• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KUBUS SATUAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP VOLUME BALOK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN ALAT PERAGA KUBUS SATUAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP VOLUME BALOK."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KUBUS SATUAN UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

VOLUME BALOK

(PenelitianTindakanKelasdi Sekolah Dasar Negeri Simpen V Kecamatan Balubur

Limbangan Kabupaten Garut)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSebagian Dari SyaratMemperolehGelar

SarjanaPendidikanJurusanPendidikan Guru SekolahDasar

Oleh Imas Masrini

1008373

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KUBUS SATUAN UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

VOLUME BALOK

(PenelitianTindakanKelasdi Sekolah Dasar Negeri Simpen V Kecamatan Balubur

Limbangan Kabupaten Garut)

Oleh Imas Masrini

DiajukanUntukMemenuhiSebagian Dari SyaratMemperolehGelar

SarjanaPendidikanJurusanPendidikan Guru SekolahDasar

©Imas Masrini 2013 Universitas pendidikan indonesia

Januari 2013

Hak cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)
(4)

I ABSTRAK

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KUBUS SATUAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP VOLUME BALOK

Oleh Imas Masrini

1008614

Penelitian ini mengkaji tentang judul “Penggunaan Alat Peraga Kubus Satuan untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Volume Balok”. Salah satu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana perencanaan pembelajaran siswa kelas V SDN Simpen V kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut dalam pemahaman konsep volume kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga kubus satuan?. (2) Bagaimana pelaksanaan belajar siswa kelas V SDN Simpen V kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut dalam pemahaman konsep volume kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga kubus satuan ?. (3) berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas v dalam pemahaman volume kubus dan balok dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat peraga ?. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Memperoleh gambaran perencanaan siswa kelas V SDN Simpen V kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut dalam pemahaman volume kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga kubus satuan. (2) Untuk mengungkap pelaksanaan belajar siswa kelas V SDN Simpen V kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut dalam pemahaman konsep volume kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga kubus satuan. (3) Untuk mengungkap besaran peningkatan hasil belajar kelas v dalam pemahaman konsep volume kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran dengan media kubus satuan melalui kerja kelompok dapat meningkatkan pemahaman konsep, dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 63,2 siklus II menjadi 69,6 pada siklus III menjadi 74,5. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga kubus satuan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa di kelas V SDN simpen V.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pembelajaran Matematika Tentang Volume Balok di Kelas V SD ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Pengertian Pembelajaran Matematika ... 9

3. Hakikat Matematika ... 10

4. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika di SD ... 10

5. Menentukan Volume Kubus dan Balok ... 11

B. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika ... 15

1. Pengertian Alat Peraga ... 15

2. Macam-macam Alat Peraga ... 15

3. Manfaat Alat Peraga ... 16

(6)

Vi

5. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran

Matematika ... 17

6. Alat Peraga Kubus Satuan ... 18

7. Peran Guru dalam Menggunakan Alat Peraga ... 19

8. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat Peraga ... 19

C. Pemahaman Konsep ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 22

B. Model PTK yang Dikembangkan ... 23

C. Lokasi Penelitian... 25

D. Subjek Penelitian ... 25

E. Prosedur Penelitian ... 25

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seolah ada pertanyaan bayangan mengapa matematika merupakan

salah satu pelajaran yang sulit di pahami dan siswa kurang memahami apa

yang di anjurkan ? apakah mungkin berkaitan dengan :

Pertama, guru masih mendominasi kelas sedangkan hanya beberapa

siswa yang aktif yaitu siswa yang pintar saja. Dalam proses pembelajaran,

guru lebih banyak aktif menjelaskan materi sedangkan siswa pasif dan

berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Sehingga saat di berikan latihan

soal masih banyak anak yang menjawab salah soal tersebut.

Kedua, guru dalam menyampaikan materi masih bersifat abstrak,

kurang menggunakan benda-benda manipulatif dalam mengkongkonkritkan

materi yang bersifat abstrak, dan mengajarkan materi hanya berfokus pada isi

buku paket saja, sehingga ada sebagian siswa yang mengerti dan siswa yang

lainnya duduk diam tidak mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh guru.

Jarangnya guru menggunakan di sebabkan oleh beberapa faktor di antaranya :

(a) Kurang tersedianya alat-alat peraga di sekolah, (b) Guru kurang paham

tentang cara penggunaan alat peraga.

Ketiga, matematika merupakan mata pelajaran yang kurang di senangi

karena di anggap pelajaran sulit, kaku dan menegangkan. Di kalangan siswa

Sekolah Dasar telah berkembang kesan yang kuat bahwa pelajaran matematika

merupakan pelajaran yang sulit untuk di pahami dan kurang menarik. Hasil

evaluasi belajar menunjukkan bahwa nilai rata-rata matematika lebih rendah

jika di bandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

Melihat kenyataan tersebut, peneliti mengambil alternatif yang dapat di

gunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan penggunaan

alat peraga. Guru di tuntut memiliki kreativitas dalam merancang alat peraga

yang dapat menarik perhatian siswa serta mempermudah siswa dalam

(8)

Alat peraga adalah alat (benda) yang di gunakan untuk memperagakan

fakta, konsep atau prinsip-prinsip tertentu agar tampak lebih nyata atau

konkret. Alat peraga merupakan alat bantu atau penunjang yang di gunakan

oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar pada siswa Sekolah

Dasar, alat peraga sangat di butuhkan, karena siswa Sekolah Dasar masih

berpikir real dan karena sifat matematika yang abstrak. Cara penyajian materi

merupakan faktor yang harus di perhatikan oleh guru agar siswa tertarik dan

senang belajar matematika.

