• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar)."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran IPS

di Kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

DEDE HASYAROH NIM 1206725

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

TENTANG KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

(Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran IPS

di Kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar)

DEDE HASYAROH NIM 1206725

Latar belakang penelitian ini adalah perolehan hasil tes awal siswa pada kompetensi dasar 2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya di Kelas IV SDN 1 Neglasari Kota Banjar masih rendah, karena sebanyak 14 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan, serta berdasarkan pengamatan masih terdapat beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match di kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kota Banjar? Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam di kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kota Banjar. Metode Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis dan Mc. Taggart. Setiap siklus dilaksanakan dengan menempuh empat langkah yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, setiap siklusnya difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match. Objek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar sebanyak 20 orang siswa. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil observasi siklus I dan siklus II menunjukkan RPP telah disusun secara sistematis sesuai dengan ketentuan KTSP. Persentase hasil penilaian dan hasil analisis terhadap RPP pada siklus I mencapai 73% dan pada siklus II mencapai 89%. Kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus I adalah 70,3%, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan dengan persentase 88%. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match pada siklus I mencapai 59,25, sedangkan pada siklus II menunjukkan peningkatan yaitu 80. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam.

(3)

IMPROVING STUDENT LEARNING OUTCOMES ON THE UTILIZATION OF NATURAL RESOURCES

THROUGH LEARNING MODEL MAKE A MATCH (Classroom Action Research Subjects IPS

in Class IV Elementary School 1 Neglasari District of Banjar)

DEDE HASYAROH NIM 1206725

The background of this research is the acquisition of the initial test results of students on the basis of competence 2.1 Know the economic activities related to natural resources and other potentials in the region in Class IV SDN 1 Neglasari Banjar still low, as many as 14 students have not reached a minimum completeness criteria (KKM) which has been determined, and based on observations there are still some shortcomings in the learning process. The problem of this study is: How can student learning outcomes in social studies learning about the utilization of natural resources through the make a model of learning in fourth grade match Negeri 1 Neglasari Banjar? The aim of the research was to determine the effectiveness of the use of make a match learning model in improving student learning outcomes in social studies learning about the utilization of natural resources in fourth grade Neglasari State 1 Banjar. The research method used was Classroom Action Research model Kemmis and Mc. Taggart. Each cycle implemented by taking four steps: planning, implementation, observation and reflection. The study was conducted in two cycles, each cycle is focused on improving student learning outcomes in the material the utilization of natural resources through the learning model of make a match. Object of this study is the fourth grade students of SD Negeri 1 Neglasari District of Banjar Banjar many as 20 students. Techniques of data collection is carried out through observation and tests. The data analysis technique used is descriptive qualitative. The results of the observation cycle I and cycle II shows the RPP has been arranged systematically in accordance with the provisions of the SBC. The percentage of the assessment results and the analysis of the RPP in the first cycle reaches 73% and the second cycle reaches 89%. Ability of teachers to make the learning process in the first cycle was 70.3%, whereas in the second cycle increased with the percentage of 88%. The average value of student learning outcomes in the utilization of natural resources through a learning model of make a match in the first cycle reached 59.25, while the second cycle showed an increase of 80. Based on the research conducted, it can be concluded that the use of make a learning model match can enhance the student learning outcomes in the utilization of material resources.

(4)

i DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 10

1. Belajar dan Pembelajaran ... 10

2. Pengertian Pembelajaran ... 14

3. Pembelajaran ilmu Pengetahuan sosial ... 17

4. Implementasi Penggunaan Model Pembelajaran Make a Match pada Mata Pelajaran IPS tentang Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam ... 20

B. Kerangka Pemikiran ... 24

C. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 27

(5)

ii

2. Karaktristik Penelitian Tindakan Kelas ... 34

3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ... 34

4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ... 34

D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Kriteria Keberhasilan ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah ... 42

B. Hasil Tindakan Perbaikan Pembelajaran ... 45

1. Siklus I ... 45

a. Perencanaan Pembelajaran ... 45

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 47

c. Hasil Observasi dan Hasil Belajar ... 48

d. Refleksi Siklus I ... 55

2. Siklus II ... 57

a. Perencanaan Pembelajaran ... 57

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 57

c. Hasil Observasi dan Hasil Belajar ... 58

d. Refleksi Siklus II ... 64

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

1. Rencana Pembelajaran ... 66

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 67

3. Hasil Belajar ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 73

DAFTARA PUSTAKA ... 75

(6)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Data Guru SDN 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar ... 27

Tabel 3.2. Data Siswa SDN 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar ... 28 Tabel 3.3. Fasilitas Ruangan SDN 1 Neglasari Kecamatan Banjar

Kota Banjar ... 28 Tabel 3.4. Fasilitas Belajar SDN 1 Neglasari Kecamatan Banjar

Kota Banjar ... 28 Tabel 4.1. Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 49 Tabel 4.2. Hasil Observasi Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran

Siklus I ... 51 Tabel 4.3 Refleksi Tindakan Siklus I ... 56 Tabel 4.4. Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 58 Tabel 4.5. Hasil Observasi Kinerja Guru Melaksanakanpembelajaran

(7)

iv

Halaman

Gambar 4.1 Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

dan Siklus II ... 67 Gambar 4.2 Hasil Observasi Kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran Siklus I

(8)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 81

Lampiran 2 Soal Diskusi Kelompok Siklus I ... 91

Lampiran 3 Soal Tes Siklus I ... 93

Lampiran 4 Data Nilai Awal Siswa Kelas IV SDN 1 Neglasari pada Materi Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam ... 94

Lampiran 5 Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 95

Lampiran 6 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 99

Lampiran 7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus I . 104

Lampiran 8 Daftar Nilai Post Tes Siklus I ... 105

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 106

Lampiran 10 Soal Diskusi Kelompok Siklus II ... 115

Lampiran 11 Soal Tes Siklus II ... 117

Lampiran 12 Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 118

Lampiran 13 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 122

Lampiran 14 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus II ... 127

Lampiran 15 Daftar Nilai Post Tes Siklus II ... 128

Lampiran 16 Kartu Berpasangan ... 129

Lampiran 17 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 132

Lampiran 18 Daftar Riwayat Hidup ... 134

(9)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia di masa lampau. Bahkan dapat dikatakan bahwa maju mundurnya peradaban suatu masyarakat dan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut. Dalam konteks tersebut, kemajuan peradaban yang dicapai umat manusia dewasa ini tidak terlepas dari peran-peran pendidikan. Diraihnya kemajuan ilmu dan teknologi oleh suatu bangsa, merupakan akses produk suatu pendidikan (Murip Yahya, 2010,

hlm. 93).

Menurut Poerbakawatja dan Harahap (1981) dalam Muhibbin Syah (2010,

hlm. 11) pendidikan adalah: ‘Usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.’

Sebagaimana yang tercantum dalam penjelasan UU. No. 20 Tahun 2003, Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Muhibbin Syah (2010, hlm. 10) yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.

(10)

2

melalui pendidikan. Pendidikan tidak akan terwujud tanpa adanya pelaku pendidikan, yaitu pendidik dan peserta didik.

Berdasarkan hal tersebut, maka meningkatkan mutu pendidikan merupakan salah satu tujuan dalam pembangunan pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya

meningkatkan mutu pendidikan adalah meningkatkan mutu pembelajaran melalui peningkatan kemampuan guru dalam penguasaan materi, keterampilan memilih metode pembelajaran, model pembelajaran ataupun penggunaan media yang sesuai sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran serta menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari Sekolah Dasar. Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji tentang seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi Warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta menjadi warga dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang, peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan bermasyarakat secara global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses

pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan

memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Dalam Pedoman Penyusunan KTSP (BSNP, 2006, hlm. 45), mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

(1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

(11)

(3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

(4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Manusia, tempat, dan lingkungan

2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan 3) Sistem sosial dan budaya

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pembelajaran IPS harus dapat mengikuti perkembangan kemajuan zaman, sebab peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu fokus di dalam pembangunan pendidikan dewasa ini. Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum.

Mata pelajaran IPS diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab IV Pasal 19 ayat 1 tentang Standar Proses disebutkan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Selanjutnya dalam ayat 3 menjelaskan bahwa:

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Adapun pendekatan dalam pengembangan bahan ajar perlu menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak usia SD, antara lain: penyampaian bahan ajar (materi) dari konkret ke abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas dan pendekatan spiral dengan memulai dari mudah ke sukar, dari

(12)

4

lebih jauh dengan mempertimbangkan perkembangan kemampuan intelektual (kognitif) anak usia Sekolah Dasar.

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar direncanakan dan dilaksanakan oleh guru. Dalam hal ini pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, kondisi

sekolah, kebutuhan daerah serta standar proses pembelajaran. Dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 pasal 20 disebutkan bahwa Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Sejalan dengan hal tersebut, pembelajaran IPS di SD memerlukan perumusan perencanaan proses pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas dilaksanakan oleh guru. Untuk itu, guru sebagai penanggung jawab pembelajaran harus merumuskan perencanaan proses pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian terhadap keberhasilan atau ketidakberhasilan pembelajaran IPS di SD harus diawali dengan menilai rumusan rencana proses pembelajaran, kemudian pelaksanaan pembelajaran di kelas dan terakhir menilai hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan di Kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar, bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, siswa kurang terlibat aktif selama pembelajaran. Pembelajaran lebih terpusat pada guru. Sedangkan pembelajaran yang hanya terpusat pada guru menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang kondusif. Interaksi antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya

tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan memecahkan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar

sendiri-sendiri.

(13)

mencakup penampilan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran, sehingga sulit untuk mengukur keterampilan siswa. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa

terdapat masalah yang perlu dicari solusinya dalam pembelajaran IPS. Untuk itu, peneliti menggunakan model pembelajaran make a match sebagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa tentang kegiatan pemanfataan sumber daya alam pada pembelajaran IPS. Model pembelajaran make a match adalah model pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan siswa dalam bekerjasama disamping melatih kecepatan berfikir siswa. Pada penerapan model pembelajaran make a match, diperoleh beberapa temuan bahwa model pembelajaran make a match dapat memupuk kerjasama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran. Keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing. Melalui model pembelajaran make a match diharapkan siswa dapat terlibat aktif selama pembelajaran IPS, sehingga tidak merasa jenuh dan menimbulkan motivasi tinggi dalam belajar sehingga diharapkan hasil belajarnya pun meningkat pada materi kegiatan pemanfataan sumber daya alam. Upaya pencarian solusi tersebut direalisasikan melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH”. (Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri 1 Neglasari

Kecamatan Banjar Kota Banjar).

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah a. Identifikasi Masalah

Pembelajaran IPS oleh sebagian besar siswa dirasakan membosankan, karena pada mata pelajaran IPS dianggap terlalu banyak hafalan. Hal ini menyebabkan siswa memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan atau tidak mencapai nilai KKM yang ditentukan. Untuk itu, penulis mengadakan penelitian pada pembelajaran IPS tentang materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam.

(14)

6

dengan materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam, guru mengajarkan materi kepada anak belum menggunakan model pembelajaran make a match. Anak

belum terlibat aktif selama pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh masih rendah. Banyak anak yang nilainya belum mencapai KKM. Oleh karena itu,

peneliti mencoba melakukan tindakan perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian difokuskan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui penggunaan model pembelajaran make a match di kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar dengan masalah yang diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pemahaman siswa tentang materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam

masih rendah;

2. Masih banyak siswa memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan

yaitu 70 pada materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam;

3. Siswa kurang antusias dalam belajar IPS pada materi kegiatan

pemanfaatan sumber daya alam.

4. Kinerja guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran konvensional.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui penggunaan model pembelajaran

make a match pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar?

2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran siswa tentang kegiatan

pemanfaatan sumber daya alam melalui penggunaan model pembelajaran

make a match pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar?

3) Bagaimana hasil belajar siswa tentang kegiatan pemanfaatan sumber

(15)

4) Bagaimana kinerja guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran ketika menggunakan model pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui penggunaan model pembelajaran make a match pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Mendeskripsikan rumusan rencana pelaksanaan pembelajaran tentang

kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui penggunaan model pembelajaran make a match pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar.

b. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran tentang kegiatan

pemanfaatan sumber daya alam melalui penggunaan model pembelajaran make a match pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar.

c. Meningkatkan hasil belajar siswa tentang kegiatan pemanfaatan sumber

daya alam melalui penggunaan model pembelajaran make a match pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar.

d. Mendeskripsikan kinerja guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran ketika menggunakan model pembelajaran konvensional.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis Penelitian

(16)

8

pada pembelajaran IPS tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dengan menggunakan model pembelajaran make a match, yang dapat

menjadikan suasana belajar siswa lebih aktif, kondusif dan efektif. 2. Manfaat Praktis Penelitian

a. Bagi Guru

1) Untuk meningkatkan profesionalisme guru.

2) Membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran.

3) Memberikan pengalaman, menambah wawasan, pengetahuan

dan keterampilan dalam merancang model pembelajaran yang tepat dan menarik serta mempermudah proses pembelajaran melalui model pembelajaran make a match.

b. Bagi Siswa

1) Dapat menghilangkan rasa jenuh pada saat pembelajaran.

2) Dapat mempermudah pengusaan konsep, memberikan

pengalaman nyata, memberikan dasar-dasar berfikir konkrit sehingga mengurangi verbalisme, meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

3) Diharapkan menjadi pengalaman belajar secara langsung yang lebih bermakna untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam.

c. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah

serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah, khususnya pembelajaran IPS dan umumnya seluruh mata pelajaran yang ada di

sekolah. d. Bagi Peneliti

Memberi gambaran yang jelas tentang efektivitas pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran make a match sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.

