• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar TIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar TIK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

241

Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar TIK

Menrisal, Julia Defida

Universitas Putra Indonesia ‘YPTK’ Padang, Indonesia Email: menrisal@upiyptk.ac.id / juliaefida@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar TIK kelas X SMA Negeri 4 Kota Padang.Jenis penelitian ini adalah kuntitatif dengan menggunakan metode pendekatan experiment. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X MIPA dan IPS di SMA Negeri 4 Padang. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling “Simple random sampling adalah teknik penetuan sampel yang dilakukan dengan cara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam anggota populasi itu”. Yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X MIPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 1 sebagai kelas control.Hasil penelitian, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 86,194 dan kelas kontrol sebesar 75,484. Dari uji analisis data didapatkan bahwa data normal dan homogen. Hasil pengujian pada taraf α 0,05 (taraf kepercayaan 95%) didapatkan nilai thitung = 2,195 dan ttabel = 2,000 sehingga diperoleh thitung>ttabel (2,195>2,000). Dengan demikian Ho ditolak dan H₁ diterima, yang berarti bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran TIK kelas X MIPA di SMA Negeri 4 Padang.

Kata Kunci: Eksperimen, Contextual Teaching and Learning (CTL), dan Hasil Belajar.

1. Pendahuluan

Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi edukatif antara guru dan siswa. Bahan pelajaran yang diberikan guru kurang memotivasi siswa jika penyampaian menggunakan strategi yang kurang tepat. Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam mengajar satuan atau unit materi pelajaran dengan memusatkan pada seluruh proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan. Metode mengajar harus berpedoman pada prinsip belajar aktif sehingga dalam proses belajar mengajar perhatian utama ditujukan pada siswa yang belajar. Peran guru dalam menentukan metode pembelajaran di kelas bukan ditentukan oleh apa yang akan dipelajari saja, melainkan bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Metode pembelajaran yang umum dilakukan oleh guru yaitu ceramah. Pada metode ini terkadang konsentrasi siswa terpecah dengan hal lain, akibatnya siswa kurang memahami materi pelajaran.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi di era globalisasi. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk memajukan sektor pendidikan yaitu dengan melakukan inovasi model pelaksanaan pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan sebab dalam kegiatan pembelajaran inilah transfer berbagai kompetensi berlangsung. Sesuai dengan kondisi saat ini dimana perkembangan teknologi sangat pesat, khususnya dibidang teknologi informasi.

Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang guru dan juga berdasarkan observasi langsung yang penulis lakukan pada tanggal 1 september 2016 di SMA Negeri 4 padang dapat disimpulkan bahwasanya guru cenderung menggunakan metode pembelajaran konvensional ( ceramah, tanya jawab, pemberian tugas). Kegiatan belajar mengajar terfokus pada guru, sehingga proses belajar mengajar tidak efektif yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari data Hasil Ulangan Harian Siswa kelas X MIPA dan X IPS

(2)

242

Tabel 01. Hasil Ulangan Harian Siswa Kelas X IPA dan IPS No Kelas

X

Nilai Hasil Belajar UTS Jml siswa <78 % ≥78 %

1 MIPA 1 9 29,00% 22 71,00% 31

2 MIPA 2 8 25,80% 23 74,20% 31

3 MIPA 3 11 35,48% 20 64,52% 31

4 MIPA 4 13 41,93% 18 58,06% 31

5 MIPA 5 5 16,66% 25 83,33% 30

6 MIPA 6 9 28,12% 23 91,88% 32

7 MIPA 7 18 56,25% 14 43,75% 32

8 IPS 1 27 90,00% 5 15,62% 32

9 IPS 2 12 37,50% 20 62,50% 32

Jumlah 112

170 282

Sumber : Guru Mata Pelajaran TIK SMAN 4 Padang

Berdasarkan hasil ulangan harian siswa tersebut dengan metode pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional terlihat jelas pada hasil belajar siswa mata pelajaran TIK masih terdapat siswa yang tidak mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh sekolah.

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan tersebut, maka peneliti mengangkat judul Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X SMAN 4 Padang, untuk mengetahui apakah melalui penerapan model pembelajaran CTL dalam mata pelajaran TIK dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di SMAN 4 Padang.

1.1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan mencapai hasil yang diharapkan serta mengingat faktor keterbatasan waktu, biaya dan pengetahuan maka permasalahan dalam penelitian dibatasi pada pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar TIK siswa kelas X SMAN 4 Padang.

1.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh yang Signifikan dalam Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas X di SMA Negeri 4 Padang.

