• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "5 Universitas Kristen Petra"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Kerangka Dasar Teori 2.1.1 Pemasaran

2.1.1.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (2000), pemasaran memiliki pengertian “Aktivitas manusia yang berhubungan dengan pasar, artinya bekerja dengan pasar untuk mengaktualisasi potensi pertukaran untuk tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia” (p.112).

Menurut Kotler (2003) “Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses satu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain” (p.10). Sedangkan American Marketing Association, seperti yang dikutip oleh Kotler (2003) menawarkan definisi pemasaran sebagai “proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi”.

Adapun Stanson seperti yang dikutip oleh Rismiati dan Suratno (2001), merumuskan pemasaran sebagai “Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial” (p.18)

2.1.2 Selling atau Menjual 2.1.2.1 Pengertian Selling

Selling adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi, dan memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak (Moekijat, 2000, p.488)

(2)

Sedangkan menurut Pass & Lowes (1999), pembelian suatu barang atau jasa oleh seorang pembeli dari seorang penjual sesuai dengan harga yang telah ditetapkan atau dalam beberapa kasus melalui perjanjian pertukaran barang atau imbal beli (p.518).

2.1.2.2 Tahapan Dalam Menjual

Tahap dalam menjual menurut Force One Selling & Distribution Consultant adalah

Gambar 2.1 Tahap dalam Proses Menjual

Tahap I: Pernyataan Pembuka (Opening Statement)

ƒ Menuntun ke langkah berikutnya- menggali kebutuhan (Probing for needs)

ƒ Memberikan indikasi atas tingkat ketertarikan prospek

ƒ Membuat atau mematahkan proses penjualan 1

Perencanaan Penjualan

4A Mengatasi Hambatan 2B

Menggali Kebutuhan

3 Presentasi Penjualan

5 Menutup Penjualan

Lebih mudah. Dibutuhkan disiplin administrasi dan kecermatan

Makin sulit. Dibutuhkan kemahiran yang tinggi.

2A Membangun

Hubungan

4B Memberi

Solusi

(3)

Tahap II : Menggali Kebutuhan (Probing for Needs) A. Probe Terbuka (Open Probe)

ƒ Dijawab lebih dari sekedar “Ya” atau “Tidak”

ƒ Tipe probe yang sangat berguna

ƒ Menggairahkan percakapan

ƒ Tidak membatasi respon

ƒ Kurang hambatannya dibanding probe tertutup B. Probe Tertutup (Closed Probe)

ƒ Biasanya dijawab dengan “Ya” atau “Tidak” atau meminta informasi yang spesifik

ƒ Membatasi respon prospek

ƒ Dapat menghambat- prospek mungkin akan merasa dimanipulasi atau interogasi.

Teknik Probing

Gambar 2.2 Teknik Probing Probe Terbuka

(open probe)

Probe Tertutup

(closed probe) * Merangkum kebutuhan yang terungkap

* Probe Penerimaannya Konfirmasi Kebutuhan

(confirm needs)

(4)

Tahap III : Presentasi Penjualan

Gambar 2.3 Tahapan Presentasi Penjualan

Tahap IV : Mengatasi Hambatan (Handling Resistance) Tipe Hambatan :

1. Keberatan (Objection)

Tentangan atau ketidaksukaan terhadap jasa atau perusahaan Mengatasi hambatan :

o Klarifikasi keberatannya

o Atasi keberatan itu dengan kompensasi benefit o Probe penerimaannya

Gambar 2.4 Mengatasi Hambatan Perkenalkan

Nama Produk

Probe Pengetahuan Prospek Atas Produk

Presentasikan Feature & Benefit Sesuai Kebutuhan

Probe Atas Penerimaannya

Persepsi negatif atas Produk Anda yang tidak bisa Anda ubah

Ulangi atau rangkumlah Seluruh manfaat-tekankan

pada aspek-aspek positif

Kompensasikan dengan manfaat

Probe Penerimaannya

Kompensasikan dengan manfaat tambahan

(5)

2. Keragu-raguan (Doubt)

Sikap skeptis apakah kebutuhannya akan terpenuhi sesuai janji.

Mengatasi Keragu-raguan:

o Klarifikasi keraguannya

o Berikan bukti bahwa jasa yang diberikan sesuai dengan yang dijanjikan.

o Probe penerimaannya 3. Menunda (Stalling)

Menunda atau menghindar, mungkin disebabkan oleh:

a. Objection atau doubt yang tersembunyi b. Sebuah alasan yang enggan untuk dikatakan Mengatasi Penundaan :

o Jangan probe terlalu lama- dapat membuat prospek tersinggung

o Gunakan probe terbuka – jika gagal, gunakan probe tertutup

Tahap V : Penutupan Penjualan (Asking for The Order)

Tipe Penutupan:

1. Metode Langsung

ƒ Cara yang lebih disukai

ƒ Langsung pada sasaran

ƒ Menyebabkan prospek membuat komitmen

ƒ Membuat pilihan pembelian 2. Metode Tidak Langsung

ƒ Metode pilihan terpaksa

ƒ Mengasumsikan pembelian- menanyakan apa, kapan, atau bagaimana pembelian akan dilakukan.

(6)

2.1.2.3 Teknik Menjual

Di dalam menjual jasa atau barang diperlukan strategi penjualan yang ditujukan untuk menyesuaikan cara menghadapi konsumen yang dihadapi dengan cara yang sama, karena untuk menentukan pendekatan menjual tersebut dibutuhkan penyesuaian yang didasarkan pada :

o Saluran pasar o Segmen pelanggan

o Tingkat kepentingan pelanggan

o Dimatrikkan antara saluran pasar, dengan segmen pelanggan dan juga kepentingan pelanggan

Dari penyesuaian tersebut ada 4 tipe penjual:

1. Tipe penjual hit and run 2. Tipe penjual professional 3. Tipe penjual konsultan 4. Tipe penjual experiental

Dimana setiap teknik penjual tersebut mempunyai ciri-ciri:

Kriteria Kompensasi

Penjual Hit and Run

Penjual Professional

Penjual Konsultan

Penjual Experential Fokus Kerja Kejar

kuantitas

Kuantitas dan Kualitas

Kuantitas,

kualitas dan Proses

Kuantitas, kualitas, Proses dan Makna Gaya

Pendekatan

Banyak bicara,

monolog satu arah saja

Bicara dan mendengar disepadankan

Bicara, mendengar, dan memberi solusi

Bicara, dengar, jajaki

pengalaman,me mberi solusi Pola

komunikasi

Banyak bicara satu arah

Bicara dan mendengar

Bicara, dengar, kasih solusi

Bicara, dengar, jajaki

pengalaman,me mberi solusi Rencana

Kerja

Sering pakai spontanitas

Kadang menggunakan rencana kerja

Pakai rencana kerja dan strategi kerja

Pakai 2-3 rencana dan strategi terpadu

(7)

Pola Operasi

Agresif Reaktif Responsif Proaktif

Minat menimba ilmu

Belajar kilat secara

otodidak

Belajar jika situasi

memerlukan

Mencari dan Memberi

pengetahuan

Haus, memberi dan menerapkan pengetahuan Persepsi

konsumen sebagai

Pengganggu Kawan Penasehat dan Kolega

Penasehat,

Kolega , dan Sekutu

Perspektif Hubungan

1x transaksi minimal 6x kontak

1x transaksi minimal 9x kontak dan 1 bulan purna jual

1x transaksi minimal 12x kontak dan 3 bulan purna jual

Multitransaksi,

12 bulan hubungan pra dan purna jual

Sasaran Kerja

Menghasilkan komisi

Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan pelanggan

Kerja entrepreneur sebagai pemilik Orientasi

Selling Point

Fokus pada fitur produk

Fokus pada benefit

produk

Fokus pada fitur, benefit dan studi banding

pesaing

Fokus pada interaksi

langsung

prospek dan produk

Pola Prospek

Data sendiri dan internal

Data nara sumber

generic atau umum

Dari target komunitas

Dari referral atau network

Key Success Factor

Salesmanship Salesmanship, selling skills

Salesmanship, selling skills, negotiation skills

Salesmanship, selling skills, negotiation

skills,

interactive skills

(8)

2.1.2.4 Sales Force

Staf penjualan yang di pekerjakan oleh perusahaan untuk menjual barang atau jasa. Fungsi mereka bervariasi mulai dari tugas-tugas pasif seperti mencatat pembelian ulang dari pelanggan dan melakukan pengiriman sampai kepada melakukan penjualan perseorangan (personal selling) yang aktif untuk mendapatkan bisnis tambahan baik dari pelanggan yang ada maupun yang baru.

Staf penjualan ini terdiri dari : a. Sales Representatif

Adalah staf penjualan yang mengunjungi grosir, pengecer serta pelanggan akhir, dengan melakukan tatap muka dengan calon pembeli sebagai upaya penjualannya.

b. Staf Penjualan via Telepon

Adalah staf penjualan yang melakukan kontak dengan calon pembeli melalui telepon dengan menciptakan kontak awal yang kemudian dapat dilanjutkan dengan kunjungan oleh wiraniaga.

c. Demonstrator Produk

Adalah staf penjualan yang bertugas di toko grosir maupun pengecer atau yang mengunjungi pelanggan untuk memberi kesempatan kepada calon pembeli untuk melihat cara kerja produk ataupun untuk mencobanya.

d. Manajer Penjualan

Adalah staf penjualan yang bertanggung jawab dalam pengorganisasian dan pengontrolan aktifitas dari staf penjual lapangan dan perekrutan, seleksi dan training bagi staf penjualan.

2.1.3 Promosi Penjualan

Adalah usaha penjualan yang meliputi aktivitas komunikasi pemasaran selain periklanan, public relations, dan personal selling yang dapat merangsang pembelian dari pelanggan dan efektivitas dealer. Termasuk pameran (displays), pertandingan (contests), undian, kupon, program frequent shopper, hadiah, sample, demontrasi, referral gifts, dan usaha penjualan dalam batas waktu tertentu di luar rutinitas penjualan pada umumnya.(Berman & Evans. 2001 : 646 - 648).

(9)

2.1.3.1 Tipe-tipe promosi penjualan : a. Point of Purchase

Jendela, lantai, dan counter display yang memungkinan pengecer mengingatkan pelanggannya dan merangsang pembelian. Kadang kadang, display di siapkan oleh pabrikan.

• Kupon

Iklan diskon spesial dari pengecer untuk pelanggan yang menebus kupon iklan tersebut. Potongan kupon yang dimiliki oleh pelanggan yang berasal dari media cetak atau POP display, dan menebusnya di pengecer.

• Frequent Shopper Programs

Pelanggan diberikan poin atau diskon berdasarkan jumlah uang yang mereka habiskan untuk di belanjakan atau jumlah pembelian mereka. Poin tersebut dijumlahkan untuk memperoleh barang atau jasa.

• Prizes

Hampir sama dengan frequent shopper programs, kecuali tentang pengecer memberikan hadiah secepatnya seperti gelas, peralatan makan, dll. Biasanya, sebuah peralatan dihargai dalam beberapa pembelian.

b. Samples

Contoh produk atau hasil jadi dari produk gratis dari barang barang yang diberikan kepada pelanggan

• Demonstrations

Produk yang diperlihatkan kegunaannya, seperti : membersihkan lantai, mencampur buah buahan, dll. Service juga di demonstrasikan misalnya:

instruksi dalam bela diri.

• Referral Gifts

Hadiah atau cinderamata yang diberikan kepada pelanggan yang sudah ada saat mereka membawa pelanggan baru bagi perusahaan.

c. Special Events

Termasuk fashion shows, autograph sessions dengan pengarang buku, pameran kesenian, dan aktivitas liburan (seperti : lomba membaca anak anak, dll )

(10)

2.1.3.2 Trade marketing

Trade marketing adalah suatu cara bagaimana menjalankan program- program marketing di trade channel atau lebih ekstrimnya lagi adalah membuat strategi marketing mix atau 4P di point of purchase alias tempat terjadinya pembelian. Sistem ini mirip dengan CRM (Customer Relationship Management), tetapi terjadi pada level Distribution channel. Sumber: (MIX/12/II/ 20 Desember 2005 – 15 Januari 2006 hal 13-17 )

8 Components of Trade Marketing

8.Sales of Force Segmentation

1.Key Accounts 7.Trade Distribution

Management Management

2.Trade Promotion 6. Inventory

Management Management

5. Trade Sign Edges 3.Trade &Visual

Merchandising

4.Customers, product &sales

Based Selling

Gambar 2.5 8 Components of Trade Marketing

Ada 8 komponen dari Trade marketing yaitu : 1. Key Account management

Melakukan aktifitas yang dapat membantu pelanggan utama 2. Trade promotion management

Memberi atau melakukan rangsangan kepada yang di trade didistributornya

(11)

3. Trade and visual merchandising Bisa diperagakan atau diperlihatkan

4. Customer, product and sales force based selling

Memperhatikan cara menjual, seperti : Pembagian wilayah oleh wiraniaga, maupun pembagian wilayah oleh konsumen

5. Trade sign edges

Contonya pemberian papan nama 6. Inventory management

Jangan sampai terjadi kelebihan maupun kekurangan stok 7. Trade distribution management

Bagaimana melakukan distribusi 8. Sales force segmentation

Bagainama seorang wiraniaga dapat nyaman dengan pelanggannya, contoh:

wiraniaga konsultatif yang tidak cocok jika melayani pasar tradisional

Indikator trade marketing :

Gambar 2.6 Indikator Trade Marketing

Trade Management And

Marketing

1.

Marketshare

5. Sales force Work pattern

6. Sales force standart

2. Outlet Productivity

8. Frequency Order share 4. Shelf space share

3. Outlets Share

7. Sales force competation system

&incentive scheme

(12)

1. Marketshare 2. Outlets productivity 3. Outlets share 4. Shelf space share

Æ Bagaimana produk kita dipajang.

5. Sales force work pattern 6. Sales force standard tool kit

Æ Perlengkapan yang diperlukan oleh wiraniaga (contoh : price list, brosur, kalkulator).

7. Sales force competation system and incentive scheme.

8. Frequency order share

2.1.4 Saluran Distribusi

2.1.4.1 Pengertian Saluran Distribusi

Saluran distribusi merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan agar produk yang ditawarkan mudah didapatkan oleh pelanggan yang menginginkan.

Menurut Kotler (1999), “Saluran distribusi dapat dilihat sebagai sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu sama yang lainnya terlibat dalam sebuah proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi”(p.229)

Menurut Kotler (1997,p.102) fungsi utama saluran distribusi adalah :

a. Riset

Pengumpulan informasi yang diperlukan untuk merencanakan dan melancarkan pertukaran.

b. Promosi

Pembinaan dan penyebaran komunikasi yang bersifat membujuk berkaitan dengan penawaran barangnya.

c. Kontak

Mencari dan menghubungi calon pembeli

(13)

d. Penyesuaian

Usaha menyesuaikan bentuk dan sifat barang yang ditawarkan dengan kebutuhan pembeli. Termasuk kegiatan produksi, penyesuaian mutu, perakitan dan pengemasan.

e. Perundingan (negotiation)

Upaya untuk mencapai kesepakatan mengenai harga dan syarat- syarat jual beli lainnya dengan juga melaksanakan pengalihan hak milik atas sesuatu barang.

f. Penyaluran fisik

Pengangkutan dan penyimpanan barang dagangan g. Pembiayaan

Usaha memperoleh dan menyediakan dana untuk pembiayaan kegiatan penyaluran

h. Pengambilan Resiko

Menerima resiko berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan penyaluran.

2.1.4.2 Jenis saluran distribusi

Pada dasarnya ada beberapa jenis perantara, antara lain :

1. Pedagang besar yang menjual barang-barang kepad pengecer, pedagang besar atau pemakai industri

2. Pengecer yang menjual barang kepada pembeli akhir

3. Agen yang mempunyai fungsi hampir sama dengan pedagang besar meskipun tidak berhak memiliki barang yang dipasarkan.

Menurut Kotler (1997, p.105) mengenai definisi perantara, yaitu : a. Agen

Satuan wirausaha yang melaksanakan tawar-menawar (negosiasi) penjualan atau pembelian atau kedua-duanya, namun tidak memperoleh hak milik atas barang yang diperdagangkan. Lazimnya diterima imbalan dalam bentuk komisi atau uang jasa.

(14)

b. Pialang (broker)

Agen yang tidak langsung secara fisik menguasai barang dagangannya, melainkan mewakili pihak pembeli atau pihak penjual dalam merundingkan jual beli atas nama majikannya.

c. Firma komisi (pedagang komisi)

Agen yang lazimnya melaksanakan penguasaan fisik atas barang dan melakukan perundingan mengenai barang dagangannya. Firma komisi diberi wewenang yang lebih luas mengenai soal harga dan syarat jual beli, daripada yang diberi kepada pialang.

d. Penyalur (distributor)

Sering dikenal dengan istilah grosir (wholeseller) e. Pedagang

Perusahaan yang membeli lalu menjual barang dagangan baik pada tingkat grosir maupun tingkat pengecer.

f. Agen produsen (Manufacture Agent)

Agen yang pada umumnya berusaha atas dasar kontrak jangka panjang yang menjual barang dagangannya dalam suatu wilayah eksklusif, juga menjual barang yang sejenis bukan barang bersaingan.

g. Saudagar (Merchant)

Pengusaha atau perusahaan yang membeli, memperoleh hak milik dan menjual ulang barang dagangannya. Dalam kelompok ini termasuk pedagang grosir dan pengecer.

h. Perantara (Middlemen)

Perusahaan yang mengkhususkan pelaksanaan beraneka kegiatan dan menyediakan jasa-jasa yang langsung berkaitan dengan pembelian dan penjualan barang dalam proses pemindahan dari produsen menuju pelanggan.

i. Pengecer (Retailer)

Saudagar yang kegiatan utamanya menyelenggarakan penjualan langsung kepada pelanggan.

(15)

j. Agen Penjualan (Selling agent)

Agen yang berusaha atas dasar kontrak jangka panjang, yang menjual keseluruhan jajaran barang dagangan tertentu atau keseluruhan hasil produksi majikannya.

Menurut Rismiati (2001, p.246) berbagai jenis saluran distribusi untuk kelompok barang konsumtif sebagai berikut :

a. Produsen-Pelanggan

Bentuk saluran distribusi paling pendek dan paling sederhana, produsen dapat menjual barang yang dihasilkan melalui pos atau langsung mendatangi rumah pelanggan. Oleh karena itu, saluran ini disebut saluran distribusi langsung.

b. Produsen-pengecer-pelanggan

Saluran ini juga disebut sebagai saluran distribusi langsung.

Disini pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada produsen. Ada pula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga secara langsung melayani pelanggan.

c. Produsen-pedagang besar-pengecer-pelanggan

Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional.

Disini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer, pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh pelanggan dilayani pengecer saja.

d. Produsen- agen –pedagang besar- pengecer- pelanggan

Disini produsen memilih agen (agen penjual atau agen pabrik) sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada pedagang besar.

e. Produsen– agen–pengecer-pelanggan

Dalam saluran ini produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barang kepada pedagang besar

(16)

yang kemudian menjual kepada toko-toko kecil, agen yang terlibat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.

2.1.4.3 Intensitas Distribusi

Produsen mempunyai tiga alternatif yaitu : a. Intensive Distribution

Dimana perusahaan berusaha menggunakan jumlah saluran sebanyak mungkin untuk mencapai konsumen agar kebutuhan mereka cepat terpenuhi.

Contoh : penyaluran produk convenience seperti : air mineral, kartu pulsa, rokok, dsb.

b. Selective Distribution

Dalam hal ini perusahaan berusaha memilih sejumlah pedagang besar atau pedagang pengecer terbatas didalam daerah geografis tertentu Contoh : penyaluran produk produk shopping seperti garmen, arloji, tas, dompet, dsb.

c. Exlusive Distribution

Dalam hal ini perusahaan hanya menggunakan satu pedagang besar atau pedagang pengecer didaerah pasar tertentu

Contoh : penyaluran produk produk specialty seperti sepatu Nike, Harley Davidson, dll.

2.1.4.4 Jaringan Distribusi

Menurut Force One Selling & Distribution Consultant dalam mengoptimalkan jaringan distribusi, diperlukan strategi SCP, yaitu Spreading, Coverage, dan Penetration. Ketiga hal tersebut memegang peranan penting dalam jaringan distribusi. Di Indonesia ada 2 paradigma strategi, yaitu “Manajemen distribusi terakhir khas Indonesia” dengan

“Taktik distribusi paradigma baru”

(17)

Gambar 2.7 Manajemen Distribusi Terakhir khas Indonesia

Gambar 2.8 Taktik Distribusi Paradigma Baru

Outlet Territory

Inventory Spreading

Physical

Distribution Fleet Force N

E T W O R K P

R O D U C T

C O V E R A G E

P R I C E Bauran Place

Promotion Penetration

Spreading

Logistik SKU

Penetration

Coverage Network

Saluran Customer

(18)

Dalam strategi Spreading, Coverage, dan Penetration masing-masing ada delapan strategi terpadu dan penerapannya.

Gambar 2.9 Strategi Terpadu SCP Network

Delapan strategi Spreading meliputi, yaitu : 1. Penambahan armada dan sales force 2. Penambahan modal dan inventori kerja 3. Strukturisasi kerja

4. Pemberdayaan sumber daya manusia dan organisasi 5. Penambahan wilayah

6. Dinamisasi sistim kontrol 7. Intensifikasi penagihan

8. Penambahan cabang dan distributor

Delapan strategi Coverage meliputi, yaitu : 1. Siklus kunjungan

Misalnya : dua kali dalam 1 bulan atau 1 bulan 3 kali 2. Jadwal kunjungan

Misalnya : jadwal kunjungan ke toko x adalah setiap hari senin siang.

Strategi Penetration

Strategi Coverage

Memperdalam Distribusi

Strategi Spreading

Kunjungan / Pelanggan Merapatkan

Distribusi

Memperluas

Distribusi Wilayah / Area Saluran / Segmentasi

(19)

Tingkat penetrasi dihitung dari Total Pelanggan / SKU. Dapat juga dihitung dari Total Pelanggan Aktif / Semesta.

3. Prosedur kunjungan

Misalnya : prosedur di Giant tidak sama dengan di Hypermarket atau dalam melakukan kunjungan , salesman memprioritaskan pada penagihan atau penawaran produk.

4. Durasi kunjungan

Lama kunjungan berdasarkan :

• Pelanggan lama atau pelanggan baru

• Birokrasi lembaganya

• Effective call atau non effective call 5. Stop call ratio

Rata – rata jumlah toko yang dikunjungi setiap kali salesman berhenti.

Sebaiknya setiap kali berhenti, minimal 2 toko yang dikunjungi 6. Force sales contact

Alasan kunjungan salesman :

• Menjual

• Menagih

• Penelitian pasar

• Membangun hubungan , yaitu tanpa menjual dan tanpa menagih 7. Kepuasan pelanggan

4 jenis kepuasan pelanggan :

• Kepuasan dasar ( Basic satisfaction)

• Kepuasan yang diharapkan ( Expected satisfaction )

• Kepuasan yang mengejutkan atau tidak disangka – sangka (Delighted satisfaction)

• Kepuasan yang tidak terpikirkan (Augmented satisfaction) 8. Kepuasan pelaksanaan

Ada 4 jenis kepuasan dasar salesman:

• Mendapatkan order

• Tagihan tepat waktu

(20)

• Hubungan dengan pelanggan baik

• Mendapatkan dukungan dari supervisor / atasan

Delapan strategi Penetration meliputi, yaitu : 1. Tiga segmen sales management

2. Outlet semesta

3. Tiga segmen konsumen

4. Outlet aktif atau segmen pelanggan 5. Enam saluran distribusi

6. Sepuluh segmen salesman 7. Penetrasi SKU

8. 86 segmen pelanggan

2.2 Pernyataan / Kutipan Pemimpin

2.2.1. Hermawan Kartajaya (”Revolusi Distribusi: Menemukan Pijakan Seribu Kaki”, 2004)

Hermawan Kartajaya dalam workshop The Channel Advantages

mengatakan bahwa harus diakui bahwa telah terjadi revolusi distribusi menyangkut perubahan jalur-jalur pemasaran sebuah produk. Menurut Hermawan, positioning produk kini tidak terkait lagi dengan tempat dimana produk itu dijual.

Yang penting bagaimana distributor dapat menyusuri jejak konsumen dimana pun mereka berada.

2.3. Artikel

2.3.1. Perspektif Kepuasan Pelanggan dalam Jaringan Distribusi (”Perspektif Kepuasan Pelanggan”, 2004)

Dalam perspektif kepuasan pelanggan, perusahaan distribusi tentunya masih perlu ekstra kerja keras. Ada lima pendekatan di dalam memuaskan pelangan bagi perusahaan distribusi, di antaranya adalah kunjungan teratur dan rutin dari jajaran penjual, yaitu kepastian jadwal kunjungan. Ini akan menentukan kepastian jumlah produk yang akan dipesan agar bisa melakukan prakiraan

(21)

yang lebih akurat. Hal lainnya adalah durasi kunjungan, yaitu berapa banyak waktu yang disediakan saat jajaran penjual melakukan kunjungan.

2.3.2. Perspektif Kepuasan Pelanggan dari Pedagang Eceran (”Perspektif Kepuasan Pelanggan”, 2006)

Dari pengamatan kami, yang menggeluti dunia penjualan dan distribusi, terhadap perspektif para pedagang eceran tentang kepuasan yang mereka harapkan dari para distributor melalui jajaran penjualnya, maka pemenuhan kebutuhan kepuasan pelanggan dapat dikategorikan dalam empat bagian, antara lain kepuasan atas intensitas coverage. Seperti yang kita ketahui kini semakin banyak product item dan product category baru. Sementara itu, luas area penjualan hampir tidak berkembang, sehingga para pengecer cenderung mengambil langkah simple. Pertama, tidak melakukan repeat order produk yang kurang laku. Kedua, mengurangi kuantitas order produk laku karena produk laku akan membutuhkan order besar dan gudang besar.

Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan cara meningkatkan frekuensi dan intensitas kunjungan; kepastian hari kunjungan untuk permintaan order maupun jadwal tagihan.

2.3.3 HJE Rokok tak Pengaruhi Harga Tembakau di Petani

"Harapan tampaknya tetap ada, itu pun jika para perokok di daerah tetap fanatik atau banyak beralih kembali ke rokok lintingan, karena kemahalan dengan harga rokok kretek. Pangsa pasar daerah sampai kini masih menjadi andalan," katanya.

Dicontohkan, harga tembakau lintingan rata-rata Rp 3.000,00/bungkus yang cukup untuk selama 3-4 hari. Berbeda dengan rokok kretek yang rata-rata Rp 4.500,00/bungkus namun kebanyakan hanya untuk sehari.

2.3.4 Sebagai Prosesi Ritual yang Sudah Jadi Tradisi ”Rokok Lintingan” Masih Bertahan

Bagi sebagian orang mungkin adanya berbagai produk baru menjadi tawaran tersendiri atau alternatif yang mungkin dipilih, tetapi lain bagi sebagian masyarakat yang terbiasa merokok lintingan (bako-red). Hal itu

(22)

bisa dilihat dari eksistensi industri rokok lintingan (bako-red) masih terpancang kuat.

"Ngelinting dewe (melinting bako sendiri-red) mempunyai kekhasan tersendiri. Setelah selesai makan di lokasi kerja (sawah-red), menghisap rokok lintingan sangat pedo (nikmat-red)," ungkapnya.

2.3.5 Dibalik Nikmatnya Tembakau

Merokok membawa kenikmatan tersendiri. Kalimat itu seringkali meluncur dari mulut mereka, para perokok. Merokok bisa melepaskan kepenatan pikiran, membuat rileks, bahkan kadang menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang tertentu. Sebatang rokok pun bisa menjadi teman setia yang tiada duanya di saat-saat menunggu seperti ini.

Bahkan, disaat harga kebutuhan pokok merangkak naik akibat kenaikan BBM, para perokok berat masih saja punya cara lain menikmati tembakau.

Tetap menghisap rokok kegemarannya hanya saja kuantitas dikurangi, sesuai isi kantung. Ada juga yang terpaksa merubah kebiasaan merokok, beralih dengan cara lain, menghisap rokok lintingan, rokok buatan sendiri.

Gambar

Gambar 2.1 Tahap dalam Proses Menjual
Gambar 2.2 Teknik Probing Probe Terbuka
Gambar 2.3 Tahapan Presentasi Penjualan
Gambar 2.5  8 Components of Trade Marketing
+4

Referensi

Dokumen terkait

Jika informasi mengenai peraturan lainnya yang berlaku belum tersedia di bagian lain dalam lembaran data keselamatan bahan ini, maka hal ini akan dijelaskan dalam bagian

untuk memiliki aqidah tersebut dan berusaha menghalau pemikiran-pemikiran yang tidak benar dan syubhat yang menyesatkan.  Ia juga

Masing-masing reaktor berukuran sama dengan penutup ulir serta dimodifikasi dengan dua pipa udara (0.5 inci) dan tiga lubang sampel dengan diameter 2 cm. Pipa dalam

Although energy investments account for only a small share of the global capital market, the provision of the capital required to finance the growing needs of the energy sector

Penekanan Untuk menetapkan sebuah nilai yang terdapat dalam visual, tentukan urutan pentingnya suatu elemen grafis yang merupakan bagian komponen dari desain, urutkan dari

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil ekstraksin teh yang dapat direkomendasikan yaitu suhu 70 o C selama 10 menit dengan kadar kafein, tanin dan katekin

- Segera menginstruksikan perusahaan industri pertahanan Turki untuk segera melakukan kunjungan ke Indonesia dalam waktu dekat (perusahaan Roketsan, Aselsan, T.A.I,

Saran kepada manajemen perusahaan adalah sebaiknya perusahaan menerapkan biaya relevan dalam pengambilan keputusan membuat sendiri atau membeli produk setengah jadi