73
PENGARUH WORKING CAPITAL TURNOVER, FIRM SIZE, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Nina Triana Rondonuwu
1), Omar Hendro
2)Magister Sains Manajemen Universitas Muhammadiyah Palembang E-Surel : [email protected]
1)dan [email protected]
2)ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan, pertama, untuk mengetahui pengaruh Working Capital Turnover, Firm Size, Likuiditas dan Leverage secara bersama-sama terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kedua, untuk mengetahui pengaruh Working Capital Turnover, Firm Size, Likuiditas dan Leverage secara parsial terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain korelasional, dengan menghubungkan antar variabel bebas dan terikat. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 41 perusahaan dan sampel yang memenuhi kriteria penelitian adalah sebanyak 9 perusahaan. Uji data asumsi klasik yang digunakan untuk mengetahui karakteristik data yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Uji model yang digunakan terdiri dari uji multikolineritas dan uji heterodekasitas, dibantu alat analisis SPSS for windows dengan tingkat signifikant α adaah 0,05. Hasil penelitian ini pertama, Working Capital Turnover, Firm Size, Likuiditas dan Leverage secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kedua, Firm Size secara parsial berpengaruh negatife signifikan terhadap Profitabilitas.Ketiga, pengaruh Likuiditas secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap Profitabilitas dan Keempat Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Kata Kunci : Working capital turnover, firm size, likuiditas, leverage dan profitabilitas.
1. PENDAHULUAN
Laba atau profit perusahaan dapat diperoleh dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien, baik itu perusahaan dagang, perusahaan jasa, maupun perusahaan manufaktur. Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu berkembang (growth), bertahan hidup (going concern), dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Laba yang menjadi tujuan
utama perusahaan dapat dicapai melalui penjualan barang dan jasa. Semakin tinggi penjualan maka laba yang dihasilkan perusahaan juga akan semakin besar.
Kelangsungan hidup perusahaan (going concern) dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah profitabilitas perusahaan itu sendiri.
Profitabilitas adalah hasil akhir dari
sejumlah kebijakan dan keputusan yang
dilakukan oleh perusahaan. Dengan kata
lain, profitabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk mencapai laba.
74 Dalam melakukan kegiatan operasional setiap perusahaan membutuhkan potensi sumber daya. Salah satunya adalah modal kerja. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membelajai operasinya sehari-hari misalnya untuk pembelian bahan mentah, membiayai upah gaji, pegawai dan lain-lain dimana dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui penjualan produksinya. Perusahaan selalu dituntut untuk meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dicapai tujuan yang diharapkan perusahaan yaitu mencapai laba yang optimal.
Semakin besar modal kerja yang dimiliki suatu perusahaan mengindikasikan semakin baiklah kondisi perusahaan tersebut karena perusahaan memiliki sumber daya yaitu asset lancar yang besar untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan.
Ukuran perusahaan (firm size) adalah skala besar kecilnya perusahaan, suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal. Kemudahan tersebut cukup berarti untuk fleksibelitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki resiko pembayaran deviden yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Jadi semakin besar ukuran perusahaan maka deviden yang dibagikan juga semakin besar.
Perusahaan yang memiliki tingkat leverage keuangan yang tinggi akan berakibat kesulitan dalam keuangan untuk bisa menyelesaikan kewajiban hutangnya.
Leverage keuangan memiliki dampak yang baik dan buruk bagi perusahaan.
Dampak baiknya dapat menyebabkan perusahaan menjadi berkembang lebih baik (kinerja baik), dan dampak buruknya mengakibatkan kinerja perusahaan menjadi menurun bahkan dapat berakibat pada kondisi kepailitan atau bangkrut.
Data di Bursa Efek Indonesia (2018), pada periode tahun 2014 sampai dengan 2016 terdapat ada beberapa perusahaan mengalami penurunan dalam rasio profitabilitas.Perusahaan Adaro Energy, Tbk mengalami penurunan dalam rasio profitabilitas. setiap tahun dimana pada tahun 2014 rasio profitabilitasnya berada dalam angka 0.034% namun mengalami penurunan ditahun 2015 menjadi 0.029%, dan ditahun 2016 juga mengalami penurunan 0.025%. Rasio profitabilitas Perusahaan Citatah Tbk tahun 2014 0.001% mengalami kenaikan pada tahun 2015 yaitu sebesar 0.002%
dan 0.03% pada tahun 2016. Perusahaan Elnusa, Tbk pada tahun 2014 sebesar 0.056% mengalami kenaikan pada tahun 2015 yaitu sebesar 0.101% dan mengalami penurunan pada tahun 2016 yaitu sebesar 0.086. Perusahaan Vakle Indonesia, Tbk pada tahun 2014 yaitu sebesar 0.017% mengalami kenaikan pada tahun 2015 yaitu sebesar 0.074% dan mengalami penurunan untuk tahun 2016 yaitu menjadi 0.020%.
Gambar. 1 Fluktuasi Saham PT.Indo Tambangraya Megah Tbk.
Gambar. 1 memperlihatkan
Fluktuasi Saham PT. Indo Tambangraya
Megah Tbk. Ketika saham tersebut
memperlihatkan tren menaik, akan kah di
tahun mendatang secara rally akan
meningkat pula? Unsur Working Capital
75 Turnover, Firm Size, Likuiditas, Leverage dan Corporate Governance tentunya mempengaruhi Profitabilitas. Sehingga fluktuasi penjualan saham pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengalami perubahan.
Gambar.2. Fluktuasi Saham PT. Delta Dunia Makmur Tbk.
Gambar. 2 memperlihatkan Fluktuasi Saham PT. Delta Dunia Makmur Tbk. Saham pada PT. Delta Dunia Makmur Tbk memperlihatkan tren menaik, namun perusahaan ini karakteristiknya tidak memenuhi syarat sampel pada penelitian ini.Hal ini disebabkan pelaporan data keuangan yang mengalami keterlambatan. Unsur Working Capital Turnover, Firm Size, Likuiditas, Leverage dan Corporate Governance tentunya mempengaruhi Profitabilitas PT. Delta Dunia Makmur Tbk.
Untuk melihat kenaikan atau penurunan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dan adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu memotivasi peneliti untuk menguji kembali mengenai faktor yang mempengaruhi profitabilitas di suatu perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik uuntuk melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh Working Capital Turnover, Firm Size, Likuiditas dan Leverage terhadap Profitabilitas pada Perusahaan
Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. TINJAUAN PUSTAKA.
2.1. Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas
Sartono (2014, p.122) mengemukakan bahwa profitabilitas adalah “Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri”. Dalam kegiatan operasioal perusahaan, profit merupakan elemen penting dalam menjamin kelangsungan perusahaan. Perkembangan profitabilitas perusahaan merupakan hal yang harus diperhatikan para manajer keuangan sehubungan dengan tujuan perusahaan yaitu mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan (going concern). Oleh karena itu, perusahaan diharuskan untuk selalu meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik agar dapat bersaing dan bertahan.Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan, maka semakin baik perusahaan tersebut.
2.1.2 Rasio Profitabilitas
Kasmir (2015:196) mengemukakan bahwa “Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”.
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam upaya memperoleh laba. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.
2.1.3 Working Capital Turnover
Sawir (2016:72) mengemukakan bahwa “ Modal kerja adalah keseluruhan aset lancar yang dimiliki perusahaan atau dengan pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”.
Munawir (2015:114) mengemukakan
76 bahwa dinyatakan ada tiga konsep definisi modal kerja yaitu : konsep kuantitatif, konsep kualitatif, dan konsep fungsional. Dalam konsep kuantitatif, pengertian modal kerja adalah meliputi seluruh aktiva lancar yang memiliki tingkat perputaran yan pendek yakni berupa kas, piutang, persediaan maupun persekot biaya. Pada konsep kualitatif, modal kerja adalah aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk kegiatan operasional yang telah dikurangi dengan hutang lancar. Sedangkan, konsep fungsional, modal kerja adalah modal yang benar-benar digunakan untuk menghasilkan pendapatan periode berjalan (current income) atau periode saat ini saja bukan untuk periode selanjutnya.
Manajemen penggunaan modal kerja dapat diuji dengan menggunakan rasio perputaran modal kerja (working capital turnover), yakni perbandingan antara penjualan dengan jumlah keseluruhan aset lancar yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.Periode perputaran modal kerja dimulai saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut, makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya. Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung pada berapa lama periode perputaran masing-masing komponen modal tersebut.
Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dpaat diperoleh perushaan (jumlah rupiah) untuk setiap modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar.
2.1.4 Firm Size
Firm Size atau ukuran perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai suatu skala yang dapat dihitung berdasarkan jumlah aset yang dimiliki perusahaan atau besarnya tingkat penjualan bersih suatu perusahaan.
Perusahaan besar lebih memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Ukuran perusahaan dapat digunakan sebagai indikator dari kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan besar cenderung memiliki arus kas lebih stabil dan dipandang lebih mampu menghadapi kesulitan keuangan. Hal ini dikarenakan perusahaan besar cenderung.melakukan diversifikasi yang lebih banyak yang
memungkinkan perusahaan
meminimalkan risiko kebangkrutan.
Kusuma (2014:118) mengemukakan bahwa ada tiga teori yang secara implisit menjelaskan hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan : 1. Teori teknologi, yang menekankan
pada modal fisik, economies of scale dan lingkup sebagai faktor-faktor yang menentukan besarnya ukuran perusahaan yang optimal serta pengaruhnya terhadap profitabilitas.
2. Teori organisasi, menjelaskan hubungan profitabilitas dengan ukuran perusahaan yang dikaitkan dengan biaya transaksi organisasi dan rentang biaya-biaya pengendalian.
3. Teori institusional mengaitkan ukuran perusahaan dengan faktor-faktor seperti sistem perundang-undangan, peraturan anti-trust, perlindungan patent, ukuran pasar dan perkembangan pasar keuangan.
Teori teknologi mengindikasikan
bahwa perkembangan teknologi akan
meningkatkan kapasitas produksi (jumlah
output yang dihasilkan) sehingga
memungkinkan perusahaan menghasilkan
77 laba yang lebih besar. Teori organisasi mengindikasikan bahwa semakin besar skala perusahaan maka profitabilitas juga akan meningkat, akan tetapi pada titik tertentu ukuran perusahaan akhirnya akan menurunkan laba (profit) perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan untuk memiliki total aset dalam jumlah yang optimal.
2.1.5 Likuiditas
Kasmir (2015:110) mengemukakan bahwa “rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek”. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Atau dengan kata lain, rasio likuiditas merupakan yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Caranya dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aset lancar dengan komponen di passiva lancar (utang jangka pendek).
2.1.6 Leverage
Seperti yang diketahui, dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau modal sendiri. Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini leverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan
utang. Artinya, besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. Agar perbandingan penggunaan kedua rasio ini dapat terlihat jelas, kita dapat menggunakan rasio leverage. Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio leverage yang sering digunakan perusahaan.
Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain : 1) Debt to Asset Ratio
Kasmir (2015:156) mengemukakan bahwa “Debt to asset ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset”.
2) Debt to Equity Ratio.
Rasio ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini Total Debt Total Asset Total Debt akan semakin tinggi resiko keuangan perusahaan tersebut.
3) Long Term Debt to Equity Ratio.
Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan, Kasmir ( 2015:159).
4) Time Interest Earned
Menurut Kasmir (2015:160) mengemukakan bahwa “Times interestearned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga.
Jumlah kali perolehan bunga
merupakan rasio untuk mengukur
sejauh mana pendapatan dapat
78 menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya”.
5) Fix Charge Coverage
Fixed Charge Coverage (FCC) merupakan rasio yang dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (Kasmir, 2008 : 162).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan debt to equity ratio (DER) sebagai parameter dari rasio leverage.
Karena bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini akan semakin tinggi resiko keuangan perusahaan dan mempengaruhi profitabilitas perusahaan tersebut.
Pengaruh working capital turnover terhadap profitabilitas aset lancar adalah asset yang bisa dirubah menjadi kas dalam jangka waktu yang normalnya adalah satu tahun. Manajemen modal kerja dimaksudkan sebagai pengelolaan aset- aset tersebut. Menurut Nugroho (2012:110), semakin besar rasio perputaran modal kerja maka semakin baik suatu perusahaan. Hal ini juga menunjukkan seberapa efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.
2.2 Kerangka Pemikiran.
Menurut Sugiyono (2009:88) kerangka berpikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai suatu masalah yang penting. Kerangka pemikiran berikut ini menjelaskan hubungan variabel bebas (yaitu X
1, X
2, X
3,X
4) dengan variabel terikat (Y).
H2
H3 H4 H5
H1 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis :
H1: Diduga terdapat pengaruh working capital turn over, firm size, likuiditas dan leverage secara
bersama-sama terhadap
profitabilitas.
H2: Diduga terdapat pengaruh working capital turn over, firm size, likuiditas dan leverage secara parsial terhadap profitabilitas.
3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI).Objek yang diteliti Pengaruh Working Capital Turnover, Firm Size, Likuiditas dan Leverage terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).Penelitian ini dilakukan mulai Juli –November 2018.
3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh embaga pengumpul data dan telah dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder dalam penelitian ini berupa
Working capital turnover (X
1)
Firm Size (X
2)
Profitabilitas
(Y) Leverage (X
4)
Likuiditas (X
3)
79 Laporan keuangan perbankan, Data publikasi Bank Indonesia, serta Harga saham. Sumber data berasal dari media cetak Indonesia (Info bank), Indonesia Stock Exchange (IDX), dan Data Bank Indonesia yang dipublikasi.
Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumen, yaitu mengumpulkan data-data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia berupa laporan per semester perusahaan pertambangan yang menjadi sampel penelitian.Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka. Dalam penelitian ini, pengumpulan data data dengan mencatat dan mengcopy data-data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian baik dari sumber dokumen atau buku-buku.
3.3 Populasi dan Sampel
Sangadji dan Sopiah (2010:185) mengemukakan bahwa Populasi adalah
“wilayah generasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Sumarni (2006:70) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan (judgement sampling). Adapun jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 41 perusahaan.
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2013 : 86). Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 41 perusahaan dan
sampel yang memenuhi kriteria penelitian adalah sebanyak 9 perusahaan.
3.4 Teknik Analisis Data 3.4.1 Uji Instrumen Penelitian
Uji Validitas adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Hasilnya akan ditunjukkan oleh nilai corrected item-total correlation dengan taraf signifkan 5%. Jika r tabel < r hitung maka dinyatakan valid (V. Wiratna Sujarweni, 2015:267). Uji reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data yang reliabel atau konsisten akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid. Hasil uji reabilitas menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan realiabel apabila nilai Alpha cronbach > 0,60 maka instrumen dinyatakan reliabel (V. Wiratna Sujarweni, 2015:106).
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Uji kelayakan model dibuktikan dengan menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari tahap-tahap pengujian seperti, uji normalitas, uji Multikolinearitas dan uji autokorelasi.
3.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis, melihat hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan model persamaan regresi berganda. Model regresi berganda yang digunakan berbentuk linier berganda.
Penelitian ini mempergunakan persamaan regresi, yaitu sebagai berikut:
Y= a + b
1.X
1 +b
2.X
2+ b
3.X
3+ b
3.X
3+
b
4.X
4+ e
80 Keterangan :
Y =Profitabilitas A = Nilai konstanta b
1-b
4= Nilai koefisien regresi X
1= Working Capital Turnover X
2= Firm Size
X
3= Likuiditas X
4= Leverage E = Error of term
3.5 Definisi Operasional Variabel
Tabel Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi variabel dan Skala
Profitabilitas (Y
1)
Menilai kemampuan perusahaan pertambangan di BEI dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu, Skala rasio.
Working Capital Turnover (X1
). Menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan pertambangan di BEI untuk tiap rupiah modal kerja, Skala rasio.
Firm Size
(X
2)
Skala yang dapat dihitung berdasarkan jumlah aset yang dimiliki perusahaan atau besarnya tingkat penjualan bersih suatu perusahaan pertambangan di BEI, Skala rasio.
Likuiditas (X
3) Kemampuan perusahaan pertambangan di BEI untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih, Skala rasio.
Leverage (X4
) Besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan pertambangan di BEI untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri, Skala rasio.
Sumber : Pemikiran Peneliti berdasarkan teori, 2018
4. PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Kelayakan Model
Penelitian ini menggunakan data panel, adapun alat analisis yang akan digunakan untuk melihat pengaruh Working Capital Turnover (X
1), Firm Size (X
2), Likuiditas (X
3), Leverage (X
4) terhadap profitabilitas (Y) pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2017 adalah metode regresi linier berganda (Ordinary Least Square).
Uji kelayakan model digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linear berganda memiliki distribusi yang normal atau tidak.Untuk menguji lebih akurat diperlukan alat analisis salah satunya adalah program komputer eviews 7.0.
Untuk melihat model penelitian yang baik dalam regresi data panel, maka diperlukan uji redundant, berikut tabel hasil uji statistic:
Tabel 4.1 Uji Redundant Redundant Fixed
EffectsTests Equation: FIXED
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 7.775850 (8,32) 0.0 Cross-section
Chi-square 48.589041 8 0.0
Sumber: Data diolah, 2018.
81 Chi tabel sebesar 7,81, sedangkan nilai chi hitung 48.589041, nilai chi hitung lebih besar dari chi tabel, artinya model yang digunakan yaitu fixed effect
4.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik.
Uji asumsi klasik data berbentuk panel menggunakan uji autokorelasi, uji heterokedastisitas dan multikolinearitas.
4.2.1 Uji Autokorelasi
Berdasarkan nilai Durbin Watson sebesar 1.798092; berarti masih dalam range 1,7206 – 2,6381, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data- data yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengandung autokorelasi, dan layak untuk dianalisis dengan regresi linier berganda.
4.2.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser.Berdasarkan hasil tampilan output menunjukkan nilai Probabilitas semua variabel diatas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif adanya heterokedastisitas dalam model ditolak.
4.2.3 Uji Multikolinieritas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolinieritas).
Tabel 4.2
Uji Multikolinieritas dengan Korelasi
X1 X2 X3 X4
X1 1.000000 0.018991 0.118786 0.047028 X2 0.018991 1.000000 0.304378 -0.435620 X3 0.118786 0.304378 1.000000 -0.519028 X4 0.047028 -0.435620 -0.519028 1.000000 Sumber: data diolah, Eviews Versi 7.0. for Windows 2018.
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa nilai korelasi semua variabel independen > 0,800.Nilai semua variabel independen < 0,800. Berdasarkan kriteria
dalam pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.
4.3 Model dan Rancangan Uji Hipotesis Untuk menjawab rumusan masalah tentang “Bagaimana Pengaruh Working Capital Turnover, Firm Size, Likuiditas, dan Leverage secara bersama-sama dan parsial terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).”, maka dilakukan analisis regresi linear berganda, analisis koefisien determinasi dan uji koefisien regresi.
4.3.1 Uji Analisis Regresi Berganda Hasil uji regresi linier berganda, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.3
Regresi Linear Berganda dan Uji Hipotesis t
Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 02/26/19 Time: 22:49 Sample: 2013 2017 Periods included: 5 Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 138.3621 140.6515 0.983723 0.3326 X1 0.041119 0.028478 1.443893 0.1585 X2 -4.353343 4.706855 -0.924894 0.3619 X3 -0.005411 0.008918 -0.606724 0.5483 X4 -1.644883 1.682569 -0.977602 0.3356
Sumber: data diolah, Eviews Versi 7.0. for
Windows 2018Persamaan linear berganda dalam penelitian ini adalah :
Y = 138,3621 + 0,041119X
1– 4,353343X
2– 0,005411X
3– 1,644883X
4+ e
Keterangan :
Y = Profitabilitas
X
1= Working Capital Turnover X
2= Firm Size (SBI)
X
3= Likuiditas (Kurs)
X
4= Leverage
82 a = konstanta, perpotongan garis pada sumbu X
b
1.b
2.b
3.b
4= Koefisien regresi variabel X e = error term.
4.3.2 Hasil Pengujian Koefisien Determinan
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.Nilai determinasi adalah antara satu dan nol. Nilai R
2yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, (Ghozali, 2013).
Tabel 4.4 Koefisien Determinasi R
2Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.735517 Mean dependent var 6.98911 Adjusted
R-squared 0.636336 S.D. dependent var 5.01947
Sumber: data diolah, Eviews Versi 7.0. for
Windows 2018.Tabel 4.4 menjelaskan Kemampuan model dalam menerangkan variabel Working Capital Turnover (X
1), Firm Size (X
2), Likuiditas (X
3), Leverage (X
4) terhadap profitabilitas (Y) adalah sebesar 63,63%
(Adjusted-R-squared, data sekunder), sisanya sebesar 36,37% variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Artinya variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
4.3.3 Hasil Pengujian Hipotesis a) Uji t (Parsial)
Dalam pengujian ini pengaruh parsial dari masing-masing variable bebas terhadap variable terikat dapat dijelaskan menggunakan uji t dengan pengujian sebagai berikut :
Ho ditolak : Sig t < 0,05 dan t
hitung> t
tableHo tidak dapat ditolak: Sig t ≥ 0,05 atau t
hitung≤ t
tableH0
1: Tidak terdapat pengaruh yang positif antara variabel bebas (Working Capital Turnover, Firm Size, Likuiditas, Leverage) terhadap variabel terikat (Profitabilitas) secara simultan.
Ha
1: Terdapat pengaruh yang positif antara variabel bebas (Working Capital Turnover, Firm Size, Likuiditas, Leverage) terhadap variabel terikat (Profitabilitas) secara simultan.
Untuk menentukan t
tabeldigunakan taraf nyata sebesar 5% dengan derajat kebebasan df-(n-2).Jadi Hipotesisnya adalah :
1) Jika Sig t < 0,05 dan t
hitung> t
tablemaka Terdapat pengaruh yang positif antara variabel bebas (Working Capital Turnover, Firm Size, Likuiditas, Leverage) terhadap variabel terikat (Profitabilitas) secara simultanatau Ho ditolak dan Ha diterima.
2) Jika Sig t ≥ 0,05 atau t
hiutng≤ t
tablemaka Tidak terdapat pengaruh yang positif antara variabel bebas (Working Capital Turnover, Firm Size, Likuiditas, Leverage) terhadap variabel terikat (Profitabilitas) secara simultan atau Ha diterima dan Ho ditolak.
Pengujian t bertujuan untuk melihat
pengaruh variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat.
83 Tabel 4.5
Nilai Uji t (Parsial)
Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 02/26/19 Time: 22:49 Sample: 2013 2017 Periods included: 5 Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 138.3621 140.6515 0.983723 0.3326 X1 0.041119 0.028478 1.443893 0.1585 X2 -4.353343 4.706855 -0.924894 0.3619 X3 -0.005411 0.008918 -0.606724 0.5483 X4 -1.644883 1.682569 -0.977602 0.3356
Sumber: data diolah, Eviews Versi 7.0. for Windows 2018
Berdasarkan Tabel 4.5 hasil perhitungan Nilai Uji t (parsial), maka pengaruh variable bebas terhadap variabel terikat, yaitu :
1) Signifikansi Pengaruh Working Capital Turnover (X
1) terhadap Profitabilitas (Y)
Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai t-
hitungpengaruh Working Capital Turnover (X
1) terhadap Profitabilitas (Y) sebesar - 1,443893 dan nilai signifikansi (Probabilitas) sebesar 0,1558, berarti nilai t
hitung(1,443893 <t
tabel2,0195) dan nilai Signifikansi (0,1158) > α (0,05), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa Working Capital Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Koefisien regresi variabel Working Capital Turnover (X
1) sebesar 1,443893, variabel Working Capital Turnover berslope positif artinya, ketika terjadi kenaikan Working Capital Turnover perusahaan menyebabkan Profitabilitas perusahaanmeningkat.
2) Signifikansi Pengaruh Firm Size (X
2) secara parsial terhadap Profitabilitas (Y)
Nilai t
hitungpengaruh Firm Size (X
2) terhadap Profitabilitas (Y), adalah sebesar -0,924894; maka t
hitung(- 0,924894) >t
tabel(2,0195) dan nilai signifikan (Sig. t) sebesar 0,3619, berarti Sig t (0,013) > α (0,05), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa Firm Size tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).Koefisien regresi variabel Firm Size (X
2) sebesar -0,924894, variabel Firm Size berslope negatif artinya, ketika terjadi kenaikan Firm Size perusahaan menyebabkan Profitabilitas perusahaanmenurun.
3) Signifikansi Pengaruh Likuiditas (X
3) secara parsial terhadap Profitabilitas (Y)
Nilai t
hitungpengaruh Likuiditas (X
3) terhadap Profitabilitas (Y), adalah sebesar -0,606724; maka t
hitung(- 0,606724) >t
tabel(2,0195) dan nilai signifikan (Sig. t) sebesar 0,5483, berarti Sig t (0,5483) > α (0,05), sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Koefisien regresi variabel Likuiditas (X
3) sebesar-0,606724, variabel Firm Size berslope negatif artinya, ketika terjadi kenaikan Likuiditas perusahaan menyebabkan Profitabilitas perusahaan menurun.
4) Signifikansi Pengaruh Leverage (X
4) secara parsial terhadap Profitabilitas (Y)
Nilai t
hitungpengaruh Leverage (X
4)
terhadap Profitabilitas (Y), adalah
sebesar -0,977602; maka t
hitung(-
0,977602) >t
tabel(2,0195) dan nilai
signifikan (Sig. t) sebesar 0,3356,
berarti Sig t (0,3356) > α (0,05),
sehingga Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya bahwa Leverage tidak
84 berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Koefisien regresi variabel Leverage (X4) sebesar-0,977602, variabel Leverage berslope negatif artinya, ketika terjadi kenaikan Leverage perusahaan menyebabkan Profitabilitas perusahaanmenurun.
b) Uji F (uji bersama-sama)
Untuk mengetahui kelayakan model regresi digambarkan angka-angka dari tabel:
Tabel 4.6 Nilai Uji F
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.735517 Mean dependent var 6.989111 Adjusted R-squared 0.636336 S.D. dependent var 5.019472 S.E. of regression 3.026971 Akaike info criterion 5.289853 Sum squared resid 293.2016 Schwarz criterion 5.811778 Log likelihood -106.0217 Hannan-Quinn criter. 5.484421 F-statistic 7.415899 Durbin-Watson stat 1.798092 Prob(F-statistic) 0.000003