Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung)
SKRIPSI
DiajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarsarjanaPendidikanjurusanPendidi kanIlmuPengetahuanSosial
Oleh : Nova Berlianta H
1005821
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengembangan Keterampilan
Berpikir Kritis Melalui Metode Problem Solving dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang
dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, September 2014
Yang membuat pernyataan,
Nova Berlianta Harahap
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nova Berlianta Harahap
1005821
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd NIP. 19620718 198601 2 002
Pembimbing II
Drs. Faqih Samlawi, M.A NIP. 19600408 198803 1 001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan IPS
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di
kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung) Nova Berlianta H
1005821 ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari keresahan peneliti terhadap permasalahan yang terjadi di kelas VIII-E SMP YAS Bandung terkait dengan tingkat keterampilan berpikir kritis peserta didik. Permasalahn ini merupakan temuan dari observasi yang dilakukan beberapa kali pertemuan ketika peneliti melakukan praktek mengajar. Indikator permasalahan yang dijumpai adalah masih kurangnya keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS, sehingga peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian model Kemmis & Mc Taggart yang dilakukan dalam 3 siklus. Alternatif pemecahan masalah yang dipilih yaitu penggunaan metode Problem Solving. Pelaksanaan kegiatan belajar menggunakan metode problem solving sebagai alternatif mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil. Adapun peningkatan keterampilan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator memfokuskan pertanyaan, menyusun inti permasalahan, mencantumkan sumber yang digunakan dengan benar, menyusun solusi terhadap suatu permasalahan, dan menyimpulkan hasil laporan dalam bentuk pernyataan. Seluruh aspek ini mengalami perkembangan dari siklus pertama hingga siklus ketiga, dari kualitas kurang, cukup menjadi baik dengan persentase, 50,5 %, 57,5%, dan 70,1% pada siklus ketiga. Kesimpulannya, penggunaan metode Problem Solving dapat mengembangkan keterampilan Berpikir Kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS.
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
CRITICAL THINKING SKILLS DEVELOPMENT THROUGH PROBLEM
SOLVING METHODS IN IPS LEARNING.
(Classroom Action Research in Class VIII E Junior High School Atikan Sunda Bandung Foundation)
Nova Berlianta H 1005821 ABSTRACT
This study originated from research concerns the problems that occur in class VIII - E Junior YAS Bandung related to the level of critical thinking skills of students . These problems are based on observation which have done after several meeting when researcher do teaching practice. Indicators of problems encountered is still a lack of critical thinking skills of learners in learning social studies , so the researchers choose Classroom Action Research (CAR ) model of research design Kemmis & Mc Taggart performed in 3 cycles . Alternative solutions are chosen` , namely Problem Solving methods. Implementation of the learning activities using the method of problem solving as an alternative to develop critical thinking skills of students in social studies learning is successful . The improvement of these skills can be seen from several indicators focused on questions , draw up the core issues , include sources properly , prepare solutions, and conclude the report in a statement) . All of the aspect have progressed from frst cycle to the third cycle , starting from less quality until good quality with precentage 50.5% , 57.5 % , and 70.1 % in the third cycle . In conclusion , the use of problem solving methods can develop the critical thinking skills of students in social studies learning.
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Struktur Organisasi ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Keterampilan Berpikir Kritis ... 11
1. Pengertian Berpikir Kritis ... 11
2. Karakteristik Berpikir Kritis ... 13
3. Indikator dan Tahapan Kemampuan Berpikir Kritis.. 17
B. Metode Problem Solving ... 20
1. Pengertian Metode Problem Solving ... 20
2. Langkah-Langkah Metode Problem Solving ... 23
3. Tujuan Metode Problem Solving ... 26
4. Manfaat Metode Problem Solving ... 27
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving.. 28
C. Pembelajaran IPS ... 31
1. Pengertian Pembelajaran IPS ... 31
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pembelajaran IPS di SMP ... 34
4. Hubungan Berpikir Kritis dengan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran IPS ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38
B. Desain Penelitian ... 38
C. Metode Penelitian ... 41
D. Definisi Operasional ... 43
1. Metode Problem Solving ... 43
2. Keterampilan Berpikir Kritis ... 43
3. Pembelajaran IPS ... 44
E. Instrumen Penelitian ... 44
F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 53
1. Gambaran Umum SMP YAS Bandung ... 53
2. Profil Kelas VIII E SMP YAS Bandung ... 54
B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Problem Solving pada Pembelajaran IPS ... 54
1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus 1 ... 54
a. Perencanaan ... 55
b. Pelaksanaan ... 55
c. Hasil Pengamatan Siklus 1 ... 61
d. Refleksi Siklus I ... 64
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II ... 65
a. Perencanaan ... 65
b. Pelaksanaan ... 66
c. Hasil Pengamatan Siklus II ... 72
d. Refleksi Siklus II ... 75
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Perencanaan ... 76
b. Pelaksanaan ... 76
c. Hasil Pengamatan Siklus III ... 80
d. Refleksi Siklus III ... 83
C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 84
1. Data Hasil Wawancara ... 84
a. Deskripsi Hasil Wawancara dengan Guru ... 84
b. Deskripsi Hasil Wawancara dengan Siswa ... 86
D. Data Hasil Penelitian ... 88
E. Data Hasil Pengolahan Berpikir Kritis Siswa ... 89
F. Data Kendala dan Solusi dalam Penelitian ... 93
G. Analisis Hasil Penelitian ... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97
A. Kesimpulan ... 97
B. Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu mata pelajaran yang ada di dalam kurikulum
persekolahan. Kurikulum adalah produk dari kebijaksanaan pemerintah hasil studi
masyarakat yang selalu berubah. Sehingga apapun yang di dalam kurikulum akan selalu
berisi muatan pesan nilai, norma, dan prinsip-prinsip moral yang sejalan dengan kebutuhan
dan kepentingan pemerintah dan masyarakat (dalam Sapriya, 2008, hlm. 5). Mata pelajaran
IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi,
dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya (dalam Sapriya, 2009, hlm. 7). Dengan
demikian IPS dapat dimaknai sebagai kajian terintegrasi dari konsep-konsep ilmu sosial.
Pemaknaan lebih dapat dilihat dari konsep IPS dalam KTSP Tahun 2006 bahwa :
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (dalam Depdiknas, 2006).
Sebagaimana yang dikemukakan oleh National Council for Social Studies (NCSS)
(dalam Sapriya, 2008, hlm. 5) mengenai definisi IPS dan meyebutkan IPS sebagai berikut:
Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthtopology, archaeology, econimics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world.
Berdasarkan penjelasan mengenai konsep IPS maka dapat diperoleh gambaran bahwa
IPS merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang SMP yang didalamnya terdapat
materi sejarah, geografi, sosiologi, ekonomi. Tujuan pembelajaran IPS itu sendiri untuk
menjadikan peserta didik agar peka terhadap kehidupan sosial sehingga dapat menjadi warga
negara yang baik.
Sebagai salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di sekolah, mata
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ideal. Adapun yang menjadi tujuan secara umum dari pembelajaran IPS tercantum dalam
KTSP Tahun 2006, yaitu sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungan;
2. Memiliki kemempuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial;
3. Memiliki komitmen, kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan;
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan kompetensi dalam
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Menurut National Council for The Social Studies (NCSS) dalam Maryani (2011)
tujuan pendidikan IPS adalah sebagai berikut :
a. Menjadi warga negara yang partisipatif dan bertanggung jawab
b. Memberikan pengetahuan dan pengalaman hidup karena mereka adalah bagian dari
petualangan hidup manusia dalam perspektif ruang dan waktu
c. Mengembangkan berpikir kritis dan dari pemahaman sejarah, geografi, ekonomi,
politik dan lembaga sosial, tradisi dan nilai-nilai masyarakat dan negara sebagai
ekspresi kesatuan dari keberagaman.
d. Meningkatkan pemahaman tentang hidup bersama sebagai satu kesatuan dan
keberagaman sejarah kehidupan manusia di dunia.
e. Mengembangkan sikap kritis dan analitis dalam mengkaji kondisi manusia.
Dari tujuan tersebut jelas disebutkan bahwa salah satu tujuan pelajaran IPS itu sendiri
adalah agar peserta didik memiliki keterampilan untuk bisa berpikir kritis, namun
pembelajaran IPS di SMP masih jauh untuk tercapainya tujuan tersebut. Selama ini fokus
guru-guru IPS mengasah kemampuan berpikir peserta didik sebatas berpikir konsep IPS saja,
belum pada pengembangan keterampilan berpikir kritis.
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini lebih banyak memberi ceramah dan
latihan mengerjakan soal-soal tanpa memahami konsep secara mendalam. Keadaan ini
menyebabkan peserta didik kurang terlatih dalam menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi suatu informasi, data, atau memecahkan permasalahan sehingga keterampilan
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan
dalam pembentukan sistem konseptual peserta didik. Menurut Ennis (dalam Norris dan
Ennis, 1989), berpikir kritis didefinisikan “berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menenkankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai
atau dilakukan”.
Menurut Ennis (dalam Costa, 1985, hlm. 55) indikator kemampuan berpikir kritis dapat
diturunkan dari aktivitas kritis siswa meliputi:
a. Mencari pernyataan yang jelas dari pertanyaan.
b. Mencari alasan.
c. Berusaha mengetahui informaasi dengan baik.
d. Memakai sumber yang memiliki kreadibilitas dan menyebutkannya.
e. Memerhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan.
f. Berusaha tetap relevan dengan ide utama.
g. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar.
h. Mencari alternatif.
i. Bersikap dan berpikir terbuka.
j. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu.
k. Mencari penjelasan sebanyak mungkin.
l. Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian dari keseluruhan masalah.
Selanjutnya, Ennis (dalam Costa, 1985, hlm. 55-56), mengidentifikasi 12 indikator
berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima besar aktivitas sebagai berikut :
a. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan pertanyaan,
menganalisis pertanyaan, dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu
penjelasan atau pertanyaan.
b. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan
hasil observasi.
c. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil
induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan.
d. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-istilah dan
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi
dengan orang lain.
Indikator-indikator tersebut dalam prakteknya dapat bersatu padu membentuk sebuah
kegiatan atau terpisah- pisah hanya beberapa indikator saja.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas, aspek kemampuan berpikir
kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) keterampilan
memberikan penjelasan yang sederhana, dengan indikator menganalisis pertanyaan dan
memfokuskan pertanyaan, 2) memakai sumber yang memiliki kreadibilitas dan
menyebutkannya, 3) Keterampilan mengatur strategi dan teknik, dengan indikator
menentukan solusi dari permasalahan dan menuliskan jawaban solusi dari permasalahan, 4)
Keterampilan menyimpulkan dan keterampilan mengevalusai, dengan indikator menentukan
kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh dan menentukan
alternatif-alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah.
Keterampilan berpikir kritis tersebut dimiliki peserta didik dengan dilatih melalui
pemecahan masalah (problem solving). Pernyataan diatas sejalan dengan penilaian yang
dilakukan melalui problem solving menurut Pizzini (dalam Rifna, 2011) yakni :
Para siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Mereka dirangsang untuk mampu menjadi seorang eksplorer-mencari penemuan terbaru; inventor-mengembangkan ide/gagasan dan pengujian baru yang inovatif; desainer-mengkreasi rencana dan model terbaru; pengambilan keputusan-berlatih bagaimana menetapkan pilihan yang bijaksana; dan sebagai komunikator-mengembangkan metode dan teknik untuk bertukar pendapat dan berinteraksi.
Pengertian metode Problem Solving banyak diungkapkan oleh para ahli, diantaranya
yaitu Jacobsen dkk (2009, hlm. 249) yang menjelaskan bahwa :
Pemecahan masalah merupakan salah satu strategi pengajaran berbasis masalah di mana guru membantu siswa untuk belajar memecahkan masalah melalui pengalaman-pengalamanpembelajaran hands on. Seperti halnya semua strategi berbasis masalah, pemecahan masalah juga diawali dengan suatu masalah di mana siswa bertanggung jawab untuk memecahkannya dengan bantuan dari guru.
Melihat hal demikian, maka metode problem solvingakan melibatkan siswa untuk lebih
aktif dalam proses pembelajaran. Namun disamping itu, satu hal yang pokok adalah
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adanya kemampuan berpikir kritis, maka peserta didik akan mampu memilih dan memilah
informasi yang didapat untuk memecahkan masalah yang terjadi di lingkungannya.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dilapangan pada tanggal 3
Februari 2014, peneliti menemukan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran IPS
di kelas VIII E SMP YAS yaitu; pertama, penulis melihat peran guru dalam menjelaskan
materi pelajaran dengan metode ceramah,sehingga belum bisa menumbuhkan keterampilan
berpikir kritis peserta didik terhadap pelajaran IPS, walaupun terkadang guru menjelaskan
materi dengan mengaitkan beberapa permasalahan yang terjadi yang berhubungan dengan
materi tersebut, namun hanya sedikit peserta didik yang merespon untuk menjawab solusi
permasalahan tersebut. Selain itu metode ceramah lebih menitik beratkan pada peran guru
sehingga memungkinkan terjadinya bahasa verbal yaitu peserta didik hafal dengan
kata-katanya tanpa memahami makna yang terkandung didalamnya, peserta didik hanya
memperhatikan penjelasan guru sehingga pembelajaran hanya berjalan satu arah.Kedua, pada
aspek penilaian dimanaguru menilai kognitif peserta didik hanya sebatas pemahaman konsep
saja.Ketiga, guru tidak terlalu mengajarkan peserta didik untuk mengaplikasikan konsep
pelajaran IPS yang mereka ketahui melalui berbagai permasalahan sosial yang terjadi
sehingga banyak peserta didik yang kurang memahami bagaimana menyusun alternatif dalam
pemecahan masalah.
Berdasarkan temuan peneliti yang dijelaskan diatas, metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru pada saat mengajar kurang melibatkan peserta didik dalam proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung.Tingkat kemampuan berpikir kritis peserta didik akan
lebih terlatih dan terasah dengan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Metode belajar problem solving melatih peserta didik bersikap aktif untuk menggali
masalah, mencari solusi, dan melakukan kolaborasi kelompok untuk membangun kesimpulan
dan tindakan. Menurut Shepherd (2000) mengungkapkan bahwa “Cara belajar dengan
menggunakan metode problem solving membutuhkan keterampilan berpikir kritis dan
melibatkan berbagai kemampuan belajar lain seperti diskusi, membaca data, menulis laporan,
membuat rangkuman, kepekaan terhadap situasi sosial”.
Dengan mengunakan metode problem solving, peserta didik belajar menguasai teknik
pemecahan masalah. Peserta didik akan menyadari bahwa menyelesaikan masalah merupakan
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memahami fakta-fakta, dan berpikir kritis. Peserta didik dapat termotivasi memecahkan
masalah, baik maslah pribadi maupun masalah sosial. Mereka juga belajar menyadari bahwa
bekerja secara berkelompok dalam memecahkan masalah adalah sesuatu yang bermanfaat
dan berharga. Jika peserta didik mempunyai pengalaman belajar untuk terampil
menyelesaikan masalah, maka dia dapat belajar mengendalikan hidupnya, mampu tegar
dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Karena dalam metode problem solving siswa
tidak hanya terampil mencari solusi, tetapi mereka juga belajar menulis, membaca,
memanfaatkan internet, belajar pengetahuan dasar, dan mengambil keputusan yang
diperlukan dimasa datang.
Bertolak dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul : “Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Problem Solving Dalam Pembelajaran IPS. (Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung)”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,masalah pokok yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kondisi awal kelas VIII E dalam pembelajaran IPS sebelum
pelaksanaan tindakan?
2. Bagaimana perencanaan metode problem solving dalam upaya mengembangkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VIII E SMP Yayasan Atikan
Sunda Bandungdalam mata pelajaran IPS?
3. Bagaimana penerapan metode problem solving dalam upaya mengembangkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VIII E terhadap mata pelajaran
IPS?
4. Apa solusi untuk mengatasi kendala dalam menerapkan metode problem solving
dalam upaya mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung?
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan rumusan masalah yang ada diharapkan dapat diperoleh hasil empirik dari
kajian tentang rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk mendeskripsikan kondisi awal kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda
Bandung pada pelajaran IPS sebelum dilakukan tindakan.
2. Untuk mendeskripsikan perencanaan metode problem solvingdalam upaya
mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VIII E SMP
Yayasan Atikan Sunda Bandung terhadap mata pelajaran IPS.
3. Untuk memaparkan metode problem solving dalam upaya mengembangkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VIII E SMP Yayasan Atikan
Sunda Bandung terhadap mata pelajaran IPS.
4. Untuk menjelaskan solusi untuk mengatasi kendala dalam mengimplementasikan
metode problem solvinguntukmengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta
didik pada mata pelajaran IPS dikelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda
Bandung.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
a. Meningkatkan kecakapan peserta didik dalam aspek keterampilan berpikir
kritis sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sumber pembelajaran IPS.
b. Menumbuhkan inovasi dalam proses pembelajaran, khususnya pada
pemanfaatan sumber pembelajaran IPS.
c. Memberikan inspirasi kepada guru dalam menyusun suatu rancangan
pembelajaran yang lebih bervariasi dan bermakna.
2. Secara Empirik
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai penerapan metode
problem solving.
b. Bagi Peserta Didik
Pengalaman baru ketika belajar IPS terutama dalam memecahkan masalah..
Mereka akan lebih mudah mengingat konsep dan menuangkan ide-ide
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masyarakat sekitar atau informasi yang diperoleh dari media baik cetak
maupun elektronik sehingga dapat dijadikan sumber pembelajaran.
c. Bagi Guru
Pekerjaan guru relatif lebih ringan karena keterlibatan peserta didik dalam
proses pembelajaran lebih aktif. Langkah penelitian yang dilakukan peneliti
tersebut bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi guru-guru yang lain di dalam
pembelajaran IPS.
d. Bagi Peningkatan Mutu Pembelajaran IPS
Diharapkan metode problem solvingini dapat diterapkan di kelas yang lain
juga, sehingga peningkatan mutu pembelajaran IPS tidak hanya di kelas VIII E
saja.
e. Bagi Sekolah
Bermanfaat dalam hal pelayanan dan peningkatan mutu pembelajara IPS di
SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I merupakan pembahasan mengenai pendahuluan, bagian pendahuluan skripsi.
Bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian yang terdiri dari manfaat praktis dan teoritis, sekilas mengenai metode
penelitian, sekilas mengenai definisi operasional dan sistematika penelitian.
Bab II membahas mengenai Kajian Pustaka yang berhubungan dengan permasalahan
yang diambil dan rumusan masalah yang dibahas. Kajian pustaka yang penulis kaji yaitu
mengenai Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis melalui Metode Problem Solving
dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan judul tersebut maka penulis memaparkan kajian
pustaka sebagai berikut; Pertama, membahas mengenai pengertian Keterampilan Berpikir
Kritis, Berpikir Kritis dalam aspek taksonomi Bloom, Karakteristik Berpikir Kritis dan
Indikator dalam Berpikir Kritis. Kedua, mengenai pengertian Metode Problem Solving,
langkah-langkah pelaksanaan metode problem solving, keunggulan dan kelemahan metode
problem solving. Ketiga, membahas tinjauan pembelajaran IPS, yaitu terdapat pengertian
Pembelajaran IPS, prinsip-prinsip pembelajaran IPS, pembelajaran IPS di SMP, dan Ruang
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab III membahas mengenai metode penelitian secara rinci bab I yang dibahas secara
garis besar. Metode penelitian ini berisi menganai rencana dan prosedur penelitian yang
didalamnya membahas mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode
penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, pengujian validitas data, dan analisis
data.
Bab IV merupakan bahasan mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Maka Bab
IV ini berisi profil sekolah SMP YAS Bandung, deskripsi umum pembelajaran mengenai
kegiatan tindakan kelas berupa tindakan beberapa siklus dan terakhir analisis pelaksanaan
tindakan kelas.
Bab V membahas mengenai kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan. Dan saran
yang akan diajukan oleh penelitian ke peneliti lain selanjutnya agar tidak mengulangi
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan memaparkan mengenai metode penelitian dalam melakukan
penelitian ini. Peneliti menjelaskan komponen-komponen yang digunakan dalam penelitian
ini, adapun penjelasan beberapa komponen tersebut sebagai berikut:
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung ini
terletak di jalan PHH. Mustopa No. 115 Bandung. Kolaborasi dalam penelitian ini adalah
guru mata pelajaran IPS kelas VIII, yaitu Nia Purbani, S.Pd (NP) dan rekan PPL Siti
Khoeriyah (SK). Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-E yang
berjumlah 45 siswa. Dengan jumlah siswa perempuan adalah 22 orang dan siswa
laki-laki berjumlah 23 orang. Alasan peneliti memilih kelas VIII-E sebagai subjek penelitian
karena dikelas ini ditemukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi peneliti
yang harus diperbaiki melalui proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran
IPS.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus, yang mengacu
pada model Kemmis & Mc Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 66-67). Alasan
dipilihnya model Kemmis & Mc Taggart dalam penelitian ini adalah karena model ini akan
mendaur ulang empat kegiatan pokok yang berupa perencanaan (plan), pelaksanaan(act),
pengamatan(observe), dan refleksi(reflect). Dengan mendaur ulang empat kegiatan pokok ini
dapat menemukan suatu masalah dan dicarikan solusi yang berupa perencanaan perbaikan,
pelaksanaan tindakan, yang telah direncanakan dengan disertai kegiatan observasi, lalu
direfleksikan melalui diskusi balikan bersama peneliti sehingga menghasilkan tindakan
berikutnya.
Sebelum tahap-tahap siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan
(orientasi). Hal ini dilakukan untuk menemukan informasi-informasi aktual akan dijadikan
indikator dalam menyusun rencana tindakan untuk penerapan pembelajaran IPS dengan
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya pada siklus kedua dan seterusnya jenis kegiatan yang dilaksanakan peneliti
bersama guru mitra adalah memperbaiki rencana (revised plan), pelaksanaan (act),
pengamatan (observed) dan refleksi (reflect), dan tahap-tahap ini akan diulangi pada siklus
berikutnya, dan seterusnya hingga siklus berakhir dimana data mencapai tingkat penuh.
Apabila siklus diatas digambarkan secara visual, maka langkah-langkah akan nampak
seperti bagan berikut.
Sumber : www.edisonpatty.com
Desain penelitian seperti tergambar dalam bagan diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Orientasi, yaitu studi pendahuluan sebelum melakukan tindakan. Kegiatan ini
terdiri dari pengamatan terhadap kondisi kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda
Bandung pada kegiatan pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru guru mitra di
kelas VIII-4, dan Wawancara dengan guru mitra (Ibu NP) dan wawancara dengan
beberapa orang siswa. Secara umum kegiatan orientasi ini bertujuan untuk
mengumpulkan berbagai informasi tentang kondisi kelas dan secara khusus untuk
melihat gambaran kondisi awal pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Yayasan
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Plan (Perencanaan), yaitu kegiatan yang dilakukan dalam menyusun rencana
tindakan yang hendak dilaksanakan dikelas. Dari kegiatan identifikasi pada studi
orientasi di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung, peneliti dan guru
mitra (Ibu NP) merencanakan langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan
metode problem solving untuk mengembangkan keterampilan berpikir kriitis
siswadalam pembelajaran IPS. Pada tahap ini disepakati tentang hal-hal yang akan
diobservasi, kriteria-kriteria penilaian, materi atau pokok pembahasan yang akan
diberikan, buku sumber, tempat dan waktu pelaksanaan, persiapan perangkat
pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang akan dipakai.
3. Act (Pelaksanaan/Tindakan), yaitu kegiatan nyata pembelajaran IPS di kelas
VIII E SMP YAS Bandung dengan penerapan metode Problem solving yang
dilakukan berdasarkan rencana yang telah disepakati sebelumnya antara peneliti
dengan mitra peneliti.
4. Observe (Pengamatan), yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil
mendokumentasikan (mencatat) proses, hasil, pengaruh, dan masalah baru yang
muncul selama penerapan metode pembelajaran Problem Soving pada
pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP YAS Bandung. Hasil observasi ini akan
dijadikan bahan analisis dan dasar refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan
dan bagi penyusunan rencana tindakan berikutnya.
5. Reflect (Refleksi), yaitu menganalisis tentang apa-apa saja rencana dan tindakan
yang sudah tercapai dan apa yang belum dilakukan pada suatu siklus. Refleksi
dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru mitra setelah selesai
tindakan yang bertempat di ruang guru SMP YAS Bandung. Dalam penelitian ini,
jumlah siklus yang dilakukan bergantung dari tingkat ketercapaian hasil
penerapan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Problem Solving
sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Artinya penelitian akan
diakhiri, apabila sudah tidak di temukan lagi permasalahan-permasalahan dalam
melaksanakan metode Problem Solving untuk mengembangkan keterampilan
berpikir kritis siswa di kelas VIII E SMP YAS Bandung.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian dibutuhkan untuk mengarahkan bagaimana suatu penelitian itu
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(PTK). Menurut Arikunto (2010, hlm 130) Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari tiga kata
yang dapat dipahami pengertiannya sebagai berikut:
a. Penelitian, menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan
menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
minat dan kepentingan pribadi.
b. Tindakan, menunjukkan pada suatu gerak yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
c. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian tindakan kelas, tetapi pengertian
yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan
pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Sedangkan menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 11), penelitian tindakan
kelas merupakan „perpaduan antara prosedur penelitian dan tindakan substantif sebagai
prosedur penelitian. Hal ini ditandai dengan suatu kajian reflektif, kolaboratif dan
partisipatif‟. Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) bertujuan untuk
memperbaiki kinerja guru di kelas dalam melakasanakan pembelajaran, sehingga siswa
menjadi termotivasi dalam belajar dan hasil belajarnya pun meningkat.
Pendapat diatas sejalan dengan pemikiran Wiriaatmadja (2005, hlm. 75) yaitu “Tujuan
dasar Penelitian Tindakan Kelas adalah memperbaiki praktek pembelajaran guru di kelas atau
dosen di ruang perkuliahan, dan bukan untuk menghasilkan pengetahuan atau teori”.
Berangkat dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research) adalah ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas,
dilaksanakan oleh guru untuk masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru yang
bertujuan untuk memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran.
Alasan peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMP Yayasan
Atikan Sunda Bandung adalah sebagai berikut :
a. Memperbaiki proses pembelajaran di kelas sehingga penyajian materi IPS lebih
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Karena PTK merupakan studi mikro yang membangun ekspresi kongkrit dan
praktis tentang aspirasi perubahan di dunia pendidikan, khususnya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru mitra;
c. Tidak memerlukan waktu khusus, artinya tidak mengganggu waktu guru dalam
melaksanakn tugas utamanya mengajar sesuai yang disediakan;
d. Mengkaji masalah-masalah situsional dan kontekstual serta berbagai kelemahan
yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran IPS;
e. Berbagi pengetahuan/ keterampilan dengan guru mitra, dengan membantu guru
mitra memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam proses
pembelajaran IPS.
D. Definisi Istilah
1. Metode Problem Solving
Metode problem solving merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada
aktivitas siswa dalam memecahkan masalah. Pendapat ini sesuai dengan pernyataan Killen
(1998, hlm 106) bahwa “problem solving is teaching students how to solve problem”.
SelanjutnyaJacobsen dkk (2009, hlm. 249) menjelaskan bahwa “Pemecahan masalah
merupakan salah satu metode pengajaran berbasis masalah di mana guru membantu siswa
untuk belajar memecahkan masalah melalui pengalaman-pengalaman pembelajaran hands
on”.
Dari pengertian diatas dapat diperoleh gambaran bahwa Problem Solving adalah suatu
metode pembelajaran dimana siswa akan dilibatkan langsung dalam memecahkan suatu
permasalahan yang berkaitang dengan materi pembelajaran sehingga siswa akan lebih
mengerti dan lebih paham terhadap materi tersebut.
2. Keterampilan Berpikir Kritis
Berdasarkan pendapat Glaser (dalam Fisher, 2008, hlm. 3) mendefinisikan berpikir kritis
sebagai:
a. Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang;
b. Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis;
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan point diatas maka Glasher berpendapat bahwa “Berpikir kritis menuntut
upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti
pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya”.
Pengertian mengenai berpikir kritis juga diungkapkan oleh Johnson bahwa “Berpikir
kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental
seperti memecahkan maslah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan
melakukan penelitian ilmiah” (Johnson, 2007, hlm. 183).
3. Pembelajaran IPS
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS merupakan suatu mata pelajaran di
tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang
identik dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain,
khusunya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Pengertian IPS
dipersekolahan tersebut ada yang berarti nama mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang
berarti gabungan (integreted) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu, dan ada yang
berarti program pengajaran.
E. Instrumen Penelitian
Selain melakukan teknik pengumpulan data, dalam penelitian ini menggunakan
instrument penenlitian yang dipersiapkan secara tepat sehingga data yang diperoleh sesuai
dengan kebutu:han. Adapun pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Format Observasi Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Observer
( )
Tabel 3.2
Format Penilaian Berpikir Kritis Melalui Metode Problem Solving
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skor 1 = Kurang Baik
Skor 2 = Cukup Baik
Skor 3 = Baik
Skor 4 = Sangat Baik
Skor Maksimal = 8 aspek x 4 skor = 32
F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan kajian dokumenter. Kesemua teknik ini diharapkan dapat melengkapi dalam
memperoleh data yang diperlukan.
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, mencatat dan
mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Tujuan utama dari
observasi adalah untuk memantau proses, hasil, dan dampak perbaikan pembelajaran yang
direncanakan.
Dalam PTK observasi terutama ditujukan untuk memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan. Oleh karena itu, yang menjadi sasaran observasi PTK adalah proses dan hasil atau dampak pembelajaran yang direncanakn sebagai tindakan perbaikan. Proses dan dampak yang teramati diinterpretasikan, selanjutnya digunakan untuk menata kembali langkah-langkah perbaikan (Wardani et al, 2000, hlm. 219).
Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan yang dilakukan selama dilakukan
tindakan dalam setiap siklusnya sebagaimana yang diungkapkan oleh Sanjaya (2011, hlm.
86) bahwa “pedoman observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi Konversi nilai dengan interval 8, adalah
sebagai berikut :
Nilai Skor
Sangat Baik A 32-25
Baik B 24-17
Cukup Baik C 16-9
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti”. Observasi dilakukan unruk mengumpulkan
data tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran dan penerapan metode problem solving
dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Observasi dilakukan secara
menyentuh di dalam kelas oleh guru mitra dan peneliti.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru mitra dengan berpedoman pada pedoman
observasi. Pengamatan dapat mengamati aspek-aspek yang tertera pada lembar observasi
sehingga dapat mengukur atau menilai proses belajar antara lain tingkah laku siswa pada
waktu belajar, respon siswa dalam memecahkan masalah, keterampilan siswa dalam berpikir
kritis. Jadi melalui pengamatan dapat diketahui sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang
dilakukan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatan. Observasi dilakukan pada saat proses
kegiatan itu berlangsung.
b. Wawancara
Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 117) mengatakan “wawancara adalah salah
satu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang
lain”. Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah,
guru mitra, dan beberapa teman sejawat. Dengan pedoman wawancara (interview guide) dan
bentuk wawancara semi testruktur, peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah,
seorang teman sejawat, guru mitra dan tiga orang peserta didik.
Wawancara dilakukan dengan berbagai pihak diantaranya dengan kepala sekolah (Bapak
M), guru mitra (Ibu NP) dan peserta didik. Wawancara dengan Kepala Sekolah dilakukan
untuk memperoleh gambaran pelaksanaan proses pembelajaran IPS dan informasi awal
tentang profil pembelajaran IPS di SMP YAS yang dipimpinnya. Wawancara dilakukan
dengan guru IPS sebagai guru mitra dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang
pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung.
Disamping itu wawancara dialogis dengan guru mitra dalam bentuk diskusi akan
dilakukan untuk mengetahui dan mencari alternatif pemecahan masalah yang mungkin saja
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didik akan dilakukan untuk mengetahui tanggapan peserta didik tentang metode problem
solving dalam pembelajaran IPS. Wawancara dengan peserta didik dilakukan secara acak
yang kira-kira dapat mewakili kelasnya.
Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah
melakukan wawancara kepada informan atau sumber data maka diperlukan alat-alat bantu
wawancara. Dalam hal ini peneliti menggunakan buku catatan (field notes), yang berfungsi
untuk mencatat semua percakapan sumber data, dan camera yang berfungsi untuk memotret
kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan/ sumber data. Dengan adanya
foto maka akan dapat meningkatkan keabsahan data penelitian, karena peneliti betuul-betul
melakukan pengumpulan data.
c. Dokumentasi
Beberapa dokumentasi dapat membantu kita dalam mengumpulkan data penelitian yang
berkaitan dengan permasalahan dalampenelitian tindakan kelas (Wiriaatmadja, 2009, hlm.
124). Adapun dokumen yang dapat membantu pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dokumen resmi yang dimiliki oleh SMP Yayasan Atikan Sunda dan
dokumen-dokumen dari guru mitra peneliti. Dokumen-dokumen-dokumen resmi yang dimiliki sekolah antara
lain; sejarah berdirinya sekolah, denah lokasi sekolah, visi dan misi sekolah, data jumlah guru
dan siswa, ini semua termuat dalam profil SMP Yayasan Atikan Sunda yang diserahkan oleh
kepala sekolah.
Sedangkan dokumen dari guru mitra peneliti antara lain kurikulum IPS, program
pengajaran IPS (program tahunan, program semester, analisis materi pelajaran, analisis nilai,
analisis ketuntasan belajar), buku teks yang digunakan, buku penunjang yang digunakan,
buku nilai siswa, jadwal pelajaran, kalender akademik sudah diberikan oleh guru mitra
kepada peneliti pada pertemuan awal.
2. Analisis Data
Analisis data adalah suatu kegiatan pengujian terhadap credibility (validityas interbal),
transferablity (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektifitas) dan keabsahan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Member-check;
Yaitu memriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh
selama observasi atau wawancara dari nara sumber, siapapun juga (Wiriaatmadja, 2005, hlm.
168). Seperti kepala sekolah, guru mitra, teman sejawat, siswa, apakah keterangan, informasi,
atau penjelasan itu tetap sifatnya atau berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan
data itu terpercaya kebenarannya.
Member-check dilakukan melalui wawancara dan observasi dengan kepala sekolah dan
wakasek kurikulum (Bapak Mahdar dan Ibu Iis) dilakukannya untuk memperoleh informasi
tentang keadaan fisik sekolah SMP YAS Bandung dan administrasi sekolah. Diantaranya
profil sekolah, yang berisi visi misi sekolah, data nominatif guru dan tenaga TU, prestasi
sekolah dari berbagai kegiatan, sarana dan prasarana sekolah, dan gambaran umum tentang
proses pembelajaran di sekolah.
Terhadap guru dan siswa, member check juga dilakukan observasi, wawancara dan
angket, nilai saat orientasi hingga siklus berakhir.
b. Triangulasi;
Yaitu pengecekan kebenaran data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan dengan
cara mengkonfirmasikan kebenaran data, yaitu upaya mendapatkan informasi dari
sumber-sumber lain mengenai kebenaran data penelitian. Menurut Elliot (dalam Wiriaatmadja, 2010,
hlm. 169) “triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru,
sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi
(mungkin peneliti, atau mungkin anda sendiri)”. Kegiatan ini peneliti lakukan dengan jalan
membandingkan hasil pengamatan waktu orientasi sampai berakhirnya siklus dari hasil
wawancara dengan guru mitra, observer (teman sejawat), siswa. Begitu juga triangulasi
peneliti lakukan pada pertengahan dan akhir penelitian dengan cara membandingkan
pendapat siswa, observer dan guru mitra terhadap penerapan metode problem solving untuk
mengembangkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.
c. Expert Opinion
Yaitu meminta nasihat atau proses konfirmasi tentang data/informasi kepada ahli/pakar
dalam bidang Pendidikan IPS SMP. Menurut Wiriaatmadja (2010, hlm. 171) bahwa “expert
oponion memungkinkan pakar atau pembimbing penelitian akan memeriksa semua tahapan
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian yang dikemukakan”. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonsultasikan hasil temuan
penelitian kepada pembimbing untuk memperoleh arahan, sehingga validasi temuan
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pemahaman penelitian tindakan kelas tentang
penerapan metode problem solving dalam pembelajaran IPS untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis siswa di kelas VIII-E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung,
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS sebelum diterapkannya metode problem solving
sangat kurang melibatkan siswa untuk terlibat aktif karena metode yang lebih banyak
digunakan adalah metode ceramah. Penerapan metode ceramah tersebut hanya sebatas
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPS saja, tanpa mengetahui cara mengaplikasikan
nya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kemampuan siswa dalam berpikir kritis juga
masih kurang. Hal ini dapat terlihat dari argumen-argumen yang dikemukakan oleh siswa
pada saat menjawab pertanyaan mengenai permasalahan masih sangat rendah. Ketika siswa
diberikan sejumlah pertanyaan oleh guru mengenai permasalahan yang terjadi yang berkaitan
dengan materi IPS, ternyata siswa masih belum dapat menjawab dengan baik.
Perencanaan metode problem solving dalam upaya mengembangkan keterampilan
berpikir kritis siswa dilakukan dengan baik. Usaha yang dilakukan guru yang juga sebagai
peneliti yaitu guru mempersiapkan silabus, mempersiapkan RPP dari mulai memilih materi
pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa, media yang
digunakan serta menentukan permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa dengan
menggunakan metode problem solvingyang bertujuan mengembangkan keterampilan berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran IPS.
Penerapan metode problem solving untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis
siswa dilaksanakan dengan baik. Konsep penilaian disusun melalui indikator-indikator dalam
keterampilan berpikir kritis. Ketika diterapkannya metode problem solving ini, siswa lebih
banyak dilibatkan dalam proses pembelajaran. Sehingga memberikan kesempatan kepada
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berani dalam mengemukakan pendapat masing-masing sesuai dengan informasi yang mereka
dapatkan. Serta dengan seringnya siswa diberikan permasalahan-permasalahan yang harus
mereka pecahkan, tentu kemampuan berpikir kritis mereka juga semakin baik. Karena,
mereka dituntut untuk berpikir lebih mendalam lagi. Oleh karena itu melalui penerapan
metode problem solving keterampilan berpikir kritis siswa menjadi lebih tajam. Dalam
penerapan metode problem solving guru dan siswa mampu mengoptimalkan waktu agar
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
Guru merefleksi metode problem solvingdalam mengembangkan keterampilan berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran IPS dengan hasil akhir dari refleksi yaitu berada pada
kategori baik. Penerapan metode problem solving ini juga tentunya tidak luput dari kendala
yang dihadapi oleh siswa. Adapun kendala yang dihadapi yaitu terutama mengenai alokasi
waktu yang terlalu sedikit. Pada awal-awal penerapan metode problem solving, siswa merasa
kesulitan dalam mencari dan memilih informasi yang relevan dan sedikitnya siswa yang
memiliki akses internet. Sehingga, pemecahan masalah yang disusun siswa kurang maksimal.
Akan tetapi alternatif guru dalam mengatasi kendala tersebut adalah guru memilih strategi
mengajar yang efektif dan efisien maka kendala-kendala tersebut dapat teratasi.
Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkannya
metode problem solvingdan hasil akhir pada siklus ketiga keterampilan berpikir kritis siswa
di kelas VIII-E berada pada kategori baik. Hal tersebut terlihat dari peningkatan dari siklus 1
ke siklus 2, siklus 2 ke siklus 3. Pada siklus 1 keterampilan berpikir kritis siswa sudah terlihat
tetapi masih rendah. Pada siklus ke 2 keterampilan tersebut sudah dimiliki siswa sudah lebih
baik tetapi masih ada beberapa siswa yang rendah dan pada siklus ke 3 siswa mampu
mengembangkan keterampilan berpikir kritis lebih baik lagi melalui metode problem solving.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan-temuan dalam penelitian pengembangan keterampilan berpikir
kritis melalui metode problem solving dalam pembelajaran IPS ini, ada beberapa hal yang
dapat direkomendasikan sebagai berikut:
1. Bagi peningkatan mutu pembelajaran IPS, diharapkan metode ini dapat diterapkan di
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sehingga perbaikan kualitas pembelajaran IPS tidak hanya dilakukan pada kelas
penelitian saja.
2. Penerapan metode problem solving untuk mengembangkan keterampilan berpikir
kritis siswa ini juga dapat digunakansebagai rujukan untuk mengembangkan
keterampilan mengajar guru sehingga dapat meningkatkan profesionalitas guru.
3. Bagi peneliti berikutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui metode problem solving
dalam pembelajaran IPS.Dalam hal ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan
dalam pelaksanaan penelitian ini, oleh karena itu peneliti mengharapkan pada
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Beyer, B.K. (1995). Critical Thinking. Bloomington IN: Phi Delta Kappa Educational Foundation.
Costa, A.L.(ed). (1985). Developing Minds, A Resource Book For Teaching Thinking. Virginia: ASCD.
Depdiknas RI. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Depdiknas.
Ennis, R.H. (1985). Goals For A Critical Thinking I Curriculum. Developing Minds A
Resource Book For Teaching Thinking. Virginia: ASCD.
Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Gulo. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia.
Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Jacobsen, D.A. dkk. (2009). Methods For Teaching Metode-Metode Pengajaran
Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Johnson, E.B. (2007). Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.
Killen, Roy. (1998). Effective Teaching Strategies: Lesson From Research and Practice.
Second Edition. Australia: Sosial Science Press.
Nasution, S. (1987). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar dan Proses Pendidikan. Jakarta: kencana Prenada Media Group
Sapriya, dkk. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Soemantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja
Nova Berlianta H., 2014
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII E SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skripsi dan Tesis:
Benyamin, B.A. (2003). Efektivitas Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap
Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran PPKn (Suatu Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMUN 1 Cianjur Melalui Pemberian Stimulus Isu-Isu Kontroversial).
(Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Iis, T.L. (2013). Penerapan Metode Problem Solving pada Mata Pelajaran Sejarah Untuk
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Ciwidey). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Irda, J.H. (2014). Mengembangkan Keterampilan Greeting, Grooming, dan Gesturing
melalui Bermain Peran dalam Pelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8F SMPN 10 Kota Bandung). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sidik, E.P. (2010). Penerapan Model Problem Based Learning (PBI) Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran PKn. (Skripsi). Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sumini, L. (2005). Pengaruh Metode Problem Solving Learning Terhadap Peningkatan
Minat Siswa dalam Pembelajaran PKn (Studi Eksperimen Di Kelas 2 SMP 2 Baros Serang). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Winda, H. (2014). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Problem Based Learning (PBL) dalam Mata Pelajaran IPS. (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Kota Bandung Kelas VIII-B). (Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sumber dari Internet
Rifna. (2011). Problem Solving. [Online]. Tersedia di:
http://rifnatul.blogspot.com/2011/12/problem-solving.html
Stice. (2009). Teaching Problem Solving. [Online]. Tersedia