Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA
SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI
PERSOALAN FAKTUAL
(Kuasi Eksperimen di Sekolah Dasar Negeri Serang 3)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh Millah Fithriyani
1004288
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick
Terhadap Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas V Pada Materi
Mengomentari Persoalan Faktual
(Kuasi Eksperimen di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Serang 3)
Oleh
Millah Fithriyani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Millah Fithriyani 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
MILLAH FITHRIYANI
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING
STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V
PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I
Dra. Nenden Sundari, M.Pd. NIP 19630530198803 2 001
Pembimbing II
Dra. Ita Rustiati Ridwan, M. Pd. NIP 19610523198803 2 001
Mengetahui,
Ketua Program S1 PGSD UPI Kampus Serang
vi
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
(Kuasi Eksperimen di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Serang 3)
Kondisi kelas dengan jumlah yang melebihi kapasitas, pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran konvensional, sampai kepada rasa malu dan takut untuk mengutarakan pendapat menjadi latar belakang penelitian ini dilakukan. Model pembelajaran talking stick yang merupakan ragam dari model pembelajaran kooperatif yang menawarkan cara efektif untuk mengatasi kesulitan siswa yang memiliki minim percaya diri untuk mengungkapkan pendapat agar lebih aktif dan termotivasi seperti layaknya siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Melihat problematika ini, maka peneliti memandang penting untuk melakukan penelitian pengaruh model pembelajaran talking stick terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V pada materi mengomentari persoalan faktual.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh model pembelajaran talking stick terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V pada materi mengomentari persoalan faktual. Tujuan dalam penelitian ini yakni ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran talking stick terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V pada materi mengomentari persoalan faktual. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Serang 3 semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 108 siswa. Subyek penelitian adalah siswa kelas VA sebagai kelas kontrol dan siswa kelas VB sebagai kelas eksperimen, masing-masing berjumlah 54 siswa. Rata-rata nilai pretest kelas eksperimen mengalami peningkatan pada saat postest. Rata-rata nilai pretest sebesar 65, mengalami peningkatan pada nilai postest sebesar 22,85% menjadi 87,85. Rata-rata nilai gain yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 0,65 termasuk kedalam kategori sedang. Uji f menunjukkan bahwa f hitung > f tabel = 6,7846 > 4,0266, hal ini menyebutkan bahwa hipotesis diterima. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara model pembelajaran kooperatif tipe talking
stick terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V pada materi mengomentari
persoalan faktual.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan kekurangan dari penggunaan model talking stick dan meminimalisirnya, agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
vii
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
INFLUENCE MODEL STUDY OF CO-OPERATIVE TYPE TALKING STICK TO SKILL CONVERSE STUDENT CLASS of V AT
COMMENT PROBLEM OF FAKTUAL
(Kuasi Experiment in Class of V Elementary School Country Serang 3)
The class condition with an amount that exceeds the capacity, learning is still using conventional learning models, to the shame and fear to express opinions into the background of this research is done. A talking stick model of learning which is a variety of cooperative learning model which offers an effective way to overcome the difficulties that students have minimal confidence to express opinions to be more active and motivated students who like to have a high confidence. Seeing this problematic, the researchers looked at the effect it is important to conduct research on the learning model talking stick fifth grade students' speaking skills in commenting on the material factual issues.
Summary of problems in this research is whether there is influence learning model talking stick to speaking skills of students of class V to comment on the question of factual material. The purpose of this research that is looking to see if there is a talking stick influence learning model for students speaking skills class V commented on the question of factual material. Research methods used namely quasi experiment. The population in this research were all students of class V SDN Serang 3 at second semester academic year 2013/2014 amounted to 108 students. Research subjects are VA grade students as class control and VB grade students as a class experiment, each of 54 students. The average pretest score the experimental classes increased at posttest. The average pretest value of 65, experienced an increase in the size posttest 22.85% to 87.85. On average the gain derived class size experiment 0,65 included into the category of middle. Test show that f calculate f > f table = 6.7846 > 4.0266, it is mentioned that the hypothesis is accepted. So it can be concluded there is the influence of cooperative learning model type talking stick to talking skill students of class V to comment on the question of factual material.