Pendidikan di sekolah dasar sangat penting diselenggarakan untuk

meningkatkan pengetahuan, mengembangkan segala potensi yang ada dalam

diri siswa dan mengembangkan keterampilan dasarnya sesuai dengan

karakteristik perkembangan yang akan membentuk mereka menjadi manusia

yang bermartabat serta dapat berperan aktif di masyarakat. Di dalam

Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003 BAB II Pasal 3 menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari pernyataan di atas disebutkan bahwa salah satu fungsi dari

pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan, termasuk

didalamnya kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Di sekolah dasar,

kemampuan menulis dan membaca dipelajari dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia sedangkan kemampuan berhitung dipelajari dalam mata pelajaran

Matematika. Matematika merupakan cabang utama ilmu filsafat.Ilmu filsafat

merupakan ilmu yang menjadi ibu dari segala ilmu.Dengan demikian

pengajaran matematika menjadi salah satu hal yang sangat pokok dalam

menanamkan nilai-nilai dasar ilmu pengetahuan pada siswa.

DEPDIKNAS (2006:417) menyebutkan bahwa Tujuan pembelajaran

matamatika di Sekolah Dasar adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai

(9)

(1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep logaritma, secara luas, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) penggunaan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menysun bukti atau menjelaskan gagasan dan peryataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah, (5) memilki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Matematika sebagai suatu mata pelajaran di sekolah dasar dinilai

cukup memegang peranan penting, karena matematika merupakan suatu

sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis, analitis, kritis, kreatif,

dan sistematis. Oleh sebab itu, akan sangat penting jika matematika dapat

dikuasai sedini mungkin oleh para siswa untuk bertahan hidup pada keadaan

yang selalu berubah-ubah.

Namun pada kenyataan dilapangan, diperoleh gambaran bahwa

banyak siswa yang tidak menguasai matematika.Sebagaimana yang terjadi di

kelas V SDN Simpen V. Aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

matematika belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dibuktikan

dengan hasil pengamatan dan hasil tes belajar siswa kelas V SDN Simpen V

Kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garutpada tahun sebelumnya

yang menunjukkan bahwa hasil pembelajaran Matematika mengenai materi

tentang volume kubus dan balok diketahui hanya mencapai rata-rata 55.00

sementara Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebesar

60.00.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa

diantaranya ada yang dating dari diri siswa itu sendiri maupaun yang berasal

dari luar siswa.Faktor dari siswa misalnya motivasi belajar, minat belajar, dan

menganggap bahwa bahwa matematika sulit dipelajari. Sedangkangkan faktor

(10)

pembelajaran matematika cenderung pada ketercapaian target materi menurut

kurikulum atau buku ajar yang dipakai sebagai buku wajib, bukan pada

pemahaman materi yang dipelajari, kurangnya pengetahuan guru dalam

memilih dan memilah serta menggunakan pendekatan pembelajaran dan

sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa. Hal ini

didasarkan pada teori perkembangan Piaget ( Windayana et al. 2006:16 )

yang menyatakan bahwa:

Perkembangan stuktur kognitif anak meliputi tahap (1) sensori motorik usia 0-2 tahun, (2) praoperasional usia 2-6 tahun, (3) operasional konkret 6-12 tahun, (4) tahap formal usia 12 tafun keatas. Pada tahap operasional konkret, pada tahap ini anak sudah mulai berpikir logis, berpikir logis ini terjadi sebagai akibat adanya kegiatan anak memanipulasi benda-benda konkret.

William Brownel (Abied, http://www.masbied.com) menyatakan

bahwa „salah satu cara bagi anak-anak untuk mengembangkan pemahaman tentang matematika adalah dengan menggunakan dengan benda-benda tentu

ketika mereka mempelajari konsep matematika‟.

Dari peryataan-peryataan di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika di sekolah dasar harus menggunakan alat peraga

seperti benda-benda yang dekat dengan kegiatan sehari-harinya, karena siswa

sekolah dasar masih berada pada tahap berfikir konkret, sehingga konsep

matematika yang diajarkan oleh guru dapat dipahami dengan baik. Selain itu,

proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga akan memberikan

pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.

Untuk mengembangkan potensi siswa dalam pembelajaran

matematika dengan materi volume kubus dan balok, maka guru sebagai

penentu keberhasilan proses pembelajaran harus memberikan fasilitas,

motivasi dan bimbingan yang tepat untuk membantu siswa dalam belajar

serta dapat menggunakan berbagai alat peraga pembelajaran yang tepat. Salah

satu alat peraga pembelajaran yang dapat di pilih oleh guru dalam

pembelajaran tersebut adalah alat peraga kubus satuan untuk meningkatkan

(11)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk

melakukan penelitian, yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa pada materi pembelajaran volume kubus dan balok.Oleh karena

itu berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti menggambil judul

“Penggunaan Alat Peraga kubus satuan untuk Meningkatkan Hasil

Pemahaman konsep volume balok”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan diatas, maka dapat dikemukakan rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran siswa kelas V SDN Simpen V

kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut dalam pemahaman

konsep volume kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga kubus

satuan?

