MODIFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN KASTI
UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA
(Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya)
SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
NITA NURHAYATI 0801460
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MODIFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN KASTI
UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA
(Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya)
Oleh
NITA NURHAYATI 0801460
Karya Ilmiah Yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
©Nita Nurhayati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Skripsi Ini Tidak Boleh Diperbanyak Seluruhnya Atau Sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
NITA NURHAYATI
MODIFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN KASTI
UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA
Disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing :
Pembimbing I
Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001
Pembimbing II
Jajat Darajat KN, S,Pd., M.Kes.,AIFO NIP. 197608022005011002
Mengetahui Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
ABSTRAK
Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Kasti Untuk
Meningkatkan Waktu Aktif Belajar Siswa
(Studi Penelitian Tindakan Kelas DiSdn Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya) Pembimbing I Drs. Mudjihartono, M. Pd.
Pembimbing II Jajat Darajat KN, S,Pd., M.Kes.,AIFO.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan rendahnya waktu aktif belajar siswa dalam permainan bola kasti di kelas IV di SDN Sirnasari Tasikmalaya. Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu menerapkan modifikasi alat pemukul plastik dan bola karet. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana penggunaan modifikasi alat bantu alat tersebut terhadap waktu aktif belajar siswa di kelas IV SDN Sirnasari Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas atau classroom action research. Dalam penggunaan metode ini peneliti menggunakan dua siklus. Dalam setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan. Instrument yang digunakan adalah waktu aktif belajar siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemukul plastik dan bola karet. Sementara variable terikatnya adalah waktu aktif belajar siswa. Untuk populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas IV SDN Sirnasari Tasikmalaya. Dari analisis data didapat data awal ketindakan satu sebanyak 9,78%. Tindakan dua meningkat menjadi 27,83%. Tindakan tiga meningkat hingga 54,31%. Dari Tindakan empat meningkat 77,92%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya modifikasi alat bantu berupa pemukul plastik dan bola karet, dapat meningkatkan waktu aktivitas belajar siswa dalam permainan bola kasti di SDN Sirnasari Tasikmalaya.
Nita Nurhayati, 2015
ABSTRACT
Nita Nurhayati, 0801460,
MODIFICATION OF LEARNING KASTI TO OPTIMIZING TIME FOR ACTIVE LEARNING STUDENT (Study of Classroom Action Research in Tasikmalaya Regency Sirnasari SDN) Lecture I Drs. Mudjihartono, M. Pd. Lecture II Jajat Darajat KN, S,Pd., M.Kes., AIFO.This research is motivated by low active student learning time in a kasti game Class IV SDN in Sirnasari Tasikmalaya. the way to solve this problem in this research is applied by modificate the plastic bat and rubber. The Methode that used Namely Classroom Action Research. In use this method Researcher use two cycle method. In every cycle consists of two action. The instrument used is Time Active learning students. The free Variables Research is a plastic bat and a rubber ball. While the dependent variable is time to learn Active Students. The Research Methods Used Research Methods Classroom Action Research. The population in this research is the students of Class IV SDN Sirnasari Tasikmalaya. From the first data obtained One action data analys as much as 9.78%. The act of two action increased up Being 27.83%. in the Three action increased Up 54.31%. and the fourth actions is Increased 77.92%. From the results of this research findings concluded, that the modification tools Form plastic bat and a rubber ball, can increase the time crimpers Students learn a kasti game at SDN Sirnasari Tasikmalaya.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C.Batasan Masalah penelitian ... 5
D.Pemecahan Masalah ... 5
E. Batasan Masalah ... 6
F. Tujuan Penelitian ... 7
G.Manfaat Penelitian ... 7
H.Definisi Istilah ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Landasan Teoritis 1. Penelitian Tindakan Kelas ... 9
2. Pengertian Pendidikan ... 10
3. Modifikasi Pembelajaran ... 11
a. Tujuan Perluasan ... 11
b. Tujuan Penghalusan ... 12
c. Tujuan Penerapan ... 12
vi
Nita Nurhayati, 2015
5. Permainan Kasti ... 14
a. Peraturan Permainan Kasti ... 14
b. Lapangan Kasti ... 15
c. Peralatan Kasti Modifikasi ... 16
d. Teknik Dasar Permainan Kasti... 17
6. Pengningkatan ... 19
7. Belajar ... 20
8. Pembelajaran ... 21
9. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 22
10. Waktu Aktif Belajar Siswa... 23
a. Waktu Belajar ... 24
b. Aktivitas Belajar... 24
B. KERANGKA BERFIKIR ... 25
C. HIPOTESIS TINDAKAN ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 27
B.Populasi dan Sampel ... 28
C. Tujuan Penelitian ... 29
D.Rencana Tindakan Penelitian ... 29
E.Prosedur dan Rancangan Tindakan ... 29
1. Prosedur Tindakan ... 29
2. Rancangan Tindakan ... 31
F. Langkah-Langkah Tindakan ... 32
G. Variabel Penelitian ... 34
H. Alat Pengumpul Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Awal Penelitian ... 40
B.Deskripsi Awal Pembelajaran ... 40
vii
D.Hasil Pelaksanaan ... 42
E. Diskusi Penemuan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ... 60
B.Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
Nita Nurhayati, 2015
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Modifikasi Alat Permainan Kasti ... ... 13
Tabel 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 32
Tabel 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 33
Tabel 3.3 kegiatan siswa sesuai rencana pembelajaran dalam waktu aktif belajar siswa dalam permainan kasti ... 35
Tabel 3.4 Format Observasi Waktu Aktif Belajar ... 38
Tabel 4.1 Rancangan Pembelajaran tindakan 1 ... 43
Tabel 4.2 Rancangan Pembelajaran tindakan 2 siklus 1 ... 45
Tabel 4.3 Rancangan Pembelajaran tindakan 1 siklus 2 ... 47
Tabel 4.4 Rancangan Pembelajaran tindakan 2 siklus 2 ... 51
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lapangan Kasti ukuran 60 x 30 meter ... 16
Gambar 2.2 Pemukul Kasti modifikasi dari plastik ... 16
Gambar 2.3 Macam-Macam Teknik Melempar ... 17
Gambar 2.4 Macam-Macam Teknik Menangkap Bola ... 18
Gambar 2.5 Macam-Macam Teknik Memukul ... 19
Gambar 3.1 Alur Siklus PTK ... 30
x
Nita Nurhayati, 2015
DAFTAR BAGAN
xi
DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Tindakan Penelitian ... 55
1
sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi
tertentu dalam rangka membantu anak didik agar menjadi manusia terdidik dan
mampu mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu. Hal ini dilandasi
menurut pendapat para ahli mengenai pengertian pendidikan yang dikemukakan
oleh Juliantine (2012, hlm 7) mengatakan bahwa:
Pendidikan adalah untuk mengembangkan individu menjadi individu-individu yang kreatif, berdaya cipta, dan yang dapat menemukan atau discover. Serta pendidikan sebagai proses menolong, membimbing, mengarahkan dan mendorong individu
Dari pembahasan di atas, tujuan pendidikan berkaitan erat dengan hal
ingin dicapai dalam program pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan nasional
berkaitan dengan filsafat negara yang dianut. Pendidikan merupakan suatu proses
pembinaan yang berlangsung seumur hidup, disebutkan dalam Undang-Undang
sistem nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional
bertujuan untuk meningkatkan prestasi peserta didik agar menjadi manusia
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, demokratis dan bertanggung jawab.
Sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya kegiatan
pendidikan. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan di sekolah diharapkan lebih dari
sekedar belajar. Kegiatan pembelajaran atau pengajaran merupakan bagian
kegiatan yang paling pokok di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah.
Berhasil atau tidaknya proses pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung
kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa.
Dalam hal lain sekolah sebagai berlangsungnya tempat dalam proses
2
transformasi melalui berbagai macam interaksi yang bersifat edukasi. Oleh karena
itu, dalam kegiatan pembelajaran banyak dikombinasikan dan disusun
berdasarkan materi, media atau fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran di sekolah adalah pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang di terapkan di
sekolah sesuai dengan kurikulum terbaru kementrian pendidikan dan kebudayaan
Indonesia. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang menekankan pada
suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang
dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka
memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan,
dan pembentukan watak. Pada hakikatnya kita ketahui bersama pendidikan
jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan progresif dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental, serta emosional. Tujuan pendidikan jasmani di sekolah selalu mencakup
tiga aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Juliantine (2012, hlm 7-8) menjelaskan bahwa:
Tujuan yang harus dikembangkan dalam diri siswa sebagai individu utuh yang sedang tumbuh dan berkembang, dimana tujuan pendidikan itu adalah pengembangan seluruh potensi yang dimiliki siswa baik yang melibatkan dimensi kognitif, afektif, psikomotor maupun sosial dalam pengertian yang lebih luas
Pada pembahasan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
pendidikan jasmani hakikatnya adalah pendidikan yang berjalan melalui aktifitas
jasmani atau aktifitas gerak. Pendidikan jasmani diajarkan di sekolah untuk
senada satu tujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sehubungan dengan pembahasan di atas, Kurikulum yang terdapat dalam
mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar meliputi materi permainan
dan olahraga. Materi permainan dan olahraga diantaranya meliputi: olahraga
3
Nita Nurhayati, 2015
keterampilan lokomotor non-lokomotor serta manipulatif, atletik, renang, sepak
bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, bela diri serta
aktivitas lainnya. Dalam kesempatan penelitian ini, penulis mendapat masalah
dalam permaianan kasti. Permainan kasti termasuk dalam permainan bola kecil.
Menurut Juns Blog dari Margono, dalam http://walpaperhd99.blogspot.com,
diunduh tanggal 10 Juni 2015. menyebutkan bahwa:
Permainan kasti adalah sebuah permainan memukul dan menangkap bola, kasti merupakan olahraga beregu. Permainan kasti melibatkan dua regu pemukul dan regu penjaga yang memajukan aspek kerja sama, disiplin dan kerja keras
Permainan kasti di atas, memberi kesempatan peneliti menjadi bahan
pembelajaran materi permainan bola kecil. Selain mudah dan sederhana
permainan ini banyak disukai oleh siswa siswi di sekolah peneliti. Setelah
melakukan evaluasi pembelajaran kasti, peneliti menemukan hambatan ataupun
masalah yang ada ketika pembelajaran kasti tersebut. Masalah yang dihadapi
peneliti adalah pada keaktifan gerak belajar siswa yang cenderung diam atau
sedikit melakukan gerakan.
Keaktifan yang minim tersebut bagi peneliti memiliki pengaruh yang
kurang baik pada berkembangan jasmani siswa. Setelah dilakukan evaluasi
observasi, peneliti menemukan bahwa siswa siswi tersebut mengalami sebuah
ketakutan dalam melakukan gerakan permainan kasti. Ketakutan tersebut setelah
peneliti observasi, terdapat pada alat permainan yakni pemukul kasti yang terbuat
dari kayu dan bola kasti yang merupakan bola tenis lapang. Dalam perjalanan
pembelajaran peneliti menyadari bahwa tingkat ketakutan dan perkembangan
motorik anak belum bisa memiliki daya keberanian yang tinggi untuk menghadapi
alat alat yang bersifat keras. Kenyataan di lapangan, terlihat siswa tidak berani
melempar bola pertama dengan keras karena alasan takut mengenai teman
sebayanya. Selain itu ketika dalam memukul siswa terlihat berat dan kaku dalam
melakukan pukulan. Pukulan yang seyogianya lepas dan kuat, terlihat siswa tidak
4
mengakibatkan pada waktu belajar tersebut dari menit ke menit siswa banyak
diam dan tidak melakukan aktivitas jasmani.
Dari pemaparan masalah tersebut guru pendidikan jasmani seyogianya
memilki kemampuan dalam memodifikasi pembelajaran yang sifatnya dapat
mempermudah siswa dalam pembelajaran. Modifikasi adalah salah satu cara yang
tepat untuk menanggulangi masalah tersebut. Karena fungsi dari modifikasi itu
sendiri adalah menjadi pembantu atau penolong untuk memudahkan seseorang
melakukan suatu kegiatan. Hal ini senada dengan ungkapan oleh Bahagia
(2000:1) bahwa “Modifikasi dapat menganalisa sekaligus mengembangkan materi
pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dalam memperlancar siswa dalam belajarnya.” Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar mampu memperhatikan
perubahan kemampuan anak dan latihan, seperti yang dikemukakan oleh Bahagia
dan Suherman dalam weldajin.wordpress.com, diunduh tanggal 10 Juni 2015:
Modifikasi merupakan salah satu usaha agar pembelajaran mencerminkan Defelopmentally Appropraite Practice yang artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak yang sedang belajarnya. Oleh karena itu, DAP, termasuk didalamnya “body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsif utama dalam memodofikasi pembelajaran
Adapun modifikasi yang dapat di terapkan dalam permainan kasti ini
adalah dengan mengganti alat bantu permainan kasti yaitu pemukul dan bola.
Pemukul bola yang berasal dari kayu, peneliti mencoba mengganti dengan plastik
yang lunak serta bola yang berasal dari bola tenis penulis mencoba ganti dengan
bola karet lunak. Dengan adanya modifikasi alat tersebut peneliti berharap adanya
perubahan yang signifikan pada keaktivan belajar siswa dalam mempelajari
permainan kasti.
Sehubungan dengan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan ini ke dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan fokus
penelitian memperbaiki gerak aktivitas permainan kasti, dengan judul penelitianya
5
Nita Nurhayati, 2015
meningkatkan waktu aktif belajar siswa” (Studi Penelitian Tindakan Kelas
di SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, ada berbagai permasalahan
yang muncul pada saat melakukan pembelajaran permainan kasti di kelas IV SDN
Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut: dikarenakan alat
permainan pemukul dan bola kasti yang membuat siswa takut, mengakibatkan
pada waktu belajar siswa berkurang.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Aktivitas siswa dalam lapangan, peneliti menemukan bahwa siswa siswi
tersebut mengalami sebuah ketakutan dalam melakukan gerakan permainan kasti.
Ketakutan tersebut setelah peneliti observasi, terdapat pada alat permainan yakni
pemukul kasti yang terbuat dari kayu dan bola kasti yang merupakan bola tenis
lapang. Dalam perjalanan pembelajaran peneliti menyadari bahwa tingkat
ketakutan dan perkembangan motorik anak belum bisa memiliki daya keberanian
atau percaya diri yang tinggi untuk menghadapi alat alat yang bersifat keras.
Maka dari itu peneliti merumuskan masalah sesuai pernyataan sebagai
berikut: Apakah modifikasi permainan kasti dapat berpengaruh dalam
meningkatkan waktu aktif belajar siswa?
D. Pemecahan Masalah
Berangkat dari alat permainan kasti yang membuat siswa tidak aktif
bergerak. Peneliti mencoba menerapkan modifikasi alat bantu permainan kasti,
sebagai solusi agar permainan siswa lebih aktif dan baik. Modifikasi merupakan
salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar mampu memperhatikan
perubahan kemampuan anak dan latihan, seperti yang dikemukakan oleh Sudin
Ali (2009, hlm 8):
6
mencapai proses dan hasil pembelajaran secara efektif dan efisien serta tujuan permbelajaran dapat dicapai dengan mudah
Adapun modifikasi yang dapat di terapkan dalam permainan kasti ini
adalah dengan mengganti alat bantu permainan kasti yaitu pemukul dan bola.
Pemukul bola yang berasal dari kayu, peneliti mencoba mengganti dengan plastik
yang lunak serta bola yang berasal dari bola tenis penulis mencoba ganti dengan
bola karet lunak. Dengan adanya modifikasi alat tersebut peneliti berharap adanya
perubahan yang signifikan pada keaktifan waktu belajar siswa dalam mempelajari
permainan kasti.
E. Batasan Masalah
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang signifikan dari
permasalahan penelitian yang timbul. Berangkat dari tujuan penelitian maka
peneliti membatasi ruang penelitian agar dapat terfokus dan jelas pada suatu
masalah. Adapun pembatasan masalah di antaranya:
1. Permasalahan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari alat bantu yang baru. Sehingga yang menjadi variabel bebas
adalah modifikasi alat bantu pukul dan bola. Sedangkan yang menjadi variabel
terikat adalah waktu aktif belajar siswa.
2. Populasi dan sampel penelitian ini adalah kelas IV SDN Sirnasari Kabupaten
Tasikmalaya.
3. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan pada permainan kasti di kelas IV
SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya.
4. Modifikasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah alat bantu pemukul kasti
dan bola kasti
7
Nita Nurhayati, 2015
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan suatu hasil yang ingin dicapai atau
ditemukan oleh peneliti sendiri. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan
penelitian ini diantaranya:
Untuk mengetahui dampak dari penggunaan modifikasi pemukul dan bola dalam
permainan kasti terhadap meningkatkan waktu aktif belajar siswa.
G. Manfaat Penelittian
Manfaat dari penelitian ini dibedakan menjadi 3 kategori yaitu manfaat
bagi siswa, manfaat bagi guru, dan manfaat bagi sekolah.
1. Manfaat bagi siswa
a. Memberikan pengalaman gerak pada anak sehingga semakin banyak jenis
dan bentuk permainan yang dilakukan anak maka anak akan semakin
kaya pengalaman geraknya.
b. Merangsang dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
c. Menyalurkan kelebihan tenaga pada anak.
d. Memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani.
e. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pada anak, terutama untuk
memenuhi rasa ingin tahu anak.
f. Mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
g. Menanamkan rasa percaya diri, kerjasama, rasa sosial, dan saling
tolong-menolong.
2. Manfaat bagi guru
a. Memberi alternatif baru dalam metode pembelajaran permainan bola kecil
yang diterapkan oleh guru.
b. Menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang menyenangkan.
c. Memberi wawasan baru permainan bola kecil dengan modifikasi permainan
kasbol (kasti bola lunak).
d. Bagi guru sebagai wacana baru untuk memperoleh informasi ilmiah tentang
8
3. Manfaat bagi sekolah
a. Meningkatkan kualitas sekolah dengan meningkatnya prestasi belajar siswa.
b. Sebagai masukan yang positif dalam upaya proses belajar dan
mengajar di masa yang akan datang.
c. Bagi sekolah dapat dijadikan referensi model pembelajaran penjasorkes
dalam membantu meningkatkan prestasi olahraga di tingkat Sekolah Dasar
(SD).
H. Definisi Istilah
Untuk menghindari salah pengertian dalam penafsiran judul dan isi
skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang dianggap
penting dengan demikian ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran,
yaitu:
1. Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang
menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya, serta
menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya.
2. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
disengaja dikelola untuk memungkinkan dia turut serta dalam tingkah laku
tertentu, pembelajaran merupakan subyek khusus dalam pendidikan.
3. Kasti merupakan salah satu jenis permainan bola kecil beregu. Kasti
merupakan bentuk permainan tradisional yang mengutamakan beberapa unsur
kekompakan, ketangkasan dan kegembiraan.
4. Jumlah waktu aktif belajar (JWAB) adalah total waktu aktif dari setiap
kegiatan pembelajaran yang menjadi fokusnya adalah kegiatan pembelajaran.
5. Belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya
karena hasil dari pengalaman.
27
Nita Nurhayati, 2015
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) atau class room action research. sebagai cara untuk
menjawab permasalahan yang ada. yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama Arikunto, 2008:3. Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu bentuk penelitian reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas
secara profesional. Hal ini sesuai dengan pendapat Subroto (2014, hlm. 6
mengemukakan bahwa:
Penelitian tindakan merupakan salah satu cara strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus dilaksanakan dalam konteks pembelajaran dan atau dalam peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan
Berdasarkan uraian di atas, bahwa yang dimaksud dengan penelitian
tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru sekaligus
sebagai peneliti, dari penyusunan suatu perencanaan pembelajaran sampai
tindakan penelitian di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar yang bertujuan
untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang akan dilakukan oleh pendidik
(guru).
Tujuan utama PTK adalah mengembangkan keterampilan proses
pembelajaran, bukan untuk memperoleh ilmu baru dari penelitian tindakan yang
dilakukannya atau mencapai pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. hal ini
sesuai dengan pendapat Subroto (2015, hlm. 6) yang menyebutkan bahwa “Tujuan utama PTK diarahkan terhadap upaya perbaikan atau peningkatan mutu praktik
28
Selain itu, menurut Subroto (2015, hlm 7) terdapat beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari PTK yaitu:
1. sebagai inovasi pendidikan, dengan PTK guru menjadi lebih berani mandiri
dan ditopang rasa percaya diri sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani
mengambil prakarsa yang dapat memberikan manfaat perbaikan.
2. hasil PTK dapat diajarkan sumber masukan dalam rangka melakukan
pengembangan kurikulum.
3. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara
empirik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta
didik dengan memberikan semuan tindakan treatment yang sengaja dimunculkan.
Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta
didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
B. Populasi dan Sampel
Untuk memecahkan suatu masalah penelitian perlu adanya data atau
informasi dari objek penelitian yang akan diteliti, dalam mendukung
ketercapaiannya suatu tujuan penelitian yang penulis lakukan. Peran populasi
dalam suatu penelitian sangat diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi
yang akan diteliti berdasarkan permasalahan dalam penelitian.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan
sekumpulan objek yang memiliki karakteristik tertentu. Adapun yang dijadikan
populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV berjumlah 23 di SD
Negeri Sirnasari Kab. Tasikmalaya.
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
Menurut Sugyono (2011, hlm. 81) mengatakan juga sampel adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diambil
29
Nita Nurhayati, 2015
Adapun yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas
IV di SD Negeri Sirnasari Kab. Tasikmalaya yang berjumlah 23 siswa dengan
jumlah siswa laki-laki 12 orang dan siswa perempuan 11 orang.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sirnasari Kab. Tasikmalaya
tahun ajaran 2013/2014. Kegiatan dalam penelitian ini adalah menerapkan
modifikasi alat bantu pemukul dan bola kasti terhadap aktivitas permainan kasti
untuk meningkatkan waktu aktif belajar. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
direncanakan menggunakan 2 siklus yang masing-masing terdiri dari 2 tindakan.
D. Rencana Tindakan Penelitian
Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran yang disusun secara
sistematis, berorientasi ke depan dengan mempertimbangkan perstiwa-peristiwa
tak terduga sehingga dapat mengurangi atau mengeliminasi resiko. Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan karena adanya kepedulian
terhadap keadaan yang perlu ditingkatkan, yang dalam penelitian ini sasarannya
adalah menerapkan modifikasi alat bantu pemukul dan bola dalam melakukan
tugas gerak yang diinstruksikan guru pendidikan jasmani melalui aktivitas
permainan kasti untuk meningkatkan waktu aktif belajar.
