• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

ABSTRAK

Raden Fasha Nurlidia (1102210), skripsi ini berjudul “Implementasi Program Storytelling untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B“. Skripsi, Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia 2015.

Perpustakaan Prasekolah TK Dzikra Kids Rancaekek memiliki keunikan dimana program

perpustakaan storytelling sudah berintegrasi kedalam kegiatan pembelajaran khususnya

pada indikator membaca dan menulis, namun untuk indikator berhitung belum adanya

kolaborasi antara guru dan pustakawan untuk menintegrasikan program storytelling pada

kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sebelum

dan sesudah implementasi program storytelling untuk meningkatkan kemampuan

berhitung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas kolaboratif

dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini

adalah siswa kelas TK B yang berjumlah 8 (delapan) orang. Berdasarkan analisis dari

data pada 2 kali siklus terlihat kemampuan berhitung peserta didik mengalami

peningkatan yang positif pada siklus kedua. Hal ini bisa dilihat dari hasil evaluasi

berdasarkan presentase pra siklus yakni 12,5%, dan mengalami peningkatan pada siklus I

yakni 75% dan pada siklus II sebesar 87,5%. Dengan demikian implementasi program

storytelling memberikan peningkatan yang signifikan pada kemampuan berhitung siswa

TK Dzikra Kids Rancaekek.

(2)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Raden Fasha Nurlidia (1102210), this essay is entitled "The Implementation of Storytelling Program to Increase Numeracy Ability of Class B Kindergarten Students ". An essay Library and Information Science Program, Department of Curriculum and Educational Technology Faculty of Education, Indonesia University of Education.

Preschool Dzikra Kids Kindergarten Library Rancaekek has its own uniqueness in which

the library program of storytelling has been integrated into the learning activity,

especially in reading and writing. However, there was lack of collaboration between

teachers and librarians to integrate storytelling program on teaching and learning activity

in Numeracy. This research aims to determine the condition before and after the implementation of the storytelling program to increase students’ numeracy ability. This study used a collaborative classroom action research with qualitative approach. Data

collection techniques used in this study were observation, interviews, and

documentation. The samples of this research were eight class B kindergarten students.

Based on the analysis of data on two cycles, the first and second cycles, there was a

positive increase in the second cycle. It can be seen from the results of the evaluation

from the percentage of pre-cycle that was 12.5%, and 75% of the first cycle and 87.5%

of the second cycle. It means that the implementation of the program shows significant

increase on numeracy ability among kindergarten students of Dzikra Kids Rancaekek.

(3)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ...

UCAPAN TERIMA KASIH ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GRAFIK ...

BAB I PENDAHULUAN ...

1.1 Latar Belakang Masalah ...

1.2 Identifikasi Masalah ...

1.3 Rumusan Masalah ...

1.4 Hipotesis Tindakan ...

1.5 Tujuan Penelitian ...

1.6 Manfaat Penelitian ...

1.7 Stuktur Organisasi ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...

2.1 Perpustakaan .………...……….…..

2.1.1 Pengertian Perpustakaan ...………...

2.1.2 Perpustakaan Sekolah …………...………...

2.1.3 Perpustakaan Prasekolah ………...………...

2.1.4 Sumber Daya Pendukung Perpustakaan Pra Sekolah ...

2.1.5 Fungsi Perpustakaan Sekolah …………...

2.1.6 Tujuan Perpustakaan Sekolah ...

2.2 Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun ...

2.1.1 Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun ...

2.3 Berhitung di Taman Kanak-kanak...

(4)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B 2.3.2 Tujuan Berhitung di Taman Kanak-kanak ...………..…....

2.3.3 Tahapan Berhitung …....……….…………

2.3.4 Prinsip-Prinsip Berhitung ……...………...

2.4 Filosofi Program Perpustakaan …………...………...

2.4.1 Pengertian Filosofi Program Perpustakaan ...

2.4.2 Program Storytelling di Perpustakaan ...

2.5 Storytelling ...

2.5.1 Pengertian Storytelling ...

2.5.2 Manfaat Storytelling ...

2.5.3 Fungsi Storytelling ...

2.5.4 Tujuan Storytelling ...

2.5.5 Mendongeng (Storytelling) sebagai Metode Pengajaran ...

2.5.6 Tahapan Storytelling ...

2.6 Komunikasi Instruksional ...

2.7 Teacher Librarian ...

BAB III METODE PENELITIAN ...

3.1 Penelitian Tindakan Kelas ...

3.2 Desain Penelitian ...

3.3 Lokasi dan Subjek Penelitian ...

3.4 Prosedur Penelitian ...

3.5 Pengumpulan Data ...

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ...

3.5.2 Kisi-kisi Instrument ...

3.5.3 Instrument Penelitian ...

3.6 Teknik Analisis Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

4.1 Profil Sekolah ...

(5)

iii

Raden Fasha Nurlidia, 2015

4.1.2 Kurikulum TK Dzikra Kids Rancaekek ...

4.1.1 Sarana dan Prasarana TK Dzikra Kids Rancaekek ...

4.1.2 Level Pendidikan ...

4.1.3 Program Unggulan ...

4.1.4 Pola Pembelajaran yang Diberikan pada Anak ...

4.1.5 Ekstrakulikuler ...

4.1.6 Kualitas Kelulusan ...

4.2 Profil Perpustakaan ...

4.2.1 Profil Perpustakaan TK Dzikra Kids Rancaekek ...

4.2.2 Sejarah Perpustakaan TK Dzikra Kids Rancaekek ...

4.2.3 Program Kegiatan Perpustakaan TK Dzikra Kids Rancaekek ...

4.3 Hasil Penelitian ...

4.3.1 Kondisi Objektif Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B TK

Dzikra Kids Sebelum Implementasi Program Storytelling ...

4.3.2 Peningkatan Kemampuan Membilanng Pada Siswa Kelas TK B TK

Dzikra Kids Setelah Implementasi Program Storytelling ...

4.4 Pembahasan ...

4.4.1 Kondisi Objektif Kemampuan Berhitung pada Siswa Kelas TK B,

TK Dzikra Kids Sebelum Implementasi Program Storytelling...