E. Sruktur Organisasi Skripsi

(17)

pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar. Untuk itu, skripsi disusun dengan struktur organisasi sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan terdiri dari: a) Latar belakang penelitian, b) Identifikasi dan rumusan masalah, c) Tujuan penelitian, d) Manfaat penelitian dan e) Struktur

organisasi skripsi.

Bab II Kajian pustaka, kerangka pemikiran, anggapan dasar dan hipotesis penelitian terdiri dari : a) Kajian pustaka berisikan penjelasan tentang belajar dan pembelajaran, pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, pengertian, model pembelajaran make a match dan implementasi penggunaan model pembelajaran

make a match pada pembelajaran IPS tentang Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam, b) Kerangka pemikiran dan c) Anggapan dasar dan d) Hipotesis Penelitian.

Bab III Metode penelitian terdiri dari : a) Model penelitian tindakan kelas, b) Setting penelitian berisikan penjelasan tentang lokasi penelitian, subyek penelitian, variabel penelitian, c) Definisi operasional, d) Prosedur penelitian berisikan penjelasan tentang orientasi dan identifikasi masalah, perencanaan tindakan penelitian, pelaksanaan tindakan penelitian, analisis dan refleksi, e) Teknik pengumpulan data, f) Teknik analisis data dan g) Kriteria keberhasilan.

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari : a) Hasil orientasi dan identifikasi masalah; b) Hasil tindakan perbaikan pembelajaran berisikan penjelasan tentang Siklus I perencanan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi dan hasil belajar dan refleksi. Siklus II perencanan perbaikan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi dan hasil belajar dan refleksi; c) Pembahasan hasil penelitian berisikan penjelasan tentang rencana

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar.

(18)

42 BABBIV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah

Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan penelitian dan 3) pelaksanaan tindakan penelitian.

Tahap orientasi dan identifikasi masalah dilakukan untuk memperoleh data permasalahan utama pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV SD

Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar tentang materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam. Kegiatan orientasi dan identifikasi masalah ini meliputi: a) rencana pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam, b) kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran IPS pada materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan c) hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam. Adapun hasil orientasi dan identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah pada Perencanaan Pembelajaran IPS tentang Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN 1 Neglasari Kota Banjar

(19)

daya alam sudah sesuai dengan kurikulum 2006, namun masih banyak kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya adalah pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat dan kurang bervariasi, sehingga kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru.

2. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah pada Pelaksanaan Pembelajaran IPS tentang Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN 1 Neglasari Kota Banjar

Pada kegiatan ini penulis mengungkapkan permasalahan pembelajaran yang ditemukan dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam belum mencapai hasil yang

optimal. Faktor yang menyebabkan kurang optimalnya pembelajaran tersebut diantaranya faktor dari guru dan siswa. Faktor yang timbul dari guru adalah kurang adanya inovasi dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan faktor yang timbul dari siswa adalah rendahnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS yang hanya mendengarkan saja pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran, sehingga siswa menjadi jenuh dalam mengikuti kegiatan belajar.

Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, hanya terfokus pada penyampaian materi tanpa adanya variasi dalam mengajarkan materi terhadap siswa. Padahal yang diharapkan dalam proses pembelajaran adalah menggunakan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian, potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka penulis menggunakan model pembelajaran make a match yang dapat melibatkan siswa secara aktif selama proses belajar IPS tentang materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam di kelas IV SD Negeri 1 Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar, sehingga siswa diharapkan lebih tertarik, termotivasi, dan memiliki rasa ingin tahu dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar tentang materi kegiatan pemanfaatan

(20)

44

3. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS tentang Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN 1 Neglasari Kota Banjar

Data nilai awal siswa kelas IV SDN 1 Neglasari Kota Banjar dalam pembelajaran tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam masih kurang dari yang diharapkan. Perolehan nilai rata-rata tes siswa yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Pebruari 2014 adalah 14 orang siswa memperoleh nilai kurang dari KKM yaitu sebanyak 70% dan hanya 6 orang siswa yang sudah mencapai nilai KKM yaitu sebanyak 30%.

Perolehan nilai rata-rata siswa mencapai 54. Hal ini masih jauh dari kriteria

ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 70. Dengan demikian siswa perlu diberi pengalaman belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran make a match. Berdasarkan hasil kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, kemudian dilakukan refleksi terhadap data yang ditemukan, yaitu:

a. Masalah Perencanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru dalam materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam sudah mengacu pada kurikulum 2006, tetapi masih terdapat kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya adalah pemilihan model pembelajaran yang tidak sesuai dan kurang bervariatif. Langkah-langkah pembelajaran tidak mencerminkan model pembelajaran yang digunakan, kegiatan pembelajaran didominasi oleh kegiatan guru. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru merancang rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada rencana pelaksanaan pembelajaran sebelumnya berdasarkan hasil identifikasi masalah pada rencana pembelajaran.

b. Masalah Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran terkesan monoton dan membosankan diantaranya disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran dan media yang kurang tepat dan kurang bervariasi. Pemahaman siswa dalam pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam masih kurang. Untuk mengatasinya, guru

(21)

pembelajaran IPS pada materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yaitu model pembelajaran make a match dengan media yang digunakan adalah kartu berpasangan antara soal dan jawaban.

c. Hasil Belajar siswa

Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam masih rendah sebagai akibat dari rendahnya pemahaman mereka terhadap konsep yang dipelajari. Hal ini dapat dilihat dari hasil data nilai awal yang hanya mencapai nilai rata-rata 54 dan masih terdapat sebagian siswa yang belum mencapai nilai KKM yang ditentukan. Mengatasi masalah tersebut, guru merancang kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman

belajar yang dibutuhkan siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam.

B. Hasil Tindakan Perbaikan Pembelajaran 1. Siklus I

a. Perencanaan Pembelajaran

Rencana pembelajaran dirancang untuk dua jam pelajaran atau 70 menit. Standar kompetensinya yaitu Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi dasarnya yaitu Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di kabupaten/kota dan provinsi. Indikatornya adalah menyebutkan sumber daya alam yang berpotensi di kabupaten/kota dan provinsi, menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada di kabupaten/kota dan provinsi, dan menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di kabupaten/kota dan provinsi tempat tinggalnya.

Tujuan pembelajaran adalah: a) Melalui pembelajaran dengan model

(22)

46

match, siswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di kabupaten/kota dan provinsi tempat tinggalnya.

Materi pokoknya adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya alam. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran make a match.

Adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun penulis berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas IV Sekolah Dasar. Perencanaan tersebut penulis tuangkan pada RPP yang di dalamnya terdapat identitas yang berisi: Satuan Pendidikan, kelas/semester, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator,

tujuan pembelajaran, materi pokok, langkah pembelajaran, media, metode, model pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.

