• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEMAJUAN 70 % PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KEMAJUAN 70 % PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Kode/Nama Rumpun Ilmu* : 761/PJKR

LAPORAN KEMAJUAN 70 %

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

PELATIHAN OLAHRAGA PENCAK SILAT SEBAGAI UPAYA MELESTARIKAN OLAHRAGA ASLI INDONESIA DAN MEWUJUDKAN

PRESTASI ANAK PADA USIA DINI DI UPT PENDIDIKAN WILAYAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh:

KetuaKelompok : Dr . H. Cucu Hidayat, M.Pd. (NIDN. 00-0409-6301) Anggota : 1. Defri Mulyan, M.Pd. (NIDN. 00-3112-8603) 2. Deni Setiawan, M.Pd. (NIDN. 04-2501-8302)

UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA

2017

(2)

i

(3)

ii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

DAFTAR ISI ii

RINGKASAN iii

BAB 1 PENDAHULUAN ………... 1

1.2 Analisis Situasi ... 1

1.2 Landasan Teori ………... 4

1.3 Permasalahan Mitra... 8

1.4 Solusi Yang Ditawarkan Untuk Mengatasi Masalah... 8

BAB 2 TARGET DAN LUARAN ……… 9

2.1 Target ... 9

2.2 Luaran ……… 9

2.3 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran ……… 9

BAB 3 METODE PELAKSANAAN ……… 11

1.1 Persiapan ... 11

1.2 Metode Kegiatan ……… 11

BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ……… 14

4.1 LPPM Universitas Siliwangi ... 14

4.2 Kinerja LPPM Dalam PPM ……… 15

4.3 Kepakaran Pengusul ………... 20

BAB 5 PELAKSANAAN KEGIATAN ITGbM ………... 21

5.1 Lokasi Dan Subjek ITGbm ... 21

5.2 Jadwal Kegiatan ……….. 21

5.3 Hasil Yang Dicapai ……… 22

BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ……… 26

6.1 Tahap Kompetisi ……… 30

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN ……… 27

7.1 Simpulan ……… 27

7.2 Saran ……… 27

DAFTAR PUSTAKA ……… 29

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……… 30

(4)

iii Ringkasan

Pelatihan Olahraga Pencak Silat Sebagai Upaya Melestarikan Olahraga Asli Indonesia Dan Mewujudkan Prestasi Anak Pada Usia Dini

Pada jaman yang semakin maju saat ini banyak sekali anak usia dini tidak begitu mengenal dengan kebudayaanya sendiri karena pada era globalisasi yang semakin maju menjadikan anak lebih memilih bermain dalam bidang yang lebih modern seperti game online yang cenderung menjadikan anak menjadi malas dengan kegiatan kegiatan olahraga misalnya olahraga pencak silat yang masih belum banyak anak/remaja yang mau melestarikan dan mengembangkan pencak silat sebagai kebudayaan asli Bangsa Indonesia , untuk itu kami akan mengadakan pengabdian masyarakat dengan melaksanakan pelatihan olahraga pencak silat untuk anak usia dini, sehingga dapat bermanfaat untuk melatih tumbuh kembang anak, menjadikan anak agar dapat memiliki karakter seorang pemberani, saling tolong menolong antar sesama dan dapat melestarikan dan mengembangkan pencak silat sebagai kebudayaan asli Bangsa Indonesia.

Kata Kunci : Pencak Silat, Pelestarian Budaya, Peningkatan Prestasi Anak Usia Dini

(5)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

Pencak silat merupakan satu-satunya olahraga yang mengandung nilai seni dan berasal dari budaya asli bangsa Indonesia, sehingga perlu dilestarikan dengan cara diajarkan di sekolah-sekolah sejak dari sekolah dasar. Karena itu, pencak silat dianggap perlu termuat dalam kurikulum pendidikan atau sebagai muatan local.

Hal ini dilakukan selain untuk meningkatkan prestasi juga mempertahankan nilai budaya. Pencak silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan denga sejarah masyarakat Indonesia dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, pencak silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya, kini pencak silat nasional dikenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama.

Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pe- ngembangan yang lebih teratur. Hanya saja, pencak silat memang hadir sebagai budaya bangsa yang sudah mendarah di diri bangsa indonesia sejak sebelum Indonesia merdeka. Pencak silat dikenali dengan cara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan.

Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu yang merupakan hambatan pengembangan, dimana kini dituntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas. Pencak silat sebagai budaya Nasional bangsa Indonesia mempunyai banyak ragam khas maisng- masing daerah, jumlah perguruan/aliran di segenap penjuru tanah air ini diperkirakan sebanyak lebih dari 820 perguruan/aliran.

Oleh karena itu, dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistematis untuk melestari- kan warisan nenek moyang bangsa. Terlebih- lebih setelah Kungfu

(6)

2

masuk IPSI, atas anjuran pemerintah berdasarkan per-timbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam mengada-kan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus me-nasionalisasikan.

Padahal, kungfu itu sendiri bukanlah pencak silat yang sebagaimana dimiliki oleh nenek moyang bangsa Indonesia.

PB. IPSI (1994:20) menjelaskan, terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:

1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian serta karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.

2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan “seni” pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat yang diiringi dentuman suara musik dan busana tradisional.

3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampu-an teknis bela diri pencak silat.

4. Aspek Olahraga: hal ini berarti aspek fisik dalam pencak silat sangatlah penting. Pesilat mencoba me- nyesuaikan pikiran dengan olah tubuh.

Sebagai kompetisi dari bagian aspek olahraga ini meliputi per- tandingan dan demonstrasi bentuk- bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.

Pencak silat pada dasarnya adalah bela diri yang mempunyai empat nilai sebagai satu kesatuan, yaitu nilai etis, teknis, estetis dan atletis. Nilai-nilai tersebut selain me- rupakan nilai pencak silat juga merupakan corak khas dan keistimewaan pencak silat yang bersumber dari budaya masyarakat rumpun melayu.

Berdasarkan aspek pencak silat tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pencak silat sangatlah penting untuk dilestarikan terutama di sekolah-sekolah supaya budaya bangsa tidak hilang begitu saja, dan agar meraih prestasi bagi peserta didik yang memang memiliki minat dan bakat dibidang olahraga pencak silat. Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) biasanya berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak

(7)

3

aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar.

