• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI MODEL ADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMP NEGERI 30 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI MODEL ADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMP NEGERI 30 BANDUNG."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI MODEL ADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN

KOGNITIF SISWA DI SMP NEGERI 30 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari

Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh

FANNI HANIFAH 0900503

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

APLIKASI MODEL ADVANCE ORGANIZER

PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK

MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMP

NEGERI 30 BANDUNG

Oleh:

FANNI HANIFAH

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Fanni Hanifah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

FANNI HANIFAH NIM. 0900503

APLIKASI MODEL ADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN SENI TARI UNTUK MENINGKATKAN

KOGNITIF SISWA DI SMP NEGERI 30 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dewi Karyati, S. Sen., M. Pd. NIP. 195807061984032002

Pembimbing II

Heni Komalasari, S. Pd., M. Pd. NIP. 197109152001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari,

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Aplikasi Model Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap untuk menanggung resiko/sanksi yang akan dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian dari karya saya ini.

Bandung, Juli 2013 Yang membuat Pernyataan

(5)

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Aplikasi Model Advance Organizer pada Pembelajaran Seni Tari untuk Meningkatkan Kognitif Siswa di SMP Negeri 30 Bandung”. Permasalahan dalam penelitian adalah bagaimana kemampuan kognitif siswa dapat ditingkatkan melalui model Advance Organizer. Penelitian bertujuan untuk memperoleh data tingkat kemampuan kognitif siswa melalui aplikasi model

Advance Organizer. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

eksperimen dengan bentuk quasi eksperiment dan menggunakan pola one shoot

desain (desain sekali “tembak”) yakni treatment yang dikenakan kepada sampel penelitian dilakukan sebanyak satu kali pertemuan untuk setiap langkah kegiatan pembelajaran. Sampel yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VIII-C yang berjumlah 41 orang. Teknik pengumpulan data dengan tes, observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Kegiatan pembelajarannya meliputi mengidentifikasi, mengapresiasi, dan mempresentasikan hasil pembelajaran seni tari dalam bentuk kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi model Advance

Organizer dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Hal ini ditunjukan

dengan peningkatan nilai rata-rata pada saat pre-test 75, 82 dan 84,48 pada saat

post-test. Selain itu, hasil uji t kemampuan kognitif adalah 31,33 > 1,684 yang

artinya penelitian signifikan (dipercaya) karena t hitung lebih besar dari t tabel.

(6)

Abstract

The study is titled “advance organizer model application in learning the art of dance to enhance the students cognitive smp 30 bandung”. The research problem is how the students cognitive ability can be improved through the model of advance organizer. The objective was to obtain data on the level of students cognitiveabilities through the application of advance models organizer. The method used is an experimental method with a “quasi-experimental” and use the patern “one shoot design” (design one-shoot) that “treatment” is applied to sample as much of the research conducted meetings for each steps of the learning activities. The samples use were all students of class VIII-C, amounting to 41 people. Data collection techniques with test, observations, interviews, and documentations. Learning activities include identifying, appreciating, and present the result of teaching the art of dance in te form of groups. The result showed that the application of advance organizer mode can improve students cognitive abilities. This is evidenced by an increase in average scores at the “pre-test” 75,82 and 84,48 at the time of “post-test”. In addition, the result of the test of cognitive abilities is 31,33 > 1,684 which means a significant research (believed) because t calculate is greater than t table.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATAPENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR BAGAN ...ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Latar Belakang Masalah ... 7

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Metode Penelitian ... 8

E.Manfaat Penelitian ... 9

F.Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER PADA PEMBELAJARAN SENI TARI ... 12

A.Makna dan Pola-Pola Pembelajaran ... 12

B.Komponen-Komponen Pembelajaran Seni Tari ... 14

C.Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama dan Implikasinya dalam Pembelajaran Seni Tari ... 21

D. Definisi, Posisi, dan Fungsi Media Pembelajaran ... 24

E. Model Pembelajaran Advance Organizer ... 28

F. Aplikasi Model Advance Organizer pada Proses Pembelajaran ... 31

G. Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Materi Seni Tari Berpasangan/Kelompok Nusantara ... 36

H. Aplikasi Fase-Fase Model Pembelajaran Advance Organizer dalam Materi Pembelajaran Seni Tari ... 39

(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 44

B. Desaian Penelitian ... 46

C. Metode Penelitian ... 52

D. Definisi Operasional ... 54

E. Instrumen Penelitian ... 56

F. Teknik Pengumpulan Data ... 60

G. Variabel Penelitian ... 62

H. Pengolahan Data ... 63

I. Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENELITIA DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Hasil Penelitian ... 65

1. Kondisi Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 30 Bandung ... 65

2. Data Hasil Pre-Test Sebelum Pengaplikasian Model Pembelajaran Advance Organizer untuk Meningkatkan Kognitif Siswa ... 68

3. Pelaksanaan Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer untuk Meningkatkan Kognitif Siswa ... 74

4. Data Hasil Post-Test Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer untuk Meningkatkan Kognitif Siswa ... 96

5. Uji Hipotesis...103

B. Pembahasan Hasil Penelitian...106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...112

A. Kesimpulan...112

B. Saran...113

DAFTAR PUSTAKA...115

LAMPIRAN – LAMPIRAN LAIN...118

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan

orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik

agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan

(Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan

dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam

pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan

bagi masyarakat (M. Ngalim Purwanti, 2001:10). Dari penjelasan

tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan

usaha sadar dan terstruktur yang dilakukan oleh setiap orang, yang

diberikan oleh orang dewasa kepada anak-anak atau oleh orang tua

kepada anak-anak.

Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik (siswa) agar

dapat mengembangkan bakat, potensi, dan keterampilan yang dimiliki

dalam menjalani kehidupan, maka dari itu dunia pendidikan pun didesain

sedemikian rupa, guna memberikan pemahaman serta meningkatkan

prestasi belajar peserta didik (siswa). Belajar merupakan proses hidup

yang sadar atau harus dijalani semua manusia untuk mencapai berbagai

kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Pada era globalisasi sekarang ini, seorang pendidik dituntut agar

dapat menerima serta menyeleksi segala informasi yang datang dari luar.

Seni dan budaya yang datang dari luar sangat berpengaruh terhadap

perkembangan seni dan budaya di Indonesia. Pengaruh ini dapat berupa

pengaruh positif dan negatif, maka seorang pendidik dituntut agar dapat

(10)

yang masuk pun tidak akan berdampak negatif dalam dunia pendidikan,

melainkan sebaliknya dapat berpengaruh positif terhadap dunia

pendidikan agar dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan

memperkaya seni budaya di Indonesia.

Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional “Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran, karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan.“

Dalam proses pembelajaran seni tari guru tidak hanya menguji

kemampuan psikomotorik saja, akan tetapi di dalamnya terdapat

penanaman nilai, sikap, dan perilaku. Maka disini guru harus memiliki

metode dan strategi khusus dalam proses pembelajaran, karena strategi

yang dipilih nantinya akan berkaitan dengan keberhasilan dalam proses

pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk terpenuhinya

keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah dengan pemilihan model

pembelajaran yang tepat, sesuai dengan kebutuhan siswa.

Ketepatan seorang guru dalam memilih model pembelajaran,

merupakan hal yang penting untuk memperoleh hasil belajar yang

maksimal. Begitu pula pada proses pembelajaran seni tari, guru dituntut

agar dapat memilih model pembelajaran apa yang tepat untuk

meningkatkan minat dan kreatifitas siswa pada mata pelajaran seni tari.

Aplikasi pembelajaran seni budaya di sekolah melalui beragam model

pembelajaran yang ada di kelas maupun di luar kelas, dilakukan dalam

rangka memperbaiki proses pembelajaran yang sesuai dengan materi

serta bahan ajar yang akan disampaikan oleh guru. Untuk memperoleh

hasil pembelajaran yang maksimal, seorang pendidik dituntut untuk

memiliki inovasi-inovasi dalam proses kegiatan belajar mengajar, baik

dalam teori maupun praktek dan pengaplikasian model-model

pembelajaran harus relevan sesuai dengan materi pembelajaran yang

(11)

Bahwa pengajar harus menggunakan model-model atau pendekatan mengajar yang dapat menjamin pembelajaran yang berhasil sesuai yang direncanakan. Metode mengajar dapat berfungsi optimal, jika diselaraskan dengan materi pelajaran, tujuan pengajaran, serta keterampilan menggunakannya.

Dalam hal bagaimana mengajar, seluruh proses akulturasi menuntun

guru pada praktik yang didominasi oleh pola hafalan. Pada dasarnya, siswa diberi tugas yang pada umumnya merupakan “sesuatu yang harus dipelajari”, dan ditanyakan apakah mereka sudah menguasai atau tidak. Melatih siswa untuk hanya sekedar menghafal dalam beberapa hal

tertentu, seakan membentuk dan memberi kesan bahwa pendidikan

adalah bidang yang sudah dewasa, sebuah bidang dengan praktik yang

sudah memiliki dasar yang baik. Para guru disosialisasikan untuk

menggunakan hafalan dan mengatakan bahwa metode hafalan sudah

didasarkan pada pengalaman dan penelitian (Sirotnik, 1983).

Hal ini tentu saja membuat kreatifitas guru dan siswa menjadi

terhambat dan tidak dapat bereksplorasi, karena hanya bergantung pada

metode hafalan saja. Sosialisasi terus menerus tentang hafalan saja

tidaklah sehat, ketika ada kajian-kajian yang berusaha membandingkan

siswa yang diajarkan dengan menggunakan model yang beragam, dengan

siswa yang diajarkan dengan metode hafalan saja, tentu metode hafalan

hampir selalu kalah. Pendidikan guru tetap seharusnya berkaitan dengan

masalah ini.

Melihat dari fenomena yang terjadi, maka kini banyak model-model

pembelajaran yang muncul dalam dunia pendidikan. Dimana

model-model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru dalam proses belajar

mengajar. Pentingnya seorang guru untuk memilih model pembelajaran

yang sesuai dengan materi ajar, dapat menguntungkan bagi guru dalam

menyampaikan materinya, dan menguntungkan siswa dalam mencerna

(12)

Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk mengaplikasikan salah satu

model pembelajaran yang termasuk kedalam rumpun pemrosesan

informasi, untuk digunakan dalam proses belajar mengajar didalam

kelas. Model itu adalah model pembelajaran Advance Organizer, yang

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi

yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu

pengetahuan secara bermakna.

Jika hal ini dikaitkan dengan mata pelajaran seni tari, kini

kebanyakan guru-guru seni budaya kurang terampil dalam mengeksplor

model-model pembelajaran yang sudah ada, sehingga siswa cenderung

kurang bisa mencerna materi yang diberikan. Oleh karena itu peneliti

ingin menggunakan model pembelajaran Advance Organizer sebagai

salah satu strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi seni tari di

sekolah, sehingga dapat meningkatkan struktur kognitif siswa,

mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam mencerna mengolah

dan menyimpan berbagai informasi tentang materi pembelajaran seni

tari, sehingga siswa dapat interaktif dalam proses kegiatan belajar

mengajar dan materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan maksimal.

Model pembelajaran Advance Organizer dikeluarkan oleh David

Ausubel yang merupakan seorang teoritikus sekaligus psikolog.

Perhatian utama Ausubel adalah membantu guru dalam mengelola dan

mentransfer beragam informasi sebermanfaat dan seefisien mungkin.

Advance Organizer menyediakan konsep-konsep dan prinsip-prinsip

pada siswa secara langsung. Dalam istilah Indonesia, Advance Oranizer

dimaknai bermacam-macam: pengaturan awal, dan pembangkit motivasi.

Model Advance Organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif

siswa. Pengetahuan siswa tentang pelajaran tertentu dan bagaimana

mengelola, memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan

(13)

pengetahuan dalam bidang apa yang ada dalam pikiran kita, seberapa

banyak pengetahuan tersebut, dan bagaimana pengetahuan ini dikelola.

Ausubel menyatakan bahwa faktor tunggal yang sangat penting

dalam proses belajar mengajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa

berupa materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Materi pembelajaran

yang telah dipelajari siswa dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik

tolak dalam mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat keterkaitan

antara materi pelajaran yang telah dipelajari dengan informasi atau ide

baru. Namun sering terjadi siswa tidak mampu melakukannya. Dalam

kegiatan seperti inilah sangat diperlukan adanya alat penghubung yang

dapat menjembatani informasi atau ide baru dengan materi pelajaran

yang telah diterima oleh siswa, alat penghubung yang dimaksud adalah

Advance Organizer.

Model pembelajaran Advance Organizer merupakan suatu cara

belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan

pengetahuan yang telah ada dalam pembelajaran, artinya setiap

pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk

kerangka dari sistem pemrosesan informasi yang dikembangkan dalam

pengetahuan (ilmu) tersebut. Model Pembelajaran Advance Organizer

memiliki tujuan untuk memperkuat struktur kognitif siswa.

Dalam penyampaian materi pelajaran seni tari dengan model

pembelajaran Advance Organizer, peneliti menggunakan media

pembelajaran sebagai alat untuk membantu dalam menyampaikan materi

di dalam kelas. Media pembelajaran yang digunakan adalah Media

Audiovisual, karena media audiovisual ini merupakan jenis media yang

mengandung unsur suara serta mengandung unsur gambar yang dapat

dilihat dan didengar . Kemampuan media audiovisual ini dianggap lebih

baik dan lebih menarik dari media pembelajaran yang lainnya, sebab

(14)

penggunaan media audivisual dalam kegiatan belajar mengajar di kelas,

dapat membantu peserta didik untuk merangsang kemampuan

kognitifnya, sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan interkatif lagi.

Dalam mengartikan penyampaian informasi mengenai pembelajaran

seni tari dengan multimedia perlu dibedakan apa yang disebut dengan

media pengantar pembelajaran, desain pesan / informasi tentang materi

seni tari, serta kemampuan sensorik yang dimiliki oleh peserta didik.

Media pengantar pembelajaran ini mengacu pada sistem yang dipakai

untuk menyajikan informasi tentang pembelajaran seni tari. Desain pesan

mengacu pada bentuk yang digunakan untuk menyajikan informasi

tentang seni tari. Kemampuan sensorik mengacu pada jalur pemrosesan

informasi yang dipakai untuk memproses informasi yang diperoleh oleh

peserta didik. Oleh karena itu, media audiovisual ini dapat membantu

dalam menyampaikan materi pelajaran seni tari melalui model

pembelajaran Advance Organizer.

Dari penjelasan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: “Aplikasi Model

Pembelajaran Advance Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk

Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Suatu permasalahan dapat timbul karena adanya berbagai hal,

misalnya karena ada tantangan, keragu-raguan, ketidak pastian, serta

kebingungan akan suatu hal atau suatu keadaan. Oleh karena itu

(15)

sekolah. Untuk membatasi meluasnya masalah, maka peneliti akan

merumuskan masalah-masalah yang ada menjadi seperti berikut ini:

1. Bagaimana proses Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer

Pada Pembelajaran Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di

SMP Negeri 30 Bandung?

2. Bagaimana hasil Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer Pada

Pembelajaran Seni Tari Terhadap Peningkatan Kognitif Siswa Di SMP

Negeri 30 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan penelitian akan lebih terarah, apabila penelitian

tersebut memiliki tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti

merumuskan dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah peneliti akan

mengimplementasikan salah satu model pembelajaran yang terdapat

dalam rumpun pemrosesan informasi, yaitu model pembelajaran

Advance Organizer, untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa

pada pembelajaran seni tari di Sekolah Menengah Pertama Negeri.

b.Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini, yaitu :

1. Memperoleh data proses Aplikasi Model Pembelajaran Advance

Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Terhadap Kemampuan

(16)

2. Memperoleh data hasil Aplikasi Model Pembelajaran Advance

Organizer Pada Pembelajaran Seni Tari Terhadap Peningkatan

Kemampuan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah: metode

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari

suatu kondisi yang sengaja diadakan di lingkungan sosial tertentu,

berupa kegiatan dan pola tingkah laku seorang individu atau kelompok

yang dikontrol secara ketat dan secermat mungkin sehingga dapat

diketahui adakah pengaruh dari gejala tersebut, yang hasilnya diperoleh

dari hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel lain

yang relevan. Maka dari itu, peneliti memilih metode penelitian

eksperimen ini karena metode ini dianggap cocok dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti ingin mengetahui apakah

model pembelajaran Advance Organizer ini berpengaruh atau tidak bagi

peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam proses kegiatan belajar

mengajar yang dilaksanakan didalam kelas.

Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Quasi Experimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode

ekperimen yang dimaksud untuk mengetahui hasil dari proses

pembelajaran seni tari melalui aplikasi model pembelajaran yang

digunakan. Sedangkan Quasi Experimen yaitu pengamatan yang

dilakukan hanya pada satu kelompok atau hanya pada 1 kelas, tanpa ada

kelompok pembanding (kelompok kontrol).

(17)

1. Peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, karena peneliti dapat

mengetahui secara mendalam tentang model pembelajaran Advance

Organizer, sehingga penelitian ini bermanfaat bagi para pendidik

khususnya di bidang mata pelajaran Seni Budaya, selain itu dapat

menambah wawasan, pengalaman, serta pengetahuan peneliti.

2. Siswa

Sebagai alat ukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap

materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam kegiatan belajar

mengajar, siswa dapat berkreatifitas dan tidak akan mengalami

kejenuhan di dalam kelas, sehingga apresiasinya terhadap seni tari dapat

tumbuh dan berkembang.

3. Guru Seni Budaya

Pendidik dapat mengukur sejauh mana model pembelajaran Advance

Organizer yang dipakai dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat

diterima oleh siswa dan dapat tersampaikan secara maksimal atau tidak

materinya. Serta dapat menambah wawasan pengetahuan dan

keterampilan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Bandung

Agar pihak sekolah dapat mengetahui bagaimana seorang pendidik

dalam menjalankan profesinya sebagai guru seni budaya disekolah,

apakah dengan model pembelajaran Advance Organizer berbasis media

yang digunakan tersebut, materinya dapat tersampaikan secara baik dan

menyeluruh kepada siswa atau tidak.

5. Jurusan Pendidikan Seni Tari

Untuk menambah referensi tentang bagaimana proses kegiatan belajar

mengajar yang ada di sekolah melalui model-model pembelajaran

(18)

pustaka yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi para mahasiswa yang

masih menimba ilmu di UPI.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi yang akan peneliti terapkan dalam penulisan

skripsi, yaitu :

1. Judul

2. Halaman Pengesahan

3. Pernyataan tentang Keaslian Skripsi

4. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih

5. Abstrak

6. Daftar Isi

7. Daftar Tabel

8. Daftar Gambar

9. Daftar Lampiran

10.BAB I : Pendahuluan

a. Latar belakang masalah

b. Identifikasi dan rumusan masalah

c. Tujuan penelitian

d. Metode penelitian

e. Manfaat penelitian

f. Struktur organisasi skripsi

11.BAB II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis

a. Makna dan pola-pola pembelajaran

b. Model pembelajaran Advance Organizer

c. Aplikasi model Advance Organizer pada proses pengajaran

d. Model pembelajaran Advance Organizer dengan materi seni

tari berpasangan/kelompok Nusantara

e. Aplikasi fase-fase model pembelajaran Advance Organizer

dalam materi pembelajaran seni tari

(19)

g. Karakteristik siswa sekolah menengah pertama dan

implikasinya dalam pembelajaran seni tari

h. Definisi, posisi, dan fungsi media pembelajaran

i. Hipotesis penelitian

12.BAB III : Metode Penelitian

a. Lokasi, populasi, dan sampel penelitian

b. Desain penelitian

c. Metode penelitian

d. Definisi operasional

e. Instrumen penelitian

f. Teknik pengumpulan data

g. Variabel penelitian

h. Pengolahan data

i. Analisis data

13.BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

a. Pengolahan atau analisis data

b. Pembahasan atau analisis temuan

14.BAB V : Kesimpulan dan Saran

15.Daftar Pustaka

16.Lampiran-Lampiran

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 30 Bandung.

Pengambilan lokasi ini diambil dengan pertimbangan di sekolah

tersebut terdapat mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, akan

tetapi pada bab materi seni tari kurang tersampaikan secara maksimal

kepada siswa. Melihat dari hal tersebut, maka peneliti ingin agar

materi seni tari di SMP Negeri 30 dapat tersampaikan secara

menyeluruh kepada siswa, dengan cara menggunakan model

pembelajaran Advance Organizer pada pembelajaran seni tari.

2. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 30 Bandung,

terdapat 9 kelas VIII di SMP Negeri 30 Bandung, yaitu kelas VIII-a

sampai kelas VIII-i. Kelas VIII-a terdiri dari 41 orang siswa, kelas

VIII-b terdiri dari 40 orang siswa, kelas VIII-c terdiri dari 41 orang

siswa, kelas VIII-d terdiri dari 41 orang siswa, kelas VIII-e terdiri dari

42 orang siswa, kelas VIII-f terdiri dari 41 orang siswa, kelas VIII-g

terdiri dari 42 orang siswa, kelas VIII-h terdiri dari 42 orang siswa,

dan kelas VIII-i terdiri dari 40 orang siswa, sehingga jumlah

keseluruhan populasi kelas VIII SMP Negeri 30 Bandung ini adalah

370 orang siswa. Pengambilan siswa kelas VIII ini dianggap sesuai

dengan model pembelajaran Advance Organizer yang diteliti dan

(21)

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2009; 81). Sampel penelitian ini digunakan

sebagai fokus utama yang dijadikan objek penelitian. Pengambilan

sampel penelitian di sini menggunakan purposive sampling yaitu

sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

berdasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi berdasarkan atas

adanya tujuan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah 1 kelas dari

9 kelas VIII yang ada di SMP Negeri 30 Bandung, dan sampelnya

yaitu kelas VIII-C yang berjumlah 41 orang siswa (terdiri dari 20

siswa laki-laki dan 21 siswi perempuan). Pengambilan sampel kelas

VIII-C ini dianggap sesuai dengan kriteria siswa yang diharapkan di

dalam penelitian, hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam

menerima materi seni tari yang diberikan oleh guru di kelas. Selain itu,

tujuan peneliti juga ingin meningkatkan kognitif siswa kelas VIII-C

dalam menyerap materi pembelajaran seni tari dengan menggunakan

model Advance Organizer, agar siswa dapat lebih mengembangkan

(22)
(23)

Dari bagan diatas, maka kegiatan penelitian yang dilakukan dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Persiapan Penelitian

Dalam persiapan penelitian dengan menggunakan metode

eksperimen ini, peneliti menyusun beberapa rencana yang berguna

untuk kelancaran penelitian, memudahkan dalam memecahkan

permasalahan penelitian, dan memudahkan untuk mencapai tujuan

penelitian. Langkah persiapan penelitian ini berisi mengenai rencana

sistematis sebelum peneliti terjun langsung ke lapangan. Adapun

persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi permasalahan

Peneliti melakukan pemilihan permasalahan yang signifikan

untuk diteliti, lalu kemudian merumuskan masalah, dan

mengidentifikasi permasalahan tersebut menjadi beberapa

pertanyaan secara garis besar. Masalah yang signifikan dan

menarik bagi peneliti adalah mengenai perkembangan kemampuan

kognitif siswa dan apresiasi siswa terhadap materi pembelajaran

seni tari berpasangan/kelompok Nusantara dengan menggunakan

model Advance Organizer.

b. Orientasi

Kegiatan orientasi ini dilaksanakan dengan melakukan studi

litelatur dari beberapa sumber yang relevan dengan penelitian,

memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi

operasional dan variabel penelitian dari permasalahan yang telah

diidentifikasi, kemudian peneliti memilih lokasi, populasi, dan

sampel penelitian yang tepat. Khusus mengenai penentuan sampel

dalam penelitian ini, peneliti mengadakan perubahan sampel

(24)

berubah menjadi kelas VIII. Hal ini terjadi karena disesuaikan

dengan kebutuhan penyusunan model pembelajaran dan kurikulum

yang berlaku di sekolah. Untuk tahun pelajaran 2012/2013

kurikulum yang digunakan untuk kelas VIII adalah kurikulum

KTSP, yang didalamnya berorientasi pada seni tari di Nusantara.

Dalam hal ini peneliti mengharapkan penelitian yang dilakukan

sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut.

c. Menyusun proposal penelitian

Penyusunan proposal penelitian berguna untuk

menggambarkan atau menjelaskan apa yang hendak diteliti dan

bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Setelah proposal

penelitian disusun, lalu proposal dibuat dan kemudian diajukan

kepada dewan skripsi serta pembimbing skripsi untuk mendapatkan

persetujuan dan perbaikan, baik dalam teknik penulisan maupun

dalam isi penulisan skripsi. Penyusunan proposal dilakukan dengan

data-data yang didapatkan dari hasil observasi lapangan pra

penelitian di sekolah, yang selanjutnya proposal ini berguna untuk

mendapatkan surat ijin penelitian dari Universitas Pendidikan

Indonesia.

d. Menyusun model pembelajaran Advance Organizer dengan materi seni tari berpasangan/kelompok Nusantara

Setelah proposal penelitian disetujui, peneliti kemudian

menyusun treatment yang akan diterapkan kepada sampel

penelitian. Treatment yang dimaksud adalah model pembelajaran

yang digunakan dalam penelitian, yaitu model pembelajaran

Advance Organizer. Model pembelajaran perlu disusun dengan

baik dan matang untuk memudahkan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti. Sebelum terjun ke lapangan, model pembelajaran

yang hendak diaplikasikan kepada siswa dikaji ulang sesuai dengan

(25)

Organizer dengan materi seni tari berpasangan/kelompok

Nusantara ini disusun menjadi 3 langkah pengajaran, yang terdiri

dari fase 1, fase 2, dan fase 3.

e. Menyusun soal tes

Soal tes ini disusun pada tahap pertama penelitian, karena akan

digunakan sebagai pengumpul data awal penelitian yaitu pre-test,

kemudian setelah itu peneliti menyusun soal post-test yang

digunakan untuk pengumpul data akhir dalam penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan prosedur seperti :

a. Observasi Lapangan

Kegiatan observasi ke lapangan ini dilakukan sebelum

pembuatan skripsi. Hal ini dilakukan peneliti untuk

memperoleh informasi-informasi yang relevan dari sekolah

yang akan dijadikan tempat penelitian.

b. Pembuatan proposal penelitian

Pembuatan proposal penelitian dilakukan setelah kegiatan

observasi ke lapangan. Pembuatan proposal penelitian ini

dilaksanakan untuk memenuhi syarat dalam pembuatan

skripsi dan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Seni Tari.

c. Pengumpulan data

Kegiatan pengumpulan data, merupakan kegiatan yang

dilakukan selama proses penelitian. Data-data yang

diperoleh, merupakan data-data yang diambil dari teknik

pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, kuesioner

(angket), metode dokumenter (studi dokumentasi), dan tes.

Tahap-tahap pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan

(26)

Pra Penelitian (Pre-test)

Kegiatan pengumpulan data pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu peneliti datang ke sekolah yang dimaksud

kemudian mengobservasi kegiatan pembelajaran yang

berlangsung di dalam kelas ketika proses pembelajaran seni

tari dilaksanakan, sebelum menggunakan model pembelajaran

Advance Organizer.

2. Wawancara, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti

kepada guru bidang studi dan kepada siswa, sebelum

diterapkannya model pembelajaran Advance Organizer dalam

proses pembelajaran seni tari di sekolah.

3. Pre-test di kelas sampel penelitian, yang dilakukan untuk

mengetahui bagaimana kemampuan kognitif siswa sebelum

diterapkannya model pembelajaran Advance Organizer.

Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menerapkan treatment

di kelas sampel. Treatment yang dimaksud adalah aplikasi model

pembelajaran Advance Organizer dengan materi seni tari

berpasangan/kelompok Nusantara. Data yang diperoleh adalah

berupa perkembangan kemampuan koginitif siswa terhadap

kegiatan pembelajaran seni tari yang berlangsung, yang meliputi

aspek pengetahuan, aspek pemahaman, dan aspek analisis. Dalam

pelaksanaan penelitian ini, diperoleh pula laporan tertulis dan

deskripsi siswa mengenai identifikasi jenis-jenis tarian yang ada

di Nusantara. Data-data yang berupa dokumen ini berguna untuk

dijadikan penilaian di akhir penelitian. Dalam kegiatan ini pula,

peneliti melengkapi observasi dengan alat bantu berupa kamera

(27)

Pasca Penelitian (Post-test)

Pada tahap ini, kemampuan kognitif siswa diukur dengan

post-test. Peneliti kembali membagikan soal tes yang sama ketika

digunakan pada waktu pre-test. Data yang dihasilkan berupa

data-data kuantitatif yang kemudian diolah data-datanya dan dianalisis pada

tahap analisis data.

d. Pengolahan data

Dalam kegitan pengolahan data ini, peneliti mengolah data

yang telah didaptkan dari hasil pre-test dan hasil post-test, hasil

data-data ini kemudian diolah oleh peneliti dengan menggunakan

rumus-rumus yang ada dalam statistik untuk mengetahui apakah

ada peningkatan dari hasil pre-test dan hasil post-test.

e. Analisis data

Dalam kegiatan ini, peneliti menganalisis data-data yang

sudah terkumpul sebelumnya. Analisis data dilakukan di awal

pembelajaran (pre-test), proses pembelajaran, dan akhir

pembelajaran (post-test). Analisis data ini memiliki tujuan yang

berbeda-beda, yaitu :

1. Analisis data awal (pre-test) adalah untuk menentukan

treatment apa yang tepat untuk digunakan dalam kegiatan

penelitian.

2. Analisis proses pembelajaran adalah untuk mengetahui

perkembangan kognitif siswa yang meliputi aspek

pengetahuan, pemahaman, dan analisis siswa.

3. Analisis data akhir (post-test) adalah untuk menunjuka

keberhasilan dari pembelajaran (treatment) yang

dilakukan dengan model pembelajaran Advance

(28)

f. Pengambilan kesimpulan (penulisan laporan penelitian)

Pengambilan kesimpulan penelitian, merupakan kegiatan

akhir dalam pelaksanaan penelitian. Kegiatan ini sama halnya

dengan penulisan laporan penelitian, yang juga merupakan kegitan

akhir dari pelaksanaan penelitian. Laporan disusun secara tertulis

mengenai persiapan, proses dan hasil dari penelitian. Laporan ini

ditulis dengan baik dan mengacu pada pedoman penulisan karya

tulis ilmiah yang dikeluarkan oleh pihak Universitas Pendidikan

Indonesia. Dalam melaporkan proses penelitian ini, peneliti

berusaha untuk tetap menjaga keobjektifan hasil dari penelitian

yang dilaksanakan.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari

suatu kondisi yang sengaja diadakan di lingkungan sosial tertentu,

berupa kegiatan dan pola tingkah laku seorang individu atau kelompok

yang dikontrol secara ketat dan secermat mungkin sehingga dapat

diketahui adakah pengaruh dari gejala tersebut, yang hasilnya diperoleh

dari hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel lain

yang relevan.

Oleh sebab itu maka peneliti memilih metode penelitian eksperimen

ini karena metode ini dianggap cocok dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti, di mana peneliti ingin mengetahui apakah model

pembelajaran Advance Organizer ini berpengaruh atau tidak bagi siswa

dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas

maupun di luar kelas dan dalam peningkatan kemampuan kognitif siswa

(29)

Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode

ekperimen yang dimaksud untuk mengetahui hasil dari proses

pembelajaran seni tari melalui aplikasi model pembelajaran yang

digunakan, sedangkan quasi ekperimen yaitu pengamatan yang

dilakukan hanya pada satu kelompok atau hanya pada 1 kelas saja, tanpa

ada kelompok pembanding (kelompok kontrol).

Dalam penelitian yang menggunakan metode quasi eksperimen,

keberhasilan dan keefektifan model pembelajaran yang diterapkan dapat

dilihat dari perbedaan nilai tes sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan

setelah diberi perlakuan (post-test). Seperti yang dikemukakan oleh

Arikunto (2002;78) menyatakan bahwa di dalam design observasi,

dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dilakukan dan

sesudah eksperimen dilakukan. Observasi yang dilakukan sebelum

eksperimen (O¹) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (O²)

disebut post-test. Pada pre-test ini siswa diminta untuk melakukan

pembelajaran sebelum diaplikasikannya model pembelajaran Advance

Organizer, sedangkan pada post-test siswa diminta untuk melakukan

pembelajaran sesudah diaplikasikannya model pembelajaran Advance

Organizer di dalam kelas.

Treatment yang dikenakan kepada sampel dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan one shoot desain (desain sekali “tembak”)

artinya, treatment yang dikenakan kepada sampel penelitian hanya

dilakukan sebanyak satu kali pertemuan untuk setiap langkah-langkah

kegiatan pembelajarannya. Dengan demikian, dari ketiga fase/langkah

kegiatan yang disusun dalam model pembelajaran Advance Organizer,

(30)

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran dari judul penelitian

berdasarkan batasan-batasan istilah yang digunakan dalam penelitian.

Maka dari itu, agar tidak terjadi suatu kesalah pahaman dalam penafsiran judul penelitian: “Aplikasi Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Pembelajara Seni Tari Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Di SMP Negeri 30 Bandung”. Maka peneliti perlu untuk menjelaskan berbagai istilah yang ada dalam penelitian, seperti yang dijelaskan di

bawah ini:

Aplikasi adalah implementasi, sama halnya seperti penerapan.

Penerapan dalam penelitian ini adalah penerapan suatu model belajar,

yakni model pembelajaran Advance Organizer pada pembelajaran seni

tari.

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat kita

gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka di dalam kelas atau

dalam latar tutorial dan dalam membentuk material-material

pembelajaran, termasuk buku-buku, film-film, pita kaset, dan program

media komputer, dan kurikulum (serangkaian studi jangka panjang).

Setiap model membimbing kita ketika merancang pembelajaran untuk

membantu para siswa mencapai berbagai tujuan (Bruce Joyce dan

Marsha Weil, 1986:2).

Model pembelajaran Advance Organizer menyediakan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip pada siswa secara langsung. Dalam istilah

bahasa Indonesia, Advance Oranizer dimaknai bermacam-macam:

pengaturan awal, pembangkit motivasi, dan lain-lain. Model Advance

Organizer ini dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa.

Pengetahuan mereka tentang pelajaran tertentu dan bagaimana

mengelola, memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan

baik (Ausubel, 1963). Dengan kata lain, struktur kognitif harus sesuai

(31)

seberapa banyak pengetahuan tersebut, dan bagaimana pengetahuan ini

dikelola. Memperkuat struktur kognitif siswa dalam hal ini adalah dapat

memfasilitasi pemerolehan dan pemertahanan mereka pada

informasi-informasi yang baru. Ausubel menolak gagasan bahwa pembelajaran

dengan mendengarkan, menonton, dan membaca hanyalah pembelajaran

hafalan, pasif, dan tidak penting. Tentunya, hal ini bisa saja terjadi,

kecuali jika pikiran siswa sudah dipersiapkan untuk menerima dan

memproses informasi.

Model Advance Organizer ini bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan

menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna.

Mata pelajaran seni tari, termasuk ke dalam muatan mata pelajaran

seni budaya. Di dalamnya terdapat pula seni musik, rupa, dan teater.

Dalam proses pembelajaran seni tari guru tidak hanya menguji

kemampuan psikomotorik saja, akan tetapi di dalamnya terdapat

penanaman nilai, sikap, dan prilaku. Oleh karena itu guru memerlukan

strategi-strategi khusus dalam pembelajaran. Di sini guru dapat

menggunakan salah satu model pembelajaran dalam proses kegiatan

belajar mengajar, yakni model pembelajaran Advance Organizer.

Siswa adalah salah satu komponen dalam proses pembelajaran.

Siswa merupakan komponen terpenting dalam kegiatan belajar

mengajar. Tanpa adanya siswa di dalam kelas, maka hal tersebut tidak

dapat disebut kegiatan belajar mengajar, karena yang dinamakan

kegiatan belajar mengajar itu harus ada seseorang yang merespon dan

memberikan umpan balik dalam proses pembelajarannya, dan seseorang

tersebut adalah siswa.

Dari pemaparan di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yakni:

Aplikasi model pembelajaran Advance Organizer dalam pembelajaran

(32)

menjadi suatu metode atau strategi dalam proses belajar mengajar, agar

dapat membuat siswa lebih aktif dan interaktif lagi dalam memproses

suatu informasi yang datang dari lingkungan sekitarnya, baik di dalam

kelas maupun di luar kelas. Penggunaan model pembelajaran ini pun

dapat berguna untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam

menerima materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang diperlukan sehubungan dengan permasalahan

penelitian itu sendiri. Instrumen penelitian disusun sesuai dengan teknik

pengumpulan data yang digunakan. Instrumen penelitian adalah

pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar

pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari

responden. Insrumen itu disebut pedoman pengamatan atau pedoman

wawancara atau kuesioner atau pedoman dokumenter, sesuai dengan

metode yang digunakan. Seperti yang dijelaskan sebagai berikut ini :

1. Pedoman wawancara, merupakan instrumen untuk teknik

wawancara. Pedoman wawancara ini berisikan daftar pertanyaan

dari peneliti kepada responden (guru). Pelaksanaan wawancara

dalam penelitian ini, termasuk ke dalam wawancara tidak

terstruktur, yaitu peneliti memberikan pertayaan kepada

responden (guru) tanpa membuat struktur pertanyaan

wawancaranya terlebih dahulu, peneliti hanya membawa

pedoman wawancara secara garis besarnya saja tentang

bagaimana proses pembelajaran seni tari sebelum diaplikasikan

model advance organizer di sekolah, sehingga dalam menjawab

pertanyaan, responden (guru) pun dapat mengemukakan jawaban

(33)

2. Pedoman dokumentasi, merupakan instrumen penelitian untuk

teknik dokumentasi. Pedoman dokumentasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah catatan-catatan/tugas siswa selama

mengikuti proses pembelajaran seni tari, seperti catatan tentang

bagaimana mengidentifikasi seni tari berpasangan/kelompok

Nusantara, catatan tentang unsur-unsur dalam tarian, catatan

contoh dari identifikasi tari berpasangan/kelompok Nusantara,

catatan tentang jenis-jenis seni tari yang ada di Nusantara, tugas

untuk mengidentifikasi karya seni tari yang ada di Jawa Barat,

tugas untuk membuat kelompok belajar yang dibentuk untuk

mengapresiasi karya seni tari melalui media audiovisual (video),

dan tugas laporan kelompok secara tertulis.

3. Soal tes, merupakan instrumen untuk teknik tes (terlampir). Soal

tes disini disusun menjadi 30 soal, yang masing-masing terdiri

dari 20 soal untuk tes pengetahuan dan 10 soal untuk tes

pemahaman. Untuk tes pengetahuan, peneliti menggunakan soal

pilihan ganda, sedangkan untuk tes pemahaman, peneliti

menggunakan soal essai. Peneliti juga menggunakan teknik tes

lisan, untuk tes analisis siswa. Tes lisan ini terdiri dari 1

pertanyaan identifikasi untuk 1 kelompok belajar. Tes lisan ini

dilaksanakan untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat

menganalisis/mengidentifikasi seni tari berpasangan/kelompok

Nusantara. Tes lisan untuk analisis ini dilaksanakan secara

berkelompok, siswa diminta untuk membentuk kelompok yang

terdiri dari 5 orang dalam satu kelompok, karena di kelas VIII-C

terdiri dari 41 orang siswa maka dalam sekelas ada 8 kelompok

dan dalam 8 kelompok tersebut dibagi menjadi 2 kelompok

analisis, 4 kelompok membahas analisis tari berpasangan dan 4

(34)

Alternatif nilai untuk tes pengetahuan yang terdiri dari 20 soal

pilihan ganda adalah 0 – 100, artinya 1 soal pilihan ganda diberi

poin 5, sehingga jika dari 20 soal pilihan ganda jawaban siswa

benar semua, maka akan mendapatkan nilai 100. Adapun

alternatif nilai untuk soal tes pemahaman yang terdiri dari 10

soal essai adalah 0 – 100, yang artinya 1 soal essai diberi poin

10, sehingga jika dari 10 soal essai jawaban siswa benar semua,

maka akan mendapatkan nilai 100. Namun berbeda halnya

dengan soal analisis, untuk tes analisis yang dilaksanakan secara

berkelompok, alternatif nilainya 60 – 90. Peneliti sengaja

memberikan target nilai 60 – 90, yang artinya jika analisis siswa

mengenai karya seni tari Nusantara lengkap, tepat, sesuai dengan

isi laporan kelompok, dan cara penyampaiannya dapat

dimengerti, maka siswa akan mendapatkan nilai 90. Tetapi jika

analisisnya tidak lengkap, tidak tepat, dan lain-lain, maka siswa

hanya akan mendapatkan nilai 60.

Penilaian tes analisis tersebut menunjukan indikasi siswa yang

sangat apresiatif, apresiatif, cukup apresiatif, dan kurang

apresiatif di dalam pembelajaran seni tari dengan materi tari

berpasangan/kelompok Nusatara. Kriteria penilaian tersebut

dapat dijelaskan seperti di bawah ini :

a. Kategori siswa sangat apresiatif memiliki bobot nilai 88 – 95

b. Kategori siswa apresiatif memiliki bobot nilai 80 – 87

c. Kategori siswa cukup apresiatif memiliki bobot nilai 71 – 79

d. Kategori siswa kurang apresiatif memiliki bobot nilai 65 – 70

Dari soal tes yang disusun, menunjukan bahwa siswa yang

apresiatif yaitu siswa yang mempunyai pandangan dan sikap

(35)

adanya pembelajaran praktik kreatif dalam pembelajaran.

Adapun siswa yang kurang apresiatif, adalah siswa yang

mempunyai pandangan dan sikap kurang senang terhadap

pembelajaran seni tari didalam kelas, dan tidak tahu harus

memilih pembelajaran yang seperti apa dan bagaimana dalam

mata pelajaran seni tari. Siswa dengan sikap yang seperti ini,

harus mendapatkan perhatian lebih dari guru dibandingkan

dengan siswa lainnya. Guru harus bisa memberikan motivasi

lebih kepada siswa yang kurang apresiatif, agar dalam proses

pembelajarannya, materi yang disampaikan dapat tersampaikan

secara menyeluruh dan sama rata kepada semua siswa.

4. Pedoman obeservasi, merupakan instrumen untuk teknik

observasi penelitian di lapangan. Pedoman observasi dalam

penelitian ini dibagi menjadi dua langkah, yaitu pada pra

penelitian dan pada pelaksanaan penelitian, sedangkan pada

pasca penelitian, observasi yang dilakukan berupa post test,

sehingga pedoman observasinya berupa tes.

Pedoman observasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Pra penelitian

Pedoman observasi dalam pra penelitian ini,

menggunakan catatan informal dalam mengumpulkan

data-datanya. Segala bentuk tingkah laku dan objek yang berada

dalam rangka masalah yang diteliti, ditulis sebagai catatan

pengamatan penelitian. Adapun masalah yang diteliti

tersebut meliputi bagaimana pembelajaran seni tari didalam

kelas, kesesuaian materi seni tari yang diberikan oleh guru,

model pembelajaran atau metode pembelajaran seperti apa

yang digunakan oleh guru dalam penyampaian materinya,

(36)

b. Pelaksanaan penelitian

Pedoman observasi dalam pelaksanaan penelitian ini

meliputi perkembangan kognitif siswa selama mengikuti

pembelajaran seni tari yang diterapkan, hal ini meliputi aspek

pengetahuan, aspek pemahaman, dan aspek analisis. Aspek

kognitif yang dinilai meliputi tiga indikator (dari enam

taksonomi Bloom), hal ini disesuaikan dengan kebutuhan

penelitian. Indikator pengetahuannya meliputi:

1. Pengetahuan (Knowledge) : siswa mampu menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru.

2. Pemahaman (Comphrehension) : siswa mampu

menjelaskan pertanyaan yang diberikan oleh guru dan

mampu untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.

3. Analisis (Analysis) : siswa mampu mengidentifikasi

karya seni tari berpasangan/kelompok Nusantara.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang

berhubungan dengan variabel penelitian yang terukur, yaitu tingkat

kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran seni tari. Pengumpulan data

dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka

mencapai tujuan penelitian. Ada berbagai metode yang telah kita kenal

antara lain: observasi, survei, wawancara, kuesioner atau angket, metode

dokumentasi, dan tes. Metode yang dipilih untuk setiap variabel tergatung

pada berbagai faktor terutama jenis data dan ciri responden, dan dalam

penelitian ini peneliti hanya menggunakan empat metode dalam teknik

(37)

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau

kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan

selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa

dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat

secara obyektif. Dalam teknik ini, peneliti memusatkan perhatian

terhadap hal-hal yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti, baik

kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran seni tari, tenaga pengajar

atau guru seni budaya, proses pembelajarannya, sarana dan prasana

pendidikan, materi pelajaran dan model pembelajaran yang digunakan.

2. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan

responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam

tatap muka, sehingga gerak ekspresi responden merupakan pola media

yang melengkapi kata-kata secara verbal. Responden yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah adalah guru bidang studi pendidikan seni tari

SMPN 30 Bandung. Data-data yang dikumpulkan dari hasil wawancara

ini diharapkan mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan

permasalahan yang ada dalam penelitian.

3. Metode Dokumentasi

Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau

peristiwa pada waktu yang lalu. Semua dokumen-dokumen yang

bersangkutan dengan penelitian, perlu dicatat sebagai sumber informasi.

Pada teknik ini, peneliti memperoleh informasi dari bermacam-macam

sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden. Dokumen yang

dimaksud berupa tugas-tugas dan hasil tes siswa yang dikumpulkan

(38)

4. Tes

Tes digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan tujuan

untuk mengetahui bagaimana kemampuan kognitif siswa dalam mata

pelajaran seni tari, sebelum (pre test) dan sesudah (post test) dilakukan

penelitian ini. Tes yang disusun terdiri dari tes pengetahuan dan tes

pemahaman, dan tes analisis. Ketiga tes ini dilakukan untuk dapat

mengukur tingkat kemampuan berpikir siswa dan wawasan siswa

terhadap seni tari berpasangan / kelompok yang ada di Nusantara.

G. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan indikator-indikator dalam penelitian

yang menjadi acuan atau fokus dalam penelitian. Dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas (variabel yang

mempengaruhi) atau independent yang dinamakan variabel (X), variabel

bebas dalam penelitian ini adalah aplikasi model pembelajaran Advance

Organizer dalam mata pelajaran seni tari. Variabel tidak bebas (variabel

yang dipengaruhi) atau dependent yang dinamakan variabel (Y), variabel

terikat dalam penelitian ini adalah hasil kemampuan belajar siswa dalam

mata pelajaran seni tari melalui model pembelajaran Advance Organizer.

Seperti yang terdapat dalam bagan di bawah ini :

Variabel Bebas Variabel Terikat

Pengetahuan pemahaman analisis X

Aplikasi model pembelajaran

Advance Organizer dalam

mata pelajaran seni tari.

Y

Kemampuan kognitif siswa melalui model pembelajaran

(39)

H. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan rumus-rumus

statistik yang digunakan dalam analisis data pada BAB IV, rumus-rumus ini

terdapat dalam buku Metoda Statistika, adapun rumus-rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut :

a. Mencari jumlah keseluruhan ) : nilai peraspek dijumlahkan

b. Mencari Rentang : data terbesar – data terkecil

c. Mencari Median : angka yang terletak di tengah-tengah frekuensi

d. Mencari Modus : angka yang sering muncul di dalam frekuensi

e. Mencari rata-rata (X) :

)

f. Mencari Varians : pangkat dua dari simpangan baku, disimbolkan “s2” s2 =

g. Mencari Standar Deviasi (Simpangan Baku), disimbolkan “s”, diambil

dari akar hasil varians

Untuk pembahasan uji hipotesis (Uji-t) diperlukan, agar dapat

membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat diterima atau

ditolak. Dalam melakukan uji hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang

dapat terjadi, dan dikenal dengan nama: kekeliruan tipe I (menolak hipotesis

yang seharusnya diterima), dan kekeliruan tipe II (menerima hipotesis yang

seharusnya ditolak). Adapun rumus yang digunakan dalam menguji hipotesis

adalah sebagai berikut :

a. Mencari D : hasil post-test – hasil pre-test

b. Mencari D2 : hasil D dikuadratkan c. Mencari : jumlah D ditambahkan

(40)

e. Mencari t :

2

: jumlah

keseluruhan D2)

f. Mencari t tabel : dilihat dari tabel nilai-nilai dalam distribusi t. Jika t

hitung yang didapatkan dari t lebih besar dari t tabel, maka hipotesis

yang diajukan dapat diterima.

I. Analisis Data

Dalam kegiatan penelitian, kegiatan analisis data termasuk ke dalam

daftar yang sangat penting. Langkah ini dilakukan agar data yang telah

terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari

permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel yang

diukur adalah kemampuan kognitif siswa yang dilihat dari pembelajaran seni

tari berpasangan / kelompok Nusantara di dalam kelas. Kemampuan kognitif

siswa di dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek

pengetahuan, aspek pemahaman, dan aspek analisis. Pemaparan data

mengenai kemampuan kognitif siswa tersebut, didapatkan melalui data-data

kuantitatif, dan data-data kuantitatif ini dilihat dari perhitungan pre-test dan

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran seni tari termasuk ke dalam materi pelajaran seni

budaya di SMP Negeri 30 Bandung, namun dalam penyampaian materinya

guru seni budaya lebih banyak menerangkan tentang seni rupa dan musik,

untuk materi seni tari guru seni budaya tidak terlalu detail dalam

menerangkan, bahkan lebih terkesan tidak terlalu mementingkan materi seni

tari untuk disampaikan kepada siswa, oleh karena itu peneliti ingin

memberikan pengetahuan lebih tentang seni tari kepada siswa kelas VIII-C di

SMP Negeri 30 Bandung yang mungkin selama beberapa tahun ke belakang

tidak terlalu tersampaikan secara maksimal kepada siswa.

Penyampaian materi seni tari disini dibantu dengan pengaplikasian

sebuah model pembelajaran, yaitu model pembelajaran Advance Organizer.

Model pembelajaran ini lebih menekankan kepada pencapaian kemampuan

berpikir (kognitif) siswa dalam proses pembelajarannya, maka dari itu

peneliti hanya meneliti kemampuan berpikir (kognitif) siswa yang meliputi

aspek pengetahuan, pemahaman, dan analisis saja. Treatment dengan model

pembelajaran ini sudah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru seni

budaya yang bersangkutan, dan setelah diberi penjelasan mengenai model ini

menurut beliau model pembelajaran Advance Organizer dianggap cocok

dengan karakteristik siswa kelas VIII-C.

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan beberapa tes

untuk dapat mengetahui tingkat kemampuan berpikir (kognitif) siswa

sebelum dilakukan treatment dan setelah dilakukan treatment, sebelum

dilakukan treatment dinamakan pre-test, dan setelah dilakukan treatment

(42)

Berdasarkan pengamatan penelitian dari hasil pre-test dan hasil

post-test yang telah dilaksankan, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengaplikasian model pembelajaran Advance Organizer dapat

meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam mata pelajaran seni tari.

Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai siswa yang didapatkan sebelum

pengaplikasian model Advance Organizer dan setelah pengaplikasian

model Advance Organizer. Siswa mengalami peningkatan nilai yang

cukup besar, dari hasil rata-rata nilai pre-test yaitu 75,82 dengan nilai

tertinggi 84 dan nilai terendah 67 ke hasil rata-rata nilai post-test yaitu

84,48 dengan nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 76. Selain itu juga

peningkatan kemampuan berpikir siswa ini didukung dengan hasil

pengujian hipotesis uji-t, yang hasil perhitungannya menunjukan

signifikan (dipercaya) karena t hitung lebih besar dari t tabel atau 31,33

> 1,303, maka hasilnya pun signifikan. Hal ini membuktikan hipotesis

yang diajukan oleh peneliti bahwaaplikasi model pembelajaran Advance

Organizer dalam pembelajaran seni tari dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kognitif siswa dalam proses belajar mengajar di kelas, terutama

dalam aspek pengetahuan, pemahaman, analisis siswa. Sehingga siswa

mampu untuk menerima, menyimpan, dan mengungkapkan kembali

informasi yang telah diterima dari materi pembelajaran yang telah

disampaikan oleh guru di dalam kelas.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang peneliti

laksanakan di SMP Negeri 30 Bandung tentang pengaplikasian model

pembelajaran Advance Organizer pada pembelajaran seni tari, diharapkan

dapat memberikan implikasi bagi pengembangan pendidikan di bidang seni

(43)

Untuk pihak Sekolah, dengan penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang positif terhadap kebijakan sekolah dalam

pembelajaran seni budaya khususnya pada materi seni tari, agar pada tahun

ajaran berikutnya materi pembelajaran seni tari dapat tersampaikan secara

optimal kepada siswa tidak hanya sekedar memberikan tugas saja, karena

siswa membutuhkan beragam informasi tentang pengetahuan seni tari dan

penjelasan tentang pembelajaran seni tari yang didapatkan dari guru bidang

studi, sehingga di masa yang akan datang sekolah pun menjadi unggulan

dengan kemajuan program akademik di bidang seni.

Untuk guru bidang studi, dengan model pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi kepada

guru bidang studi seni budaya dalam memberikan materi seni tari kepada

siswa, dan untuk pelaksanaan pembelajarannya targantung pada kreativitas

guru bidang studi masing-masing, bagaimana dapat mengolah model

pembelajaran ini di dalam kelas dengan baik sehingga dapat meningkatkan

kemampuan berpikir (kognitif) siswa dalam pembelajaran seni tari.

Untuk siswa, melihat dari hasil penelitian yang dilaksanakan selama

empat kali pertemuan di dalam kelas, diharapkan ke depannya siswa dapat

lebih mengerti dan lebih memahami lagi tentang materi seni tari, dan dengan

model yang diaplikasikan dalam penelitian ini siswa diharapkan dapat lebih

menggali lagi berbagai informasi tentang seni tari yang bisa didapatkan di

dalam lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah.

Untuk peneliti selanjutnya yang memiliki topik kajian penelitian

yang serupa dengan skripsi ini, sekiranya skripsi ini dapat dijadikan sebuah

referensi penelitian, guna memaksimalkan dan mengoptimalkan hasil yang

(44)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Gulo, W. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia.

Joyce, Bruce. (2009). Models of Teaching Model-model pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Masunah, Juju. (2012). Tari Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Mulyasa, E. (2013). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahyubi, Heri. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran

Motorik Deskripsi dan Tinjauan Kritis. Majalengka, Jawa Barat: Nusa

Media.

Ruhimat, Toto. (2009). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.

RM, Yoyok, dkk. (2007). Pendidikan Seni Budaya. Jakarta: Yudhistira.

Syaodih S, Nana. (2010). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Syamsuddin M, Abin. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.

SP, Soedarso. (1990). Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana Yogyakarta.

(45)

Parmaitha, Linda Lidianti. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran

Nonkontekstual – Kontekstual dengan Materi Tari Wayang Jayengrana Gaya Sumedang Terhadap Apresiasi Seni Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Lembang. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

B. Internet

Nurkhanah. (2010). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://kumpulantugas-nurkhanah.blogspot.com/2010/12/makalah-model-pembelajaran.html... [23 Maret 2013].

[Online]. Tersedia: http://jagad-ilmu.blogspot.com/2009/08/karakteristik-anak-usia-smp-remaja-bab.html... [20 Februari 2013].

Rianawaty, Ida. (2011). Karakteristik Peserta Didik SMP. [Online]. Tersedia:

http://idarianawaty.wordpress.com/2011/07/09/karakteristik-peserta-didik-smp-implikasinya-dalam-pembelajaran-ipa/... [20 Februari 2013].

Referensi

Dokumen terkait

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL TGFU DENGAN MODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR DRIBBLE HOKI PADA SISWA SMA NEGERI 11 GARUT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya yang mengemukakan bahwa suatu budaya itu memiliki unsur - unsur tertentu, yang kemudian disepakati bahwa setiap budaya

Pengembangan Model Pelatihan Berbasis Kearifan Lokal Dalam Meningkatkan Profesionalisme Tutor Paket C Di Kabupaten Bone Bolango.. Universitas Pendidikan Indonesia

Sehubungan dengan survei dalam rangka penulisan skripsi yang sedang saya lakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU), maka Saya melakukan

[r]

[r]

Hipotesis dalam penelitian ini ialah Kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba, Proporsi dewan komisaris independen memoderasi hubngan kecakapan