6
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang pengertian bayi baru lahir normal, adaptasi fisiologis bayi baru lahir normal, pentalaksanaan bayi baru lahir normal, pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 sampai dengan 4000 gram (DEP.Kes RI, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah periode neonatal meliputi waktu dari setelah lahir hingga hari ke 28 kehidupan (Lowdermilk, 2013).
2. Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal Karakteristik bayi normal adalah:
a. Dilahirkan pada usia kehamilan antara 37-42 minggu.
b. BB lahir 2500-4000 gram.
c. Panjang badan waktu lahir 48-51 cm.
d. Warna kulit merah muda/pink.
e. Kulit diliputi verniks casaeosa.
f. Lanugo tidak seberapa lagi hanya pada bagian bahu dan punggung.
g. Pada dahi jelas perbatasan tumbuhnya rambut kepala.
h. Tulang rawan pada hidung dan telinga sudah tumbuh jelas.
i. Kuku telah melewati ujung jari.
j. Menangis kuat.
k. Refleks rooting, sucking, swallowing positif.
l. Pernafasan berlangsung baik.
m. Pergerakan anggota badan baik.
n. Alat pencernaan mulai berfungsi sejak dalam kandungan di tandai dengan adanya keluar miconium pada 24 jam pertama.
o. Alat perkemihan sudah mulai berfungsi sejak dalam kandungan ditandai dengan keluarnya air kemih setelah 6 jam pertama dalam kehidupan.
p. Pada bayi perempuan labio mayora ditutupi oleh labio mayora, dan pada bayi laki-laki testis sudah turun kedalam skrotum.
q. Anus berlubang.
3. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir
Pada jam-jam setelah kelahiran akan terjadi adaptasi pada sistem didalam tubuh bayi baru lahir normal. Adaptasi fisiologis pada bayi baru lahir normal adalah:
a. Sistem Pernapasan
Pernafasan pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan didalam. Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan diafgramatik dan abdominal, sehingga frekuensi dan dalam tarikan belum teratur.
Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru- paru kaku sehingga terjadi atelectasis, dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolisme anerobik (Indriyani, 2013).
Bernapas pada bayi baru lahir normal pertama kali kemungkinan sebagai akibat dari reflex yang dipicu oleh perubahan tekanan, pajanan terhadap temperature udara yang dingin, bising, dan sensasi lainnya yang berhubungan dengan proses kelahiran. Selain itu komoreseptor di aorta dan badan karotis mmulai refleks neurologis ketika tekanan oksigen arteri (PO2) menurun, tekanan karbondioksida (CO2) arteri meningkat, dan Ph arteri menurun.
Pada sebagian besar kasus, reaksi pernafasan berarti terjadi dalam 1 menit setelah lahir, dan bayi melakukan tarikan nafas pertama dan mennagis. Setelah pernafasan dimulai, periode dari nafas periodik yang terdiri dari atas henti napas sementara yang berlangsung kurang dari 20 detik. Periode henti napas lebih dari 20 detik merupakan indikasi proses patologis dan harus dievaluasi secara meluruh (Lowdermilk, 2013).
b. Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler berubah bermakna setelah lahir. Napas pertama bayi, disertai dengan peningkatan distensi kapiler alveolus, mengembangkan paru-paru dan mengurangi resistansi pembuluh darah paru terhadap aliran darah paru dari arteri pulmonaris.
Tekanan arteri pulmonaris menurun, dan tekanan dalam atrium menurun. Meningkatnya aliran darah paru dari sisi jantung kiri meningkatkan tekanan di atrium kiri, yang menyebabkan penutupan fisiologis dari foramen ovale. Selama beberapa hari pertama kehidupan, menangis dapat membuat aliran baik melalui foramen ovale untuk sementara dan menyebabkan sianosis ringan.
Dalam uterus, PO2 janin berukuran 27 mmHg. Setelah lahir, ketika kadar PO2 dalam darah arteri berukuran sekitar 50 mmHg. Dukus arteriosus berkontriksi sebagai respons terhadap peningkatan oksigenasi. Kadar hormon prostaglandin E yang bersirkulasi juga memiliki peranan penting dalam penutupan duktus arteriosus.
Selanjutnya duktus arteriosus akan menutup total dan menjadi ligamen.