b. Bagaimana pelaksanaan belajar siswa kelas V SDN Simpen V kecamatan

Balubur Limbangan Kabupaten Garut dalam pemahaman konsep volume

kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga kubus satuan ?

c. berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas v dalam pemahaman

volume kubus dan balok dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat

peraga ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini

adalah:

a. Memperoleh gambaran perencanaan siswa kelas V SDN Simpen V

kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut dalam pemahaman

volume kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga kubus satuan.

b. Untuk mengungkap pelaksanaan belajar siswa kelas V SDN Simpen V

kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut dalam pemahaman

konsep volume kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga kubus

(12)

c. Untuk mengungkap besaran peningkatan hasil belajar kelas v dalam

pemahaman konsep volume kubus dan balok dengan menggunakan alat

peraga dapat meningkatkan hasil belajar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mamfaat bagi

semua pihak, terutama bagi Siswa, Guru, peneliti dan Sekolah.Adapun

mamfaat yang dapat diambil sebagai berikut.

a. Manfaat bagi siswa

(1) Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan

alat peraga kubus satuan dan Manfaat bagi siswa disamping dapat

meningkatkan hasil diharapkan belajar, PTK yang dilaksanakan guru

juga dapat menjadi model bagi siswa. Guru yang terampil

melaksanakan PTK akan selalu kritis terhadap hasil belajar siswa,

sehingga siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru. Sikap

kritis ini menjadi model bagi siswa untuk selalu menyikapi kinerjanya

dengan melakukan analisis dan berdampak positif bagi hasil belajar

siswa

(2) Siswa merasa senang dan tidak merasa jenuh karena belajar sambil

bermain

(3) Siswa tidak mudah lupa rumus karena sudah menguasai konsep

dasarnya

(4) Siswa dapat mengerjakan dengan benar.

b. Manfaat bagi guru

(1) Menambah pengetahuan, wawasan dan mengembangkan kompetensi

guru dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

bangun ruang

(2) Guru mudah menyampaikan materi secara kongkret

(3) Guru termotivasi untuk mengembangkan metode pembelajaran yang

(13)

c. Manfaat bagi sekolah

(1) Meningkatkan kualitas sekolah dan meningkan pembinaan guru-guru

dalam pembelajaran.

(2) Dapat meningkatkan prestasi sekolah terutama pada mata

pembelajaran matematika, dan dapat meningkatkan kinerja sekolah

melalui kompetensi mengajar guru.

d. Manfaat bagi peneliti

(1) Untuk menambah ilmu, wawasan dan pengalaman dalam

menggunakan alat peraga bangun ruang.

(2) Dapat mendapatkan gambaran mengenai pengaruh penggunaan alat

peraga terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

matematika.

E. Definisi Operasional

1. Alat peragaadalah seperangkat alat yang digunakan dalam pembelajaran,

dan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan

membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.

2. Dalam penelitian ini hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah

mengarahkan penelitian kemampuan ini diakhir tes setelah pembelajaran

yang meliputi kemampuan memahami konsep dan menerapkan konsep.

3. Pemahaman Konsep volume balok adalah kemampuan siswa

(14)
(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan penulis untuk melaksanakan penelitian ini

adalah dengan metode classroom action research atau lebih dikenal

dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada

tindakan guru ketika melaksanakan pembelajaran sebagai upaya untuk

memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal ini

senada dengan peryataan Hopkins (Muslich, 2009: 8) yang menyebutkan

bahwa:

PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku pendidikan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tidakan-tidakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

Selanjutnya untuk menguatkan penjelasan Hopkins mengenai PTK, maka (Aqib, 2006: 13) yang mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas”.

Dengan demikian sesuai dengan pendapat di atas maka PTK

merupakan suatu upaya yang dilakukan pendidik dalam rangka

memperbaiki praktek pembelajaran di kelas. Pada dasarnya PTK berbeda

dengan penelitian lain, karena PTK mempunyai karakteristik yang

berbeda. Wardani (2008: 1-5) menyebutkan beberapa karakteristik PTK

diantaranya:

1. Penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya;

2. Metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian;

3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi;

(16)

Berdasarkan karakteristik yang yang diungkapkan oleh Wardani

diatas dapat disimpulkan bahwa PTK harus dilaksanakan oleh guru untuk

mengatasi masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang

memuaskan.

B. Model PTK yang dikembangkan

Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode penelitian yang

digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model proses yang

digunakan dalam PTK ini adalah Model Proses Siklus (Putaran/Spiral)

yang mengacu pada model PTK Kemmis dan Mc. Taggart. Adapun

rancangan siklus penelitian memiliki empat tahapan kegiatan pada setiap

siklusnya, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan

(action), (3) observasi (observation), (4) refleksi (reflection). Setiap

tindakan yang dilaksanakan merupakan hasil refleksi dari tindakan

sebelumnya, dalam rangka mengadakan perubahan ke arah yang baik

sesuai faktor yang diteliti dalam perencanaan. Untuk lebih jelasnya, dapat

(17)

Gambar 3.1

Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral

Pada gambar diatas terlihat bahwa dalam pelaksanaan PTK,

dimulai tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi merupakan

suatu sistem yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang

lainnya. Setiap tindakan dimulai dengan tahap rencana, dimana peneliti

menyusun rencana pembelajaran, menyediakan lembar kerja siswa (LKS),

dan menyusun instrument penelitian. Perencanaan

Siklus 1

Refleksi

Tindakan/

Observasi Perbaikan

Rencana

Siklus 2

Tindakan/

Observasi Refleksi

Perbaikan

Rencana

Refleksi Siklus 3

Tindakan/

(18)

Kemudian rencana yang telah disusun tersebut dilaksanakan pada

tahap pelaksanaan. Selama pelaksanaan tindakan, dilakukan observasi

pada guru dan siswa yang terekam dalam lembar instrument. Selanjutnya

pada tahap refleksi, peneliti dan observer menganalisis proses

pembelajaran dan perilaku siswa maupun guru. Hasil refleksi tersebut

dijadikan rujukan untuk rencana perbaikan selanjutnya.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Simpen V Desa Simpen Kidul

Kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut.

D. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas

V Sekolah Dasar yang berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 6 siswa

laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini

diselenggarakan di SDN Simpen V, semester 1 tahun ajaran 2012/2013 dengan materi ”menentukan volume kubus dan balok” pada mata pelajaran matematika.

Salah satu alasan pemilihan siswa kelas V sebagai subjek

penelitian ini karena peneliti merupakan guru kelas V sdn Simpen V

sehingga memudahkan bagi peneliti dalam memperoleh data yang

diperlukan.

E. Prosedur Penelitian

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka peneliti melakukan

pembelajaran melalui pola Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam

penelitian ini terdapat dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari

beberapa tahap yaitu : perencanaan dan pelaksanaan.

Pada penelitian ini peneliti melakukan pola kegiatan sebagai

berikut :

1. Perencanaan

Tahap perencanaan adalah tahap dimana guru merencanakan

tindakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku

(19)

Perencanaan yaitu tidakan yang akan dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap

sebagai solusi.

Pada tahapan perencanaan penelitian merencanakan sebagai

berikut :

a) Permintaan izin kepada kepala sekolah selaku pemimpin Sekolah

Dasar Negeri Simpen V kemudian melakukan observasi dan

wawancara, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran

awal tentang SD Negeri Simpen V secara keseluruhan dan keadaan

kegiatan pembelajaran matematika pada siswa kelas V khususnya.

b) Identifikasi masalah dalam pelaksaan pembelajaran matematika

kurikulum 2006 di kelas V, yang meliputi standar kelulusan (SKL),

Standar Isi (SI), buku sumber dan bahan-bahan/alat-alat yang

digunakan dalam menerapan pada pembelajaran matematika.

c) Menyusun rencana rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan

dalam siklus.

d) Merancang alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran.

e) Menyusun instrumen observasi.

f) Menyusun teknik wawancara.

g) Menyusun lembar kerja siswa, lembar observasi, serta

mempersiapkan alat peraga.

2. Pelaksanaan tindakan

a) Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedurnya

Tahap tindakan merupakan tahap dimana guru

melaksanakan tindakan yang harus dilakukan oleh penulis sebagai

upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

Penelitian mengupayakan suatu tindakan yang dilaksanakan

agar dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

volume kubus dan balok dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus yang

(20)

Secara lebih rinci pelaksanaan tindakan untuk setiap siklus

dapat diuraikan sebagai berikut :

Siklus I

a. Perencanaan

1) Peneliti melakukan analisis standar isi pada kurikulum

pembelajaran untuk mengetahui kompetensi dasar yang

akan disampaikan kepada siswa di kelas dengan

menggunakan alat peraga kubus satuan dalam

meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V.

2) Membuat rencana pembelajaran dengan materi menentukan

volume kubus dan balok.

3) Membuat alat peraga kubus satuan.

4) Menyiapakan dan membuat lembar kerja siswa.

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

6) Memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar.

7) Membimbing siswa untuk aktif bertanya.

8) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

sehingga siswa tidak merasa tegang.

9) Siswa dlibatkan dalam penggunaan alat peraga.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

serta menyampaikan informasi tentang langkah-langkah

pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Menyajikan materi dengan menggunakan alat peraga kubus

satuan.

3) Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, peneliti

memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi

memulai tanya jawab tentang volume kubus.

4) Siswa melakukan kegiatan yang ada dalam LKS mengenai

(21)

5) Guru memantau sambil membimbing siswa selama proses

pembelajaran.

6) Siswa melaporkan hasil diskusi.

7) Melakukan evaluasi pembelajaran.

8) Mengadakan refleksi.

9) Menutup pembelajaran dengan penguatan materi.

Media :

1) Kubus satuan.

2) Dus berbentuk kubus

Evaluasi : Dilaksanakan dengan proses pembelajaran dengan

menggunakan LKS dan tes soal.

Siklus II

a. Perencanaan

1) Peneliti melakukan analisis standar isi pada kurikulum

pembelajaran untuk mengetahui kompetensi dasar yang

akan disampaikan kepada siswa di kelas dengan

menggunakan alat peraga kubus satuan dalam

meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V.

2) Membuat rencana pembelajaran dengan materi menentukan

volume kubus dan balok.

3) Membuat alat peraga kubus satuan.

4) Menyiapakan dan membuat lembar kerja siswa.

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

6) Memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar.

7) Membimbing siswa untuk aktif bertanya.

8) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

sehingga siswa tidak merasa tegang.

(22)

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

serta menyampaikan informasi tentang langkah-langkah

pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Menyajikan materi dengan menggunakan alat peraga kubus

satuan.

3) Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, peneliti

memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi

memulai tanya jawab tentang volume balok.

4) Siswa melakukan kegiatan yang ada dalam LKS mengenai

cara menentukan volume balok.

