• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan IPS

Oleh :

Lisa Inawati NIM. 1106515

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung)

Oleh :

Lisa Inawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Lisa Inawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindung undang-undang

(3)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed

NIP.196308201988031001

Pembimbing II

Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd

NIP.197210012001122001

Ketua Program Studi Pendidikan IPS

Dr. Nana Supriatna, M.Ed

(4)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang penulis temukan di lapangan mengenai kurangnya keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung. Indikator permasalahan yang penulis temukan antara lain ketika guru memberikan satu pertanyaan yang memancing jawaban-jawaban yang bersifat kreatif, masih sedikit gagasan kreatif yang disampaikan siswa, selain itu siswa juga masih terlihat tidak percaya diri ketika mengungkapkan gagasannya. Oleh karena itu diperlukan sebuah media untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1). Mengaplikasikan perencanaan pemanfaatan media cuplikan film terhadap peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa 2). Menganalisis pelaksanaan pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media cuplikan film untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa 3). Mengetahui refleksi hasil keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media cuplikan film ; 4). Mengetahui kendala dan mengapresiasi upaya guru dalam mengatasi kendala yang muncul dalam upaya meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan memanfaatkan media cuplikan film. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart yang terbagi ke dalam tiga siklus, dimana masing-masing siklus terdiri atas satu tindakan. Teknik penelitian yang digunakan oleh penulis adalah observasi dan wawancara terhadap subjek penelitian, yakni guru IPS dan siswa kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung. Proses perencanaan yang dilakukan oleh penulis diantaranya menyusun RPP berdasarkan SK/KD (7.1) yang akan dikembangkan dalam pembelajaran dan memilih cuplikan film yang sesuai dengan tema pembelajaran. Pelaksanaan penggunaan media cuplikan film, siklus I menggunakan film The Pursuit of Happyness, siklus II menggunakan film Top Secret Billionaire dan siklus III menggunakan film Minggu Pagi di Victoria Park. Refleksi hasil penelitian menunjukan peningkatan presentase pada siklus II dan siklus III. Kendala yang ditemukan siswa belum terbiasa menggunakan film sebagai media pembelajaran. Upaya yang dilakukan penulis yakni memberikan arahan dan penjelasan pada siswa bahwa film yang ditayangkan bukan hanya hiburan semata. Berdasarkan hasil perolehan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pemanfaatan media cuplikan film berhasil meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Hasil temuan penelitian ini dapat menjadi saran bagi guru maupun pihak sekolah untuk menciptakan suasan belajarn yang mampu memberikan kesempatan untuk siswa dalam membangun keterampilan berpikir kreatifnya.

(5)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research was motivated by problem that author found about lack of creative thinking skill of student in social studies in grades VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung. Indicators of problems encountered when teacher gave challenge question whose need creative answer, less of student give his creative answer and most of student seen unconfident when express his thought. Therefore, author divided into three cycles, when each cycle consisting of one action. The technique use by author is observation and interviews to subject of research, namely social studies teacher and student grades VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung. Planning process that author did is arrange lessons plan based one SK / KD (7.1) which will be use in learning and choose footage film which are suitable with themes of learning, cycle 1 using the film the pursuit of happyness, cycle II using the film Top Secret Billionaire and cycle III using the film Minggu Pagi di Victoria Park. Reflection research showing increase of presentase in cycle Ii and cycle III. The problem were found is student unfamiliar to using film as learning media. Efforts made by the author that give instruction to student that film shown not only an entertainment. With the result, the author conclude that using film footage media succesed to increase cretaive thinking skill of student. The research result can be a suggestion for teachers and school to make learning environment that is able to give a chance to student build up their creative thinking skills.

(6)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR GRAFIK... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian... 8

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 11

A. Ilmu Pengetahuan Sosial... 11

B. Media Cuplikan Film... 21

C. Keterampilan Berpikir Kreatif... 29

D. Media dan Keterampilan Berpikir... 35

E. Penelitian Terdahulu... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 40

A. Desain Penelitian... 40

B. Partisipan dan Lokasi Penelitian... 42

(7)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Prosedur Penelitian... 45

E. Fokus Penelitian... 46

F. Instrumen Penelitian... 47

G. Teknik Pengumpulan Data... 48

H. Teknik Analisis Data... 49

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN... 53

A. Deskripsi Lokasi Penenlitian... 53

B. Deskripsi Hasil Penelitian... 63

C. Analisis Hasil Penelitian... 126

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI... 152

A. Simpulan... 152

B. Implikasi... 154

C. Rekomendasi... 156

DAFTAR PUSTAKA... 157

(8)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pekan awal kegiatan praktek lapangan, penulis mendapatkan kesempatan mengikuti secara langsung proses pembelajaran IPS sebagai bagian dari kegiatan pra penelitian yang penulis lakukan di kelas VIII-G SMPN 15 Kota Bandung. Pada jam pelajaran selanjutnya, penulis pun diajak oleh Ibu Yani Rachmayani, S.Pd, salah satu guru IPS di SMPN 15 Kota Bandung yang mendampingi penulis, mengikuti beliau saat akan mengajar di kelas lain, yakni di kelas VIII-A.

Mengikuti proses pembelajaran di dua kelas tersebut, membuat penulis mendapatkan banyak informasi dan pengalaman berharga mengenai proses pembelajaran IPS. Beberapa metode seperti curah pendapat dan sosiodrama membuat kelas tidak terasa monoton, pembelajaran pun menjadi semakin menarik manakala guru memberikan beberapa pertanyaan menantang, dan salah satu pertanyaan menantang itu terkait dengan materi pembelajaran mengenai “Sekitar Peristiwa Kemerdekaan” terhadap siswa yakni “Bagaimana seandainya Soekarno tidak memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 ”.