2. Tinjauan Literatur

2.1

Landasan Teori a. Hasil Belajar

(1) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dengan istilah prestasi belajar, di mana mempunyai fungsi yang penting sebagai indikator keberhasilan belajar dengan mata pelajaran tertentu dan dapat berguna sebagai evaluasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Menurut Hamalik (2001 : 159) hasil belajar adalah apabila seseorang belajar akan terjadi suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

(3)

243

perubahan tingkah laku akibat dari proses belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran TIK setelah siswa memperoleh perlakuan dari guru yang menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

Cara mengukur hasil belajar pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Tes Evaluasi yaitu alat yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh penguasaan materi dan pemahaman siswa setelah diberikan materi dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

2) Observasi yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tingkah laku dan aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

2.2

Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends dalam Agus (2009 : 46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap- tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

2.3

Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Menurut Prof. Dr. Wina Sanjaya (2011 : 109) Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Melalui penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan antara satu sama lain.

3. Metodologi

3.1

Jenis Penelitian

Metode untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dimana Sukardi (2007 : 179) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen adalah bagaimana hubungan satu satu atau lebih variabel dalam suatu kondisi tertentu.

(4)

244

3.2

Populasi dan Sampel

a. Populasi penelitian

Menurut Sugiyono (2012 : 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya sedangkan menurut Sukardi (2007 : 53) populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.

Populasi dalam penelitian ini diambil dari seluruh siswa kelas X di SMAN 4 Padang yang berjumlah 282 orang.

b. Sampel penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 131) menjelaskan “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk mengeneralisasilkan hasil peneliitian sampel”. Sampel bukan hanya diambil berdasarkan jumlah subyek semata, namun dilihat juga dari karakteristiknya.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling yang dilakukan dengan cara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam anggota populasi itu.

Untuk menemukan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan undian, dengan cara membuat nama setiap kelas dari semua anggota populasi di kertas, kemudian kertas tersebut digulung dan diundi. Undian yang keluar pertama adalah kelas XMIPA 3, maka kelas ini ditetapkan sebagai kelas eksperimen. Undian yang keluar kedua adalah kelas XMIPA 1sebagai kelas kontrol.

Tabel 3. Sampel Penelitian No Kelas Keterangan Jumlah

1. MIPA 1 Kontrol 31

2 MIPA 3 Eksperimen 31

Total 62

3.3

Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan kumpulan fakta, keterangan atau angka-angka, yang digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes, yaitu dengan jenis soal pilihan ganda yang dilakukan pada akhir pembelajaran (post test) sebab penelitian hanya mengamati pada aspek kognitif.

3.4

Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian dan penilaian. Untuk mendapatkan data yang berkualitas, maka perlu digunakan instrumen penelitian yang benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur.

Didalam penelitian ini hanya meneliti aspek kognitif saja sehingga yang dipakai untuk instrumennya adalah tes. Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam menggunakan tes ini peneliti menggunakan butir-butir soal tes berupa pilihan ganda yang yang terdiri dari beberapa butir soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, setiap soal dilengkapi dengan lima alternatif pilihan jawaban. Cara penskoran tes ini jika jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0.

(5)

245

3.5

Uji Coba dan Analisis Instrumen a. Uji Validitas

Validitas item adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh item (yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut (Anas Sudijono, 2011 : 181).

Keputusan valid tidak valid diperoleh dengan membandingkan hasil rhitung dan rtabel

dengan taraf signifikan 5% (taraf kepercayaan 95%). Jika rhitung > rtabel maka keputusan dinyatakan valid.

Berdasarkan hasil dari validitas item soal terdapat 25 soal valid dan 25 soal tidak valid.

Dimana rtabel yang diperoleh adaah 0,361.

b. Uji reliabilitas

Tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketepatan. Untuk menentukan reliabilitas soal pilihan ganda, digunkan rumus KR-21. Jika r11 besar dari rtabel

maka tes tersebut dikatakan reliabel.

Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan diperoleh R11 0,858 dan besar dari R(tabel) maka, dapat dikatakan interprestasinya sangat tinggi (sangat baik).

c. Tingkat kesukaran soal

Bermutu atau tidak nya butir-butir tes hasil belajar, dapat diketahui dari derajat kesukaran atau tingkat kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Menurut Wetherington (dalam Anas Sudijono, 2011) angka indeks kesukaran itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.

Berdasarkan tes kesukaran tes hasil belajar yang dilakukan terdapat 17 soal yang berinterpretasi mudah, 23 berinterpretasi cukup dan 10 soal yang berinterpretasi sukar.

d. Daya pembeda

Berdasarkan tes indeks daya beda soal yang dilakukan terdapat 12 butir soal yang berinterpretasi baik sekali, 8 butir soal baik, 11 butir sedang, 6 butir jelek dan 13 butir soal sangat jelek.