Based on these findings, the researchers further recommended that more attention to the lack of talking stick and use model to minimize it, in order to maximize the proceeds.
viii
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
vii
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Batasan Masalah Penelitian ... 4
D. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Peenlitian ... 5
G. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif ... 7
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick ... 8
3. Keterampilan Berbicara ... 12
B.Kajian Penelitian Terdahulu ... 18
C.Kerangka Pemikiran ... 19
viii
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian ... 21
2.Populasi Penelitian ... 21
3.Sampel Penelitian ... 21
B.Desain Penelitian ... 22
C.Metode Penelitian ... 23
D.Definisi Operasional 1.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick ... 23
2.Keterampilan Berbicara ... 24
ix
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Analisis Data Reliabilitas Instrumen ... 38
3. Analisis Data Tingkat Kesukaran Instrumen ... 38
4. Analisis Data Daya Pembeda Instrumen ... 39
5. Analisis Data Pretest ... 40
6. Analisis Data Posttest ... 46
7. Skor Gain Ternormalisasi ... 52
8. Uji Hipotesis... 53
9. Lembar Observasi ... 54
10. Angket ... 55
B. Pembahasan ... 57
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 58
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60
1
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah. Manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya melalui perantara bahasa. Melalui bahasa, manusia dapat mengekspresikan pikiran dan perasaannya, baik secara lisan maupun tertulis kepada orang lain. Mencermati pentingnya bahasa dalam kehidupan sehari-hari, wajar jika dalam lingkungan pendidikan formal pembelajaran bahasa, selalu mendapat perhatian lebih banyak. Pembelajaran bahasa dalam sistem pendidikan di Indonesia menjadi mata pelajaran wajib pada semua satuan dan jenjang pendidikan. Hal ini disebabkan oleh kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam berkomunikasi khususnya di dunia pendidikan. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aspek-aspek keterampilan berbahasa, berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan bahasa yang sangat penting dimiliki dan dikuasai oleh seseorang.
Keterampilan berbicara mempunyai fungsi yang sangat penting terutama di kelas tinggi sekolah dasar yakni menjadikannya dasar bagi keberhasilan pada jenjang pendidikan selanjutnya, kelas V Sekolah Dasar (SD) merupakan kelas tinggi sebelum ia mempersiapkan mental di kelas selanjutnya. Oleh karenanya siswa dituntut untuk lebih berani dan aktif berbicara dihadapan teman-temannya yang lain dalam mengungkapkan pendapat ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, dan guru selalu memotivasi kegiatan belajarnya sehingga semua siswa mendapat giliran berbicara.
2
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan disekolah. Jadi, pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada dan untuk mencapai tujuan pengajaran. (Suryosubroto 2009: 29)
Berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SDN Serang 3. Ditinjau dari sisi mengajar guru, sikap siswa saat belajar, sampai kepada kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung. Dari cara mengajar guru, guru sudah menyampaikan materi dengan begitu luwes sehingga bagi peneliti pembelajaran yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami, namun kenyataan di lapangan mengatakan ada beberapa siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan maksimal. Faktor yang menjadi penyebabnya adalah konsentrasi siswa terpecah karena tergoda dengan siswa lain yang mengajak bergurau. Sikap siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan berbicara menunjukkan rasa takut dan malu dalam mengeluarkan pendapat. Ini disebabkan kurangnya kosa kata siswa dalam merangkai kalimat yang dituangkan dalam berpendapat mengenai sebuah persoalan. Didukung dengan kondisi kelas yang melebihi kapasitas, siswa kelas VA dan VB yang terdiri dari masing-masing 54 siswa. Ini menjadi kendala bagi guru untuk mengkondisikan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran ini pun belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu sebesar 64,56 sedangkan KKM pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SDN Serang 3 adalah 75.
3
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
idenya. Pembelajaran yang dilakukan tidak terlepas dari pembelajaran konvensional dan guru pun menambahkan bahwa metode, pendekatan bahkan model pembelajaran tidak harus selalu digunakan melainkan disesuaikan menurut kebutuhan. Untuk itu pembelajaran keterampilan berbicara perlu ditingkatkan guna mendapatkan solusi yang efektif. Sehingga siswa yang mengalami rasa minim percaya diri mendapatkan hak yang sama dalam berbicara baik di kelas maupun di luar kelas. Terutama dalam perkembangan berbicara pada saat pembelajaran berlangsung.
