• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI UANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI UANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

PADA MATERI UANG

(Studi Eksperimen Di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi

OLEH:

BENNY SINTONG SINAGA NIM. 110703821

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSADA KHATULISTIWA SINTANG

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Artikel dengan Judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Uang Studi Eksperimen Di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015”

yang disusun oleh:

Nama : Benny Sintong Sinaga

NIM : 110703821

Program Studi : Pendidikan Ekonomi dan Koperasi

Telah disetujui untuk diajukan dalam penerbitan kumpulan artikel pada Jurnal VOX

EDUCATION STKIP Persada Khatulistiwa.

Mengetahui:

Pembimbing I Pembimbing II

Dessy Triana Relita, M. Pd. Agus Kurniawan, M. M

(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI UANG

(Studi Eksperimen Di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 )

Benny Sintong Sinaga

STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina-Sengkuang- Sintang

Abstract: "Effect of Problem Based Learning Model Learning Against Critical Thinking Ability to Content Exchange (Experimental Study In Class X State Senior High School 1 Sepauk academic year 2014/2015)". Formulation of the problem in this research is How does learning model problem based learning to critical thinking ability in matter of money in the class X State Senior High School 1 Sepauk academic year 2014/2015? the purpose of this study is to determine the effect of teaching model of problem based learning to students' critical thinking skills in matter of money in the class X State Senior High School 1 Sepauk academic year 2014/2015. Artifacts of two variables in this study the model of learning problem based learning as an independent variable and critical thinking as the dependent variable. This study uses quantitative methods to form experimental research design with True Experimental Design of Pre-test-Post-test Control Group Design. This research was conducted at SMA Negeri 1 Sepauk on April 4, 2015 through April 28, 2015. The sample in this study amounted to a total of 33 samples in class dick and 31 samples in the experimental class are taken randomly (Simple Random Sampling). The study focused on students' critical thinking skills and the application of problem-based learning model learning properly. Data collected by four ways: 1. Observation sheet, 2. Sheet test, 3. Questionnaire, and 4. Documentation. The hypothesis of this study is Ho: There is no difference in the ability of critical thinking the untreated control group and the experimental class were given treatment using problem based learning model of learning. Ha: There are differences in the ability of critical thinking the untreated control group and the experimental class were given treatment using problem based learning model of learning. Based on hypothesis testing was performed using the Z test the hypothesis test results show the value of Zhitung> Ztabel or 6.80> 1.96, so that Ha Ho accepted and rejected. This means there is a significant effect of the application of problem-based learning model of learning to students' critical thinking skills in the matter of money.

(4)

Keywords: learning model problem based learning to students' critical thinking skills in the matter of money.

Abstrak: “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Materi Uang (Studi Eksperimen Di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015)”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran

problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis pada materi uang di

kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 ? tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi

uang di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015. Tedapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran

problem based learning sebagai variabel independen dan berpikir kritis sebagai

variabel dependen. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan bentuk penelitian eksperimen dengan desain True Experimental Design bentuk

Pre-test-Post-test Control Group Design. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah

Atas Negeri 1 Sepauk pada tanggal 4 April 2015 sampai dengan 28 April 2015. Sampel dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 33 sampel pada kelas kontol dan 31 sampel pada kelas eksperimen yang diambil secara acak (Simpel Random

Sampling). Kajian difokuskan kepada kemampuan berpikir kritis siswa dan

penerapan model pembelajaran problem based learning dengan baik dan benar. Pengumpulan data dilakukan dengan 4 cara yaitu : 1. Lembar observasi, 2. Lembar test, 3. Angket, dan 4. Dokumentasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ho: Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis kelas kontrol tanpa perlakuan dan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran problem based learning. Ha: Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis kelas kontrol tanpa perlakuan dan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran problem

based learning. Berdasarkan pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji Z.

Hasil uji hipotesis menunjukan nilai Zhitung > Ztabel atau 6,80 >1,96, sehingga Ha

diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi uang.

Kata kunci: model pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi uang.

(5)

Pendahuluan

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern.

Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai bidang tidak terkecuali bidang pendidikan. Amri (2013:1) mengatakan bahwa, “Komponen yang melekat pada pendidikan diantaranya adalah adanya kurikulum, guru dan siswa”.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Dan guru mengajar merupakan proses mengantar siswa untuk belajar. Suatu

proses pembelajaran yang baik haruslah bersifat interaktif, sehingga dapat memberikan ruang kepada siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, dengan kata lain proses pembelajaran harus berpusat pada siswa.

Dengan perubahan paradigma belajar tersebut terjadi perubahan pusat (fokus) pembelajaran dari belajar yang berpusat pada guru (teacher senter) menjadi belajar berpusat kepada siswa (student

center). Dengan kata lain, ketika

mengajar di kelas, guru harus berupaya menciptakan kondisi lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa, dapat mendorong siswa belajar, atau memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif mengkonstruksikan konsep-konsep yang dipelajarinya. Kondisi belajar dimana siswa hanya menerima materi dari guru, mencatat dan menghafalkannya harus diubah menjadi sharing pengetahuan, mencari (inkuiri) menemukan pengetahuan secara aktif sehingga

(6)

terjadi peningkatan pemahaman (bukan ingatan).

Agar tercipta interaksi belajar yang baik guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga para peserta didik memiliki kemauan untuk belajar dan berpikir bahwa belajar merupakan sebuah kebutuhan. Ketika guru mengajar hanya menggunakan model konvensional yaitu ceramah, siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran karena aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengar penjelasan dari guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting sehingga siswa cenderung dituntut untuk membenarkan apa yang dikatakan oleh guru tanpa ada usaha untuk membuktikan kebenarannya. Dengan demikian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam berpikir kritis tidak dapat berkembang dengan maksimal.

Melihat masalah tersebut perlu diterapkan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning)

merupakan salah satu model pembelajaran melalui tahap inovatif yang memiliki kelebihan dari model pembelajaran yang lain yaitu dapat memberikan kondisi belajar yang mengaktif siswa. Problem based

learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Berdasarkan hasil pra-observasi yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk ditemukan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa untuk kelas X pada mata pelajaran Ekonomi belum terlihat maksimal. Hal ini tampak pada kegiatan belajar siswa cenderung pasif dan bosan hanya mendengar penjelasan dari guru. Berpikir kritis adalah berpikir yang beralasan, reflektif tanggung jawab dan terampil berpikir yang fokus dalam pengambilan keputusan dalam pengambilan keputusan yang dapat

(7)

dipercaya. Tuanakotta (2011: 9) mengatakan bahwa, “Berpikir kritis adalah proses intelektual berdisiplin yang secara aktif dan cerdas mengkonsepsualisasikan,

menerapkan, menganalisis, mensintesekan, dan/atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan melalui observasi, pengalaman, refleksi (perenungan kembali), nalar atau komunikasi, sebagai panduan mengenai apa yang dipercaya dan tindakan yang diambil”.

Dengan belum maksimalnya kemampuan berpikir kritis siswa, maka guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang dapat mengaktifkan serta memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam dalam menyajikan pelajaran agar siswa lebih aktif dan akan berpengaruh pada kemampuan berpikir kritis, sehingga mampu memenuhi tujuan pendidikan nasional. Salah satu upaya untuk membuat perbaikan pelajaran adalah mencoba memberikan model yang tepat untuk materi uang. Salah satu dengan model pembelajaran

“problem based learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memperoleh keterampilan untuk memecahkan masalah” (Ward, Stepien, dkk dalam Ngalimun 2014: 89).

Masalah dalam penelitian (a) bagaimanakah aktivitas belajar siswa pada saat menggunakan model pembelajaran problem based learning pada materi uang di kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015? (b) apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis pada pengukuran awal (pre-test) kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi uang siswa di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 ? (c) apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis pada pengukuran akhir (post-test) kelas kontrol tanpa perlakuan dan kelas eksperimen dengan model

(8)

pembelajaran problem based learning pada materi uang di kelas

X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 ? (d) apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada pengukuran awal (pre-test) dan pengukuran akhir (post-test) pada kelas kontrol tanpa pelakuan pada materi uang di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 ? (e) Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada pengukuran awal (pre-test) dan pengukuran akhir (post-test) pada kelas eksperimen dengan menggunakan model problem based

learning pada materi uang di kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 ? (f) Bagaimanakah respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran problem based learning pada materi uang kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 ? Tujuan Penelitian, (a) untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada saat menggunakan model

pembelajaran problem based learning pada materi uang di kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 (b) untuk terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis pada pengukuran awal (pre-test) kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi uang siswa di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 (c) untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis pada pengukuran akhir (post-test) kelas kontrol tanpa perlakuan dan kelas eksperimen dengan model pembelajaran problem

based learning pada materi uang di

kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 (d) untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada pengukuran awal

(pre-test) dan pengukuran akhir (post-(pre-test)

pada kelas kontrol tanpa pelakuan pada materi uang di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 (e) untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada pengukuran awal (pre-test) dan pengukuran akhir (post-test) pada

(9)

kelas eksperimen dengan menggunakan model problem based

learning pada materi uang di kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 (f) untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran problem based learning pada materi uang kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015. METODE

Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisi data dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Bentuk penelitian eksperimen yang berbentuk eksperimen murni (true

experimental) dengan desain Pretest-Postest Control Group Desain.

Desain ini terdiri atas dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditentukan random, kemudian diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015.

Peneliti di bantu oleh guru mata pelajaran sebagai observer. Subjek penelitian adalah kelas XB yang berjumlah 34 orang sebagai kelas kontrol dan kelas XC yang berjumlah 31 sebagai kelas eksperimen. Variabel bebas yaitu model pembelajaran problem based learning dan variabel terikat adalah

kemampuan berpikir kritis siswa. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2x pertemuan pada materi uang.

Pengumpulan data

menggunakan beberapa instrumen yaitu: (a) lembar observasi, (b) lembar tes meliputi uji (1) uji validasi, (2) uji reliabilitas, (3) analisis daya pembeda (4) analisis tingkat kesukaran soal (c) lembar angket (d) dokumentasi. Sebelum soal tes digunakan di uji cobakan di kelas XI IPS I guna menentukan validitas dan reliabilitas soal. Analisis data yang dilakukan pada lembar observasi yaitu skor yang diperoleh dibagi jumlah aspek yang diamati di kali 100 % , pada soal tes meliputi (a) uji normalitas (b) uji homogenitas (c) uji hipotesis (d)

(10)

indeks gain hake, pada hasil angket

yaitu jumlah perolehan skor dibagi jumlah skor ideal di kali 100%. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data menunjukan bahwa semua skor berdistribusi normal dan bersifat homogen. Pembelajaran dengan model problem

based learning lebih baik dibandingkan model konvensional. Pada model problem based learning dapat mengaktifkan siswa dalam belajar dan pembelajaran berpusat pada siswa (student center) yang sebelumnya berpusat pada guru (teacher center), pada peran guru hanya menjadi fasilitator. Pembelajaran ini melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Rata– rata hasil pre-test post-test antara kedua model, perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen, dan hasil angket respon siswa terhadap penggunaan model problem based

learning. Tabel 1. Pre-test Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen, Tabel 2. Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen, Tabel 3 Indeks

Gain Hake, Tabel 4 Angket Respon

Siswa.

Tabel 1 Hasil Pre-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Mean (𝒙̅) N Nilai Min Nilai Max Kontrol 33 37 93 69,12 Eksperime n 31 22 98 61,55

Tabel 2 Hasil Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Mean (𝒙̅) N Nilai Min Nilai Max Kontrol 33 62 97 76,32 Eksperime n 31 58 97 82,39

(11)

Tabel 3 Hasil Indeks Gain Hake

Tabel 4 Angket Respon Siswa Jumlah Item

Angket Skor (%) Kategori

16 84,13 Setuju

Keberhasilan model problem

based learning juga sejalan dengan

penelitian Elpandi (2014) bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based

learning lebih baik dibandingkan

dengan model konvensional dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran problem based

learning adalah model pembelajaran

yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan

untuk memecahkan masalah Ward, Stepien, dkk (Ngalimun, 2014: 89).

Model problem based learning termasuk model pembelajaran yang efektif dalam mengaktifkan siswa karena pada model ini siswa diberi keleluasaan dalam pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama, menghasilkan karya dan peragaan dan guru dalam kegiatan belajar ini sebagai fasilitator, dengan demikian kemampuan berpikir siswa meningkat.

Ennis (Fisher, 2009: 4) mengatakan bahwa, “Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan”. Berfikir kritis adalah mode berpikir-mengenai hal, subtansi atau masalah apa saja di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil stuktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya” Paul (Fisher, 2009: 4). Jadi Berpikir kritis Kelas Kategori N Indeks Gain Hake Kontrol 33 0,23 Kurang Eksperi men 31 0,54 Sedang

(12)

menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjut yang diakibatkannya. Model pembelajaran

problem based learning sejalan

dengan tahap kemampuan berpikir kritis terdapat enam tahap, dimulai dari merumuskan masalah, memberikan argument, melakukan deduksi, melakukan induksi, melakukan evaluasi, dan mengambil keputusan dan tindakan

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran problem based learning berpengaruh digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi uang di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan sub masalah yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan (a) Proses pembelajaran berdasarkan total observasi guru 94,13% dan observasi siswa 84,02% dengan model pembelajaran problem based

learning di kelas eksperimen di

Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 berjalan dengan sangat baik, (b) terdapat perbedaan hasil pre-test siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pengukuran awal pada materi uang di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan hasil Zhitung sebesar 2,16 dan Ztabel

pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,96, (c) Terdapat perbedaan

post-test siswa pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen pada pengukuran akhir pada materi uang di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan hasil Zhitung sebesar 2,77 dan Ztabel

pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,96, (d) terdapat perbedaan pre-test dan post-test siswa pada kelas kontrol tanpa perlakuan pada pengukuran awal dan pengukuran akhir pada materi uang di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan hasil Zhitung sebesar 2,54 dan Ztabel

pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,96, (d) Terdapat perbedaan pre-test dan post-test siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran problem based

learning pada pengukuran awal (pre-test) dan pengukuran akhir (post-(pre-test)

pada materi uang di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan hasil Zhitung sebesar 6,80 dan Ztabel

pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,96, (f) Penggunaan model pembelajaran problem based

(13)

learning pada materi uang di kelas

XC Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sepauk mendapat respon yang positif. Hal tersebut terlihat dari hasil keseluruhan angket respon siswa diperoleh jawaban atau persetujuan berjumlah 84,5% dengan kategori setuju.

Saran peneliti kepada guru khususnya kepada guru mata pelajaran ekonomi dapat menerapkan model pembelajaran problem based

learning ketika mengajarkan materi

tentang uang dan Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menerapkan model-model pembelajaran yang lebih bervariasi yaitu mdel problem

based learning.

DAFTAR PUSTAKA

Amri. (2013). Pengembangan &

Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Arifin. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta Creswell. (2013). Research Design

Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.

Yogyakarta: Pusaka Pelajar. Darmawan. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Elpandi. (2014). Pengaruh Penerapan Model

Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Pokok Bahasan Kebutuhan”. Studi Eksperimen Di Kelas

VIII.A Sekolah

Memengah Pertama

Negeri 7 Sanggau Tahun Pelajaran 2013/2014.

Skripsi sarjana pada

STKIP Persada

Khatulistiwa Sintang: tidak diterbitkan.

Fisher, Alec. (2009). Berpikir Kritis

Sebuah Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Indriyani. (2014). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe The

Power of Two

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi

Pokok Bahasan

Ketenagakerjaan dan Pembangunan

Ekonomi. Skripsi Sarjana pada STKIP Persada Khatulistiwa Sintang: tidak diterbitkan.

(14)

Ngalimun. (2014). Strategi dan

Model Pembelajaran.

Yogyakarta: Aswaja Presindo.

Riduwan dan Sunarto. (2013).

Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta. Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung : PT Raja Grafindo Persada. Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: PT Raja Grafindo Persada. Safitri, T. (2012). Efektivitas Model

Pembelajaran Heuristik

Vee terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X pada Materi Ekosistem di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Serawai.

Skripsi Sarjana pada

STKIP Persada

Khatulistiwa Sintang: tidak diterbitkan.

Sariono, dkk. (2007). Manusia dan

Perilaku Ekonomi

Pelajaran Ekonomi Untuk SMA/MA. Jakarta:

Ganeca Excat.

Setyosari. (2010). Metode Penelitian

Pendidikan dan

Pengembangan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sihotang, dkk. (2012). Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis. Jakarta:

PT Pustaka Sinar Harapan.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, (2013). Penilaian Hasil

Proses Belajar

Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Sukardi. (2009). Ekonomi untuk

SMA/MA Kelas X. Surakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya Suyanto dan Jihad. (2013). Menjadi

Guru Profesional.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tuanakotta. (2011). Berfikir Kritis

Dalam Auditing. Jakarta:

Gambar

Tabel 2   Hasil  Post-test  Kelas  Kontrol  dan  Kelas  Eksperimen  Kelas  Mean   (
Tabel 3  Hasil Indeks Gain Hake

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2016 ini, tema yang diangkat dalam perayaan Hari Jadi UNAIR adalah “62 Tahun Universitas Airlangga untuk Indonesia Adil dan Beradab”.. Rektor UNAIR mengatakan,

Dari data yang tersaji pada Tabel 2 menunjukan bahwa nilai kadar abu mengalami penurunan yang cukup nyata hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan

Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis pengaruh stimulasi bermain ular tangga terhadap perilaku cuci tangan pada anak prasekolah di TK ABA 02 Mejayan

Konindo Cipta Sejahtera selaku perencana dan kontraktor proyek yang bergerak dibidang interior dan eksterior ruangan melakukan perencanaan dan rancang bangun.Untuk

Kombinasi albedo semangka (Citrullus vulgaris Schard.) dan buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap kualitas

Tentunya dari perbandingan ini dapat diperoleh informasi bahwa secara umum dari besaran persentase ini, alumni ITB angkatan 2013 peserta Bidikmisi memiliki catatan masa

Vjerovnici (dobavljači i kreditori) insolventnim dužnicima često zbog neplaćanja obustavljaju isporuku materijala, energije što smanjuje ili prekida proizvodnju i isporuke kupcima.

Kemampuan orang tua untuk mengendalikan penggunaan gawai sesuai dengan teori mediasi orang tua berpendapat bahwa orang tua menggunakan strategi