• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kumpulan cerpen Dalang Galau Ngetwit karya Sujiwo Tejo. Studi pustaka ini sebagian diperoleh dari internet. Studi pustaka yang ditemukan berupa skripsi dan artikel. Berdasarkan penelusuran penulis, penelitian tentang kumpulan cerpen Dalang Galau Ngetwit karya Sujiwo Tejo dengan menggunakan pendekatan teori sosiologi sastra belum pernah dilakukan. Di lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta khususnya mahasiswa Sastra Indonesia fakultas Ilmu Budaya karya ini belum pernah diteliti mengingat bahwa karya Sujiwo Tejo ini masih merupakan karya baru. Berikut beberapa penelitian yang berkaitan dengan kumpulan cerpen Dalang Galau Ngetwit karya Sujiwo Tejo.

Karya dari Sujiwo Tejo pernah diteliti oleh Desy Rima Ambarsari, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta tahun 2012 melakukan penelitian yang berjudul Analisis Semiotika Makna Kehidupan dalam Lirik Lagu Sujiwo Tejo “Pada Suatu Ketika”. Hasil penelitian tersebut

peneliti menemukan makna dalam lirik lagu Pada Suatu Ketika yaitu makna kehidupan, kesabaran, dan harapan masyarakat agar segala angkara murka yang terjadi di negara ini segera berakhir tanpa ada lagi korban jiwa. Lagu

(2)

negara Indonesia pada masa sekarang ini yang selalu dilanda bencana tiada henti, kacaunya pemerintahan di Indonesia, dan banyak pertikaian antar masyarakat Indonesia. Lagu ini diciptakan untuk menyampaikan makna kehidupan dalam balutan musik yang murung sesuai makna dari lirik lagu ini.

Sugeng Purwanto mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2014 pernah melakukan penelitian dalam skripsinya yang berjudul Kritik Sosial Dalam Kumpulan Cerpen Lupa Endonesa Karya Sujiwo Tejo: Tinjauan Sosiologi Sastra. Penelitian ini memfokuskan pada

masalah sosial yang dimunculkan dan kritik sosial pengarang terhadap situasi yang sedang berlangsung pada masa itu.

B. Landasan Teori a. Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra hakikatnya adalah interdisiplin antara sosiologi dan sastra, keduanya memiliki objek yang sama, yaitu manusia dalam masyarakat.

Akan tetapi, hakikat sosiologi dan sastra sangat berbeda, bahkan bertentangan secara diametral. Adapun definisi sosiologi sastra yang merepresentasikan hubungan interdisiplin ini, yang termasuk dalam ranah sastra, mencakup: (1) pemahaman terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatannya; (2) pemahaman terhadap totalitas karya sastra yang disertai dengan aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung di dalamnya;

(3) pemahaman terhadap karya sastra sekaligus hubungannya dengan

(3)

masyarakat yang melatar belakanginya; dan (4) hubungan dialektik antara sastra dan masyarakat (Ratna, 2009:3).

Sapardi menjelaskan kecenderungan telaah sosiologi dalam sastra adalah: pertama, pendekatan yang berdasarkan pada anggapan bahwa sastra merupakan cermin proses sosial-ekonomis belaka. Pendekatan ini bergerak dari faktor-faktor di luar sastra untuk membicarakan sastra; sastra hanya berharga dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar sastra itu sendiri.

Jelas bahwa dalam pendekatan ini teks sastra tidak dianggap sebagai objek yang utama, sastra hanya sebagai gejala kedua. Kedua, pendekatan yang mengutamakan sastra sebagai bahan penelaahan. Metode ini yang dipergunakan yaitu sosiologi sastra adalah analisis teks sastra untuk mengetahui strukturnya, untuk kemudian dipergunakan untuk memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang ada dalam sastra (Sapardi dalam Kurniawan, 2012:11).