3.6

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian. Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis.

a. Analisis Deskriptif

Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan data apa adanya yang dikumpulkan dari sampel yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dihitung Mean, Median, Modus, Range, Variansi, dan Standar Deviasi.

b. Analisis Induktif

Setelah diperoleh data penelitian berupa nilai, maka ditemukan rata-rata nilai mata pelajaran TIK kelas eksperimen dan rata-rata nilai mata pelajaran TIK kelas kontrol. Setelah itu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap nilai kedua kelas sampel.

Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah uji-t. Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

Ha:1≠2

Keterangan :

1 = Hasil belajar siswa dengan penerapan metode pembelajaran CTL

2 = Hasil belajar dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi kelas.

(6)

246 (1) Uji normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji data setiap variable yang akan dianalis berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Uji normalitas dapatdilakukan dengan berbagai cara , pada penelitian ini teknik yang digunakan adalah uji Liliefors. Menurut Sudjana (2005) uji normalitas dilakukan dengan langkah-langkah berikut. Diawali dengan penentuan taraf signifikasi, yaitu pada taraf signifikasi 5% (0,05) dengan hipotesis yang di ajukan sebagai berikut:

H0 : Sampel berdistribusi normal

H₁ : Sampel tidak berdistribusi normal dengan kriteria pengujian Jika L0 = Lhitung < Ltabel, terima H0, dan

Jika L0 = Lhitung > Ltabel, tolak H0 (2) Uji Homogenitas

Setelah uji normalitas memberikan indikasi data hasil penelitian berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas dari sampel penelitian. Uji homogenitas varian diperlukan untuk membandingkan dua kelompok atau lebih.

Dalam penelitian ini uji homogenitas meggunakan uji Fisher. Untuk menentukan homogenitas sampel yang digunakan, maka digunakan rumus untuk menghitung homogenitas varian dengan menggunakan uji F, Langkah - langkah pada Uji Fisher adalah sebagai berikut :

Mencari varians masing-masing data kemudian dihitung harga F dengan rumus:

Fhitung=

Keterangan:

F = Perbandingan antara varians terbesar dengan varians terkecil S²1 = Varians terbesar

S²2 = Varians terkecil

Bandingkan harga Fhitung dengan Ftabel yang terdapat dalam tabel distribusi F pada tarif signifikan 0,05 dan (dk=n-1) dan (dp=n-1). Jika harga Fhitung < Ftabel, berarti kedua kelompok tersebut memiliki varians yang homogen. Sebaliknya jika Fhitung >

Ftabel kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang heterogen.

(3) Uji hipotesis

Uji Hipotesis digunakan untuk melihat kecenderungan variabel intensitas pengamatan pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar mata pelajaran TIK siswa kelas X di SMA Negeri 4 Padang yaitu menggunakan pengujian hipotesis komparatif dua sampel dengan menggunakan uji t. Data pada penelitian ini berdistribusi normal dan varians homogen. Berdasarkan pedoman penggunaan, yaitu karena jumlah sampel n1 ≠ n2, dan varians homogen, maka rumus yang digunakan yaitu Polled Varian

4. Hasil dan Pembahasan

4.1

Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan jenis eksperimen

“posttest-only control design”, menempatkan subjek peneilitian kedalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvesional. Sebagaimana dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Data

(7)

247

yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai hasil belajar mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi kelas X SMA Negeri 4 Padang.

a. Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan penelitian ini dimulai pada tanggal 26 Oktober – 23 November dengan populasi siswa kelas X SMA Negeri 4 Padang. Berdasarkan teknik pengambilan sampel yang dipilih secara bertujuan (purposive sampling) diperoleh dua kelas sampel yaitu kelas X MIPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 1 sebagai kelas kontrol. Mode pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan pada kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional.

Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu ditentukan pokok bahasan yang akan diajarkan dan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan diterapkan kepada kedua kelas sampel.

b. Data Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data untuk kelas eksperimen yang berjumlah 31 siswa dan kelas kontrol berjumlah 31 siswa. maka penjabaran hasil penelitian kelas kontrol dan eksperimen secara ringkas nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Nilai Statistik PemusatanData Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Statistik

