DAFTAR ISI
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GRAFIK xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...11
1.2.1 Identifikasi Masalah ...11
1.2.2 Batasan Masalah ... 12
1.2.3 Rumusan Masalah ... 13
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...13
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 13
1.3.2 Kegunaan penelitian ...14
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ...15
2.1.1 Kinerja Keuangan ...15
2.1.2 Laporan Keuangan ...16
2.1.1.1 Definisi Laporan Keuangan ...16
2.1.3.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan ...17
2.1.3.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan ...18
2.1.4 Analisis Rasio ...19
2.1.4.1 Definisi Analisis Rasio ...19
2.1.5 Profitabilitas ... 22
2.1.5.1 Definisi Profitabilitas ... 22
2.1.5.2 Rasio Profitabilitas ... 24
2.1.6 Nilai Pasar ... 32
2.1.6.1 Definisi Nilai Pasar ... 32
2.1.6.2 Rasio Pasar ... 33
2.1.7 Saham ... 39
2.1.7.1 Definisi Saham ... 39
2.1.7.2 Analisa Saham ... 39
2.1.7.3 Jenis Saham ... 42
2.1.7.4 Return Saham ... 44
2.2 Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar Terhadap Return Saham ...46
2.2.1 Hubungan Earning Per Share (EPS) dengan Return Saham ...46
2.2.2. Hubungan Price Earning Ratio (PER) dengan Return Saham ... 47
2.3 Hasil Penelitian Terdahulu ... 50
2.4 Kerangka Pemikiran ...51
2.5 Paradigma Penelitian ...53
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ...55
3.2 Metode dan Desain Penelitian ...55
3.2.1 Metode Penelitian ...55
3.2.2 Desain Penelitian ...56
3.2.3 Operasional Variabel ...58
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ...59
3.3.1 Sumber Data ...59
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ...59
3.4 Populasi dan Sampel ...60
3.4.1 Populasi ...60
3.4.2 Sampel ...60
3.5 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ...61
3.5.1 Rancangan Analisis Data ...61
3.5.2 Analisis Deskriptif ...62
3.5.3 Analisis Statistik ...62
3.5.3.1 Uji Asumsi Klasik...62
3.5.3.2 Analisi Regresi ...64
3.5.3.3 Analisis Korelasi ...64
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...70
4.1.1 Gambaran Umum PT. Intanwijaya International, Tbk ...70
4.1.2 Deskripsi Variabel Yang Diteliti ... 71
4.1.2.1 Perkembangan Profitabilitas Perusahaan ...74
4.1.2.2 Perkembangan Nilai Pasar ...76
4.1.2.3 Perkembangan Return Saham ...79
4.1.3 Statistik Deskriptif ...82
4.1.4 Analisis Statistik ...84
4.1.4.1 Uji Asumsi Klasik ...84
4.1.4.2 Analisis Regresi Simultan ...91
4.1.4.3 Analisis Koefisien Korelasi Parsial ...91
4.1.4.4 Analisis Koefisien Determinasi ...93
4.1.4.5 Uji Hipotesis ...94
4.1.4.6 Uji Statistik F ...94
4.1.4.7 Uji Statistik t ...95
4.2 Pembahasan ...97
4.3 Pengaruh Profitabilitas dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham ...101
Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...104
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memobilisasi dana
masyarakat dengan menyediakan sarana atau tempat untuk mempertemukan
pembeli dan penjual. Dalam hal ini, pasar modal memiliki fungsi ekonomi yaitu
memfasilitasi untuk mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki
dana lebih dan pihak yang membutuhkan dana.
Pasar modal mempunyai peran yang penting, baik dari sisi permintaan
modal oleh perusahaan yang disebut emiten. Dan dari sisi penawaran oleh pemilik
modal, yaitu masyarakat yang disebut sebagai investor. Dan keduanya sama-sama
mendapatkan keuntungan sehingga pasar modal dapat terus berkembang. Salah
satu instrumen pasar modal yang dikenal masyarakat adalah saham.
Bagi emiten, pasar modal sebagai alternatif untuk menghimpun dana
masyarakat yang sangat bermanfaat. Bagi pemodal (investor), sebagai pemegang
saham investor memperoleh dividen, dan sebagai pemegang obligasi investor
memperoleh bunga setiap tahunnya (Agus Sartono 2001 : 39). Bagi investor,
pasar modal akan menjadi wahana alternatif investasi yang menjanjikan
keuntungan dan sekaligus menyebar resiko. Maka dari itu seorang investor harus
Perusahaan yang telah menerbitkan sahamnya di pasar modal disebut
dengan perusahaan terbuka (Go Public). Perusahaan yang sudah go public terdiri
dari berbagai macam jenis perusahaan yang dibagi berdasarkan bidang usahanya
kedalam sektor-sektor tertentu. Salah satunya adalah sektor industri dasar dan
kimia.
Investasi adalah salah satu bagian dari fungsi pasar modal. Dalam pasar
modal, untuk mendapatkan dana sebuah perusahaan tidak perlu menyediakan
agunan sebagaimana yang di syaratkan pada investasi di bank. Selain itu, investasi
dalam saham di pasar modal memungkinkan untuk memperoleh hasil yang besar.
Perkembangan sektor industri kimia nasional sangat terpengaruhi oleh
krisis finansial yang terjadi dari tahun 2000 hingga saat ini yang harus banyak
berhenti dan mengalami kesulitan keuangan yang cukup parah dan perlu
restrukturisasi. Namun di tahun 2010 sebagai awal kebangkitan industri, pasalnya
program Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) pemerintah membuat
program yang berupaya untuk mendorong kembali pembangunan industri.
Contohnya, seperti revitalisasi pabrik semen, revitalisasi pabrik pupuk dan
seterusnya. Kondisi ini menunjukkan nafas yang sama untuk meningkatkan
pembangunan industri kimia.
Krisis global yang sedang terjadi saat ini memberikan suatu dorongan bagi
seluruh industri yang ada di Indonesia dan perusahaan untuk tetap berdiri dan
terus berproduksi dalam menghadapi persaingan. Agar tetap bisa berjalan dan
Begitu juga dengan peningkatan kualitas dan pelayanan yang diberikan
kepada konsumen. Industri di Indonesia saat ini cukup stabil, dan masih terus bisa
berkembang dan mampu menarik minat para investor untuk menanamkan
dananya di perusahaan tersebut. Salah satu contoh industri dasar dan kimia yang
telah menorehkan prestasi yang baik di Indonesia adalah PT. Chandra Asri
Pertochemical, Tbk dan menjadi salah satu industri petrokimia terbesar di
Indonesia yang telah menorehkan pendapatan usaha di tahun 2011 sebesar US
$2,2 miliar setara dengan (Rp 19,8 triliun), naik 22% dari 2010 sebesar US$1,8
miliar (Rp 16,2 triliun).
Naiknya pertumbuhan laba perusahaan bahan baku plastik ini dipicu oleh
tingkat penjualan yang tinggi. Dan makin banyak juga para investor yang tertarik
untuk menanamkan dananya pada perusahaan tersebut. Karena perusahaan
tersebut mempunyai prospek yang sangat bagus.
Namun berbeda dengan PT. Intanwijaya International, Tbk yang
mengalami penurunan. Mulai dari tingkat pendapatan yang menjadikan harga
saham dan nilai perusahaan tersebut menurun. Perusahaan yang memproduksi
Urea, Phenol, Melamine, lem kayu, dan resin, setelah di terpa krisis global ini
menjadi goyah. Penjualan di tahun 2008 volumenya mengalami penurunan
sebesar 22%. Ditambah dengan harga saham yang terus turun menjadikan
perusahaan ini makin melemah. Tabel di bawah ini menunjukkan laju
pertumbuhan perusahaan di sector industri dasar dan kimia dari tahun 2009
Tabel 1.1 Harga Saham sektor industri dasar dan kimia Periode tahun 2009 sampai 2011
No Kode Emiten
Data diolah kembali. Sumber Idx.com
Dari data di atas dapat terlihat kode emiten TPIA atau PT. Chandra Asri
Petrochemical Tbk. Harga sahamnya mencapai 2.600 menjadi nilai saham teringgi
diantara emiten lainnya. Lalu kode emiten SRSN atau PT. Indoacidatama, Tbk
menjadi nilai harga saham terendah yaitu 54.
Para pelaku investor tentu sangat tertarik melakukan investasi pada
industri atau perusahaan yang dapat memberikan return (keuntungan) saham yang
tinggi. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi saham.
Namun banyak hal yang perlu diperhatikan, dipertimbangkan, dan dianalisis bagi
investor untuk melakukan investasi.
Berikut ini adalah data perusahaan dari sektor industri dasar dan kimia
yaitu PT. Intanwijaya International Tbk, dalam bentuk tabel harga saham dan
Tabel 1.2 Harga Saham dan Return Saham
PT. Intanwijaya International Tbk, Periode 2009 – 2011
No Periode Harga Saham return saham
1 2009 186 -0,173
2 2010 245 0,114
3 2011 210 0,024
Data diolah kembali. Sumber : idx.co.id
Jika kita lihat dari data tabel 1.1 mengenai pergerakan saham terjadi
penurunan pada return saham hingga mencapai point negatif. Hal ini disebabkan
oleh harga saham di tahun sebelumnya mengalami penurunan. Di tahun 2009
mendapati nilai -0,173. Dan di tahun 2010 jatuh pada 0,114. Namun di akhir
tahun 2011 return saham jatuh di nilai 0,024.
