• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS PERSEDIAAN BERAS PADA PERUM BULOG DIVISI REGIONAL SUMATERA UTARA OLEH: M ALIEF IRSYANDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS PERSEDIAAN BERAS PADA PERUM BULOG DIVISI REGIONAL SUMATERA UTARA OLEH: M ALIEF IRSYANDA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS PERSEDIAAN BERAS PADA PERUM BULOG DIVISI REGIONAL SUMATERA UTARA

OLEH:

M ALIEF IRSYANDA 152102053

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)
(3)
(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 ManfaatPenelitian ... 3

1.5 RencanaPenulisan ... 3

1.5.1 JadwalSurvei/Observasi ... 3

1.5.2 Rencana Isi ... 4

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMATERA UTARA ... 5

2.1 SejarahdanProfil ... 5

2.1.1 Sejarah Perusahaan ... 5

2.1.2 Profil Perusahaan ... 7

2.2 Statement Budaya ... 7

2.3 Fungsi, Visi dan Misi ... 8

2.4 Logo dan Makna ... 9

2.5 Struktur Organisasi ... 10

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI ... 18

3.1 PengertianAnalisis ... 18

3.2 Persediaan ... 19

3.2.1 PengertianPersediaan ... 19

3.2.2 Jenis-jenisPersediaan ... 19

3.2.3 MetodePencatatanPersediaan ... 20

3.3 Metode Analisis Data ... 22

3.3.1 Metode Deskriptif ... 22

3.3.2 Metode Kuantitatif ... 22

3.4 Hasil dan Pembahasan ... 24

3.4.1 Alur Pengadaan Beras ... 24

3.4.2 Analisis Persediaan Beras di Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara ... 24

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

4.1 Kesimpulan ... 29

4.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30 LAMPIRAN ...

(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Jadwal Survei/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir ... 3

(6)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Logo Perum BULOG ... 9 2.2 Struktur Organisasi Divisi Regional ... 12

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Persediaan merupakan salah satu pos modal kerja yang cukup penting karena kebanyakan modal usaha perusahaan dagang, persediaan tersebut berupa barang dagangan, sedangkan pada perusahaan industri, persediaan tersebut dapat berupa bahan mentah, barang proses, maupun barang jadi.

Setiap perusahaan, baik perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu akan tidak dapat memenuhi keinginan para pelangganya. Hal ini dapat saja terjadi karena tidak selamanya barang atau jasa tersedia setiaap saat. Berarti, pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan.

Jadi, persediaan sangat penting untuk setiap perusahaan.

Persediaan ini diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut terjamin kelancarannya. Dengan demikian, perlu diusahakan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya.

Setiap perusahaan atau organisasi mempunyai cara-cara yang berbeda dalam menangani sistem pengendalian dan perencanaan persediaan. Suatu sistem persediaan adalah seperangkat kebijakan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan berapa tingkat yang seharusnya dijaga dalam gudang dan bagaimana mengoptimalkan biaya total persediaan barang.

(8)

Melihat begitu pentingnya persediaan barang dalam suatu perusahaan, untuk mencegah terjadinya penumpukkan barang yang dapat menimbulkan tingginya biaya total persediaan, baik biaya penyimpanan atau investasi yang ditanam oleh perusahaan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PERSEDIAAN BERAS PADA PERUM BULOG DIVRE SUMATERA UTARA”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis mencoba merumuskan masalah dalam penilitian yaitu bagaimana persediaan beras pada Perum BULOG Divre Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pengadaan beras dan keputusan yang dilakukan Perum BULOG Divre Sumut dalam pengendalian persediaannya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai analisis persediaan.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk dapat membandingkan kondisi persediaan beras di perusahaan selama ini dengan teori-teori dan perkembangan ilmu yang ada.

(9)

3. Bagi peneliti lainnya, sebagai pembanding dalam melakukan penelitian agar hasil penelitian yang akan datang menjadi lebih baik lagi.

1.5 Rencana Penulisan

1.5.1 Jadwal Survei/Observasi

Berikut ini adalah jadwal penelitian yang dilakukan peneliti dalam penyusunan Tugas Akhir:

Tabel 1.1

Jadwal Survei/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No Kegiatan

Mei Juni Juli

2018 2018 2018

I II III I II III IV I II

1 Pengesahan

2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset 4 Pengajuan Dosen Pembimbing

5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

1.5.2 Rencana Isi

Rencana isi terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling memiliki keterkaitan antara bab satu dengan bab yang lainnya. Sistematika ini dibuat untuk mempermudah penulisan tugas akhir. Adapun rencana isi dari penulisan ini adalah:

(10)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis memaparkan bahasan penelitian judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan rencana penelitian.

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMATERA UTARA

Dalam bab ini diuraikan adalah sejarah singkat perusahaan, statement budaya, fungsi, visi dan misi, loga dan makna, dan struktur organisasi.

BAB III ANALISA DAN EVALUASI

Dalam Bab ini penulis membahas tentang pengertian Analisis Persediaan, Metode Analisis Data, dan Hasil Pembahasan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam Bab ini yang terakhir ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan seterusnya mencoba memberikan saran kepada perusahaan yang dianggap perlu untuk kemajuan perusahaan.

(11)

BAB II

PERUM BULOG DIVISI REGIONAL SUMATERA UTARA

2.1 Sejarah dan Profil

2.1.1 Sejarah Perusahaan

Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan presidium cabinet No. 114/u/Kep/5/1967, dengan tujuan pokok untuk mengamankan penyediaan pangan dalam rangka menegakkan eksistensi Pemerintahan baru. Selanjutnya direvisi melalui Keppres No. 39 Tahun 1969 tanggal 21 Januari 1969 dengan tugas pokok melakukan stabilisasi harga beras, dan kemudian direvisi kembali melalui Keppres No. 39 Tahun 1987, yang dimaksudkan untuk menyongsong tugas BULOG dalam rangka mendukung pembangunan komoditas pangan yang multi komoditas. Perubahan berikutnya dilakukan melalui Keppres No. 103 tahun 1993 yang memperluas tanggung jawab BULOG mencakup koordinasi pembangunan pangan dan meningkatkan mtu gizi pangan, yaitu ketika Kepala BULOG dirangkap oleh Menteri Negara Urusan Pangan.

Pada tahun 1995, keluar Keppres No. 50, untuk menyempurnakan struktur organisasi BULOG yang pada dasarnya bertujuan untuk lebih mempertajam tugas pokok, fungsi serta peran BULOG.Oleh karena itu, tanggung jawab BULOG lebih difokuskan pada peningkatan stabilisasi dan pengelolaan persediaan bahan pokok dan pangan. Tugas pokok BULOG sesuai Keppres tersebut adalah menendalikan harga dan mengelola persediaan bahan pangan lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan pangan

(12)

6

bagi produsen dan konsumen serta memenuhi kebutuhan pangan berdasarkan kebijaksanaan umum Pemerintah. Namun tugas tersebut berubah dengan keluarnya Keprres No. 45 Tahun 1997, dimana komoditas yang dikelola BULOG dikurangi dan tinggal beras dan gula.Kemudian melalui Keppres No. 19 Tahun 1998 tanggal 21 Januari 199, Pemerintah mengembalikan tugas BULOG seperti Keppres No. 39 Tahun 1969.Selanjutnya melalui Keppres No. 19 Tahun 1998, ruang lingkup komoditas yang ditangani BULOG kembali dipersempit seiring dengan kesepakatan yang diambi oleh Pemerintah dengan pihak IMF yang tertuang dalam Letter of Intent (LoI).

Dalam Keppres tersebut, tugas pokok BULOG dibatasi hanya untuk menangani komoditas beras. Sedangkan komoditas lain yang dielola selama ini dilepaskan ke mekanisme pasar. Arah Pemerintah mendorong BULOG menuju suatu bentuk badan usaha muali terlihat dengan terbitnya Keppres No. 29 Tahun 2000, dimana didalamnya tersirat BULOG sebagai organisasi transisi (tahun 2003) menuju organisasi yang bergerak di bidang jasa logistik di samping masih menangani tugas tradisionalnya. Pada Keppres No. 29 Tahun 2000 tersebut, tugas pokok BULOG adalah melaksanakan tugas Pemerintah di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras (mempertahankan Harga Pembelian Pemerintah – HPP), serta usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Arah perubahan tersebut semakin kuat dengan keluarnya Keppres No. 166 Tahun 2000, yang selanjutnya diubah menjadi Keppres No. 103/2000. Kemudian diubah lagi dengan Keppres No. 03 Tahun 2002 tanggal 07 Januari 2002 dimana tugas pokok BULOG masih sama dengan ketentuan dalam Keppres No. 29 Tahun 2000, tetapi

(13)

7

dengan nomenklatur yang berbeda dan memberi waktu masa trasnsisi sampai dengan tahun 2003. Akhirnya dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003 BULOG resmi beralih status menjadi Perusahaan Umu (Perum) BULOG.

2.1.2 Profil Perusahaan

BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik atau pergudangan, survey dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastic, usaha angkutan, perdagangan komoditi panan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas public dari Pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin) dan pengelolaan stok pangan.

2.2 Statement Budaya

UU Pangan bukan hanya berbicara tentang ketahanan pangan, namun juga memperjelas dan memperkuat pencapaian ketahanan pangan dengan mewujudkan kedaulatan pangan (food soveregnity) dengan kemandirian pangan (food resilience) serta keamanan pangan (food safety).

"Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal".

(14)

8

"Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat".

"Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi".

2.3 Fungsi, Visi dan Misi Fungsi

1. Sebagai penyelenggara kegiatan pada bidang usaha jasa logistic.

2. Menetapkan kebijakan pada bidang manajemen logistic agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan umum Pemerintah.

3. Sebagai penyelenggara kegiatan pada bidang operasi.

4. Melakukan perencanaan pada bidang-bidang berikut antara lain keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan jasa logistik.

5. Mengelola sumber daya yang akan melaksanakan tugas BULOG agar berhadil serta memiliki daya guna.

6. Melakukan pengawasan terhadap segala macam tugas yang dilakukan di lingkungan Perum BULOG.

(15)

9

7. Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) dan keuangan.

Visi

"Menjadi Perusahaan yang Unggul dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan.”.

Misi

1. Memberikan Pelayanan Prima kepada Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya untuk Memenuhi Kebutuhan Pangan Pokok.

2. Mencapai Pertumbuhan Usaha yang Berkelanjutan.

3. Menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

Gambar 2.1 Logo Perum BULOG

Sumber Kantor Perum BULOG Divre Sumut

2.4 Logo dan Makna

Matahari dengan gradasi warna kuning ke merah menggambarkan Perum BULOG sebagai perusahan yang menjadi sumber dari seluruh rangkaian kehidupan bangsa Indonesia yang beraneka ragam termasuk suku dan kultur didalamnya. Matahari juga mencerminkan adanya semangat perubahan dalam diri Perum BULOG, untuk menjadi perusahaan yang lebih professional, trasnparan dan sehat.

(16)

10

Huruf/Tipografi BULOG berwarna biru menjadi refleksi konkrit akan besarna peranan Perum BULOG dalam usaha mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Sedangkan bentuk huruf/tipografi yang kokoh menggambarkan bentuk fisik Perum BULOG sebagai sebuah perusahaan yang solid dalam mengelola berbagai misinya.

Logo dapat disertai atau tidak disertai tagline atau slogan berupa kalimat

”Bersama Mewujudkan Kedaulatan Pangan”.

2.5 Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Divisi Regional Sumatera Utara didukung dan dibantu oleh:

A. Divisi Regioanal:

1. Bidang Pengadaan, dibantu:

a. Seksi Analisis Harga dan Pasar.

b. Seksi Pengadaan Beras.

c. Seksi Pengadaan Pangan Pokok Lain.

2. Bidang Operasional dan Pelayanan Publik, Dibantu:

a. Seksi Pergudangan dan Angkutan.

b. Seksi Perawatan dan Pengendalian Mutu.

c. Seksi Penyaluran.

3. Bidang Komersial dan Pengembangan Bisnis,dibantu:

a. Seksi Penjualan.

b. Seksi Pengembangan Bisnis dan Industri Hulu.

c. Seksi Pengembangan Bisnis dan TI

4. Bidang Admisnistrasi dan Keuangan, dibantu :

(17)

11

a. Seksi SDM dan Hukum.

b. Seksi Sekretariat Umum dan Humas c. Seksi Keuangan.

d. Seksi Akuntansi Manajemen Risiko dan Kepatuhan B. Subdivisi Regional:

1. Pusat Distribusi 2. Unit Pengelolaan 3. Gudang

4. Kantor Seksi Logistik.

Untuk lebih jelasnya bagan struktur Perum BULOG Divre Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

(18)

12

Gambar 2.2

Struktur Organisasi Divisi Regional Sumber Kantor Perum BULOG Divre Sumut

DIREKSI (Board of Director)

SEKSI PERGUDANGAN, PERSEDIAAN, DAN

ANGKUTAN SEKSI ANALISIS

HARGA DAN PASAR

BIDANG OPERASIONAL DAN PELAYANAN

PUBLIK BIDANG

PENGADAAN

SEKSI PERAWATAN DAN PENGENDALIAN

MUTU SEKSI

PENGADAAN BERAS

SEKSI SDM DAN HUKUM SEKSI

PENJUALAN

BIDANG ADMINISTRASI DAN KEUANGAN BIDANG

KOMERSIAL DAN PENGEMBANGAN

BISNIS

UNIT PENGOLAHAN

SEKSI SEKRETARIAT

UMUM DAN HUMAS SEKSI

PENGEMBANGAN BISNIS DAN INDUSTRI HULU

GUDANG PUSAT

DISTRIBUSI

SUBDIVISI REGIONAL

KANTOR SEKSI LOGISTIK

KEPALA

SEKSI PENGADAAN PANGAN POKOK

LAIN

SEKSI PENYALURAN

SEKSI PENGEMBANGAN

BISNIS DAN TI

SEKSI KEUANGAN

SEKSI AKUNTANSI MAAJEMEN RISIKO

DAN KEPATUHAN

(19)

13

Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggang jawab dari masing-masing jabatan di Perum BULOG Divre Sumut secara garis besar:

1. Kadivre, bertanggung jawab menyelenggarakan usaha logistic pangan pokok yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak dan dalam hal tertentu menyelenggarakan tugas-tugas tertentu yang diamanatkan Kontor Pusat dalam pengamanan harga pangan pokok beras, pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan distribusi pangan pokok kepada golongan tertentu, khususnya pangan pokok beras dan pangan pokok lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka ketahanan pangan di wilayah regional kerjanya.

2. Kabid Pengadaan, bertanggungjawab merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan dalam negeri mauapun luar negeri.

a. Kasi Pengadaan Beras

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan dalam negeri.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan luar negeri bilamana ada.

3) Melaporkan kegiatan administrasi di seluruh wilayah Divisi Regional Sumatera Utara.

(20)

14

b. Kasi Analisis Harga dan Pasar

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengolahan dan penyajian data dalam rangka penyusunan rencana dan program pelayanan publik.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengamatan dan analisis harga serta statistic.

c. Kasi Pengadaan Pangan Pokok Lain

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan dalam negeri selain beras.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasi dan administrasi pengadaan luar negeri bilamana ada selain beras.

3) Melaporkan kegiatan administrasi di seluruh wilayah Divisi Regional Sumatera Utara selain beras.

3. Kabid Operasional dan Pelayanan Publik, bertanggungjawab merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan pelayanan publik, pengadaan, persediaan dan perawatan serta penyaluran komoditi pangan.

a. Kasi Pergudangan, Persediaan dan Angkutan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan persediaan dan penyimpanan.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyebaran stok dan angkutan.

(21)

15

b. Kasi Penyaluran

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyaluran kepada kelembagaan pemerintah dan non pemerintah.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyaluran kepada pasar khusus dan pasar umum.

c. Kasi Perawatan dan Pengendalian Mutu

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pemeriksaan stok di gudang.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan perawatan kualitas dan pengolahan.

4. Kabid Administrasi dan Keuangan: bertanggungjawab merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang sumber daya manusia, organisasi dan tata laksana, hukum dan umum, merencanakan, mengarahkan, sesuai tujuan pengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan strategi di bidang anggaran, keuangan dan akuntansi.

a. Kasi SDM dan Hukum

1) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan sumber daya manusia.

2) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan organisasi dan tata laksana.

(22)

16

3) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan hukum.

4) Merencanakan, melaksanakan mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan bantuan hukum dan pembinaan kelompok jabatan fungsional legal officer.

b. Kasi Keuangan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pencarian sumber dana, penyediaan, penyusunan pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian anggaran publik atas apa yang dibelanjakan.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pencarian sumber dana, penyediaan, penyusunan pengalokasian, pengevaluasian dan pendistribusian anggaran kegiatan bisnis dan lainnya serta memverifikasi atas semua transaksi kegiatan.

3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi perpajakan pelayanan publik, usaha bisnis dan lainnya serta penyimpanan dokumen-dokumen perpajakan perusahaan.

4) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan urusan klaim.

c. Kasi Akuntansi Maajemen Risiko dan Kepatuhan

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembukuan subdivisi regional dan pengadministrasian buku tambahan.

(23)

17

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadministrasian transaksi hubungan rekening antar subdivisi regional.

3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penyusunan dan analisis laporan keuangan konsolidasi serta pembinaan sistem informasi akuntansi bulog.

d. Kasi Sekretariat Umum dan Humas

1) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan hubungan kelembagaan dan corporate governance, maupun juga ke masyarakat.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pembinaan citra dan media massa.

3) Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan Kadivre.

(24)

BAB III

ANALISIS DAN EVALUASI 3.1 Pengertian Analisis

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:42), analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

b. Menurut Komaruddin (2001:153), pengertian analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehinga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu.

c. Menurut Kamus Akuntansi (2000:48), bahwa pengertian analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul.

Jadi, Pengertian Analisis adalah aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti, mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya.

(25)

19

3.2 Persediaan

3.2.1 Pengertian Persediaan

1. Menurut Ristono (2009:2), Persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa mendatang.

2. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2014:PSAK No. 14), pengertian persediaan adalah sebagai berikut:

Persediaan adalah aset:

a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;

b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

3. Sedangkan, Alexandri (2009:135) mengemukakan: Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi.

3.2.2 Jenis-jenis Persediaan

Setiap jenis persediaan mempunyai karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Adapun menurut Handoko (1999:344) berdasarkan bentuk fisiknya, persediaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

(26)

20

a. Persediaan bahan mentah (raw material) adalah persediaan barang berwujud, seperti besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang digunakan dalam proses produksi.

b. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/componen) adalah persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen- komponen yang diperoleh dari perusahaan lain secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

c. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies) adalah persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau komponenbarang jadi.

d. Persediaan dalam proses (work in process) adalah persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

e. Persediaan barang jadi (finished goods) adalah persediaan barang- barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.

3.2.3 Metode Pencatatan Persediaan

a. Metode mutasi persediaan (perpetual inventory method)

Disebut sistem perpetual karena pencatatan akuntansinya dilakukan secara kontinyu (perpetual) baik untuk pencatatan jumlahnya maupun biayanya atau harga pokoknya. Dengan demikian jumlah maupun biaya persediaan dapat diketahui setiap saat. Sistem ini

(27)

21

seringkali diterapkan oleh perusahaan yang menjual barang dagangan dengan harga per unit relatif mahal dan setiap unit barang dimungkinkan memiliki variasi spesifikasi sesuai dengan keinginan konsumen. Contoh perusahaan yang menerapkan misalnya perusahaan mobil, perusahaan pesawat terbang, mebel, dan peralatan rumah tangga. Sistem perpetual ini juga bisa diterapkan oleh perusahaan selain yang dicontohkan di atas dikarena penggunaan wide spreadsheet yang disediakan oleh computer dan penggunaan scanner untuk mengidentifikasi setiap item persediaan.

b. Metode persediaan fisik (physical inventory method)

Disebut sistem periodik karena penghitungan jumlah dan nilai persediaan hanya akan diketahui pada akhir periode saja untuk penyiapan pembuatan laporan keuangan. Setiap terjadi transaksi pembelian barang maupun penjualan barang akun persediaan tidak pernah dimutasi atau tidak pernah didebit jika adapembelian atau dikredit jika ada penjualan. Akun persediaan akan diperbaharui nilainya hanya pada akhir periode saja sebelum penyusunan laporan keuangan melalui penghitungan fisik persediaan (stock opname) di gudang. Saat ini sangat sedikit perusahaan yang

menerapkan system periodik kecuali untuk perusahaan kecil yang menjual barang barang tertentu secara eceran dengan harga yang murah missal permen, korek api, dan lain lain.

(28)

22

3.3 Metode Analisis Data

Perhitungan yang kemudian dilakukan akan menggunakan rumus-rumus yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti yaitu:

3.3.1 Metode Deskriptif

Metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan atau gejala-gejala yang sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Soehartono, 2000). Metode ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian.

3.3.2 Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan apabila kesimpulan- kesimpulan yang dipakai dapat dibuktikan dengan angka, metode ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang kedua dan ketiga.

Dalam perhitungan yang kemudian dilakukan akan menggunakan rumus- rumus yang ada hubungannya dengan permasalahn yang diteliti yaitu:

a. Menentukan Jumlah Pemesanan Yang Ekonomis (EOQ)

Reksohadiprojo dan Gitosudarmo (1999), economic order quantity (EOQ) adalah volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian. Menetukan jumlah pesanan yang ekonomis dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

EOQ = √

(29)

23

Keterangan:

EOQ : Jumlah pesanan ekonomis untuk satu kali pesan dalam satuan (ton)

A : Jumlah kebutuhan beras dalam satu periode tertentu (ton) P : Biaya pemesanan setiap kali pesan (Rp)

R : Harga beli per unit barang (Rp)

C : Biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam presentase dari persediaan rata-rata (%)

b. Menentukan Jumlah Persediaan Pengaman (safety stock)

Pengertian persediaan pengaman (Safety Stock) menurut Freddy Rangkuty (2004) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock Out). Dalam menentukan persediaan minimum Perum BULOG memiliki ketentuan persediaan pengaman yang harus tersedia sama dengan tiga kali penyaluran setiap bulan.

Persediaan pengaman (S) = 3 ×penyaluran beras setiap bulan c. Menentukan Jumlah Persediaan Maksimum (Maximum Inventory)

Menurut Assauri (1999), Persediaan maksimal atau Maximum Inventoridapat ditentukan dengan cara menjumlahkan safety stock (S) dengan Economical Order Quantity (EOQ).

Maximum Inventory (MI) = S + EOQ Keterangan :

S : Persediaan pengaman (ton)

EOQ : jumlah pesanan/pembelian yang ekonomis (ton)

(30)

24

3.4 Hasil dan Pembahasan

3.4.1 Alur Pengadaan beras

Pengadaan beras yang dilakukan BULOG dapat melalui tiga saluran dalam penyerapan produksi petani yaitu SATGAS ADA DN, Unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB), dan Mitra Kerja. Ketiga saluran tersebut membeli gabah langsung pada petani dengan patokan HPP. Alur pengadaan beras dimulai dari Kantor Pusat Perum BULOG meminta Divre untuk melakukan pengadan beras.

Setelah Divre menerima perintah dari Pusat, kemudian Divre melakukan negosiasi kontrak dengan Mitra Kerja. Jika kontrak disetujui, maka Divre akan mengirim Surat Perintah Terima Barang (SPTB) kepada Gudang. Selanjutnya, Mitra Kerja akan mengirim beras ke Gudang berdasarkan kontrak yang telah disetujui. Sebelum menerima beras, petugas surveydi gudang akan mengecek kelayakan beras (survey kualitas) tersebut. Setelah itu, Gudang akan menerima beras tersebut dan membuat Laporan Penerimaan Barang.

3.4.2 Analisis Persediaan Beras Di Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara

1 . Menentukan Jumlah Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity) Untuk menganalisa jumlah pemesanan beras yang ekonomis untuk setiap kali pemesanan yang seharusnya dilakukan oleh Perum BULOG Divre Sumatera Utara perlu diketahui asumsi-asumsi untuk membatasi masalah yang akan dipecahkan sehingga dapat mengambil kesimpulan yang mendekati kebenaran. Adapun asumsi-asumsi tersebut menurut William (2005) yaitu biaya pemesanan setiap kali pesan tetap, harga pembelian beras tetap, biaya penyimpanan tetap, dan beras selalu tersedia di pasar. Data dari Perum BULOG Divre Sumatera Utara pada tahun 2015 sebagai berikut:

(31)

25

 Kebutuhan beras selama 1 tahun sebanyak 279.237,97 ton (A)

 Harga beras per ton sebesar Rp 7.012.730 (R)

 Biaya pemesanan (ordering cost) sebesar Rp 2.250.000 (P)

 Biaya penyimpanan ( carrying cost ) sebesar 15,0 % (C)

Berdasarkan data diatas maka dapat dihitung jumlah pemesanan beras yang ekonomis adalah sebagai berikut:

EOQ = √

EOQ = √

EOQ = 1092,96 Ton

Frekuensi pemesanan selama 1 tahun =

= 255, 48 Kali/

255 Kali

Perum BULOG Divre Sumatera Utara pada tahun 2015 merealisasikan pengadaan beras sebesar 279.237,97 ton yang diperoleh dari pengadaan dalam negeri, impor dan perpindahan beras dari satu divre ke divre lainnya atau yang disebut “move nas”.

Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah pemesanan ekonomis yang sebaiknyadilakukan oleh Perum BULOG Divre Sumatera Utara adalah sebanyak 1092, 96 ton untuk satu kali pemesanan dengan frekuensi pemesanan sebanyak 255 kali. Pemesanan ini bertujuan untuk menutupi jumlah persediaan beras yang telah disalurkan kepada masyarakat Sumatera Utara serta untuk memenuhi kebutuhan beras untuk penyaluran berikutnya.

(32)

26

2. M e n e n t u k a n Persediaan Pengaman (Safety Stock) Perum BULOG menentukan bahwa persediaan pengaman yang harus dimiliki adalah sebesar tiga bulan penyaluran rutin, dengan asumsi apabila terjadi gagal panen maka Perum BULOG masih memiliki persediaan beras selama tiga bulan kedepan.Untuk menghitung jumlah persediaan pengaman/persediaan minimum (safety stock) maka harus diketahui jumlah penyaluran setiap bulannya yaitu:

Penyaluran Per Bulan =

Penyaluran Per Bulan =

= 23.269,83 Ton Per Bulan

Berdasarkan penyaluran di atas maka safety stock dapat di hitung sesuai dengan penentuan Perum BULOG yaitu sebesar tiga kali penyaluran rutin setiap bulan sebagai berikut:

Safety Stock (SS) = 3 X Penyaluran Setiap Bulan

= 3 X 23.269,83 Ton

= 69.809,49 Ton

Rata-rata jumlah persediaan pengaman/persediaan minimum(safety stock) yang sebaiknya dimiliki oleh Perum BULOG Divre Sumatera Utara yaitu sebanyak 69.809,49 ton sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen di Sumatera Utara apabila terjadi gagal panen dan keterlambatan dalam penerimaan beras yang dipesan.

(33)

27

3. P e r s e d i a a n Maksimum (Maximum Inventory)

Persediaan maksimum dihitung dengan menjumlahkan pemesanan yangekonomis (EOQ) dengan persediaan minimum/persediaan pengaman (safety stock). Maka jumlah persediaan maksimum (maximum inventory)dapat dihitung sebagai berikut:

MI = EOQ + SS

= 1092,96 + 69.809,49

= 70.902,45 Ton

Setelah dilakukan analisis maka diperoleh persediaan maksimum yang bisa dikelola oleh Perum BULOG Divre Sumatera Utara yaitu sebesar 70.902,45 Ton.

(34)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan evaluasi terhadap analisis pengawasan persediaan beras yang optimal pada Perum BULOG Divisi Regional Sumatera Utara yang telah di uraikan pada bab sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Alur pengadaan beras yang dilakukan yaitu Kantor Pusat Perum BULOG akan meminta Divre untuk melakukan pengadan beras kemudian Divre akan melakukan negosiasi kontrak dengan Mitra Kerja. Selanjutnya, Mitra Kerja akan mengirim beras ke Gudang berdasarkan kontrak yang telah disetujui.

Sebelum menerimaberas, petugas survey di gudang akan mengecek kelayakan beras (survey kualitas) tersebut.

2. Berdasarkan hasil analisis jumlah pemesanan ekonomis adalah sebesar 1092, 96 Ton dengan frekuensi pemesanan sebesar 255 kali.

3. Berdasarkan hasil analisis jumlah Safety Stock yang harus dimiliki oleh Perum BULOG Divre Sumatera Utara adalah sebesar 69.809,49 Ton.

4. Berdasarkan hasil analisis jumlah persediaan maksimal yang bisa dikelola adalah sebesar 70.902,45 Ton.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka selanjutnya dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan pengawasan persediaan pada periode mendatang sebagai berikut:

(35)

29

1. Pihak perusahaan sebaiknya bisa lebih optimal dalam melakukan pengadaan beras dari hasil produksi petani yang ada di Sumatera Utara.

2. Pihak perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan jumlah pemesanan yang ekonomis untuk setiap kali pemesanan dan jumlah persediaan minimum persediaan pengaman (safety stock), serta persediaan maksimum.

(36)

30

DAFTAR PUSTAKA

Agus Ristono. (2009). Manajemen persediaan edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu Alexandri, Moh. Benny. (2009). Manajemen Keuangan Bisnis: Teori dan Soal.

Bandung: Penerbit Alfabeta.

Assegaf Abdullah. (2001). ”Kamus Akuntansi”. Jakarta : PT. Mario Grafika Handoko, T. Hani. (1999). Manajemen. BPFE Yogyakarta : Yogyakarta Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan per Efektif

1 Januari 2015. Jakarta, 2014.

Irawan Soehartono. (1999). Metode Penelitian Sosial suatu tehnik penelitian biciang kesejahteraan Sosial lainnya.

Bandung : Remaja Rosda Karya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002). Departemen Pendidikan Nasional Edisi ke-3. Balai

Pustaka, Jakarta : Gramedia.

Kiomn, Arthur J, David F. Scott Jr., John D. Martin, dan J. William Petty. (2005).

Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku satu, Edisi ketujuh, Alih Bahasa oleh Chaerul D. Djakman, Salemba Empat, Jakarta.

Komaruddin. (2001). Ensiklopedia Manajemen edisi IX. Jakarta : Bumi Aksara Rangkuti, Freddy. (2004). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis.

Jakarta : PT. Raja Grafindo

Sofjan Assauri. (1999). Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo Gitosudarmo. (1999). Manajemen Produksi.

Yogyakarta: BPFE UGM.

www.bulog.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Recent reports portend deterioration in male reproductive health in several human populations. Similar trends might exist in domestic animals, but data are not available because of

Reproductive well-being and performance of farm animals is largely dependent on their nutritional status, which is often less than optimum in developing tropical countries. More

[r]

The principal advantage of using liquid unfrozen semen is that fertility is maintained with low numbers of sperm in the inseminate: with fewer than 1 million bull sperm per

Pemegang Saham yang berhalangan hadir dapat diwakili oleh kuasanya dengan membawa Surat Kuasa yang sah seperti yang ditentukan oleh Perseroan, dengan ketentuan para anggota

Penelitian kuantitatif; yang mengacu pada context of justification, pada dasarnya menguji teori yangberkaitan dengan masalah penelitian melalui kerangka berpikir

IIRS has initiated its interactive distance education based capacity building under IIRS outreach programme in year 2007 where more than 15000+ students were

4 Ruang Kelas MTsN Caruban Kab. Lutfi Bangun Persada 2 CV. Jati Agung Arsitama 3 CV. Harga Penawaran Perusahaan yang dievaluasi :. No. Hasil Koreksi Aritmatik terhadap