Menanggapi pertanyaan tersebut, respon yang berbeda muncul dari kedua kelas. Di kelas VIII-G, jawaban yang muncul hanya dari 15% total siswa di kelas, atau hanya 5 orang siswa saja, karena siswa lainya yang dipilih secara acak oleh guru tidak dapat menjawab dan hanya menggelengkan kepala, mengangkat bahu, ataupun pura-pura sibuk menulis dan guru pun tidak mengacuhkan keadaan demikian dan menunjuk siswa lain untuk memberikan jawaban, namun kejadian terus saja berulang, sehingga akhirnya guru memutuskan untuk memberikan materi selanjutnya kepada siswa

(9)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjawab. Penulis bahkan sampai takjub mendengar begitu banyak jawaban yang kreatif, unik bahkan terbilang tak pernah terbayangkan sebelumnya muncul dari hasil pemikiran siswa-siswi di kelas VIII-A. Berbagai jawaban unik seperti akan banyak orang Indonesia berwajah Jepang, akan tetap banyak tipe bangunan seperti yang ditemukan di jalan Braga hingga presiden pertama Indonesia mungkin bukan Soekarno.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, dapat penulis paparkan beberapa hal terkait pengalaman penulis selama mengikuti proses pembelajaran IPS di kelas VIII-A dan khususnya kelas VIII-G yang menjadi fokus dari lokasi pra penelitian penulis, yakni :

 Keberanian mengemukakan pendapat, khusunya berpendapat secara lisan siswa kelas VIII-G masih kurang, hal ini dibuktikan dengan dari ± 32 siswa, hanya 5 orang siswa saja yang menjawab pertanyaan guru, selebihnya hanya menundukan kepala ataupun menggelengkan bahu dan diam tanpa berkomentar apapun

 Jika dibandingkan dengan kelas A, maka keterampilan siswa kelas

VIII-G untuk menghasilkan jawaban-jawaban yang kreatif, unik dan tak pernah terbayangkan sebelumnya masih cukup rendah

(10)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpikir dan menentukan keputusan-keputusan yang hasilnya akan berbeda dari sudut pandang berpikir orang kebanyakan.

Ketertarikan dalam tema keterampilan berpikir kreatif pun akhirnya membawa penulis sampai kepada tulisan dari Utami Munandar, yang mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dan divergen adalah suatu jenis berpikir yang menjajaki berbagai kemungkinan jawaban atas suatu masalah untuk mengembangkan kemampuan mental dan intelektual anak secara utuh (2009, hlm 7-8). Pengertian ini ternyata sejalan dengan pendapat Padget (2013, hlm 5) tentang berpikir kreatif atau creativity thinking bahwa

Creativity and critical thinking go in hand and help to provide different ways of making sense of a situation; after applying analytical and logical critical thinking to our problem we can move towards the construction of a solution using our creative thinking

atau dapat diartikan bahwa kreativitas dan berpikir kritis membantu memberikan cara yang berbeda untuk memberikan rasa dalam sebuah situasi; setelah menerapkan berpikir kritis analitis dan logis untuk sebuah masalah, kita dapat bergerak menuju pembentukan solusi melalui penggunaan pemikiran kreatif kita, disini dimaknai bahwa keterampilan berpikir kreatif mampu memunculkan rasa atau cara yang lain dalam perspektif atau cara kita melihat sebuah permasalahan.

Berdasarkan pendapat dari kedua tokoh diatas, seharusnya dengan keterampilan berpikir kreatif, siswa mampu untuk menciptakan gagasan yang baru dan berani keluar dari cara pandang umum masyarakat dalam memaknai suatu permasalahan dan mampu menciptakan solusi serta mengkomunikasikanya dengan baik. Namun, seperti yang telah penulis paparkan diatas, siswa kelas VIII-G lebih banyak diam saat ditantang oleh pertanyaan guru dan salah seorang siswa memberikan jawaban yang terbilang standar dibandingkan dengan jawaban yang didapatkan di kelas VIII-A.

(11)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan jawaban yang dimilikinya. Seharusnya jika merujuk kepada pendapat Munandar (2009, hlm 11) pengembangan kreativitas tidak hanya memperhatikan pengembangan kemampuan berpikir kreatif, tapi juga pemupukan sikap dan ciri-ciri kepribadian kreatif.

Keterampilan berpikir kreatif pada akhirnya menjadi sebuah topik yang sangat menarik bagi penulis, selain karena hasil temuan penulis pada kegiatan pra penelitian, juga karena yang penulis rasakan selama ini, bahwa pengembangan keterampilan berpikir kreatif yang mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir dan menghasilkan jawaban diluar kebiasaan cara berpikir manusia pada umumnya, jawaban-jawaban yang tak pernah terduga sebelumnya masih sangat kurang, kalaupun ada, kebanyakan jawaban-jawaban kreatif milik siswa hanya benar-benar menjadi sebuah gagasan tanpa diarahkan untuk menjadi sesuatu yang benar-benar real dapat menjadi suatu solusi bagi masyarakat. Hal yang demikian mungkin karena kebanyakan orang takut untuk menjadi “berbeda” dengan orang lain, ataupun stereotip lain bahwa orang yang tidak “seragam” itu adalah hal yang asing di masyarakat. Sehingga kemampuan seseorang untuk berekspresi melaui kemampuanya berpikir kreatif untuk menghasilkan suatu gagasan yang imajinatif seolah terpasung oleh batasan-batasan tak nyata di masyarakat, dan hal itu terjadi hampir di setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan. Hal ini seperti pendapat yang dikemukakan oleh Munandar (2009, hlm 7) bahwa

Gambaran yang sama tampak dalam bidang pendidikan. Penekananya lebih pada hafalan dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan. Proses-proses pemikiran tinggi termasuk berpikir kreatif jarang dilatih. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara lain

(12)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang membantu anak didik untuk belajar berpikir, bahkan lebih spesifik lagi, bahwa anak didik akan diajarkan untuk berpikir secara kritis dan kreatif (1986, hlm 167).

Berdasarkan pendapat Cheppy diatas, jelaslah bahwa keterampilan berpikir kreatif sebenarnya sangat sejalan dan bahkan menjadi bagian dari tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk menciptakan warga masyarakat yang mampu berpartisipasi aktif di masyarakat, salah satunya untuk dapat bersifat solutif atau dapat memberikan solusi untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang muncul di masyarakat. Hal ini sejalan seperti yang dikemukakan oleh Sapriya (2009, hlm 8)

Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ialah memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang memungkinkan mereka dapat menjadi warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis

pendapat mengenai tujuan IPS yang dituliskan oleh Sapriya mengenai partisipasi aktif dalam masyarakat, ternyata telah lebih dulu dirumuskan oleh Bruce Joyce (dalam Cheppy, 1986, hlm 14) yang merumuskan tiga tujuan dasar IPS sebagai berikut

1) Humanistic education, diharapkan IPS mampu membantu siswa untuk memahami segala pengalamanya serta diharapkan lebih menegrti tentang arti kehidupan ini

2) Citizenship education, dimana setiap siswa harus dipersiapkan untuk mampu berpartisipasi secara efektif di dalam dinamika kehidupan masyarakatnya 3) Intelectual education, dimana setiap siswa ingin memperoleh cara dan sarana

untuk mengadakan analisis terhadap gagasan-gagasan serta mengadakan pemecahan masalah seperti yang telah dikembangkan oleh ahli-ahli ilmu sosial. Bersamaan dengan pertumbuhan kemampuanya, siswa seharusnya belajar untuk menjawab sebanyak mungkin pertanyaan serta menguji data secara kritis dalam berbagai situasi sosial.

(13)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

muncul dalam proses interaksinya dengan masyarakat. Untuk dapat melakukan hal tersebut, siswa tentunya harus memiliki kemampuan mengabstraksi berbagai konsep melalui berbagai kemampuan berpikir mulai dari yang sederhana sampai yang paling kompleks, yang susunanya terdiri atas 1) meta cognition, 2) critical and creative thinking, 3) thinking process, 4) core thinking skills, 5) the

relationship of content area of knowledge to thinking (Somantri, 2001, hlm 184).

Berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan berpikir yang menuju ke arah kompleks, sehingga melalui keterampilan berpikir kreatif diharapkan tujuan dari Ilmu Pengetahuan Sosial dapat terwujud sekaligus sebagai usaha menghapus stereotip yang terlanjur muncul tentang pembelajaran IPS di kelas yang cenderung membosankan karena kurang menantang, sehingga siswa terkadang tidak mengerti apa dan bagaimana mengimplemetasikan Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS dalam kehidupanya sehari-hari. IPS pun identik dengan kumpulan data yang hanya harus dihapal, sehingga tanpa harus memahami nya pun dengan cara menghapal siswa sudah mampu menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru. Seperti apa yang telah dikemukakan oleh Sanjaya (2011, hlm 127) bahwa peningkatan kemampuan berpikir ini pada awalnya dirancang untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS. Melalui peningkatan keterampilan berpikir kreatif, diharapkan IPS tidak lagi dipandang sebelah mata oleh orang tua, karena dianggap kurang penting dibandingkan dengan pelajaran lainya seperti IPA dan Matematika (Sanjaya, 2011, hlm. 127). Peningkatan keterampilan berpikir diharapkan mampu membantu siswa merumuskan berbagai alternatif penyelesaian masalah-masalah sosial yang ditemui sehari-hari dan menyelesaikanya dengan cara yang mampu membuat orang lain kagum, karena keluar dari pola berpikir orang lain pada umumnya.

(14)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dijabarkan oleh NCSS (National Council for the Social Studies). Guru IPS yang efektif akan selalu menciptakan satu lingkungan yang mampu memberikan pengalaman yang merangsang dan menantang bagi siswa. Namun, siswa tidak hanya diberi pengalaman-pengalaman yang selalu menantangnya, tetapi mereka perlu mempunyai variasi yang luas dalam berhubungan dengan orang lain, tempat dan kejadian yang dapat mendorong mereka mengajukan permasalahan dan menemukan berbagai pengalaman lain (Cheppy, 1986, hlm 169).

Guilford (dalam Munandar, 2009, hlm 10) mengemukakan bahwa dalam berpikir kreatif ,termasuk di dalamnya berbagai kemampuan berpikir yang merupakan hasil dari berpikir kreatif terdapat dua aspek, yaitu aspek aptitude dan non aptitude. Aspek aptittude atau yang berkaitan dengan kemampuan berpikir

kreatif meliputi : 1) kelancaran, 2) kelenturan dan 3) orisinalitas dalam berpikir. Sedangkan di dalam aspek non aptitude meliputi 1) kepercayaan diri, 2) keuletan, 3) apresiasi estetik, dan 4) kemandirian.

Berbagai pendapat yang dikemukakan para ahli dan juga atas pemikiran bahwa di kelas VIII-A mampu menghasilkan jawaban yang sangat kreatif, unik, sangat berbeda dan tak pernah terbayangkan sebelumnya, muncul ide bahwa seharusnya siswa-siswi di kelas VIII-G pun seharusnya dapat didorong untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif nya, melalui penerapan salah satu model pembelajaran yang dianggap efektif meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa.

Pemanfaatan berbagai media seperti yang dikemukakan oleh Komalasari (2011, hlm 26-27) yakni untuk memfasilitasi siswa agar dapat belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan performensi mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pernyataan tersebut dapat penulis pahami bahwa media diharapkan mampu membantu maksud atau inti dari sebuah pembelajaran agar lebih mudah tersampaikan.

(15)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menyampaikan pembelajaran, karena dianggap hanya mengandung sisi hiburan semata. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat yang datang dari Rosenthal (1945, hlm 3) “... many alert, progressively minded teachers regarded films as entertainment rather instruction, as interesting additions to the lessons, to

be used if there were time”, atau dapat dimaknai bahwa banyak sekali pikiran yang berkembang dari guru yang menganggap bahwa film sebagai hiburan dibandingkan sebagai sebuah instruksi, sebagai tambahan yang menarik untuk pembelajaran manakala memiliki waktu. Disinilah seharusnya guru berperan untuk mampu mengarahkan siswa menemukan makna-makna dalam film yang digunakan sebagai media dalam membantu kelancaran belajar siswa.

Pendapat yang sejalan dengan penulis pun datang dari Ely Lisnawati (2012) dengan sebuah penelitian berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Film Bertema Percintaan Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Menulis Cerpen”. Berdasarkan hasil penelitian nya tersebut, Lisnawati (2012, hlm. 123) ini terungkap bahwa media film ternyata dianggap efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam hal menulis cerpen.

Berangkat dari latar belakang yang telah dituliskan diatas , penulis tertarik untuk melakukan sebuah Penelitian Tindakan kelas dengan judul “ Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pemanfaatn Media Cuplikan Film

Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15

Kota Bandung).

B. Rumusan Masalah Penelitian

Agar penelitian lebih terarah, maka penulis menjabarkan fokus penelitian ke dalam beberapa bentuk pertanyaan penelitian yang terdiri atas:

(16)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana implemetasi pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pemanfaatan media cuplikan film pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung ?

3. Bagaimana refleksi pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pemanfaatan media cuplikan film pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung ?

4. Apa kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pemanfaatan media cuplikan film pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung ? 5. Bagaimana upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala dalam

pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pemanfaatan media cuplikan film pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mencoba mengaplikasikan perencanaaan pembelajaran pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pemanfaatan media cuplikan film pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung 2. Menganalisis bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pemanfaatan media cuplikan film pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

3. Mengetahui refleksi hasil pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pemanfaatan media cuplikan film pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

(17)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Mengapresiasi upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pemanfaatan media cuplikan film pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a) Mendapatkan jawaban tentang keberhasilan peningkatan keterampilan berpikir kreatif melalui pemanfaatan media cuplikan film

b) Sebagai rujukan dan landasan teori untuk penelitian selanjutnya yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian ini

2. Manfaat Praktis

a) Bagi siswa

Memberikan motivasi bagi siswa untuk dapat lebih meningkatkan lagi keterampilan berpikir kreatif dan pengaplikasianya dalam kehidupan sehari-hari

b) Bagi guru

Memberikan masukan alternatif media yang dinilai mampu mengembangkan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS

c) Bagi sekolah

Memberikan kontribusi yang positif dan nyata bagi peningkatan kualitas dan mutu pembelajaran IPS di sekolah melalui penciptaan iklim pembelajaran yang efektif, kondusif dan bermutu

E. Struktur Organisasi Skripsi

(18)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I berupa pendahuluan yang terdiri atas latar belakang yang berisi hasil temuan penulis berupa masalah di lapangan, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penulisan hasil penelitian bagi pihak-pihak yang terkait dengan penulis dan struktur organisasi skripsi

Bab II berupa kajian pustaka yang terdiri atas berbagai teori yang menjadi landasan pemikiran penulis dalam alur penelitian ini. Kajian pustaka ini berisi mengenai teori-teori Ilmu Pengetahuan Sosial dan kedudukan media pembelajaran sebagai penunjang ketercapaian tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan teori keterampilan berpikir kreatif.

Bab III berupa metode penelitian. Melalui metode penelitian, penulis menjabarkan hal-hal yang terkait dengan prosedur penelitian penulis di lapangan. Bab ini tersusun atas desain penelitian, subjek dan lokasi penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan tahapan analisis data.

Bab IV berupa temuan dan pembahasan dimana di dalamnya penulis memaparkan hasil temuan penulis selama kegiatan penelitian peningkatan keterampilan berpikir kreatif melalui media cuplikan film yang telah diolah dengan teknik analisis data yang dipergunakan oleh penulis. Data yang digunakan merupakan data yang terkumpul berdasarkan instrumen yang dipergunakan penulis.

(19)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sebuah rancangan yang membantu kita untuk mengaplikasikan rancangan metode penelitian yang telah kita buat sebelumnya menjadi suatu yang nyata di lapangan. Seperti yang dikemukakan oleh Suchman

(dalam Nazir, 1999, hlm. 99) desain penelitian juga merujuk kepada “...semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan sebuah penelitian...”

.

Desain penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini tentunya mengacu kepada jenis metode penelitian yang penulis gunakan, yakni metode Penelitian Tindakan Kelas yang akan dipaparkan pada poin selanjutnya. PenelitianTindakan Kelas memiliki beberapa desain yang dikemukakan oleh beberapa tokoh, dimana meski masing-masing desain memiliki ciri khas atau karakter masing-masing, namun umumnya tersusun atas tahapan-tahapan penting yang memiliki kesamaan.

Penelitian tindakan kelas umumnya terdiri atas empat tahapan penting di dalamnya, yakni penemuan masalah, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan juga penilaian keberhasilan pelaksanaan penelitian tersebut. Sejak pertama kali diperkenalkan, muncul beberapa pengembangan model-model penelitian tindakan kelas, yakni yang diciptakan oleh Kurt Lewin, Ebbut, Kemmis dan Mc Taggart, Elliot dan Mc Kernan.

(20)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mc Taggart merupakan pengembangan dan juga perbaikan dari konsep dasar yang telah diperkenalkan sebelumnya oleh Kurt Lewin di tahun 1956.

Untuk dapat lebih memahami alur penelitian tindakan kelasa berdasarkan model Kemmis dan Mc Taggart, berikut adalah gambaran alur penelitian tindakan kelas berdasarkan model yang diciptakan oleh Kemmis dan Mc Taggart.

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart

Pra penelitian

Perencanaan

Observasi

Refleksi Pelaksanaan

Siklus I

Perencanaan

Siklus II

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

(21)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diadopsi dari Wiriatmadja, 2008, hlm 78

Berdasarkan gambaran desain penelitian diatas, maka penelitian ini dapat penulis uraikan menjadi tahapan-tahapan berikut ini, yaitu :

1. Perencanaan

Sesuai dengan nama tahapan, maka di dalam tahapan ini, seorang peneliti biasanya mencari cara untuk memperbaiki atau memecahkan masalah berdasarkan apa yang telah dituliskan dalam latar belakang, guru lalu merancang tindakan perbaikan apa yang kira-kira cocok dan efektif memecahkan masalah tersebut (Kunandar, 2008, hlm 91-92)

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan diisi oleh peneliti (dalam hal ini guru) dengan mengaplikasikan atau menerapkan tindakan yang telah dirancang pada tahapan sebelumnya

3. Observasi

Disebut juga sebagai tahap pengamatan. Tahap ini dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Mitra dari peneliti yang melakukan kegiatan observasi berdasarkan kepada pedoman observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti. Pada tahap ini juga mitra menuliskan catatan-catatan penting terkait kegiatan peneliti selama melakukan pelaksanaan berupa tindakan di dalam kelas.

4. Refleksi

Tahapan refleksi diisi dengan kegiatan diskusi antara mitra dan juga peneliti mengenai hasil tindakan, yakni ketercapaian, kekurangan dan poin-poin lainya yang menjadi catatan penting untuk siklus selanjutnya. Melalui tahap ini, peneliti bersama mitra mengevaluasi hasil siklus I dan kemudian menjadikanya rujukan untuk perencanaan pada siklus selanjutnya.

(22)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilakukan di kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung yang beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No.89 Kota Bandung. waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini yakni selama semester genap tahun ajaran 2014/2015 yang berlangsung dari bulan Februari 2015 sampai dengan Juni 2015. Kelas VIII-G memiliki jumlah siswa sebanyak 32 orang, yang terdiri atas 15 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan.

Penulis melakukan kegiatan penelitian di SMP Negeri 15 Bandung, karena sekolah ini merupakan sekolah tempat penulis melaksanakan kegiatan PPL, sehingga penulis merasa mengetahui secara pasti bagaimana kondisi kelas dan juga kondisi kegiatan akademik sekolah yang mengacu kepada kalender akademik. Mengetahui kegiatan akademik yang mengacu kepada kalender akademik menurut penulis penting untuk diketahui, sebab penelitian tindakan kelas yang akan penulis lakukan membutuhkan beberapa siklus yang akan melibatkan proses pembelajaran di kelas.

Alasan penulis memilih kelas VIII-G sebagai lokasi penelitian, sebab dari tiga kelas tempat penulis mengajar, penulis melihat bahwa kelas VIII-G adalah kelas yang masih memiliki kekurangan dibandingkan dengan kelas lainya, baik keterampilan berpikir kreatif menurut ciri aptitude maupun non-aptitude nya.

C. Metode Penelitian

Untuk mempermudah melakukan penelitian, tentunya penulis menggunakan salah satu pendekatan penelitian untuk membantu penulis melakukan serangkaian kegiatan penelitian dengan cara paling efektif dan juga efisien yang dianggap paling sesuai dengan masalah yang diteliti oleh peneliti. Penulis memilih menggunakan pendekatan kualitatif.

(23)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah menentukan pendekatan penelitian apa yang akan digunakan, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh seorang peneliti adalah menentukan metode apa yang akan digunakan ketika pelaksanaan penelitian. Metode merupakan pedoman atau pemandu seorang peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian. Sedangkan menurut Nazir (1999, hlm. 51) keberadaan metode penelitian sangat membantu untuk memandu seorang peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian tersebut dilakukan.

Di dalam pendekatan kualitatif, terdapat beberapa metode yang dapat dipilih untuk membantu mempermudah pelaksanaan penelitian. Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research adalah metode penelitian dalam pendekatan kualitatif yang akhir-akhir ini sedang “naik daun” terutama di dunia pendidikan. Pada akhirnya metode inilah yang dipilih untuk membantu penelitian ini. Metode ini dipilih karena dirasa paling sejalan dengan tujuan penulis untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran di kelas melalui suatu penerapan tindakan. Pendapat penulis ini didorong oleh salah satu pernyataan

Sudikin (dalam Sukardi, 2012, hlm.3) bahwa “... penelitian tindakan sangat cocok

untuk meningkatkan kualitas subjek yang hendak diteliti, dimana subjeknya dapat berupa kelas, kelompok, maupun lembaga sosial lain. Pendapat lain yang memperkuat datang dari Wiriaatmadja (2008:13) bahwa penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri lalu mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Berdasarkan pengertian dari Wiriaatmadja tersebut, penulis dapat menarik pemahaman bahwa dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas tahap-tahap untuk mencapai tujuan penelitian tindakan kelas tersebut, sebagaimana diuraikan oleh Kurt Lewin (dalam Kunandar, 2008, hlm.42) bahwa penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

(24)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

Menurut Suparno (2008, hlm. 17) secara umum tujuan utama seorang peneliti melakukan penelitian tindakan dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Untuk melakukan perubahan atau peningkatan praktik pendidikan yang diteliti secara lebih langsung

2. Untuk mendapatkan hasil penelitian dengan praktik guru di lapangan sehingga berdasarkan hasil riset guru dapat memperbaiki kinerjanya

3. Mengembangkan profesionalitas para pendidik dalam lingkup kerja

Dalam penelitian yang akan penulis lakukan ini, ternyata sejalan dengan tujuan pada poin pertama yang dikemukakan oleh Suparno. Peningkatan yang ingin dicapai oleh penulis, berkaitan dengan kurangnya keterampilan berpikir kreatif siswa kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung. Tindakan yang akan dilakukan penulis bertahap sampai dirasakan terjadi peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa berdasrkan indikator-indikator yang telah disusun oleh penulis.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Pengurusan Perizinan

Kegiatan ini dilakukan pada pekan pertama bulan Februari, dengan mengurus perizinan kepada sekolah lokasi penelitian penulis.

2. Observasi Awal / Pra Penelitian

(25)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang muncul, salah satu yang menarik perhatian peneliti mengenai keterampilan berpikir kreatif siswa yang kemudian peneliti angkat menjadi fokus penelitian ini.

3. Pelaksanaan Siklus Penelitian

Kegiatan yang dilakukanoleh penulis di dalam pelaksanaan siklus penelitian adalah mulai dari merancang, melaksanakan, mengobservasi dan merefleksi kegiatan-kegiatan tertentu yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pemanfaatan media cuplikan film dalam pembelajaran IPS yang telah dirancang sebelumnya.

4. Penyusunan Laporan

Kegiatan terakhir dari penelitian ini adalah penyusunan laporan dalam rangka pemenuhan tugas akhir penulis sebagai mahasiswa Pendidikan IPS Universitas Pendidikan Indonesia. Penyusunan laporan ini dijadwalkan dilakukan selama dua bulan dari bulan Juni sampai dengan Juli tahun 2015.

E. Fokus Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami makna konsep-konsep yang terdapat dalam penelitian ini, berikut dijelaskan beberapa istilah yang sering ditemukan diantaranya adalah:

1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan (Somantri dalam Sapriya, 2009, hlm 11). Pada tingkat SMP, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu subjek mata pelajaran yang diajarkan dari kelas VII-IX dan merupakan sebuah pembelajaran yang bersifat terpadu.

2. Keterampilan Berpikir Kreatif

(26)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(conections) yang terus menerus (kontinu), sehingga ditemukan kombinasi yang

“benar” atau sampai seseorang itu menyerah. Dipahami oleh penulis bahwa proses berpikir yang kontinu tersebut ialah dalam usaha untuk menemukan atau menciptakan sesuatu yang mungkin saja baru dan berbeda dari apa yang telah dihasilkan oleh orang lain sebelumnya.

3. Media Cuplikan Film

Media menurut Briggs (Sadiman, 2009, hlm.6) adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Kata kedua adalah film, yang mana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986, hlm. 282) adalah sebuah lakon yang dipentaskan melalui gambar hidup atau bergerak, baik yang bersuara ataupun yang tidak.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat penulis pahami bahwa media cuplikan film adalah alat fisik yang disajikan melalui beberapa potongan atau bagian dari lakon yang dipentaskan melalui gambar hidup yang bersuara yang diharapkan mampu merangsang siswa untuk belajar

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data selama di lapangan. Penggunaan instrumen yang tepat dan baik, akan mempermudah permasalahan dalam penelitian ini untuk dapat ditangani secara tepat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya.

1. Lembar Aktivitas Guru

(27)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan dengan baik, atau masih memiliki kekurangan yang dapat menjadi catatan untuk diperbaiki pada siklus selanjutnya.

2. Lembar Aktivitas Siswa

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai siswa dalam penelitian pemanfaatan media cuplikan film untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. instrumen ini dibuat mengacu kepada indikator-indikator yang telah disusun oleh penulis dan guru mitra

3. Catatan Lapangan (Field Note)

Field note atau catatan lapangan digunakan untuk mengetahui kronologis kegiatan pelaksanaan tindakan dalam penelitian peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pemanfaatan media cuplikan film di dalam kelas. Melalui catatan lapangan juga terdapat kolom analisis untuk menyampaikan pendapat mitra atau observer mengenai langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dan juga gambaran kondisi kelas sepanjang tahapan pelaksanaan tindakan.

4. Pedoman Wawancara

Instrumen ini digunakan pada saat kegiatan wawancara antara penulis dengan guru mitra untuk mendapatkan data mengenai keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum pemberian tindakan tertentu, dalam hal ini pemanfaatan media cuplikan film kepada siswa kelas VIII-G SMPN 15 Bandung. Kegiatan wawancara juga dilakukan kepada siswa yang dipilih secara acak untuk mengetahui tanggapan siswa setelah penelitian ini selesai dilaksanakan

5. Tes

(28)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimilikioleh individu atau kelompok. penyusunan tes sebagai salah satu instrumen dalam penelitian ini adalah untuk mengukur sejauh mana peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui pengerjaan soal-soal uraian bebas dalam bentuk Lembar Kerja Siswa yang diberikan di akhir kegiatan pembelajaran.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik. Adapun teknik-teknik yang penulis lakukan adalah :

1. Observasi

Hadi (dalam Sugiyono, 2014, hlm 145) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses psikologis. dimana dua yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan dari seorang peneliti. Melalui kegiatan observasi, penulis mengumpulkan beberapa data yang dibutuhkan, seperti kondisi kelas selama pembelajaran dan hal-hal lain sesuai yang tersusun dalam instrumen penelitian.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti beranggapan bahwa subyek atau responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri (Hadi dalam Sugiyono, 2014, hlm 138). Kegiatan wawancara dilakukan sebanyak dua kali dengan responden adalah guru mitra dan beberapa orang siswa yang dianggap representatif.

(29)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang dapat beragam bentuknya, seperti foto, video, rekaman suara dll. Dalam kegiatan penelitian ini, dokumentasi yang dipergunakan oleh penulis berbentuk foto yang dapat dipergunakan untuk mengabadikan kegiatan-kegiatan penulis dan juga siswa sebagai responden selama kegiatan penelitian berlangsung.

4. Penilaian

Penilaian dilakukan untuk mengukur peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa berdasarkan kepada rubrik penilaian yang telah disusun sebagai sebuah instrumen penelitian. Di dalam pelaksanaannya, kegiatan penilaian dapat berupa penilaian proses dan penilaian hasil, dimana penilaian proses bergantung kepada observasi atau pengamatan penulis dan juga observer, sedangkan penilaian hasil dapat berupa lembar kerja siswa ataupun tes tertulis dan lisan.

H. Teknik Analisis Data

Tahapan analisis data merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan seorang peneliti dalam penelitian. Di dalam tahapan analisis data, seorang peneliti mengorganisasikan, menemukan apa yang dicari hingga mampu merumuskan kesimpulan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Poin-poin tersebut yang membuat tahapan analisis data menjadi penting, sebab tanpa kegiatan pengolahan dan penganalisisan, data yang telah didapatkan selama kegiatan penelitian tidak

akan berarti apa-apa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2011, hlm. 106) bahwa menganalisis data yaitu suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.

(30)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian kualitatif sudah mulai dilakukan bersamaan ketika seorang peneliti mulai mengumplkan data penelitian melalui instrumen yang telah disusun sebelumnya (Arikunto, 2006, hlm. 13).

Tahapan analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri atas analisis data kualitatif dan validitas data.

1. Data kualitatif

Pada sebuah penelitian kualitatif, analisis data bukan hanya dilakukan pada saat data telah selesai terkumpul, tetapi sejak perumusan masalah dan pengumpulan data di lapangan,sebenarnya kegiatan analisis data pada penelitiankualitatif telah dilaksanakan ( Nasution, 1988 dan Sugiyono, 2014). Berdasarkan tahapan analisis data kualitatif model Miles dan Huberman yang penulis gunakan, terdapat tiga tahapan di dalam analisis data kualitatif yang meliputi :

a. Reduksi data

Ketika selesai mengumpulkan data di lapangan, penulis mungkin akan mendapatkan catatan dalam jumlah yang banyak dari berbagai aspek, dengan mereduksi data tersebut, penulis mampu memilih dan memfokuskan data-data yang berjumlah banyak tersebut menjadi data-data yang fokus terhadap satu aspek saja.

b. Penyajian data (data display)

Setelah data selesai direduksi, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah menyajikan data tersebut agar mudah dipahami. Salah satu bentuk penyajian data dalam penelitian kualitatif yaitu menggunakan teks yang bersifat narasi, seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman bahwa

“...the most frequent form of dispaly data for qualitative research data in the

past has been narative text...” (dalam Sugiyono, 2014, hlm.249). berdasarkan

(31)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki kemudahan mengungkapkan gagasan yang dimilikinya dalam menyajikan data-data tersebut.

c. Penarikan kesimpulan

Tahap terakhir dan paling penting dalam kegaiatan analisis data adalah tahap penarikan kesimpulan. Di dalam penarikan kesimpulan, penulis bisa saja merubah kesimpulan awal yang telah dikemukakan bila ternyata hasilnya tidak cocok dengan keberadaan data di lapangan

2. Validitas data

Setelah penulis selesai melakukan kegiatan analisis data, maka tahapan selanjutnyayang harus dilakukan oleh penulis adalah melakukan validasi terhadap data-data tersebut. Validitas data perlu dilakukan agar tidak terjadi perbedaan antara data yang dimiliki oleh penulis dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Pemahaman penulis turut diperkuat dengan pendapat Purwanti (2013, hlm.62) bahwa untuk menemukan kesesuaian antara data dan keadaan sebenarnya di lapangan, maka peneliti harus melakukan validasi data.

Terdapat beberapa bentuk untuk melakukan validasi data di dalam penelitian tindakan kelas. Salah satunya seperti yang dikemukakan oleh Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2008, hlm.168-171) bahwa bentuk validasi data meliputi :

a. Triangulasi

Triangulasi yaitu bentuk validasi data dimana seorang peneliti membandingkan hasil hipotesis, konstruk atau analisis yang dilakukanya dengansudut pandang pihak lain yang terlibat dalam kegiatan penelitian, misalkan pendapat mitra seorang peneliti ketika melakukan kegiatan penelitian. b. Member check

(32)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pihak-pihak lain seperti guru, rekan sejawat, kepala sekolah, pegawai sekolah, dll.

c. Audit Trail

Audit Trail digunakan untuk memeriksa kesalahan-kesalahan yang mungkin saja dilakukan oleh penulis selama pelaksanaan penelitian ataupun pada saat pengambilan keputusan. Selain itu Audit Trail juga digunakan untuk memeriksa catatan-catatan yang dibuat oleh penulis ataupun mitra penulis selama kegiatan penelitian.

d. Expert Opinion

(33)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN , IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan dan hasil perolehan data yang telah dideskripsikan, penulis memperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan dalam memanfaatkan media cuplikan film untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS berada pada kategori baik. upaya yang dilakukan guru yang bertindak sebagai peneliti yakni berkolaborasi dengan guru mitra. Penulis dan guru mitra yang sudah memiliki banyak pengalaman mencoba membuat RPP yang mampu memacu siswa menggaggas ide-ide kreatif mengenai materi pembelajaran Ketenagakerjaan. Sebagai peneliti, penulis juga mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri atas lembar observasi guru, lembar observasi siswa, catatan lapangan, kamera sebagai alat dokumentasi dan pedoman wawancara terhadap guru dan siswa

(34)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan teknik observasi , catatan lapangan, studi dokumentasi dan wawancara di akhir pelaksanaan penelitian.

3. Guru yang bertindak sebagai peneliti merefleksikan media cuplikan film untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS dengan hasil akhir refleksi yang berada pada kategori baik. Setiap akhir pelaksanaan suatu siklus, penulis bersama guru mitra melakukan diskusi balikan untuk mendapatkan masukan mengenai perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan oleh penulis pada siklus selanjutnya agar terjadi peningkatan sesuai dengan target penulis. Acuan yang digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya adalah hasil observasi siswa dan guru, catatan lapangan dan studi dokumentasi 4. Terjadi Peningkatan hasil yang cukup signifikan setelah penelitian dengan

memanfaatkan media cuplikan film untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa diimplementasikan. Hal ini didapat berdasarkan hasil pengamatan bersama yang dilakukan oleh penulis yang bertindak sebagai guru dan guru mitra penulis yang bertindak sebagai observer. Selain pengamatan secara langsung, hasil penilaian Lembar Kerja Siswa menunjukan peningkatan di setiap pelaksanaan siklusnya. Selanjutnya, cara mengajar guru dalam pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media cuplikan film untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa pun mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Kedua hal tersebut menjadi pertimbangan antara penulis dan guru mitra untuk sepakat bahwa pemanfaatan media film terbukti mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa.

(35)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

segala informasi datangnya dari guru (teacher center) . kendala juga muncul dari peralatan penunjang pelaksanaan pelaksanaan yakni proyektor dan speaker yang kadang tidak berfungsi secara optimal. Sementara Upaya guru

dalam mengatasi kendala dalam memanfaatkan media cuplikan film untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif adalah memberikan pemahaman kepada siswa pada saat masuk ke kegiatan inti pembelajaran bahwa film yang akan ditayangkan bukan merupakan hiburan semata, dan cuplikan film tersebut juga mengandung informasi yang akan dibutuhkan siswa dalam mengerjakan LKS, penulis juga memberikan reward terhadap siswa yang membaca atau mencari informasi mengenai pembelajaran yang akan berlangsung. Selain itu upaya yang dilakukan penulis untuk mengatasi kendala kurang optimalnya fungsi peralatan pendukung pembelajaran adalah dengan mempersiapkan sendiri proyektor dan speaker cadangan, apabila terjadi gangguan terhadap fasilitas proyektor dan speaker milik sekolah.

B. Implikasi

(36)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Perencanaan pembelajaran IPS dengan memanfaatkan media cuplikan film untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa perlu disesuaikan dengan SK / KD yang akan digunakan dan tema yang akan dikembangkan dalam pembelajaran. Selanjutnya hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan adalah pemilihan film yang sesuai dengan tema pembelajaran 2. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan memanfaatkan meda cuplikan film

untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa perlu dilakukan berulang-ulang untuk melatih dan membiasakan siswa memanfaatkan cuplikan film sebagai suatu media pembelajaran untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan berpikir kreatifnya. Tetapi, guru atau peneliti harus memberi instruksi dengan jelas kepada siswa agar pemanfaatan media cuplikan film di dalam kelas tidak dianggap sebagai suatu hiburan saja oleh siswa

C. Rekomendasi

Hasil penelitian yang telah penulis laksanakan hendaknya menjadi bahan rekomendasi bagi calon peneliti lainya yang akan melaksanakan penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang telah penulis laksanakan. Beberapa hal yang menjadi rekomendasi dari penulis diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi siswa, terus berlatih agar keterampilan berpikir kreatifnya semakin meningkat. Siswa diharapkan tidak minder dalam menghasilkan gagasan kreatif dan mengemukakanya di hadapan kelas, sehingga pembelajaran IPS di kelas dapat tercipta lebih menarik.

(37)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi sekolah, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan media cuplikan film terbukti mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. maka dari itu sekolah harus lebih mendukung dengan cara memperbaiki fasilitas yang sudah ada, sehingga guru tidak kesulitan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan memamnfaatkan media cuplikan film yang membutuhkan proyektor dan speaker.

(38)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman . (2007). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Amaturrasyidah .(2012). Keefektifan media cuplikan film senyap dalam pembelajaran menulis naskah drama. – (Skripsi). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arifin, Z . (2011). Evaluasi pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S . (2006). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik . Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arsyad, A . (1997). Media pembelajaran. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Banks, J A . (1990). Teaching strategies for the social studies . London : Longman.

Beetlestone, F. (1998). Creative learning. Bandung : Nusa Media.

Cheppy, H.C . (1986). Strategi ilmu pengetahuan sosial. Surabaya : Karya Anda.

Depdiknas. (2010). Model pembelajaran IPS. Malang : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas

Domas, J. (2013). Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Menurut Para Ahli. [Online] Diakses dari: https://dedomasje.wordpress.com/2013/01/14/berpikir-kritis-dan-berpikir-kreatif-menurut-para-ahli/.

(39)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hamalik, O. (1976). Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni

Harjanto. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Jarolimek, J. (1977). Social studies competencies and skills. New York : Macmillan Publishing Co., Inc.

Jhonson, E.B. (2009). Contextual teaching and learning. Bandung : Mizan Media Utama.

Komalasari, K. (2011). Media pembelajaran ips. Bandung : Diktat Kuliah Program Studi Pendidikan IPS.

Kunandar. (2008). Langkah mudah penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Kunandar. (2013). Pembelajaran autentik. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Kustandi, C & Sutjipto, B .(2011). Media pembelajaran : Manual dan digital. Bogor : Ghalia Indonesia

Laspari, P.A .(2014). Penggunaan media video kritik dalam metode debat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa tentang masalah-masalah

sosial. – (skripsi). Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lisnawati, E. (2012). Efektivitas penggunaan media film bertema percintaan terhadap kemampuan siswa dalam menulis cerpen. – (Skripsi). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

(40)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meliyawati, I. (2012). Penggunaan media film pendek dalam pembelajaran menulis puisi.- (Skripsi). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Mulyasa, H.E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya

Munadi, Y . (2008). Media pembelajaran: Sebuah pendekatan baru. Tangerang: Gaung Persada Press.

Munandar, U. (1985). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah. Jakarta : PT. Gramedia.

Munandar, U . (2009). Pengembangan kretivitas anak berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Muslich, M. (2010). Melaksanakan PTK itu mudah. Jakarta : Bumi Aksara.

Nazir, M . (1999). Metode penelitian . Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nurochim. (2013). Perencanaan pembelajaran ilmu-ilmu sosial. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Padget, S. (2013). Creativity and critical thinking. New York: Routledge .

Poerwadarminta, W.J.S. (1986). Kamus umum bahasa indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

(41)

Lisa Inawati,2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CUPLIKAN FILM DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan di Kelas VIII-G SMP Negeri 15 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purwasih, Ratih. (2012). Pemanfaatan media film freedom writers dalam pembelajaran bermain drama. – (Skripsi). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rawlinson, J.G . (1977). Berpikir kreatif dan brainstorming. Jakarta : Erlangga.

Risnaedi, A S. (2014). Pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran ips untuk menumbuhkan keterampilan sosial (penelitian tindakan kelas di smp kartika

xix-1 bandung kelas vii a). – (Skripsi). Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rosenthal, N. H. (1945). Films- Their use and misuse. Melbourne : Robertson & Mullens.

Sadiman, A. U. (2009). Media pendidikan : Pengertian, pengembangan dan pemanfaatanya. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Samlawi, F & Maftuh, B . (1998). Konsep dasar ips. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sanaky, H. (2009). Media pembelajaran. Yogyakarta : Safiria Insania Press

Sanjaya, W. (2011). Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sapriya. (2008). Konsep dasar ips. Bandung: Laboratorium PKn UPI

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sofa. (2010). Pengertian dan ruang lingkup serta tujuan ilmu pengetahuan sosial. Diakses dari: http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-ips/.

Gambar

Gambar 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Pada pembesaran dan penyempitan duct akan terjadi perubahan kecepatan yang mengakibatkan kehilangan tekanan udara dalam duct , karena besarnya kehilangan tekanan sangat

Selain itu, orang yang memiliki kelebihan pengetahuan yang sudah barang tentu karena kelebihan barang otak, apabil disertai dengan iman munkin

Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku, bagi Dokter, Rumah Sakit atau Lembaga rehabilitasi lainnya yang sedang melakukan rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial

Berdasarkan uraian di atas, untuk membuktikan daun sirsak dapat mengatasi efek samping gentamisin maka diperlukan pengujian efek ekstrak daun sirsak terhadap kadar kreatinin dan

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak pengelola Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Utara dalam memelihara vegetasi hutan yang berfungsi sebagai

Selain itu, ukuran komite audit danintensitas pertemuan komite audit juga berperan dalam proses pelaporan keuangan dan penerapan good corporate governance yang dapat

The result of this research is the level of mastering both of adjective clause, adjective phrase, and reducing adjective clause into adjective phrase of the third year students

To find out about the students interest in reading novel, the writer analyze the Sixth Semester Students as sample, in this step the research is trying to find out about the