1) Denyut dan bunyi jantung
Denyut jantung rata-rata berkisar 120-140 denyut/menirt, dengan variasi yang tampak jelas saat tidur dan bangun. Saat
setelah tangisan pertama, denyut jantung bayi dapat mengalami percepatan 175-180 denyut/jantung. Kisaran denyut jantung pada bayi maatur berkisar 85-90 denyut/menit. Selama tidur dalam dan hingga selama 170 denyut/menit atau lebih ketika bayi terbangun. Denyut jantung hingga 180 denyut/menit merupakan hal yang biasa ketika bayi menangis. Denyut jantung yang secara konsisten tinggi (>170 denyut/menit) atau rendah (<80 denyut/menit ) saat bayi baru lahir dalam keadaan istirahat harus dievaluasi kembali dalam 1 jam atau saat aktifitas bayi berubah.
2) Tekanan darah
Tekanan darah (TD) sistolik rata-rata pada bayi baru lahir berkisar 60 hingga 80 mmHg. Tekanan diastolic rata-rata berkisar 40 hingga 50 mmHg. Tekanan darah meningkat pada hari kedua kehidupan, dengan sedikit variasi yang tampak pada bulan pertama kehidupan. Turunnya tekanan darah sistolik (15mmHg) pada 1 jam pertama kehidupan bisa terjadi.
Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan sistolik.
3) Volume darah
Volume darah pada bayi baru lahir berkisar 80 hingga 85 ml/kgBB. Segera setelah lahir, volume darah total rata-rata sebesar 300 ml, namun volume ini dapat meningkat hingga 100 ml, bergantung pada lamanya waktu sebelum tali pusat di klem dan dipotong.
4) Sirkulasi darah pada janin
Plasenta (tali pusat) terletak berada di daerah fundus yang mempunyai permukaan, yaitu permukaan martenal yang
menghadap depan dinding rahim yang berisi kotiledon dan permukaan fetal yang menghadap ke janin bersamaan dengan pusat. Fungsi plasenta sebagai media transportasi nutrisi dari plasenta ke janin. Panjang tali pusat normal 45-55 cm. Diameter 1-1,5 cm. Berat plasenta normal 500 gram. Tali pusat berwarna putih ke abu-abuan, mempunyai pembuluh darah 2 arteri dan 1 vena. Pada janin, pembuluh darah vena membawa darah bersih dan pembuluh darah arteri pembawa darah kotor.
c. Sistem Hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama.
Nilai rata-rata hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hemoglobin bayi baru lahir berkisar antara 14,5-22,5 gr/dl, hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan SDM berkisar antara 5-7,5 juta/mm3. Leukosit janin dengan nilai hitung sel darah putih sekitar 18.000/mm3, merupakan nilai normal saat bayi lahir.
d. Sistem Metabolisme
Sistem metabolisme neonatus, pada jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat, pada hari kedua berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapatkan susu kurang lebih dari ke- 6 energi dari lemak 60% dan dari karbohidrat 40%. Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula drah, untuk mendapatkan energi pada jam-jam pertama setelah lahirdiambil dari hasil metabolisme asam lemak, sehingga kadar gula dapat mencapai 120 mg per 10 ml. Apabila karena sesuatu hal, misalnya pada bayi dari ibu yang menderita DM, perubahan glukosa menjadi glikogen akan meningkat atau terjadi gangguan metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan bayi akan mengalami hipoglikemia.
e. Suhu Tubuh
Segera setelah bayi lahir, bayi akan berada ditempat yang suhu lingkungannya lebih rendah dari lingkungan rahim. Suhu tubuh neonatus yang normal yaitu sekitar 36,5 sampai 37℃. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25℃ maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi (penguapan). Untuk mengurangi kehilangan panas tersebut dapat dilakukan dengan mengatur suhu lingkungan, membungkus badan bayi dengan kain hangat, membungkus kepala bayi, disimpan ditempat tidur yang sudah dihangatkan atau dimasukan sementara kedalam inkubator. Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia, dan asidosis. Upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan tenaga kesehatan. Perawat berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.