5) Guru memantau sambil membimbing siswa selama proses

pembelajaran.

6) Siswa melaporkan hasil diskusi.

7) Melakukan evaluasi pembelajaran.

8) Mengadakan refleksi.

9) Menutup pembelajaran dengan penguatan materi.

Media :

1) Kubus satuan.

2) Dus berbentuk balok.

Evaluasi : Dilaksanakan dengan proses pembelajaran dengan

menggunakan LKS dan tes soal.

Siklus III

a. Perencanaan

1) Peneliti melakukan analisis standar isi pada kurikulum

pembelajaran untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan

disampaikan kepada siswa di kelas dengan menggunakan alat

peraga kubus satuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa di

kelas V.

2) Membuat rencana pembelajaran dengan materi menentukan

(23)

3) Membuat alat peraga kubus satuan.

4) Menyiapakan dan membuat lembar kerja siswa.

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

6) Memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar.

7) Membimbing siswa untuk aktif bertanya.

8) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga

siswa tidak merasa tegang.

9) Siswa dlibatkan dalam penggunaan alat peraga.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

serta menyampaikan informasi tentang langkah-langkah

pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Menyajikan materi dengan menggunakan alat peraga kubus

satuan.

3) Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, peneliti memulai

pembelajaran dengan melakukan apersepsi memulai tanya

jawab tentang volume kubus dan balok.

4) Siswa melakukan kegiatan yang ada dalam LKS mengenai cara

menentukan volume kubus dan balok.

5) Guru memantau sambil membimbing siswa selama proses

pembelajaran.

6) Siswa melaporkan hasil diskusi.

7) Melakukan evaluasi pembelajaran.

8) Mengadakan refleksi.

9) Menutup pembelajaran dengan penguatan materi.

Media :

1) Kubus satuan.

2) Dus berbentuk kubus dan balok.

Evaluasi : Dilaksanakan dengan proses pembelajaran dengan

(24)

3. Observasi

Tahap observasi adalah tahap dimana guru sebagai penulis

mengamati hasil yang diperoleh atau dampak dari tindakan-tindakan

yang telah dilaksanakan oleh siswa dalam pembelajaran.

Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung

terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam tindakan

penelitian tindakan kelas (PTK). Tujuan pokok observasi adalah untuk

mengetahui sesuai atau tindaknya tindakan dan untuk mengetahui ada

tidaknya perubahan yang terjadi selama tindakan berlangsung.

Pelaksanaan tindakan diharapkan dapat memperbaiki mutu

pendidikan dan prestasi anak di sekolah.

a. Selama proses pembelajaran berlangsung observer mengawasi

jalanya pembelajaran dengan cermat.

b. Penggunaan alat peraga sesui dengan materi pembelajaran.

c. Mengamati respon siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga.

d. Mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran.

e. Pemberian evalusi dan penguatan materi.

f. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.

g. Seluruh siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

4. Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahap untuk mengkaji, melihat dan

mempertimbangkan atas hasil dan proses dari setiap tindakan. Dari

hasil refleksi ini dilakukan perbaikan terhadap rencana awal.

Tahap ini dilakukan setelah stu tidakan dilaksanakan. Hasil dari

tindakan tersebut dikaji, dilihat, dipertimbangkandari aspek berbagai

aspek. Pada setiap akhir tindakan penelitian bersama observer

mendeskripsikan hasil pelaksanaan tidakan dan membuat rencana

pembelajaran baru untuk dilaksanakan pada tindakan selanjutnya. Dan

pelaksanaan refleksi guru memerlukan metode variasi agar

(25)

F. Instrumen penelitian

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

(1) Instrumen Tes

Tes adalah kegiatan atau proses sistematis mengukur

kemampuan/kondisi seseorang. Kegiatan tes (testing) selalu

menggunakan alat yang juga disebut tes (test). Dalam tulisan ini pengertian tes lebih mengacu kepada ”alat” dari pada ”kegiatan”. Oleh sebab itu tes diartikan sejumlah pertanyaan yang oleh subjek dijawab

benar atau salah, atu sejumlah tugas yang oleh subjek dilaksanakan

dengan berhasil atu gagal, sehingga kemampuan subjek dapat

dinyatakan dengan skor atau dinilai berdasarkan skala tertentu.

Alat evaluasi yang digunakan dalam penskoran menggunakan

Analisis Tes (Anates), langkah-langkah analisis sebagai berikut :

(a) Membuat tabel hasil penyekoran

(b) Menghitung reliabilitas

Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi)

suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk

menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-rubah).

Tes yang reliabel atau dapat dipercaya adalah tes yang

menghasilkan skor secara ajeg, relatif tidak berubah walaupun

diteskan pada situasi dan waktu yang berbeda-beda.

(c) Menghitung daya pembeda butir soal

Daya pembeda menunjukkan sejauh mana tiap butir

soal mampu membedakan siswa yang menguasai bahan dan

siswa tidak menguasai bahan. Butir soal yang daya

pembedanya rendah, tidak ada mamfaatnya, malahan dapat

merugikan siswa yang belajar sungguh-sungguh.

(26)

Tingkat kesukaran menunjukkan apakah butir soal

tergolong sukar, sedang atau mudah. Tes yang baik memuat

kira-kira 25% soal mudah, 50% sedang dan 25% sukar. Butir

sooal yang terlalu sukar atau terlalu mudah sehingga dapat

dijawab oleh semua hampir siswa, sebaiknya dibuang karena

tidak bermamfaat.

(e) Mengetahui homogenitas butir soal

Tingkat homogenitas (tingkat konsistensi) soal

menunjukkan apakah tiap butir soal mengukur aspek atau

kompetensi yang sama, atau sejauh mana tiap butir soal

menyumbang skor total tiap siswa. Butir soal yang homogen

adalah yang menunjang skor total. Sebaliknya, butir soal yang

tidak seiring dengan skor total dikatakan tidak homogen, dan

lebih baik dibuang atau direvisi.

Setelah dilakukan uji soal, maka rekapitulasi analisis

butir untuk tes siklus I, tes siklus II dan siklus III sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus I

No No. Butir Asli

T DP

(%) T.

Kesukaran

Korelasi Sign. Kolerasi

keputusan

1 1 2,13 44,00 Sukar 0,714 Sangat

Signifikan

Digunakan

2 2 1,00 70,00 Sedang 0,857 Sangat

Signifikan

Digunakan

3 3 1,00 78,00 Sedang 0,868 Sangat

Signifikan

Digunakan

4 4 8,54 54,00 Sedang 0,711 Sangat

Signifikan

Digunakan

(27)
[image:27.595.118.515.111.141.2]

Tabel 3.2

Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus II

No No.

Butir

Asli

T DP

(%) T.

Kesukaran

Korelasi Sign. Kolersi keputusan

1 1 5,16 74.00 Sedang 0.778 Sangat Signifikan Digunakan

2 2 2,90 54.00 Mudah 0.750 Sangat Signifikan Digunakan

3 3 1,63 28.00 Sukar 0.590 Signifikan Digunakan

4 4 3,63 50.00 Mudah 0.616 Signifikan Digunakan

5 5 4,80 56.00 Mudah 0.754 Sangat Signifikan Digunakan

Tabel 3.3

Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus III

No No.

Butir

Asli

T DP

(%)

T.

Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Keputusan

1 1 4.47 884.00 Sedang 0.628 Signifikan Digunakan

2 2 2.90 810.00 Mudah 0.667 Signifikan Digunakan

3 3 2.99 784.00 Sedang 0.585 Signifikan Digunakan

4 4 3.94 790.00 Sedang 0.598 Signifikan Digunakan

5 5 6.50 862.00 Sukar 0.644 Signifikan Digunakan

[image:27.595.116.562.225.730.2]
(28)

a. Lembar Observasi

Lembar observasi ditujukan untuk mengetahui aktivitas

siswa dan guru selama kegiatan belajar berlangsung. Lembar

observasi di isi oleh observer pada setiap siklus. Data yang

diperoleh dari lembar observer dijadikan masukan bagi peneliti

untuk melakukan refleksi pada kegiatan berikutnya. Berikut

adalah contoh lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

Tabel 3.4

Contoh Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

No Langkah-langkah kegiatan Aktivitas

Guru

Aktivitas

Siswa

1 Pendahuluan

- Mempersiapkan proses

pembelajaran

- Berdoa

- Mengabsen siswa

- Memotivasi siswa

2 Kegiatan Inti

- Mengkondisikan siswa ke

dalam kelompok-kelompok

belajar

- Mengorganisasikan siswa ke

dalam kelompok-kelompok

belajar

3 Penutup

(29)

Balubur Limbangan, November 2012

Observer

Asep Rahmat. S.Pd

NIP.19660405196101002

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan salah satu alat

pengumpulan data yang dipergunakan untuk memperoleh data

secara objektik yang tidak terekam melalui lembar observasi

selama pelaksanaan tindakan penelitian. Catatan lapangan

berfungsi untuk mencatat informasi mengenai temuan-temuan

atau kejadian-kejadian penting selama proses penelitian yang

dapat dipakai sebagai bahan untuk analisis dan refleksi. Berikut

contoh tabel catatan lapangan.

Tabel 3.5

Contoh Lembar Catatan Lapangan

Lembar Catatan Lapangan

Siklus :

(30)

Waktu :

Tahap Kegiatan Temuan

Apa yang diketahui siswa selama

pembelajaran berlangsung

Apa yang telah dipelajari oleh siswa

selama pembelajaran berlangsung

Balubur Limbangan, November 2012

Peneliti

Imas Masrini

NIM. 1008373

(3) Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah berupa panduan yang disajikan melalui

permasalahan yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas

pembelajaran di kelas. Dimana LKS ini merupakan alat untuk

menuntun siswa dalam melakukan proses pembelajaran supaya

siswa dapat memahami materi yang sedang diajarkan. Berikut

[image:30.595.106.517.105.690.2]

contoh LKS.

Tabel 3.6

Contoh Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa

(31)

Materi :

Kelas/Semester :

Hari/Tanggal :

Kelompok :...

Nama : 1...

2...

3...

4...

Langkah-langkah kegiatan

1. Lakukan kegiatan ini secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas

empat orang.

2. Setiap kubus-kubus satuan sebanyak yang dibutuhkan.

3. Buatlah susunan-susunan yang berbentuk balok dengan ukuran tertentu.

Misalnya : panjang = 4 kubus satuan

Lebar = 3 kubus satuan

Tinggi = 2 kubus satuan

4. Setelah terbentuk, hitunglah banyaknya kubus satuan yang menyesunnya.

5. Ulangi langkah 3 dan 4 dengan ukuran yang berbeda,

(4) Dokumentasi

Dokumen digunakan sebagai alat penunjang yang dapat

(32)

yang digunakan adalah kamera foto. Hasil dari penggunaan kamera

foto ini berupa foto-foto yang dapat dilampirkan sebagai salah satu

data penunjang, sehingga dapat memberikan gambaran objektif

mengenai pelaksanaan penelitian.

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Menjelaskan bahwa teknik pengolahan data yang digunakan

adalah teknik kuantitatif dan kualitatif dengan kerangka analisis

sebagai berikut:

a. Seleksi data, pengelompokan data, dan interprestasi data;

b. Evaluasi dan refleksi terhadap hasil interpretasi data;

c. Tindak lanjut atau rekomendasi;

Kerangka pengolahan data dan analisis data tersebut di atas

akan diberlakukan pada setiap siklus tindakan sampai perbaikan

pembelajaran dianggap optimal. Target optimal dimaksudkan baik

untuk kinerja guru maupun hasil belajar siswa.

2. Analisis Data

Sebagai dasar pengajuan terhadap hipotesis tindakan yang telah

dirumuskan dan sebagai dasar untuk mengambil keputusan maka data

yang diperoleh peneliti selanjutnya akan dianalisis. Analisis data

dilakukan dengan cara membandingkan transkip setiap instrumen

kegiatan atau hasil kerja siswa pada setiap kegiatan. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis yang sifatnya kuantitatif

dan kualitatif.

a. Data kuantitatif

Data kuantitatif ini diperoleh dari tes siklus untuk hasil

(33)

diperoleh, maka selanjutnya dilakukan analisis data dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1) Penskoran

Sebelum melakukan tes pemahaman matematika kepada

siswa untuk setiap siklus, maka di tentukan aturan penskoran

untuk setiap item soal. Aturan penskoran yang diadaptasi dari

[image:33.595.118.539.222.615.2]

Randall di tetapkan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Aturan Penskoran Setiap Item Tes

Skor Deskripsi

0 Siswa tidak merespon sama sekali

1 Siswa menulis secara penyelesaian benar, jawaban salah

3 Siswa tidak menulis cara penyelesaian, jawaban benar

5 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban benar

8 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban salah

10 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban benar

2) Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus ( Purwanto,

dalam Prabawanto : 2011

Setandar ketuntasan yang digunakan adalah mean. Adapun

(34)

Keterangan:

�: Mean/Nilai Rata-Rata ∑x : Jumlah Skor Keseluruhan n : Banyaknya sampel

b. Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari deskripsi kekurangan dan

kelebihan yang tergambar dalam lembar observasi guru dan lembar

observasi siswa. Dari deskripsi tersebut direfleksikan dan didiskusikan

dengan para pengamat kemudian direncanakan perbaikan – perbaikan

untuk siklus selanjutnya agar dapat memperbaiki

kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Hal ini dilakukan

untuk memperbaiki pembelajaran yang lebih baik dan agar

pemahaman siswa meningkat.

Hasil wawancara siswa akan diolah dengan cara,

mengumpulkan seluruh hasil wawancara, kemudian menarik

kesimpulan dari hasil keseluruhan wawancara tersebut. Penarikan

jesimpulan ini akan silakukan oleh peneliti bersama dengan pengamat.

Pada wawancara ini, akan dipilih siswa beberapa orang untuk

diwawancarai. Siswa yang akan diwawancara tersebut akan dipilih

secara heterogen. Penarikan kesimpulan akan dilakukan dengan cara

memilih hasil wawancara yang paling mewakili keseluruhan

wawancara.

Selanjutnya, hal-hal yang perlu diperbaiki akan dilakukan

perbaikan pada siklus berikutnya. Data-dat tersebut akan disajikan

secara deskripsi dari setiap hasil penelitian yang diperoleh. Setelah itu,

akan didiskusikan secara berkesinambungan dengan para dosen

pembimbing dengan tujuan untuk memperoleh perbaikan-perbaikan

(35)

Dengan cara ini diharapkan setiap siklus mengalami

peningkatan perbaikan. Agar pembelajaran efektif, sehingga hasil

pembelajaran akan sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu lembar

wawancara juga digunakan untuk mengetahui penyebab-penyebab

siswa yang mengalami penurunan skor dari siklusI ke siklus II. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui penyebab dari penueunan skor yang

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, dan hasil yang diperoleh selama

penelitian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman

konsep menghitung volume kubus dan balok.Seperti yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebaga

iberikut :

1. Perencanaan pembelajaran pada dasarnya memiliki sistematika yang

sama yang terdiri dari Identitas, Standar Kompetensi, Kompetensi

Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran,Materi Ajar,Metode

Pembelajaran, Langkah-langkah Pembelajaran yang berisi (awal, inti,

penutup), Alat/bahan dan sumberbelajar, Penilaian serta Evaluasi,

namun dalam perencanaan alat peraga kubus satuan memiliki cirri

khusus sebagai berikut:

a. Persiapan Alat Peraga, jumlah alat peraga di sesuaikan dengan

kebutuhan siswa, dan alat peraga kubus satuan lebih bervariasi agar

siswa lebih tertarik untuk belajar.

b. Cara Penggunaan AlatPeraga, guru menerangkan lebih jelas dan

melibatkan siswa dengan meminta siswa untuk maju kedepan

dengan bimbingan guru siswa menerangkan alat peraga kubus

satuan.