Guru berusaha menciptakan kondisi atau suasana pembelajaran yang ideal begitu juga dengan siswa mendambakan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami. Untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara guru dan siswa agar terciptanya simbiosis mutualisme yakni kedua belah pihak akan saling menguntungkan satu sama lain. Dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan stimulus serta respon yang berkesinambungan sehingga tercipta hasil yang efektif dan efisien. Pembelajaran yang ideal terbentuk karena adanya perencanaan yang matang. Agar terciptanya pembelajaran yang ideal komponen-komponen berikut ini haruslah terealisasikan. Diantaranya yaitu persiapan mengajar yang sistematis, penggunaan pendekatan, strategi, teknik bahkan model yang variatif, pemanfaatan waktu yang efisien dan terjadinya hubungan yang harmonis antara guru dan siswa. Oleh sebab itu, berangkat dari permasalahan ini peneliti mencoba mendiskusikannya dengan guru kelas tentang pendekatan, strategi, teknik bahkan model pada sebuah metode apa yang paling tepat untuk keterampilan ini. Akhirnya peneliti pun membuat sebuah gagasan untuk memakai model pembelajaran diskusi kelompok atau yang sering disebut dengan cooperative
learning tipe talking stick yaitu model pembelajaran diskusi dengan tongkat
sebagai sarana berbicara siswa. Adapun tujuannya yaitu mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi di kelas serta agar tidak adanya siswa yang mendominasi saat kegiatan belajar berlangsung.
4
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah para siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam setiap forum diskusi dan tidak mendominasi siswa lain. Semakin banyak siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannya, semakin banyak pula yang dapat mereka pelajari, sehingga dapat diukur seberapa besar pengaruh dari penerapan model pembelajaran tipe talking stick ini. “Diskusi merupakan percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah untuk mendapatkan jawaban atas suatu
masalah” (Suryosubroto, 2009: 167).
Berdasarkan uraian diatas peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dan menuangkannya dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Terhadap Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas V Pada Materi Mengomentari Persoalan Faktual”
(Santa: 2009) mengatakan bahwa dalam penelitian yang sebelumnya sudah menerapkan metode diskusi kelompok ini dan aspek keterampilan yang berbeda dan hasilnya berhasil.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka diperoleh beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah. 2. Pembelajaran bahasa lebih terfokus pada teori.
3. Siswa yang pemalu dalam berbicara terlalu didominasi oleh siswa yang aktif berbicara.
4. Penggunaan model pembelajaran yang tidak bervariasi.
C. Batasan Masalah Penelitian
5
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran talking stick terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V pada materi mengomentari persoalan faktual.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran talking stick terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V pada materi mengomentari persoalan faktual.
F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat, maka manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Agar hasil penelitian yang telah dilakukan dapat menjadikan alternatif pemecahan masalah yang sama dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran yang lainnya.
2. Dapat memberikan masukan kepada pusat kurikulum yang khusus menangani pendidikan di jenjang Sekolah Dasar.
3. Menjadikan motivasi diadakannya penelitian lain yang sejenis dan lebih berkualitas serta lebih luas pemaparannya.
4. Dapat menjadi wawasan pengetahuan dan mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V pada materi mengomentari persoalan faktual.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan karya ilmiah yang akan digunakan yaitu sebagai berikut.
6
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab II Kajian pustaka terdiri dari kajian teori, kajian penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.
Bab III Metodologi penelitian terdiri dari lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, cara pemilihan sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari analisis data dan analisis data temuan.
21
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Serang 3, kecamatan Serang, kabupaten Serang Provinsi Banten yang merupakan salah satu institusi yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk satuan kurikulum Sekolah Dasar. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di SDN Serang 3 karena dekat dengan tempat tinggal peneliti, belum diterapkannya model pembelajaran talking stick dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan berbicara.
2. Populasi Penelitian
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 2010; 173). Di dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa kelas V SDN Serang 3 semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
3. Sampel Penelitian
“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto,
2010; 174). Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Teknik sampling dalam pengambilan sampel yaitu dengan mengambil secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Dalam penelitian ini populasi berjumlah 108 siswa, yang terdiri dari:
22
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelas VB = 54 siswa Jumlah = 108 siswa
Kelas VA (kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional) dan kelas VB (kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran talking stick). Yang menjadi bahan pertimbangan peneliti memilih sampel kelas V adalah pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi mengomentari persoalan faktual diberikan di kelas V. Ditemukan beberapa siswa kelas VA dan kelas VB yang memiliki keterbatasan dalam mengungkapkan pendapat. Dan ditinjau dari hasil nilai ulangan harian memiliki rata-rata kelas yang tidak jauh berbeda sehingga peneliti menyimpulkan bahwasanya kelas VA dan kelas VB termasuk dalam kategori kelas yang homogen.
B. Desain Penelitian
“Desain eksperimen yang digunakan oleh peneliti adalah Non Equivalen
Control Group Design”. (Sugiyono, 2013: 116). Pada desain ini, sampel diberi tes
awal terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberi perlakuan, setelah itu sampel diberikan tes akhir. Dengan demikian, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Skema desain penelitian yang disajikan pada gambar 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
O1 : Pelaksanaan pretest. Kemampuan berbicara siswa sebelum diberi perlakuan.
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
23
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X : Perlakuan di kelas eksperimen (treatment)
O2 : Pelaksanaan posttest. Kemampuan berbicara siswa setelah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran talking stick.
O3 : Pelaksanaan pretest. Kemampuan berbicara siswa sebelum diberi perlakuan.
O4 : Pelaksanaan posttest. Kemampuan berbicara siswa tanpa menggunakan model pembelajaran talking stick.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi ekperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh metode talking stick terhadap keterampilan berbicara siswa dalam mengomentari persoalan faktual. Pada penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok kelas eksperimen, yaitu kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan penggunaan model talking stick dalam mengomentari persoalan faktual dan kelompok kelas kontrol yaitu kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran konvensional
D. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif tipe talking stick
Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya
digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku).
Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model
24
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif.
Menurut Amri (2010: 68), “tujuan penting lain dari pembelajaran
kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama
dan kolaborasi”.
2. Keterampilan Berbicara
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para pakar. Tarigan (1983: 15)
mengemukakan berbicara adalah “kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan”.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah suatu keterampilan mengucapkan kata-kata untuk mengungkapkan pikiran, gagasan dan perasaan secara lisan sehingga seseorang dapat memahami apa yang disampaikan.
E. Instrumen Penelitian
“Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2011: 102). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Tes (Pretest, Posttes) dan Non Tes (Lembar Observasi).
1. Intrumen tes
25
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan secara objektif. Tes objektif yang digunakan oleh peneliti adalah tes uraian (essay).
2. Lembar Observasi
Observasi menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam (Sugiyono: 2011: 145)
mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai
biologis dan psikologis”.
3. Angket
Menurut Sugiyono (2011: 142) mengatakan angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi peryataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. (Arikunto, 2012: 23).
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, memiliki kesejahteraan antara hasil tes dan kriteria. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product
moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson. (Arikunto,
2012: 87). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
26
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nilai hasil uji coba nilai rerata harian
Setelah koefisien validitasnya diketahui, kemudian nilai diinterpretasikan berdasarkan kriteria pada tebel dibawah ini.
Tabel. 3.1
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Cukup 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
2. Reliabilitas Suatu Instrumen
Reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
Sebagaimana yang disebutkan oleh Sugiyono (2011: 130), “pengujian
reliabilitas intrumen dapat dilakukan secara eksternal dan internal”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian reliabilitas secara internal
consistency yakni mengujikan instrumen sebanyak satu kali, kemudian
diananlisis dengan teknik tertentu dan kemudian hasil analisis digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.
Uji relaibilitas instrumen dapat dihitung dengan menggunakan rumus Spearman Brown, yaitu perhitungan dengan teknik belah dua. (Sugiyono, 2011; 131)
27
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ri : Reliabilitas internal seluruh instrumen.
rb : Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Reliabilitas (r), Rakhmat (2006: 74)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,20 Kecil 0,20 – 0,40 Rendah 0,40 – 0,70 Sedang 0,70 – 0,90 Tinggi 0,90 – 1,00 Sangat Tinggi
3. Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal uraian ditempuh dengan langkah sebagai berikut: (Sunarya, 2013 dalam http://file.upi.edu/direktori/fip/jur.psikologipenddanbimbingan/19591130198 7031 -yaya_sunarya/bahan_evaluasi-asesmen/tes uraian. pdf. html)
1) Menghitung rata-rata skor (mean) untuk suatu butir soal.
2) Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:
Tabel. 3.3
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
28
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,00 – 0,30 Soal Sukar 0,31 – 0,70 Soal Sedang 0,71 – 1,00 Soal Mudah
4. Daya Pembeda Instrumen
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda instrumen dihitung dengan rumus: (Sunarya, 2013 dalam http://file.upi.edu/direktori/fip/jur.psikologipenddanbimbingan/19591130198 7031 -yaya_sunarya/bahan_evaluasi-asesmen/tes uraian. pdf. html)
Hasil perhitungan tersebut bandingkan dengan kriteria berikut:
Tabel 3.4
Kriteria daya pembeda instrumen
Interval Kriteria
> 0,40 Sangat baik 0,30 – 0,39 Baik
0,20 -0,29 Cukup < 0,19 Jelek
G. Teknik Pengumpulan data
1. Tes
29
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terlebih dahulu peneliti mempelajari materi mengomentari persoalan faktual untuk pembuatan tes berupa soal uraian (essay), kemudian menguji cobakan soal pada siswa kelas V SDN 7 Kota Serang sebelum diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen, tujuannya untuk mengukur layak atau tidaknya soal sebagai alat evaluasi, sehingga dapat diketahui tingkat kevalidan soal yang akan diuji cobakan. Pelaksanaan pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan (treatment) sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui hasil akhir kemampuan kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan (treatment).
2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung, dimana observer mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kelas eksperimen pada pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick. Data yang diharapkan diperoleh dalam penelitian ini melalui observasi adalah lembar observasi berupa aktivitas siswa.
3. Angket
Angket ini diberikan diakhir pembelajaran pada kelas eksperimen. Tujuan diberikannya angket ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran talking stick.
H. Analisis Data
Data yang diperoleh dari peneliti ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Langkah-langkah dalam menganalisis data tersebut adalah:
1. Analisis Data Kuantitatif
30
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Dalam pengujian normalitas menggunakan uji Liliefors.
Adapun proses Liliefors tes (Abdurahman dan Muhidin, 2011. Hal. 74-76) dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.
2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis)
3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatif
4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi)
5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical propotion pada table z 6. Menghitung theoretical proportion
7. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya
8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak Ho jika D > D (n,a)
Tabel pembantu untuk uji normalitas data yaitu sebagai berikut:
Tabel. 3.5
Tabel distribusi pembantu untuk Uji Normalitas Data
X
31
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif, formula, fki = fi +fki sebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(Xi) = fki : n
Kolom 5 : Nilai z Formula,
Dimana :
Kolom 6 :Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi Kumulatif Luas Kurva Normal Baku.
Kolom 7 : Selisih Empirical Propotion dengan Theoritical
Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif
Hitung nilai D pada tabel a = 0.05 dan tabel n = 54 adalah
Selanjutnya membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:
Hitung D < nilai tabel D, maka data berdistribusi normal artinya H0 diterima
Hitung D > nilai tabel D, maka data berdistribusi tidak normal artinya H0 ditolak.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok dengan melihat varians-varians kelompok. Dalam pengujian homogenitas data dilakukan dengan menggunakan uji barlett gunanya untuk melihat apakah variansi-variansi sebuah kelompok peubah bebas yang banyaknya data per kelompok bisa berbeda dan diambil secara acak dari data populasi masing-masing yang berdistribusi normal, berbeda atau tidak (Abdurahman, M & Muhidin, A. S, 2011: 84).
32
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X
2=(ln10)(B-
)
Dimana:
S = varian tiap kelompok data Dki = n-1 = derajat kebebasan tiap kelompok B = nilai barlett = (Log S2gab)( )
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas dengan uji barlett menurut (Riduwan, 2004:119-120) adalah :
1) Langkah 1. Masukan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas
2) Langkah 2. Menghitung varians gabungan dari kedua sampel 3) Langkah 3. Menghitung Log S
4) Langkah 4. Menghitung nilai B = (Log S) x ∑ (ni-1)
5) Langkah 5. Menghitung nilai X2hitung = (Ion 10) x (B-∑(dk) Log S) 6) Langkah 6. Bandingkan X2 hitung dengan nilai X2 tabel untuk
dan derajat kebebasan (dk) = k – 1, maka dicari pada tebel chi-kuadrat didapat X2 tabel = 3.841 dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika X2 hitung > X2 tabel, berarti Tidak Homogen dan
Jika X2 hitung < X2 tabel, berarti Homogen 7) Membuat kesimpulan
c) Uji Rata-rata
Uji rata-rata dilakukan untuk membandingkan (membedakan) antara kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Uji rata-rata dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rumus yang digunakan adalah Separated varian, karena kedua kelompok memiliki varian yang berbeda. Dan rumus Polled varian untuk kelompok yang memiliki varian yang sama. Langkah-langkah Uji t (Riduwan, 2006: 207) :
33
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Buatlah H0 dan H1 dalam model statistik c) Mencari t hitung
d) Tentukan taraf signifikasinya, misalnya α = 0.05 atau α = 0,01, kemudian cari t tabel dengan ketentuan db = n-1
e) Bandingkan antara t hitung dengan t tabel kemudian buat kesimpulan.
Apabila menghitung uji t secara manual, sebelum mencari nilai thitung mencari nilai S dengan rumus :
S =
Setelah nilai S didapat, kemudian mencari nilai thitung dengan statistik uji:
t
hitung=
Dengan kriteria uji : terima H0 untuk thitung < ttabel
d) Skor Gain Ternomalisasi
Skor gain diperoleh dari selisih skor pretest (tes awal) dan skor posttest (tes akhir). Untuk menghitung nilai gain adalah sebagai berikut:
G = Sf-Si
Dimana :
Sf : Skor pretest (tes awal) Si : Skor posttest (tes akhir)
34
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor gain ternomalisasi dikategorikan kedalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut:
Tabel. 3.6
Kategori perolehan skor
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi 0,3 > g > 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
e) Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Apakah hipotesis diterima atau ditolak. Dalam uji hipotesis menggunakan analisis regresi. Analisis regeresi yaitu analisis yang mengukur pengaruh variabel berbas terhadap variabel terikat. (Sunyoto, 2011: 9)
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian hipotesis dengan analisis regresi menurut (Abdurahman, M & Muhidin, A. S, 2011: 213-216)
1. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang dianjurkan.
2. Tentukan taraf kemaknaan , yaitu
35
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Data dan perhitungan
Resp. X Y X2 Y2 X.Y
Berdasarkan tabel diatas dapat dihitung:
1. Menghiutng jumlah kuadrat regresi (JK reg(a))
2. Menghitung jumlah kuadrat regresi b|a (JK regb|a)
3. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res)
4. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a))
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (b|a))
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res)
Sehingga nilai hitung F dapat diperoleh :
7. Menentukan nilai atau titik kritis pada
8. Menentukan nilai hitung F apakah terletak di daerah penerimaan H0 atau penolakan H0.
9. Berikan kesimpulan.
2. Analisis Data Kualitatif
36
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa hasil akhir pada pengujian hipotesis, nilai F hitung sebesar 6,7846 dan nilai F tabel sebesar 4,0266. Maka nilai F hitung > nilai F tabel, sehingga nilai F hitung terletak didaerah penolakan H0. Artinya pernyataan “tidak terdapat pengaruh antara model pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap keterampilan
berbicara siswa” ditolak, dan H1 diterima yaitu “terdapat pengaruh antara model
pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap berbicara siswa”. Penelitian ini
tergolong dalam kategori “sedang”, dimana skor yang diamati adalah skor gain
kelompok kelas eksperimen dengan hasil rata-rata kelas sebesar 0,65. Kategori ini dapat dilihat pada tabel kategori perolehan skor yang menyebutkan interval antara 0,3 – 0,7 adalah kategori sedang.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, penulis menyampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe talking
stick sebagai berikut:
1. Guru Sekolah Dasar
Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar
pada materi Bahasa Indonesia masih ditemukan dan dilaksanakan dengan
model pembelajaran konvensional. Hal ini memicu siswa yang khususnya
kurang memiliki rasa percaya yang tinggi tidak mengeksplor kemampuan yang
ada dalam dirinya, sehingga tetap terjadi dominasi aktif dari siswa yang
59
stick dalam penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa,
maka peneliti menyarankan agar guru menggunakan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe talking stick dalam pembelajaran yang lain, bukan
hanya Bahasa Indonesia saja. Sebab dalam kegiatan belajar mengajar dengan
menggunkana model pembelajaran ini siswa dapat bertukar pendapat untuk
memecahkan suatu persoalan bersama kelompok serta membagi hasil diskusi
kelompoknya kepada teman-teman sekelas. Sehingga pembelajaran tidak
membosankan dan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam berbicara.
2. Kepala Sekolah
Selaku pemimpin kepala sekolah agar selalu memotivasi para dewan guru
untuk berperan aktif dalam membantu terlaksananya kegiatan belajar mengajar
yang menyenangkan,variatif dan tentu saja tidak monoton dengan model
pembelajaran kooperatif tipe talking stick dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.
3. Lembaga pengelola pendidikan
Dinas Pendidikan berperan penting dalam hal ini yakni agar selalu
mensosialisasikan pembelajaran yang efektif dan inovatif kepada para guru,
guna meningkatkan kemampuan mengajar di dalam kelas. Selain itu
peningkatan kemampuan pengetahuan dan keterampilan para pendidik di
sekolah-sekolah harus ditingkatkan baik melalui pelatihan maupun loka karya
melalui kelompok kerja guru (KKG). Dengan demikian hasil penelitian ini
dapat menjadi referensi dan dimodifikasi untuk lebih baik lagi, dalam
60
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Amri, S. (2010). Proses Pembelajaran . Jakarta: Pusta Karya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Asdi Maha Putra.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evlauasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bina, K. (2012, Desember 17). Bina, Kundhini (2012) Keefektifan Metode
Cooperative Learning Tipe Talking Stick Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Pesera Didik Kelas XI SMA Negeri 2 Bangun Tapan Bantul. Retrieved Pebruari 26, 2014, from
eprints.uny.ac.id: http://e[rints.uny.ac.id/id/eprint/9114
Cece Rakhmat, M. S. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. ANDIRA.
Diah. (2012, April 4). Model Pembelajaran Talking Stick. Retrieved Januari 18, 2014, from Blogspot: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2014/04/model-pembelajaran-talking-stick.html.
Indriani, I. (2013, November 14). Indriani, Irma (2013) Efektivitas Ppenggunaan
Metode Talking Stick Dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman. Retrieved Pebruari 26, 2014, from upi.edu:
http://repository.upi.edu/id/eprint/3116
Maman Abdurrahman, S. A. (2011). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam
Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru - Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Santa. (2009). Penggunaan Model Cooperative Learning Pada Pelajaran Bahasa
Indonesia Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara. Serang: Tidak
diterbitkan.
61
Millah Fithriyani, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V PADA MATERI MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunarya, Y. (2013). TES URAIAN. BAHAN EVALUASI ASESMEN, http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBI NGAN/195911301987031.
Sunendar, D. (2009). STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA. Bandung: Rosda Karya.
Sunyoto, D. (2011). Analisis Regresi dan Uji Hipottesis. Yogyakarta: CAPS.
Surpijono, A. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutrisna, D. (2014, Januari 9). Sutrisna, Dedem (2013) Penerapan Tongkat
Berbicara Berorientasi Karakter Dalam Pembelajaran Debat: Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Palimanan Tahun Ajaran 2012/2013.. Retrieved Pebruari 26, 2014, from repository.upi.edu:
http://repository.upi.edu/id/eprint/4790
Tarigan, H. G. (2008). BERBICARA SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN
BERBAHASA. Bandung: ANGKASA.