f. Sistem Traktus Digestivus
Pada bayi baru lahir cukup bulan sudah mempunyai kemampuan menelan, mencerna. Pada bayi baru lahir dengan hidrasi yang adekuat membran mulut lembab dan berwarna merah muda. Pada saat bayi lahir, di dalam saluran cerna tidak terdapat bakteri. Setelah lahir, orifisium oral dan orifisium anal memungkinkan bakteri dan udara sehingga bising usus dapat kita dengarkan satu jam setelah lahir. Kapasitas lambung bayi bervariasi dari 30-90 ml sangat tergantung pada ukuran bayi.
g. Keseimbangan Asam-Basa
Tekanan darah sistolik pada bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, volume darah bayi baru lahir dalam kisaran 80-110
ml/kilogram berat badan, perubahan tekanan darah menyebabkan voramen ovale menutup, selama beberapa hari kehidupan luar kandungan kandungan tangisan bayi dapat mengembalikan aliran darah melalui voramen ovale dan dapat mengakibatkan sianosis ringan. Tarikan nafas pertama kali terjadi yang disebabkan oleh refleks akibat perubahan tekanan suhu, cahaya,suara, dan sensasi lain yang berhubungan dengan proses persalinan sehingga kemoreseptor yang ada pada aorta dan badan larotid menginsiatikan reflek neurologis ketika tekanan o2 arteri menurun dari 80 menjadi 15 mmHg tekanan CO2 arteri meningkat dari 40 menjadi 70 mmHg dan Ph darah arteri menurun sampai dibawah 7.35.
h. Traktus Urinarius
Pada bulan ke-4 kehidupan janin, ginjal terbentuk didalam rahim urine sudah terbentuk dan diekskresikan kedalam cairan amnion.
Pada kehamilan cukup bulan, ginjal menempati sebagian besar dinding abdomen posterior, fungsi ginjal sudah sama dengan fungsi ginjal pada orang dewasa sehingga pada saat lahir didalam kandung kemih bayi terisi sedikit urine sehingga kemungkinan bayi baru lahir tidak akan miksi sampai dalam waktu 12 jam sampai 24 jam.
Berkemih akan sering terjadi. Dalam 24 jam, bayi akan berkemih antara 6-10 kali dengan warna urine pucat yang merupakan indikasi bahwa bayi kecukupan intake cairan, bayi baru lahir akan mengekskresikan urine antara 15020 ml per kilogram berat badan per hari. Glomerulus terbentuk pada usia fetus 8 minggu. Ginjal fetus mulai berfungsi pada kehamilan 3 bulan, namun belum optimal. Setelah tali pusat diikat banyak darah mengalir ke ginjal sehingga fungsi ginjal baik.
i. Hati dan Metabolisme
Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak
dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak, setelah mendapatkan susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60% didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat.
j. Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat dilihat pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan.
4. Refleks Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir memiliki banyak refleks primitif, waktu dimana refleks- refleks ini muncul dan menghilang menunjukan maturitas dan keutuhan perkembangan sistem saraf. Beberapa reflek pada bayi baru lahir meliputi:
a. Refleks Tonus Leher
Didapatkan dengan cara menstimulus bayi dengan sebuah objek, atau dengan suara pemeriksa. Respon bayi berupa gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri sesuai dari arah dimana rangsangan diberikan.
b. Refleks Moro
Refleks moro adalah pergerakan lengan dan kaki yang terjadi ketika bayi yang baru lahir dikejutkan oleh suara atau gerakan keras sehingga respon yang terjadi pada bayi akan mengangkat dan menurunkan tubuhnya secara mendadak, maka kedua tangan serta kakinya akan merentang dan menutup lagi. Bersamaan dengan itu, jemarinya pun mengegenggam.
c. Reflek Menyusui
1) Reflek Rooting (Mencari)
Dapat dilihat saat pergerakan kepala, mulut, dan lidah bayi ke arah sentuhan disudut mulut atau pipi. Didapat saat sisi mulut atau pipi bayi baru lahir atau saat dagunya disentuh sebagai respon bayi akan mencari atau menoleh kearah samping untuk mencari sumber objek. Refleks ini biasanya menghilang pada usia 7 bulan.
2) Refleks Sucking (Menghisap)
Merupakan penghisapan secara kuat jari tangan atau puting susu ketika dimasukan didalam mulut, dan bayi akan membuka mulutnya untuk menghisap.
3) Refleks Swallowing (Menelan)
Menelan secara tepat cairan yang dimasukan kedalam mulut.
Refleks ini dapat diobservasi dengan mudah selama makan.
Cairan harus ditelan dengan mudah, tanpa kesedak, batuk ataupun muntah.
d. Refleks Menggenggam
Pada area telapak tangan, letakan jari pada telapak tangan. Jari-jari bayi melingkari jari-jari pemeriksa. Respon telapak tangan berkurang pada usia 3-4 bulan, orang tua menyukai hubungan ini dengan bayinya respon telapak kaki berkurang pada usia 8 bulan.
e. Refleks Babinski
Goreskan jari pada seluruh kaki, dimulai dari tumit naik keatas seopanjang sisi lateral telapak kaki, dan kemudian melintasi daerah bola-bola kaki (antara dasar jari-jari kaki dengan telapak tangan).
Semua jari –jari kaki hiperekstensi, dengan dorsifleksi jempol,
disebut tanda positif. Tidak adanya respon ini memerlukan evaluasi neurologis dan harus menghilang setelah usia 1 tahun.
f. Ekstrusi
Sentuh atau tekan ujung lidah. Bayi baru lahir akan mendorong lidah keluar. Respons menghilang pada bulan ke empat kehidupan.
g. Refeleks Tendon
Gunakan jari selain palu perkusi untuk menimbulkan refleks patela atau gerakan tarikan lutut, bayi harus dalam keadaan rileks, reaksi keseluruhan nonslektif dapat terjadi.
h. Ekstensi Silang
Bayi dalam posisi telentang, luruskan tungkai, tekan lutut ke bawah, stimulasi telapak kaki: perhatikan tungkai sebelahnya. Tungkai sebelah akan fleksi adduksi, dan kemudian ekstensi. Refleks ini harus muncul selama periode bayi baru lahir.
i. Terkejut
Lakukan tepuk tangan yang keras, paliing baik timbul pada bayi berusia 24 jam hingga 36 jam atau lebih. Lengan melakukan abduksi dengan fleksi atau siku, dan tangan mengepal. Respons menghilang pada usia 4 bulan, respon muncul lebih cepat pada bayi prematur (informasikan pada orang tua atau keluarga klien mengenai karakteristik ini).
j. Magnet
Letakan bayi pada posisi telentang, setengah fleksi kedua ekstermitas bawah dan berikan tekanan pada seluruh telapak kaki.
Kedua tungkai bawah harus ekstensi melawan tekanan dari pemeriksa. Tidak adanya respon ini diduga terdapat kerusakan atau
malformasi pada sumsung tulang. Refleks dapat melemah atau meningkat pada kelahiran bokong.
5. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Bayi baru lahir memiliki kebutuhan dasar manusia untuk keamanan, perlindungan, dan cinta. Asuhan keperawatan dirancang untuk memberikan kehangatan, hygiene, nutrisi, dan kasih sayang kepada bayi baru lahir, memastikan bahwa bayi baru lahir terlindungi dan mendapatkan pengasuhan.
a. IMD
IMD (Insiasi Menyusu Dini) dilakukan dengan meletakkan bayi tengkurap didada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu. Biarlah kontak kulit ke kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusui sendiri.
(Cuningham, 2012). Prinsip menyusu adalah dimulai sedini mungkin dan secara eksklusif. Segara setelah bayi baru lahir dan tali pusat diikat, letakkan bayi tengkurap didada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu. Biarlah kontak kulit kekulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusui sendiri.
Langkah IMD antara lain:
1. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah bayi lahir.
2. Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan IMD dan ibu dapat mengenali bayinya siap menyusu serta memberikan bantuan jika diperlukan (Muslihatun, 2010).
Manfaat IMD untuk bayi adalah :
1. Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi.
2. Meningkatkan kecerdasan.
3. Melatih keterampilan bayi untuk menyusu.
4. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
5. Mencegah hipotermi.
Manfaat IMD untuk ibu adalah:
1. Merangsang produksi oksitosin dan proklaktin.
2. Meningkatkan keberhasilan produksi ASI.
3. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
4. Mencegah pendarahan pada ibu.
Syarat-syarat untuk dilakukan IMD adalah sebagai berikut : 1. BB lahir bayi diatas 2500 gram.
2. Suhu tubuh bayi stabil 36℃-37,5℃.
3. Bayi bisa bernapas spontan tanpa alat bantu napas.
b. Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir dapat dipenuhi melalui air susu ibu (ASI) yang mengandung komponen paling seimbang. Pemberian ASI eksklusif berlangsung hingga enam bulan tanpa adanya makanan pendamping lain, sebab hingga enam bulan tanpa adanya makanan pendamping lain, sebab kebutuhannya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh bayi. Selain itu sistem pencernaan bayi usia 0-6 bulan belum mampu mencerna makanan padat. Komposisi ASI berbeda dengan susu sapi. Perbedaan yang penting terdapat pada konsentrasi protein dan mineral yang lebih rendah dan laktosa yang lebih tinggi. Protein pada ASI juga mempunyai nilai biologi tinggi sehingga hampir semua digunakan tubuh.
c. Kebutuhan Cairan
Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, 1/3 cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui seksio cesario kehilangan keuntungan dari kompresi dada ini dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan nafas pertama, udara memenuhi ruangan
trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan didalam paru- paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh darah limfe darah. Semua alveolus paru-paru akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu. Air merupakan nutrien yang berfungsi menjadi medium untuk nutrien yang lainnya. Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting mengingat kebutuhan air pada bayi relatif tinggi 75-80% dari berat badan dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-60. Bayi baru lahir memenuhi kebutuhan cairannya melalui ASI, segala kebutuhan nutrisi dan cairan didapat dari ASI.
d. Kebutuhan Personal Hygiene
Dalam menjaga kebersihan pada bayi baru lahir sebenarnya tidak perlu dengan langsung dimandikan, karena sebaiknya bagi bayi baru lahir dianjurkan untuk memandikan bayi setelah 6 jam bayi dilahirkan. Hal ini dilakukan agar bayi tidak kehilangan panas, tujuannya agar bayi tidak hipotermi. Karena sebelum 6 jam pasca kelahiran suhu tubuh bayi sangatlah labil. Bayi masih perlu beradaptasi dengan suhu disekitarnya.
Setelah 6 jam atau 24 jam kelahiran bayi dimandikan agar bayi terlihat bersih dan segar. Sebanyak 2 kali dalam sehari bayi dimandikan dengan air hangat dan suhu ruangan yang hangat agar suhu tubuh bayi tetap hangat. Diusahakan bagi orang tua untuk selalu menjaga keutuhan suhu tubuh dan kestabilan suhu bayi agar bayi selalu merasa nyaman, hangat dan terhindar dari hipotermi.
BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feses berwarna kehitaman, hari 3-6 feces transisi yaitu warna coklat sampai kehijauan karena masih tercampur mekoneum, selanjutnya feses akan berwarna kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap selesai BAB agar tidak terjadi iritasi didaerah genetalia. Bayi baru lahir akan berkemih
paling lambat 12-24 jam pertama kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehtari salah satu tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi iritasi.
e. Kebutuhan Sentuhan dan Kasih Sayang
Bounding adalah langkah untuk mengungkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir.
Attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
6. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir
Penatalaksanaan pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Diagnostik:
1) Hemoglobin (14-22 g/dl).
2) Hematokrit (43-61%).
3) Eritrosit (4,2-6 juta/mm3).
4) Leukosit (5000-30.000/mm, jika ada infeksi <5000/mm).
5) Trombosit (150.000-350.000/mm).
6) Volume darah (85cc/kgBB).
7) Pemeriksaan golongan darah resus.
8) Bilirubin total (6mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl pada hari ke 1 sampai hari ke 2, 12 mg/dl pada hari ke3-5).
b. Terapi
1) Pemberian Vitamin K
Bayi baru lahir beresiko mengalami masalah perdarahan pada satu minggu pertama kehidupan karena saluran cerna mereka steril. Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5%.
Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi
diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1mg, melalui intramuskular (IM).
2) Pemberian Salep Mata
Diberikan dalam 2 jam pertama. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamida (penyakit menular seksual). Profilaksis untuk infeksi mata yang didapat saat kelahiran oleh gonnorhea neisseriae, infeksi ini dapat menyebabkan kebutaan.
3) Pemberian Vaksin Hepatitis B
Berikan imunisasi Hepatitis B rigemen tunggal sebanyak 3 kali.
Pada usia 0 bulan (segera setelah lahir), usia 1 bulan, usia 6 bulan: atau pemberian regimen kombinasi sebanyak 4 kali, pada usia 0 bulan, usia 2 bulan (DPT+Hep B), usia 3 bulan, usia 4 bulan pemberian imunisasi Hepatitis B. Diberikan dalam 12 jam kelahiran, melalui intramuskular (IM).
A. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada bayi baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai berikut:
a. Sirkulasi
Nadi apical dapat berfluktasi dari 110 sampai dengan 180x/menit.
Bunyi jantung: lokasi di mediastinum dengan titik intensitas maksimal tepat di kiri dari midsernum pada ruang interkosta ketiga atau keempat. Murmur bisa terjadi selama beberapa jam pertamakehidupan, tali pusat putih dan bergelatin, mengandung dua arteri dan satu vena.
b. Eliminasi
Dapat berkemih saat lahir, urin tidak berwarna atau kuning pucat, dengan 6 sampai 10 popok basah per 24 jam. Abdomen lunak tanpa distensi, bising usus aktif dalam beberapa jam stelah kelahiran.
Pergerakan feses meconium dalam 24-48 jam kelahiran.
c. Aktivitas Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semikoma, saat tidur dalam: meringis atau tersenyum, tidur sehari rata-rata 20 jam.
d. Makanan atau Cairan
1) Berat badan 2500 gram sampai dengan 4000 gram.
2) Panjang badan 44 sampai dengan 55 cm.
3) Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai usia gestastis).
4) Penurunan berat badan di awal 5% sampai dengan 10%.
5) Mulut: saliva banyak.
e. Neurosensori
Tonus otot: fleksi hipertonik dari semua ekstermitas sadar dan aktif.
Mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama setelah kelahiran periode pertama reaktifitas. Penampilan simetris (molding, edema, hematoma). Menangis kuat, sehat, nada sedang menangis menunjukan abnormalitas gerak, hipoglikemia, atau efek narkotik yang memanjang.
f. Pernafasan
Skor APGAR, menit pertama … menit kelima … Skor optimal harus antara 7 sampai 10. Pernafasan pada bayi baru lahir normal biasanya 30-60 x/menit. Pola periodic dapat terlihat. Bunyi napas bilateral, kadang-kadang krekeles umum pada awalnya. Slindrik torak:
kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.
Skor 0 1 2 Appearance Pucat Badan merah,
ekstermitas biru
Seluruh tubuh kemerahan
Pulse Tidak ada <100x/menit >100x/menit Grimance Tidak ada Sedikit
gerakan mimic
Menangis, batuk/bersin
Activity Lumpuh Beberapa
fleksi ekstensi
Pergerakan aktif Respiration Tidak ada Lemah tidak
teratur
Menangis kuat
Keterangan:
1) Skor total 10 berarti bayi baru lahir berada dalam kondisi paling baik.
2) Skor total 7 sampai 9, berarti bayi baru lahir biasanya tidak perlu dilakukan resusitasi.
3) Skor total 0 sampai 6, berarti bayi baru lahir dalam keadaan bahaya dan perlu dilakukan resusitasi.
g. Keamanan
Suhu terterang dari 36,5℃ sampai 37℃. Ada verniks (jumlah dan distribusi tergantung pada usia gestasi). Kulit lembut, fleksibel, pengelupasan tangan atau kaki dapat terlihat, warna merah muda atau kemerahan, belang-belang menunjukan memar minor (misalnya kelahiran dengan forcep), peteckie pada kepala atau wajah (dapat menunjukan peningkatan tekanan berkenan dengan kelahiran). Bercak nevi telangikttais (kelopak mata antara alis mata, atau pada oksipital, atau bercak mongolia (terutama punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala mungkin ada (penempatan elektroda internal).
h. Seksualitas
Pada wanita: labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina /hymen dapat terlihat. Dan pada laki-laki: testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi (lubang prepusium sempit).
i. Pemeriksaan Fisik:
1) Postur
Bokong sempurna (frank branch). Kaki lebih lurus dari kaku, bayi baru lahir akan memperlihatkan posisi didalam rahim selama beberapa hari. Tekanan parenteral pada anggota gerak atau bahu biasanya menyebabkan ketidaksimetrisan wajah untuk sementara untuk menimbulkan tahanan saat ekstermitas eksternal.
2) Tanda-tanda vital
Denyut jantung dan denyut nadi 100x/menit saat tidur sampai 160x/menit saat menangis, suhu 36,5℃ sampai 37℃, frekuensi nafas 30 sampai 50 x/menit. Tekanan darah bervariasi sering perubahan tingkat aktivitas terjaga, menangis dan teratur.
3) Berat
Berat badan 2500 gram sampai 4000 gram. Panjang badan 45 sampai 55 cm. Lingkar kepala 32 cm sampai 36 cm. Lingkar dada 2 cm lebih kecil daripada lingkar lingkar kepala rata-rata sekitar 30 sampai 33 cm. Lingkar abdomen membesar setelah bayi diberi makan karena otot abdomen meregang, ukuran sama dengan lingkar dada.
4) Integumen
Biasanya merah muda bervariasi pada setiap etrik, eritema toksium atau neonatorum (ruam pada bayi baru lahir) milia, tanda lahir bintik Mongalia bayi kulit hitam, Keturunan asia, dan Amerika asli 70% bayi kulit putih 90% kondisi agak tebal kerak dipermukaan mengelupas terutama ditangan dan kaki. Hidrasi dan konsistensi kehilangan berat badan normal setelah lahir
sampai mencapai 10% berat lahir. Pada pengeluaran urin berkemih dalam 24 jam setelah lahir berkemih 6 sampai 10 kali sehari, verniks kaseosa jumlahnya bervariasi biasanya lebih banyak terdapat pada lipatan kulit lanugo jumlah bervariasi.
5) Kepala
Kaput suksedanum biasanya memperlihatkan adanya ekstermita, palpasi suture: sutura teraba dan tidak menyatu, inspeksi pola, distribusi, jumlah rambut, raba tekstur keperakan helai rambut satu-satu menempel datar pada kulit kepala pola pertumbuhan adalah menuju muka dan leher.
6) Mata
Kedua mata dan jarak antar mata masing-masing 1/3 jarak dari bagian luar kantus ke bagian luar kuntus lain, bentuk dan ukuran simetris refleks mengedip. Kelopak mata lipatan epikantus merupakan karakteristik ras yang normal. Bola mata kadang- kadang ada airmata perdarahan subkonjungtiva. Pupil ada, ukuran sama, bereakti terhadap cahaya.
7) Telinga
Ukuran kecil, besar, lentur turbekel Darwin (nodul pada belika posterior). Pendengaran berespon terhadap suara dan bunyi lain.
8) Wajah
Bayi tampak normal raut wajah sesuai letak proposional terhadap wajah simetris.
9) Mulut
Gerakan bibir simetris, gusi berwarna merah muda, lidah tidak menonjol bergerak bebas bentuk dan gerakan simetris, palatum (lunak, keras) palatum lunak utuh, palatum keras utuh, uvula digaris tengah, dagu, celah dagu, refleks rooting, menghisap respons refleks tergantung pada tingkat kesadaran dan rasa lapar.
10) Leher
Inspeksi dan palpasi pendek, tebal dikelilingi lipatan kulit tidak ada selaput (no webbing).
11) Dada
Inspeksi dan palpasi bentuk hampir bulat berbentuk seperti tong, gerak pernafasan dada simetris gerak dada dan perut secara sinkron dengan pernapasan. Puting susu menonjol sudah terbentuk dengan baik letak simetris, jaringan payudara 3 sampai 10 mm sekresi suara palsu.
12) Abdomen
Tali pusat mengering dan tidak berbau, tali pusat tetap berada ditempatnya selama 24 jam. Bising usus terdengar suara satu sampai dua jam setelah lahir, mekonium keluar 24 sampai 48 jam setelah lahir.
13) Genetalia
Wanita biasanya edema menutupi labia minor pada bayi yang cukup bulan labia minora keluar dari labia mayora. Lakui-laki:
kelainan pria: kelamin pria meatus di ujung penis, ukuran besar edematosa pendulosa pada bayi cukup bulan, testis teraba pada setiap sisi, berkemih dalam waktu 24 jam aliran adekuat jumlah adekuat.
14) Ekstermitas
Mempertahankan posisi di dalam Rahim sikap semuanya fleksi.