Misalnya, silat-silat harimau dan monyet merupakan contoh dari aliran- aliran tersebut. Bahkan, pencak silat sebagai salah satu tradisi budaya bangsa Indonesia ternyata sudah dikenal manca negara termasuk ke Eropa, karena pencak silat memiliki aspek olahraga dan bela diri yang unik dengan beragam seninya. Ada yang berpendapat, bahwa pokok- pokok dari pencak silat sebagai tradisi budaya bangsa sudah terhilangkan, hal ini dikarena-kan bercampurnya pencak silat dengan dunia olah raga. Dengan alasan ini, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat itu sendiri, dan tidak mengikuti keanggotaan serta peraturan yang ditempuh oleh Pesilat, yang kini telah menjadi organisasi pengatur pencak silat sedunia.

Organisasi silat itu, misalnya tahun 1950an, tidak dapat perhatian baik dari berbagai kalangan pecinta pencak silat tradisional. Pada awalnya tradisi budaya silat bangsa Indoensia bukan bernama pencak silat, tapi beragam nama sesuai daerah masing-masing. Kemudian, pengurus organisasi melakukan upaya-upaya seperti diadakannya suatu seminar dengan menjelaskan bahwa organisasi silat sebagai pengukuhan bagi seni pembelaan diri bangsa Indonesia dengan nama

“pencak silat” sebagai kata majemuk. Selanjutnya dirumus- kanlah pemaknaan pencak silat supaya menjadi nama yang dapat mewakili seluruh tradisi silat di tanah air. PB. IPSI bersama BAKIM tahun 1975 memberikan pengertian pancak silat sebagai berikut:

Pencak Silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela/memper- tahankan eksistensi (kemandirian) dan integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dari pengertian ini dapat dinyatakan bahwa pencak silat merupakan hasil budaya bangsa Indonesia yang memang patut untuk dilestarikan. Pancak silat sebagai hasil budaya bukan sesuatu yang mengarah pada ke-kerasan, akan tetapi lebih pada seni dan budaya dalam mempertahan diri ketika ada suatu bahaya yang mengancam. Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan.

(8)

4

Sedangkan silat mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau ke- sejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana.

Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur- unsur olahraga, seni, bela diri dan kebatinan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dinyatakan bahwa pencak silat sudah saatnya go to school dan disosialisasikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler setiap sekolah. Pencak silat sebagai kegiatan ekstrakurikuler harus membuat lompatan- lompatan pencapaian prestasi dengan pembinaan dan perhatian yang baik dari berbagai pihak khususnya pihak sekolah itu sendiri.

Gaya hidup anak yang terus menerus dalam bekerja ditambah dengan pola makan tidak sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis,berat badan lebih, osteoporosis,kanker,usus,dan,depresi di kemudian hari

Akhir-akhir ini semakin banyak anak usia dini, remaja dan dewasa terserang penyakit . Sebagian besar adalah karena pada masa mudanya kebanyakan tidak melakukan olahraga ringan baik teratur dan didukung dengan pola hidup yang kurang baik.

Untuk itu pelatihan ini dibuat guna memutuskan mata rantai sedini mungkin sehingga tidak terulang untuk kedepan dan kesejahteraan kesehatan dapat tercapai dalam kehidupan sehari-hari dengan melatih anak usia dini latihan pencak silat agar anak juga dapat mengenal dan mempelajari olahraga asli Indonesia tersebut dengan “Pelatihan Olahraga Pencak Silat Sebagai Upaya Melestarikan Olahraga Asli Indonesia Dan Mewujudkan Prestasi Anak Pada Usia Dini”

1.2 Landasan Teori

1.2.1 Konsep Pendidikan Pencak Silat untuk Anak Usia Dini

Pendidikan pencak silat untuk anak usia dalam implementasi nilai nilai karakter yang ada dalam pencak silat perlu diberikan contoh-contoh yang konkret dimana falsafah-falfsafah pencak silat diamalkan melalui keteladanan- keteladanan yang disampaikan pelatih kepada anak-anak. Kenapa pencak silat

(9)

5

perlu diajarkan pula kepada anak usia dini karena apabila kita perhatikan perkembangan pisik motorik anak usia dini sedang dalam perkembangan yang pesat dimana terlihat gerakan-gerakan yang sangat aktif alangkah baiknya apabila gerakan itu kita salurkan dengan pendidikan khusunya pendidikan pencak silat supaya gerakannya menjadi lebih bermakna. Pendidikan pencak silat untuk anak usia dini ada hal yang harus diingat bahawa pendidkan pencak silat untuk anakusia dini harus diberikan pemahaman kepada anaksupaya anak mengerti bahwa pencak silat ini jangan sampai digunakan untuk berkelahi namun untuk melindungi diri ketika memang sedang tidak bersama orangtua, materi pembelajaran pencak silatpun dalam setiap kalipertemuan diberikan dengaan sedikit demi sedikit supaya anak dapat mengikuti dengan mudah.

Pencak silat ini diharapkan mampu memberikan bekal untuk anak khususnya anak usia dini untuk dirinya sedniri di masa sekarang maupun yang akan datang dalam ilmu bela diri, juga selain itu dengan pencak silat ini diharapkan jiwa Tangguh, Taqwa, Tanggon, Tanggah dan Trengginas anak dapat melekat kuat dalam diri anak, sehingga pencak silat dapat berfungsi sebagai karakter yang ada dalam dirinya sebagai ciri khas yang ada pada warga negara Indonesia.

1.2.2 Konsep Nilai Karakter Anak Usia Dini

Karakter memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pentingnya pembangunan karakter telah disadari oleh pemerintah, hal ini terbukti dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Pemerintah melalui materi-materinya sekarang bertekad membangun karakter bangsa dalam setiap bidang, khususnya dalam bidang pendidikan karena pendidikan merupakan suatu wadah yang sangat efektif dalam membentuk karakter individu. Karakter sebaiknya ditanamkan sejak usia dini supaya anak memiliki karakter yang baik sampai dewasa kelak, sebagai orang yang terlibat dalam dunia pendidikan tentu harus memahami apa yang dimaksud dengan karakter.

Secara etimologi Hidayatullah (2010:12) karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu charassein artinya “mengukir” atau “dipahat”, apabila dipahami lebih dalam

(10)

6

suatu ukiran atau pahatan melekat kuat diatas suatu benda yang diukir yang tidak mudah hilang dan tidak mudah usang. Suhardi (2012:318) pengertian karakter yang ada dalam kamus Indonesia-Arab karakter adalah akhlak atau tabi’at.

Konsep karakter yang didapat dari kedua bahasa tersebut dapat diartikan bahwa karakter adalah akhlak atau tabiat seseorang yang melekat kuat dalam dirinya yang akan tertanam terus menerus sampai sepanjang hayat, dapat dibayangkan apabila karakter tersebut tidak dibentuk khususnya dari individu itu sejak kecil maka kemungkinan besar karakter buruk yang melekat pada dirinya akan mengakar kuat sepanjang hidupnya, oleh karena itu karakter dapat dibentuk melalui pembiasaan (habit) sejak anak usia dini.

Secara terminologis konsep karakter yang dikemukakan oleh Lickona (1991:81-82) karakter adalah sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral, yang dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya, sementara Hermawan Gunawan (2014:2) mendefinisikan karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suau benda atau individu(manusia). Ciri khas tersebut adalah asli, dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, serta merespons sesuatu. Russel Williams (Aldayu, 2013:17-18) menggambarkan karakter laksana “otot” yang akan menjadi lembek jika tidak dilatih, dengan latihan demi latihan maka, otot-otot karakter akan menajdi kuat dan akan mewujud menjadi kebiasaan (habit).

Definisi karakter di atas dapat dimaknai bahwa karakter seorang individu adalah keadaan asli yang ada dalam diri manusia yang dapat dilihat dari tingkah lakunya. Baik buruknya karakter seseorang bergantung pada pengaruh yang individu itu dapatkan, apabila seseorang mendapat pengaruh yang baik maka kemungkinan besar karakter pribadinya akan baik dan begitupula sebaliknya.

Pengaruh yang datang dari luar tersebut sangat berperan dalam pembentukan karakter, maka sebaiknya karakter seorang indvidu itu dilatih melalui pembiasaan- pembiasaan yang baik dari sejak masa usia dini melalui contoh-contoh yang

(11)

7

konkrit yang anak dapat lihat sehingga anak dapat mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari sampai mengakar kuat dalam dirinya sampai dewasa kelak.

Karakter manusia menurut Brooks dan Goble (Mulyana, 2014:25) dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor nature (alami) dan faktor nurture (pengaruh lingkungan). Faktor nature menurut Gunawan (2014:20) datang dari dalam diri individu itu sendiri tanpa melalui latihan terlebih dahulu murni bawaan asli semenjak lahir.

Aristoteles (Lickona, 1991: 70) mendefinisikan karakter yang baik adalah hidup dengan tingkah laku yang benar, tingkah laku yang benar dalam hal berhubungan dengan orang lain dan berhubungan dengan diri sendiri. Ki Hajar Dewantara (Mulyasa, 2014:1) hal yang harus dilaksanakan dalam pendidikan karakter yakni ngerti-ngroso-nglakoni (mengetahui, merasakan dan melakukan) hal ini sama dengan komponen karakter baik dari Lickona (1992: 84) yang menekankan pentingnya tiga komponen dalam karakter baik yaitu moral knowing (pengetahuan moral), moral feeling (perasaan moral), dan moral action (perbuatan moral). 1) Moral knowing terdiri dari moral awareness, knowing moral values, perspective taking, moral reasoning, desicion making, and self knowledge. 2) Moral feeling terdiri dari consience, self-esteem, empathy, loving the good, self control, humility. 3) Moral action terdiri dari competence, will and habit.

Gambar 1.1 Komponen Karaker yang Baik Sumber Lickona (1991:84)

(12)

8

Ketiga komponen karakter diatas satu sama lain saling berhubungan, dan tidak bisa hanya komponen tertentu saja yang dikembangkan. Ketiga komponen tersebut bekerja bersama-sama secara kompleks dan stimultan.

Satu pendidikan yang menawarkan bekal kepada anak dalam mengahadapi ancaman-ancaman yang membahayakan sekaligus di dalam pendidikan tersebut mengandung nilai-nilai karakter terutama karakter berani dan karakter tangguh adalah pendidikan pencak silat karena pendidikan pencak silat ini sangat kental dengan karakter, dimana dalam pendidikan pencak silat mengandung lima pilar karakter yang khas dari pendidikan pencak silat yang kelak dapat menjadikan seorang anak memiliki sifat berani dan tangguh.

1.3 Permasalahan Mitra

1.3.1 Minimnya anak usia dini yang belum mengenal budaya asli Indonesia 1.3.2 Pelatihan Pencak Silat usia dini belum banyak di manfaatkan untuk sarana

olahraga dalam mengembangkan budaya asli bangsa Indonesia 1.3.3 Kurangnya daya tarik anak terhadap olahraga bela diri

1.4 Solusi yang Ditawarkan untuk Mengatasi Masalah

1.4.1 Melestarikan dan mengembangkan Pencak Silat sebagai Kebudayaan Asli Bangsa Indonesia

1.4.2 Membina dan Membentuk karakter anak bangsa yang berani dan saling tolong menolong dengan sesama

1.4.3 Meningkatkan gaya hidup sehat anak usia dini

1.4.4 Melatih anak agar dapat berprestasi dalam olahraga pencak silat 1.4.5 Menjadikan anak menjadi seorang atlet pencak silat di kemudian hari

(13)

9 BAB 2

TARGET DAN LUARAN 2.1 Target

2.1.1 Pencak Silat dapat berkembang dan di kenal pada anak usia dini 2.1.2 Melatih anak bergaya hidup sehat

2.1.3 Meningkatkan prestasi olahraga Indonesia dalam bidang bela diri pencak silat

2.1.4 Mendidik dan mengembangkan karakter anak yang baik 2.1.5 Mendidik anak usia dini agar menyukai olahraga pencak silat 2.1.6 Mengasah kemampuan anak dalam bela diri pencak silat 2.2 Luaran

Luaran yang diharapkan dari program ini adalah olahraga pencak silat dapat dilestarikan dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia sendiri dengan mendidik dan melatih olahraga pencak silat kepada anak usia dini karena dengan melatih dan mendidikan pencak silat pada usia dini dapat menjadikan anak sebagai penerus budaya asli Indonesia . Selain itu masyarakat dapat memahami tentang olahraga pencak silat yang diselenggarakan baik di kota provinsi dan manca negara , dan menjadikan anak usia dini berprestasi dalam olahraga pencak silat tersebut.

2.3 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran

Sekolah – sekolah dasar yang ada di UPT Pendidikan kecamatan Cineam kabupaten Tasikmalaya adalah sekolah sekolah yang minim dengan fasilitas fasilitas olahraga pencak silat yang memadai, dan kami sudah mengadakan beberapa kali pelatihan guna untuk menjadikan daerah tersebut sebagai tempat latihan anak usia dini, akan tetapi beberapa hari kemudian kami mempunyai banyak kendala, salah satunya adalah sarana dan alat yang kurang memadai, padahal kami mempunyai anak usia dini sebanyak kurang lebih 36 anak yang kami latih.

(14)

10 Jumlah anak berdasarkan usia

Usia Laki laki Perempuan Jumlah

6-8 tahun 11 13 24

9-12 tahun 5 7 12

Jumlah total : 36

Sekolah – sekolah dasar yang ada di lingkungan UPT Pendidikan kecamatan Cineam sangat jarang sekali adanya kegiatan olahraga rutin bagi anak usia dini karena daerah tersebut banyak sekali terdapat berbagai macam kios kios internet yang menarik kalangan anak usia dini untuk mencari hiburan / kesenangan dimasa kecilnya yang tak jarang sekali membuat anak menjadi kurang bersemangat dalam melakukan aktivitas olahraga pencak silat sehingga menjadikan anak bergaya hidup yang kurang sehat dan tidak mengenal budaya asli Indonesia karena di pikiran mereka hanya ada game game yang merusak sistem kerja otak secara maksimal.

(15)

11 BAB 3

METODE PELAKSANAAN 3.1 Persiapan

3.2.1 Diskusi dan sosialisasi

Diskusi sosialisasi dilaksanakan antara peneliti PKM, ketua UPT Pendidikan, Kepala sekolah, dan guru PJOK dalam melaksanakan latihan pencak silat dilingkungan UPT Pendidikan tersebut. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk mensosialisasikan tentang konsep pengabdian masyarakat yang dimulai dengan melatih pencak silat pada usia dini oleh instruktur Program Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh Tim Dosen PJKR Universitas Siliwangi,

Pelaksanaan dan pemanfaatannya serta memperkenalkan tentang konsep latihan olahraga pencak silat . Setelah diskusi, Tim instriktur melakukan pelatihan kepada siswa sekolah dasar yang ada di lingkungan UPT Pendidikan Kecamatan Cineam.

3.2.1 Peninjauan Lokasi

Peninjauan lokasi ditujukan untuk menentukan tempat yang dijadikan sebagai tempat latihan yang strategis dan memadai guna untuk kenyamanan dalam pelatihan olahraga pencak silat

3.2.1 Penyediaan sarana dan prasarana

Tahap persiapan berikutnya adalah pengadaan sarana dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan pelatihan . Peralatan yang dibutuhkan yaitu 1. Body Protector Pencak Silat 2. Box Target Pencak Silat 3. Samsak Pencak Silat 4.

Seragam Pencak silat 5. Target Kicking double mitt 6. Pelindung tulang kering . Alat tersebut di gungakan dalam kegiatan pelatihan untuk memenuhi hal hal yang bisa dicapai dikemudian hari .

3.2 Metode Kegiatan 3.2.1 Tahap Pelatihan

Untuk menyiapkan kegiatan latihan kepada anak usia dini agar dapat berlatih semaksimal mungkin dan dapat menjadi seorang atlet yang hebat tidak bisa

(16)

12

dengan hanya ala kadarnya atau asal asalan dalam melatih tanpa konsep , semua harus dimulai melalui konsep yang tertulis yang sudah di lakukan secara matang untuk kualitas latihan yang memadai dengan menggunakan latihan secara periodisasi latihan

Periodisasi adalah program latihan yang dilakukan dengan cara menyusun program latihan olahraga pencak silat secara tertulis mulai dari tahap persiapan sampai tahap kompetisi yang dilakukan guna mendidik anak usia dini agar berlatih dengan bertahap dan sesuai kemampuan anak tersebut , latihan tidak hanya dilakukan dalam bentuk fisik karena mental seorang anak tidak hanya berlatih karena lama kelamaan akan menjadi bosan , maka untuk menanggulangi kebosanan pada anak disusunlah berbagai permainan yang berkaitan dengan program latihan yang diberikan dan sesuai dengan tahap tahap latihan

Dalam menyusun program latihan di bagi menjadi 2 tahap : 3.2.1.1 Tahap persiapan

Tahap latihan dengan melatih gerakan dasar dalam pencak silat , baik secara fisik maupun teknik yang nantinya akan dipersiapkan untuk pertandingan karena tujuan dari berlatih agar anak dapat menjadi seorang atlet yang berprestasi sejak dini sehingga jika sudah berprestasi sejak dini harapan kita bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia nantinya , adapun tahap ini banyak menekankan pada latihan fisik seorang anak yaitu 70% , adapun teknik hanya penguasaan teknik dasar 20% , dan psikologi 10% Tahap persiapan dibagi menjadi 2 tahap :

 Tahap persiapan umum

Teknik yang diajarkan adalah teknik dasar , teknik dasar adalah sebuah teknik gerakan latihan yang diajarkan secara mendasar Contoh : Teknik pukulan , tendangan dan bantingan

 Teknik persiapan khusus

Teknik yang diajarkan secara khusus dan sesuai dengan kondisi yang dimiliki oleh anak usia dini dalam melakukan kegiatan pelatihan olahraga pencak silat untuk dapat memahami latihan dengan baik dan benar Contoh : Teknik serangan , Teknik bertahan

 Tahap Kompetisi

(17)

13

Tahap dimana anak yang sudah memiliki bekal dalam sebuah latihan yang terus menerus secara bertahap akan mempersiapkan diri agar dapat mengikuti sebuah kompetisi yang telah dilaksanakan dari kota maupun daerah dalam sebuah kejuaraan tingkat sekolah dasar yang nantinya seorang anak akan mempersiapkan latihan tahap dasar menjadi latihan tahap kompetisi yaitu untuk mempersiapkan menghadapi try in try out bahkan untuk pertandingan yang sesungguhnya , pada tahap ini pelatih harus mampu menguvakuasi apa yang menjadi kekurangan seorang anak dalam kemampuanya saat berlatih sebelum mengikuti pertandingan yang sesungguhnya

 Tahap pra kompetisi

Teknik yang diajarkan adalah latihan teknik simulasi , teknik simulasi adalah sebuah teknik dengan gerakan dasar yang dirangkai sehingga membentuk teknik serangan yang dilakukan anak dengan berbagai latihan yang diajarkan Contoh : Teknik shadow , pancing drill , samsak drill dan lain lain

 Tahap kompetisi

Teknik yang diajarkan adalah bagaimana seorang anak mempunyai sebuah taktik dalam bertanding , memiliki strategi yang matang untuk menghadapi berbagai macam tipe lawan yang berbeda ketika mengikuti kejuaraan/ Perlombaan pencak silat Contoh : taktik mengamankan point.

(18)

14 BAB 4

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1 LPPM Universitas Siliwangi

Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Siliwangi cukup handal dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi bidang penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

LPPM Universitas Siliwangi masuk dalam klaster madya.

LPPM Univrsitas Siliwangi memiliki Visi, Misi dan Tujuan sebagai berikut:

Visi

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Siliwangi sebagai pelopor yang unggul, mandiri, inovatif profesional, dan berwawasan wirausaha, dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tahun 2020.

Misi

1) Mengembangkan dan memantapkan optimalisasi peran dan fungsi LP2M sebagai lembaga strategis dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan Universitas Siliwangi.

2) Mengembangkan atmosfir keilmuan yang kondusif dan inovatif melalui kegiatan kemitraan baik di dalam maupun antar unit kerja, lembaga dan disiplin ilmu.

3) Melestarikan dan mengembangkan, temuan iptek, pendidikan, humaniora, dan budaya, melalui optimalisasi sumber daya yang ada.

4) Optimalisasi peran LPPM sebagai lembaga pelopor yang unggul dan inovatif dalam perencanaan, pemodelan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset, tematik, integratif, dan berkesinambungan

5) Mewujudkan dan menciptakan kemandirian LLPM yang berwawasan wirausaha sesuai prinsip dan pilar good governance

Tujuan

a) Memperbaiki kualitas manajemen LP2M Universitas Siliwangi sesuai prinsip dan pilar good governance.

(19)

15

b) Meningkatkan keselarasan antara fungsi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara holistik dan integratif dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan Universitas Siliwangi.

c) Mengembangkan inovasi, dan profesionalisme dosen dalam menghasilkan kualitas dan kuantitas kekayaan intelektual bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai upaya pengembangan, implementasi keilmuan yang bermanfaat bagi masyarakat

d) Menjadikan LP2M Universitas Siliwangi sebagai lembaga yang menyelenggarakan, mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan yang dilakukan oleh dosen, kelompok dosen maupun unit kerja yang berkaitan dengan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

e) Mewujudkan sivitas akademika dan masyarakat yang maju dan mandiri melalui program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara holistik, integratif, berkesinambungan berbasis wirausaha.

f) Mewujudkan LP2M sebagai lembaga pusat informasi berkaitan dengan seluruh kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dapat diakses oleh mahasiswa, dosen maupun masyarakat

g) Terbentuknya pola binaan LP2M yang dilakukan secara spesifik dan berkesinambungan baik terhadap instansi maupun kelompok usaha

h) Mengembangkan jaringan kerjasama dengan pihak eksternal, dan menjembatani kepakaran Universitas Siliwangi dengan kebutuhan dari luar Universitas Siliwangi, sebagai upaya memberdayakan SDM Universitas Siliwangi dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

i) Mengembangkan kerjasama antar lembaga regional, nasional, dan internasional melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai wahana dalam mendukung Universitas Siliwangi menuju quasi entrepreneurial University.

4.2 Kinerja LPPM dalam PPM

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh institusi/ unit kerja maupun dosen-dosen di Lingkungan Universitas Siliwangi terdiri atas

(20)

16

penelitian yang dibiayai oleh Universitas Siliwangi dan pihak di luar Universitas Siliwangi, termasuk kegiatan rutin Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam kurun waktu Mei 2010 sampai dengan Maret 2014 disajikan dalam Tabel sebagai berikut :

(21)

17

(22)

18

(23)

19

(24)

20 4.3. Kepakaran Pengusul

Kegiatan ITGbM ini di bawah koordinasi Program studi PJKR FKIP Universitas Siliwangi, dimana Dosen maupun Asisten Dosen dipandang mampu untuk melaksanakan kegiatan ini.

Sesuai dengan tema yang ditetapkan yakni melaksanakan ITGbM berupa,

“Pelatihan Pencak Silat direspon dengan baik oleh Ketua Kepala Sekolah, Guru-guru dan atlet bolavoli SMA Al-huda Singaparna Kabupaten Tasikmlaya.

Pengabdian pada masyarakat ini sebagai Ketua adalah Dr. H. Cucu Hidayat, M.Pd., sebagai dosen program studi PJKR FKIP Universitas Siliwangi

Kegiatan ini ditunjang oleh anggota pengusul Defri Mulyana, M.Pd., sebagai Dosen di program studi PJKR FKIP Universitas Siliwangi.

Anggota pengusul lainnya Deni Setiawan, M.Pd., sebagai Dosen di program studi PJKR FKIP Universitas Siliwangi.

(25)

21 BAB 5

PELAKSANAAN KEGIATAN ITGbM

5.1 Lokasi Dan Subjek Kegiatan ITGbM

Kegiatan ITGbM ini dilaksanakan di UPT Pendidikan Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya yang menaungi 20 Sekolah Dasar (SD). Subjek kegaiatan ITGbM adalah Sekolah – sekolah dasar yang ada di UPT Pendidikan kecamatan Cineam kabupaten Tasikmalaya akan tetapi minim dengan fasilitas fasilitas olahraga pencak silat yang memadai, dan kami sudah mengadakan beberapa kali pelatihan guna untuk menjadikan daerah tersebut sebagai tempat latihan anak usia dini, akan tetapi beberapa hari kemudian kami mempunyai banyak kendala, salah satunya adalah sarana dan alat yang kurang memadai, padahal kami mempunyai anak usia dini sebanyak kurang lebih 36 anak yang kami latih.

Jumlah anak berdasarkan usia

Usia Laki laki Perempuan Jumlah

6-8 tahun 11 13 24

9-12 tahun 5 7 12

Jumlah total : 36 5.2 Jadwal Kegiatan

No Jenis Kegiatan Bulan Ke

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Penyusunan dan Pengajuan Proposal V

2 Survey dan konfirmasi dengan LPPM V

3 Kajian pustaka/Konsultasi Ahli V

4 Pelatihan tahap 1 V

5 Pelatihan tahap 2 V

6 Lokakarya awal V

7 Pedoman pencaksilat V

8 pelatihan akhir V

9 Laporan akhir kegiatan V

(26)

22 5.3 Hasil yang dicapai

5.3.1 Tabel Pelaksanaan Kegiatan

Hari/Tgl Topik/Kegiatan Praktisi Tempat

Minggu/04 Juli 2017

Teknik yang diajarkan adalah teknik dasar , teknik dasar adalah sebuah teknik gerakan latihan yang diajarkan secara mendasar Contoh : Teknik pukulan,

Tangkisan

Deni Setiawan, M.Pd

Lapangan UPT Pendidikan Kec.

Cineam

Minggu/ 11 Juli 2017

Teknik yang diajarkan adalah teknik dasar , teknik dasar adalah sebuah teknik gerakan latihan yang diajarkan secara mendasar Contoh : Tendangan dan bantingan

Deni Setiawan, M.Pd

Lapangan UPT Pendidikan Kec.

Cineam

Minggu/18 Juli 2017

Teknik yang diajarkan secara khusus dan sesuai dengan kondisi yang dimiliki oleh anak usia dini dalam melakukan kegiatan pelatihan olahraga pencak silat untuk dapat memahami latihan dengan baik dan

Defri Mulyana, M.Pd

Lapangan UPT Pendidikan Kec.

Cineam

(27)

23 benar Contoh : Teknik serangan

Minggu / 25 Juli 2017

Teknik yang diajarkan secara khusus dan sesuai dengan kondisi yang dimiliki oleh anak usia dini dalam melakukan kegiatan pelatihan olahraga pencak silat untuk dapat memahami latihan dengan baik dan benar Contoh : Teknik bertahan

Defri Mulyana, M.Pd

Lapangan UPT Pendidikan Kec.

Cineam

5.3.2 Hasil Evaluasi Kegiatan Yang Telah Dilaksanakan Pedoman Observasi Nilai-nilai Karakter Pengembangan Nila-Nilai Karakter

Anak Usia Dini Melalui Pendidikan Pencak Silat Nilai

Karakt er

Sub Indikator Pernyataan Deskripsi Hasil Observasi Taqwa Rasa keterikatan

(sence of

commitment) kepada kaidah-kaidah, nilai- nilai dan cita-cita agama dan moral masyarakat

1. Anak mentaati peraturan di Paguron Pencak Silat Galura Panglipur Bandung

2. Berdo’a sebelum dan sesudah

melaksanakan

kegiatan pendidikan pencak silat

3. Menegakan kebenaran, kejujuran dan keadilan

(28)

24 Tangguh Memiliki jiwa

yang pantang menyerah dan

1. Anak sanggup mengembangkan kemampuannya

Nilai Karakt er

Sub Indikator Pernyataan Deskripsi Hasil Observasi sanggup

mengembang-kan kemampuannya dalam menghadapi bahaya

2. Menjawab tantangan dalam setiap

kesulitan

3. Tahan uji dalam menghadapi tantangan dalam menanggulangi setiap kesulitan

4. Memiliki jiwa pantang menyerah

5. Memiliki jiwa yang kuat Trenggina

s Kelincahan,

kegesitan, dan keterampilan yang dinamis, enerjik, korektif, efisien, dan efektif dalam

mengejar kemajuan )

1. Anak dapat dengan lincah, gesit dan enerjik menirukan setiap gerakan dalam pencak silat

2. Anak dapat mengejar kemajuan pembelajaran dengan enerjik dan gesit

(29)

25 Tanggap Kreatif, cerdas, peka

dan cermat dalam mengatasi persoalan dan dapat

memanfaatkan peluang dan

bertanggung jawab

1. Anak memiliki sikap disiplin dalam segala hal

2. Anak dapat

bertanggung jawab atas segala yang dilakukannya

3. Anak dapat membina hubungan baik dengan oranglain

4. Anak dapat mengelola emosi

5. Anak dapat memotivasi diri

Tanggon Tahan uji dalam menghadapi godaan dan cobaan,

berdisiplin dan tanggung jawab serta mentaati norma-norma hukum, social, dan agama).

1. Anak memiliki sikap disiplin dalam segala hal

2. Anak dapat

bertanggung jawab atas segala yang dilakukannya

(30)

26 BAB 6

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 6.1 Tahap Kompetisi

Tahap dimana anak yang sudah memiliki bekal dalam sebuah latihan yang terus menerus secara bertahap akan mempersiapkan diri agar dapat mengikuti sebuah kompetisi yang telah dilaksanakan dari kota maupun daerah dalam sebuah kejuaraan tingkat sekolah dasar yang nantinya seorang anak akan mempersiapkan latihan tahap dasar menjadi latihan tahap kompetisi yaitu untuk mempersiapkan menghadapi try in try out bahkan untuk pertandingan yang sesungguhnya , pada tahap ini pelatih harus mampu menguvakuasi apa yang menjadi kekurangan seorang anak dalam kemampuanya saat berlatih sebelum mengikuti pertandingan yang sesungguhnya

6.1.1 Tahap pra kompetisi

Teknik yang diajarkan adalah latihan teknik simulasi , teknik simulasi adalah sebuah teknik dengan gerakan dasar yang dirangkai sehingga membentuk teknik serangan yang dilakukan anak dengan berbagai latihan yang diajarkan Contoh : Teknik shadow , pancing drill , samsak drill dan lain lain

6.1.2 Tahap kompetisi

Teknik yang diajarkan adalah bagaimana seorang anak mempunyai sebuah taktik dalam bertanding , memiliki strategi yang matang untuk menghadapi berbagai macam tipe lawan yang berbeda ketika mengikuti kejuaraan/

Perlombaan pencak silat Contoh : taktik mengamankan point.

(31)

27 BAB 7

SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan

Berdasarkan aspek pencak silat tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan pencak silat sangatlah penting untuk dilestarikan terutama di sekolah-sekolah supaya budaya bangsa tidak hilang begitu saja, dan agar meraih prestasi bagi peserta didik yang memang memiliki minat dan bakat dibidang olahraga pencak silat. Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) biasanya berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar.

Misalnya, silat-silat harimau dan monyet merupakan contoh dari aliran- aliran tersebut. Bahkan, pencak silat sebagai salah satu tradisi budaya bangsa Indonesia ternyata sudah dikenal manca negara termasuk ke Eropa, karena pencak silat memiliki aspek olahraga dan bela diri yang unik dengan beragam seninya. Ada yang berpendapat, bahwa pokok- pokok dari pencak silat sebagai tradisi budaya bangsa sudah terhilangkan, hal ini dikarena-kan bercampurnya pencak silat dengan dunia olah raga. Dengan alasan ini, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat itu sendiri, dan tidak mengikuti keanggotaan serta peraturan yang ditempuh oleh Pesilat, yang kini telah menjadi organisasi pengatur pencak silat sedunia.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penerapan hypnotherapy praktisi memberikan saran kepada beberapa pihak terkait yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi yang membutuhkan.

7.2.1 Bagi lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan diharapkan dapat memberikan pembekalan kepada peserta didiknya ketika Satu pendidikan yang menawarkan bekal kepada anak dalam mengahadapi ancaman-ancaman yang membahayakan sekaligus di dalam pendidikan tersebut mengandung nilai-nilai karakter terutama karakter berani dan karakter tangguh adalah pendidikan pencak silat karena pendidikan pencak silat

(32)

28

ini sangat kental dengan karakter, dimana dalam pendidikan pencak silat mengandung lima pilar karakter yang khas dari pendidikan pencak silat yang kelak dapat menjadikan seorang anak memiliki sifat berani dan tangguh.

(33)

29

DAFTAR PUSTAKA

Aldayu, Adi.I. (2013). Analisis Keberhasilan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA 3 GIKI Surabaya.

Jurnal Pendidikan. Vol.1, No.2. Diperoleh pada tanggal 24 Januari 2016. Dari http://digilib. uinsby.ac.id/10602/.

Gunawan, Heri. (2014). Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta.

Hidayatullah, Furqon. (2010) Pendidikan Karakter Membangun Peradaban bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka

Lickona, T. (1991). Pendidikan Karakter. Penerjemah Lita S. Cet.2 (2014).

Bandung: Nusa Media.

Lickona, T. (1992). Educating for Character/ Mendidik untuk Membentuk Karakter. Penerjemah Jumu Abdu Wamaunguno. Ed. 1. Cet. 3.

(2013). Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana. (2012). Pembentukan Karakter melalui Pembinaan Pencak Silat di SMPN 22 Bandung. Disertasi. Program Pendidikan Olahraga Sekolah

Pascasarjana UPI

Mulyasa, E. (2014). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

PB IPSI, (1994). Peraturan Pertandingan Pencak Silat Antara Bangsa, Jakarta:

Humas PERSILAT, 2000.

Suhardi, Didik. (2012). Peran SMP Berbasis Pesantren sebagai Upaya Penanaman Pendidikan Karakter Kepada Generasi Bangsa. Jurnal Pendidikan Karakter Vol.II, No.(3). Diperoleh pada 25 Februari 2016.

Dari http://journal.uny.ac.id/ index.php/jpka/article/view/1248/10 49.

(34)

30 Lampiran 1

JUSTIFIKASI ANGGARAN ITGbM 1.1. Anggaran Biaya

1.2. Jadwal Kegiatan

Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Pengusul A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Dr. H. Cucu Hidayat, M.Pd 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala

3 Jabatan Struktural -

4 NIDN 0009046301

5 Tempat dan Tanggal Lahir Tasikmalaya, 14 Oktober 1969 6 Alamat Rumah Jl. Ampera No. 83 Tasikmalaya

7 Nomor Tlp/HP 081323743550

8 Alamat Kantor Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 9 Nomor Tlp/Faks 0265-330634/0265-325812

10 Alamat e-mail [email protected]

11 Lulusan yang telah dihasilkan

12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Perencanaan Pembelajaran Olahraga

2. Kurikulum pembelajaran penjas

3. Strategi pembelajaran penjas B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S3

Nama Perguruan Tinggi

IKIP BANDUNG UNJ UNJ

Bidang Ilmu Pendidikan Olahraga Pendidikan Olahraga

Pendidikan Olahraga Tahun Masuk-Lulus 1982-1986 1997-2000 2004-2008 Judul Skripsi/Tesis Pengaruh model

pembelajaran terhadap perubahan perilaku siswa

Hubungan Antara general motor abillity dan motivasi berprestasi dengan hasil belajar

bulutangkis di pusdiklat pikiran

Perbandingan pengaruh metode pembelajaran komando dengan resiprokal dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar bulutangkis

(35)

31 rakyat tasikmalaya

Nama Pembimbing 1.Ela M.Pd

2. Ari Suardi, M.Pd

1. Prof. Nana Kosasih, M.Pd 2. Prof.

Muhri Muchlas P.hd

1. Prof. Abdul kadir ateng M.Pd 2. Prof Yusuf

M.Pd

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Peneltian Pendanaan

Sumber Jumlah 1 2012 Pengaruh Media

Pembelajaran berbasis IT Terhadap hasil belajar senam

Kemenpora 20.000.000

2 2010 Pengaruh Model pembelajaran tipe

LP2M 2.750.000

D. Pengalaman Pengabdian Kpd Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan

Sumber Jumlah 1 2010 Pengawas Satuan

Pendidikan Ujian Nasional Sekolah

Kemendikbud

2 2011 Instruktur Pendidikan dan Latihan Guru

Kemendikbud 3 2012 Kuliah Kerja Nyata

Mahasiswa

UNSIL 2013 4 2013 Penyuluh Implementasi

kurikulum 2013 pada guru PJOK

Kemendikbud Tasikmalaya

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Th Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Vol/Th Nama

Jurnal 1. Perbandingan pengaruh metode

pembelajaran komando dengan resiprokal dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar bulutangkis

Vol 1/2010 Jurnal IPTEK Olahrga KEMENP ORA 2. Pengaruh Media Pembelajaran

berbasis IT Terhadap hasil belajar

Vol 4/ 2012 IPTEK Olahraga

(36)

32

senam KEMENP

ORA 3. Optimalisasi Model Pembelajaran

Taktis dalam pembelajaran Penjas

Vol 2/ 2013 Education UNLA Bandung 4 Model Inklusi dalam Pembelajaran

Pendidikan Jasmani

Volume 6 Educare

5 1. Upaya Peningkatan Prestasi Senam Artistik Melalui Evaluasi Proses M Menggunakan Media Rekam, Jurnal,

Volume 13, Nomor 2, Mei- Agustus 2011

Iptek Olahraga, Kemenpor a RI

F. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

1. Sertifikat Pendidik,Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 2008

2. Kejuaraan Bulutangkis antar Dosen Perguruan Tinggi Swasta, Juara 1, Unsil 2010

3. Piagam Penghargaan Dosen Berprestasi, Peringkat Pertama, Unsil, Tahun 2008

4. Pemilihan Dosen Berprestasi Tingkt Kopertis Wilayah IV, Tahun 2008 5. Pigam Penghargaan Masa Bakti 20 Tahun, Unsil 2010

Piagam Penghargaan Pratama, pengda PBSI Jawa Barat, 2013

A. Identitas Diri Anggota Pengusul 1

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Defri Mulyana, M.Pd.

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 NIP/NIK/Identitas lainnya -

5 NIDN 00-3112-8603

6 Tempat dan Tanggal Lahir Tasikmalaya, 31 Desember 1986

7 E.mail [email protected]

8 Nomor Telepon/HP 085223735670

9 Alamat Kantor Jalan Siliwangi No. 24

10 Nomor Telepon/Faks -

(37)

33

12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Kurikulum dan Pembelajaran Penjas 2. T & P Pencak Silat

B. Identitas Diri Anggota Pengusul 1I

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Deni Setiawan, M.Pd.

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli 4 NIP/NIK/Identitas lainnya -

5 NIDN 04-2501-8302

6 Tempat dan Tanggal Lahir Tasikmalaya, 25 Januari 1983

7 E.mail [email protected]

8 Nomor Telepon/HP 082130881777

9 Alamat Kantor Jalan Siliwangi No. 24 10 Nomor Telepon/Faks -

12 Mata Kuliah yang Diampu 1. T & P Atletik I dan II 2. T & P Pencak Silat

(38)

34

(39)

35

Lampiran 4. Gambaran Ipteks yang akan Ditransfer kepada Mitra

Sekolah – sekolah dasar yang ada di UPT Pendidikan kecamatan Cineam kabupaten Tasikmalaya adalah sekolah sekolah yang minim dengan fasilitas fasilitas olahraga pencak silat yang memadai, dan kami sudah mengadakan beberapa kali pelatihan guna untuk menjadikan daerah tersebut sebagai tempat latihan anak usia dini, akan tetapi beberapa hari kemudian kami mempunyai banyak kendala, salah satunya adalah sarana dan alat yang kurang memadai, padahal kami mempunyai anak usia dini sebanyak kurang lebih 36 anak yang kami latih.

Jumlah anak berdasarkan usia

Usia Laki laki Perempuan Jumlah

6-8 tahun 11 13 24

9-12 tahun 5 7 12

Jumlah total : 36 Sekolah – sekolah dasar yang ada di lingkungan UPTD kecamatan Cineam sangat jarang sekali adanya kegiatan olahraga rutin bagi anak usia dini karena daerah tersebut banyak sekali terdapat berbagai macam kios kios internet yang menarik kalangan anak usia dini untuk mencari hiburan / kesenangan dimasa kecilnya yang tak jarang sekali membuat anak menjadi kurang bersemangat dalam melakukan aktivitas olahraga pencak silat sehingga menjadikan anak bergaya hidup yang kurang sehat dan tidak mengenal budaya asli Indonesia karena di pikiran mereka hanya ada game game yang merusak sistem kerja otak secara maksimal.

(40)

36

Lampiran 5. Peta Lokasi UPT Pendidikan Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmlaya

UPT Pendidikan Kecmatan Cineam berada di kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya, sedangkan Universitas Siliwangi berada di Kecamatan Tawang.

Jarak Universitas Siliwangi ke lokasi UPT Pendidikan Kecmatan Cineam sekitar 10 KM. Dapat ditempuh menggunakan kendaraan mobil dan motor, dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.

(41)

37 Lampiran 6. Surat Izin Penelitian

(42)

38 Lampiran 7. Profil Mitra Sasaran

(43)

39

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUPT PENDIDIKAN WILAYAH CINEAM Jl. Cikondang No. 113 Desa Cineam Kecamatan Cineam Kab. Tasikmalaya

PROFIL KANTOR UPT PENDIDIKAN WILAYAH CINEAM

A. Keadaan Personal Kantor UPT Pendidikan Wilayah Cineam

1. Kepala : 1 Orang

2. Kasubag Tata Usaha : 1 Orang 3. Pengelola Admin umum : 1 Orang 4. Pengelola Adm Keuangan : 0 Orang 5. Pengelola Admin Kepegawaian : 0 Orang 6. Pengelola Admin Perlengkapan : 1 Orang

7. Bendahara : 1 Orang

8. Operator Komputer : 1 Orang 9. Pengelola Data Pra Sekolah dan SD : 1 Orang 10. Pengelola Data PLS : 1 Orang

11. Jumlah : 8 Orang

B. Kelompok Jabatan Fungsional

1. Pengawas TK / SD : 2 Orang 2. Penilik PLS Bidang PAUD : 1 Orang

3. Jumlah : 3 Orang

C. Keadaan Sekolah

1. Sekolah Dasar : 20 Sekolah Dasar

2. Taman Kanak-Kanak : 9 Taman Kanak-Kanak D. Keadaan Personal

1. Kepala Sekolah Dasar : 20 Orang 2. Kepala Taman Kanak-Kanak : 7 Orang

3. Guru Kelas : 117 0rang

4. Guru PAI : 15 Orang

5. Guru PENJASKES : 29 Orang 6. Guru Taman Kanak-Kanak : 8 Orang E. Keadaan Siswa

KLS. I KLS. II KLS. III KLS. IV KLS. V KLS. VI Jumlah

395 351 402 370 384 403 2305

Kepala UPT Pendidikan Wilayah Cineam

H Gaosuladom NIP. 196709101987031003 Lampiran 8. Daftar Hadir Peserta

No Nama Kelas Keterangan

(44)

40

1 Riki Fauzan 1

2 Asep Miftah 1

3 Komarudin 1

4 Rizki 1

5 Samuel widiyanto 1

6 Karim abdul jabar 1

7 Sigit purnomo 6

8 Salim 5

9 Nurdianto 6

10 Herdi 3

11 Iman taufik 4

12 Arif wicaksana 2

13 Darwis 2

14 Asep muhtarom 2

15 Ery purnomo 2

16 Jajang tresna 2

17 Selly sofia 2

18 Ajeng lestari 2

19 Kiki mulyani 2

20 Desi ratna 2

21 Soraya utami 2

22 Wati purwati 2

23 Denisa Aprilia 3

24 Sasha jevisa 3

25 Gita hermawati 4

26 Rara putri 4

27 Wiwin Novita 5

28 Sagita widuri 5

29 Saskia kirana 6

30 Aprilianti 1

31 Rini agustin 1

32 Hayatul hikam 1

33 Dede andini 1

34 Tira 2

35 Septi komala 2

36 Risfi anggraeni 2

(45)

41 Lampiran 9. Dokumentasi Kegiatan

(46)

42

Gambar

Gambar 1.1 Komponen Karaker yang Baik Sumber Lickona (1991:84)

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan penelitian pertama dan penelitian ini terdapat pada sekolah yang mana dari hasil penelitian oleh Salamah menempatkan lokasi pada sekolah inklusi sementara

Tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional adalah kunyit karena mengandung kurkumin yang bisa mencegah terjadinya kerusakan ginjal.Untuk mengetahui efek

Golongan etnik berhubungan dengan gaya hidup dan kebiasaan dalam masyarakat, yang dapat mengakibatkan perbedaan di dalam angka kesakitan (Notoatmodjo, 2011). Terdapat pola

Tujuan dari diadakannya ITGbM Pelatihan Penulisan Karya Tulis bagi Guru Sekolah Dasar di Kelompok Kerja Guru (KKG) se Kota Tasikmalaya adalah untuk melatihkan teknik

Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan secara bersama sama antara mitra (kelompok tani ikan mitra yang mengadakan usahatani mina mendong bersama dengan Tim Pengusul

diungkapkan oleh Natalliasari (2015) yang telah melakukan penelitian terhadap peserta didik kelas VIII di salah satu SMP yang berada di Kota Tasikmalaya bahwa siswa

Prototipe yang dirancang akan bertindak sebagai sebuah web server yang menampilkan sebuah halaman web kepada client yang berisi status peralatan listrik dan

Harjono (2008) menambahkan, pada kategori fixed line (PSTN) Telkom menguasai 90 persen pasar, sedangkan pasar telepon seluler dan broadband, persentase pasar Telkom mencapai