• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTAI POLITIK DAN REKRUITMEN (Studi Sistem Rekruitmen Partai Keadilan Sejahtera terhadap Pemuda)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PARTAI POLITIK DAN REKRUITMEN (Studi Sistem Rekruitmen Partai Keadilan Sejahtera terhadap Pemuda)"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PARTAI POLITIK DAN REKRUITMEN

(Studi Sistem Rekruitmen Partai Keadilan Sejahtera terhadap Pemuda)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Zulfadli Rahman Siregar 1113112000045

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

(2)

i

PARTAI POLITIK DAN REKRUITMEN

(Studi Sistem Rekruitmen Partai Keadilan Sejahtera terhadap Pemuda)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

+

Oleh:

Zulfadli Rahman Siregar 1113112000045

Pembimbing

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

(3)

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

PARTAI POLITIK DAN REKRUITMEN (Studi Sistem Rekruitmen Partai Keadilan Sejahtera terhadap Pemuda)

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya kemudian menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Juli 2020

Zulfadli Rahman Siregar

(4)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Zulfadli Rahman Siregar NIM : 1113112000045

Program Studi : Ilmu Politik

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

PARTAI POLITIK DAN REKRUITMEN (Studi Sistem Rekruitmen Partai Keadilan Sejahtera terhadap Pemuda)

dan telah memenuhi syarat untuk Diuji

Jakarta, 13 Juli 2020 Mengetahui,

Ketua Program Studi

Dr. Iding Rosyidin, M.Si

NIP: 19701013 200501 1 003

(5)

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI

PARTAI POLITIK DAN REKRUITMEN (Studi Sistem Rekruitmen Partai Keadilan Sejahtera terhadap Pemuda)

Oleh

Zulfadli Rahman Siregar 1113112000045

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal Juli 2020 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.sos) pada Program Studi Ilmu Politik.

Ketua, Sekretaris,

Penguji I,

Penguji II,

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 16 Juli 2020.

Ketua Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN Jakarta

Dr. Iding Rosyidin, M.Si NIP: 19701013 200501 1 003

Suryani, M.Si

NIP: 19770424 200710 2 003 Dr. Iding Rosyidin, M.Si

NIP: 19701013 200501 1 003

Dra. Gefarina Djohan, MA NIP: 196311241999032001 Dr. A. Bakir Ihsan, M.Si

NIP:197204122003121002

(6)

v ABSTRAKSI

Skripsi ini membahas tentang rekruitmen politik pada internal Dewan Pimpinan Cabang Partai Keadilan Sejahtera Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.

Penelitian ini menjelaskan bagaimana strategi yang dilakukan PKS untuk merekrut anak-anak muda agar menjadi kader

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui analisis deskriptif dari PKS terkait dengan strategi rekrutmen terhadap pemuda yang dilakukan internal Dewan Pimpinan Cabang PKS, yang kemudian terjadi kaderisasi di dalamnya.

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan melalui wawancara dan studi pustaka

Penelitian ini menggunakan teori partai politik dan rekruitmen politik serta kaderisasi politik. Dalam merekrut anggota kader yang kemudian menjadi anggota kader, PKS menggunakan dua strategi. Yaitu, pertama pola rekrutmen individual, PKS membentuk unit pembinaan dan pengkaderan anggota atau yang dikenal liqo atau mentoring. PKS juga memadukan pendekatan dengan nilai-nilai Islam dan ekonomi yaitu dengan cara pelatihan wirasusaha, pelatihan bisnis online dan mentor bisnis

Kedua pola rekrutmen institusional. PKS membentuk sayap partai yang bernama Garuda Keadilan. Organisasi ini menjadi mesin partai dalam rekrutmen terhadap anak muda di Tangerang Selatan khususnya di Pondok Aren. Organisasi ini membentuk organisasi-organisasi kecil yang aktif dibidang olahraga, seni, maupun bidang ke-Islaman sehingga menarik minat anak muda

Dalam hal kaderisasi, internal PKS mengeluarkan kebijakan dengan mencalonkan anak-anak muda di setiap daerah pemilihan. Termasuk pada pemilihan calon legislatif Kota Tangerang Selatan. Setengah dari kuota yang diisi oleh anak- anak muda dengan maksimal berumur 35 tahun. Hal ini dikarenakan 60 persen pengurus atau kader partai berumur lebih dari 45 tahun.

PKS juga menanamkan tiga nilai yang harus dimiliki setiap anggota kader khususnya anak muda, Yaitu nasirul fikri adalah semangat menyebarkan dakwah serta mengenal TuhanNya; kedua tanmiyatul kafahah adalah mereka mampu mempunyai skill bagaimana mereka dapat hidup secara mandiri dan ketiga kasbul maisah adalah bagaimana mereka dapat berpenghasilan

Kata kunci: Partai Keadilan Sejahtera, anak muda, rekrutmen, dan kader

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam mengerjakan skripsi

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Sosial. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Penghargaan dan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada Papa Tercinta Amas Muda Siregar dan Mama yang kusayangi Yulinasari Madonny Harahap, yang telah memberikan segenap cinta dan kasih sayang serta perhatian dan selalu mendorong penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelasaikan skripsi ini. Oleh Karena itu, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc. M.A. selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph. D. selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah, beserta seluruh staff dan jajarannya.

3. Dr. Iding Rosyidin, M.Si, selaku ketua Program Studi Ilmu Politik

(8)

vii

4. Suryani, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik yang selalu menjadi sosok pengingat bahwa mahasiswa harus segera menyelesaikan studinya.

5. Dr. Idris Thaha, M.si dan selaku dosen pembimbing dalam penelitian skripsi ini.

Terimakasih telah membimbing, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran selama ini ditengah kesibukannya.

6. Para dosen tercinta selama penulis menuntut ilmu di FISIP UIN Syarif Hidayatullah. Mereka, antara lain, Dr. Armein Daulay, M,Si (alm), Dr. Agus Nugraha, M,Si, Dr. A Bakir Ihsan, M.Si, Ismadi Ananda M.Si, Dra. Gefarina Djohan,MA Ana Sabbana Azmy, M.I.P, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Semoga ilmu yang diajarkan dari seluruh pengajar bisa bermanfaat dan amal baik para dosen diberikan keberkahan dalam mengajar.

7. Ustadz Agus Winarjo ( ketua DPD PKS Tangerang Selatan), Bang Mustopa (wakil etkua DPRD Tangerang Selatan), Bang Ahmad Sugiri (ketua DPC PKS Pondok Aren) ,Abdul Fattah Ismail (anggota sayap partai PKS Garuda Keadilan) yang telah memberikan waktu dan membantu penulis dalam memberikan informasi dan mendorong penulis untuk melakukan penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

8. Ahmad Jihan dan Sulaiman Ar Rasyid (kakak dan adik), Siti Nurrohmah (kakak

ipar) dan Mustafa Syah Muda (ponakan) dan Dewi Mandasari sebagai

penyemangat utama yang telah memotivasi dan memberikan dukungan semangat

untuk menyelesaikan skripsi.

(9)

viii

9. Keluarga Prodi Politik khususnya angkatan 2013 kelas B Alfian, Umam, Pinkan, Masayu, Padlan, Shidqi, Gilang, Hendriawan, Kholid, Rizqi Guntur, Rendi, Villarian, Dhani, Sultan, Mahatma, Famal, Rizki Guntur, Azis, Irzal, Tiara Manisha, Syifa, Trinanda, Badrun, Andi, Alif, Arif dan Tri Nanda. Terimakasih kebersamaannya selama masa kuliah dan memberikan banyak pelajaran yang berharga.

10. Keluarga MAN 4 khususnya WCN Ulul Albab Badru Zaman, Pikri Anshori Lubis, Windu Imam Saputra, Nurul Hafsah Adawiyah, Robby Nurrahman Aziz, Iqbal Aulia Udin Ahmad Zacky Shiddiq dan Ahmad Fathoni yang sudah berteman selama satu windu yang selalu memberikan dukungan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman KKN Langit Biru, Qonita Rizka, Aida Nurul, Okataviondri, Atiqullah, Diyanah Nurmalsari, Aulia Hanifa, Inneke, Restiana, Ryan, dan Lana Fuadi yang selama satu bulan menjalani pengalaman baru di Desa Kalongsawah

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan guna melengkapi segala kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat dan wawasan bagi setiap pembacanya dan bagi pengembangan studi ilmu politik.

Jakarta, 16 Juli 2020

Zulfadli Rahman Siregar

(10)

ix DAFTAR ISI

ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL…...………...

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ...1

B. Pertanyaan Masalah ...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...5

D. Tinjauan Pustaka ...6

E. Metode Penelitian ...10

F. Sistematika Penulisan ...12

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KONSEP A. Teori Partai Politik ... 14

A.1 Pembentukan Partai Politik ... 14

A.2 Pengertian Partai Politik ... 16

A.3 Fungsi Partai Politik ...18

A.4 Klasifikasi Partai Politik ...21

B. Pola Rekruitmen Politik ...22

C. Sistem Kaderisasi ...24

B.1 Pengertian Kaderisasi……….…. 24

B.2 Sistem Kaderisasi Partai Politik...26

BAB III SEJARAH BERDIRINYA PKS DAN SEPAK TERJANG PKS DI

TANGERANG SELATAN

A. Sejarah Berdirinya PKS………,… 30

(11)

x

B. Visi dan Misi PKS ……….……….... 33

C. Perjalanan PKS dalam Perpolitikan di Kota Tangerang Selatan...35

D. Struktur Anggota DPD Kota Tangerang Selatan dan DPC Pondok Aren...38

BAB IV STRATEGI REKRUITMEN DPC PKS PONDOK AREN TERHADAP PEMUDA A. Rekruitmen Pemuda dalam PKS...40

B. Kriteria Rekruitmen PKS...43

C. Strategi Rekruitmen PKS...46

D. Kaderisasi dalam Tubuh PKS...52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...56

B. Saran ...57

DAFTAR PUSTAKA ...59

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel III.C.1: Perolehan Kursi DPRD Tahun 2009-2014………..……36

Tabel III.C.2: Perolehan Kursi DPRD Tahun 2014-2019...……….….…...37

Tabel III.C.3: Perolehan Kursi DPRD Tahun 2019-2024……….….38

Tabel III.D.1: Struktur DPD PKS Kota Tangerang Selatan………....…..39

Tabel III.D.2: Struktur DPC PKS Pondok Aren...….……39

Tabel IV.A.2.1: Program Garuda Keadilan...49

Tabel IV.A.2.2: Struktur Garuda Keadilan Pondok Aren ………...…...51

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah

Partai politik merupakan sekelompok orang, anggotanya memiliki pandangan, tujuan, visi serta misi yang sepaham. Orientasi dibentuknya partai politik untuk mempertahankan serta merebut kekuasaan politik (Budiarjo, 2010:403). Partai Politik hadir berfungsi dan berperan sebagai pengelola negara. Fungsi dibentuknya partai politik untuk dapat bersaing merebut kekuasaan yang pada akhirnya untuk memenangi pemilihan umum, menjadi penyambung lidah masyarakat, memberikan alternatif kebijakan, serta mempersiapkan para calon kader partai untuk menjabat dalam eksekutif maupun legislatif.

Partai politik harus mempunyai kelompok massa yang kuat dan menyebar seluruh indonesia agar setiap cita-cita partai yang di impikan dapat terwujud, baik kader yang sudah aktif maupun kader baru. Setiap anggota partai politik yang sudah lolos dan menjadi kader suatu partai politik dapat menduduki jabatan publik serta berperan dalam mengambil kebijakan baik itu di tingkat daerah maupun di tingkat pusat (Firmanzah, 2011:16)

Partai politik memiliki fungsi sebagai wadah dari partisipasi rakyat dalam

berpolitik yaitu melalui proses yang dinamakan rekruitmen partai politik. Dalam

proses ini, partai politik mencari dan menemukan anggota partai untuk dapat

(14)

2

menjalankan pemerintahan dengan sempurna, terutama jika terpilih pada pemilihan calon legislatif

Pada penelitian ini membahas tentang strategi rekruitmen politik terhadap pemuda yang dilakukan DPC PKS Pondok Aren. DPC PKS Pondok Aren terletak di wilayah Kota Tangerang Selatan. Tangerang Selatan adalah sebuah kota baru hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Yaitu meliputi tujuh kecamatan, Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, Serpong, Serpong Utara, Setu dan Pondok Aren. Dalam perjalanannya, Kota Tangerang Selatan dimenangi oleh pasangan Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie. Salah satu partai pengusung dari pasangan tersebut ialah PKS.

PKS di dalam AD / ART dijelaskan partai ini adalah partai yang mempunyai nilai-nilai Islam, partai ini dibentuk untuk mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia, sebagaimana yang dimaksud dalam pembukaan UUD 1945 dan mewujudkan masyarakat madani yang adil dan sejahtera yang diridhai Allah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

PKS merupakan partai yang ber-ideologikan Islam. Ideologi ini berangkat dari

pemikiran tentang universal dan integral Islam serta keyakinan bahwa Islam

mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat individu ataupun

sosial. Menurut PKS, sistem dalam Islam akan mampu membimbing umat manusia

menuju kesejahteraan lahir batin, duniawi dan ukhrawi (Toni, 2013:39)

(15)

3

Dalam perjalanan perpolitikan Kota Tangerang Selatan, PKS menjadi salah satu partai terbanyak dalam mengirimkan kadernya duduk di kursi DPRD. Pada pemilihan calon legislatif 2019, PKS memenangkan delapan kursi, dengan persebaran sebagai berikut :

Tabel I.A.1

Terkhusus di dapil Pondok Aren, di setiap pemilu PKS selalu mengirimkan wakilnya. Pada pemilihan calon legislatif 2009, dapil Pondok Aren mendapatkan dua kursi DPRD, pada pemilu 2015 dapil Pondok Aren hanya mendapatkan satu. Pada pemilihan calon legislatif 2019, dapil Pondok Aren mendapatkan dua kursi yang salah satunya diwakili oleh kader muda PKS. Pada proses pemenangan pemilu, PKS Kota Tangerang Selatan memiliki kader terbanyak dibandingakan wilayah lain di Provinsi Banten.

PKS Kota Tangerang Selatan memiliki 104 kelompok pengkaderan atau yang dinamakan Unit Pembinaan dan Pengkaderan Anggota (UPPA). Jumlah ini merupakan sepertiga dari kelompok UPPA yang dimiliki oleh PKS di provinsi Banten. Karena itu, pada tingkat Provinsi pada tahun 2019, Kota Tangerang Selatan

No Dapil Kursi

1 Ciputat 1

2 Pamulang 2

3 Serpong-Setu 1 4 Serpong Utara 1

5 Pondok Aren 2

6 Ciputat Timur 1

(16)

4

menyumbangkan dua perwakilannya. Adapun di DPC PKS pondok Aren juga memiliki sepertiga dari jumlah UPPA yang ada di Tangerang Selatan. Untuk jumlah kader pemuda yang ada di Kota Tangerang Selatan mulai dari SMA hingga Universitas sebanyak sebelas ribu menyebar di tiap dapil (Wawancara dengan ketua DPD PKS Kota Tangerang Selatan)

Dengan kata lain, Kota Tangerang Selatan menjadi lumbung kader-kader yang terbina oleh PKS. Jumlah kader terbanyak PKS di Provinsi Banten ialah Tangerang Selatan dan jumlah kader terbanyak di Tangerang Selatan ialah Pondok Aren. Untuk itu PKS gencar melakukan proses rekruitmen terhadap pemuda untuk mencetak kader berkualitas agar dapat meneruskan apa yang sudah dicapai khususnya di Kota Tangerang Selatan.

Partai politik merupakan wadah yang paling tepat untuk rekruitmen politik, dalam rangka mengorganisir kekuasaan secara demokratis. Rekruitmen anggota baru yang dilakukan oleh suatu partai politik adalah sebuah tahap awal dalam melahirkan seorang kader partai, karena rekrutmen politik pada dasarnya adalah seleksi atau pengangkatan seseorang atau kelompok yang dilakukan oleh partai politik guna berpartisipasi dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya (Budiarjo, 2010:245).

Rekruitmen merupakan arena untuk membangun kaderisasi, regenerasi, dan seleksi para kandidat serta membangun realasi antara partai dengan masyarakat sipil.

Dalam melakukan rekrutmen politk terdapat tiga indikator. Yaitu, pertama adalah

(17)

5

dengan melihat nilai dan pengaruh politik yang ada di masyarakat, kedua pola rekrutmen yang dilaksanakan oleh partai politik dapat mempengaruhi masyarakat dan yang ketiga pola rekrutmen dapat membuat dampak perubahan di masyarakat.

(Cornelis, 2006:17). Ketiga indikator tersebut bertujuan agar kader partai yang akan terpilih dalam pemilu mempunyai kemampuan dan integritas sehingga dapat memajukan suatu masyarakat yang dimenaginya.

Dalam melakukan rekruitmen politik, PKS melakukan dua cara. Yaitu, Pertama secara individu melalui pendekatan personal. Calon kader yang akan diajak untuk bergabung akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan keislaman partai yang dikelola PKS seperti keluarga, kelompok pengajian, rihlah, kepanduan dan seminar yang diorganisir oleh DPC setempat.

Kedua, pola rekrutmen kelompok. PKS bekerjasama dengan organisasi sayap partai, sehingga partai dapat memanfaatkan kelompok ini untuk mendapatkan kader yang memiliki potensi. Dalam melakukan rekrutmen dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan yang lain, seperti majelis ta‟lim, tarhib ramahdan , pelatihan kewirausahaan, bakti sosial, kesehatan santunan, dan kegiatan kegiatan yang lain.

PKS mengharuskan setiap kadernya terlibat aktif dalam setiap pelatihan

pembinaan kader partai. Pembinaan ini mencakup proses pembelajaran , pelatihan

keorganisasian, pembinaan karakter dan evaluasi. Pola pembinaan kader PKS

dinamakan unit pembinaan dan pengkaderan anggota. Menurut konsepsi PKS,

tarbiyah merupakan inti dari segala aktivitas apapun yang dilakukan memiliki nilai

(18)

6

pembinaan atau pendidikan untuk meningkatkan kualitas keislaman dan gerakan partai.

Partai Keadilan Sejahtera mengharuskan setiap kadernya terlibat aktif dalam setiap pelatihan pembinaan kader partai. Pemberdayaan ini meliputi, pelatihan manajemen organisasi, nilai kepartaian serta evaluasi akhir . Pola pemberdayaan kader PKS salah satunya ialah kegiatan liqo atau sekarang yang dinamakan unit pembinaan dan pengkaderan anggota. Karena itu, tarbiyah menjadi sesuatu yang sifatnya inti (Furqon, 2004:34)

Dengan kata lain, apapun aktivitas, semua kader PKS harus kembali kepada tarbiyah. Pusat kegiatan tarbiyah diposisikan pada cara ideal dalam berinteraksi sesama anggota partai, karenanya pihak yang menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan tarbiyah adalah pengelola pemberdayaan yang dilakukan pembina (Tanjung, 2000:60).

Berdasarkan permasalahan yang sudah penulis jelaskan diatas, penulis tertarik untuk menjadikannya menjadi sebuah judul skripsi yaitu, “Partai Politik dan Rekruitmen (Studi Sistem Rekruitmen Partai Keadilan Sejahtera terhadap Pemuda)”

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini, maka penulis memfokuskan penelitiannya pada rekrutmen pemuda dari rentang umur 17-35 tahun. Untuk itu penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaiman strategi yang dilakukan DPC PKS Pondok Aren dalam rekrutmen

pemuda?

(19)

7

2. Bagaimana kaderisasi yang dilakukan internal DPC PKS Pondok Aren khususnya terhadap pemuda?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang berjudul Partai Politik dan Rekruitmen (Studi Sistem Rekruitmen PKS terhadap Pemuda)” adalah :

a. Untuk mengetahui sistem rekrutmen yang dilakukan DPC PKS Pondok Aren terhadap Pemuda

b. Untuk mengetahui bagaimana kaderisasi yang dijalankan DPC Pondok Aren Khususnya Pemuda

2. Manfaat Penelitian

Penelitian memberikan manfaat bagi masyarakat sehingga dapat menjadi referensi di masa depan. Adapun manfaat itu adalah: Mengetahui strategi yang dilakukan DPC PKS Pondok Aren dalam rekrutmen politik terhadap pemuda

a. Manfaat Akademis

Diharapkan dapat bermanfaat untuk sebagai bahan kajian informasi, referensi, dan kelompok akademisi dalam kajian tentang rekruitmen politik khususnya PKS dan Pemuda

b. Manfaat Praktis

Untuk memperkaya keilmuan dan referensu mengenai perkembangan anak

muda yang terdapat pada internal DPC PKS Pondok Aren

(20)

8 D. Tinjauan Pustaka

Sebagai referensi dalam melakukan penelitian mengenai rekruitmen politk, yaitu : Pertama, penelitian Rudi Saputra (Saputra, 2018:50) Skripsi ini menjelaskan dan memberikan gambaran tentang Partai Solidaritas Indonesia dalam merekrutmen anggota. Partai ini fokus rekruitmen politiknya tertuju pada anak-anak muda yang diharapkan dapat menjalankan sistem kepartaian serta menjadi mesin penggerak partai. Dan tujuan pada akhirnya, yaitu anak-anak muda yang ada di Partai Solidaritas Indonesia dapat menghadirkan praktik politik yang beda dengan memberikan pembelajaran politik tertuju pada rakyat dengan cara anak muda, yaitu dengan berafiliasi dengan kelompok pemuda dengan menjelaskan gagasan politik yang dimiliki anak-anak muda yang kreatif

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Faiz Kamil (Kamil, 2019:55) Penelitian ini

menjelaskan tentang bagaimana organisasi forum betawi rempug dalam melakukan

rekrutmen anggotanya. bahwa rekrutmen anggota yang dilakukan FBR menggunakan

sistem orang terdekat atau kekerabatan dengan mekanisme datang langsung dan

bertatap muka dengan para pengurus FBR. Langkah-langkah rekrutmen begitu

sederhana hanya rutin bersilaturahmi dan setelah dinyatakan aktif maka selanjutnya

mengisi formulir untuk menjadi anggota resmi. Di dalam rekrutmen FBR terdapat

kekurangan maupun kelebihan. Kekurangan yang dimiliki yakni FBR hanya

mengandalkan cara rekrutmen dengan recruiting intimates. Tata cara dan

administrasinya yang digunakan masih sangat sederhana, masih dengan formulir

(21)

9

kertas untuk orang yang ingin bergabung ke dalam FBR. FBR sudah cukup tepat dalam mencegah dan menanggulangi anggota yang melakukan tindakan premanisme.

Dilakukan melalui pendidikan dan pemberdayaan terhadap anggota, untuk penanggulangan terdapat tiga tahap yakni peringatan, pencabutan kartu tanda anggota sementara, dan terakhir pemecatan.

Ketiga, penelitian yang ditulis oleh Muhammad Iqbal Habibie (Habibie, 2011:62) Dalam skripsi ini menjelaskan Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Pelaksanaan rekrutmen anggota pemilih pemula atau anggota baru yang dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berciri dan bersifat keagamaan. Pelaksanaan rekrutmen dilakukan dengan kegiatan-kegiatan seperti, pelatihan-pelatihan, pengajian, seminar, dauroh, dialog, dan pertemuan lainya, namun pendekatan yang lebih ditekankan adalah pendekatan personal, hal ini untuk menguatkan komunikasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kepada masyarakat. Dari hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang tidak sepenuhnya diklasifikasikan sebagai partai massa, deklarasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengatas namakan partai kader dan partai dakwah menunjukan gabungan antara orientasi kaderisasi dan massa, dalam dakwah kader diwajibkan menyebarluaskan kepada masyarakat, sehingga lebih tepat dalam hasil penelitian ini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diklasifikasikan partai berstandar ganda.

Keempat, Gylang Virgo Panantang (Panantang, 2017:20) dengan judul

Skripsinya “Model Rekrutmen dan Kaderisasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

(22)

10

DPC PDIP Kota Kediri”. Dalam Skripsi tersebut dijelaskan bahwa strategi rekrutmen yang diterapkan oleh PDI Perjuangan terdiri dari dua jalur. Pertama, adalah keinginan individu untuk bergabung menjadi anggota dari partai. Keinginan mandiri dari individu untuk bergabung ini mempermudah kerja dari kader yang ditugaskan untuk mencari anggota baru, karena kerja mesin partai menjadi lebih ringan. Kerja mesin yang lebih ringan ini akan berbanding terbalik dalam proses penyaringan kualitas kader yang dengan sendirinya mendaftar karena kemampuan dari anggota baru tersebut belum diketahui sebelumnya. Kedua, PDI Perjuangan pro aktif turun ke masyarakat untuk mencari orang yang mempunyai potensi tinggi di bidang akademis maupun tokoh masyarakat yang mempunyai pengaruh besar di wilayahnya.

Kelima, Muhammad Rozak (Rozak, 2016: 30) dengan judul skripsinya “Sistem

Kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera (Studi Etnografi Antropologi Tentang Sistem

Kaderisasi PKS di Kota Medan). Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa dalam

proses kaderisasi yang dijalankan oleh PKS Kota Medan dapat dilakukan dengan dua

cara yaitu, secara kolektif dan secara langsung. Pendekatan orang per orang, meliputi

komunikasi secara langsung (fardhi). Setelah itu calon kader diajak untuk mengikuti

agenda dan forum-forum yang telah diorganisir oleh PKS yang disebut dengan

tarbiyah. Tarbiyah memiliki beberapa sarana seperti liqo/halaqah (pertemuan rutin

mingguan), ta‟lim dan tatsqif (pembekalan intelektual Islam), dauroh (pelatihan),

mukhayyam (perkemahan), mabit (malam bina iman dan taqwa) dan rihlah (rekreasi).

(23)

11

Cara kedua yaitu secara kolektif yang dimaksud ialah dengan melalui sayap-sayap partai seperti Garuda Keadilan, Lembaga Dakwah Kampus dan lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara memasuki dunia pendidikan baik tingkat SMA sampai Universitas. Pada pelaksanaan di Kota Medan, cara ini cukup efektif dalam melakukan rekruitmen terhadap para pemilih pemula maupun pemilih pemuda. Faktor penentu dalam hal pengkaderan adalah aktifnya kader dalam lingkaran tarbiyah, loyalitasnya terhadap agenda-agenda yang diadakan oleh partai. Selain itu, di dalam tubuh PKS Kota Medan, faktor kesabaran (tawadhu) menjadi hal utama agar kader dapat menjadi kader tingkat inti dan memegang jabatan fungsional baik di instansi negara maupun partai.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Yakni dengan mengolah data berupa lisan dan tulisan terhadap suatu kejadian yang sedang diamati.

Penelitian ini menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam tentang suatu masalah dan penelitian ini menggunkan analisis mendalam serta mengkaji masalah secara satu persatu

2. Teknik Pengumpulan Data

(24)

12

Adapun teknik yang digunbakan untuk mengumpulkan data yang ada dalam penelitian ini adalah:

a. Dokumentasi

Referensi data berupa media cetak maupun elektronik. Yakni Jurnal, buku, tesis, dan internet yang berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi sangat penting untuk memudahkan penelitian dalam menjawab pertanyaan dalam penelitiannya.

b. Wawancara

Referensi lain penulis dilakukan melalui wawancara. Wawancara merupakan pertemuan antara penulis dengan pemberi data, yang berkaitan dengan penelitian ini. Untuk itu jawaban responden menjadi data yang dikembangkan oleh penulis. Penulis melakukan wawancara dengan anggota kader PKS baik di tingkat daerah maupun cabang. Responden nya yaitu :

1. Ketua DPD PKS Kota Tangerang Selatan 2. Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang Selatan 3. Ketua DPC PKS Pondok Aren

4. Anggota Sayap Partai Garuda Keadilan

5. Anggota DPC PKS Pondok Aren

c. Observasi

(25)

13

Untuk mendapatkan hasil yang efektif, penulis melakukan pengamatan di DPD PKS Kota Tangerang Selatan dan DPC PKS Pondok Aren,

F. Sistematika Penulisan

Penulis membagi penelitian menjadi lima bab, Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan, penulis menjelaskan inti dari masalah yang melatar belakangi penulisan dengan pembahasan dalam perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka. Penelitian ini membahas menegenai bagaimana strategi, upaya, serta kaderisasi yang dilalui DPC PKS Pondok Aren dalam merekrut anak muda.

Bab II: Kerangka Teori. Dalam bab ini menjelaskan teori dan konsep yang dipakai dalam penelitian ini, yakni teori partai politik dan rekrutmen politik serta kaderisasi politik.

Bab III: Membahas sejarah terbentuknya PKS dan sepak terjang PKS dalam perpolitikan di Kota Tangerang Selatan.

Bab IV: Merupakan analisa dari penelitian yang berjudul “Rekruitmen dan Partai Politik (Studi Pola Rekruitmen Partai Keadilan Sejahtera terhadap Anak Muda).

Dalam bab ini penulis menjelaskan hasil analisa data yang diteliti yang digunakan

untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.

(26)

14

Bab V: berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil temuan yang

didapat dalam penelitian.

(27)

15 BAB II

KERANGKA TEORETIS DAN KONSEP

Bab ini menggunakan beberapa teori untuk menganalisis skripsi ini. Teori yang digunakan adalah teori partai politik, rekrutmen politik serta kaderisasi. Teori ini digunakan sebagai bahan argumentasi dan analisis penelitian ini.

A. Partai Politik

A.1. Pembentukan Partai Politik

Faktor bermunculnya partai politik adalah partai politik harus berjalan sesuai dengan perkembangan proses politik karena fungsi dari partai politik yaitu menjadi penghubung antara masyarakat dengan pemerintah (Budiarjo, 2012:397).

Peran partai adalah memberikan resolusi damai atas perbedaan dan melakukan kompromi untuk menengahi kepentingan yang berlawanan. Partai membantu memberikan kesadaran pada masyarakat dan ikut berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan yang diperlukan agar sistem demokrasi dapat berfungsi dengan baik (Crotty, 2014:40)

Terbentuknya partai politik dapat dijelaskan pada tiga teori yang diungkapkan oleh Yoseph Lapalombara dan Myron Weiner yang dikutip Ramlan Surbakti.

Pertama, Terbentuknya partai politik dikarenakan kebutuhan untuk komunikasi antara

pemerintah dan masyarakat. Partai politik ini dibentuk oleh pemerintah dengan tujuan

(28)

16

mendapatkan dukungan dari masyarakat (rakyat). Tanpa adanya dukungan dari masyarakat, partai politik tidak dapat dibentuk (Surbakti, 2010:144-145).

Kedua, partai politik terbentuk karena pola pikir masyarakat yang masih tradisional, untuk itulah partai politik dibentuk agar terciptanya masyarakat yang modern dan terstruktur. Partai politik diharapkan mampu meregenarasi pemimpin dan dapat menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah serta berfungsi sebagai saluran partisipasi yang ada di masyarakat sekaligus ikut andil dalam menentukan kebijakan Negara (Surbakti, 2010:144-145).

Ketiga, partai politik terbentuk karena adanya modernisasi di bidang ekonomi dan sosial. Ketika negara mengalami modernisasi dan perubahan yang signifikan, maka, masyarakat akan membentuk partai politik untuk memperjuangkan aspirasi yang hadir di masyarakat. Contoh modernisasi yang berlangsung hingga sekarang ialah teknologi komunikasi sehingga memberikan kemudahan masyarakat untuk memperjuangkan aspirasinya dan melakukan pengawasan terhadap negara. (Surbakti, 2010:144-145)

Jika melihat ke belakang dari sejarah bermunculannya partai politik, dengan

meningkatnya pemikiran bahwa masyarakat merupakan salah satu bagian yang perlu

diperhitungkan dan diikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik telah lahir

secara alami dan berkembang pesat menjadi penghubung antara rakyat dan

pemerintah. Partai politik umumnya dianggap sebagai manifestasi dari suatu sistem

politik yang sudah modern atau sedang dalam proses memodernisasikan diri. Maka

(29)

17

dari itu, dewasa ini di negara-negara baru pun partai sudah menjadi lembaga politik yang biasa dijumpai (Budiarjo, 2010:159).

A.2. Pengertian Partai Politik

Partai Politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dimana partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama (Budiarjo, 2010:160).

Partai politik adalah bentuk kelompok masyarakat yang didasarkan pada kesamaan pikiran dan kepentingan politik. Partai politik sebagai kelompok yang terstruktur awal muncul di sekitar tahun 1830 sebagai wujud perkembangan demokrasi modern, yaitu demokrasi perwakilan. Perkembangan demokrasi telah meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam kehidupan bernegara. Sarana kelembagaan terpenting yang dimiliki untuk mengorganisasi perluasan peran serta politik tersebut adalah partai politik (Huntington, 2003:472)

Sigmund Nueman dalam buku dasar-dasar ilmu politik mengartikan bahwa partai

politik adalah kelompok yang beraktivitas politik yang berusaha untuk berkuasa atas

pemerintah serta merebut simpati dari masyarakat melalui persaingan dengan satu

golongan atau golongan lain yang mempunyai pandangan berbeda. Dengan demikian,

partai politik berfungsi sebagai penghubung kekuatan-kekuatan dan ideologi sosial

dengan lembaga pemerintahan yang resmi.

(30)

18

Partai politik adalah sebuah kelompok yang dapat diakses semua masyarakat yang memiliki tujuan membentuk opini dan membawa pimpinannya merebut kekuasaan serta para pendukungnya mendapatkan keuntungan dari dukungan tersebut. Oleh karena itu, partai politik memiliki empat karakteristik dasar.Pertama, memiliki organisasi jangka panjang serta memiliki organisasi yang berjenjang. Kedua, adanya pembagian divisi di setiap masing-masing level. Ketiga, memiliki orientasi kekuasaan sebagai alat untuk mengimplementasikan kepentingan rakyat, dan terakhir meraih dukungan suara sebanyak mungkin agar partai dapat diterima oleh masyarakat luas.

Dalam pasal 1 ayat 1 UU No. 2 tahun 2011 yang mengatur partai politik bersifat nasional, yang dimaksud partai politik dalam UU ini adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa, dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (Pasal 1 ayat 1 UU No. 2 tahun 2011 tentang Partai Politik).

Partai politik mempunyai peran sangat penting dalam sistem demokrasi. Partai politik mempunyai peran sebagai penghubung antara pemerintah dengan masyarakat.

Karena fungsi partai politik yang ideal menurut Almond dan Coleman adalah

berpartisipasi dalam sektor pemerintahan dan turut serta mengambil dan menentukan

keputusan politik.Hal ini sesuai dengan proses rekrutmen untuk pengisian jabatan

(31)

19

politik pada lembaga-lembaga politik, termasuk jabatan dalam birokrasi atau administrasi negara dan partai-partai politik.

Gabriel A. Almond dikutip Mohtar Mas‟oed dan Colin MacAndrews, Partai Politik adalah organisasi manusia di mana di dalamnya terdapat pembagian tugas dan petugas untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai ideologi (ideal objective), mempunyai program politik platform, sebagai rencana pelaksanaan atau cara pencapaian tujuan secara lebih pragmatis menurut penahapan jangka dekat sampai jangka panjang serta mempunyai ciri berupa keinginan untuk berkuasa (Mas‟oed, 1993:52).

Jadi, partai politik sebagai organisasi harus memenuhi kriteria di atas secara material dan substansial. Tujuan yang mengarah pada penguasaan suatu jabatan publik yang membedakannya dengan kelompok kepentingan. Dalam hal ini menunjukkan bahwa partai politik bisa dibedakan berdasarkan basis sosial yang mendukungnya dan tujuan yang ditetapkannya.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan atas beberapa unsur dan elemen dari

partai politik. Pertama, partai politik merupakan organisasi yang terlembaga. Kedua,

anggota organisasi tersebut mempunyai cita-cita, nilai, tujuan dan pandangan yang

sama untuk menjadi kesatuan politik. Ketiga, partai politik menyampaikan kepada

masyarakat kepentingan-kepentingan politik, sosial, dan ekonomi serta ideologi dari

partainya. Dengan demikian partai politik menjadi penghubung antara rakyat dengan

(32)

20

pemerintah. Keempat, partai politik akhirnya bertujuan untuk mempengaruhi dan mengontrol pemerintah atau menguasai pemerintah (Firmanzah, 2008:56-57)

A.3. Fungsi Partai Politik

Peran dan fungsi partai politik dapat di bedakan menjadi dua. Pertama, peran dan tugas internal organisasi. Dalam hal ini organisasi partai politik memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan, kaderisasi, dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang pendirian partai politik. Kedua, partai politik juga melakukan eksternal organisasi, di sini peran dan fungsi partai politik terkait dengan masyarakat luas, bangsa dan negara. Kehadiran partai politik juga memiliki tanggung jawab konstitusional, moral, dan etika untuk membawa kondisi dan situasi masyarakat menjadi lebih baik (Firmanzah, 2008:67).

PKS sebagai salah satu partai berbasis Islam harus melakukan proses rekrutmen politik terhadap masyarakat untuk menjadi anggota atau kader partai. Fungsi ini wajib dijalankan setiap partai politik guna mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan.

Dalam menyelenggarakan demokrasi partai politik menyelenggarakan beberapa fungsi (Budiardjo, 2010:405-409), sebagai berikut :

a. Sebagai sarana komunikasi politik

Partai politik mempunyai fungsi salah satunya sebagai sarana komunikasi politik.

Partai politik memainkan peran sebagai penghubung antara memerintah dengan

yang diperintah. Peran partai sebagai jembatan sangat penting, karena disatu pihak

(33)

21

kebijakan pemerintah perlu dijelaskan kepada masyarakat dan di pihak lain pemerintah harus tanggap terhadap tuntutan rakyat.

b. Sebagai sarana sosialisasi politik

Sosialisasi politik adalah proses yang melaluinya seseorang memeperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat dimana ia berada. Proses sosialisasi politik berjalan seumur hidup, terutama dalam masa kanak-kanak. Proses ini dapat diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan masyarakat. Melalui proses ini masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai sarana sosialisasi politik, seperti sekolah, partai politik, dan pemerintah. Partai politik dalam sistem politik dapat menyelenggarakan proses sosialisasi politik pada masyarakat

c. Sebagai sarana rekrutmen politik

Fungsi partai politik ini yakni seleksi kepemimpinan dan kader-kader yang berkualitas. Rekrutmen politik menjamin kontinuitas dan kelestari an partai sekaligus merupakan salah satu cara untuk menjaring dan melatih calon-calon pemimpin. Ada berbagai cara untuk melakukan rekrutmen politik yaitu melalui kontak pribadi, persuasi, ataupun cara-cara lain.

d. Sebagai sarana pengatur konflik

Potensi konflik akan selalu ada di setiap masyarakat, apalagi di masyarakat

yang bersifat heterogen dengan berbagai macam suku bangsa, sosial-ekonomi,

(34)

22

maupun agama. Peran partai politik diperlukan untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung, dan memadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihakpihak yang berkonflik dan membawa permasalahan pada musyawarah badan perwakilan rakyat untuk mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik.

Untuk mencapai penyelesaian berupa keputusan itu diperlukan kesediaan berkompromi diantara para wakil rakyat, yang berasal dari partai-partai politik.

A.4. Klasifikasi Partai Politik

Klasifikasi partai secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu partai massa dan partai kader. Menurut Haryanto, partai politik dari segi komposisi dan fungsi keanggotaannya secara umum dapat dibagi mejadi dua kategori, yaitu (Efriza, 2005:567) :

a) Partai massa, dengan ciri utamanya adalah jumlah anggota atau pendukung

yang banyak. Meskipun demikian, partai jenis ini memiliki program

walaupun program tersebut agak kabur dan terlampau umum. Partai jenis

ini cenderung menjadi lemah apabila golongan atau kelompok yang

tergabung dalam partai tersebut mempunyai keinginan untuk melaksanakan

kepentingan kelompoknya. Selanjutnya, jika kepentingan kelompok

tersebut tidak terakomodasi, kelompok ini akan mendirikan partai sendiri.

(35)

23

b) Partai kader, kebalikan dari partai massa, partai kader mengandalkan kader-kadernya untuk loyal. Pendukung partai ini tidak sebanyak partai massa karena memang tidak mementingkan jumlah, partai kader lebih mementingkan disiplin anggotanya dan ketaatan dalam berorganisasi.

Doktrin dan ideologi partai harus tetap terjamin kemurniannya. Bagi anggota yang menyeleweng, akan dipecat keanggotaannya.

B. Pengertian dan Pola Rekruitmen Politik

Menurut Ramlan Surbakti pengertian rekruitmen politik adalah untuk seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sitem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya. Partai politik menyeleksi dan menempatkannya sebagai seorang calon pemimpin pada suatu masyarakat. (Surbakti, 2010:118).

Adapun mekanisme rekrutmen politik partai yang disampaikan oleh Rush dan Althoff (Althoff, 2007:247) itu dibagi menjadi dua. Pertama, rekrutmen terbuka yaitu sistem yang berdasarkan pada ujian terbuka. Cara rekrutmen tersebut sangat kompetitif karena partai politik mampu menilai kemampuan kadernya untuk dapat bersaing di dunia politik dan ini sesuai dengan paham demokrasi yang kita anut

Kedua, rekrutmen tertutup, yaitu suatu sistem perekrutan yang didasarkan atas

patronase. Partai berkedudukan sebagai promotor elit yang ditampilkan. Cara ini

kurang kompetitif jika dilihat dari prosedurnya. Hal ini menyebabkan demokrasi

(36)

24

berfungsi sebagai sarana elit untuk memperbaharui legitimasinya di partai. Sehingga kader potensial menjadi terhalang untuk menduduki jabatan tertentu.

Menurut Miftah Thoha (Hesel, 2003:190) bahwa ada tiga sistem yang sering digunakan dalam proses rekrutmen. Pertama, sistem patronik (patronage system).

Sistem patronik dikenal sebagai sistem kawan, karena dasar pemikirannya dalam proses rekrutmen berdasarkan kawan, ikatan kerabat, dan keluarga.

Kedua, sistem merit (merit system). Sistem ini berdasarkan kecakapan seseorang untuk menduduki jabatan tertentu sehingga sistem ini lebih bersifat objektif karena atas dasar pertimbangan kemampuan seseorang. Penilaian objektif tersebut pada umumnya menggunakan ijazah pendidikan, sistem seperti ini dikenal dengan “spoil system”. Ketiga sistem karir (career system). Sistem ini sudah lama dikenal dan dipergunakan secara luas untuk menunjukkan pengertian suatu kemajuan seseorang dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi.

C. Sistem Kaderisasi C.1. Pengertian Kaderisasi

Kaderisasi merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh suatu organisasi, dengan

adanya kaderisasi akan memunculkan suatu proses perputaran dan pergantian dari

kader sebelumnya, dengan adanya kaderisasi yang baik akan memunculkan kader

yang berkualitas dan mempunyai kemampuan dalam mengorganisir partai serta

mempunyai kapabilitas dan mempunyai komitmen demi keberlanjutan organisasi di

(37)

25

masa depannya untuk meneruskan cita-cita, visi, misi, serta tujuan dari organisasi tersebut (Firmanzah, 2011:66).

Secara terminologis, pengertian dari kaderisasi adalah pencetakan, sedangkan pengertian kader adalah orang yang dapat dipercaya untuk mampu melaksanakan tugas dalam suatu organisasi. Dalam urgensinya kaderisasi adalah proses, cara, atau perbuatan dalam usaha mendidik manusia yang memiliki kompetensi tinggi yang mapan untuk menjalankan suatu amanah.

Kaderisasi merupakan usaha pembentukan seorang kader secara berkelanjutan, terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti silabus/kurikulum/manhaj tertentu. Kaderisasi secara harfiah memiliki definisi sebagai pendidikan jangka panjang untuk pengoptimalan potensipotensi yang ada di dalam jiwa kader dengan cara mentransfer dam menanamkan nilai-nilai tertentu, sehingga nantinya akan melahirkan dan menciptakan kader-kader yang tanggung, bertanggung jawab dalam meneruskan estafet kepengurusan dan tujuan organisasi.

Kaderisasi adalah bagian dari rekruitmen politik, tanpa adanya kaderisasi sebuah

partai politik rasanya sangat sulit dibayangkan untuk dapat terus menerus eksis di

dalam masyarkat, serta tidak dapat mencapai dari tujuan partai politik dengan baik dan

benar. Melalui kaderisasi, partai politik wajib melakukan proses penyiapan sumber

daya manusia agar kedepannya mempunyai kader yang berkualitas secara integritas,

kapabilitas, dan loyalitas yang tinggi terhadap partai politik. Setiap partai politik

membutuhkan kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan kader yang

(38)

26

demikian partai politik dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan diri (Budiardjo, 2010:408).

Kaderisasi memiliki sifat sebagai suatu proses intervensi yang dilakukan oleh partai politik dengan tujuan meningkatkan kemampuan anggota kadernya agar dapat melaksanakan fungsi partai tersebut. Secara eksternal, kaderisasi merupakan tanggung jawab partai terhadap masyarakat untuk melaksanakan pendidikan politik terhadap rakyat. Kaderisasi berguna sebagai menyeleksi para anggota kader partai dalam proses rekruitmen agar mendapatkan kader yang memiliki sifat loyalitas dan berkompeten.

Sumber daya manusia sebagai calon anggota atau calon kader dalam partai politik akan menjalani proses seleksi yang disebut kaderisasi berupa pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan agar memahami platform partai, sejarah perjuangan partai, arah perjuangan partai dan strategi perjuangan politik yang digunakan oleh partai serta memiliki militansi yang tinggi pada partai politik tersebut. Salah satu caranya, yang merupakan faktor kunci yaitu dengan penanaman ideologi. Dalam hal ini PKS menganut ideologi ke-islam an dimana setiap langkah kebijakan partai dalam melakukan rekrutmen politik sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Dengan ini maka, kaderisasi adalah proses dalam penyiapan kader baru yang

nantinya akan menggatikan perjuangan kader yang lama untuk meneruskan estafet

dalam kelanjutan perjuangan, nilai, dan cita-cita partai ke depan. Kader di persiapkan

dengan memberikan nilai-nilai yang mencerminkan identitas lembaga, karena nilai

(39)

27

tersebut merupakan suatu yang memang dibutuhkan untuk menyiapkan kader untuk melaksanakan tujuan, perjuangan,nilai, dan cita-cita partai politik.

C.2. Sistem Kaderisasi Partai Politik

Istilah kaderisasi berasal dari kata “kader”, kader awal mulanya berasal dari istilah militer atau perjuangan yang berasal dari kata carde yang didefinisikan sebagai pembinaan yang tetap sebuah pasukan inti yang sewaktu-waktu diperlukan (Fattah, 2000:56). Dalam kata lain, kader diartikan sebagai orang yang diharapkan dapat memegang peranan penting dalam sebuah organisasi.

Ada empat hal penting yang diperhatikan dalam proses berlangsungnya kaderisasi, yaitu pelaku kaderisasi (berasal dari internal partai), sasaran atau individu yang ditarget, mekanisme dan kurikulum kaderisasi. Pelaku kaderisasi adalah organ partai politik yang berfungsi untuk menyiapkan segala sesuatunya dan melaksanakan proses kaderisasi. Sasaran kaderisasi merupakan individu yang dipersiapkan untuk meneruskan visi dan misi partai politik. Mekanisme dan materi biasanya diatur berdasarkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga parpol dan peraturan internal partai (Surbakti, 2010:118).

Sistem kaderisasi harus disertai dengan sistem yang transparan untuk memberikan

jaminan kesetaraan kepada semua kader yang memiliki potensi untuk berkembang

lebih jauh. Selain itu, perlu juga memunculkan sistem persaingan yang sehat dan

transparan dalam tubuh organisasi politik. Setiap kader dan calon pemimpin harus

(40)

28

dibiasakan dengan sistem persaingan yang sehat dan transparan itu. Karena, dengan sistem persaingan yang terbebas dari kolusi dan nepotisme inilah kaderisasi akan dapat melahirkan calon-calon pemimpin yang berintegritas (Firmanzah, 2008:70-71)

Dalam proses kaderisasi, terdapat dua macam prosesnya, yaitu: kaderisasi informal dan kaderisasi formal. Dalam kaderisasi informal, proses yang dilakukan dapat dilihat dari proses kehidupan di lingkungan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari masa remaja hingga dewasa sebagai proses pembentukan jati diri, sehingga memiliki keunggulan dan mampu bersaing dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat. Dalam kaderisasi informal terdapat beberapa kriteria atau indikator yang memperlihatkan kelebihannya, yaitu (Rivai, 2006: 87) :

a) Berkepribadian positif b) Gigih

c) Mempunyai loyalitas

d) Mempunyai dedikasi terhadap organisasi

e) Memiliki sifat pasrah kepada Allah sebagai penentu yang mutlak

(41)

33 BAB III

SEJARAH BERDIRINYA PKS DAN SEPAK TERJANG PKS DI TANGERANG SELATAN KHUSUSNYA DPC PKS PONDOK AREN

Dalam bab ini membahas gambaran umum bagaimana sejarah berdirinya PKS, Visi dan Misi PKS, konstelasi perpolitikan PKS di Kota Tangerang Selatan serta struktur organisasi dari DPD PKS Kota Tangerang Selatan dan DPC PKS

A. Sejarah Berdirinya PKS

Reformasi pasca orde baru telah menghidupkan kembali demokrasi. Pertumbuhan partai politik pada masa itu sudah tidak bisa dibendung lagi, karena partai politik bagian penting dan sebagai pilar dalam demokrasi yang ada di dalam suatu negara.

Terdapat beberapa partai yang berdiri setelah Orde Baru, diantaranya adalah Partai Keadilan (Jurdi, 2008: 187). Hal itu terbukti pada Pemilu tahun 1999 terdapat sebanyak 48 partai politik, termasuk di dalamnya partai dengan ideologi partai Islam.

Keadaan saat itu mempengaruhi anak muda atau mahasiswa khususnya untuk berpartisipasi dalam kancah perpolitikan. Kalangan mahasiswa di kampus mulai mendirikan partai politik, yaitu Partai Keadilan yang disingkat dengan PK

Pada 20 Juli 1998 Partai Keadilan Sejahtera berdiri dengan nama awal Partai

Keadilan dalam sebuah konferensi pers di Aula Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru,

Jakarta. Yang di ketuai oleh Nurmahmudi Isma'il. Partai Keadilan Sejahtera

merupakan partai yang menjadikan Islam menjadi asas partai, tercatat lebih dari lima

(42)

34

puluh orang pendiri partai ini, diantaranya adalah Hidayat Nur Wahid, Luthfi Hasan Ishaaq, Salim Segar Aljufri dan Nur Mahmudi Ismail. Nur Mahmudi Ismail menjabat sebagai pimpinan partai keadilan, sedangakan Hidayat Nur wahid menjabat sebagai ketua majelis pertimbangan partai. Partai ini dideklarasikan pada tanggal 9 Agustus 1998 di masjid Al Azhar kebayoran Baru Jakarta (DPP PKS, 2012:2).

Pada pemilu 1999 Partai Keadilan menduduki peringkat ke tujuh diantara 48 partai politik peserta pemilu. Hasil ini tidak mencukupi untuk mencapai ketentuan electroral threshold, sehingga tidak bisa mengikuti pemilu 2004 kecuali berganti nama dan lambang dari yang mulanya bernama Partai Keadilan berubah menjadi Partai Keadilam Sejahtera (PKS). PKS ini didirikan di Jakarta pada hari Sabtu, tanggal 9 Jumadil Awwal yang bertepatan dengan tanggal 20 April 2002

PKS lahir dari gerakan Tarbiyah. Gerakan ini awalnya lebih berfokus sebagai gerakan dakwah yang muncul di awal era Orde baru. Gerakan ini bisa dipahami sebagai alternatif dari berbagai gerakan islam pada saat itu. Islam politik adalah kecenderungan muslim yang aktif di sektor politik dengan membawa aspirasi agamanya (Qodir, 2013:127).

Aspek utama dalam jaringan tarbiyah PKS adalah masjid kampus. Masjid kampus menjadi salah satu fokus organisasi jaringan sosial dan keagamaan kelompok tarbiyah.

Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang merupakan perkumpulan organisasi mahasiswa yang beragama Islam sendiri dijadikan wadah formal para aktivis dakwah.

Melalui rekrutmen besar-besaran pada mahasiswa baru khususnya yang beragama

(43)

35

Islam. Terakhir, jaringan sumber daya tarbiyah memiliki hubungan dengan organisasi pergerakan KAMMI (Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia). Pembentukan organisasi KAMMI dalam perjuangan saat masa reformasi merupakan organisasi yang sumber daya manusianya mengambil peran dalam peran pembentukan Partai Keadilan Sejahtera dalam memperjuangkan cita-cita sosial dan politiknya (Muhtadi, 2012:121)

Gerakan dakwah ini semakin membesar dan mengental dan jaringan mereka pun semakin meluas. Mereka juga berupaya membangun ruh keislaman melalui media tabliqh, seminar, aktivitas sosial, ekonomi, dan juga pendidikan, meskipun saat itu berada dalam bayang-bayang kekuasaan orde baru yang demikian ketat mengawasi aktivitas keagamaan (Nainggolan, 2004:301).

PKS memiliki visi menjadi partai pelopor dalam mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Adapun misi partai ini adalah menjadikan Partai sebagai sarana perwujudan masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat yang diridhai Allah subhanahu wata‟ala, dalam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (AD-ART PKS, 2012: 25)

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam AD/ART PKS pasal 5 tentang visi

PKS adalah menjadi partai pelopor dalam mewujudkan cita-cita nasional bangsa

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian pasal 6 tentang misi PKS yaitu

menjadikan Partai sebagai sarana perwujudan masyarakat madani yang adil, sejahtera,

(44)

36

dan bermartabat yang diridhai Allah Subhanahu Wata‟ala, dalam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PKS sebagai Partai Dakwah akan berjuang secara konstitusional, baik dalam lingkup kultural maupun struktural, dengan memaksimalkan peran berpolitiknya demi terwujudnya Masyarakat Madani dalam bingkai NKRI. Caranya, dengan mempercepat realisasi target PK Sejahtera dari “partai kader” menjadi “partai kader berbasis massa yang kokoh”, agar dapat memberdayakan komponen mayoritas bangsa Indonesia, yaitu kalangan perempuan, generasi muda, petani, buruh, nelayan dan pedagang.

Melalui partisipasi politik yang aktif akan hadir pemimpin negeri serta wakil rakyat yang betul-betul bersih, peduli dan profesional, sehingga bangsa dan rakyat Indonesia dapat menikmati karunia Allah berwujud NKRI yang maju dan makmur.

A.1. Visi dan Misi PKS

Setelah berganti nama dari Partai Keadilam (PK) menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), maka visi dan misi-nya pun mengalami perubahan redaksi sesuai dengan dinamika politik yang terjadi di Indonesia. Akan tetapi tidak merubah maknanya. Dan dengan visi dan misi baru ini nampaknya PKS lebih bersifat nasionalisme dan akomodatif terhadap kebutuhan bangsa Indonesia secara universal.

Visi Umum:

“sebagai partai dakwah penegak keadilan dan kesejahteraan dalam bingkai

persatuan umat dan bangsa”

(45)

37 Visi Khusus:

“partai berpengaruh baik secara kekuatan politik, partisipasi, maupun opini dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani”

Visi ini akan mengarahkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai:

1. Partai dakwah yang memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Kekuatan transdormatif dari nilai dan ajaran Islam dalam proses pembangunan kembali umat dan bangsa di berbagai bidang.

3. Kekuatan yang mempelopori dan menggalang kerjsama dengan berbagai kekuatan yang secita-cita dalam menegakkan nilai dan sistem Islam yang Rahmatan lil „alamin

4. Akselerator bagi perwujudan masyarakat madani di Indonesia Misi Umum

Misi dari PKS berdasarkan pada hasil Munas I di Jakarta pada tanggal 20 Juli 1998 adalah “Menjadikan partai sebagai sarana perwujudan masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat yang diridhai Allah Subhanahu Wata‟ala dalam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”

Misi Khusus

(46)

38

1. Menyebarluaskan dakwah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai Anashir Taghyir.

2. Menyebarluaskan dakwah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai Anashir Taghyir.

3. Membangun opini umat yang Islami dan iklim yang mendukung bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat.

4. Membangung kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan, pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya.

5. Menegakkan amar ma‟ruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara konsisten dan kontiniu dalam bingkai hukum dan etika islam.

6. Secara aktif melakukan komunikasi silaturahim, kerja sama dan islah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya Ukhuwah Islamiyah dan Wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi.

7. Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kedhaliman khusus terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas.

A.2. Perjalanan PKS dalam perpolitikan di Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk

pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008

(47)

39

No Partai Jumlah Kursi 1 Demokrat 12

2 PDIP 6

3 PKS 7

4 Golkar 6

5 PAN 3

6 Gerindra 2

7 PKB 2

8 PPP 2

9 Hanura 2

10 PBB 1

11 PPDI 1

12 PKPI 1

tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten.

Pembentukan daerah otonom baru tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. (Lihat situs Bappeda Kota Tangerang Selatan)

Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten, yaitu pada titik koordinat 106˚38‟-106˚47‟ Bujur Timur dan 06˚13‟30”-06˚22‟30”

Lintang Selatan, memiliki Luas sebesar 147,19 Km2, dan mempunyai 7 (tujuh) kecamatan yang terdiri atas 54 (lima puluh empat) kelurahan (berdasarkan Perda Kota Tangerang Selatan Nomor 10 Tahun 2012).

Pemilihan umum Wali Kota Tangerang Selatan dan pemilihan calon anggota legislatif dimulai pada tahun 2010 dengan hasil pasangan Airin Rachmy Diany dan Benyamin Davnie menjadi Walikota dan wakil walikota Tangerang Selatan. Sedangkan Hasil Anggota DPRD 2009-2014 sebagai berikut (Website KPUD Tangerang Selatan):

Tabel III.C.1.

(48)

40

no Partai Jumlah Kursi

1 PDIP 9

2 PKS 5

3 Golkar 9

4 Gerindra 7

5 Hanura 6

6 PPP 2

7 PKB 3

8 Demokrat 3

9 PAN 3

10 Nasdem 3

Sumber: Kabar Tangsel, “Inilah daftar nama 45 Anggota DPRD Tangsel Periode 2009-2014”. Diakses pada tanggal 10 Mei 2020

Dari perolehan diatas PKS menempati urutan kedua terbanyak setelah Demokrat.

Dari dapil Pondok Aren PKS mendapatkan 1 kursi yaitu Ustadz Romli Sian Mair.

Pada pemilu berikutnya pada tahun 2014 kembali dimenangkan oleh petahana, yaitu Airin Rachmi Diany dan Benyamin Davnie, adapun data pemilihan aggota DPRD Tangerang Selatan periode 2014-2019 sebagai berikut :

Tabel III.C.2.

(49)

41

No Partai Jumlah Kursi

1 Golkar 10

2 Demokrat 5

3 PKS 8

4 PKB 4

5 PAN 2

6 PDIP 8

7 PSI 4

8 Gerindra 8

9 Hanura 1

Sumber: Kabar Tangsel, “Inilah daftar nama 50 Anggota DPRD Tangsel Periode 2014-2019”. Diakses pada tanggal 10 Mei 2020

Dari data diatas terdapat penurunan jumlah peserta partai politik hanya menjadi 10 partai. Dari perolehan kursi PDIP dan Golkar mendapat jumlah terbanyak, dan PKS sendiri terjadi penurunan hanya mendapat 5 kursi. Data persebarannya ialah dapil satu mendapat satu kursi, dapil tiga satu kursi, dapil empat satu kursi, dapil lima satu kursi, dan dapil enam satu kursi.

Selanjutnya data pemilihan Anggota DPRD Tangerang Selatan tahun 2019 sebagai berikut :

Tabel III.C.3.

Sumber: Kabar Tangsel, “Inilah daftar nama 50 Anggota DPRD Tangsel Periode 2019-2024”. Diakses pada tanggal 10 Mei 2020

Dari perolehan data diatas Golkar mendapatkan kursi terbanyak, sedangkan PKS,

Gerindra dan PDIP sama-sama mengantongi 8 kursi. PKS mendapatkan 3 kursi

(50)

42

No Nama Jabatan

1 Agus Winarjo Ketua 2 Sunarso Sekretaris 3 Zaki Jauhar Bendahara

4 Kamino Dewan Syariah Daerah

tambahan dari pemilu sebelumnya yang merupakan terbanyak dalam sejarah pilkada kota tangerang selatan. Persebaran kursi diantaranya dapil satu mendapat satu kursi, dapil dua mendapat dua kursi, dapil tiga satu kursi, dapil empat membuat sejarah dengan satu kursi, dapil lima dua kursi, dapil enam satu kursi.

A.3. Struktur Anggota DPD PKS Kota Tangerang Selatan dan DPC PKS Pondok Aren

Struktur organisasi Partai terdiri atas: (1) struktur organisasi partai di tingkat pusat, yaitu, Majelis syura, Dewan pimpinan tingkat pusat, Majelis pertimbangan pusat, Dewan pengurus pusat, dan Dewan syariat pusat. (2) struktur organisasi partai di tingkat provinsi, yaitu; Majelis pertimbangan wilayah, Dewan pengurus wilayah, dan Dewan syariat wilayah. (3) struktur organisasi partai di tingkat kabupaten/kota ialah dewan pengurus Daerah. (4) Struktur Organisasi Partai di tingkat kecamatan ialah dewan pengurus cabang. (5) Struktur Organisasi partai di tingkat kelurahan/desa ialah dewan pengurus ranting. (6) Selain struktur organisasi di atas, partai membentuk unit pembinaan dan Pengaderan Anggota.

Berikut struktur kepengurusan DPD PKS Tangerang Selatan masa bakti 2015-2020 :

Tabel III.D.1.

(51)

43

No Nama Jabatan

1 Ahmad Sugiri Ketua 2 Hermawanto Sekretaris 3 Ade Pranowo Bendahara 4 Abdul Madjid Kaderisasi

Berikut struktur kepengurusan DPC PKS Pondok Aren masa bakti 2015-2020 :

Tabel III.D.2.

Referensi

Dokumen terkait

SEJAIITERA TASCA MU(ERNAS BALI rstudi rrtrJ,D Prndsnsrr Detr,n.. P.n K?rdirrbs.Fhkn s!hn.n B,fr

Muhammadiyah dalam melakukan kaderisasi ber- beda dengan organisasi yang lain, karena kader-kader yang diciptakan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan internal persyarikatan

Dalam konteks tersebut, upaya penguatan platform partai, kaderisasi, rekrutmen politik, dan menciptakan kohesivitas internal partai, merupakan suatu keniscyaan yang

Dengan kerangka logika yang sama, maka adalah wajar jika seorang kader KAMMI yang memiliki catatan liqo yang cukup baik, akan dapat diterima secara baik pula

Partai politik atau yang sering disebut juga dengan parpol merupakan.. sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam

Dalam kasus ini, Sikap keras terhadap konflik Palestina- Israel yang dimiliki oleh anggota Partai Keadilan Sejahtera yang berada dalam tingkatan Kader inti dan pendukung

Proses kaderisasi berpengaruh terhadap keaktifan kader dalam menjalankan visi dan misi organisasi, maka penting bagi seorang senior course (persuader) untuk memahami

Dalam prespektif institusionalisme yang mempelajari tentang aspek aspek dan juga proses politik yang bekerja pada lembaga politik seperti legislative, eksekutif dan