Gambar 1.1 Return Saham PT. Intanwijaya International, Tbk Periode Tahun 2009 – Tahun 2011
(sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali)
Apabila kondisi ini terus berlanjut, kemungkinan akan berdampak buruk
dan berkurangnya kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut. Karena
setiap investor mengharapkan keuntungan dari perusahaan. Investor juga tertarik
terhadap return positif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan
investor. Apabila kepercayaan investor berkurang makan investor akan menarik
dana dari perusahaan, dan akan berdampak pada pendapatan perusahaan yang
berkurang.
Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas
investasi yang dilakukannya (James C. Van Horne 2005 : 144). Return yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan selisih antara harga pasar sekarang
dengan harga pasar sebelumnya.
Menurut Tendellin (2001:232), “Dalam melakukan analisis perusahaan, investor harus mendasarkan kerangka pikirnya pada dua komponen utama dalam analisis fundamental yaitu: earning per share (EPS) dan price earning ratio (PER) perusahaan”.
Menurut James C. Van Horne (2005 : 144)
“Para investor saham biasanya tertarik dengan pendapatan saat ini dan pendapatan yang diharapkan di masa depan serta stabilitas pendapatan-pendapatan tersebut dalam garis tren. Jadi, para investor biasanya memfokuskan pada analisis profitabilitas. Mereka juga akan tertarik dengan kondisi keuangan perusahaan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen dan menghindari kebangkrutan”.
Menurut Sartono (1996 : 106 ), “PER dapat diartikan sebagai indikator
kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan
datang.”
PER dipergunakan oleh berbagai pihak atau investor untuk membeli
saham. Investor akan membeli saham perusahaan dengan PER yang bernilai
positif bagi investor. PER berguna untuk melihat bagaimana pasar menghargai
kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan
oleh EPS-nya. Harga saham yang dipakai untuk menghitung PER adalah harga
Karena seorang investor hanya tertarik terhadap saham yang memiliki
return positif dan tinggi karena hal tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan
investor. Sebelum investor melakukan investasi maka dilakukan analisis kinerja
keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukurnya
sehingga kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return saham perusahaan
dapat diketahui (Husnan, 2003 :44).
Menurut Fogler dan Kritzman (1994 : 51);
“Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap return saham ialah : Return Market (IHSG), dividen yield, perubahan earning per share, price earning ratio, debt to equity ratio, dan harga saham.”
Berikut ini adalah data tabel Earning Per Share (EPS), Price Earning
Ratio (PER), Return Saham PT. Intanwijaya International Tbk. Periode 2009
sampai 2011.
Tabel 1.3
Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Return Saham PT. Intanwijaya International Tbk,
Periode 2009 sampai 2011
No Periode EPS (Rp) PER Return Saham
1 2009 -20 -9,33 -0,173
2 2010 -23 -2,14 0,114
3 2011 -23 -2,21 0,024
(sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali)
Dari data tabel 1.2 dapat kita lihat PT. Intanwijaya International Tbk,
yang mengalami penurunan angka pada Earning Per Share (EPS), dan Price
Earning Ratio (PER), dan Return Saham nya juga ikut turun drasis. Jika return
berminat kepada perusahaan yang memiliki nilai return saham yang bernilai kecil
atau tidak menguntungkan.
Gambar 1.2 Earning Per Share PT. Intanwijaya International, Tbk Periode Tahun 2009 – Tahun 2011
(sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali)
Grafik Earning Per Share (EPS) yang terjadi dari tahun 2007 hingga
2011 mengalami penurunan bahkan hingga di bawah nilai minus (negatif). Di
tahun 2009 nilai EPS PT. Intanwijaya International Tbk jatuh pada -20. Kemudian
tahun 2010 menurun di nilai -23. Hingga akhir tahun 2011 EPS tetap menurun di
angka -23. Menurunnya nilai EPS ini disebabkan oleh tingginya jumlah piutang
perusahaan yang terjadi. Dan hal tersebut menjadikan aliran kas perusahaan tidak
lancar. Kebangkrutan yang terjadi pada perusahaan complementer yang terjadi
membuat PT. Intanwijaya International, Tbk diharuskan mengalami kerugian
yang tidak sedikit.
-24 -23 -22 -21 -20 -19 -18
2009 2010 2011
Earning Per Share
Gambar 1.3 Price Earning Ratio PT. Intanwijaya International, Tbk Periode Tahun 2009 – Tahun 2011
(sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali)
Dari grafik 1.4 mengenai Price Earning Ratio dimana ratio ini juga
mengalami angka penurunan yang stabil dan tajam. Di tahun 2009 nilainya
menurun hingga -9,33 dan naik di angka -2,14 di tahun 2010. Namun kembali
merosot di akhir tahun 2011 menjadi -2,21. Terjadinya penurunan nilai PER pada
PT. Intanwijaya International, Tbk disebabkan oleh tingkat pertumbuhan laba
yang kurang baik karena pada periode beberapa tahun terakhir perusahaan
tersebut mengalami ketimpangan dalam kinerja keuangan.