E. Prosedur dan Rancangan Tindakan
1. Prosedur Tindakan
Penelitian tindakan kelas terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan
(planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflection).
Menurut Subroto (2014, hlm. 38) Adapun langkah yang dilakukan oleh guru
dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning)
Dalam tahap perencanaan ini meliputi pengenalan pembelajaran dengan
menyiapkan permainan dan alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran
30
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario
pembelajaran yang telah direncanakan.
c. Pengamatan (observing)
Observer mengamati pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana efek
pembelajaran dalam meningkatkan pembelajaran yang dapat dilihat dari motivasi
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
d. Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan suatu kegiatan perenungan secara kritis apa yang terjadi
selama pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Setiap siklus atau penelitiannya terdiri atas empat langkah, yaitu
perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Secara rinci ditunjukkan
dalam gambar berikut ini :
31
Nita Nurhayati, 2015
2. Rancangan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus dilakukan
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus berikutnya dilakukan
penelitian terhadap prestasi belajar siswa melalui pemberian evaluasi. Siklus akan
dikatakan berhasil apabila penelitian telah mencapai target sesuai indikator
kinerja. Langkah-langkah dalam siklus ini terdiri dari:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan
penerapan modifikasi alat, seperti identifikasi masalah, pembuatan rencana
pembelajaran, pembuatan lembar pengamatan siswa dan guru, penyediaan
alat yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan dilaksanakannya skenario
pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun tindakan yang dilakukan
oleh guru adalah membuat dan mempersiapkan permainan bola kasti dengan
permainan alat bantu modifikasi, serta memberikan tes di akhir siklus.
c. Pengamatan
Pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati jalannya pelaksanaan
tindakan untuk memantau sejauh mana efektifitas tindakan pembelajaran dengan
penerapan permainan kasti menggunakan pemukul modifikasi dan bola
lunak. Pengumpulan data pada tahap ini meliputi data nilai hasil belajar siswa dan
data observasi.
d. Refleksi
Refleksi berkenaan dengan proses dan dampak yang akan dilakukan.
Dengan data observasi, guru dapat merefleksi apakah dengan permainan
kasti dengan menggunakan modifikasi alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hasil dari refleksi adalah diadakannya perbaikan terhadap perencanaan
yang telah dilaksanakan, yang akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru
32
F. Langkah-langkah Tindakan
Berikut peneliti jabarkan terkait mengenai alur siklus dalam penelitian
tindakan kelas ini:
Tabel 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
1. Siklus I
Perencanaan a. Permasalahan diidentifikasi melalui
pengambilan data hasil ulangan dan
pengamatan aktivitas belajar siswa.
b. Merancang skenario pembelajaran dengan
penerapan modifikasi alat meliputi rencana
pembelajaran, dan lembar pengamatan.
c. Menyusun alat evaluasi untuk mengukur
penguasaan materi pelajaran dari segi
psikomotorik.
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati
ketrampilan siswa dan lembar observasi untuk
mengamati kinerja guru.
Pelaksanaan a. Guru memberikan informasi awal tentang
jalannya pembelajaran kasti dengan menggunakan
pemukul modifikasi dan bola lunak tennis.
b. Guru memberikan penjelasan teknik dan
aturan permainan bola kasti menggunakan
pemukul modifikasi dan bola lunak.
c. Guru memberikan penjelasan teknik mematikan
lawan
d. Guru memperagakan teknik memukul, melempar
dan menangkap
33
Nita Nurhayati, 2015
f. Siswa melakukan permainan kasti dengan
pemukul modifikasi dan bola lunak
g. Guru menilai keterampilan permainan siswa
Pengamatan a. Guru mengamati permainan siswa dalam kasti.
b. Guru mengumpulkan hasil pengamatan
permainan
c. Guru menganalisis data hasil pengamatan
Refleksi a. Guru membuat simpulan sementara terhadap
pelaksanaan pembelajaran siklus ke - 1.
b. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan
perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian
dalam siklus I dengan guru maupun observer.
Tabel 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
2. Siklus II
Perencanaan a) Merancang tindakan siklus II.
b) Merancang skenario pembelajaran dengan penerapan
modifikasi bola meliputi rencana pembelajaran, lembar
kerja siswa, dan lembar pengamatan.
c) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi
pelajaran dari segi psikomotorik .
d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi
dan kondisi selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti yang
bertindak sebagai guru dan guru mitra atau observer secara
kolaborasi untuk mengamati kegiatan secara keseluruhan.
34
pengamatan siklus I.
Pelaksanaan a. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya
pembelajaran kasti menggunakan alat bantu modifikasi.
b. Guru memberikan penjelasan teknik dan aturan
permainan kasti.
c. Guru memberikan penjelasan teknik mematikan lawan
d. Guru memperagakan teknik memukul, melempar dan
menangkap
e. Siswa memperagakan contoh yang diberikan guru
f. Siswa melakukan permainan kasti menggunakan permainan
kasbol.
g. Guru menilai ketrampilan permainan siswa
Pengamatan a. Guru mengamati permainan siswa dalam memukul,
lemparan dan tangkapan.
b. Guru mengumpulkan hasil pengamatan permainan
c. Guru menganalisis data hasil siklus II serta hasil observasi.
Refleksi a. Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan
pembelajaran siklus II.
b. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan
pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II.
c. Mengumpulkan data dan membuat kesimpulan hasil
pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II bersama teman
sejawat.
d. Menyusun laporan hasil tindakan perbaikan pembelajaran
G. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas adalah permainan kasti menggunakan pemukul
35
Berupa lembaran untuk menilai ketangkasan dan keterampilan siswa
dalam permainan kasti menggunakan permainan kasbol. Observasi ini dilakukan
ketika dalam melakukan pembelajaran permainan kasti.
Tabel 3.3 kegiatan siswa sesuai rencana pembelajaran dalam waktu aktif belajar
siswa dalam permainan kasti
KEGIATAN
DESKRIPSI Diam Gerak
Kegiatan siswa
PENDAHULUAN Siswa berbaris, berdoa, dan presensi serta
melakukan pemanasan
INTI
Siswa melakukan aktivitas memperhatikan
atau memberikan semangat pada rekannya
Siswa melakukan aktivitas memukul bola
menggunakan pemukul modifikasi
Siswa melakukan aktivitas melempar bola
menggunakan bola modifikasi
Siswa melakukan aktivitas menangkap
bola
Siswa melakukan aktivitas menyimpan
pemukul pada kotak pemukul
36
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan. berisi
kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi base-base
Siswa melakukan aktivitas melempar dan
menangkap bola sesama regu secara cepat
Siswa melakukan aktivitas menghindari
lemparan bola dari lawan
Siswa melakukan aktivitas melempar bola
(tik) mengenai tubuh lawan
Siswa melakukan aktivitas meminta bola
ketika terjadi pertukaran bebas
Siswa melakukan aktivitas berlari secepat
mungkin ke ruang bebas ketika terjadi
pertukaran bebas
Siswa melakukan aktivitas memukul lebih
dari satu kali
Siswa melakukan aktivitas pelempar lebih
dari satu kali
Siswa melakukan aktivitas sikap siaga
ketika permainan berlangsung
PENUTUP Siswa melakukan aktivitas pendinginan
37
Nita Nurhayati, 2015
pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan
penilaian hasil belajar serta evaluasi pembelajaran terkait.
3. Observasi
a. Format observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk kepada
duration recording. Duration recording mencoba mengungkapkan indikator
yang menjadi bagian dari jumlah waktu aktif belajar siswa menurut Suherman
Adang (2009, hlm. 115) yaitu:
a. Manajemen (M) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) melakukan aktifitas yang bersifat manajerial misalnya pergantian bentuk latihan, menyimpan dan mengambil bola, mendengarkan aturan-aturan dalam mengikuti pelajaran, mendengarkkan peringatan, danti pakaian dan kehadiran.
b. Aktifitas belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) melakukan aktifitas belajar secara aktif.
c. Instrucsion (I) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagai mana melakukan keterampilan (melihat demonstrasi, mendengarkan instruksi penampilan).
d. Waitiing (W) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) tetapi tidak termasuk dalam ketiga katagori diatas (misalnya tunggu giliran, sebagian siswa diam atau ngobrol tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan, menunggu guru untuk memberikan instruksi).
b. Wawancara yaitu peneliti dibantu observer melakukan wawancara kepada
siswa yang diteliti untuk memperoleh keseluruhan informasi yang diperlukan
38
Adapun bentuk format yang digunakan dalam observasi ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Format Observasi Waktu Aktif Belajar Suherman Adang (2009,
hlm. 116)
Sekolah :... Kelas :... Waktu :...
Waktu dan Tanggal:... Pengajar :... Observer :...