2. Pelaksanaan

a. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I,II dan siklus II pada

dasarnya memiliki sistematika yang sama yaitu meliputi proses:

1) Guru menjelaskan cara menghitung volume kubus dan balok

dengan menggunakan alat peraga kubus satuan dengan jelas,

kemudian siswa diminta menghitung jumlah kubus satuan yang

(37)

meminta siswa untuk bertanya. Guru membuat kelompok siswa

untuk berdiskusi dalam mengerjakan LKS, membuat

lembarpost-test untuk menilai penguasaan pemahaman siswa.

2) Siswa berinteraksi langsung dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga kubus satuan untuk menentukan

volume kubus danbalok. Dan siswa sudah bias membuat

sendiri alat peraga kubus satuan untuk menentukan volume

kubus dan balok.

b. Pelaksanaan penggunaan alat peraga kubus satuan memberika

dampak yang positif terhadap peningkatan pemahaman konsep

volume kubus dan balok, dapat meningkatkan pemahaman konsep

volume kubus dan balok, dan dapat meningkatkan aktifitas siswa

dalam pembelajaran baikaktifitas fisik maupun mental.

3. Hasil belajar siswa pada materi menentukan volume kubus dan balok

dengan menggunakan alat kubus satuan mengalami peningkatan pada

setiap siklus. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata siswa,

peningkatan rata-rata nilai siswa pada siklus I sebesar 63,2, siklus II

sebesar 69,6, dan pada siklus III sebesar 74,5. Maka siswa dikatakan

telah memahami konsep tentang menghitung volume kubus dan balok.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian dan kajian teoritis

yang diperoleh, maka untuk menyempurnakan proses pembelajaran yang

akan dating dengan menggunakan alat peraga dapat dikemukakan saran

sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan pemahaman konsep volume kubus dan balok,

guru harus menciptakan kondisi pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan untuk anak dengan menyediakan alat peraga yang

bervariasi dan sesuai pada setiap kegiatan pembelajaran, memotivasi

siswa untuk belajar,memberikan kesempatan siswa untuk terlibat

langsung dalam proses pembelajaran dan menghargai setiap ide yang

(38)

2. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya

mempersiapkan dan merencanakan kegiatan pembelajaran sengan baik,

mempersiapkan berbagai bahan dan sumber yang dibutuhkan dalam

kegiatan pembelajaran, menyediakan alat peraga yang mudah

digunakan, dapat menarik minat siswa untuk belajar dan dapat

memberikan bimbingan bagi siswa terutama yang mengalami

kesulitan.

3. Kepala sekolah hendaknya menyediakan media pembelajaran

matematika.

(39)

86

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2011). Teori Belajar Matematika untuk Mengajar Matematika di SD. [Online]. Tersedia: http://www.masbied.com/searct/skripsi-matematika-sd. [13 November 2012].

Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : Yrama Widia.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Bruner, Hudoyo. (1990). Teori Belajar [Online]. Tersedia:

http://www.8tunas8.wordpress.com/teori-belajar-mengajar. [31 Januari 2013].

B. Harahap. (1990). Ensiklopedia. PT Grasindo Jakarta.

Depdikbud. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. (2000). Pedoman Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga/Praktik Sederhana Mata Pelajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: CV Tidar.

Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Jakarta:

Depdiknas.

Karno To. (2003). Analisis Tes (Pengantar ke program Komputer ANATES). Bandung.

Karso, dkk. (1988). Pendidikan Matematika 1. [Online]. Tersedia:

http://pamungka.wordpress.com/2011/04/11/ptk-matematika-kelas-iv-semester-ii. [6 januari 2013]

Kasijan, (1984). Dasar-dasar Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Krisna. (2009). Pengertian Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://kristnal.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-ciri-ciri-pembelajaran/.[13 November 2012].

Mulyono. (1999). Kesulitan Belajar Matematika. Jakarta: Gramedia.

Muslich, Mansur. (2009). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta : Bumi Aksara.

Poerwadarminta, (1988). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Sudjana. (2002 ). Media Pengajaran. [Online]. Tersedia: www.sarjanaku.com › Pembelajaran - Translate this page. [15 November 2012]

(40)

86

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. (2003). Sistem

Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Bandung: Citra Umbara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:Upi Press.

Wardhani, I. And Wihardit, K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Windayana, et al. (2006). Modul Pendidikan Matematika I. Bandung : UPI.

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1 Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus I
Tabel 3.2
Tabel 3.4 Contoh Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat pengaruh yang signifikan antara penyampaian pendidikan kesehatan reproduksi oleh kelompok sebaya (peer group) terhadap pengetahuan seks pranikah remaja RW 12 Desa

Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan.. Pengantar

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

Penambahan air dalam proses pengepressan (screw press) akan berpengaruh besar terhadap presentase kehilangan dari minyak kelapa sawit, maka dari itu dilakukan penelitian

Pengaduan masyarakat yang disampaikan kepada I nspektorat Jenderal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, dilakukan pengkajian oleh I nspektur terkait untuk dilakukan audit

Pada kesempatan ini penulis mencoba mempraktekkan langsung digital recording menggunakan komputer yang biasa digunakan oleh penulis, dengan software Cakewalk Pro Audio 9, dan

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya manajemen laba yang bersifat income increasing yang dilakukan oleh perusahaan target sebelum peristiwa akuisisi, mengetahui

Teknik pengumpulan data yang diperoleh dari proses pengelasan yang dilakukan dari hasil pengujian impak terhadap benda uji sebanyak 14 spesimen, masing-masing 7 spesimen pada