• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KUBUS SATUAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP VOLUME BALOK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN ALAT PERAGA KUBUS SATUAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP VOLUME BALOK."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pembelajaran Matematika Tentang Volume Balok di Kelas V SD ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Pengertian Pembelajaran Matematika ... 9

3. Hakikat Matematika ... 10

4. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika di SD ... 10

5. Menentukan Volume Kubus dan Balok ... 11

B. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika ... 15

1. Pengertian Alat Peraga ... 15

2. Macam-macam Alat Peraga ... 15

3. Manfaat Alat Peraga ... 16

(2)

Matematika ... 17

6. Alat Peraga Kubus Satuan ... 18

7. Peran Guru dalam Menggunakan Alat Peraga ... 19

8. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat Peraga ... 19

C. Pemahaman Konsep ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 22

B. Model PTK yang Dikembangkan ... 23

C. Lokasi Penelitian ... 25

D. Subjek Penelitian ... 25

E. Prosedur Penelitian ... 25

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 42

B. Pembahasan ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seolah ada pertanyaan bayangan mengapa matematika merupakan salah satu pelajaran yang sulit di pahami dan siswa kurang memahami apa yang di anjurkan ? apakah mungkin berkaitan dengan :

Pertama, guru masih mendominasi kelas sedangkan hanya beberapa siswa yang aktif yaitu siswa yang pintar saja. Dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak aktif menjelaskan materi sedangkan siswa pasif dan berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Sehingga saat di berikan latihan soal masih banyak anak yang menjawab salah soal tersebut.

Kedua, guru dalam menyampaikan materi masih bersifat abstrak, kurang menggunakan benda-benda manipulatif dalam mengkongkonkritkan materi yang bersifat abstrak, dan mengajarkan materi hanya berfokus pada isi buku paket saja, sehingga ada sebagian siswa yang mengerti dan siswa yang lainnya duduk diam tidak mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh guru. Jarangnya guru menggunakan di sebabkan oleh beberapa faktor di antaranya : (a) Kurang tersedianya alat-alat peraga di sekolah, (b) Guru kurang paham tentang cara penggunaan alat peraga.

Ketiga, matematika merupakan mata pelajaran yang kurang di senangi karena di anggap pelajaran sulit, kaku dan menegangkan. Di kalangan siswa Sekolah Dasar telah berkembang kesan yang kuat bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk di pahami dan kurang menarik. Hasil evaluasi belajar menunjukkan bahwa nilai rata-rata matematika lebih rendah jika di bandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

(4)

Alat peraga adalah alat (benda) yang di gunakan untuk memperagakan fakta, konsep atau prinsip-prinsip tertentu agar tampak lebih nyata atau konkret. Alat peraga merupakan alat bantu atau penunjang yang di gunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar pada siswa Sekolah Dasar, alat peraga sangat di butuhkan, karena siswa Sekolah Dasar masih berpikir real dan karena sifat matematika yang abstrak. Cara penyajian materi merupakan faktor yang harus di perhatikan oleh guru agar siswa tertarik dan senang belajar matematika.

Pendidikan di sekolah dasar sangat penting diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan, mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri siswa dan mengembangkan keterampilan dasarnya sesuai dengan karakteristik perkembangan yang akan membentuk mereka menjadi manusia yang bermartabat serta dapat berperan aktif di masyarakat. Di dalam Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003 BAB II Pasal 3 menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari pernyataan di atas disebutkan bahwa salah satu fungsi dari pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan, termasuk didalamnya kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Di sekolah dasar, kemampuan menulis dan membaca dipelajari dalam mata pelajaran bahasa Indonesia sedangkan kemampuan berhitung dipelajari dalam mata pelajaran Matematika. Matematika merupakan cabang utama ilmu filsafat.Ilmu filsafat merupakan ilmu yang menjadi ibu dari segala ilmu.Dengan demikian pengajaran matematika menjadi salah satu hal yang sangat pokok dalam menanamkan nilai-nilai dasar ilmu pengetahuan pada siswa.

(5)

(1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep logaritma, secara luas, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) penggunaan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menysun bukti atau menjelaskan gagasan dan peryataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah, (5) memilki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Matematika sebagai suatu mata pelajaran di sekolah dasar dinilai cukup memegang peranan penting, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis, analitis, kritis, kreatif, dan sistematis. Oleh sebab itu, akan sangat penting jika matematika dapat dikuasai sedini mungkin oleh para siswa untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah-ubah.