Dalam RPP, penulis memfokuskan pada materi tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam. Langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan pra pembelajaran yang terdiri dari kegiatan guru dalam mengkondisikan siswa ke arah situasi pembelajaran yang efektif. Langkah selanjutnya yaitu kegiatan awal yang berisi kegiatan guru dalam memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan KKM yang harus dicapai siswa tentang materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam. Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi lima kelompok, dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang. Guru menjelaskan materi tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match, kemudian siswa melakukan permainan kartu berpasangan secara berkelompok dan mengerjakan LKS.

(23)

KKM yang ditentukan yaitu 70 dan sisanya 13 siswa atau 65% masih belum dapat mencapai nilai KKM yang ditentukan.

Hasil penilaian terhadap RPP dengan menggunakan model pembelajaran make a match pada siklus pertama oleh observer adalah sebagai berikut:

Pada aspek standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator telah sesuai dengan materi pembelajaran dan alokasi waktu yang diperlukan. Jumlah nilai yang diperoleh adalah 3,00. Pada aspek perumusan dan penetapan tujuan pembelajaran memperoleh nilai 3,25. Pada aspek pengembangan materi pembelajaran memperoleh nilai 3,5. Pada aspek

penetapan model pembelajaran memperoleh nilai 2,50. Kemudian aspek pengembangan langkah-langkah pembelajaran memperoleh nilai 2,50. Aspek penggunaan alat, media dan sumber belajar memperoleh nilai 3,25. Aspek pelaksanaan penilaian pembelajaran memperoleh nilai 3,00 dan aspek kerapihan dan kebersihan RPP memperoleh nilai 3,00. Jumlah nilai aspek seluruhnya adalah 23,25 dan nilai rata-ratanya adalah 2,90. Maka setelah dihitung diperoleh hasil prosentase keberhasilannya sebesar 73% yang termasuk pada kategori baik.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 Maret 2014 mulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 08.40 WIB. Kegiatan diawali dengan ucapan salam dari guru dan dijawab oleh siswa. Guru kemudian mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pembelajaran dimulai dengan membaca do’a dipimpin oleh ketua kelas dan memeriksa kehadiran siswa. Selanjutnya membangkitkan motivasi siswa untuk belajar dengan menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran yang akan dilakukan, melakukan apersepsi: membangkitkan keingintahuan dan pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaaan tentang macam-sumber daya alam yang ada di lingkungan setempat.

Dalam kegiatan inti, guru meminta siswa menuliskan berbagai

(24)

48

daya alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi tempat tinggalnya serta kegiatan-kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam. Tahap elaborasi guru menjelaskan materi pembelajaran sementara siswa menyimak informasi yang disampaikan, guru menginstruksikan siswa untuk mereview kembali materi yang disampaikan, siswa dibagi dalam lima kelompok diskusi dengan jumlah anggota masing-masing kelompok terdiri dari empat orang.

Pada tahap konfirmasi guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab tentang hal-hal yang masih belum dipahami, kemudian menyimpulkan materi pembelajaran bersama-sama siswa.

Pada kegiatan akhir, dilaksanakan post tes. Siswa mengerjakan soal tes yang diberikan, kemudian guru memeriksa lembar jawaban post tes dan menganalisis hasil belajar siswa untuk menentukan tindak lanjut. Kemudian guru melaksanakan tindak lanjut berupa pemberian pekerjaan rumah membuat kliping macam-macam sumber daya alam, kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam pemanfaatan sumber daya alam serta kegiatan-kegiatan yang dapat dilkukan dalam pamanfatan sumber daya alam.

c. Hasil Observasi dan Hasil Belajar

Observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama proses pembelajaran siklus pertama berlangsung. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan pengumpulan data tentang pelaksanaan pembelajaran maupun rencana pembelajaran yang dibuat dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan dan mengumpulkan data hasil belajar siswa dengan menggunakan lembar soal.

1) Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran

(25)

TABEL 4.1

HASIL OBSERVASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

No Aspek Yang diamati Jumlah %

1. Aspek standar kompetensi (SK), kompetensi dasar

(KD) dan indikator 3,00 75

2. Perumusan dan penetapan tujuan pembelajaran 3,25 81 3. Pengembangan materi pembelajaran 2,75 69

4. Penetapan model pembelajaran make a match 2,50 63

5. Pengembangan langkah-langkah pembelajaran 2,50 63

6. Penggunaan alat, media dan sumber belajar 3,25 81

7. Pelaksanaan penilaian pembelajaran 3,00 75 8. Kerapihan dan kebersihan RPP 3,00 75

Jumlah skor 23,25

Nilai 2,90

Persentase 73

Keterangan : 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik 90% - 100% = sangat baik

70% - 89% = baik 60% - 69% = cukup 0 – 59% = kurang

Pada aspek standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi sebesar 75% termasuk pada kategori baik, guru sudah mencantumkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan merumuskan indikator. Guru juga dinilai tepat dalam pemilihan SK, KD, dan indikator hasil belajar.

(26)

50

Pada aspek pengembangan materi pembelajaran termasuk pada kategori cukup, mencapai persentase keberhasilan 69%, materi sudah berdasarkan SK, KD, indikator dan tujuan pembelajaran, tetapi belum sesuai dengan minat belajar siswa serta belum sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan lingkungan sekolah.

Pada aspek penetapan model pembelajaran termasuk pada kategori cukup, mencapai persentase keberhasilan sebesar 69%, penetapan model pembelajaran sudah berdasarkan SK, KD, indikator, tujuan dan materi pembelajaran. Penetapan model pembelajaran juga bersifat praktis dan fungsional. Hanya saja penetapan model pembelajaran masih berpusat pada aktivitas guru.

Pada aspek pengembangan langkah-langkah pembelajaran termasuk pada

kategori baik dengan persentase keberhasilan yang dicapai adalah 81%, langkah-langkah pembelajaran sudah sesuai dengan metode yang telah ditetapkan dan memberikan pengalaman belajar. Namun belum berurutan sesuai hierarki materi pembelajaran dan sedikit sekali mengandung unsur kegiatan siswa dan materi pembelajaran.

Pada aspek penggunaan alat, media dan sumber belajar dinilai cukup dengan perolehan persentase keberhasilan sebesar 63%. Alat, media dan sumber belajar sudah relevan dengan SK, KD, indikator, tujuan dan materi. Alat, media dan sumber belajar menunjang prinsip belajar. Namun alat, media dan sumber pengajaran tidak variatif dan proporsional.

Pada aspek kerapihan dan kebersihan RPP termasuk kategori baik (75%), rencana pembelajaran memiliki tampilan umum bersih dan rapih dengan penataan isi sistematis dan proporsional. Tulisan dapat dibaca dengan mudah. Namun penggunaan kosa kata dan struktur kalimat banyak yang tidak efektif. Hasil observasi terhadap rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru pada tindakan siklus I memperoleh nilai rata-rata 3,00 dari nilai maksimal 4,00 dengan persentase keberhasilan 75%.

2) Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match dapat dilihat pada

(27)

TABEL 4.2

HASIL OBSERVASI KINERJA GURU MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

(APKG 2)

No Aspek Yang diamati

Rata-rata %

1. Kegiatan Pra KBM 3,00 75

2. Kemampuan Membuka Pelajaran 2,50 63

3. Sikap Guru Peneliti dalam Proses

Pembelajaran 2,75 69

4. Penguasaan Bahan Pelajaran 2,75 69

5. Proses Pembelajaran 2,50 63

6. Kemampuan Menggunakan Media

Pembelajaran 3,00 75

7. Evaluasi 2,75 69

8. Kemampuan Menutup Pembelajaran 2,75 69

9. Kualitas Tulisan di Papan Tulis 3,25 81

10. Penggunaan Bahasa Indonesia/Bahasa

Pengantar 2,75 69

11. Kemampuan Khusus dalam Pembelajaran

Pengetahuan Sosial 2,50 63

Jumlah skor 30,50

Nilai 2,77

Persentase 69,5

Keterangan :

1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik 90% - 100% = Sangat baik

(28)

52

Pada aspek kegiatan pra KBM termasuk pada kategori baik dengan persentase keberhasilannya 75%, guru sudah menata ruang, alat bantu belajar dan sumber belajar dengan cermat, menyapa siswa dengan salam, memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa untuk siap melakukan KBM.

Pada aspek kemampuan membuka pelajaran termasuk pada kategori cukup dengan persentase keberhasilannya 63%, kegiatan apersepsi yang dilakukan oleh guru ketika membuka proses pembelajaran belum sepenuhnya menarik perhatian siswa, sehingga guru belum membangkitkan motivasi serta keingintahuan siswa.

Pada aspek sikap guru peneliti dalam proses pembelajaran termasuk cukup dengan persentase keberhasilannya 69%, suara guru saat pembelajaran dapat

didengar oleh seluruh siswa dengan jelas. Gerakan anggota tubuh dilakukan secara wajar. Antusiasme, penampilan dan kinerja guru kondusif bagi siswa dalam KBM. Namun pergerakan guru di kelas kurang efektif. Guru terlalu sering berada di depan kelas, sehingga kebutuhan siswa kurang terlayani.

Pada aspek penguasaan bahan pelajaran oleh guru termasuk cukup dengan persentase keberhasilannya 69%, penyampaian materi pembelajaran IPS tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam sudah sesuai dengan KD, indikator dan sumber belajar yang ditetapkan. Pembahasan serta pemberian contoh dari materi yang diajarkan cukup tepat. Guru dapat merespon pertanyaan dan mengatasi masalah yang berasal dari siswa, hanya guru belum menunjukkan penguasaan yang luas dan mendalam terhadap materi pembelajaran.

Pada aspek proses pembelajaran termasuk kategori cukup (63%), strategi/metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan yang ditetapkan pada silabus. Namun penanganan individu/kelompok siswa juga alokasi waktu dalam KBM belum dilakukan secara efektif dan menyeluruh.

(29)

Pada aspek evaluasi dinilai cukup (69%), penilaian yang dilaksanakan di akhir pembelajaran sudah relevan dengan jenis penilaian yang dirancang pada silabus maupun dengan indikator yang ditetapkan. Namun pelaksanaan prosedur penilaian belum sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Untuk penilaian memerlukan waktu lebih banyak dari yang direncanakan.

Pada aspek kemampuan menutup pembelajaran termasuk pada kategori cukup (69%), guru menutup pembelajaran dengan melakukan tindak lanjut berupa pemberian tugas ko-kurikuler dan menata kembali kerapihan kelas agar kondusif bagi kegiatan belajar mengajar berikutnya. Tetapi guru tidak membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil belajar dan tidak melakukan evaluasi secara klasikal

terhadap partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Pada aspek kualitas tulisan di papan tulis termasuk pada kategori baik (81%), kualitas tulisan di papan tulis efektif, efisien dan mudah dibaca, tulisan rapih, ilustrasi dan gambar di papan tulis tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam bermakna bagi KBM dan cara penulisan sesuai dengan kaidah EYD.

Pada aspek penggunaan Bahasa Indonesia termasuk pada kategori cukup (69%), ucapan guru jelas dan mudah dimengerti, pembicaraan lancar, dan berbahasa dengan tata bahasa yang baik dan benar. Namun penggunaan kosa kata bahasa Indonesia yang baku masih kurang.

Pada aspek kemampuan khusus dalam pembelajaran pengetahuan sosial yang dilaksanakan oleh guru termasuk kategori cukup yaitu 63%, sudah berorientasi kepada pengembangan pemahaman konsep IPS terpadu.

Hasil observasi secara keseluruhan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran

make a match memperoleh nilai 2,80 dengan prosentase keberhasilan 70%.

3) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I

Berdasarkan data yang ada pada lampiran mengenai hasil observasi aktivitas belajar siswa pada pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match, kelompok I pada aspek afektif mencapai nilai cukup (69%), keberanian, kerjasama dan tanggungjawab sudah baik, namun

(30)

54

(69%), keberanian, kerjasama, dan tanggungjawab sudah baik, namun kepedulian dalam berdiskusi masih kurang. Kelompok III mencapai nilai baik (75%), keberanian, kerjasama, dan tanggungjawab sudah baik, namun kepedulian dalam berdiskusi masih kurang. Kelompok IV mencapai nilai cukup (69%), keberanian, kerjasama, dan tanggungjawab sudah baik, namun kepedulian dalam berdiskusi masih kurang. Kelompok V mencapai nilai cukup (69%), keberanian, kerjasama, dan tanggungjawab sudah baik, namun kepedulian dalam berdiskusi masih kurang. Prosentase kumulatif mencapai nilai rata-rata 70,2%.

Pada aspek psikomotor kelompok I mencapai nilai cukup (69%), dalam keterampilan melakukan pengamatan, keterampilan membuat laporan

pengamatan, keterampilan dalam berdiskusi sudah baik, namun keterampilan menyampaikan hasil kegiatan masih kurang. Kelompok II mencapai nilai cukup (69%), dalam keterampilan melakukan pengamatan, keterampilan membuat laporan pengamatan, keterampilan dalam berdiskusi sudah baik, namun keterampilan menyampaikan hasil kegiatan masih kurang. Kelompok III mencapai nilai cukup (75%), dalam keterampilan melakukan pengamatan, keterampilan membuat laporan pengamatan, keterampilan dalam berdiskusi, keterampilan menyampaikan hasil kegiatan sudah baik. Kelompok IV mencapai nilai cukup (69%), dalam keterampilan membuat laporan pengamatan, keterampilan dalam berdiskusi, keterampilan menyampaikan hasil kegiatan sudah baik, namun keterampilan melakukan pengamatan masih kurang. Kelompok V mencapai nilai cukup (75%), dalam keterampilan melakukan pengamatan, keterampilan membuat laporan pengamatan, keterampilan dalam berdiskusi, keterampilan menyampaikan hasil kegiatan sudah baik. Prosentase kumulatif mencapai nilai rata-rata 71,4%.

Pada aspek kognitif kelompok I mencapai nilai cukup (69%), dalam menjawab pertanyaan, memberi tanggapan, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil praktek sudah baik, namun penguasaan konsep masih kurang. Kelompok II mencapai nilai cukup (63%), dalam menjawab pertanyaan, membuat kesimpulan berdasarkan hasil praktek sudah baik, namun dalam memberi tanggapan,

(31)

dalam menjawab pertanyaan, memberi tanggapan, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil praktek sudah baik, namun penguasaan konsep masih kurang. Kelompok IV mencapai nilai cukup (63%), dalam menjawab pertanyaan dan memberi tanggapan sudah baik, namun dalam membuat kesimpulan berdasarkan hasil praktek dan penguasaan konsep masih kurang. Kelompok V mencapai nilai cukup (63%), dalam menjawab pertanyaan, membuat kesimpulan berdasarkan hasil praktek sudah baik, namun dalam memberi tanggapan, penguasaan konsep masih kurang. Prosentase kumulatif mencapai nilai rata-rata 65,4%. Persentase kumulatif aktivitas siswa pada pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam mencapai nilai rata-rata 69%.

4) Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Berikut adalah hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Neglasari Kota Banjar pada pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match, pada tindakan perbaikan pembelajaran siklus I.

Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran 8 tentang perolehan rata-rata hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Neglasari dalam pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match

mengalami peningkatan dari hasil tes kemampuan awal yang hanya mencapai 54 menjadi 59. Tiga belas orang siswa mendapat nilai kurang dari KKM dengan persentase 65%, sedangkan tujuh orang mencapai nilai KKM dengan persentase 35%. Sehingga dapat disimpulkan hasil belajar siswa siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 70.

d. Refleksi Siklus I

Berdasarkan temuan data pada hasil observasi siklus I, perencanaan, pelaksanaan dan rata-rata hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Neglasari tentang materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran

(32)

56

[image:32.595.123.511.157.744.2]

yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya (siklus II). Hasil refleksi pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

TABEL 4.3

REFLEKSI TINDAKAN SIKLUS I

No Masalah Hipotesis Tindakan

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pada rencana pembelajaran siklus I, masih terdapat kekurangan,

kekurangan tersebut diantaranya adalah tujuan pembelajaran belum tersusun sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sudah sesuai namun belum dilaksanakan secara optimal, langkah-langkah pembelajaran sedikit sekali mengandung unsur kegiatan siswa dan materi pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran sudah sesuai dan menunjang prinsip belajar, namun belum dapat

dipergunakan secara maksimal.

Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memperbaiki

kekurangan-kekurangan pada rencana pelaksanaan

pembelajaran siklus I,

diantaranya menentukan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan alokasi waktu. Pada langkah-langkah pembelajaran kegiatan siswa lebih dominan daripada kegiatan guru.

2 Pelaksanaan Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus I sudah mengalami peningkatan. Penggunaan kartu yang baru pertama kali melalui model pembelajaran

make a match yang kemudian mencocokkan dengan cara mencari pasangannya masih dirasakan sulit dan kaku oleh siswa.

Guru belum sepenuhnya menarik perhatian siswa atau membangkitkan motivasi serta keingintahuan siswa. Alokasi waktu dalam KBM belum dimanfaatkan secara efektif dan menyeluruh. Di akhir pembelajaran guru tidak belum membimbing siswa meyimpulkan hasil belajar serta tidak melakukan evaluasi secara klasikal terhadap partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Merancang kegiatan proses pembelajaran dengan memberikan petunjuk yang lebih jelas dalam melakukan permainan memasangkan kartu soal dan jawaban agar siswa menjadi lebih aktif dan tertarik selama mengikuti proses

(33)

No Masalah Hipotesis Tindakan 3 Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa pada

pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match siklus I mengalami peningkatan hasil tes awal yang hanya mencapai nilai rata-rata 54 menjadi 59. Namun demikian target kriteria ketuntasan minimal belum tercapai.

Karena perolehan nilai rata-rata pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal, maka penelitian dilanjutkan pada tindakan siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dirancang untuk tindakan siklus II merupakan perbaikan dari rencana pembelajaran siklus I sesuai dengan hasil refleksi yang ada. Perbaikan tersebut diantaranya adalah menetapkan tujuan pembelajaran tersusun sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran. Selain itu pada rencana pembelajaran siklus II Langkah-langkah pembelajaran dijabarkan secara rinci menggambarkan penggunaan model pembelajaran make a match yang berpusat pada kegiatan siswa. Mengatur waktu proses pembelajaran dengan lebih menekankan pada proses pembelajaran melalui permainan mencocokkan kartu / model pembelajaran make a match serta proses diskusi antar siswa.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Maret 2014 mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 08.40 WIB. Pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus II berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya dan merupakan

(34)

58

dipelajari. Alokasi waktu digunakan secara lebih efektif sesuai kebutuhan tiap fase pembelajaran.

c. Hasil Observasi dan Hasil Belajar

Observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama proses pembelajaran sikus II berlangsung. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan pengumpulan data tentang pelaksanaan pembelajaran maupun rencana pembelajaran yang dibuat dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan dan mengumpulkan data hasil belajar siswa dengan menggunakan lembar soal.

1) Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang dibuat oleh guru pada siklus II mengalami peningkatan kualitas dan merupakan perbaikan dari rencana pembelajaran siklus I. Kinerja guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

TABEL 4.4

HASIL OBSERVASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

No Aspek Yang diamati

Rata-rata % 1. Aspek standar kompetensi (SK), kompetensi dasar

(KD) dan indicator 4,00 100

2. Perumusan dan penetapan tujuan pembelajaran 3,25 81 3. Pengembangan materi pembelajaran 3,50 87 4. Penetapan model pembelajaran make a match 3,50 87 5. Pengembangan langkah-langkah pembelajaran 3,50 87 6. Penggunaan alat, media dan sumber belajar 3,50 87 7. Pelaksanaan penilaian pembelajaran 3,50 87 8. Kerapihan dan kebersihan RPP 3,75 94

Jumlah skor 28,50

Nilai 3,56

[image:34.595.127.497.492.722.2]
(35)

Keterangan :

1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik 90% - 100% = sangat baik

70% - 89% = Baik 60% - 69% = Cukup 0 - 59% = Kurang

Pada aspek standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi sangat baik (100%), guru sudah mencantumkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan merumuskan indikator. Guru juga dinilai tepat dalam pemilihan SK, KD, dan indikator hasil belajar.

Pada aspek perumusan dan penetapan tujuan pembelajaran termasuk pada kategori baik (81%), tujuan pembelajaran sudah tersusun secara sistematis berdasarkan SK, KD, dan indikator pencapaian kompetensi. Serta alokasi waktu sudah sesuai dengan kebutuhan.

Pada aspek pengembangan materi pembelajaran baik termasuk pada kategori baik (87%), materi sudah berdasarkan SK, KD, indikator dan tujuan pembelajaran, sesuai dengan minat, perkembangan dan kebutuhan belajar siswa serta memberikan kecakapan hidup serta sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan lingkungan sekolah.

Pada aspek penetapan metode pembelajaran termasuk pada kategori baik baik (87%), penetapan metode pembelajaran sudah sesuai dengan SK, KD, indikator, tujuan dan materi pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran dinilai sudah sesuai dan variatif.

Pada aspek pengembangan langkah-langkah pembelajaran termasuk kategori baik (87%), langkah-langkah pembelajaran sudah sesuai dengan metode yang telah ditetapkan. Langkah-langkah pembelajaran sudah sesuai dengan aktivitas siswa dan materi pembelajaran.

(36)

60

menunjang prinsip belajar berdasarkan pengalaman. Alat/media dan sumber pengajaran sudah tepat dan variatif.

Pada aspek pelaksanaan penilaian pembelajaran termasuk kategori baik (87%), mengukur proses dan hasil sesuai indikator/tujuan pembelajaran, mencantumkan kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi serta membuat alat ukur sesuai dengan bentuk penilaian yang digunakan.

Pada aspek kerapihan dan kebersihan RPP sangat baik (100%), rencana pembelajaran memiliki tampilan umum bersih dan rapih dengan penataan isi sistematis dan proporsional. Tulisan dapat dibaca dengan mudah. Penggunaan kosa kata dan struktur kalimat efektif. Hasil observasi terhadap rencana yang

dibuat oleh guru pada tindakan siklus II memperoleh nilai rata-rata 3,59 dari nilai maksimal 4 dengan persentase keberhasilan 89%.

2) Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

[image:36.595.126.499.476.743.2]

Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match dapat dilihat pada tabel 4.5.

TABEL 4.5

HASIL OBSERVASI KINERJA GURU MELAKSANAKANPEMBELAJARAN SIKLUS II

No. Aspek Yang diamati

Rata-rata %

1. Kegiatan Pra KBM 3,75 94

2. Kemampuan Membuka Pelajaran 3,50 87

3. Sikap Guru Peneliti dalam Proses Pembelajaran 3,50 87

4. Penguasaan Bahan Pelajaran 3,25 81

5. Proses Pembelajaran 3,50 87

6. Kemampuan Menggunakan Media Pembelajaran 3,50 87

7. Evaluasi 3,25 81

8. Kemampuan Menutup Pembelajaran 3,25 81 9. Kualitas Tulisan di Papan Tulis 3,50 87 10. Penggunaan Bahasa Indonesia/Bahasa Pengantar 3,50 87

11. Kemampuan Khusus dalam Pembelajaran

Pengetahuan Sosial 3,25 81

Jumlah skor 37,75

Nilai 3,43

(37)

Keterangan :

1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik 90% - 100% = Sangat baik

70% - 89% = Baik 60% - 69% = Cukup 0 - 59% = Kurang

Pada aspek kegiatan pra KBM termasuk kategori sangat baik (94%), guru menata ruang, menyiapkan alat bantu belajar dan sumber belajar dengan cermat, menyapa siswa, memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa untuk siap melakukan pembelajaran.

Pada aspek kemampuan membuka pelajaran termasuk kategori baik (87%), guru dapat menarik perhatian siswa, membangkitkan motivasi belajar siswa, membangkitkan keingintahuan siswa dengan memberikan pertanyaan tentang materi belajar yang akan disajikan.

Pada aspek sikap guru peneliti dalam proses pembelajaran termasuk kategori baik (87%), suara guru dapat didengar dengan jelas, gerakan anggota tubuh dilakukan secara wajar, luwes dan proporsional. Antusiasme, penampilan dan kinerja guru kondusif bagi siswa selama KBM. Mobilitas guru dalam kelas dilakukan secara wajar dan efektif serta dapat menjangkau semua kelompok siswa.

Pada aspek penguasaan bahan pelajaran termasuk kategori baik (81%), penyampaian materi pembelajaran IPS tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam sudah sesuai dengan KD, indikator dan sumber belajar yang ditetapkan. Pembahasan dan pemberian contoh dari materi yang diajarkan sudah tepat dan sistematis. Guru dapat merespon pertanyaan dan mengatasi masalah yang berasal dari siswa. Guru menunjukkan penguasaan yang luas dan mendalam terhadap bahan pembelajaran.

(38)

62

keragaman siswa secara menyeluruh. Penanganan terhadap individu/kelompok siswa dilakukan dengan efektif dan menyeluruh.

Pada aspek kemampuan menggunakan media pembelajaran termasuk kategori baik (87%), pemilihan dan penggunaan alat/media pembelajaran berupa kartu berpasangan antara soal dan jawaban sudah memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media. Guru menguasai keterampilan penggunaan media dan dipandang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pada aspek evaluasi termasuk kategori baik (81%), penilaian yang dilaksanakan sudah relevan dengan jenis penilaian yang dirancang pada silabus maupun dengan indikator yang ditetapkan. Pelaksanaan prosedur penilaian sesuai

dengan yang direncanakan sebelumnya. Alokasi waktu dalam KBM dapat dimanfaatkan secara efektif dan proporsional.

Pada aspek kemampuan menutup pembelajaran termasuk kategori baik (81%), guru melakukan tindak lanjut yang tepat dengan memberikan pekerjaan rumah berupa pertanyaan-pertanyaan tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan menata kembali kerapihan/suasana kelas agar dapat kondusif bagi kegiatan pembelajaran selanjutnya. Guru sudah meninjau kembali serta melakukan evaluasi secara klasikal terhadap partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Pada aspek kualitas tulisan di papan tulis termasuk kategori baik (81%), kualitas tulisan di papan tulis sudah baik dan mudah dibaca, tulisan rapih, ilustrasi dan gambar tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam bermakna bagi siswa dan cara penulisan sesuai dengan kaidah EYD.

Pada aspek penggunaan Bahasa Indonesia termasuk kategori baik (87%), ucapan guru jelas dan mudah dimengerti, pembicaraan lancar, dan berbahasa dengan tata bahasa yang baik dan benar. Guru menggunakan kosa kata bahasa Indonesia yang baku.

(39)

Hasil observasi secara keseluruhan terhadap pelaksanaan pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 3,43 dan persentase keberhasilannya mencapai 85%.

3) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II

Berdasarkan data yang ada pada lampiran mengenai hasil observasi aktivitas siswa pada pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match, kelompok I pada aspek afektif mencapai nilai baik (88%), keberanian, kerjasama dan tanggungjawab, kepedulian dalam berdiskusi sudah baik. Kelompok II mencapai nilai baik (88%), keberanian, kerjasama, dan

tanggungjawab, kepedulian dalam berdiskusi sudah baik. Kelompok III mencapai nilai baik (88%), keberanian, kerjasama, dan tanggungjawab, kepedulian dalam berdiskusi sudah baik. Kelompok IV mencapai nilai baik (81%), keberanian, kerjasama, dan tanggungjawab, kepedulian dalam berdiskusi sudah baik. Kelompok V mencapai nilai baik (80%), keberanian, kerjasama, dan tanggungjawab, kepedulian dalam berdiskusi sudah baik. Persentase kumulatif mencapai nilai rata-rata 86%.

(40)

64

Pada aspek kognitif, kelompok I mencapai nilai baik (75%), dalam menjawab pertanyaan, memberi tanggapan, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil praktek sudah baik, penguasaan konsep sudah baik. Kelompok II mencapai nilai baik (75%), dalam menjawab pertanyaan, membuat kesimpulan berdasarkan hasil praktek sudah baik, memberi tanggapan, penguasaan konsep sudah baik. Kelompok III mencapai nilai cukup (75%), dalam menjawab pertanyaan, memberi tanggapan, membuat kesimpulan berdasarkan hasil praktek, penguasaan konsep sudah baik. Kelompok IV mencapai nilai baik (75%), dalam menjawab pertanyaan dan memberi tanggapan, memberi kesimpulan berdasarkan hasil praktek dan penguasaan konsep sudah baik. Kelompok V mencapai nilai baik

(75%), dalam menjawab pertanyaan dan memberi tanggapan, memberi kesimpulan berdasarkan hasil praktek dan penguasaan konsep sudah baik. Prosentase kumulatif mencapai nilai rata-rata 75%. Prosentase kumulatif aktivitas siswa pada pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam mencapai nilai rata-rata 80%.

4) Hasil Belajar Siswa Siklus II

Berikut adalah hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Neglasari Kota Banjar pada pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match, pada tindakan perbaikan pembelajaran siklus II.

Berdasarkan data yang ada pada lampiran 15 mengenai hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Neglasari dalam pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match mengalami peningkatan, dari hasil tes akhir siklus I yang hanya mencapai rata-rata nilai 59 menjadi 80. Satu orang siswa belum mencapai KKM dengan persentase 5%, sedangkan 19 orang siswa sudah mencapai KKM dengan persentase 95%. Dengan demikian hasil belajar siswa siklus II pada pembelajaran kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 70.

d. Refleksi Siklus II

Dari hasil penelitian dan pengumpulan data yang diperlukan, refleksi

(41)
[image:41.595.129.501.94.758.2]

TABEL 4.6

REFLEKSI TINDAKAN SIKLUS II

No Masalah Hipotesis Tindakan

1 Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru tentang materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam sudah sesuai dengan kurikulum 2006. Tujuan pembelajaran sudah tersusun sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran sudah sesuai. Langkah-langkah sudah mengandung unsur kegiatan siswa dan materi pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan alat/media pembelajaran sudah sesuai dan proporsional.

Pembuatan rencana pembelajaran tentang kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran make a match akan mendorong pelaksanaan pembelajaran secara efektif, efisien dan menyenangkan.

2 Pelaksanaan Pembelajaran Proses pembelajaran sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum 2006. Guru sudah mampu menarik perhatian siswa ataupun

membangkitkan motivasi dengan menggunakan model pembelajaran

make a match. Alokasi waktu dalam kegiatan belajar mengajar sudah dimanfaatkan secara efektif dan menyeluruh. Di akhir

pembelajaran guru membimbing siswa menyimpulkan hasil belajar serta melakukan evaluasi secara klasikal terhadap partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Guru memberikan materi disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa secara keseluruhan. Langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran

make a match dan media pembelajaran yang digunakan berupa kartu berpasangan antara pertanyaan dan jawaban.

3 Hasil Belajar

Hasil belajar siswa pada materi kegiatan pemanfaatan sumber daya alam melalui model pembelajaran

make a match siklus II mengalami peningkatan hasil tes akhir siklus I yang hanya mencapai nilai rata-rata 67 menjadi 79. Dengan demikian target kriteria ketuntasan minimal yaitu 70 telah tercapai.

(42)

66

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini akan menyajikan beberapa temuan penting dan berkaitan dengan fokus penelitian, yaitu:

1. Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran dibuat oleh guru pada siklus I sudah mengacu pada pedoman kurikulum 2006. Guru sudah mencantumkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan merumuskan indikator. Guru juga dinilai tepat dalam pemilihan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator hasil belajar. Namun perumusan indikator masih dinilai kurang tepat.

Tujuan pembelajaran sudah tersusun secara sistematis berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran dan sesuai dengan minat, perkembangan dan kebutuhan belajar siswa serta memberikan kecakapan hidup, sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan lingkungan sekolah. Penetapan metode sudah sesuai dengan metode berdasarkan standar kompetensi, kom

Gambar

HASIL OBSERVASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TABEL 4.1 SIKLUS I
TABEL 4.2 HASIL OBSERVASI KINERJA GURU MELAKSANAKAN
TABEL 4.3 REFLEKSI TINDAKAN SIKLUS I
TABEL 4.4   HASIL OBSERVASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
+4

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan penelitian merupakan survey lapangan selama 4 bulan yang dimulai dari jam 06.00 sampai jam 18.00 (dua kali dalam seminggu), kemudian dilanjutkan deteksi

Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah untuk menentukan nilai intesitas hujan dari tinggi curah hujan pada jalan, melakukan pengujian perbandingan nilai

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan lentur dan daya layan balok beton dengan tulangan rangkap dari bambu petung yang meliputi beban retak pertama, lendutan,

Kisah baginda dan Abdullah bin Abbas ini dapat dijadikan panduan pendidikan akidah kepada kanak-kanak di Malaysia. Baginda menanam benih kecintaan yang jitu

Sistem berbasis pengetahuan yang menggunakan pengetahuan manusia untuk memecahkan masalah. Bagian utama dari

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa takaran bokashi teknologi Effective Microorganism-4 yang diberikan kepada

Penulisan Ilmiah ini menguraikan tentang pembuatan Personal Web (situs pribadi) yang berisikan tentang data diri tentang penulis yang bertujuan untuk memperkenalkan diri seperti

Selain itu/ penolakan Hizbut Tahrir Indonesia – HTI- juga melakukan demonstrasi/ untuk menolak kedatangan Obama ke Indonesia di sejumlah kota/// Juru Bicara HTI