Pradopo menjelaskan bahwa kritik sosiologis sebenarnya lebih tepat dinamakan sastra sebagai refleksi masyarakat yang melingkupi zaman karya itu ditulis. Konteks ini menandai konsep sosiologi sastra perlu dipegang teguh para kritikus (Pradopo, 2003:22). Pandangan sosiologi sastra memperlakukan karya sastra sebagai karya yang ditentukan oleh keadaan masyarakat pada zamannya (Endraswara, 2013:112-113). Sifat atau watak masyarakat menjadi

(4)

berkaitan dengan sejumlah faktor sosial: untuk bisa memahami asal-usul, bentuk dan isinya, faktor-faktor sosial itu bisa membantu (Damono, 1979:58).

Swingewood menyatakan bahwa membahas karya sastra secara sosiologis paling tidak meliputi dua hal, yaitu (1) mencermati faktor-faktor sosial yang masuk dalam sastra dan (2) menghubungkan struktur sastra dengan masyarakat. (Swingewood dalam Endraswara, 2013:117).

Sosiologi sastra adalah karya para kritikus dan sejarawan yang terutama mengungkapkan keterpengaruhan pengarang oleh status lapisan masyarakat, tempat asal pengarang, ideologi, politik, sosialnya, kondisi ekonomi pengarang, serta khalayak yang dituju. Hubungan antara sastra dan masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Sudjiman, 1991:2).

a. Sosiologi pengarang, yang mempermasalahkan status sosial, ideologi, politik, dan hal lain yang menyangkut diri pengarang.

b. Sosiologi karya sastra, yang mempermasalahkan tentang apa yang tersirat dalam karya sastra itu, apa tujuannya, dan amanat apa yang hendak disampaikannya.

c. Sosiologi sastra dan masyarakat, yang mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat (Welleck dan Warren, 1995:3).

Klasifikasi yang pertama berkaitan dengan teori sosiologi sastra yang mengacu pada pengarang sebagai objek kajian. Masalah yang berkaitan di sini

(5)

adalah latar belakang sosial, status pengarang, proses produksi sastra, dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra. Sumber penelitian dapat berasal dari biografi pengarang, atau meluas hingga tempat asal dan tempat tinggal pengarang.

Kedua pendekatan yang umum dilakukan terhadap sastra dan masyarakat adalah mempelajari sastra sebagai dokumen sosial, sebagai proses kenyataan sosial. Sebagai dokumen sosial, sastra dipakai untuk menguraikan ikhtisar sejarah sosial. Setiap orang meneliti berbagai “dunia” dalam sebuah karya sastra, tetapi penelitian ini kurang bermanfaat jika memukul rata bahwa karya sastra adalah cermin kehidupan, sebuah reproduksi atau sebuah dokumen sosial. Pendekatan sosiologi sastra melalui ini menempatkan karya sebuah karya sastra sebagai objek kajian, dalam hal ini karya sastranya yang diteliti dengan tidak melupakan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi sehingga bila menggunakan pendekatan ini peneliti tidak harus meneliti secara detail tentang pengarangnya, hanya secara umum, dan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian saja. Melalui sebuah karya sastra dapat terlihat gambaran kehidupan suatu masyarakat tertentu ataupun segala macam problem dalam kehidupan masyarakat, meskipun sastra tidak secara tepat mencerminkan peristiwa pada saat karya sastra tersebut ditulis, tetapi dalam karya sastra terdapat gambaran kehidupan lengkap dengan segala tatanannya.

(6)

Ketiga, sosiologi sastra dan masyarakat. Pendekatan ini bertumpu pada pandangan dan pendapat masyarakat atau pembaca terhadap karya sastra yang akan diteliti, meneliti bagaimana dampak atau pengaruh sebuah karya sastra terhadap suatu golongan masyarakat tertentu dan masyarakat umum, ataupun sebaliknya.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan klasifikasi kedua yaitu dengan pendekatan terhadap isi karya sastra. Melakukan penelitian terhadap isi karya sastra, tujuan serta hal-hal yang tersirat dalam karya sastra, dan yang berkaitan dengan masalah sosiologi yaitu dengan meneliti aspek-aspek sosiologis yang terdapat dalam karya sastra. Misalnya, meneliti masalah sosial dan kritik sosial pengarang yang terdapat dalam karya sastra. Pendekatan sosiologi sastra, khususnya klasifikasi kedua sangat sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Analisis dalam penelitian ini dilakukan terhadap masalah-masalah sosial dan kritik sosial pengarang yang terdapat dalam kumpulan cerpen Dalang Galau Ngetwit karya Sujiwo Tejo.

b. Masalah Sosial

Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan, karena menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawan dengan hukum dan bersifat merusak. Masalah-masalah sosial tidak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk (Soekanto, 1995:357). Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara

(7)

unsur-unsur kebudayaan dan masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial (Soekanto, 1995:358).

Setiap masyarakat mempunyai norma yang bersangkut-paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta penyesuaian diri individu atau kelompok sosial. Penyimpangan-penyimpangan terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang merupakan masalah sosial. Sesuai dengan sumber-sumbernya tersebut, maka masalah sosial menurut Soekanto (1995:360-361) diklasifikasikan dalam empat kategori seperti berikut.

a. Faktor ekonomis antara lain kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya.

b. Faktor biologis, misalnya penyakit-penyakit pada fisik dan cacat fisik.

c. Faktor psikologis antara lain penyakit syaraf (neurosis), bunuh diri, disorganisasi jiwa, dan sebagainya.

d. Faktor kebudayaan antara lain perceraian, kejahatan, kenakalan anak- anak, konflik rasial dan keagamaan.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Penulis membaca kumpulan cerpen Dalang Galau Ngetwit karya Sujiwo Tejo.

(8)

b. Langkah selanjutnya penulis menganalisis permasalahan yang terdapat dalam kumpulan cerpen Dalang Galau Ngetwit karya Sujiwo Tejo.

c. Setelah menemukan permasalahan dalam kumpulan cerpen Dalang Galau Ngetwit, penulis menentukan teori (sosiologi sastra) untuk

menganalisis kumpulan cerpen tersebut.

d. Dari penelitian yang dilakukan akan didapatkan masalah sosial yang muncul dalam kumpulan cerpen Dalang Galau Ngetwit karya Sujiwo Tejo.

D. Bagan Kerangka Pikir e.

f.

Masalah sosial

(ketuhanan, korupsi, tawuran, rasis, dan nasionalisme)

Sosiologi sastra

Kumpulan cerpen Dalang Galau Ngetwit karya Sujiwo Tejo

Simpulan

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen yang dipakai oleh peneliti adalah instrumen yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya karena hal ini berkaitan dengan validitas dan reliabilitas suatu alat ukur

Shukla ve ark (1999) ile benzer şekilde, topikal uygulanan fizyolojik tuzlu suyun iyileşen deri yarası dokusunda hidroksiprolin düzeyini etkileyebileceği yönünde

Bank Pembangunan Asia menetapkan sifat-sifat asas Orang Asli adalah berasal daripada satu kumpulan yang sedia ada wujud di dalam negara atau sesuatu kawasan , pengenalan

Dengan adanya penyimpanan data-data mengenai pembelian, penjualan tiket dan paket tour dalam database maka akan mempermudah pihak manajer dapat memanfaatkan laporan informasi

Pelaku adalah orang yang melalakukan tindak pidana yang bersangkutan, dalam arti orang yang dengan suatu kesengajaan atau suatu ketidaksengajaan seperti diisyaratkan oleh

Keintiman komunikasi yang berlangsung melalui media tidak dapat dijadikan pedoman untuk dapat mengurangi ketidakpastian pembeli terhadap penjual karena dari 3 informan

Kami telah melaksanakan prosedur yang diuraikan berikut ini, yang telah disepakati oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Madina sesuai dengan Prosedur Audit atas Laporan Dana

Karya ilmiah ((bahasa Inggris bahasa Inggris :: scientific paper  scientific paper ) adalah laporan tertulis dan ) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang