PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PADA MATERI UANG
(Studi Eksperimen Di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi
OLEH:
BENNY SINTONG SINAGA NIM. 110703821
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSADA KHATULISTIWA SINTANG
HALAMAN PENGESAHAN
Artikel dengan Judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Uang Studi Eksperimen Di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015”
yang disusun oleh:
Nama : Benny Sintong Sinaga
NIM : 110703821
Program Studi : Pendidikan Ekonomi dan Koperasi
Telah disetujui untuk diajukan dalam penerbitan kumpulan artikel pada Jurnal VOX
EDUCATION STKIP Persada Khatulistiwa.
Mengetahui:
Pembimbing I Pembimbing II
Dessy Triana Relita, M. Pd. Agus Kurniawan, M. M
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI UANG
(Studi Eksperimen Di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 )
Benny Sintong Sinaga
STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina-Sengkuang- Sintang
Abstract: "Effect of Problem Based Learning Model Learning Against Critical Thinking Ability to Content Exchange (Experimental Study In Class X State Senior High School 1 Sepauk academic year 2014/2015)". Formulation of the problem in this research is How does learning model problem based learning to critical thinking ability in matter of money in the class X State Senior High School 1 Sepauk academic year 2014/2015? the purpose of this study is to determine the effect of teaching model of problem based learning to students' critical thinking skills in matter of money in the class X State Senior High School 1 Sepauk academic year 2014/2015. Artifacts of two variables in this study the model of learning problem based learning as an independent variable and critical thinking as the dependent variable. This study uses quantitative methods to form experimental research design with True Experimental Design of Pre-test-Post-test Control Group Design. This research was conducted at SMA Negeri 1 Sepauk on April 4, 2015 through April 28, 2015. The sample in this study amounted to a total of 33 samples in class dick and 31 samples in the experimental class are taken randomly (Simple Random Sampling). The study focused on students' critical thinking skills and the application of problem-based learning model learning properly. Data collected by four ways: 1. Observation sheet, 2. Sheet test, 3. Questionnaire, and 4. Documentation. The hypothesis of this study is Ho: There is no difference in the ability of critical thinking the untreated control group and the experimental class were given treatment using problem based learning model of learning. Ha: There are differences in the ability of critical thinking the untreated control group and the experimental class were given treatment using problem based learning model of learning. Based on hypothesis testing was performed using the Z test the hypothesis test results show the value of Zhitung> Ztabel or 6.80> 1.96, so that Ha Ho accepted and rejected. This means there is a significant effect of the application of problem-based learning model of learning to students' critical thinking skills in the matter of money.
Keywords: learning model problem based learning to students' critical thinking skills in the matter of money.
Abstrak: “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Uang (Studi Eksperimen Di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015)”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran
problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis pada materi uang di
kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 ? tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi
uang di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015. Tedapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran
problem based learning sebagai variabel independen dan berpikir kritis sebagai
variabel dependen. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk penelitian eksperimen dengan desain True Experimental Design bentuk
Pre-test-Post-test Control Group Design. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Sepauk pada tanggal 4 April 2015 sampai dengan 28 April 2015. Sampel dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 33 sampel pada kelas kontol dan 31 sampel pada kelas eksperimen yang diambil secara acak (Simpel Random
Sampling). Kajian difokuskan kepada kemampuan berpikir kritis siswa dan
penerapan model pembelajaran problem based learning dengan baik dan benar. Pengumpulan data dilakukan dengan 4 cara yaitu : 1. Lembar observasi, 2. Lembar test, 3. Angket, dan 4. Dokumentasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ho: Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis kelas kontrol tanpa perlakuan dan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran problem based learning. Ha: Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis kelas kontrol tanpa perlakuan dan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran problem
based learning. Berdasarkan pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji Z.
Hasil uji hipotesis menunjukan nilai Zhitung > Ztabel atau 6,80 >1,96, sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi uang.
Kata kunci: model pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi uang.
Pendahuluan
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern.
Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai bidang tidak terkecuali bidang pendidikan. Amri (2013:1) mengatakan bahwa, “Komponen yang melekat pada pendidikan diantaranya adalah adanya kurikulum, guru dan siswa”.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Dan guru mengajar merupakan proses mengantar siswa untuk belajar. Suatu
proses pembelajaran yang baik haruslah bersifat interaktif, sehingga dapat memberikan ruang kepada siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, dengan kata lain proses pembelajaran harus berpusat pada siswa.
Dengan perubahan paradigma belajar tersebut terjadi perubahan pusat (fokus) pembelajaran dari belajar yang berpusat pada guru (teacher senter) menjadi belajar berpusat kepada siswa (student
center). Dengan kata lain, ketika
mengajar di kelas, guru harus berupaya menciptakan kondisi lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa, dapat mendorong siswa belajar, atau memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif mengkonstruksikan konsep-konsep yang dipelajarinya. Kondisi belajar dimana siswa hanya menerima materi dari guru, mencatat dan menghafalkannya harus diubah menjadi sharing pengetahuan, mencari (inkuiri) menemukan pengetahuan secara aktif sehingga
terjadi peningkatan pemahaman (bukan ingatan).
Agar tercipta interaksi belajar yang baik guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga para peserta didik memiliki kemauan untuk belajar dan berpikir bahwa belajar merupakan sebuah kebutuhan. Ketika guru mengajar hanya menggunakan model konvensional yaitu ceramah, siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran karena aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengar penjelasan dari guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting sehingga siswa cenderung dituntut untuk membenarkan apa yang dikatakan oleh guru tanpa ada usaha untuk membuktikan kebenarannya. Dengan demikian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam berpikir kritis tidak dapat berkembang dengan maksimal.
Melihat masalah tersebut perlu diterapkan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning)
merupakan salah satu model pembelajaran melalui tahap inovatif yang memiliki kelebihan dari model pembelajaran yang lain yaitu dapat memberikan kondisi belajar yang mengaktif siswa. Problem based
learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Berdasarkan hasil pra-observasi yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk ditemukan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa untuk kelas X pada mata pelajaran Ekonomi belum terlihat maksimal. Hal ini tampak pada kegiatan belajar siswa cenderung pasif dan bosan hanya mendengar penjelasan dari guru. Berpikir kritis adalah berpikir yang beralasan, reflektif tanggung jawab dan terampil berpikir yang fokus dalam pengambilan keputusan dalam pengambilan keputusan yang dapat
dipercaya. Tuanakotta (2011: 9) mengatakan bahwa, “Berpikir kritis adalah proses intelektual berdisiplin yang secara aktif dan cerdas mengkonsepsualisasikan,
menerapkan, menganalisis, mensintesekan, dan/atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan melalui observasi, pengalaman, refleksi (perenungan kembali), nalar atau komunikasi, sebagai panduan mengenai apa yang dipercaya dan tindakan yang diambil”.
Dengan belum maksimalnya kemampuan berpikir kritis siswa, maka guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang dapat mengaktifkan serta memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam dalam menyajikan pelajaran agar siswa lebih aktif dan akan berpengaruh pada kemampuan berpikir kritis, sehingga mampu memenuhi tujuan pendidikan nasional. Salah satu upaya untuk membuat perbaikan pelajaran adalah mencoba memberikan model yang tepat untuk materi uang. Salah satu dengan model pembelajaran
“problem based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memperoleh keterampilan untuk memecahkan masalah” (Ward, Stepien, dkk dalam Ngalimun 2014: 89).
Masalah dalam penelitian (a) bagaimanakah aktivitas belajar siswa pada saat menggunakan model pembelajaran problem based learning pada materi uang di kelas X
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015? (b) apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis pada pengukuran awal (pre-test) kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi uang siswa di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 ? (c) apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis pada pengukuran akhir (post-test) kelas kontrol tanpa perlakuan dan kelas eksperimen dengan model
pembelajaran problem based learning pada materi uang di kelas
X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 ? (d) apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada pengukuran awal (pre-test) dan pengukuran akhir (post-test) pada kelas kontrol tanpa pelakuan pada materi uang di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 ? (e) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada pengukuran awal (pre-test) dan pengukuran akhir (post-test) pada kelas eksperimen dengan menggunakan model problem based
learning pada materi uang di kelas X
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 ? (f) Bagaimanakah respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran problem based learning pada materi uang kelas X
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 ? Tujuan Penelitian, (a) untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada saat menggunakan model
pembelajaran problem based learning pada materi uang di kelas X
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 (b) untuk terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis pada pengukuran awal (pre-test) kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi uang siswa di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 (c) untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis pada pengukuran akhir (post-test) kelas kontrol tanpa perlakuan dan kelas eksperimen dengan model pembelajaran problem
based learning pada materi uang di
kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 (d) untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada pengukuran awal
(pre-test) dan pengukuran akhir (post-(pre-test)
pada kelas kontrol tanpa pelakuan pada materi uang di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 (e) untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada pengukuran awal (pre-test) dan pengukuran akhir (post-test) pada
kelas eksperimen dengan menggunakan model problem based
learning pada materi uang di kelas X
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 (f) untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran problem based learning pada materi uang kelas X
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015. METODE
Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisi data dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Bentuk penelitian eksperimen yang berbentuk eksperimen murni (true
experimental) dengan desain Pretest-Postest Control Group Desain.
Desain ini terdiri atas dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditentukan random, kemudian diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015.
Peneliti di bantu oleh guru mata pelajaran sebagai observer. Subjek penelitian adalah kelas XB yang berjumlah 34 orang sebagai kelas kontrol dan kelas XC yang berjumlah 31 sebagai kelas eksperimen. Variabel bebas yaitu model pembelajaran problem based learning dan variabel terikat adalah
kemampuan berpikir kritis siswa. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2x pertemuan pada materi uang.
Pengumpulan data
menggunakan beberapa instrumen yaitu: (a) lembar observasi, (b) lembar tes meliputi uji (1) uji validasi, (2) uji reliabilitas, (3) analisis daya pembeda (4) analisis tingkat kesukaran soal (c) lembar angket (d) dokumentasi. Sebelum soal tes digunakan di uji cobakan di kelas XI IPS I guna menentukan validitas dan reliabilitas soal. Analisis data yang dilakukan pada lembar observasi yaitu skor yang diperoleh dibagi jumlah aspek yang diamati di kali 100 % , pada soal tes meliputi (a) uji normalitas (b) uji homogenitas (c) uji hipotesis (d)
indeks gain hake, pada hasil angket
yaitu jumlah perolehan skor dibagi jumlah skor ideal di kali 100%. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis data menunjukan bahwa semua skor berdistribusi normal dan bersifat homogen. Pembelajaran dengan model problem
based learning lebih baik dibandingkan model konvensional. Pada model problem based learning dapat mengaktifkan siswa dalam belajar dan pembelajaran berpusat pada siswa (student center) yang sebelumnya berpusat pada guru (teacher center), pada peran guru hanya menjadi fasilitator. Pembelajaran ini melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Rata– rata hasil pre-test post-test antara kedua model, perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen, dan hasil angket respon siswa terhadap penggunaan model problem based
learning. Tabel 1. Pre-test Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen, Tabel 2. Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Tabel 3 Indeks
Gain Hake, Tabel 4 Angket Respon
Siswa.
Tabel 1 Hasil Pre-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Mean (𝒙̅) N Nilai Min Nilai Max Kontrol 33 37 93 69,12 Eksperime n 31 22 98 61,55
Tabel 2 Hasil Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Mean (𝒙̅) N Nilai Min Nilai Max Kontrol 33 62 97 76,32 Eksperime n 31 58 97 82,39
Tabel 3 Hasil Indeks Gain Hake
Tabel 4 Angket Respon Siswa Jumlah Item
Angket Skor (%) Kategori
16 84,13 Setuju
Keberhasilan model problem
based learning juga sejalan dengan
penelitian Elpandi (2014) bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based
learning lebih baik dibandingkan
dengan model konvensional dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran problem based
learning adalah model pembelajaran
yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan
untuk memecahkan masalah Ward, Stepien, dkk (Ngalimun, 2014: 89).
Model problem based learning termasuk model pembelajaran yang efektif dalam mengaktifkan siswa karena pada model ini siswa diberi keleluasaan dalam pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama, menghasilkan karya dan peragaan dan guru dalam kegiatan belajar ini sebagai fasilitator, dengan demikian kemampuan berpikir siswa meningkat.
Ennis (Fisher, 2009: 4) mengatakan bahwa, “Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan”. Berfikir kritis adalah mode berpikir-mengenai hal, subtansi atau masalah apa saja di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil stuktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya” Paul (Fisher, 2009: 4). Jadi Berpikir kritis Kelas Kategori N Indeks Gain Hake Kontrol 33 0,23 Kurang Eksperi men 31 0,54 Sedang
menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjut yang diakibatkannya. Model pembelajaran
problem based learning sejalan
dengan tahap kemampuan berpikir kritis terdapat enam tahap, dimulai dari merumuskan masalah, memberikan argument, melakukan deduksi, melakukan induksi, melakukan evaluasi, dan mengambil keputusan dan tindakan
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran problem based learning berpengaruh digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi uang di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan sub masalah yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan (a) Proses pembelajaran berdasarkan total observasi guru 94,13% dan observasi siswa 84,02% dengan model pembelajaran problem based
learning di kelas eksperimen di
Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 berjalan dengan sangat baik, (b) terdapat perbedaan hasil pre-test siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pengukuran awal pada materi uang di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan hasil Zhitung sebesar 2,16 dan Ztabel
pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,96, (c) Terdapat perbedaan
post-test siswa pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen pada pengukuran akhir pada materi uang di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan hasil Zhitung sebesar 2,77 dan Ztabel
pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,96, (d) terdapat perbedaan pre-test dan post-test siswa pada kelas kontrol tanpa perlakuan pada pengukuran awal dan pengukuran akhir pada materi uang di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan hasil Zhitung sebesar 2,54 dan Ztabel
pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,96, (d) Terdapat perbedaan pre-test dan post-test siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran problem based
learning pada pengukuran awal (pre-test) dan pengukuran akhir (post-(pre-test)
pada materi uang di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan hasil Zhitung sebesar 6,80 dan Ztabel
pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,96, (f) Penggunaan model pembelajaran problem based
learning pada materi uang di kelas
XC Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk mendapat respon yang positif. Hal tersebut terlihat dari hasil keseluruhan angket respon siswa diperoleh jawaban atau persetujuan berjumlah 84,5% dengan kategori setuju.
Saran peneliti kepada guru khususnya kepada guru mata pelajaran ekonomi dapat menerapkan model pembelajaran problem based
learning ketika mengajarkan materi
tentang uang dan Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menerapkan model-model pembelajaran yang lebih bervariasi yaitu mdel problem
based learning.
DAFTAR PUSTAKA
Amri. (2013). Pengembangan &
Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Arifin. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta Creswell. (2013). Research Design
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pusaka Pelajar. Darmawan. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Elpandi. (2014). Pengaruh Penerapan Model
Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Pokok Bahasan Kebutuhan”. Studi Eksperimen Di Kelas
VIII.A Sekolah
Memengah Pertama
Negeri 7 Sanggau Tahun Pelajaran 2013/2014.
Skripsi sarjana pada
STKIP Persada
Khatulistiwa Sintang: tidak diterbitkan.
Fisher, Alec. (2009). Berpikir Kritis
Sebuah Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Indriyani. (2014). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe The
Power of Two
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi
Pokok Bahasan
Ketenagakerjaan dan Pembangunan
Ekonomi. Skripsi Sarjana pada STKIP Persada Khatulistiwa Sintang: tidak diterbitkan.
Ngalimun. (2014). Strategi dan
Model Pembelajaran.
Yogyakarta: Aswaja Presindo.
Riduwan dan Sunarto. (2013).
Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta. Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung : PT Raja Grafindo Persada. Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: PT Raja Grafindo Persada. Safitri, T. (2012). Efektivitas Model
Pembelajaran Heuristik
Vee terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada Materi Ekosistem di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Serawai.
Skripsi Sarjana pada
STKIP Persada
Khatulistiwa Sintang: tidak diterbitkan.
Sariono, dkk. (2007). Manusia dan
Perilaku Ekonomi
Pelajaran Ekonomi Untuk SMA/MA. Jakarta:
Ganeca Excat.
Setyosari. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan dan
Pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sihotang, dkk. (2012). Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis. Jakarta:
PT Pustaka Sinar Harapan.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, (2013). Penilaian Hasil
Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Sukardi. (2009). Ekonomi untuk
SMA/MA Kelas X. Surakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya Suyanto dan Jihad. (2013). Menjadi
Guru Profesional.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tuanakotta. (2011). Berfikir Kritis
Dalam Auditing. Jakarta: