

Tabel Tipe Hubungan Cinta Pada Istri Sesuai dengan Tingkat Pendidikan

Tipe Hubungan

(24)

Tipe Hubungan

Jumlah Anak

Nonlove Liking Infatuated

Love Empty Love

Romantic Love

Companionate Love

Fatuous Love

Consummate

Love TOTAL

0 0 0 0 1 (50%) 0 1 (50%) 0 0 2 (100%)

1 0 0 0 0 0 0 0 8 (100%) 8 (100%)

2 0 0 0 0 0 2 (11,76%) 0 15 (88,24%) 17 (100%)

3 0 0 0 0 0 2 (28,57%) 0 5 (71,43%) 7 (100%)

4 0 0 0 0 0 0 0 1 (100%) 1 (100%)

Tabel Tipe Hubungan Cinta Pada Istri Sesuai dengan Jumlah Anak

Istri Suami Jumlah Persentase

Consummate Consummate 23 92%

Empty Empty 1 4%

Companionate Companionate 1 4%

TOTAL 25 100%

(25)

Istri Suami Jumlah Persentase

Consummate Companionate 6 60%

Companionate Consummate 3 30%

Empty Love Companionate 1 10%

TOTAL 10 100%

(26)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pernikahan merupakan hal yang umumnya akan dilalui dalam kehidupan ini. Sebagian besar manusia dewasa, akan menghadapi kehidupan pernikahan. Sebelum memasuki kehidupan pernikahan, individu mengalami proses yang meliputi perkenalan (ada perasaan ketertarikan), berpacaran, bertunangan dan menikah. Proses tersebut diawali dengan, adanya suatu ketertarikan yang dilandasi perasaan suka, cinta. Saat memasuki kehidupan pernikahan, suami dan istri saling menyesuaikan diri agar kehidupan pernikahan mereka harmonis. Dalam rangka penyesuaian diri tersebut, seringkali terjadi perselisihan di antara pasangan karena dalam pernikahan terjadi penyatuan dua pribadi yang memiliki perbedaan dalam kebiasaan, sifat dan pola berpikir. Pada pasangan yang mampu mengatasi perselisihan yang ada, mereka mampu mempertahankan pernikahan mereka. Tetapi pada pasangan yang tidak mampu melewati permasalahan dalam pernikahan mereka, tak jarang mereka memutuskan untuk berpisah atau bercerai.

(27)

2

dalam pernikahan mereka. Hal tersebut karena kurangnya komunikasi antara istri dan suami, serta para istri cenderung lebih peka terhadap perubahan yang terjadi dalam relasi pernikahannya dibandingkan para suami.

Dewi Kumaladewi (2007) menyatakan bahwa masa-masa rawan dalam pernikahan bisa dihitung secara matematis. Krisis pertama muncul setelah tiga tahun perkawinan, kemudian muncul di tahun ke lima, sepuluh, lima belas, dua puluh, hingga dua puluh lima tahun. Perhitungan matematis ini dibuat berdasarkan usia pelaku dan usia pernikahan secara umum. Menurut Dewi, sepanjang perkawinan, masa rawan terbagi menjadi 6 fase. Masing-masing fase memunculkan masalah yang berbeda. Fase pertama merupakan fase adaptasi antara suami dan istri. Pasangan yang berhasil melalui tahap ini pada umumnya mampu bertoleransi terhadap sifat dan sikap pasangan.

Fase kedua terjadi setelah 5 tahun menikah. Ancaman yang terjadi pada fase ini berawal dari masalah ekonomi pasangan yang belum mapan. Pada fase ini, umumnya suami dan istri bisa sepakat berbagi peran. Fase ketiga adalah fase 10 tahun pernikahan. Pada fase ini, suami sudah mulai mapan secara ekonomi. Sementara itu, istri yang sudah memiliki anak usia sekolah dasar makin menikmati perannya sebagai seorang ibu dan istri. Masa rawan di usia pernikahan ini adalah masuknya orang ketiga (pria idaman lain ataupun wanita idaman lain).

(28)

3

penyakit degeneratif mulai muncul sehingga menimbulkan gangguan yang berarti. Pada masa ini, ketergantungan terhadap pasangan semakin kuat.

Banyak faktor eksternal yang dapat mempengaruhi keutuhan sebuah pernikahan. Monty P. Satiadarma, Pembantu Rektor II Universitas Tarumanegara (2008) menyatakan bahwa pada suami isteri yang bekerja, dengan minimnya waktu kebersamaan maka memberi peluang bagi retaknya hubungan pernikahan. Menurut Monty, 70% perselingkuhan terjadi pada orang yang relatif sukses hidupnya karena mereka bisa mengatur waktu kerja, keuangan, dan lebih memiliki otoritas, sehingga lebih berpeluang dalam mencari teman di luar pasangan. Clara Istiwidarum Kriswanto (2008), konsultan masalah keluarga menyatakan bahwa pemicu perselingkuhan adalah mudahnya mencari pemuas kebutuhan seksual di luar rumah, sehingga nilai kesetiaan, kejujuran dan cinta di dalam rumah tangga tidak dijunjung tinggi.

(29)

4

kasus, gangguan pihak keluarga 9.071 kasus, dan tidak ada lagi kecocokan (selingkuh) sebanyak 54,138 kasus.

Ketua Badan Penasihar Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) DKI Jakarta, Sadirin menyatakan bahwa strata pasangan yang mengajukan gugatan cerai di DKI Jakarta mengalami pergeseran dari yang sebelumnya pasangan bercerai didominasi oleh tamatan sekolah dasar sampai sekolah lanjutan tingkat pertama dengan status ekonomi rendah. Saat ini perceraian lebih banyak dilakukan oleh pasangan berpendidikan tinggi dengan status ekonomi mapan. Berdasarkan data 2008, wilayah Jakarta Selatan yang yang dikenal sebagai kawasan ekonomi mapan dan berpendidikan tinggi, pasangan yang bermasalah sebanyak 1.080 pasangan. Pasangan yang berhasil didamaikan sebanyak 599 pasangan sementara 481 pasangan mengalami perceraian. Jakarta Pusat memiliki 313 pasangan yang bermasalah, yang berhasil didamaikan sebanyak 219 pasangan dan 94 pasangan berakhir dalam perceraian. Wilayah Jakarta Utara terdapat 221 pasangan yang bermasalah dan yang berhasil didamaikan sebanyak 178 pasangan, yang berakhir dalam perceraian sebanyak 45 pasangan. Wilayah Jakarta Barat dari 325 pasangan yang bermasalah berhasil didamaikan sebanyak 209 pasangan dan 116 pasangan berakhir dalam perceraian. Wilayah Jakarta Timur, pasangan yang bermasalah sebanyak 440 pasangan, yang berhasil didamaikan sebanyak 317 pasangan dan 123 pasangan bercerai.

(30)

5

Saat kehidupan pernikahan yang mereka hadapi tidak seperti yang mereka harapkan, sering kali suami atau istri berusaha mencari kepuasan dari individu lain yang dianggap lebih dapat mengerti dirinya sehingga hal tersebut memicu munculnya pihak ketiga dalam pernikahan. Suami atau istri merasakan tidak ada lagi cinta dalam kehidupan pernikahan mereka. Robert J. Sternberg (1988) membahas mengenai cinta, bahwa terdapat tiga komponen dari cinta yaitu intimacy, passion dan commitment.

(31)

6

memiliki dua komponen cinta atau lebih maka hubungannya lebih dapat bertahan dibandingkan dengan yang hanya memiliki satu komponen.

Komponen intimacy, passion dan commitment memiliki hubungan yang dinamis yang membentuk triangular model of love yang dapat berubah-ubah. Terdapat delapan bentuk triangular model of love, yaitu non love (tidak ada komponen love), liking (intimacy), infatuation love (passion), empty love (commitment), romantic love (intimacy, passion), fatuous love (passion, commitment), companionate love (intimacy, commitment) dan consummate love (intimacy, passion, commitment). Pada ikatan pernikahan, tipe yang diharapkan adalah consummate love yaitu ketiga komponen cinta ada dalam relasi suami istri.

Pada suami dan istri yang memiliki komponen intimacy, passion dan commitment, mereka akan memiliki kedekatan secara emosional terhadap pasangan. Ada perasaan kedekatan, keterhubungan dan keterikatan terhadap pasangan yang muncul melalui sikap berusaha meningkatkan kesejahteraan pasangan, member kebahagiaan, menghormati pasangan, berada di sisi pasangan, saling pengertian dan komunikasi dengan pasangan. Suami dan istri juga memiliki ketertarikan terhadap pasangan secara fisik dan seksual. Passion dapat dilihat melalui berciuman, berpelukan, tatapan, sentuhan dan hubungan seksual. Commitment pada suami dan istri dapat dilihat dengan menjaga ikatan pernikahan dan berusaha mempertahankan pernikahan.

(32)

7

tersebut tidak memiliki perhatian dan pengertian terhadap pasangan. Komunikasi yang terjalin tidak mendalam dan hal tersebut mempengaruhi ikatan emosional antara suami dan istri sehingga kepuasan dalam pernikahan dapat berkurang dan memperngaruhi passion serta commitment. Jika komponen passion hilang, individu tidak lagi memiliki ketertarikan terhadap pasangan secara fisik dan seksual. Saat suami dan istri tergugah ketertarikan (passion) terhadap individu lain maka dapat memunculkan perselingkuhan dan relasi yang terjalin antara suami dan istri hanya berupa ikatan emosional dan dapat mempengaruhi intimacy serta commitment dalam relasi. Saat commitment tidak ada dalam relasi maka suami dan istri bertindak tanpa memperdulikan pasangannya, tidak ada usaha untuk menjaga dan mempertahankan ikatan pernikahan.

(33)

8

(34)

9

Ibu C, 32 tahun dan bapak D, 36 tahun menikah setelah berpacaran selama 1 tahun. Ibu C bekerja sebagai karyawan swasta sementara bapak D memiliki usaha otomotif. Ibu C merasa suaminya sangat pendiam dan susah untuk berkomunikasi dengan bapak D. Bapak D menyimpan setiap masalahnya sendiri karena tidak mau membuat ibu C merasa khawatir. Ibu C menyukai bapak D karena mereka memiliki kesamaan minat dibidang otomotif. Bapak D menyukai ibu C karena melihat keberanian dan perhatian dari ibu C. Setelah dikaruniai 1 orang anak, mereka bertekad untuk mempertahankan hubungan mereka sebagai suami istri. Mengenai hubungan seksual antara ibu C dan bapak D, mereka pada awal pernikahan sering melakukannya tetapi setelah 4 tahun menikah, mereka jarang melakukannya dan terkadang ibu C melakukannya dengan terpaksa demi kepuasan suaminya. Dari hasil wawancara tersebut, ibu C memiliki tipe hubungan companionate love, yaitu memiliki komponen intimacy dan commitment. Bapak D memiliki tipe hubungan fatuous love, yaitu memiliki komponen passion dan commitment. Ibu C tidak memiliki passion atau ketertarikan secara seksual kepada suaminya dan hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya ketidakpuasan dalam hubungan suami istri yang dirasakan oleh ibu C dan dapat membuka peluang munculnya pihak ketiga dalam kehidupan pernikahannya. Tidak adanya passion terhadap bapak D dapat terjadi karena kurangnya komunikasi dan kurangnya perhatian yang diberikan oleh bapak D.

(35)

10

kepercayaan dari pemilik perusahaan tempat mereka bekerja sehingga setiap harinya mereka disibukkan denan aktivitas mereka di kantor. Ibu E dan bapak F selalu menyempatkan diri satu sama lain untuk menghubungi pasangannya di jam kerja mereka atau pada saat mereka sedang beristirahat. Bagi mereka, komunikasi mereka sangat penting untuk mengetahui kondisi pasangannya dan sebagai salah satu bentuk perhatian. Walaupun dengan usia pernikahan 6 tahun dan belum memiliki anak, tetapi mereka ingin menjalani kehidupan pernikahan mereka sampai tua nanti. Hubungan seksual mereka juga tidak berdasarkan paksaan. Ibu E dan bapak F melakukannya tidak berdasarkan paksaan tetapi karena keinginan mereka berdua. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, ibu E dan bapak F memiliki tipe hubngan consummate love, yaitu memiliki ketiga komponen intimacy, passion dan commitment. Bentuk pernikahan seperti ini yang diharapkan dalam suatu hubungan karena ketiga komponen cinta hadir.

(36)

11

ada ikatan interpersonal yang terjalin. Pernikahan ini tidak mempertimbangkan perasaan pasangan, hanya memikirkan pandangan orang lain. Terdapat peluang untuk munculnya orang ketiga dalam pernikahan mereka.

Ibu I, 44 tahun dan bapak J, 41 tahun menikah setelah mereka berpacaran selama 9 tahun. Ibu I bekerja sebagai seorang aktivis kegiatan sosial dan bapak B bekerja sebagai rohaniawan. Ibu I dan bapak J selalu mengkomunikasikan masalah yang mereka hadapi dan apa yang mereka alami. Mereka saling mendukung. Ibu I mngharapkan kehadiran seoran anak dalam kehidupan pernikahan mereka tetapi bagi bapak J, kehadiran anak bukanlah hal yang utama karena yang terpenting adalah kebersamaan dengan ibu I. Ibu I dan bapak J akan menjaga hubungan pernikahan mereka sampai langgeng. Berasarkan hasil wawancara tersebut, ibu I memiliki tipe hubungan consummate love yaitu ketiga komponen love hadir. Bapak J memiliki tipe hubungan companionate love, yaitu hanya memiliki komponen intimacy dan commitment. Tidak adanya komponen passion dalam Bapak J terhadap istrinya dapat memunculkan pihak ketiga dalam ikatan pernikahan mereka dalam rangka pemenuhan passion.

Hal tersebut yang menggugah peneliti untuk meneliti lebih lanjut mengenai tipe hubungan cinta pada suami dan istri yang bekerja dengan usia pernikahan 5 sampai 10 tahun di Jakarta.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

(37)

12

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Maksud Penelitian

Memperoleh gambaran mengenai tipe hubungan cinta pada suami dan istri yang bekerja dengan usia pernikahan 5 sampai 10 tahun.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Mengetahui tipe hubungan cinta melalui komponen intimacy, passion dan commitment pada suami dan istri yang bekerja dengan usia pernikahan 5 sampai 10 tahun.

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

a) Memberi informasi bagi ilmu psikologi, khususnya psikologi keluarga mengenai tipe hubungan cinta pada suami dan istri yang bekerja.

b) Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan topik tipe hubungan cinta.

1.4.2 Kegunaan Praktis

(38)

13

pernikahan mereka. Pasangan suami dan istri dapat mengevaluasi sendiri relasi yang terjalin dengan pasangannya. b) Memberikan informasi kepada suami dan istri mengenai

komponen tipe hubungan cinta sehingga dapat mencari alternatif tenaga ahli untuk memberikan konseling yang tepat bagi suami dan istri yang mengalami masalah dalam rumah tangga dengan menjabarkan relasi yang ada pada suami dan istri berdasarkan komponen cinta.

1.5 KERANGKA PEMIKIRAN

Sebagian besar manusia dewasa akan memasuki kehidupan pernikahan. Masa pernikahan memiliki masa krisis. Menurut Dewi Kumaladewi (2007) masa-masa rawan dalam pernikahan bisa dihitung secara matematis. Krisis pertama muncul setelah tiga tahun perkawinan, kemudian muncul di tahun ke lima, sepuluh, lima belas, dua puluh, hingga dua puluh lima tahun. Krisis yang muncul pada lima tahun pernikahan menyangkut masalah ekonomi keluarga yang belum stabil, sementara memasuki usia pernikahan sepuluh tahun rawan muncul pihak ketiga dalam hubungan mereka.

(39)

14

Pada krisis paruh baya, terkadang pria dan wanita melihat kembali hidup mereka dan bertanya mengenai buat apa saya melakukan hal tersebut. Dalam kepanikan karena bertambahnya usia dan tidak memiliki pengalaman atau menyelesaikan apa yang mereka impikan saat mereka masih muda, mereka berusaha kembali pada masa muda mereka.

Usia paruh baya merupakan waktu saat suami dan istri membanggakan kembali pernikahan mereka. Transisi usia paruh baya (periode sepanjang individu mengevaluasi kembali kehidupan mereka sampai masa itu) sering menyebabkan orang menilai relasi secara serempak dan menyadari perubahan untuk masa depan. Ketegangan yang ada di pernikahan di supress sementara anak masih tinggal di rumah. Kebanyakan pasangan yang bertahan sampai tahap ini membangun tipe relasi yang dapat berlanjut sampai akhir hidup mereka.

(40)

15

dari relasi tersebut, baik terhadap orangtua, saudara kandung, pasangan, atau sahabat dekat.Passion terdiri dari dorongan yang menimbulkan adanya romance, ketertarikan secara fisik dan penyaluran dorongan seksual. Passion juga meliputi derajat ketertarikan dan idealisasi dalam suatu hubungan. Untuk menampilkan passion dapat melalui : (1) Berciuman, (2) Berpelukan, (3) Tatapan, (4) Sentuhan, (5) Berhubungan seksual. Komponen passion cenderung terbatas pada relasi tertentu, terutama dalam romantika.

Commitment terdiri dari dua aspek yaitu short term dan long term. Short term yaitu keputusan untuk mencintai seseorang. Long term yaitu komitmen untuk menjaga dan mempertahankan cinta tersebut. Beberapa cara dalam mengekspresikan komponen commitment yaitu melalui : (1) Janji, (2) Kesetiaan, (3) Bertahan dalam relasi walau di situasi yang susah, (4) Bertunangan, (5) Pernikahan. Commitment merupakan prediktor yang paling kuat dan konsisten dalam kepuasan relasi, terutama pada relasi jangka panjang.

(41)

16

besar, sedangkan komponen passion memiliki peran yang sedang. Komponen intimacy tampak menjadi inti dalam relasi yang berdasarkan cinta (baik terhadap orang tua, saudara kandung, pasangan, sahabat). Komponen passion terbatas pada relasi tertentu, terutama relasi dengan pasangan. Komponen conmmitment memiliki peran yang sedang dalam berbagai relasi. Komponen passion sangat dipengaruhi oleh keterlibatan psikofisiologis, sementara komponen commitment terpengaruh sedikit. Komponen intimacy dipengaruhi secara sedang oleh keterlibatan psikofisiologikal.

(42)

17

Status pernikahan orang tua berpengaruh terhadap bagaimana suami/istri memaknai dan melihat suatu pernikahan. Pernikahan orang tua memberi gambaran mengenai bagaimana bentuk pernikahan dan tipe relasi yang mereka harapkan. Dengan bentuk relasi pernikahan orang tuanya, suami/istri memiliki suatu idealisasi dalam hubungan dengan pasangan untuk membentuk suatu pernikahan yang langgeng. Pada suami dan istri yang hubungan kedua orang tuanya harmonis, maka mereka akan menjadikan relasi orang tua tersebut sebagai panutan. Commitment yang ada dalam relasi berpengaruh akan intimacy dan passion dalam hubungan suami dan istri. Commitment tinggi maka dapat menyebabkan passion dan intimacy dengan pasangan juga mengalami peningkatan. Sementara itu, pada hubungan orang tua yang kurang harmonis atau bahkan berakhir dengan perceraian, hal tersebut dapat menimbulkan kecemasan bagi suami dan istri akan relasi pernikahan mereka. Saat commitment terhadap pasangan rendah, maka dapat membawa komponen intimacy dan passion mengalami penurunan juga.

(43)

18

dalam kehidupan pernikahan mereka juga tinggi (commitment), demikian pula dengan intimacy dan ketertarikan dengan pasangan (passion).

Saat suami/istri tidak memiliki suatu kepedulian terhadap pasangannya dan hanya memperdulikan diri sendiri maka komunikasi yang terjadi hanya satu arah, komunikasi menjadi buruk dan mempengaruhi persepsi dari pasangan mengenai kesuksesan dalam relasi (commitment), derajat kepastian yang ada (intimacy) dan rasa ketertarikan terhadap pasangan (passion). Intimacy, passion dan commitment yang ada pada suami/istri merupakan hasil dari idealisasi dalam pernikahan mereka.

Ketiga komponen love tersebut memiliki intensitas yang berbeda-beda pada tiap individu. Dengan intensitas yang berbeda-beda, ketiga komponen membentuk delapan triangular model of love, yaitu, non love, liking, infatuation love, empty love, romantic love, fatuous love, companionate love dan consummate love.

Non love terjadi jika ketiga komponen love tidak ada, yang ada hanya interaksi secara umum, percakapan basa-basi, dan hidup sendiri-sendiri. Hubungan seksual setelah menikah dilakukan atas dorongan insting yaitu ‘kalau lagi mau’ tapi tanpa love sama sekali. Pada suami dan istri yang bekerja, hal ini paling mudah terjadi perceraian.

(44)

19

Infatuation love merupakan ‘cinta pada pandangan pertama’. Ini adalah hasil dari ketergugahan passion dan tidak ada kehadiran dari intimacy serta commitment. Pernikahan dengan bentuk ini relatif kurang dapat bertahan, dapat berakhir dengan perceraian.

Empty love hanya memiliki komponen commitment. Meskipun tidak ada intimacy dan passion, tetapi tidak berani memutuskan hubungan karena takut dengan akibat yang ditimbulkan (social judgement). Pernikahan dengan bentuk seperti ini tidak mempertimbangkan perasaan pasangan, hanya memikirkan pandangan orang lain. Pasangan yang menikah dengan hanya terdapat commitment saja, menganggap pernikahan sebagai beban dan sebagai formalitas saja. Oleh masyarakat, pernikahan mereka terlihat harmonis dan serasi. Tapi dalam kenyataannya, mereka hidup sendiri-sendiri. Tidak terdapat hubungan interpersonal yang terjalin secara mendalam. Pernikahan ini hanya berdasarkan menghargai pikiran dan perasaan pasangannya saja.

Romantic love memiliki intimacy dan passion. Mereka menikmati hubungan dengan pasangan tanpa memikirkan tanggung jawab dan rencana masa depan. Dalam pernikahan, walaupun terlihat intim dan mesra, salah satu pasangan dapat saja memiliki affair dengan orang lain karena commitment tidak jelas. Pernikahan dengan tipe hubungan ini dapat memunculkan orang ketiga dalam pernikahan mereka (pria idaman lain maupun wanita idaman lain). Hal tersebut terjadi karena mereka tidak memegang commitment dalam pernikahan mereka.

(45)

20

hubungan seksual dan kemudian menikah. Setelah menikah, masing-masing merasa tidak perlu meningkatkan mutu kehidupan pernikahan mereka, dan tidak ada dialog dari hati ke hati. Pernikahan dengan bentuk relasi ini akan terasa kaku dan tidak ada kedekatan dengan pasangan. Individu sibuk dengan urusan sendiri dan tidak memperhatikan pasangannya. Pasangan saling menjaga perasaan dan pikiran serta memiliki dorongan seksual terhadap pasangannya tetapi tidak memiliki kedekatan secara emosional.

Companionate love memiliki komponen intimacy dan commitment. Mereka terlihat dekat dan berdedikasi tinggi, namun sebenarnya mereka cenderung kehilangan hasrat satu dengan yang lainnya. Setelah menikah, hubungan seksual mungkin jarang dilakukan. Mereka tampak harmonis dari luar, bahkan seringkali memiliki beban dan komitmen yang sama untuk hal-hal yang baik, seperti membesarkan dan mendidik anak-anak hingga berhasil. Pasangan yang menikah dalam bentuk ini tampak sangat serasi dan memiliki kedekatan satu sama lain. Tapi dalam kehidupan seksual, mereka cenderung kehilangan hasrat terhadap pasangannya.

Consummate love memiliki komponen intimacy, passion dan commitment. Ini merupakan bentuk cinta yang diperjuangkan oleh setiap pasangan. Dalam mencapai consummate love mudah, tetapi susah untuk mempertahankannya. Pada pasangan yang memiliki bentuk ini, mereka memiliki suatu kedekatan dan berdedikasi dalam hubungan dengan pasangan, serta adanya suatu hasrat terhadap pasangan.

(46)
(47)

22

1.6 ASUMSI PENELITIAN

1) Suami dan istri memiliki tipe hubungan cinta yang berbeda-beda. 2) Perbedaan tipe hubungan cinta berkaitan dengan perbedaan individual

seperti usia, status pernikahan orang tua dan komunikasi.

(48)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 70 orang responden suami dan istri dengan usia pernikahan 5 sampai dengan 10 tahun yang bekerja di Jakarta, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas dari suami dan istri memiliki tipe hubungan cinta Consummate Love, yaitu sebanyak 80% dari responden suami dan 82,86% dari responden istri.

2. Tidak tampak adanya kecenderungan keterkaitan antara jenis kelamin, usia pernikahan, tingkat pendidikan dan jumlah anak dengan tipe hubungan cinta pada suami dan istri dengan usia pernikahan 5 sampai dengan 10 tahun yang bekerja di Jakarta.

3. Mayoritas dari pasangan yaitu 25 pasang suami dan istri memiliki tipe hubungan cinta yang sama dan 10 pasang memiliki tipe hubungan cinta yang berbeda diantara mereka (suami istri).

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya maka peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu :

(49)

63

• Bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan studi perbandingan mengenai bentuk tipe hubungan cinta pada suami dengan istri

• Bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian mengenai kontribusi faktor budaya dan relijiusitas dengan tipe hubungan cinta. • Bagi penelitian selanjutnya, dapat dilakukan penelitian lebih mendalam

terhadap subyek yang memilliki tipe hubungan cinta yang berbeda dengan pasangannya.

2. Saran Guna Laksana

• Kepada pasangan suami dan istri yang telah menikah dengan usia pernikahan 5 sampai dengan 10 tahun yang bekerja di Jakarta disarankan agar mempertahankan komponen intimacy, passion dan commitment dalam hubungan mereka.

• Kepada suami dan istri yang telah mengetahui tipe hubungan cinta,

dimana salah satu atau kedua komponen cintanya tidak ada maka dapat berkonsultasi dengan konselor atau tenaga ahli yang tepat sesuai dengan permasalahnnya.

• Kepada institusi Gereja (karena mayoritas responden adalah Kristiani)

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Brehm, Miller, Perlman, Campbell. 2002. Intimate Relationship 3rd ed. Mc Graw Hill.

Dacey, John S, & Travers, John F. 2002. Human Development Across the Life Span. Mc Graw Hill.

Hoffman, Lois., Paris, Scott, & Hall, Elizabeth. 1994. Developmental Psychology Today 6thedition. Mc Graw Hill, Inc.

Lindzey, Gardner & Calvin S. Hall. 1981. Theories of Personality. New York : John Wiley & Sons, Inc.

Lamanna, Mary Ann & Riedman, Agnes. 1985. Marriages and Families Making Choiches Throughout the Life Cycle 2nd edition. California : Wadsworth.

Martin, Garry L, etc. 1989. Psychology, Adjustment and Everyday Living. New Jersey : Prentice Hall.

Nazir, Moh. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sternberg, Robert J. 1986. Psychological Review, 93, 119-135.

Sternberg, Robert J & Karin Weis. 2006. The New Psychology of Love. United States of America : Vail-Ballou Press

Gambar

Tabel Tipe Hubungan Cinta Pada Suami Sesuai dengan Agama
Tabel Tipe Hubungan Cinta Pada Suami Sesuai dengan Usia Pernikahan
Tabel Tipe Hubungan Cinta Pada Suami Sesuai dengan Tingkat Pendidikan
Tabel Tipe Hubungan Cinta Pada Suami Sesuai dengan Jumlah Anak
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak biji cerakin disemprotkan pada hama ulat daun bawang yang tersedia dalam tiap wadah (10 ekor tiap wadah) untuk masing-masing konsentrasi dan dilakukan 3 kali

Model mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi hasil.. belajar siswa menjadi kurang baik

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak catat yang merupakan penelitian sebagai intrumen vital dalam melakukan penyimakan secara

This is to declare that I myself write thesis, entitled ―Improving Students‘ Pronunciation Skill by Using Oral Peer Feedback (A Classroom Action Research at the First Grade

Maksudnya yaitu hukum asal makanan itu sendiri adalah halal akan tetapi berubah menjadi haram karena adanya sebab yang tidak berkaitan dengan makanan tersebut. Misalnya: makanan

IMPROVING STUDENTS’ VOCABULARY THROUGH MIND MAPPING (A Classroom Action Research at the Fifth Grade Students of SD N 031. Mendelem-Belik Pemalang in Academic

Cara-cara yang banyak dilakukan untuk pengamanan data sering dilakukan setiap orang untuk pengamanan, seperti memberikan sebuah kunci (password) pada data yang akan diamankan,

Dan juga dari penelitian Baskara (2004) dengan judul Pengaruh Pengembangan Karyawan Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pada Tiara Medan Hotel, dimana