• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERADABAN ISLAM DI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERADABAN ISLAM DI JAWA TENGAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERADABAN ISLAM DI JAWA TENGAH

Makalah

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam

Dosen Pengampu : Dr. Darori Amin, M.Ag.

Disusun Oleh:

AKHMAD NADIRIN NIM. 1400028001

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2014

(2)

1

PERADABAN ISLAM DI JAWA TENGAH

A. PENDAHULUAN

Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang memegang peranan penting dalam penyebaran Islam di pulau Jawa. Hal ini tidak tidak terlepas dari berdirinya Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa sehingga proses penyebaran islam ke daerah- daerah semakin mudah. Selain itu penyebaran agama Islam di tanah Jawa juga tidak lepas dari kontribusi tokoh ulama yang lebih dikenal dengan nama walisongo atau wali sembilan.

Para wali inilah yang menyebarkan Islam di tanah Jawa terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Keterikatan antara Kerajaan Demak dan walisongo sangatlah erat. Walisongo disamping menyiarkan agama islam, mereka juga bertindak sebagai penasehat kerajaan sehingga kerajaan bisa mengambil kebijakan yang bisa mendorong tersebarnya islam di pulau jawa kususnya dan kepulauan nusantara umumnya. Dalam rangka mendukung peyebaran islam di nusantara, para walisongo juga tidak lupa membangun masjid sebagaimana yang dulu pernah dilkakukan oleh nabi Muhammad saw sesampainya di kota Madinah. Hal ini dikarenakan, masjid memilki peranan yang sangat penting dalam islam.

Di bagian selatan Jawa, ada salah satu kerajaan islam yang sangat besar pengaruhnya dalam penyebaran islam yaitu Kerajaan Mataram Islam. Secara tidak langsung, kerjaan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Demak. Hal ini dikarenakan setelah kehancuran Demak, pusat pemerintahan dipindahkan ke Pajang. Kemudian dipindahkan ke Mataram.

Banyak peninggalan-peninggalan yang ditinggalakan oleh islam pada masa penyebaran. Peninggalan tersebut anatar lain adalah bagunan masjid yang masih kokoh berdiri sampai dengan seperti masjid agung demak, masjid menara kudus, dan masjid kauman semarang. Di samping itu measih berdiri pula keraton seperti keraton Surakarta dan keraton Yogyakarta yang merupakan peninggalan kerajaan mataram.

Peninggalan-peninggalan tersebut masih kokoh berdiri sampai dengan sekarang.

Bangunan tersebut melambangkan pesatnya perkembangan isalam pada masa lalu dan

sebagai saksi penyebaran islam di pulau Jawa khususnya jawa tengah sehingga islam dinaut

oleh banyak orang hingga sekarang ini.

(3)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pembahasan dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah prosesnya masuknya islam di Jawa Tengah?

2. Apa saja Kerajaan dan Pusat Penyebaran Islam di Jawa Tengah?

3. Apa saja peninggalan-peninggalan Islam di Jawa Tengah?

C. PEMBAHASAN

1. Proses masuknya Islam di Jawa Tengah

Ahli-ahli sejarah tampaknya sependapat bahwa penyebar Islam di Jawa adalah para Wali Songo. Mereka tidak hanya berkuasa dalam lapangan keagamaan, tetapi juga dalam hal pemerintahan dan politik. Bahkan, seringkali seorang raja seakan-akan baru sah sebagai raja kalau ia sudah diakui dan diberikan oleh Wali Songo. Islam telah tersebar di pulau jawa,paling tidak sejak Malik Ibrahim dan Maulana Ishak yang bergelar Syaikh Awal Al-islam diutus sebagai juru dakwah oleh Raja Samudera, Sultan Zainal Abidin Bahiyah Syah (1349-1406 M), seorang raja pertama yang benar-benar muslim.

1

Menurut Taufik Abdullah, sampai dengan abad ke-7 atau 8 M, islam sudah masuk ke Indonesia, tetapi hanya dianut oleh para pedagang Timur Tengah di pelabuhan – pelabuhan. Baru pada abad ke-13 H / 14 M, sekitar tahun 1524-1546 M penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab.

2

Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu maupun Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa

1

Musyrifah Sunanto, Sejarah Peadaban Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2005, hal.26

(4)

3

Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik.

2. Kerajaan dan Pusat Penyebaran Islam Di Jawa Tengah

Terdapat beberapa kerajaan-kerajaan islam di jawa tengah dan kota pusat penyebaran agama. Kerajaan tersebut anatar lain Kerajaan Demak, kerjaan Pajang, Kerajaan Jipang, Kerajaan Mataram Islam. Adapaun salah satu kota pusat penyebaran adalah kota kudus.

a. Kerajaan Demak

Sebagai pusat penyebaran agama islam di tanah Jawa, Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak merupakan kerajaan berbasis Islam pertama di pulau Jawa.

Perkembangan islam dipulau Jawa tidak lain berawal dari sebuah kerajaan di daerah Demak. Secara geografis, kerajaan Demak terletak di pesisir utara pantai Jawa. Oleh masyarakat sekitar, Demak juga dikenal dengan sebutan Bintoro atau Glagah wangi. Awal Kerajaan Demak merupakan sebuah kadipaten di bawah dari kerjaan Majapahit. Jika dibandingkan dengan umur, kerajaan Demak jauh lebih muda dari kerajaan Majapahit.

Namun, berbicara sejarah, kerajaan Demak tidak pernah lepas dari pengaruh kerajaan Majapahit. Tentu saja, karena raja dari kerajaan Demak, Raden Fatah adalah seorang Adipati dari kerajaan Majapahit berpindah kepercayaan menjadi Islam. Pada saat kerajaan Majapahit mengalami kehancuran karena perang paregreg (perang saudara), kadipaten Bintoro/Glagah Wangi menyatakan sebuah daerah yang merdeka dan kemudian menjadi Kerajaan Demak dengan Raden Patah sebagi raja yang pertama.

Masa kejayaan Demak terjadi pada masa Raden Patah. Dimana pada masa kepemimpinannya, kerajaan Demak berkembang dengan cepat karena pengaruh dari Wali Songo. Kerajaan Demak pun tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi kerajaan islam yang besar. Kejayaan Raden Patah dalam memimpin kerajaan Demak terjadi pada tahun 1511. Daerah kekuasaannya pun meluas hingga daerah pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setelah Raden Patah wafat pada tahu 1518 M, beliau digantikan oleh anaknya Pati Unus yang lebih dikenal dengan Pangeran Sabrang Lor.

3

Pangeran Pati Unus memerintah selama tiga tahun yaitu dari taun 1518-1521 M.

4

3

Ismail Jakub, Sedjarah Islam di Indonesia, Djakarta: Widjaya, 1972, hal 33

4

Slamet Mujana, Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara islam di Nusantara,

Yogyakarta: LKiS, 2009, hal. 261

(5)

Setelah Pati Unus wafat, kepemimpinan diteruskan oleh Sultan Trenggono. Sultan Trenggono Adik dari Pati Unus, Ia memerintah dengan baik selama 25 tahun yaitu sejak 1521-1546 M. Kerajaan Demak kembali mencapai masa kejayaannya. Daerah kekuasaan Kerajaan Demak kini sudah menyentuh wilayah Jawa Barat. Itu semua berkat kepemimpinan Pangeran Trenggono yang bijaksana,gagah, dan berani. Tahun 1524-1546 M, Islam mengalami persoalan yang sangat cepat ke seluruh Jawa bahkan sampai Kalimantan.

5

Penaklukan Demak selanjutnya ,meliputi Madiun, Blora, Surabaya, Pasuruan, Lamongan. Pengakuan kekuasaan Demak oleh Banjarmasin dan Palembang semakin memperluas persebaran Islam itu sendiri. Dibantu oleh Syekh Siti Jenar dan Sunan Tembayat, daerah pedalaman sekitar gunung Merapi, Penggin, dan Pajang juga menyatakan tunduk pada Demak.

b. Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang merupakan kelanjutan dari kerajaan Islam Demak. Kerajaan Pajang didirikian oleh Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging. Ia adalah menantu Sultan Trenggono yang diberi kekuasaan dari tangan Arya Penangsang pada tahun 1546 M, seluruh kebesaran kerajaan dipindahkan ke Pajang dan ia sendiri bergelar merupakan raja pertama yang bergelar Sultan Hadiwijaya.

6

Pada masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya, ia berusaha memeperluas wilayah kekuasaan ke pedalaman kea rah timur sampai ke Madiun, setelah itu beliau menaklukan Blora pada tahun 1554 M dan Kediri pada tahun 1577 M. Pada tahun 1581 M, ia mendapat pengakuan dari para raja di Jawa sebagai raja Islam. Pada masa pemerintahannya , kesusasteraan dan kesenian keraton yang sudah maju di Demak dan jepara lambat laun dikenaldi pedalaman Jawa. Demikian pula pengaruh Islam semakain kuat di pedalaman Jawa.7

c. Kerajaan Mataram Islam

Kerajan islam Mataram didirikan oleh Panembahan Senopati. Setelah permohonan Senopati Mataram atas penguasa pajang berupa pusaka kerajaan dikabulkan, keinginan untuk menjadi raja sebenarnya telah terpenuhi. Sebab dalam tradisi Jawa, penyerahan seperti itu berarti penyerahan kekuasaan. Senopati berkuasa sampai tahun 1601 M.

5

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2010, hal. 336

6

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2010, hal. 336

(6)

5

sepeninggalnya, ia digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang yang terkenal dengan Sultan Seda Ing Krapyak kemudian digantikan oleh Sultan Agung yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusuma Sayidin Panataagama Khalifatullah ing Tanah Jawi (1613-1646).

8

Pada masa pemerintahan Sultan AGung inilah kontak senjata aatara kerjaan Mataram dengan VOC mulai terjadi. Pada tahun 1646 M, Sultan Agung digantikan oleh putranya, Amangkurat I. pada masanya, terjadi perang saudara dengan pangeran Alit yang mendapat dukungan dari para ulama. Akibanya anatar pendukungnya dibantai pada tahun 1647 M. pemberontakan itu kemudian diteruskan oleh Raden kajoran 1677 dan 1678 M.

pemberontakan seperti itulah yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Islam Mataram.9 d. Kudus

Kudus (dalam bahasa jawa untuk al-Quds yaitu baitul makdis) ialah nama yang diberikan kepada tempat waktu dinyatkan sebagai tempat suci oleh Sunan Kudus pertama, yang sebelumnya di Demak sebagai imam jama’ah. Menurut legenda, Mbah Kiai Telingsinglah yang mula-mula menggarap tempat yang kemudia menjadi kota Kudus.

Beberapa orang menyebut dia seorang cina islam, nama semula The Lin Sing. Adanya cerita yang demikian menunjukan temapt itu sudah agak berate, sebelum dijadikan kota suci oleh Sunan Kudus.

10

Kota suci Kudus /baitul makdis sudah terkenal di jawa dan bahkan Nusantara sebagai pusat agama. Masjid rayanya diberi nama al-manar atau al-aqsha, seperti masjid suci di baitulmakdis. Menurut Antonio Hurdt ( dalam bukunya HJ. De Graaf dan TH.

Pigeaud) mengatakan bahwa Para pengunjung barat sudah sejak abad XVII mengagumi menara raksasanya, suatu bangunan yang kukuh tampan dan yang arsitekturnya jelas-jelas diilhami oleh candi-candi pra Islam. Penduduk kota suci merasa tidak perlu memusnahkan segala sesuatu yang mengingatkan kepada kekafiran dan melupakannya sama sekali.

11

8

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2010, hal. 337

9

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2010, hal. 338

10

H.J. De Graaf dan Th. G. Pegeaud, Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa: kajian Sejarah Politik abad ke-15 dan ke-16, cet V. Jakarta: Pustaka Grafitipers, 2003, hal. 111

11

H.J. De Graaf dan Th. G. Pegeaud, Kerajaan-Kerajaan Islam …Hal. 112

(7)

3. Peninggalan-peninggalan Islam

Penyebaran islam di tanah Jawa terutama Jawa tengah telah banyak peninggalan bersejarah. Ada diantara peninggalan-peninggalan tersebut yang ada dan utuh sampai sekarang ada pula yang sudah tidak terlacak lagi jejaknya. Keraton Kerajaan Demak salah satu peninggalan yang tidak terlacak keberadaaanya sampai dengan sekarang. Adapun peninggalan-peninggalan Islam yang masih ada hingga sekarang antara lain:

a. Masjid Agung Demak

Masjid agung Demak yang terletak di tengah-tengah kota Demak oleh masyarakat Indonesia, khususnya kaum muslimin dikenal dengan nama “ Masjid Wali”. Menurut cerita sejarah Jawa, bahwa bangunan masjid yang didirikan oleh para wali berlangsung selama tiga tahap.

12

Yaitu tahap pembangunan pertama yang dilakukan oleh para wali yang konon hanya dilakukan dalam waktu satu malam (berdasarkan candra sengkolo sekitar tahun 1466 M). Tahap kedua adalah tahap perluasan dan pemugaran yang di lakukan oleh Raden Patah yang menjabat sebagai adipati Glagahwangi dari tahun 1475-1477 M.

13

. tahap ketiga adalah mengalihfungsikan bekas pendopo dan dampar kencana menjadi serambi masjid dan mimbar khutbah (sekitar tahun 1479 M). Ini dilakukan setelah Raden Patah memproklamirkan berdirinya Kerajaan Demak pada tahun 1478 M.

14

b. Masjid Menara Kudus

Berdasarkan pembacaan prasasti (batu tulis) berbahasa arab yang telah aus dinyatakan bahwa masjid tersebut didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M. ukuran prasati adalah 46 cm dan lebar 30 cm. konon kabarnya batu prasati tersebut berasal dari kota Baitul Maqdis (al-Quds) di Jerussalem Palestina (sekarang masuk wilayah Israel).

Berdasarkan kata baitul Maqdis (al-Quds) itulah maka terjadinya nama kudus yang berar ti suci dan merupakan keistimewaan dan satu-satunya kota yang memilki nama dalam bahasa Arab di seluruh tanah Jawa.

15

12

Hermawan dkk, Peninggalan Masa Islam di Jawa Tengah Abad XV-XVIII M, Semarang: Disdikbud Jateng, 2007, Hal.12

13

Hermawan dkk, Peninggalan Masa Islam …2007, hal 14

14

Hermawan dkk, Peninggalan Masa Islam …2007, hal 15

(8)

7 c. Masjid Besar Kauman Semarang

Perintis pendirian Masjida Kauman Semarang adalah Sunan pandan Arang. Pada awal mulanya, masjid ini berdiri di Pulau Tirang (sekarang Mugas Atas).

16

Harus diakui bahwa Mugas Atas dimana Pandan Arang tinggal sangat kondusif untuk padepokan, namun kawasan ini sangat tidak layak untuk menjadi pusat pemerintahan.

17

Karena kondisi yang demikian, Pandan Arang memutuskan untuk berpindah ke daerah yang sekarang dinamakan Bubakan. Dissinilah Pandan Arang mendirikan pusat pemerintahan dan mendirikan masjid. Namun masjid ini terbakar dalam peristiwa pemberontakan Cina melawan kongsi dagang Belanda, VOC.

18

Perang Semarang yang terjadi pada tahun 1741 M telah menyebabkan masjid di Bubakan hangus terbakar. Dengan sisa kekuatan yang ada Bupati Suro Hadimenggolo II bersama masyarakat membangun masjid baru di lokasi yang di pandang lebih strategis yakni di sebelah barta alun-alun arah ke depan yaitu kawasan Kanjengan yang sekatang disebut dengan Kauman.

19

d. Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta

Kesultanan Mataram yang runtuh akibat pemberontakan Trunajaya tahun 1677 ibukotanya oleh Sunan Amral dipindahkan di Kartasura. Pada masa Sunan Pakubuwana II memegang tampuk pemerintahan keraton Mataram mendapat serbuan dari pemberontakan orang-orang Tionghoa yang mendapat dukungan dari orang-orang Jawa anti VOC tahun 1742. Kerajaan Mataram yang berpusat di Kartasura itu mengalami keruntuhannya. Kota Kartasura berhasil direbut kembali berkat bantuan Adipati Cakraningrat IV penguasa Madura barat yang merupakan sekutu VOC, namun keadaannya sudah rusak parah. Pakubuwana II yang menyingkir ke Ponorogo, kemudian memutuskan untuk membangun istana baru di desa Sala sebagai ibukota kerajaan Mataram yang baru.

Bangunan Keraton Kartasura yang sudah hancur dan dianggap "tercemar". Sunan Pakubuwono II lalu memerintahkan Tumenggung Honggowongso (bernama kecil Joko Sangrib atau Kentol Surawijaya, kelak diberi gelar Tumenggung Arungbinang I),

16

Tim Peneliti MAJT, Sejarah Masjid Besar Kauman dan Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang : MAJT Press,2008, hal. 46

17

Tim Peneliti MAJT, Sejarah Masjid Besar Kauman … hal. 48

18

Tim Peneliti MAJT, Sejarah Masjid Besar Kauman …hal. 51

19

Tim Peneliti MAJT, Sejarah Masjid Besar Kauman hal. 61

(9)

bersama Tumenggung Mangkuyudha, serta komandan pasukan Belanda, J.A.B. van Hohendorff, untuk mencari lokasi ibu kota/keraton yang baru. Untuk itu dibangunlah keraton baru 20 km ke arah tenggara dari Kartasura, pada 1745, tepatnya di Desa Sala di tepi Bengawan Solo. Nama "Surakarta" diberikan sebagai nama "wisuda" bagi pusat pemerintahan baru ini. Pembangunan keraton ini menurut catatan

[siapa?]

menggunakan bahan kayu jati dari kawasan Alas Kethu, hutan di dekat Wonogiri dan kayunya dihanyutkan melalui Bengawan Solo. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745 (atau Rabu Pahing 14 Sura 1670 Penanggalan Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya).

20

Berlakunya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menyebabkan Surakarta menjadi pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta, dengan rajanya Pakubuwana III.

Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta, dengan rajanya Sultan Hamengkubuwana I. Keraton dan kota Yogyakarta mulai dibangun pada 1755, dengan pola tata kota yang sama dengan Surakarta yang lebih dulu dibangun.

Perjanjian Salatiga 1757 memperkecil wilayah Kasunanan, dengan diberikannya wilayah sebelah utara keraton kepada pihak Pangeran Sambernyawa (Mangkunagara I)

21

Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755, yang oleh banyak pihak disebut-sebut sebagai taktik adu domba Belanda melalui VOC untuk memecah Kerajaan Mataram, yang akhirnya melahirkan Yogyakarta dan Surakarta. Perjanjian Giyanti memecah Mataram, kerajaan terbesar di Jawa masa itu menjadi dua bagian yakni wilayah sebelah timur yang menjadi milik Paku Buwono dan wilayah sebelah barat yang menjadi bagian Pangeran Mangkubumi.

Pada perkembangannya dua wilayah dengan dua pemimpin itu melahirkan Kasunanan Surakarta yang membangun Kraton baru di desa Sala dan Kasultanan Yogyakarta yang membangun Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai Mataram Baru. Dari dua pusat kerajaan baru itulah perkembangan Kota Jogja dan Solo bermula.

20

http://id.wikipedia.org/wiki/Kasunanan_Surakarta diakse stanggal 2 Desember 2014 pukul 12.30

(10)

9

Meski keduanya terpisah secara administratif pasca berdirinya Republik Indonesia, namun Yogyakarta dan Surakarta tak bisa menghilangkan DNA Jawanya sebagai saudara kandung yang kini bertetangga. Sama-sama mewarisi darah budaya, filosofi dan pemikiran Jawa, Yogyakarta dan Surakarta tumbuh seperti si kembar yang memiliki sejumlah kemiripan di banyak sudut dan rupa kotanya

Selain berupa bangunan dan tersebut, di Kerajaan Pajang juga telah berkembang kegiatan sastra, tasawuf, agama dan seni bangunan yang mula-mula timbul di daerah sepanjang utara jawa dan di Jawa Timur. Tetapi pengaruh kebudayaan Pajang kelihatannya tidak begitu terasadi Keraton penguasa pertama Mataram, mungkin karena perhatian mereka sepenuhnya tercurah kepada pada soal-soal materiil, pengolahan tanah dan penggarapan dearah yang tandus, di samping penanaman kekuasana politik.

22

D. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian tersebut diatas, mka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ahli-ahli sejarah tampaknya sependapat bahwa penyebar Islam di Jawa adalah para Wali Songo. Mereka tidak hanya berkuasa dalam lapangan keagamaan, tetapi juga dalam hal pemerintahan dan politik. Bahkan, seringkali seorang raja seakan-akan baru sah sebagai raja kalau ia sudah diakui dan diberikan oleh Wali Songo

2. Terdapat beberapa kerajaan-kerajaan islam di jawa tengah dan kota pusat penyebaran agama. Kerajaan tersebut anatar lain Kerajaan Demak, kerjaan Pajang, Kerajaan Jipang, Kerajaan Mataram Islam. Adapaun salah satu kota pusat penyebaran adalah kota kudus.

3. Penyebaran islam di tanah Jawa terutama Jawa tengah telah banyak peninggalan bersejarah. Ada diantara peninggalan-peninggalan tersebut yang ada dan utuh sampai sekarang ada pula yang sudah tidak terlacak lagi jejaknya. Keraton Kerajaan Demak salah satu peninggalan yang tidak terlacak keberadaaanya sampai dengan sekarang.

Adapun peninggalan-peninggalan Islam yang masih ada hingga sekarang

22 H.J. De Graaf dan Th. G. Pegeaud, Kerajaan-Kerajaan Islam Pertama di Jawa: kajian Sejarah Politik

abad ke-15 dan ke-16. Jakarta: Pustaka Grafitipers, 1986, hal. 295

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengembangkan Promosi Kesehatan Rumah Sakit di RS Cibitung Medika, telah disusun beberapa rencana kegiatan yang dilakukan dengan strategi promosi kesehatan

Mencermati besarnya risiko yang dapat terjadi, dalam menjalankan misi perdamaian dunia, setiap personel baik militer maupun sipil selalu dibekali dengan SOP yang

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian terdahulu serta teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut : (1) Tenaga

Meskipun di dalam Pasal 41 UUJN tida memuat ketentuan bahwa para pihak dapat menuntut ganti rugi dan bunga, namun apabila para pihak menderita kerugian akibat akta yang

Pengunaan graf tak-berarah dalam kasus pencarian jalan tol paling efisien dikarenakan jalan tol tersebut memiliki dua ruas jalan yang menghubungkan kota satu dengan

Penggunaan penguat amplifier gain (EDFA) pada simulasi perhitungan optical power link budget pada saluran serat optik, akan mempengaruhi beberapa parameter output seperti

Penerapan gerakan UHC yang dilaksanakan di masyarakat dan tanggapan tentang program pemerintah kota Semarang memunculkan rasa keingintahuan penulis untuk menjadikan sebuah

Sehinga dengan model konstruk perubahan prosesnya bisa dilanjutkan pengukuran konstruk variabel dan dengan nilai kelayakan estimisasi parameter nilai covarian 0,202 dan nilai