Namun pada kenyataan dilapangan, diperoleh gambaran bahwa banyak siswa yang tidak menguasai matematika.Sebagaimana yang terjadi di kelas V SDN Simpen V. Aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan dan hasil tes belajar siswa kelas V SDN Simpen V Kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garutpada tahun sebelumnya yang menunjukkan bahwa hasil pembelajaran Matematika mengenai materi tentang volume kubus dan balok diketahui hanya mencapai rata-rata 55.00 sementara Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebesar 60.00.

(6)

kurikulum atau buku ajar yang dipakai sebagai buku wajib, bukan pada pemahaman materi yang dipelajari, kurangnya pengetahuan guru dalam memilih dan memilah serta menggunakan pendekatan pembelajaran dan sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa. Hal ini didasarkan pada teori perkembangan Piaget ( Windayana et al. 2006:16 ) yang menyatakan bahwa:

Perkembangan stuktur kognitif anak meliputi tahap (1) sensori motorik usia 0-2 tahun, (2) praoperasional usia 2-6 tahun, (3) operasional konkret 6-12 tahun, (4) tahap formal usia 12 tafun keatas. Pada tahap operasional konkret, pada tahap ini anak sudah mulai berpikir logis, berpikir logis ini terjadi sebagai akibat adanya kegiatan anak memanipulasi benda-benda konkret.

William Brownel (Abied, http://www.masbied.com) menyatakan

bahwa „salah satu cara bagi anak-anak untuk mengembangkan pemahaman tentang matematika adalah dengan menggunakan dengan benda-benda tentu

ketika mereka mempelajari konsep matematika‟.

Dari peryataan-peryataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar harus menggunakan alat peraga seperti benda-benda yang dekat dengan kegiatan sehari-harinya, karena siswa sekolah dasar masih berada pada tahap berfikir konkret, sehingga konsep matematika yang diajarkan oleh guru dapat dipahami dengan baik. Selain itu, proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga akan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.

(7)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian, yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran volume kubus dan balok.Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti menggambil judul

“Penggunaan Alat Peraga kubus satuan untuk Meningkatkan Hasil Pemahaman konsep volume balok”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran siswa kelas V SDN Simpen V kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut dalam pemahaman konsep volume kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga kubus satuan?

b. Bagaimana pelaksanaan belajar siswa kelas V SDN Simpen V kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut dalam pemahaman konsep volume kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga kubus satuan ?

c. berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas v dalam pemahaman volume kubus dan balok dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat peraga ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah:

a. Memperoleh gambaran perencanaan siswa kelas V SDN Simpen V kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut dalam pemahaman volume kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga kubus satuan. b. Untuk mengungkap pelaksanaan belajar siswa kelas V SDN Simpen V

(8)

c. Untuk mengungkap besaran peningkatan hasil belajar kelas v dalam pemahaman konsep volume kubus dan balok dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mamfaat bagi semua pihak, terutama bagi Siswa, Guru, peneliti dan Sekolah.Adapun mamfaat yang dapat diambil sebagai berikut.

a. Manfaat bagi siswa

(1) Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga kubus satuan dan Manfaat bagi siswa disamping dapat meningkatkan hasil diharapkan belajar, PTK yang dilaksanakan guru juga dapat menjadi model bagi siswa. Guru yang terampil melaksanakan PTK akan selalu kritis terhadap hasil belajar siswa, sehingga siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru. Sikap kritis ini menjadi model bagi siswa untuk selalu menyikapi kinerjanya dengan melakukan analisis dan berdampak positif bagi hasil belajar siswa

(2) Siswa merasa senang dan tidak merasa jenuh karena belajar sambil bermain

(3) Siswa tidak mudah lupa rumus karena sudah menguasai konsep dasarnya

(4) Siswa dapat mengerjakan dengan benar. b. Manfaat bagi guru

(1) Menambah pengetahuan, wawasan dan mengembangkan kompetensi guru dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun ruang

(2) Guru mudah menyampaikan materi secara kongkret

(9)

c. Manfaat bagi sekolah

(1) Meningkatkan kualitas sekolah dan meningkan pembinaan guru-guru dalam pembelajaran.

(2) Dapat meningkatkan prestasi sekolah terutama pada mata pembelajaran matematika, dan dapat meningkatkan kinerja sekolah melalui kompetensi mengajar guru.

d. Manfaat bagi peneliti

(1) Untuk menambah ilmu, wawasan dan pengalaman dalam menggunakan alat peraga bangun ruang.

(2) Dapat mendapatkan gambaran mengenai pengaruh penggunaan alat peraga terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

E. Definisi Operasional

1. Alat peragaadalah seperangkat alat yang digunakan dalam pembelajaran, dan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.

2. Dalam penelitian ini hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah mengarahkan penelitian kemampuan ini diakhir tes setelah pembelajaran yang meliputi kemampuan memahami konsep dan menerapkan konsep. 3. Pemahaman Konsep volume balok adalah kemampuan siswa

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan penulis untuk melaksanakan penelitian ini adalah dengan metode classroom action research atau lebih dikenal dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada tindakan guru ketika melaksanakan pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal ini senada dengan peryataan Hopkins (Muslich, 2009: 8) yang menyebutkan bahwa:

PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku pendidikan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tidakan-tidakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

Selanjutnya untuk menguatkan penjelasan Hopkins mengenai PTK, maka (Aqib, 2006: 13) yang mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas”.

Dengan demikian sesuai dengan pendapat di atas maka PTK merupakan suatu upaya yang dilakukan pendidik dalam rangka memperbaiki praktek pembelajaran di kelas. Pada dasarnya PTK berbeda dengan penelitian lain, karena PTK mempunyai karakteristik yang berbeda. Wardani (2008: 1-5) menyebutkan beberapa karakteristik PTK diantaranya:

1. Penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya;

2. Metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian;

3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi;

(11)

Berdasarkan karakteristik yang yang diungkapkan oleh Wardani diatas dapat disimpulkan bahwa PTK harus dilaksanakan oleh guru untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan.

B. Model PTK yang dikembangkan

(12)

Gambar 3.1

Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral

Pada gambar diatas terlihat bahwa dalam pelaksanaan PTK, dimulai tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi merupakan suatu sistem yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap tindakan dimulai dengan tahap rencana, dimana peneliti menyusun rencana pembelajaran, menyediakan lembar kerja siswa (LKS), dan menyusun instrument penelitian.

Perencanaan Siklus 1

Refleksi

Tindakan/

Observasi Perbaikan

Rencana Siklus 2

Tindakan/ Observasi Refleksi

Perbaikan Rencana

Refleksi Siklus 3

(13)

Kemudian rencana yang telah disusun tersebut dilaksanakan pada tahap pelaksanaan. Selama pelaksanaan tindakan, dilakukan observasi pada guru dan siswa yang terekam dalam lembar instrument. Selanjutnya pada tahap refleksi, peneliti dan observer menganalisis proses pembelajaran dan perilaku siswa maupun guru. Hasil refleksi tersebut dijadikan rujukan untuk rencana perbaikan selanjutnya.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Simpen V Desa Simpen Kidul Kecamatan Balubur Limbangan Kabupaten Garut.

D. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar yang berjumlah 20 orang, yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian tindakan kelas ini diselenggarakan di SDN Simpen V, semester 1 tahun ajaran 2012/2013 dengan materi ”menentukan volume kubus dan balok” pada mata pelajaran matematika.

Salah satu alasan pemilihan siswa kelas V sebagai subjek penelitian ini karena peneliti merupakan guru kelas V sdn Simpen V sehingga memudahkan bagi peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan.

E. Prosedur Penelitian

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka peneliti melakukan pembelajaran melalui pola Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini terdapat dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu : perencanaan dan pelaksanaan.

Pada penelitian ini peneliti melakukan pola kegiatan sebagai berikut :

1. Perencanaan

(14)

Perencanaan yaitu tidakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.

Pada tahapan perencanaan penelitian merencanakan sebagai berikut :

a) Permintaan izin kepada kepala sekolah selaku pemimpin Sekolah Dasar Negeri Simpen V kemudian melakukan observasi dan wawancara, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang SD Negeri Simpen V secara keseluruhan dan keadaan kegiatan pembelajaran matematika pada siswa kelas V khususnya. b) Identifikasi masalah dalam pelaksaan pembelajaran matematika

kurikulum 2006 di kelas V, yang meliputi standar kelulusan (SKL), Standar Isi (SI), buku sumber dan bahan-bahan/alat-alat yang digunakan dalam menerapan pada pembelajaran matematika. c) Menyusun rencana rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan

dalam siklus.

d) Merancang alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran. e) Menyusun instrumen observasi.

f) Menyusun teknik wawancara.

g) Menyusun lembar kerja siswa, lembar observasi, serta mempersiapkan alat peraga.

2. Pelaksanaan tindakan

a) Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedurnya

Tahap tindakan merupakan tahap dimana guru melaksanakan tindakan yang harus dilakukan oleh penulis sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

(15)

Secara lebih rinci pelaksanaan tindakan untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut :

Siklus I

a. Perencanaan

1) Peneliti melakukan analisis standar isi pada kurikulum pembelajaran untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa di kelas dengan menggunakan alat peraga kubus satuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V.

2) Membuat rencana pembelajaran dengan materi menentukan volume kubus dan balok.

3) Membuat alat peraga kubus satuan.

4) Menyiapakan dan membuat lembar kerja siswa. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

6) Memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar. 7) Membimbing siswa untuk aktif bertanya.

8) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa tegang.

9) Siswa dlibatkan dalam penggunaan alat peraga. b. Pelaksanaan Tindakan

1) Menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta menyampaikan informasi tentang langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Menyajikan materi dengan menggunakan alat peraga kubus satuan.

3) Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, peneliti memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi memulai tanya jawab tentang volume kubus.

(16)

5) Guru memantau sambil membimbing siswa selama proses pembelajaran.

6) Siswa melaporkan hasil diskusi. 7) Melakukan evaluasi pembelajaran. 8) Mengadakan refleksi.

9) Menutup pembelajaran dengan penguatan materi. Media :

1) Kubus satuan.

2) Dus berbentuk kubus

Evaluasi : Dilaksanakan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan LKS dan tes soal.

Siklus II

a. Perencanaan

1) Peneliti melakukan analisis standar isi pada kurikulum pembelajaran untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa di kelas dengan menggunakan alat peraga kubus satuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V.

2) Membuat rencana pembelajaran dengan materi menentukan volume kubus dan balok.

3) Membuat alat peraga kubus satuan.

4) Menyiapakan dan membuat lembar kerja siswa. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

6) Memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar. 7) Membimbing siswa untuk aktif bertanya.

8) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa tegang.

(17)

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta menyampaikan informasi tentang langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Menyajikan materi dengan menggunakan alat peraga kubus satuan.

3) Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, peneliti memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi memulai tanya jawab tentang volume balok.

4) Siswa melakukan kegiatan yang ada dalam LKS mengenai cara menentukan volume balok.

5) Guru memantau sambil membimbing siswa selama proses pembelajaran.

6) Siswa melaporkan hasil diskusi. 7) Melakukan evaluasi pembelajaran. 8) Mengadakan refleksi.

9) Menutup pembelajaran dengan penguatan materi. Media :

1) Kubus satuan.

2) Dus berbentuk balok.

Evaluasi : Dilaksanakan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan LKS dan tes soal.

Siklus III a. Perencanaan

1) Peneliti melakukan analisis standar isi pada kurikulum pembelajaran untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa di kelas dengan menggunakan alat peraga kubus satuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V.

(18)

3) Membuat alat peraga kubus satuan.

4) Menyiapakan dan membuat lembar kerja siswa. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

6) Memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar. 7) Membimbing siswa untuk aktif bertanya.

8) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa tegang.

9) Siswa dlibatkan dalam penggunaan alat peraga. b. Pelaksanaan Tindakan

1) Menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta menyampaikan informasi tentang langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Menyajikan materi dengan menggunakan alat peraga kubus satuan.

3) Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, peneliti memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi memulai tanya jawab tentang volume kubus dan balok.

4) Siswa melakukan kegiatan yang ada dalam LKS mengenai cara menentukan volume kubus dan balok.

5) Guru memantau sambil membimbing siswa selama proses pembelajaran.

6) Siswa melaporkan hasil diskusi. 7) Melakukan evaluasi pembelajaran. 8) Mengadakan refleksi.

9) Menutup pembelajaran dengan penguatan materi. Media :

1) Kubus satuan.

2) Dus berbentuk kubus dan balok.

(19)

3. Observasi

Tahap observasi adalah tahap dimana guru sebagai penulis mengamati hasil yang diperoleh atau dampak dari tindakan-tindakan yang telah dilaksanakan oleh siswa dalam pembelajaran.

Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam tindakan penelitian tindakan kelas (PTK). Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui sesuai atau tindaknya tindakan dan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang terjadi selama tindakan berlangsung.

Pelaksanaan tindakan diharapkan dapat memperbaiki mutu pendidikan dan prestasi anak di sekolah.

a. Selama proses pembelajaran berlangsung observer mengawasi jalanya pembelajaran dengan cermat.

b. Penggunaan alat peraga sesui dengan materi pembelajaran.

c. Mengamati respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

d. Mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran. e. Pemberian evalusi dan penguatan materi.

f. Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. g. Seluruh siswa berperan aktif dalam pembelajaran. 4. Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahap untuk mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dan proses dari setiap tindakan. Dari hasil refleksi ini dilakukan perbaikan terhadap rencana awal.

(20)

F. Instrumen penelitian

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(1) Instrumen Tes

Tes adalah kegiatan atau proses sistematis mengukur kemampuan/kondisi seseorang. Kegiatan tes (testing) selalu menggunakan alat yang juga disebut tes (test). Dalam tulisan ini pengertian tes lebih mengacu kepada ”alat” dari pada ”kegiatan”. Oleh sebab itu tes diartikan sejumlah pertanyaan yang oleh subjek dijawab benar atau salah, atu sejumlah tugas yang oleh subjek dilaksanakan dengan berhasil atu gagal, sehingga kemampuan subjek dapat dinyatakan dengan skor atau dinilai berdasarkan skala tertentu.

Alat evaluasi yang digunakan dalam penskoran menggunakan Analisis Tes (Anates), langkah-langkah analisis sebagai berikut :

(a) Membuat tabel hasil penyekoran (b) Menghitung reliabilitas

Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-rubah). Tes yang reliabel atau dapat dipercaya adalah tes yang menghasilkan skor secara ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi dan waktu yang berbeda-beda.

(c) Menghitung daya pembeda butir soal

Daya pembeda menunjukkan sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan siswa yang menguasai bahan dan siswa tidak menguasai bahan. Butir soal yang daya pembedanya rendah, tidak ada mamfaatnya, malahan dapat merugikan siswa yang belajar sungguh-sungguh.

(21)

Tingkat kesukaran menunjukkan apakah butir soal tergolong sukar, sedang atau mudah. Tes yang baik memuat kira-kira 25% soal mudah, 50% sedang dan 25% sukar. Butir sooal yang terlalu sukar atau terlalu mudah sehingga dapat dijawab oleh semua hampir siswa, sebaiknya dibuang karena tidak bermamfaat.

(e) Mengetahui homogenitas butir soal

Tingkat homogenitas (tingkat konsistensi) soal menunjukkan apakah tiap butir soal mengukur aspek atau kompetensi yang sama, atau sejauh mana tiap butir soal menyumbang skor total tiap siswa. Butir soal yang homogen adalah yang menunjang skor total. Sebaliknya, butir soal yang tidak seiring dengan skor total dikatakan tidak homogen, dan lebih baik dibuang atau direvisi.

Setelah dilakukan uji soal, maka rekapitulasi analisis butir untuk tes siklus I, tes siklus II dan siklus III sebagai berikut:

Tabel 3.1

Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus I

No No. Butir Asli

T DP (%)

T.

Kesukaran

Korelasi Sign. Kolerasi

keputusan

1 1 2,13 44,00 Sukar 0,714 Sangat Signifikan

Digunakan

2 2 1,00 70,00 Sedang 0,857 Sangat Signifikan

Digunakan

3 3 1,00 78,00 Sedang 0,868 Sangat Signifikan

Digunakan

4 4 8,54 54,00 Sedang 0,711 Sangat Signifikan

Digunakan

(22)

Tabel 3.2

Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus II

No No. Butir Asli

T DP (%)

T.

Kesukaran

Korelasi Sign. Kolersi keputusan

1 1 5,16 74.00 Sedang 0.778 Sangat Signifikan Digunakan 2 2 2,90 54.00 Mudah 0.750 Sangat Signifikan Digunakan 3 3 1,63 28.00 Sukar 0.590 Signifikan Digunakan 4 4 3,63 50.00 Mudah 0.616 Signifikan Digunakan 5 5 4,80 56.00 Mudah 0.754 Sangat Signifikan Digunakan

Tabel 3.3

Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus III

No No. Butir Asli

T DP

(%)

T.

Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Keputusan 1 1 4.47 884.00 Sedang 0.628 Signifikan Digunakan

2 2 2.90 810.00 Mudah 0.667 Signifikan Digunakan

3 3 2.99 784.00 Sedang 0.585 Signifikan Digunakan 4 4 3.94 790.00 Sedang 0.598 Signifikan Digunakan

(23)

a. Lembar Observasi

Lembar observasi ditujukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar berlangsung. Lembar observasi di isi oleh observer pada setiap siklus. Data yang diperoleh dari lembar observer dijadikan masukan bagi peneliti untuk melakukan refleksi pada kegiatan berikutnya. Berikut adalah contoh lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

Tabel 3.4

Contoh Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa No Langkah-langkah kegiatan Aktivitas

Guru

Aktivitas Siswa 1 Pendahuluan

- Mempersiapkan proses pembelajaran

- Berdoa

- Mengabsen siswa - Memotivasi siswa 2 Kegiatan Inti

- Mengkondisikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

- Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

3 Penutup

- Menyimpulkan materi

(24)

Observer

Asep Rahmat. S.Pd

NIP.19660405196101002

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan salah satu alat pengumpulan data yang dipergunakan untuk memperoleh data secara objektik yang tidak terekam melalui lembar observasi selama pelaksanaan tindakan penelitian. Catatan lapangan berfungsi untuk mencatat informasi mengenai temuan-temuan atau kejadian-kejadian penting selama proses penelitian yang dapat dipakai sebagai bahan untuk analisis dan refleksi. Berikut contoh tabel catatan lapangan.

Tabel 3.5

Contoh Lembar Catatan Lapangan

Lembar Catatan Lapangan

(25)

Tahap Kegiatan Temuan Apa yang diketahui siswa selama

pembelajaran berlangsung

Apa yang telah dipelajari oleh siswa selama pembelajaran berlangsung

Balubur Limbangan, November 2012 Peneliti

Imas Masrini

NIM. 1008373

(3) Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa panduan yang disajikan melalui permasalahan yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas pembelajaran di kelas. Dimana LKS ini merupakan alat untuk menuntun siswa dalam melakukan proses pembelajaran supaya siswa dapat memahami materi yang sedang diajarkan. Berikut contoh LKS.

Tabel 3.6

Contoh Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa Mata Pelajaran :

(26)

Kelas/Semester : Hari/Tanggal :

Kelompok :... Nama : 1... 2... 3... 4...

Langkah-langkah kegiatan

1. Lakukan kegiatan ini secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas empat orang.

2. Setiap kubus-kubus satuan sebanyak yang dibutuhkan.

3. Buatlah susunan-susunan yang berbentuk balok dengan ukuran tertentu. Misalnya : panjang = 4 kubus satuan

Lebar = 3 kubus satuan Tinggi = 2 kubus satuan

4. Setelah terbentuk, hitunglah banyaknya kubus satuan yang menyesunnya. 5. Ulangi langkah 3 dan 4 dengan ukuran yang berbeda,

(4) Dokumentasi

(27)

data penunjang, sehingga dapat memberikan gambaran objektif mengenai pelaksanaan penelitian.

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Menjelaskan bahwa teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan kualitatif dengan kerangka analisis sebagai berikut:

a. Seleksi data, pengelompokan data, dan interprestasi data; b. Evaluasi dan refleksi terhadap hasil interpretasi data; c. Tindak lanjut atau rekomendasi;

Kerangka pengolahan data dan analisis data tersebut di atas akan diberlakukan pada setiap siklus tindakan sampai perbaikan pembelajaran dianggap optimal. Target optimal dimaksudkan baik untuk kinerja guru maupun hasil belajar siswa.

2. Analisis Data

Sebagai dasar pengajuan terhadap hipotesis tindakan yang telah dirumuskan dan sebagai dasar untuk mengambil keputusan maka data yang diperoleh peneliti selanjutnya akan dianalisis. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan transkip setiap instrumen kegiatan atau hasil kerja siswa pada setiap kegiatan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis yang sifatnya kuantitatif dan kualitatif.

a. Data kuantitatif

(28)

1) Penskoran

Sebelum melakukan tes pemahaman matematika kepada siswa untuk setiap siklus, maka di tentukan aturan penskoran untuk setiap item soal. Aturan penskoran yang diadaptasi dari Randall di tetapkan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Aturan Penskoran Setiap Item Tes

Skor Deskripsi

0 Siswa tidak merespon sama sekali

1 Siswa menulis secara penyelesaian benar, jawaban salah 3 Siswa tidak menulis cara penyelesaian, jawaban benar 5 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban benar 8 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban salah 10 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban benar

2) Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus ( Purwanto, dalam Prabawanto : 2011

(29)

�: Mean/Nilai Rata-Rata ∑x : Jumlah Skor Keseluruhan n : Banyaknya sampel b. Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari deskripsi kekurangan dan kelebihan yang tergambar dalam lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Dari deskripsi tersebut direfleksikan dan didiskusikan dengan para pengamat kemudian direncanakan perbaikan – perbaikan untuk siklus selanjutnya agar dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran yang lebih baik dan agar pemahaman siswa meningkat.

Hasil wawancara siswa akan diolah dengan cara, mengumpulkan seluruh hasil wawancara, kemudian menarik kesimpulan dari hasil keseluruhan wawancara tersebut. Penarikan jesimpulan ini akan silakukan oleh peneliti bersama dengan pengamat. Pada wawancara ini, akan dipilih siswa beberapa orang untuk diwawancarai. Siswa yang akan diwawancara tersebut akan dipilih secara heterogen. Penarikan kesimpulan akan dilakukan dengan cara memilih hasil wawancara yang paling mewakili keseluruhan wawancara.

Selanjutnya, hal-hal yang perlu diperbaiki akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Data-dat tersebut akan disajikan secara deskripsi dari setiap hasil penelitian yang diperoleh. Setelah itu, akan didiskusikan secara berkesinambungan dengan para dosen pembimbing dengan tujuan untuk memperoleh perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

(30)
(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanrumusanmasalah, danhasil yang

diperolehselamapenelitiantindakankelasini,

makadapatdisimpulkanbahwapemahamankonsepmenghitung volume kubusdanbalok.Seperti yang telahdipaparkanpadababsebelumnya, makadiperolehkesimpulansebagaiberikut :

1. Perencanaanpembelajaranpadadasarnyamemilikisistematika yang sama yang terdiridariIdentitas, StandarKompetensi, KompetensiDasar, Indikator, TujuanPembelajaran, Materi Ajar, MetodePembelajaran, Langkah-langkahPembelajaran yang berisi (awal, inti, penutup), Alat/bahandansumberbelajar, PenilaiansertaEvaluasi, namundalamperencanaanalatperagakubussatuanmemilikicirikhususseb agaiberikut:

a. PersiapanAlatPeraga, jumlahalatperaga di sesuaikandengankebutuhansiswa,

danalatperagakubussatuanlebihbervariasi agar siswalebihtertarikuntukbelajar.

b. Cara PenggunaanAlatPeraga, guru

menerangkanlebihjelasdanmelibatkansiswadenganmemintasiswaun

tukmajukedepandenganbimbingan guru

siswamenerangkanalatperagakubussatuan. 2. Pelaksanaan

a. Pelaksanaanpembelajaranpadasiklus I,II dansiklus II padadasarnyamemilikisistematika yang samayaitumeliputi proses: 1) Guru menjelaskancaramenghitung volume

(32)

yang terbentuk. Kemudian guru mengecekpemahamansiswadenganmemintasiswauntukbertanya

. Guru

membuatkelompoksiswauntukberdiskusidalammengerjakan

LKS,

membuatlembarpost-testuntukmenilaipenguasaanpemahamansiswa.

2) Siswaberinteraksilangsungdalam proses

pembelajarandenganmenggunakanalatperagakubussatuanuntuk

menentukan volume kubusdanbalok. Dan

siswasudahbisamembuatsendirialatperagakubussatuanuntukme nentukan volume kubusdanbalok.

b. pelaksanaanpenggunaanalatperagakubussatuanmemberikandampak yang positifterhadappeningkatanpemahamankonsep volume kubusdanbalok, dapatmeningkatkanpemahamankonsep volume kubusdanbalok,

dandapatmeningkatkanaktifitassiswadalampembelajaranbaikaktifit asfisikmaupun mental.

3. Hasilbelajarsiswapadamaterimenentukan volume kubusdanbalokdenganmenggunakanalatkubussatuanmengalamipening katanpadasetiapsiklus. Hal iniditunjukkanolehnilai rata-rata siswa, peningkatan rata-rata nilaisiswapadasiklus I sebesar 63,2, siklus II sebesar 69,6, danpadasiklus III sebesar 74,5. Makasiswadikatakantelahmemahamikonseptentangmenghitung

volume kubusdanbalok. B. Saran

Berdasarkantemuan-temuanhasilpenelitiandankajianteoritis yang diperoleh, makauntukmenyempurnakan proses pembelajaran yang akandatangdenganmenggunakanalatperagadapatdikemukakan saran sebagaiberikut:

(33)

menarikdanmenyenangkanuntukanakdenganmenyediakanalatperaga yang bervariasidansesuaipadasetiapkegiatanpembelajaran, memotivasisiswauntukbelajar,memberikankesempatansiswauntukterlib atlangsungdalam proses pembelajarandanmenghargaisetiap ide yang akandikemukakanolehsiswa.

2. Untukdapatmeningkatkanhasilbelajarsiswa, guru hendaknyamempersiapkandanmerencanakankegiatanpembelajaranseng anbaik, mempersiapkanberbagaibahandansumber yang dibutuhkandalamkegiatanpembelajaran, menyediakanalatperaga yang mudahdigunakan,

dapatmenarikminatsiswauntukbelajardandapatmemberikanbimbinganb agisiswaterutama yang mengalamikesulitan.

(34)

86

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2011). Teori Belajar Matematika untuk Mengajar Matematika di SD. [Online]. Tersedia: http://www.masbied.com/searct/skripsi-matematika-sd. [13 November 2012].

Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : Yrama Widia.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara. Bruner, Hudoyo. (1990). Teori Belajar [Online]. Tersedia: http://www.8tunas8.wordpress.com/teori-belajar-mengajar. [31 Januari 2013]. B. Harahap. (1990). Ensiklopedia. PT Grasindo Jakarta.

Depdikbud. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. (2000). Pedoman Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga/Praktik

Sederhana Mata Pelajaran Matematika Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: CV Tidar.

Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Jakarta: Depdiknas.

Karno To. (2003). Analisis Tes (Pengantar ke program Komputer ANATES). Bandung.

Karso, dkk. (1988). Pendidikan Matematika 1. [Online]. Tersedia: http://pamungka.wordpress.com/2011/04/11/ptk-matematika-kelas-iv-semester-ii. [6 januari 2013]

Kasijan, (1984). Dasar-dasar Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Krisna. (2009). Pengertian Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://kristnal.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-ciri-ciri-pembelajaran/.[13 November 2012].

Mulyono. (1999). Kesulitan Belajar Matematika. Jakarta: Gramedia.

Muslich, Mansur. (2009). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta : Bumi Aksara. Poerwadarminta, (1988). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Sudjana. (2002 ). Media Pengajaran. [Online]. Tersedia: www.sarjanaku.com ›

Pembelajaran - Translate this page. [15 November 2012]

(35)

86

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. (2003). Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Bandung: Citra Umbara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:Upi Press.

Wardhani, I. And Wihardit, K. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1 Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus I
Tabel 3.2
Tabel 3.4 Contoh Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan.. Pengantar

STUDI TENTANG LINGKUNGAN BERBASIS ICT SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENGEMBANGKAN CIVIC DISPOSITION SISWA. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

Penambahan air dalam proses pengepressan (screw press) akan berpengaruh besar terhadap presentase kehilangan dari minyak kelapa sawit, maka dari itu dilakukan penelitian

Pada puncak acara sekaten yang dalam bahasa Jawa disebut. Garebeg Maulud, terdapat upacara membawa gunungan dari keraton

Muhammad Abu Zahra mengatakan, sangat jarang sekali terjadi dalam biografi seorang alim besar yang dapat diketahui tempat dan tanggal lahirnya secara jelas, baik dalam bentuk

Penambahan tepung bawang putih atau limbah udang sama efektifnya dalam menurunkan kolesterol telur, sedangkan limbah udang juga dapat meningkatkan skor warna

Surat Al-Lahab merupakan surat yang ke 3, terdiri dari .... Surat Al-Lahab termasuk surat