Kelas Eksperime

n

Kelas Kontrol

1. N 31 31

2. Jumlah Nilai 2672 2340

3. Mean (rata-rata) 86,194 75,484

4. Interval 6 6

5. Interval 7 6

6. Median 88 76

7. Modus 92 76

8. Nilai Maksimum 100 88

9. Nilai Minimum 60 52

10. Range 40 36

11. Varians 115,028 78,658

12. Standar Deviasi 10,725 8,869

Hasil Belajar kelas eksperimen menunjukkan bahwa data yang dikumpulkan berada pada interval (k) 6 dan panjang kelas interval (p) 7, sedangkan kelas kontrol berada pada interval (k) 6 dan panjang kelas kontrol (p) 6. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata- rata hitung (M) untuk kelas eksperimen 86,194 sedangkan kelas kontrol 75,484 dan median (Me) untuk kelas eksperimen 88 dan kelas kontrol 76. Varians kelas eksperimen sebesar 115,028 dan untuk kelas kontrol 78,658 dan Simpangan baku (Sd) untuk kelas eksperimen 10,725 dan Simpangan baku (Sd) untuk kelas kontrol sebesar 8,869.Berdasarkan data tersebut disusun distribusi frekuensi hasil belajar kelas eksperimen yang dikemukakan pada tabel dibawah ini :

(8)

248

Tabel 05. Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Eksperimen

No

Kelas Eksperimen

Interval

Skor Frek (f) Persentase (%)

Frekue nsi Komul

atif (%)

1 60 – 66 2 0,065% 0,065%

2 67 – 73 2 0,065% 0,129%

3 74 – 80 7 0,226% 0,354%

4 81 – 87 1 0,032% 0,387%

5 88 – 94 11 0,354% 0,741%

6 95 – 101 8 0,258% 100%

Jumlah 31 1,00

Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki frekuensi belajar paling banyak berada pada interval skor 88 - 94 yaitu 0,354%.

Dan distribusi frekuensi hasil belajar kelas kontrol dikemukakan pada tabel dibawah ini :

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Kontrol

No

Kelas Kontrol Interval

Skor

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Frekuensi Komulatif

(%)

1 52 – 60 3 0,096% 0,096%

2 61 – 66 2 0,065% 0,161%

3 67 – 72 6 0,193% 0,354%

4 73 – 78 7 0,226% 0,580%

5 79 – 84 11 0,355% 0,935%

6 85– 90 2 0,065% 100%

Jumlah 31 1,00%

Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki frekuensi belajar paling banyak berada pada interval skor 79 - 84 yaitu 0,355%.

c. Analisis Hasil Penelitian 1) Uji Normalitas

Uji normalitas pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan rumus Liliefors. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 12.

(9)

249

Tabel 12. Nilai Uji Normalitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol

No Kelas N L0 Lt Perbandingan Ket

1 Eksperimen 31 0,034 0,159 Ltabel >Lhitung Normal 2 Kontrol 31 -0,018 0,159 Ltabel >Lhitung Normal

Berdasarkan pengujian normalitas, diperoleh Lhitung untuk kelas eksperimen sebesar 0,034 dan untuk kelas kontrol -0,018. Sedangkan nilai Ltabel untuk kelas eksperimen 0,159 dan nilai kelas kontrol adalah 0,159, diperoleh dari nilai kritis L untuk uji Liliefors. Karena hasilnya Ltabel > Lhitung maka sampel dikatakan berdistribusi normal. Hal ini berarti prasyarat untuk melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu uji homogenitas telah terpenuhi.

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan menggunakan rumus uji fisher,. Dimana kriteria pengujiannya yaitu :jika Fhitung < Ftabel maka sampel dikatakan homogen, begitu pula sebaliknya. Hasil pengujian homogenitas dapat dilihat dari tabel 16 berikut ini:

Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas Varians

No Kelas Fhitu

ng Ftabel Perbandingan Ket 1 Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol 1,462 1,840 Fhitung<Ftabel Homogen Berdasarkan uji homogenitas di peroleh Fhitung 1,462 dan Ftabel 1,840. Karena Fhitung<Ftabel maka sampel dikatakan homogen. Karena Fhitung<Ftabel maka dapat dinyatakan bahwa dua kelompok yang di uji bersifat homogen. Hal ini berarti prasyarat untuk melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu uji hipotesis telah terpenuhi.

3) Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.

Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan metode konvesional demontrasi pada mata pelajaran TIK kelas X SMA Negeri 4 Padang semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Untuk melihat pengaruh penerapan metode tersebut, dapat dilakukan pengujian hipotesis secara manual. Kriteria pengujiannya adalah jika thitung >ttabel pada α = 5%

maka H0 ditolak dan H1 diterima, begitu pula sebaliknya. Berikut ini hasil pengujian hipotesis penelitian yang dapat dilihat pada tabel 17 berikut:

Tabel 14. Uji Hipotesis Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

No Kelas N Thitu

ng Ttabel Perbandingan Ket

1 Eksperimen 31

2,195 2,000 Thitung > Ttabel Hipotesis Diterima

2 Kontrol 31

(10)

250

Berdasarkan pengujian hipotesis, dapat diketahui bahwa t hitung = 2,195 . Sedangkan t tabel = 2,000. Dapat disimpulkan bahwa t hitung > dari t tabel dengan menggunakan uji dua pihak (two tail test) pada 0,05 (taraf kepercayaan 95%) maka Hipotesis diterima (berpengaruh). Berarti Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbantuan komputer dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan metode konvensional demonstrasi pada mata pelajaran TIK siswa kelas X SMA Negeri 4 Padang.

4.2

Pembahasan

Berdasarkan peneitian yang telah diaksanakan, diperoleh nilai rata-rata akhir pada kelas eksperimen yang diberikan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan kelas kontrol yang diberikan pembelajaran menggunakan model konvensional. Perbedaan hasil belajar ini disebabkan karena siswa kelas eksperimen lebih aktif dan kreatif serta memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Dapat terlihat dari semangat siswa mengikuti proses pembelajaran berlangsung. Selain itu siswa juga merasa senang dalam belajar, karena dalam penerapan model pembelajaran ini siswa diberikan pengalaman langsung untuk berkreasi, bekerjasama dan siswa juga menjadi kreatif dan mampu menemukan hal-hal baru yang bisa dijadikan sebagai hasil karya. Dalam proses pembelajaran guru juga memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya untuk membuat karya grafis mereka seinovatif dan sekreatif mungkin, namun tidak terlepas dari tujuan pembelajaran.

Berdasarkan tes yang diberikan kepada siswa di peroleh rata-rata kelas eksperimen adalah 86,194 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata 75,484 dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 52, sehingga kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors, yang mana setelah dilakukan prosedur uji liliefors tersebut didapatkan bahwa hasil Lhitung<Ltabel yaitu 0,034<0,159 (eksperimen) dan -0,018<0,159 (kontrol) maka kedua kelompok berasal dari data yang berdistribusi normal untuk α 0,05.

Uji homogenitas didapatkan dengan membandingkan nilai varian terbesar dengan nilai varian terkecil dan dari kedua kelompok memiliki varian yang homogen untuk α 0,05.

Sedangkan pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Uji-t diperoleh hasil thitung > ttabel, yaitu 2,195 > 2,000 sehingga H₁ diterima dan H0 ditolak.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) berpengaruh terhadap hasil belajar mata pelajaran TIK siswa kelas X SMA N 4 Padang.

5. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 4 Padang, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) berpengaruh terhadap hasil belajar pada mata pelajaran TIK siswa kelas X SMA Negeri 4 Padang.

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu nilai rata-rata siswa yang menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Perbandingan nilai nya yaitu 86,194 dan 75,484.

Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh thitung sebesar 2,195 dan ttabel 2,000. Karena thitung

>ttabel (2,195>2,000), maka hipotesis H₁ diterima dan Ho ditolak. Jadi, hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbantuan komputer dengan menggunakan Contextual

(11)

251

Teaching and Learning (CTL) lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran TIK siswa kelas X SMA Negeri 4 Padang.

Referensi

[1] Agus Irianto. 2010. Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangan Statistik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

[2] Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar

[3] Anas, sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

[4] Djamarah dan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

[5] Haling, A.dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Makassar : Badan Penerbit UNM. Diakses pada tanggal 13 September 2015.

[6] Nana, Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

[7] Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

[8] Pemerhati Guru. 2012. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

<http://panduanguru.com/contextual-teaching-and-learning> (03 Februari 2016).

[9] Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

[10] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung : Alfabeta.

[11] Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta [12] Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

[13] Sukardi, Ph.D. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Cetakan kelima. Jakarta : Bumi Aksara.

[14] Wina Sanjaya. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Gambar

Tabel 05. Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Ada baiknya dimasa yang akan datang, penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan gaya kepemimpinan yang

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti berupa penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan suatu informasi dan pengetahuan kepada para masyarakat, terlebih yang berprofesi sebagai Guru Sekolah Menengah

Pilihlah bibit yang tidak cacat atau luka, karena biasa bibit yang luka bisa tidak tumbuh, benih yang bersih dari kotoran, benih yang tidak keriput atau benih utuh, dan

[r]

Bagaimana memodelkan sistem hidrolik secara tak-linier dari data input- output menggunakan metode sistem identification toolbox berbasis MATLAB. Bagaimana merancang

Untuk membuka ( decrypt ) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key.. cryptography ) atau dengan kunci

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit