PENGARUH TARIF KAMAR DAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN
M. Rizal Nur Irawan
ABSTRAKSI
Semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat, menyebabkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya kualitas. Hal ini disebabkan karena persaingan yang semakin ketat bukan hanya antara sesama rumah sakit namun juga dengan puskesmas dan klinik-klinik kesehatan di kota-kota maupun di daerah yang semakin banyak jumlahnya. Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah apakah tarif kamar dan fasilitas mempengaruhi kepuasan pasien. Sehubungan dengan masalah tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut ada beberapa strategi yang mempengaruhi kepuasan pasien pada RSUD Dr. Soegiri Lamongan, strategi tersebut mencangkup tarif kamar dan fasilitas. Dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel bebas tarif kamar (X1), fasilitas (X2) berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan pasien pada RSUD Dr.Soegiri Lamongan.
Kata Kunci: tariff kamar, kepuasan Konsumen
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, baik bisnis yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perkembangan perekonomian secara menyeluruh yang diiringi dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan menciptakan sebuah persaingan yang semakin ketat dan tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional.
Semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat, menyebabkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya kualitas. Hal ini disebabkan karena persaingan yang semakin ketat bukan hanya antara sesama rumah sakit namun juga dengan puskesmas dan klinik-klinik kesehatan di kota-kota maupun di daerah yang semakin banyak jumlahnya.
Kepuasan pelanggan merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi pelanggan dalam mengkonsumsi suatu jasa. Kepuasan konsumen merupakan syarat yang harus di penuhi perusahaan agar mampu sukses menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Pelanggan yang puas juga cenderung akan memberikan referensi yang baik terhadap produk atau jasa kepada orang lain (Lupiyoadi, 2001).
Menurut Hasan (2009 : 1) Pemasaran merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder pelanggan, karyawan, dan pemegang saham.
Sedangkan menurut Philip Kolter ( 2005 : 194 ) pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara organisasi melakukan kegiatan-kegiatan pemasarannya. (Kotler dan Keller, 2009 : 19 – 21), yaitu:
a. Konsep Produksi.
Konsep produksi berkeyakinan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang tersedia di mana- mana dan harganya murah. Penganut konsep ini akan berkonsentrasi pada upaya menciptakan efisiensi produksi, biaya rendah, dan distribusi masal. Konsep ini berfokus pada distribusi dan harga.
b. Konsep Produk.
Konsep produk berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang memberikan kualitas, kinerja atau fitur inovatif terbaik.
Penganut konsep ini akan berkonsentrasi pada upaya penciptaan produk superior dan penyempurnaan kualitasnya. Jadi konsep ini berfokus pada produk.
c. Konsep Penjualan.
Konsep penjualan berkeyakinan bahwa konsumen tidak akan tertarik untuk membeli produk dalam jumlah banyak , jika mereka tidak diyakinkan dan bahkan bila perlu dibujuk. Penganut konsep ini akan berkonsentrasi pada usaha-usaha promosi dan penjualan yang agresif.
d. Konsep Pemasaran.
Konsep pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mewujudkan tujuan organisasi terletak pada kemampuan organisasi dalam menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasarannya secara lebih efektif dibandingkan para pesaing. Tujuan dari konsep ini adalah membantu organisasi mencapai tujuannya.
e. Konsep Pemasaran Sosial.
Konsep pemasaran sosial berkeyakinan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginn, dan minat pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan lebih efisien dibanding para pesaing. Konsep ini menekankan pentingnya aspek sosial dan etika dalam praktik pemasaran.
Harga merupakan jumlah uang (satuan moneter) atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas / kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan sebuah produk (barang, jasa, orang, tempat, ide, informasi, dan organisasi) (Tjiptono, 2012 : 315). Tujuan penetapan harga bisa mendukung strategi pemasaran berorientasi pada permintaan primer apabila perusahaan meyakini bahwa harga yang lebih murah dapat meningkatkan jumlah pemakai atau tingkat pemakaian atau pembelian ulang dalam bentuk atau kategori produk tertentu.
Adrian Payne dalam Danang Sunyoto (2013 : 172) tujuan penetapan harga antara lain :
1. Bertahan
Usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang tidak menguntungkan.
2. Memaksimalkan laba
Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode tertentu.
3. Memaksimalkan penjualan
Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.
4. Prestise
Untuk memposisikan jasa perusahaan tersebut sebagai produk yang eksklusif.
5. Pengembangan atas investasi
Didasarkan atas pencapaian pengembalian atas investasi (return on investmen) yang diinginkan.
Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan dan memudahkan pelaksanaan fungsi. Fasilitas merupakan komponen individual dari penawaran yang mudah ditumbuhkan atau dikurangi tanpa mengubah kualitas dan model jasa. Fasilitas juga adalah alat untuk membedakan program lembaga yang satu dari pesaing yang lainnya (Lupiyoadi, 2006 : 150). Pada sejumlah tipe jasa, persepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas jasa berpengaruh signifikan terhadap kualitas jasa bersangkutan di mata pelanggan (Tjiptono dan Chandra, 2005: 93).
Ada berbagai macam definisi yang disampaikan oleh para pakar mengenai kepuasan pelanggan, antara lain :
1. Day dalam Tse dan Wilton, dalam Tjiptono ( 2008 : 24 ).
Kepuasan pelanggan sebagai respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
2. Kotler et al, dalam Tjiptono ( 2008 : 24 ).
Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.
Menurut Tjiptono ( 2008 : 40 – 45 ) ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan, yaitu : a. Strategi Relationship Marketing (McKenna, 1991)
Merupakan strategi dimana suatu transaksi antara penjual dan pembeli berkelanjutan dan tidak berakhir setelah proses penjualan selesai. Dengan kata lain terjalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara terus-menerus.
b. Strategi Superior Customer Service (Schnaars, 1991)
Merupakan strategi dimana perusahaan berorientasi untuk menawarkan pelayanan yang lebih baik dari pada pesaing. Perusahaan yang menggunakan strategi ini, akan memperoleh manfaat yang sangat besar dari pelayanan yang lebih baik. Meskipun pada akhirnya strategi ini membutuhkan dana yang besar, kemampuan sumber daya manusia (SDM), dan usaha yang gigih agar dapat tercipta suatu pelayanan yang superior.
c. Strategi Unconditional Service guarantee (Hard dalam Supiyo, 1993)
Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi kebijakan program penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan. Garansi atau jaminan dalam hal ini mutlak dirancang untuk meringankan resiko atau kerugian pelanggan, dalam hal pelanggan tidak puas dengan suatu produk atau jasa yang telah dibayar oleh pelanggan.
d. Strategi Penanganan Keluhan yang Efisien (Schnaars, 1991)
Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan yang puas.
Kecepatan dan ketepatan penanganan merupakan hal yang penting bagi terwujudnya kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Karena semakin lama keluhan ditangani, maka pelanggan akan
berpikir bahwa perusahaan tidak mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semua pihak yang ada dalam perusahaan berhak dan wajib turut campur dalam penanganan keluhan tetutama pihak manajemen puncak.
e. Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan
Melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan secara berkesinambungan, memberikan pendidikan dan pelatihan menyangkut komunikasi, salesmanship. Dan public relations kepada pihak manajemen dan karyawan, memasukkan unsur kemampuan untuk memuaskan pelanggan (yang penilaiannya bisa didasarkan pada survei pelanggan) ke dalam sistem penilaian prestasi karyawan, dan memberikan empowerment yang lebih besar kepada para karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
f. Menerapkan Quality Function Deployment (QFD) Strategi ini untuk merancang proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan. QFD berusaha menerjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan organisasi. Dengan demikian QFD memungkinkan suatu perusahaan untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses hingga tercapai efektivitas maksimum. Hal ini dilaksanakan dengan melibatkan pelanggan dalam proses pengembangan produk secepat mungkin.
METODE PENELITIAN
Untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan dalam penyusunan skripsi ini guna memperoleh kesimpulan, maka data yang telah terkumpul akan dianalisa dengan menggunakan analisis data kuantitatif, yaitu analisis data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis kuantitatif, yang mana data kuantitatif menurut Sugiyono (2010:23) adalah data-data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring).
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna jasa rawat inap pada RSUD Dr. Soegiri Lamongan pada bulan maret 2014 dengan jumlah populasi 746 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien yang ada di RSUD Dr. Soegiri Lamongan per bulan april 2014.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Strategi Simple Random Sampling (sampel sederhana) yaitu pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2006 : 120).
Dalam penelitian ini untuk mengukur variabel digunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2011 : 93) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Responden dimintak untuk mengisi pertanyaan skala ordinal berbentuk verbal dengan jumlah kategori tertentu bisa 5 sampai 8.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah:
a. Variabel X1, yaitu Tarif
Harga atau tarif Harga merupakan jumlah uang (satuan moneter) atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas / kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan sebuah produk ( barang, jasa, orang, tempat, ide, informasi, dan organisasi ) (Tjiptono, 2012 : 315).
Indikator dari tarif adalah :
1. Keterjangkauan tarif kamar dengan daya beli pasien
2. Kesesuaian antara harga (tarif kamar) dan fasilitas yang diterima oleh pasien
b. Variabel X2, yaitu Fasilitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud fasilias adalah fasilitas yang dimiliki atau disediakan untuk pasien RSUD Dr. Soegiri lamongan.
Indikator dari fasilitas adalah : 1. Fasilitas penunjang
2. Kelengkapan peralatan medis
c. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah:
Kepuasan Pelanggan (Y)
Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya ( Kotler et al, dalam Tjiptono 2008 : 24 ).
Indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah :
1. Fasilitas rumah sakit menunjang kepuasan 2. Kembali mengunakan jasa Rumah Sakit
Seiring dengan jumlah pengunjung tersebut maka secara bertahap RSUD Dr. Soegiri Lamongan mengalami kenaikan jumlah seluruh karyawan adalah 625 orang dengan perincian : 114 orang PNS, 15 orang kontrak pemerintah kabupaten, dan kontrak rumah sakit 196 orang, sedangkan untuk non medisnya sebesar 300 orang.
Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soegiri Lamongan
1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Pelayanan gawat darurat RSUD Dr. Soegiri Lamongan, yang berlokasi di sebelah kanan gedung utama rumah sakit melayani pasien gawat darurat secara cepat, akurat, efektif, dan efisien.
Azas pelayanan gawat darurat adalah memberikan pertolongan secara cepat dan tepat, karena waktu adalah nyawa. “Time Saving is Live Saving”.
2. Instalasi Rawat Jalan
Instalasi rawat jalan atau poliklinik RSUD Dr.Soegiri Lamongan melayani pasien-pasien khususnya rawat jalan yang buka setiap hari (senin-sabtu). Ditangani oleh dokter spesialis yang handal dengan dibantu oleh tenaga paramedis profesional dan terlatih dibidangnya.
3. Instalasi Rawat Inap
RSUD Dr. Soegiri Lamongan melayani pasien rawat inap yang dirujuk dari poliklinik umum, spesialis RSUD Dr. Soegiri Lamongan sendiri, maupun kiriman dari dokter luar, pasien dapat memilih dirawat inap oleh RSUD Dr.Soegiri Lamongan atau dokter ahli yang diinginkan.
4. Pelayanan penunjang medis a. Farmasi
b. Laboratorium c. Radiologi d. Ruang Operasi
5. Pelayanan Penunjang Lainnya, berupa kegiatan sosial masyarakat sebagai rasa perduli RSUD Dr.
Soegiri Lamongan terhadap masyarakat luas, misalnya :
a. Memberikan bantuan secara temporer kepaa tempat-tempat ibadah.
b. Memberikan santunan pada keluarga yang tidak mampu.
c. Memberikan bantuan pada pasien yang tidak mampu.
d. Memberikan bantuan dalam kegiatan organisasi lainnya.
Tarif rumah sakit merupakan suatu elemen yang sangat esensial bagi rumah sakit yang tidak dibiayai penuh oleh pemerintah atau pihak ketiga.
Rumah sakit swasta, baik yang bersifat mencari laba maupun yang nirlaba harus mampu mendapatkan biaya untuk membiayai segala aktifitasnya dan untuk dapat terus memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitarnya.
PEMBAHASAN
Pengambilan sampel dilakukan dengan dengan mengunakan strategi random sampling (sampel sederhana). Pengelompokan responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Kelompok terbesar responden yang mengunakan jasa rawat inap
di RSUD Dr. Soegiri Lamongan berusia 31-40 tahun (29,55%) sedangkan yang terkecil berasal dari umur dibawah sampai 20 tahun (13,63%). Jadi umur bisa menentukan tingkat kedewasaan seseorang sehingga hal ini bisa mempengaruhi dalam prilaku dan cara pemikiran dalam pemilihan suatu produk maupun jasa.
Responden yang menggunakan jasa rawat inap di RSUD Dr. Soegiri Lamongan kebanyakan berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 48 responden (54,6%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 40 responden (45,4%).
Responden yang bekerja sebagai wiraswasta jumlahnya lebih dominan sebanyak (31) 35,22%, sedangkan responden yang bekerja sebagai mahasiswa / pelajar jumlahnya lebih sedikit yaitu (12) 13,64 %. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pasien yang ada pada RSUD Dr.Soegiri Lamongan kebanyakan dari wiraswasta.
Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 88 responden. Kuesioner ini terdiri dari 2 variabel bebas yaitu tarif kamar (X1) fasilitas (X2).
Sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah kepuasan pasien (Y) pada RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Dari table menunjukkan bahwa tanggapan sebagian besar responden terhadap keterjangkauan tarif kamar dengan daya beli pasien di RSUD Dr.
Soegiri Lamongan terjangkau dimana dari hasil jawaban yang menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju tidak satupun responden yang menjawab, netral 3 (3,4%), setuju sebanyak 41 (46,6%) dan sangat setuju sebanyak 44 (50,0%). Dari jawaban responden beranggapan bahwa keterjangkauan tarif dengan daya beli pasien “sangat setuju” karena dari semua pertanyaan memiliki prosentase terbesar yaitu 50,0 %.
Dari hasil pertanyaan kedua untuk variabel pertama X1 diperoleh hasil yaitu : bahwa tanggapan sebagian besar responden terhadap kesesuaian antara tarif kamar dengan fasilitas yang diterima di RSUD Dr. Soegiri Lamongan sudah sesuai dengan harapan pelanggan dimana dari hasil jawaban yang menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak satupun responden yang menjawab, netral 8 (9,1%), setuju sebanyak 48 (54,6%) dan sangat setuju sebanyak 32 (36,3%). Dari jawaban responden beranggapan bahwa antara tarif kamar dengan fasilitas yang diterima pasien “setuju” karena dari semua pertanyaan memiliki prosentase terbesar yaitu 54,6%.
Dari hasil tabel menunjukkan bahwa tanggapan sebagian besar responden terhadap fasilitas penunjang yang diterima di RSUD Dr.
Soegiri Lamongan sudah sesuai dengan harapan pelanggan dimana dari hasil jawaban yang menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, tidak satupun responden yang menjawab, setuju sebanyak 50 (56,8%) dan sangat setuju sebanyak 38 (43,2%). Dari jawaban responden beranggapan bahwa fasilitas penunjang “setuju” karena dari semua pertanyaan memiliki prosentase terbesar yaitu 56,8%.
Dari hasil pertanyaan kedua untuk variabel X2 diperoleh hasil yaitu : tanggapan sebagian besar responden terhadap kelengkapan peralatan medis yang ada di RSUD Dr.Soegiri Lamongan sudah sesuai dengan harapan pelanggan dimana dari hasil jawaban yang menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak satupun responden yang menjawab, netral sebanyak 4 (4,6%), setuju sebanyak 53 (60,2%), sangat setuju sebanyak 31 (35,2%). Dari jawaban responden beranggapan bahwa kelengkapan peralatan medis “setuju” karena dari semua pertanyaan memiliki prosentase terbesar yaitu 60,2
%.
Dari hasil tabel menunjukkan bahwa tanggapan sebagian besar responden terhadap fasilitas rumah sakit yang diterima di RSUD Dr.Soegiri Lamongan sudah sesuai dengan harapan pelanggan dimana dari hasil jawaban yang menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak satupun responden yang menjawab, netral 6 (6,8%) setuju sebanyak 69 (78,4 %) dan sangat setuju sebanyak 13 (14,8%). Dari jawaban responden beranggapan bahwa fasilitas rumah sakit menunjang kepuasan
“setuju” karena dari semua pertanyaan memiliki prosentase 78,4 %.
Dari hasil pertanyaan kedua untuk variabel Y maka diperoleh hasil yaitu : tanggapan sebagian besar responden terhadap pertanyaan kembali menggunakan jasa rumah sakit di RSUD Dr. Soegiri Lamongan sangat setuju dimana dari hasil jawaban yang menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak satupun responden yang menjawab, netral 2 (2,2%) setuju sebanyak 34 (38,7%) dan sangat setuju sebanyak 52 (59,1%). Dari jawaban responden beranggapan bahwa kembali mengunakan jasa rumah sakit “sangat setuju” karena dari semua pertanyaan memiliki prosentase terbesar yaitu 59,1 %.
Dari perhitungan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Hasil analisa perhitungan regresi linier berganda, dapat ditentukan persamaan model regresinya sebagai berikut :
Y = 0,555 + 0,489 (X1) + 0,437 (X2)
Dari model persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa : konstanta 0,555 dengan nilai nol (0) maka kepuasan pasien akan
berkurang. Dengan begitu konstanta tidak signifikasi karena probabilitas signifikasinya 0,456 dan jauh dari signifikasi 0,025.
b1 sebesar 0,489 berarti tarif kamar (X1) mempengaruhi kepuasan pasien (Y) sebesar 48,9% atau berpengaruh positif yang artinya jika tarif kamar (X1) ditingkatkan 0,489 saja maka kepuasan pasien (Y) akan meningkat sebesar 48,9% dengan asumsi konstanta nol (0).
b2 sebesar 0,437 berarti fasilitas (X2) mempengaruhi kepuasan pasien (Y) sebesar 43,7% atau berpengaruh positif yang artinya jika fasilitas (X2) ditingkatkan 0,437 saja maka kepuasan pasien (Y) akan meningkat sebesar 43,7% dengan asumsi konstanta nol (0).
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Tarif Kamar (X1) merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Y) pada RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
2. Nilai thitung dari perhitungan model regresi pada variabel tarif kamar (X1) adalah 8,129 lebih besar dari ttabel pada α = 0,025 yaitu 2,000 maka dengan demikian H0 ditolak H1 diterima yang berarti tarif kamar (X1) berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Y).
Nilai thitung dari perhitungan model regresi pada variabel fsilitas (X2) adalah 6,483 lebih besar dari ttabel pada α = 0,025 yaitu sebesar 2,000 maka dengan demikian H0 ditolak H1 diterima yang berarti fasilitas (X2) berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Y).
Berdasarkan uraian diatas hasil thitung dan ttabel menunjukkan bahwa antara kedua variabel yaitu tarif kamar (X1) dan fasilitas (X2) secara parsial tarif kamar (X1) lebih besar berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Y).
3. Dari hasil perhitungan didapatkan besar Fhitung
sebesar 61,647 sedangkan nilai Ftabel dengan derajat 0,025 yaitu sebesar 3,11 jadi Fhitung >
Ftabel.
Jadi perhitungan secara simultan dari kedua variabel tarif kamar (X1) dan fasilitas (X2) pada RSUD Dr. Soegiri Lamongan berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Y) secara simultan yang berarti bahwa H0 ditolak H1 diterima.
Hasil analisis korelasi data diperoleh koefisien korelasi (R) sebesar 0,769 atau mendekati 1 berarti ada hubungan yang kuat dan positif secara bersama-sama antara variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan hasil dari koefisien determinasi R2 sebesar 0,592 (R square) yang berarti 59,2% variabel kepuasan pasien (Y) dapat dijelaskan oleh variabel tarif kamar (X1) dan fasilitas (X2)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, analisis, dan pengujian dari penelitian ini, maka jawaban dari rumusan masalah dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tarif kamar dan fasilitas berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan pasien pada RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Hipotesa pertama dalam penelitian ini dapat dibuktikan sebagaimana hasil analisa berikut :
Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan variabel tarif kamar (X1) diperoleh nilai thitung lebih besar dari pada ttabel
(8,129 > 2,000) yang berarti bahwa tarif kamar (X1) berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Y).
Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan varibel fasilitas (X2) diperoleh nilai thitung lebih besar dari pada ttabel (6,483 >
2,000) yang berarti bahwa fasilitas (X2) berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Y).
2. Tarif kamar dan fasilitas berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan pasien pada RSUD Dr. Soegiri Lamongan sesuai dengan hipotesa kedua. Hipotesa kedua dalam penelitian ini dapat dibuktikan sebagaimana hasil analisa berikut :
Hasil uji secara simultan (uji F) diperoleh Fhitung lebih besar dari Ftabel (61,647 >
3,11), yang berarti bahwa variabel tarif kamar (X1) dan fasilitas (X2) secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Y).
3. Pembuktian hipotesa ketiga dapat diketahui dari hasil analisa berikut :
Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda. Persamaan regresi menunjukkan bahwa variabel tarif kamar (X1) merupakan faktor paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Y) pada RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Adapun model regresi berganda diperoleh persamaan dengan model regresi sebagai berikut :
Y = 0,555 + 0,489 (X1) + 0,437 (X2) Saran
Berdasarkan hasil analisis dan keseluruhan pembahasan, maka beberapa saran yang dapat diberikan pada RSUD Dr. Soegiri Lamongan adalah :
1. Lebih meningkatkan kepuasan pasien dengan cara memberikan tarif kamar dan fasilitas yang memadai sehingga pasien merasa nyaman untuk menggunakan jasa rawat inap di RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
2. Perlu meningkatkan kelengkapan peralatan medis agar konsumen merasa puas untuk menggunakan jasa rawat inap pada RSUD Dr.
Soegiri Lamongan.
3. Setelah melihat hasil penelitian yang dilakukan, peneliti berharap bagi penelitian yang akan datang untuk terus mengali ilmu manajemen pemasaran terutama pemasaran jasa yang berupa kepuasan pasien pada sebuah perusahaan atau Rumah Sakit. Setelah melihat hasil analisa diatas tarif kamar (X1) dan fasilitas
(X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pasien (Y), maka diharapkan bagi penelitian yang akan datang agar menggunakan variabel-variabel lain yang berbeda dari penelitian ini. Sehingga bisa lebih mengoptimalkan tingkat kepuasan pasien.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian.
Jakarta. Rineka Cipta.
Hasan, Ali. 2009. Marketing. Yogyakarta. Med Press.
Kolter, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009.
Manajemen Pemasaran. Jakarta. Erlangga.
Kolter, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran.Jakarta.
Erlangga.
Lupiyoadi, Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta. Salemba Empat.
Najir, Mohammad. 2009. Metode Penelitian. Bogor . Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung. Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2013. Perilaku Konsumen. Jakarta.
Caps.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Candra. 2005. Service Quality dan Statisfaction. Yogyakarta. Andi