”Price Earning Ratio menunjukkan perbandingan antara harga saham di
pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima” (Harahap 2002 : 87). PER yang tinggi menunjukkan prestasi suatu
perusahaan sangat baik di masa depan sehigga digunakan para investor untuk
menanamkan modalnya. Jadi PER berpengaruh secara signifikan terhadap return
saham perusahaan PT. Intanwijaya International, Tbk.
-10 -8 -6 -4 -2 0
2009 2010 2011
Price Earning Ratio
Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham atau memaksimumkan nilai saham perusahaan (Agus Sartono
2010 : 69).
Jika di tinjau dari segi kompensasi, return saham merupakan imbalan atas
kesediaan investor untuk menanggung resiko dari investasi yang dilakukannya.
Harapan investor untuk memperoleh return saham yang maksimal tersebut
diwujudkan dengan mengadakan analisis dan upaya tindakan yang berkaitan
dengan keputusan investasi dalam sahamnya.
Bagi para investor, sebelum melakukan investasi, terlebih dahulu harus
mengetahui informasi-informasi mengenai saham dan tentunya mengetahui
informasi laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan go public yang
diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya. Setiap investor dapat memilih
berbagai investasi yang ada, dimana setiap jenis investasi memiliki karakteristik
tersendiri dalam hal tingkat pengembaliannya (return) dan resiko. Bagi para
investor sendiri syarat utama yang di inginkan adalah bersedia menyalurkan
dananya dengan perasaan aman akan investasi dan return yang akan diperoleh
dari investasi tersebut.
Melalui penggunaan analisis rasio keuangan dan kinerja perusahaan
maka peneliti akan menggunakan Earning Per Share (EPS), dan Price Earning
Ratio (PER) sebagai objek penelitiannya.
Penelitian tentang hubungan atau pengaruh rasio keuangan terhadap
return saham, sudah pernah dilakukan sebelumnya. Salah satu contoh penelitian
Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh paling
dominan terhadap return saham.
Dari paparan latar belakang dan permasalahan yang sudah dijelaskan,
peneliti ingin melihat lebih lanjut mengenai pengaruh faktor fundamental
terutama terkait dengan laporan keuangan perusahaan dalam bentuk informasi
akuntansi keuangan. Dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar
Terhadap Return Saham Pada PT. Intanwijaya Internasional, Tbk.”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Dari sebuah artikel yang di publikasikan melalui media internet
Duniaindustri.com (April 2011) – Nilai penjualan pupuk di Indonesia
diperkirakan mencapai RP 13,47 Triliun. Angka tersebut berasal dari perhitungan
duniaindustri.com dari jumlah produksi pupuk di 2011 dikalikan harga eceran
tertinggi pupuk. Kebutuhan pupuk di Indonesia terus meningkat sejalan dengan
permintaan dari sektor perkebunan, dan hasil bumi lainnya yang menjadi
komoditas agrobisnis perkebunan atau pertanian di Indonesia yang semakin
meningkat akan permintaan.
Industri dasar dan kimia merupakan suatu industri sangat penting. Karena
Indonesia sebagai negara komplementer dalam memproduksi hasil buminya untuk
dapat diperdagangkan dalam dan luar negeri. Industri di Indonesia ini di anggap
Namun beberapa kondisi yang terjadi yang dapat merugikan perusahaan
dan kemakmuran para pemegang sahamnya, apabila terjadi penurunan terhadap
kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Bila kondisi ini terus terjadi maka investor
lokal maupun asing jadi enggan untuk menanamkan dananya. Hal ini dapat
merugikan perusahaan bahkan dapat mengalami ketidakstabilan ekonomi negara.
Jika dilihat dari faktor-faktor atau indikator yang terdapat dalam aspek
profitabilitas dan nilai pasar yang terjadi pada perusahaan PT. Intanwijaya
International, Tbk mengalami penurunan. Ditambah lagi dengan harga saham
yang relatif tidak stabil dan bahkan mengalami penurunan sehingga return saham
pun ikut terus menurun, hal ini dapat merugikan perusahaan berikut para
pemegang saham. Karena seorang investor mengharapkan keuntungan yang
setimpal atau bahkan lebih dari pengorbanan yang sudah mereka lakukan.
Penelitian ini membatasi masalah yang diteliti dan terfokus pada pengaruh
faktor profitabilitas dengan indikator Earning Per Share (EPS) dan Rasio Pasar
dengan indikator Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada PT.
Intanwijaya International, Tbk.
1.2.2 Batasan Masalah
Agar penulisan lebih terorganisir dan dapat dilaksanakan sesuai dengan
kemampuan penulis, maka masalah ini harus dibatasi dengan jelas. Batasan
masalah ini adalah sebagai berikut.
a. indikator dari Profitabilitas yang di analisis adalah Earning Per Share.
c. Pengaruh Earning Per Share dan Price Earning Ratio terhadap Return
saham.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka rumusan
masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran profitabilitas pada perusahaan PT. Intanwijaya
Internasional, Tbk ?
2. Bagaimana gambaran Rasio Pasar pada perusahaan PT. Intanwijaya
Internasional, Tbk ?
3. Bagaimana hasil profitabilitas dan nilai pasar terhadap return saham pada
perusahaan PT. Intanwijaya Internasional, Tbk ?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas pada perusahaan PT.
Intanwijaya Internasional.
2. Untuk mengetahui gambaran rasio pasar pada perusahaan PT.
Intanwijaya Internasional, Tbk.
3. Untuk mengetahui hasil dari profitabilitas dan rasio pasar terhadap
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Kegunaan teoritis yaitu dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk
pengembangan kajian akademis. Penelitian ini memberi sumbangan
ilmiah bagi ilmu pengetahuan yaitu : menambah pengetahuan
mengenai teori Earning Per Share, dan Price Earning Ratio serta
menambah pengetahuan mengenai teori return saham.
2. Kegunaan empiris (praktis) yaitu dapat dijadikan sebagai salah satu
pertimbangan bagi pihak pengawas dan manajemen pada perusahaan
yang terdaftar di BEI dalam mengevaluasi kebijakan yang berkaitan
dengan pencapaian kinerja keuangan khususnya tingkat return saham
BAB 3
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Earning Per Share, Price Earning Ratio
Return saham pada laporan keuangan PT. Intanwijaya Internasional,Tbk. Earning
Per Share, dan Price Earning Ratio merupakan variabel independent atau
variabel bebas yang akan di teliti di penelitian ini. Sementara Return Saham pada
PT. Intanwijaya Internasional,Tbk merupakan variabel dependent atau terikat.
Sedangkan objek yang diteliti adalah PT. Intanwijaya Internasional,Tbk periode
2006 – 2011.
Berdasarkan objek penelitian di atas, maka akan dianalisis bagaimana
pengaruh Earning Per Share, dan Price Earning Ratio terhadap Return saham
pada PT. Intanwijaya Internasional,Tbk periode 2006 – 2011.
3.2 Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2009 : 1) metode “merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Demikian juga yang
dimaksud dengan metode penelitian adalah juga suatu cara yang digunakan untuk
mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian.”
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka metode yang
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi rasio
keuangan EPS, dan PER serta perkembangan return saham pada PT. Intanwijaya
Internasional tbk.
Penelitian verifikatif diterangkan oleh Arikunto (2006:8) bahwa,
“Penelitian verifikatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengecek
kebenaran hasil hipotesis”.
Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu
hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dimana
dalam penelitiean ini penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dari Earning Per Share, Price Earning Ratio, terhadap return saham pada
perusahaan PT. Intanwijaya Internasional, Tbk.
3.2.2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan serangkaian kegiatan pengamatan yang
dilakukan dalam kurun waktu tertentu yang membutuhkan penjelasan dan
jawaban. Desain penelitian ini dilakukan guna mengumpulkan, mengukur dan
melakukan analisis data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian serta membantu dalam memudahkan pelaksanaan penelitian.
Suharsimi Arikunto (2006:51) mengemukakan bahwa “Desain penelitian
adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai rancangan
Desain riset, yaitu :
1. Riset deskriptif
Riset deskriptif adalah desain riset yang digunakan untuk menggambarkan
sesuatu
2. Riset Kausal
Riset kausal yaitu desain riset yang digunakan untuk menguji hubungan
sebab akibat.
Adapun tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan memilih masalah yang akan diteliti
2. Merumuskan masalah penelitian
3. Membuat dan menetapkan hipotesis
4. Memilih pendekatan yang tepat digunakan dalam penelitian
5. Mengumpulkan data
6. Menyajikan data deskriptif dan menganalisis data yang telah
terkumpul dengan analisis statistik untuk mengetahui hubungan antara
kedua variabel.
7. Melakukan pembahasan
8. Menarik kesimpulan dan menyusun hasil keseluruhan penelitian dalam
3.2.3 Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel dilakukan untuk membatasi agar pembahasan tidak
terlalu meluas. Ada tiga variabel dalam penelitian ini yaitu, Earning Per Share
(X1), Price Earning Ratio (X2) sebagai variabel independent (variabel bebas) dan
return saham (Y) sebagai variabel dependent (terikat). Variabel-variabel tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam suatu model yang dapat menjelaskan pengaruh
pengaruh dari Earning Per Share, dan Price Earning Ratio, terhadap return
saham yang terlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
PROFITABILITAS
Return Saham
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Arikunto,
2010:172). Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan adalah:
a. Data PT. Intanwijaya Internasional tbk, berupa laporan keuangan
periode 2004 – 2011.
b. Indikator kinerja pasar dari sub sektor Kimia di Indonesia.
c. Data dan peristiwa yang berkaitan dengan penelitian dari surat kabar,
majalah, internet, maupun hasil-hasil penelitian lainnya.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk menunjang pelaksanaan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik memperoleh informasi dari penelitian
terdahulu, menelusuri literatur yang ada, kemudian menelaah nya
b. Dokumentasi
Merupakan upaya untuk melengkapi data dalam rangka analisa
masalah yang sedang diteliti dengan mencari informasi dari
dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti meliputi
pengumpulan data melalui laporan, naskah, serta dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan laporan keuangan.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2009 : 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan PT.
Intanwijaya International, Tbk periode 2004 hingga periode tahun 2011.
3.4.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 174), “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Sampel yang digunakan adalah laporan keuangan
PT. Intanwijaya Internasional tbk yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia 2004
hingga 2011 dalam periode per tahun. Mengenai Earning Per Share dan Price
Pertimbangan dalam mengambil sampel ini adalah data-data keuangan
yang berasal dari laporan keuangan yang merupakan data-data keuangan yang
paling baru (aktual) dan terdapat dalam laporan keuangan publikasi saham sub
sector kimia di Indonesia.
3.5 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.5.1 Rancangan Analisis Data
Data yang berupa laporan keuangan kemudian dihitung dengan kinerja
keuangan yang diukur dari beberapa rasio sebelum diuji segala asumsi dan
hipotesisnya.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian berikut adalah:
1. Menyusun kembali data yang telah diperoleh kedalam tabel dan
menyajikannya dalam bentuk grafik.
2. Analisis deskripsi terhadap EPS, dan PER, pada perusahaan yang diteliti
dengan terlebih dahulu menghitung rasio keuangan dari EPS, dan PER.
3. Analisis deskripsi terhadap return saham perusahaan saat penutupan akhir
kuartal.
4. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh EPS, dan PER, terhadap
3.5.2 Analisis Deskriptif
Adapun analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini untuk
memberikan gambaran tentang kondisi ketiga variabel penelitian baik dalam
bentuk grafik , tabel maupun deskriptif, adalah
a. Earning Per Share, rumusnya:
EPS= ℎ
ℎ ℎ �
b. Price Earning Ratio, rumusnya :
PER=� � � � ℎ
��
c. Return Saham, rumusnya:
Rit =
(P −P −1) P −1
3.5.3 Analisis Statistik
Analisis statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
sederhana dan penghitungan koefisien determinasi. Regresi sederhana dilakukan
untuk mengetahui pengaruh EPS dan PER terhadap return saham.
3.5.3.1 Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
b) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation
factor (VIF).
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
d) Uji Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji keberadaan autokorelasi
dalam penelitian ini digunakan metode Durbin-Watson (DW test), dimana
angka-angka yang diperlukan dalam metode tersebut adalah dl, du, dl, dan
3.5.3.2 Analisis Regresi
Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik (technique)
untuk membangun persamaan garis lurus dan menggunakan persamaan tersebut
untuk membuat perkiraan atau prediksi. Dalam penelitian ini, variabel yang
diteliti dua variabel X dan satu variabel Y. Maka regresi yang di gunakan adalah
regresi berganda:
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y = return saham
X1 = Earning Per Share (EPS) X2 = Price Earning Ratio (PER)
a = Interest
b = Koefisien arah regresi
3.5.3.3Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk derajat
hubungan antara kedua variabel tersebut. Apakah memiliki derajat hubungan yang
kuat, sedang atau lemah.
Adapun analisis korelasi yang digunakan adalah analisis korelasi parsial.
Koefisien korelasi parsial adalah koefisien korelasi untuk mengukur ke eratan
hubungan dari dua variabel, sedangkan variabel lainnya dianggap konstan (tidak
memberikan pengaruh) pada hubungan yang melibatkan lebih dari dua variabel.
Koefisien korelasi parsial dirumuskan dengan:
Koefisien Korelasi parsial antara Y dan X1 apabila X2 konstan
1.2
1− ( 1. 12)
Koefisien Korelasi Parsial antara Y dan X2 apabila X1 konstanta
12
2− ( 1. 12)
1− 21 1− 212
Keterangan :
1 = Koefisien korelasi antara Y dan X1
2 = Koefisien korelasi antara Y dan X2
12 = Koefisien korelasi antara X1 dan X2
Nilai koefisien korelasi r berkisar -1 hingga 1 yang berkriteria pemanfaatannya
sebagai berikut :
a. r > 0 : terjadi hubungan positif yaitu makin besar nilai X maka besar pula
nilai variabel Y.
b. r < 0 : terjadi hubungan negatif yaitu makin kecil nilai variabel X maka
besar pula nilai variabel Y atau sebaliknya.
1. Koefisien Korelasi Berganda
Koefisien korelasi berganda adalah koefisien korelasi untuk mengukur
keeratan hubungan antara tiga variabel atau lebih. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :
�1.2 = �
�1.2 = Koefisien korelasi linier berganda tiga variabel
�1 = Koefisien korelasi variabel Y dan X1
�12 = Koefisien korelasi variabel X1 dan X2
Nilai koefisien korelasi �1.2 akan berkisar -1 hingga 1 yang berkriteria
pemanfaatannya sebagai berikut:
a. Jika � 1 2 > 0 : terjadi hubungan positif, yaitu makin besar nilai variabel
X secara bersama-sama maka besar pula nilai variabel Y.
b. Jika � 1 2 < 0 : terjadi hubungan negatif, yaitu semakin kecil nilai
variabel X secara bersama-sama makanakan besar variabel Y, atau
sebaliknya.
Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,20 Sangat Lemah
0,21 – 0,40 Lemah
0,41 – 0,60 Sedang
0,61 – 0,80 Kuat
0,81 – 1,00 Sangat Kuat
2. Koefisien Determinasi atau Koefisien Penentu (KP)
Dalam Iqbal Hasan (2009 : 44) analisis koefisien determinasi (KD) atau
koefisien penentu (KP) adalah angka atau indeks yang digunakan untuk
mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel (variabel bebas) atau lebih
terhadap variasi (naik/turunnya) variabel lain (variabel terikat).
Nilai koefisien penentu berada antara 0 sampai 1 (0 < KP < 1 )
Jika nilai koefisien penentu (KP) = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
Jika nilai koefisien penentu (KP) = 1, berarti variasi (naik/turunnya)
variabel dependen adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen.
Jika nilai koefisien penentu (KP) berada di antara 0 dan 1 maka besarnya
pengaruh variabel independen terhadap variabel independen adalah
sesuai dengan nilai KP atau KD itu sendiri, dan selebihnya dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain.
Koefisien penentu dapat diperoleh dengan mengkuadratkan nilai koefisien
korelasi (KK) atau seperti pada rumus di bawah ini :
KP = (KK)2 x 100%
(Hasan, 2009 : 63)
Keterangan:
KP = Koefisien Penentu
3.5.4 Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Uji signifikansi variabel independen (X1) terhadap variabel dependen (Y)
baik secara bersama-sama (simultan) maupun parsial (individual) dilakukan
dengan uji statistik F (F-test) dan Uji Statistik t (t-test).
a. Uji Simultan (Uji F-statistik)
Uji F-statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh
variabel independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel
dependen. Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :
F
hitung=
2/( −1 )
(1− 2)/( − )
Jika Fhitung > Ftabel (A, k-1, n-k) maka Ho di tolak dan Ha diterima
atau dikatakan signifikan, artinya secara bersama-sama variabel bebas
(X1 dan X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel independen
(Y) = hipotesis diterima
Jika Fhitung < Ftabel (A, k-1, n-k) maka Ho di diterima dan Ha tolak
maka dikatakan tidak signifikan, artinya secara bersama-sama variabel
bebas (X1 dan X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
independennya. Adapun rumusnya sebagai berikut:
ℎ � = −
2
1− 2
(Hasan, 2009 :87)
Keterangan :
ℎ � = Nilai t
r = Koefisien Korelasi n = banyaknya data
Jika
t
hitung > ttabel maka Ho di tolak dan Ha diterima atau dikatakansignifikan, artinya secara bersama-sama variabel bebas (X1 dan X2)
berpengaruh signifikan terhadap variabel independen (Y) = hipotesis
diterima.
Jika thitung < ttabel maka Ho di diterima dan Ha tolak maka dikatakan tidak
signifikan, artinya secara bersama-sama variabel bebas (X1 dan X2)
berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen (Y) = hipotesis
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan
gambaran Profitabilitas, Nilai Pasar, dan hasil pengaruh Profitabilitas dan Nilai
Pasar terhadap return saham pada perusahaan PT. Intanwijaya Internasional, Tbk.
Penulis dapat mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut.
1. Profitabilitas yang menggunakan indikator alat ukur Earning Per Share
(EPS) pada tahun 2004 kuartal II dan III yaitu mencapai 86 point atau naik
sekitar 39% dari kuartal I. Tahun 2006 terjadi penurunan drastis dari
kuartal II -83 point atau sebesar 0,83%. Kemudian di kuartal III terjadi
peningkatan sebesar 2% menjadi -17 dan berlanjut di akhir kuartal IV
sebesar 5% jatuh pada nilai -12. Tahun 2007 terjadi peningkatan kinerja
keuangan di kuartal III pada nilai -4 naik sebesar 16%, kemudian pada
kuartal IV EPS berada pada point 21 yang meningkat sebesar 25%dari
kuartal sebelumnya. Fluktuasi peningkatan EPS berlanjut hingga tahun
2009 kuartal II pada point 71 sebesar 43% . Pada kuartal III di tahun yang
sama terjadi penurunan drastis pada 16 sebesar -55% dari kuartal
sebelumnya. Tahun 2011 kuartal II terjadi pemulihan namun masih berada
pada nilai minus, EPS pada kuartal II bernilai -22 sedangkan kuartal
memiliki nilai EPS sebesar -23,31 yang artinya meningkat sebesar 1,31%.
penurunan pada kuartal IV pada point -23 sebesar -6,5% yang disebabkan
belum stabilnya keuangan perusahaan dan masih banyaknya piutang usaha
yang belum tergantikan.
2. Nilai Pasar yang menggunakan indikator alat ukur Price Earning Ratio
(PER) mengalami tren menurun diawal periode tahun 2004 hingga kuartal
ke III tahun 2007 yang berada dibawah 10%. Pada awal tahun 2004
perolehan PER sebesar 6,24 di kuartal I, kemudian menurun di kuartal II
menjadi 3,68 dan kembali mengalami peningkatan di kuartal III jatuh pada
4,32. Pada kuartal IV terjadi peningkatan di point 5,47 yang naik sebesar
1,15%. Ditinjau pada periode tahun 2007 kuartal III terjadi penurunan
tertinggi di angka -29,19, tetapi mengalami peningkatan dan kemajuan
perusahaan pada kuartal IV tahun 2007 yang jatuh pada nilai 41,99% dari
angka PER sebelumnya. Tahun 2008 PER mengalami perkembangan yang
fluktuatif, dimulai dari kuartal I, nilai PER berada pada point 10,3 yang
menurun dari kuartal sebelumnya sebesar -0,025% namun masih terlihat
baik karena berada di atas point 10. Kuartal II PER kembali meningkat
menjadi 15,91. Lalu pada akhir periode tahun 2008 kuartal IV PER berada
pada nilai tertinggi yaitu berada pada nilai 69. Awal tahun 2009 hingga
akhir 2011 mengalami penurunan drastis. Pada tahun 2009 kuartal I PER
jatuh pada nilai 4,56. Kemudian akhir periode tahun 2011 kuartal IV
menurun drastic hingga -2,21 yang mana disebabkan oleh dampak krisis
3. Hasil profitabilitas yang menggunakan indikator alat ukur Earning Per
Share (EPS) terhadap return saham mengalami peningkatan dan
penurunan yang signifikan, hal ini dibuktikan dengan nilai EPS yang
mengalami puncak tertinggi pada tahun 2004 kuartal II dan III yaitu
mencapai point 86 atau naik sekitar 39%. Sedangkan nilai terendah jatuh
pada tahun 2011 kuartal I yang jatuh hingga -23,31 atau turun -0,31%. Hal
yang sama juga terjadi pada nilai pasar yang menggunakan indikator alat
ukur Price Earning Ratio (PER) mengalami nilai tertinggi pada tahun 2008
yaitu menacapai nilai 69 atau 62,09%. Sedangkan nilai terendah terjadi
pada awal tahun 2009 hingga akhir 2011. Pada tahun 2009 kuartal I nilai
PER jatuh pada nilai 4,56 kemudian di akhir periode tahun 2011 kuartal
menurun drastis hingga -2,21. Hal ini lebih disebabkan oleh dampak krisis
global yang berimbas terhadap perekonomian di Indonesia.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
mengenai pengaruh ukuran perusahaan dengan indikator Profitabilitas (EPS) dan
Nilai Pasar (PER) terhadap return saham pada perusahaan PT. Intanwijaya
International, Tbk, maka penulis memberikan saran yang dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi beberapa pihak, yaitu:
1. Berdasarkan hasil penelitian ini, sebaiknya investor harus mampu
menganalisis laporan keuangan kemudian mampu meramalkan perusahaan
yang akan dia jadikan lahan investasi, agar tidak mengalami kerugian
investor harapkan. Dari hasil penelitian ini, diharapkan agar para investor
juga dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan, contohnya Earning Per Share dan Price
Earning Ratio yang dapat mempengaruhi tingkat return yang akan mereka
terima. Dan membandingkan harga saham, memperhitungkan atau
meramalkan keuntungan atau return di masa yang akan datang. Agar para
investor tidak mengalami kerugian.
2. Bagi perusahaan, diharapkan agar dapat lebih memperhatikan dan mampu
mengatasi faktor-faktor yang dapat membuat profitabilitas tidak
mengalami penurunan serta mampu meningkatkan nilai perusahaan
melalui nilai pasar. Jika nilai perusahaan tinggi, maka hal tersebut dapat
membuat harga saham di pasar modal tinggi karena tingkat permintaan
yang meningkat dari para investor. Karena jika para investor banyak
menanamkan modalnya di perusahaan, maka aliran kas dan modal pun
lancar, sehingga kinerja perusahaan pun akan semakin meningkat dan
dapat terus berkembang untuk meningkatkan jumlah produksi. Dan
kemakmuran para pemegang saham pun terpenuhi.
3. Apabila akan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan tema sejenis,
sebaiknya menambah variabel yang akan diteliti seperti return Market