4.4.2 Implementasi Program Storytelling untuk Meningkatkan

Kemampuan Berhitung pada Siswa Kelas TK B, TK Dzikra Kids ...

4.4.3 Peningkatan kemampuan berhitung pada Siswa Kelas TK B, TK

Dzikra Kids Sebelum Implementasi Program Storytelling ...

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...

5.1 Simpulan ...

(6)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

v

Raden Fasha Nurlidia, 2015

DAFTAR GAMBAR

(8)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7

Kisi-kisi Instrument ...

Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I ...

Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II ...

Pedoman Observasi Peneliti ...

Pedoman Wawancara ...

Penilaian Kemampuan Berhitung Peserta Didik Pra

Siklus ...

Penilaian Kemampuan Berhitung Peserta Didik Pra

Siklus ...

Penilaian Kemampuan Berhitung Peserta Didik Siklus I

...

Penilaian Kemampuan Berhitung Peserta Didik Siklus I

...

Penilaian Kemampuan Berhitung Peserta Didik Siklus II

...

Penilaian Kemampuan Berhitung Peserta Didik Siklus II

...

Presentase Kemampuan Berhitung Siswa Melalui

(9)

vii

Raden Fasha Nurlidia, 2015

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Penilaian Kemampuan Berhitung Peserta Didik Pra Siklus... 68

Grafik 4.2 Penilaian Kemampuan Berhitung Peserta Didik Siklus I... 79

Grafik 4.3 Penilaian Kemampuan Berhitung Peserta Didik Siklus II ... 90

Grafik 4.4 Kemampuan Berhitung Peserta Didik Setiap Siklus ... 92

(10)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penilaian Kemampuan Berhitung Peserta Didik Prasiklus

Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian Siklus I

Lampiran 2 Instrument Penelitian (Pedoman Observasi Peserta Didik, Peneliti

dan Wawancara) Siklus I

Lampuran 3 Rencana Kegiatan Harian Siklus II

Lampuran 3 Instrument Penelitian (Pedoman Observasi Peserta Didik, Peneliti)

Siklus II

Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 6 Surat Kesediaan Sebagai Teman Sejawat

Lampiran 7 Surat Keterangan Sebagai Observer

Lampiran 8 SK Pembimbing

Lampiran 9 Expert Judgment

Lampiran 10 Buku Kegiatan Bimbingan dan Penulisan Skripsi

Lampiran 11 Buku One Great Day (Hari yang Hebat)

Lampiran 12 Buku Merapikan Kamar Bersama Tomo

Lampiran 13 Dokumentasi Photo Kegiatan Siklus I dan Siklus II

(11)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas untuk

kemajuan suatu bangsa, tidak dapat terlepas dari pendidikan. Kegiatan

memajukan pendidikan di Indonesia telah dilakukan antara lain melalui

peningkatan pendidikan yang diwujudkan dalam Undang-Undang Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal 1

menyebutkan, bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Salah satu sarana yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan proses

pembelajaran di sekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah dalam

perannya di dunia pendidikan dapat mempelancar pencapaian tujuan proses

belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa

tingginya prestasi murid- murid, tetapi lebih jauh lagi yakni, peserta didik mampu

mencari dan menggunakan informasi di perpustakaan untuk dapat belajar secara

mandiri serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Keberadaan perpustakaan pada lembaga pendidikan harus lebih

diprioritaskan untuk diselenggarakan oleh berbagai pihak yang berada di sekolah

dan madrasah dengan mengkaji peraturan-peraturan yang mengikutinya. Salah

satu peraturannya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 tentang

Standar Nasional Pendidikan pada Bab VII pasal 42 yang berkaitan dengan sarana

(12)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B 1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,

bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan

2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,

ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata

usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang

unit produksi, ruang kantin, instalasi jasa dan daya, tempat berolahraga,

tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain

yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan

berkelanjutan.

Perpustakaan sekolah adalah “Perpustakaan yang melayani para peserta

didik, guru, dan karyawan dari suatu sekolah tertentu. Perpustakaan sekolah

didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan

pengajaran seperti yang digariskan dalam kurikulum sekolah” (F. Rahayuningsih,

2007, hlm. 6).

Menurut Smith dkk. (dalam Ibrahim Bafadal, 2009, hlm. 6) :

School libraries center for learning, yang artinya perpustakaan sekolah itu

merupakan sumber belajar. Sebagai sumber belajar, tentu saja perpustakaan

harus dapat memenuhi kebutuhan setiap peserta didik di sekolah maka dari

itu, fungsi perpustakaan sekolah dalam peranannya di dunia pendidikan

mempunyai fungsi sebagai pusat kegiatan belajar-mengajar untuk

pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah, pusat penelitian

sederhana yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan

kreativitas dan imajinasinya, pusat membaca buku- buku yang bersifat

rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan), pusat belajar

(13)

3

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Dari beberapa fungsi tersebut maka dapat dilihat bahwa sudah semestinya

perpustakaan sekolah menjadi bagian integral dari sistem pembelajaran, bukan

lagi menjadi pelengkap saja bagi keberadaan sebuah sekolah. Untuk memenuhi

semua fungsi perpustakaan sekolah, perpustakaan setidaknya harus memiliki

program yang berisi aktivitas belajar yang terencana untuk mendukung kurikulum

sekolah yang membantu pengembangan pembelajar seumur hidup. Selain itu,

program yang disusun oleh perpustakaan juga harus membuat minat baca serta

hasil belajar peserta didik di sekolah meningkat.

Menurut Suherman (2009, hlm. 147) “Program yang dibuat oleh

perpustakaan sekolah merupakan bagian yang sangat penting untuk membentuk

peserta didik menjadi pembelajar seumur hidup. Program yang dibuat ditunjukan

untuk meningkatkan kemampuan belajar peserta didik, membantu mereka untuk

menjadi pemikir bebas, dan problem solvers, serta membantu mereka menjadi

cinta membaca. Mereka juga dimotivasi untuk menjadi pengguna informasi yang

efektif dan penghasil informasi yang produktif”.

Sesunguhnya, hanya ada dua sasaran pokok dari program perpustakaan,

yaitu menumbuhkan cinta membaca dan membangun keahlian dalam mengakses,

menafsirkan, mengevaluasi, mengorganisasi, memilih, menghasilkan, dan

mengkomunikasikan informasi melalui berbagai macam media atau yang

sekarang ini disebut literasi informasi.

Berdasarkan studi pendahuluan hasil pengamatan, peneliti mengamati

peserta didik dan siswi di TK (Taman Kanak- kanak) Dzikra Kids memiliki

keunikan bahwa peserta didik memiliki minat baca yang tinggi, selain itu

perpustakaan pra sekolah di TK Dzikra Kids memiliki program perpustakaan

salah satunya dengan program storytelling metode berqisah.

Program storytelling metode berqisah ini, sudah tersistem dan terintegrasi

dalam kurikulum pra sekolah Dzikra Kids dalam kegiatan belajar mengajar yakni

untuk kegiatan membaca dan menulis. Kemampuan anak, dalam kegiatan

(14)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B metode berqisah di TK Dzikra Kids, memperlihatkan hasil yang sangat baik

terlihat dari kemampuan peserta didik yang mampu menceritakaan kembali buku

bacaan yang telah di baca dalam kegiatan belajar mengajar dikelas.

Selain itu proses kegiatan belajar mengajar dengan program perpustakaan

storytelling metode berqisah ini, menjadikan peserta didik di TK Dzikra Kids

sangat aktif berkomunikasi karena banyaknya interaksi yang dilakukan oleh guru

terhadap peserta didik. Namun, program perpustakaan storytelling metode

berqisah di TK Dzikra Kids, belum diterapkan dalam indikator konsep berhitung

yang merupakan tahap awal pembelajaran matematika, proses kegiatan belajar

mengajar pada indikator berhitung di TK Dzikra Kids, masih berpusat pada guru

(teacher centered), guru menyampaikan materi masih menggunakan metode atau

pendekatan yang bersifat konvensional, seperti metode ceramah dan belum

terintegrasi dengan program storytelling metode berqisah. Akibat dari cara

mengajar seperti itu, menyebabkan belum tercapainya indikator yang harus

dimiliki peserta didik pada indikator berhitung.

Matematika memiliki peranan yang penting dalam kehidupan, khususnya

pada anak usia dini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2009

tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, yang salah satunya berisi anak usia

dini harus mampu mengenal pengenalan konsep bilangan dan berhitung.

Salah satu program yang dapat mendukung untuk kemampuan konsep

berhitung adalah storytelling. Program tersebut akan mendukung strategi- strategi

pemanfaatan perpustakaan untuk pembelajaran dan merupakan cara yang unik

untuk mengenalkan konsep berhitung.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti menganggap penting

untuk mengadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) Kolaboratif, tentang upaya peningkatan kemampuan peserta didik tentang

konsep berhitung dengan menggunakan program perpustakaan storytelling di TK

(15)

5

Raden Fasha Nurlidia, 2015 1.2Identifikasi Masalah

Dalam merumuskan permasalahan apa yang akan dikaji maka penulis

melakukan identifikasi masalah terlebih dahulu, identifikasi masalah tersebut

adalah sebagai berikut :

1. TK Dzikra Kids sudah memiliki perpustakaan prasekolah, dan memiliki

program perpustakaan storytelling. Namun, pustakawan dan guru belum

melakukan kolaborasi untuk memperbaiki perbaikan pembelajaran

khususnya pada indikator berhitung.

2. Program perpustakaan storytelling belum diterapkan dalam kegiatan

belajar mengajar yakni pada indikator berhitung.

3. Berdasarkan observasi awal bahwa 87,5% peserta didik TK Dzikra Kids

belum memenuhi indikator berhitung.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, masalah

yang akan dicoba dipecahkan dalam PTK ini adalah meningkatan kemampuan

peserta didik melalui program perpustakaan storytelling yang diintegrasikan

kepada materi pembelajaran dalam indikator berhitung pada peserta didik di TK

Dzikra Kids. Harapanya sebagian besar peserta didik TK tersebut mencapai

kemampuan dengan kriteria kecapaian minimal (80%) dalam memahami indikator

konsep berhitung. Untuk memecahkan masalah tersebut akan dipilih tindakan

berupa menerapkan salah satu program perpustakaan storytelling.

Oleh karena itu masalah yang akan dikaji pada PTK ini dibagi dua yakni

masalah umum dan masalah khusus. Masalah umum dari penelitian ini yakni

“Apakah dengan menerapkan program perpustakaan storytelling konsep berhitung

(16)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B Masalah khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kemampuan peserta didik TK Dzikra Kids sebelum

diterapkan program perpustakaan storytelling pada konsep berhitung?

2. Bagaimana gambaran kemampuan peserta didik TK Dzikra Kids setelah

diterapkan program perpustakaan storytelling pada indikator konsep

berhitung?

1.4Hipotesis Tindakan

Penelitian ini direncanakan terbagi ke dalam dua siklus, setiap siklus

direncanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui kedua siklus tersebut

dapat diamati peningkatan kemampuan peserta didik. Hipotesis yang disampaikan

dalam penelitian ini adalah ”Dengan diimplementasikanya program perpustakaan

storytelling dapat meningkatkan kemampuan peserta didik pada indikator konsep

berhitung di TK Dzikra Kids Rancaekek ”.

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan dari PTK ini disesuaikan dengan masalah yang akan dikaji yakni tujuan umum “Mendeskripsikan apakah dengan menerapkan program perpustakaan storytelling pada indikator mengenal konsep berhitung dapat

meningkatkan kemampuan peserta didik di TK Dzikra Kids”. Dan tujuan khusus

dari masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran kondisi kemampuan peserta didik TK Dzikra

Kids sebelum diterapkan program perpustakaan storytelling pada konsep

berhitung

2. Untuk mengetahui gambaran kondisi kemampuan peserta didik TK setelah

(17)

7

Raden Fasha Nurlidia, 2015 1.6Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

masukan untuk peningkatan kemampuan peserta didik pada konsep

berhitung menjadi tempat penelitian.

2. Manfaat praktis

1) Bagi peneliti, sebagai salah satu bentuk peningkatan wawasan

berpikir peneliti dan melatih peneliti untuk berfikir secara utuh.