0
5 30 55 80
10 35 60 85
15 40 65 90
20 45 70
39
Nita Nurhayati, 2015
Keterangan:
Jumlah waktu aktif (A) = total waktu pengelolaan : total jam
pelajaran x seratus
Jumlah waktu Manajemen (M) = total waktu intruksi : total jam pelajaran x
seratus
Jumlah waktu instruksi (I) = total waktu belajar : total jam pelajaran x
seratus
Jumlah waktu lain-lain (L/W) = total waktu tunggu : total jam pelajaran x
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bermula dari permasalahan hasil observasi lapangan, Dimana siswa-siswa
mengalami waktu belajar yang minim karena ketakutan dalam bergerak hingga
kurangnya percaya diri dalam melakukan permainan kasti. Peneliti menyadari
bahwa tingkat ketakutan dan perkembangan motorik anak belum bisa memiliki
daya keberanian yang tinggi untuk menghadapi alat-alat yang bersifat keras.
Terlihat siswa tidak berani melempar bola pertama dengan keras karena alasan
takut mengenai teman sebayanya. Selain itu ketika dalam memukul siswa terlihat
berat dan kaku dalam melakukan pukulan. Pukulan yang seyogianya lepas dan
kuat, terlihat siswa tidak lepas dan merasa ketakutakutan ketika menghadapi bola
yang datang. Berangkat dari permasalahan di lapangan, peneliti memodifikasi
permainan kasti ini dengan mengganti alat bantu permainan kasti yaitu pemukul
dan bola. Pemukul bola yang berasal dari kayu, peneliti mengganti dengan
plastik yang lunak serta bola yang berasal dari bola tenis penulis mencoba ganti
dengan bola karet lunak.
Alhasil dalam penelitian ini didapat dari perjalanan siklus satu hingga
siklus dua. Dimana setiap siklusnya diterapkan dua tindakan, bahwa dapat
disimpulkan peserta didik mengalami tingkat waktu belajar yang baik dalam
permainan bola kasti. dari analisis data didapat data awal ke tindakan satu
sebanyak 9,69%. Dari tindakan satu ke tindakan dua meningkat menjadi 16,50%.
Dari tindakan dua ke tindakan tiga meningkat hingga 40,48%. Dari tindakan tiga
menuju tindakan empat meningkat 16,51%. Jika di simpulkan secara keseluruhan
dari data awal hingga pada akhir tindakan terjadi meningkatan sebanyak 79,55%.
61
Nita Nurhayati, 2015
B. Saran
Berdasarkan dari proses penelitian, beberapa saran yang diberikan, yaitu :
1. Melihat dari antusiasme para siswa dalam mengikuti permainan bola kasti.
pada tingkat SD lebih baik menggunakan peralatan yang dimodifikasi
cocok untuk setiap perkembangan motorik anak.
2. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai hendaknya guru dapat memodifikasi
segala aspek yang bisa membuat pembeajaran semakin baik dan meningkat.
3. Bagi setiap guru pendidikan jasmani diharapkan dalam setiap proses
pembelajaran pendidikan jasmani dapat memperkaya permainan bola kecil
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku;
Abduljabar, B. Darajat. J.K.N. (2010). Modul Aplikasi Statistik dalam Penjas.
Bandung: FPOK UPI
Bahagia, Yoyo. (2010) Modul Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.
Bahagia, Yoyo, Suherman Adang. (2000). Prinsip Prinsp Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan Sekolah
Direktorat Pendidikan Dasar. (1996). Metode Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Sekolah Dasar. Jakarta: Mawar gempit
Juliantine, Yudiana, Y. Dkk. (2012). Belajar & pembelajaran penjas. Bandung :
Redpoint.
Juliantine, Tite. (2012) Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Lutan, Rusli & Suherman, Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjas.
Jakarta: Depdiknas.
Subroto, Toto (2014) Penulisan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: FPOK UPI
Sudjana, (2005). Metode Statistik. Jakarta : Rineka Cipta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi pengajaran dalam pendidikan jasmani. Bandung: CV Bintang
Nita Nurhayati, 2015
Sumber Internet;
Adfi, (2015). Pendidikan indonesia. Pengertian dan fungsi pendidikan menurut para ahli.(1) dbagus.com/pengertian.pendidikan. Diakses 10 Juni 2015
Irfan, (2011). Belajar pembelajaran. Problematika pembelajaran. (3)
kampuspendidikan.blogspot.com/2011/11/problematika-pembelajaran_24.html. Diakses 10 Juni 2015
Soddis, (2013) pengertian-aktivitas-menurut-para-ahli. kumpulan ilmu pendidikan.
(8) Soddis.blogspot.com//zulfikri 2008. Diakses 10 Juni 2015
Kamus Bahasa Indonesia, (2015) google.co.id .peningkatan pembelajaran. Diakses 27 Juni 2015