2) Bagi pustakawan, sebagai salah satu media yang dapat menunjang

peningkatan kreatifitas pustakawan dalam berkolaborasi dengan

guru untuk menerapkan program perpustakaan pada materi

pembelajaran.

3) Bagi guru, sebagai salah satu masukan untuk meningkatkan

kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas melalui kolaborasi

program perpustakaan yang diintegrasikan kepada materi

pembelajaran.

4) Bagi pra sekolah, sebagai masukan untuk mengambangkan

perpustakaan sekolah terutama dalam meningkatkan program

perpustakaan melalui kolaborasi antara pustakawan dan guru.

1.7Struktur Organisasi

Adapun Struktur Organisasi yang dibuat dalam penyusunan penelitian ini

terdiri dari lima bab, yaitu :

1. BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang penelitian, indentifikasi masalah penelitian,

rumusan masalah penelitian, hipotesis tindakan, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan struktur organisasi.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

(18)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B

storytelling dan berhitung yang disusun sesuai dengan variabel yang

akan diteliti.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Berisi lokasi penelitian, subjek populasi atau sampel penelitian, desain

penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,

proses pengembangan instrumen, hasil uji coba instrumen, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang berupa

pemaparan data dan pembahasan data yang ditemukan.

5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomentasi atau saran yang

(19)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Penelitian Tindakan Kelas

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Kolaboratif, penelitian tidakan

kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan, Menurut menurut Suhardjono (2008, hlm. 57), “Berdasarkan tujuan penelitian tindakan PTK merupakan salah satu bagian dari penelitian tindakan dengan tujuan yang spesifik yang berkaitan

dengan kelas”.

Menurut Suharsimi (2008, hlm. 2) Classroom Action Research (CAR),

yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga

kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat

diterangkan.

1. Penelitian -menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan –menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas –dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi

dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal

dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksdud dengan kelas

adalah sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Menurut pengertian

pengajaran, kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta didik

yang sedang belajar. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dapat

dilakukan tidak hanya di ruang kelas, tetapi di mana saja tempatnya, yang

penting ada sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Peristiwanya

dapat terjadi di laboratorium, di perpustakaan, di lapangan olahraga, di

(20)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B sedang berkerumun belajar tentang yang sama, dari seorang guru atau

fasilitator yang sama.

Berdasarkan paparan diatas dengan mengabungkan batasan pengertian tiga

kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersamaan.

Menurut Suharsimi (2008, hlm. 6) “ di Indonesia disebut penelitian

tindakan kelas (PTK), sebetulnya dalam penulisan karya tulis ilmiah

pengertiannya tidak sesempit itu. Oleh karena itu, dalam pembicaraan PTK ini

kita pahammi bukan pennelitian tindakan kelas, tapi penelitian tindakan saja.

Dengan demikian, tindakan yang diberikan bukan hanya dapat dilakukan oleh

guru, tetapi juga oleh Kepala Sekolah, Pengawas, bahkan siapa saja yang berniat

melakukan tindakan dalam rangka perbaikan hasil kerjanya”.

Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji permasalahan meningkatkan

kemampuan berhitung peserta didik kelas TK B dengan mengimplementasikan

program storytelling sebagai program perpustakaan TK Dzikra Kids Rancaekek,

dengan menggunakan penelitian tindakan kelas karena, menurut menurut Suhardjono (2008, hlm. 59) “dikarenakan makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar, maka permasalahan PTK cukup

luas, salah satunya yakni alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di dalam atau diluar kelas”

Penelitian tindakan kelas kolaboratif, menurut Suhardjono (2008, hlm. 63)

Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerja sama) antara

praktisi (guru, kepala sekolah, peserta didik dan lain-lain) dan peneliti (dosen,

widyaiswara) dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,

pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan

(action). Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, maka kerja sama

(kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal sangat penting. Melalui

kerjasama, mereka secara bersama menggali dan mengkaji permasalahan

nyata yang dihadapi guru dan/atau peserta didik di sekolah. Kerja sama

(21)

39

Raden Fasha Nurlidia, 2015

menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi. Terutama pada

kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan,

menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.

3.2 Desain Penelitian

Terdapat beberapa model atau desain penelitian tindakan kelas. Pada

penelitian ini, model PTK yang digunakan yaitu model yang dikembangkan oleh

Kemmis dan Mc.Taggart “alasan mengapa peneliti menggunakan model ini

karena model ini terkenal dengan proses siklus putaran spiral refleksi diri yang

dimulai dengan Rencana, Tindakan, Pengamatan, Refleksi, dan Perencanaan

Kembali yang merupakan dasar ancang-ancang pemecahan masalah”.

Adapun alur PTK menurut Kemmis dan McTaggart (dalam Arikunto, 2010)

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Bagan Siklus dimodifikasi dari Model Kemmis dan Mc. Taggart

( sumber : Arikunto, dkk, 2010) Refleksi

Perencanaan Tindakan

SIKLUS 1 Pelaksanaan

Observasi Pelaksanaan

Kesimpulan dan Hasil

Observasi Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan SIKLUS 2

(22)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B Secara mendetail Kemmis dan Taggart menjelaskan tahap-tahap penelitian

tindakan kelas yang dilakukan. Tahap-tahap tersebut sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang

dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan

dengan tema penelitian. Peneliti melakukan pengamatan pendahuluan untuk

mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil identifikasi

masalah dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan

menjadi masalah penelitian.Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat

ditetapkan tujuan penelitian.

2. Tahap Perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan identifikasi

masalah. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan

sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perencanaan ini bersifat fleksibel

dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi yang ada.

3. Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai

upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman

pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya

selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang

diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.

4. Pengamatan (Observer)

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan

pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini, peneliti

mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilakspeserta didikan atau

dikenakan terhadap peserta didik.

5. Refleksi (Reflect)

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis,

(23)

41

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Dalam kegiatan ini, peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan

hasil-hasil atau dampak dari tindakan.

3.3 Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diberikan kepada peserta didik

kelompok TK B TK Dzikra Kids Rancaekek yang berlokasi di Jl. Anggrek Raya

No. 6 Bumi Rancaekek Kencana Kabupaten Bandung, Tahun Ajaran 2014/2015.

Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas

TK B yang berjumlah 8 (delapan) peserta didik.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Adapun tahapan-tahapannya adalah

sebagai berikut :

1. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal ini, peneliti melakukan persiapan awal untuk observasi

yang bertujuan untuk mendapatkan masalah serta melihat keadaan yang terjadi di

lapangan, adapun rincian kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pembuatan surat izin observasi untuk sekolah yang bersangkutan.

b. Pembuatan SK penelitian.

c. Observasi langsung ke tempat, untuk melakukan identifikasi masalah yakni:

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, ditemukan bahwa

sebagian peserta didik kelompok B TK Dzikra Kids Rancaekek masih belum

mencapai indikator kemampuan berhitung, yaitu menyebutkan urutan bilangan

dari 1-20 secara berurutan, menyebutkan urutan bilangan 20-1 secara berurutan,

menyebutkan bilangan sebelum dan sesudah (misalnya sebelum 3 adalah 2, dan

sesudah 3 adalah 4), berhitung dengan menunjukan benda, menyebutkan hasil

penambahan sampai 20 dan menyebutkan pengurangan sampai 10 dan lain-lain.

(24)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B 2. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga siklus, yaitu sebagai berikut:

Siklus I

a. Perencanaan tindakan

1) Memilih koleksi buku yang akan digunakan untuk program storytelling

2) Menyusun bahan storytelling konsep berhitung

3) Menyiapkan media yang mendukung untuk program storytelling

4) Membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian) bersama guru kelas.

5) Menyusun instrumen penelitian.

6) Mendiskusikan dengan rekan guru sejawat yang akan diminta untuk

melakukan storytelling.

7) Mengembangkan perangkat pembelajaran (instrumen penelitian, alat dan

bahan yang akan digunakan dalam program storytelling).

b. Pelaksanaan tindakan

1) Melaksanakan pembelajaran menggunakan program storytelling dengan materi

konsep berhitung

2) Mempersiapkan catatan lapangan dan dokumentasi untuk merekam setiap

kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama proses pemberian tindakan.

c. Observasi atau pengamatan

1) Melakukan pengamatan terhadap kondisi kelas yang digunakan sebagai kelas

penelitian selama tindakan berlangsung, baik dari situasi kelas, perilaku dan

sikap peserta didik, penyampaian atau pemberian penjelasan guru pada peserta

didik, dan penyerapan peserta didik pada kegiatan program storytelling yang

diberikan.

2) Melakukan pengambilan data dengan menggunakan pedoman observasi,

(25)

43

Raden Fasha Nurlidia, 2015 d. Refleksi

1) Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatannya dan

evaluasi berkaitan dengan implementasi program storytelling dalam kegiatan

belajar mengajar pada indikator berhitung.

2) Melakukan perbaikan tindakan, berdasarkan hasil diskusi balikan bersama guru

kelas.

3) Melaksanakan pengolahan data yang di peroleh setelah siklus I selesai di

lakspeserta didikan.

4) Menyimpulkan hasil refleksi tindakan yang akan digunakan sebagai tindakan

selanjutnya.

5) Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang

di temukan setelah melakukan diskusi dengan mitra peneliti.

6) Membuat perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan dan refleksi ulang

untuk siklus berikutnya, sehingga permasalahan cepat teratasi.

Siklus II

a. Perencanaan tindakan

1) Memilih koleksi buku yang akan digunakan untuk program storytelling

2) Menyusun bahan storytelling konsep berhitung

3) Menyiapkan media yang mendukung untuk program storytelling

4) Membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian)

5) Menyusun instrumen penelitian.

6) Mendiskusikan dengan rekan guru sejawat yang akan diminta untuk melakukan

storytelling.

7) Mengembangkan perangkat pembelajaran (instrumen penelitian, alat dan bahan

yang akan digunakan dalam program storytelling).

b. Pelaksanaan tindakan

1) Melaksanakan pembelajaran menggunakan program storytelling dengan materi

(26)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B 2) Mempersiapkan catatan lapangan dan dokumentasi untuk merekam setiap

kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama proses pemberian tindakan.

c. Observasi atau pengamatan

1) Melakukan pengamatan terhadap kondisi kelas yang digunakan sebagai kelas

penelitian selama tindakan berlangsung, baik dari situasi kelas, perilaku dan

sikap peserta didik, penyampaian atau pemberian penjelasan guru pada peserta

didik, dan penyerapan peserta didik pada kegiatan program storytelling yang

diberikan.

2) Melakukan pengambilan data dengan menggunakan pedoman observasi dan

catatan lapangan.

d. Refleksi

1) Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatannya dan

evaluasi berkaitan dengan implementasi program storytelling dalam kegiatan

belajaIr mengajar pada indikator berhitung.

2) Melaksanakan pengolahan data yang di peroleh setelah siklus II selesai di

laksanakan.

3) Menyimpulkan hasil refleksi tindakan.

3. Penutup

a. Mengumpulkan data.

b. Mengolah dan menganalisis data.

c. Membuat laporan penelitian.

3.5 Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara, dan dokumentasi, adapun rinciannya adalah sebagai

(27)

45

Raden Fasha Nurlidia, 2015 a. Observasi

Menurut (Muslihuddin, 2009, hlm. 60) “observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sejauh mana efek tindakan setelah mencapai sasaran”. Sedangkan menurut (Wiriaatmadja, 2009, hlm. 114) apabila peneliti sudah menentukan kriteria yang akan

diamati, maka selanjutnya peneliti tinggal menghitung saja beberapa kali

jawaban, tindakan atau sikap peserta didik yang sedang diteliti itu

ditampilkan.

b. Wawancara

Menurut Goetz dan Lecompte (dalam Rochiati, 2008, hlm. 117),

“wawancara merupakan pertanyaan- pertanyaan yang diajukan secara

verbal kepada orang- orang yang dianggap dapat memberikan

informasiatau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.”

Pernyataan juga dikemukakan oleh Hopkins (dalam Rochiati, 2008, hlm. 117), “wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Orang-orang

yang di wawancarai dapat termasuk beberapa orang peserta didik, kepala

sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orangtua

peserta didik, dll. Mereka disebut kunci atau key informants,

yaitumempunyai pengetahuan khsusus status atau keterampilan

berkomunikasi”

Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pembelajaran yang selama

ini di lakukan di TK Dzikra Kids dalam meningkatkan kemampuan

berhitung, baik mengenai materi, media, metode, dan evaluasi yang

digunakan, serta kendala yang di hadapi guru.

Pelaksanaan wawancara ini ditujunkan kepada guru kelas untuk

memperoleh data mengenai implementasi program storytelling untuk

meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik kelas TK B, bentuk

wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstruktur, dimana peneliti

(28)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B pedoman wawancara yang diajukan peneliti terkait dengan permasalahan

peneliti yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan.

c. Studi Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan adalah photo-photo kegiatan

pembelajaran pada setiap tahap siklus pembelajaran. Isi dokumentasi

terkait dengan cara mengajar guru dan aktivitas serta sikap peserta didik

pada saat pelaksanaan upaya meningkatkan pemahaman tentang indikator

berhitung melalui program perpustakaan storytelling.

2. Kisi-Kisi Instrumen

Berikut kisi- kisi instrumen dari variabel kemampuan berhitung, yang

disesuaikan dengan kurikulum 2004 Taman Kanak- Kanak :

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berhitung peserta didik

Variabel Indikator Sub Indikator Sumber Data

Kemampuan

Berhitung

Berhitung (Kognitif) Anak dapat menyebutkan

urutan bilangan dari 1-20

Observasi

Anak dapat menyebutkan

bilangan secara acak

misalnya setelah 6 adalah 7

atau sebelum 9 adalah 8

Observasi

Anak dapat menyebutkan

hasil penambahan dengan

benda dari 1 sampai 10

Observasi

Anak dapat menyebutkan

hasil pengurangan dengan

benda dari 1 sampai 10

Observasi

Anak dapat mengenal

konsep bilangan dengan

benda-benda sampai 10

Observasi

Anak dapat memasangkan

lambang bilangan dari 1-10

(29)

47

Raden Fasha Nurlidia, 2015

dengan benda secara

berurutan

Anak dapat memasangkan

lambang bilangan dari 1-10

dengan benda acak

Observasi

Anak mampu membedakan

dua kumpulan benda yang

jumlahnya sama

Observasi

Anak mampu membedakan

dua kumpulan benda yang

jumlahnya tidak sama

Observasi

Aank dapat membuat

kumpulan benda yang

jumlahnya lebih banyak

Observasi

Anak dapat membuat

kumpulan benda yang

jumlahnya lebih sedikit

Observasi

3. Instrumen Penelitian

Alat ukur dalam sebuah penelitian disebut instrument penelitian.

Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur

penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data

yang diperlukan. Menurut (Sugiyono, 2013, hlm. 148) Instrumen penelitian

adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati”.

Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun oleh peneliti pada langkah

sebelumnya, peneliti kemudian membuat instrumen penelitian yang terdiri dari

item pertanyaan yang mengacu pada indikator atau sub aspek yang telah

(30)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B a. Pedoman Observasi Peserta didik

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Implementasi Program Storytelling untuk

Meningkatkan Kemampuan Peserta didik Kelas TK B tentang

Konsep Berhitung

PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS I IMPLEMENTASI PROGRAM

STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PESERTA DIDIK KELAS TK B TENTANG KONSEP BERHITUNG

Nama peserta didik : Hari/Tanggal :

Siklus : Tema/Sub tema :

Petunjuk :

Berikan tanda ceklis pada peristiwa/kegiatan yang diamati!

No Meningkatkan Kemampuan Berhitung B C K

1. Peserta didik dapat menyebutkan bilangan

dari 1-20

2. Peserta didik mampu menyebutkan angka

20 sampai 1 secara berurutan

3. Peserta didik mampu menyebutkan bilangan

sebelum dan sesudah 5

4. Peserta didik mampu menyebutkan bilangan

sebelum dan sesudah 6

5. Peserta didik mampu menyebutkan bilangan

sebelum dan sesudah 7

6. Peserta didik mampu menunjuk dan

berhitung jumlah donat dalam buku cerita “One Great Day (Hari yang Hebat)”

7. Peserta didik mampu menunjuk dan

berhitung jumlah es lilin dalam buku cerita “One Great Day (Hari yang Hebat)”

[image:30.595.42.567.374.759.2]
(31)

49

Raden Fasha Nurlidia, 2015

berhitung jumlah ice cream dalam buku

cerita “One Great Day (Hari yang Hebat)”

9. Peserta didik mampu menunjuk dan

berhitung jumlah sandwich dalam buku

cerita “One Great Day (Hari yang Hebat)”

10. Peserta didik mampu menunjuk dan

berhitung jumlah pie apel dalam buku cerita “One Great Day (Hari yang Hebat)”

11. Peserta didik membedakan kumpulan

makanan dan minuman yang jumlahnya

lebih banyak, lebih sedikit dan sama dalam

buku cerita “One Great Day (Hari yang

Hebat)”

Keterangan :

B : Baik (Peserta didik dapat melakukan dengan sangat baik tanpa bantuan)

C : Cukup (Peserta didik dapat melakukan cukup baik dengan sedikit bantuan)

K : Kurang (Peserta didik dapat melakukan dengan mendapat bantuan penuh dari

(32)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

[image:32.595.47.566.329.756.2]

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B Tabel 3.3

Pedoman Observasi Implementasi Program Storytelling untuk

Meningkatkan Kemampuan Peserta didik Kelas TK B tentang

Konsep Berhitung

PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS II IMPLEMENTASI PROGRAM

STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PESERTA DIDIK KELAS TK B TENTANG KONSEP BERHITUNG

Nama peserta didik : Hari/Tanggal :

Siklus : Tema/Sub tema :

Petunjuk :

Berikan tanda ceklis pada peristiwa/kegiatan yang diamati!

No Meningkatkan Kemampuan Berhitung B C K

1. Peserta didik dapat menyebutkan bilangan

dari 1-20

2. Peserta didik mampu menyebutkan angka

20sampai 1 secara berurutan

3. Peserta didik mampu menyebutkan bilangan

sebelum dan sesudah 5

4. Peserta didik mampu menyebutkan bilangan

sebelum dan sesudah 6

5. Peserta didik mampu menyebutkan bilangan

sebelum dan sesudah 7

6. Peserta didik mampu menunjuk dan

berhitung jumlah 3 bola besar dan 4 bola

kecil yang harus di bereskan oleh Tomo dan

Toto dalam buku cerita “Merapikan Kamar Bersama Tomo”

7. Peserta didik mampu menunjuk dan

berhitung jumlah balok yang harus di

(33)

51

Raden Fasha Nurlidia, 2015 8. Peserta didik mampu menunjuk dan

berhitung jumlah bola dalam buku “Merapikan Kamar Bersama Tomo” 9. Peserta didik mampu menunjuk dan

berhitung jumlah kertas-kertas dalam buku

cerita “One Great Day (Hari yang Hebat)”

10. Peserta didik mampu menunjuk dan

berhitung jumlah mainan dalam buku cerita “Merapikan Kamar Bersama Tomo”

11. Peserta didik menyebutkan hasil berhitung

jumlah mainan favorit, dan membedakan

mainan favorit yang lebih banyak maupun

sedikit dalam buku cerita “Merapikan Kamar Bersama Tomo”

Keterangan :

B : Baik (Peserta didik dapat melakukan dengan sangat baik tanpa bantuan)

C : Cukup (Peserta didik dapat melakukan cukup baik dengan sedikit bantuan)

K : Kurang (Peserta didik dapat melakukan dengan mendapat bantuan penuh dari

(34)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

[image:34.595.45.563.334.755.2]

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B b. Pedoman Observasi Peneliti

Tabel 3.4

Pedoman Observasi Implementasi Program Storytelling untuk

Meningkatkan Kemampuan Peserta didik Kelas TK B tentang

Konsep Berhitung

PEDOMAN OBSERVASI PENELITI AKTIVITAS DALAM

IMPLEMENTASI PROGRAM STORYTELLING UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS TK B

TENTANG

KONSEP BERHITUNG

Nama Peneliti :

Nama TK :

Hari/Tanggal :

No Uraian Ya Tidak Keterangan

1. Guru menyiapkan RKH (Rencana Kegiatan

Harian)

2. Menyusun bahan storytelling untuk

berhitung dengan menggunakan koleksi di

perpustakaan

3. Menyiapkan media yang mendukung untuk

kegiatan storytelling

4. Guru mengkoordinasikan peserta didik didik

pada suasana pembelajaran yang

menyenangkan

5. guru menyampaikan tema pembelajaran

6. guru memberikan apersepsi berdasarkan

tema berisi tentang hal-hal yang berkaitan

dengan pembelajaran dan kegiatan yang

akan dilakukan

(35)

53

Raden Fasha Nurlidia, 2015 kegiatan storytelling berlangsung

8. Guru memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menjawab pertanyaan

selama kegiatan storytelling berlangsung

9. Guru memberikan kesempatan pada peserta

didik untuk melakukan kegiatan yang telah

di jelaskan

10. Guru memberikan evaluasi mengenai

kegiatan apa yang telah dilakukan

[image:35.595.42.569.83.274.2]

c. Pedoman Wawancara

Tabel 3.5

Pedoman WawancaraImplementasi Program Storytelling untuk

Meningkatkan Kemampuan Peserta didik Kelas TK B tentang

Konsep Berhitung

PEDOMAN WAWANCARA IMPLEMENTASI PROGRAM STORYTELLING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS

TK B TENTANG KONSEP BERHITUNG

Nama Guru :

Hari/Tanggal :

No Pertanyaan Jawaban

1. Strategi apa yang sering Ibu/ Bapak gunakan dalam

meningkatkan kemampuan berhitung pada peserta

didik TK B dalam kegiatan belajar mengajar di kelas ?

2. Apa yang menjadi pertimbangan Ibu/Bapak sehingga

menggunakan strategi pembelajaran tersebut ?

3. Apakah melalui strategi yang telah diberikan untuk

meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik TK

B sudah tercapai ?

4. Media apa saja yang digunakan oleh Ibu/Bapak pada

(36)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B kegiatan meningkatkan kemampuan berhitung peserta

didik kelas TK B ?

5. Bagaimana tanggapan Ibu/Bapak terhadap

implementasi program storytelling untuk

meningkatkan keampaun berhitung peserta didik kelas

TK B ?

6. Bagaimana saran Ibu/Bapak implementasi program

storytelling untuk meningkatkan keampaun berhitung

peserta didik kelas TK B ?

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya

menggunakan analisis data kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara dari lapangan dianalisis ke dalam bentuk deskriptif. Wiriaatmadja dalam (Hima, 2014, hlm. 42) menggungkapkan bahwa “pengelolaan dan analisis data pada metode penelitian tindakan kelas dilakukan secara terus menerus

sepanjang penelitian berlangsung dari awal sampai tahap akhir keseluruhan

program tindakan sesuai dengan karakteristiknya pokok permasalahan dan tujuan

penelitian serta dituangkan dalam bentuk deskriptif”. Analisis data pada penelitian

ini dilakukan dengan menyimpulkan data dari hasil observasi ke dalam bentuk

(37)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan pada pembahasan

sebelumnya, simpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian

berdasarkan permasalahan yang telah penulis paparkan dalam rumusan penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Kondisi objektif kemampuan berhitung siswa kelas B TK Dzikra Kids

Rancaekek masih belum optimal. Hal ini, dapat ditunjukan dengan

sebanyak 62,5 % siswa belum mencapai indikator yang harus di penuhi

dalam pembelajaran berhitung. Hal tersebut, dikarenakan indikator

berhitung belum terintegrasi dengan program storytelling perpustakaan,

berbeda pada indikator membaca dan menulis program storytelling

perpustakaan di TK Dzikra Kids sudah diintegrasikan sehingga pada

proses pembelajaran berlangsung guru menggunakan bahan ajar (koleksi

perpustakaan) yang telah disiapkan oleh teacher librarian, dan secara

kolaboratif sudah menyusun kegiatan program storytelling perpustakaan,

yang tersistem dalam kegiatan membaca dan menulis.

2. Berdasarkan hasil observasi setelah mengimplementasikan program

storytelling untuk meningkatkan kemampuan berhitunh siswa kelas TK B

di TK Dzikra Kids, kemampuan berhitung siswa kelas TK B menjadi

meningkat terlihat siswa mampu memenuhi indikator dalam kegiatan

pembelajaran berhitung. Peningkatan kemampuan berhitung siswa juga

diperlihatkan pada perubahan setiap siklus. Pada saat observasi awal

menunjukan bahwa kemampuan berhitung siswa yang berada pada

kategori baik (B) sebesar 12,5%, kategori cukup (C) 62,5%, dan kategori

kurang (K) sebanyak 25%. Namun setelah diimplementasikan program

storytelling kemampuan berhitung siswa mengalami peningkatan yang

(38)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berada pada kategori baik (B) sebesar 75%, kategori cukup (C) 25%, dan

kategori kurang (K) sebanyak 12,5%. Kemudian pada siklus 2 kemampuan

berhitung siswa yang berada pada kategori baik (B) sebesar 87,5%,

kategori cukup (C) 12,5%, dan kategori kurang (K) sebanyak 0%.

5.2Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah peneliti

lakukan di TK Dzikra ada beberapa hal yang ingin peneliti rekomendasikan,

rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Peneliti merekomendasikan program perpustakaan storytelling sebagai salah

satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran berhitung, karena

telah terbukti bahwa program storytelling ini dapat meningkatkan

kemampuan berhitung siswa di taman kanak-kanak

2. Bagi guru taman kanak-kanak,implementasi program perpustakaan

storytelling untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa menjadi salah

satu masukan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar

mengajar di kelas melalui kolaborasi program perpustakaan yang

diintegrasikan kepada materi pembelajaran.

3. Bagi peniliti lain, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan

serta dapat dijadikan bahan kajian untuk pengembangan penelitian

selanjutnya secara lebih mendalam untuk melaksanakan implementasi

program perpustakaan storytelling untuk meningkatkan kemampuan

(39)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Susanti (2013). Perpustakaan Prasekolahku, Seru!. Bandung: CV Restu

Bumi Kencana

Ahmad, Susanto. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada

Arikunto, S., Suhardjono. dan Supardi. (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Bafadal, Ibrahim. (2009). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Buananta, M. (2009). Buku, Dongeng dan Minat Baca. Jakarta: Murti Bunanta

Foundation.

Depdiknas. (2004). Kurikulum TK/RA. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2007). Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman

Kanak-kanak. Jakarta: Depsiknas

Depdiknas. (2007). Pedoman Permainan Berhitung di Taman Kanak-kanak. Jakarta:

Depsiknas Direktotar Pembinaan TK dan SD. Jakarta: Depsiknas

Dhieni et al. A (2008). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

F. Rahayuninggsih. (2007). Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Herlina. (2013). Bibliotherapy: Mengatasi Masalah Anak dan Remaja melalui Buku.

Bandung: CV Pustaka Cendikia Utama

Ka Hendri. (2013). Pendidikan Berkarakter Berbasis Dongeng. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media

Lasa, Hs. (2009). Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book

(40)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Implementasi Program Storytelling Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Siswa Kelas TK B Macdonald, M R. (1995). The Parents Guide Storytelling: How to Make-up New Stories

and Retend Old Favourites. USA: Herper Collins Publisher.

Musfiroh. (2005). Cerita Untuk Perkembangan Anak. Yogyakarta: Navila.

Muslihudin, dkk. (2009). Kiat Sukses Melakukan Tindakan Kelas Panduan Praktis

Untuk Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Rizqi Press.

Serrat, O. (2008). Storytelling. United States of America: Reed Elsevier.

Solehuddin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: Fakultas

Pendidikan Univeristas Pendidikan Indonesia

Sriningsih, Nining. (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini.

Bandung: PT Pustaka Sebelas.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhardjono. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Suherman. (2009). Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. Bandung: MQS Publishing

Sulistyo-Basuki. (1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Sutarno, NS. (2003). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara

Wiriaatmaja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan

Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yudha, Asfandyiar. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

Rosdakarya.

(41)

110

Raden Fasha Nurlidia, 2015 Sumber Online

Boltman, A. (2001). Childrens Storytelling Technologies: Differences in Elaboration

and Recall. [Online]. Tersedia: http://1stiseer.1psu.edo1563253.htlml [diakses

pada 29 Februari 2015]

Sumber Undang-undang dan Peraturan Pemerintah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58. (2009). tentang Standar Nasional

Pendidikan Anak Usia Dini.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19. (2005). tentang Standar Nasional Pendidikan.

Jakarta: Sinar Grafika.

Undang-undang RI No. 20. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Sumber Skripsi, Thesis dan Disertasi

Agustina, Susanti. (2011). Thesis Konstruksi Sistem Pembelajaran Kenal Pustaka.

Bandung: Univeristas Padjajaran.

Sophiani, Puji. (2008). Skripsi Peran Storytelling sebagai Sarana Promosi

Perpustakaan TK/SD Al- Izhar Pondok Labu. Jakarta: Universitas Islam Negeri

(42)

Raden Fasha Nurlidia, 2015

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Siklus dimodifikasi dari Model Kemmis dan Mc. Taggart
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+3

Referensi

Dokumen terkait

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI DAN PRODUKSI PADA BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah diharapkan dengan metode bercerita gambar seri dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada anak

Pada 2011 hingga 2013 perusahaan mengalami penurunan margin laba operasi sebesar 52,15 %, penurunan ini terjadi karena adanya kenaikan laba operasi, yang

Hal ini terjadi karena pada kemiringan yang lebih curam pertumbuhan pelepah sawit kurang optimum, sehingga lolosan intensitas cahaya semakin besar.. Ilustrasi dan

Pada hari ini Jumat tanggal Tujuh bulan September tahun dua ribu dua belas, yang bertanda tangan dibawah ini, Panitia II Pengadaan Barang dan Jasa Dilingkungan

[r]

[r]

Istilah Wilayah Tapal Kuda muncul sejak pemilihan umum (Pemilu) tahun 1977, hal tersebut berguna untuk mendeskripsikan suatu kesatuan teretorial wilayah di Provinsi Jawa