15) Punggung
Tulang punggung lurus dan mudah fleksi. Bayi dapat mengangkat dan menahan kepala sebentar saat terungkap.
16) Anus
Pengeluaran meconium dalam 24 jam setelah bayi lahir refleks berkedut sfingter ani yang baru.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada bayi baru lahir menurut (Doenges, 2001) adalah sebagai berikut:
a. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan epidermis tipis dengan pembuluh darah dekat pada kulit.
b. Resiko tinggi terhadap pertukaran gas berhubungan dengan stress akibat dingin fluktuasi temperatur tubuh.
c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kulit rusak, jaringan trauma,ketidak adekuatan imunitas yang di dapat.
d. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan kalori tinggi.
e. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan trauma lahir.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan pada bayi baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai berikut:
a. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan epidermis dengan pembuluh darah dekat pada kulit.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perubahan suhu tidak terjadi.
Kriteria Hasil:
1) Mempertahankan suhu dalam batas normal (36,5℃ sampai 37℃).
2) Bebas dari tanda-tanda stress dengan hipoglikemia.
Rencana Tindakan:
1) Keringkan kepala bayi baru lahir, baringkan bayi dalam selimut hangat.
2) Tempatkan bayi baru lahir dalam lingkungan hangat.
3) Perhatikan suhu lingkungan.
4) Kaji suhu inti neonatus: pantau suhu kulit secara kontinu dengan alat periksa kulit dengan tepat.
5) Kaji frekuensi pernafasan dan perhatikan tanda-tanda distress pernafasan.
6) Mandikan bayi dengan cepat untuk menjaga supaya bayi tidak kedinginan.
7) Perhatikan tanda-tanda dehidrasi.
8) Lakukan pemberian makanan oral diri.
9) Berikan dukungan metabolik (glukosa) sesuai indikasi.
10) Dapatkan kultur sesuai indikasi.
11) Berikan obat pengontrol kejang (misalnya fenobarbital) sesuai kebutuhan.
12) Pertimbangan masuk ke ICU.
b. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stress akibat dingin, fluktasi temperatur tubuh.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko kerusakan pertukaran gas tidak terjadi.
Kriteria hasil :
1) Jalan napas paten.
2) Frekuensi pernapasan dalam baats normal (30 sampai 60x/menit).
3) Tidak ada sianosis.
4) Tidak ada tanda-tanda distress pernafasan.
Rencana Tindakan:
1) Ukur apgar score pada menit ke1 dan menit ke 5 setelah kelahiran.
2) Kaji frekuensi dan upaya pernafasan.
3) Perhatikan adanya pernafasan cuping hidung, interaksi dada, mendengkur, krekels.
4) Bersihan jalan nafas, hisap nasofaring dengan perlahan sesuai kebutuhan.
5) Keringkan bayi dengan selimut hangat.
6) Tempatkan pada posisi trendelenburg yang dimodifikasi pada sudut derajat.
7) Perhatikan nadi apikal.
8) Observasi warna kulit terhadap lokasi dan luasnya sianosis.
9) Auskultasi bunyi nafas dan jantung.
10) Kaji hubungan antar suhu bayi dan udara sekitar.
11) Perhatikan simetris gerakan dada.
12) Pantau tanda-tanda hipotermi atau hipertermia pada bayi.
13) Berikan oksigen sesuai indikasi.
14) Kaji kadar Hb, dan Ht, pemeriksaan laboratorium golongan darah dan Rh.
c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kulit rusak, jaringan trauma, ketidakadekutan imunitas yang didapat.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko terhadap infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil:
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi.
2) Pemulihan tali pusat tepat waktu.
3) Tidak ada drainase atau eritema.
Rencana tindakan:
1) Tinjau ulang faktor-faktor resiko pada ibu yang membuat bayi cenderung terkena infeksi.
2) Tentukan usia gestasi bayi baru lahir.
3) Batasi kontak bayi secara tepat.
4) Pelihara peralatan individual dan bahan-bahan persediaan untuk setiap bayi.
5) Inspeksi kulit bayi setiap hari terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit.
6) Gunakan krim pada daerah yang kering.
7) Anjurkan menyusui dini bila tepat.
8) Kaji tali pusat dan area kulit pada dasar tali pusat setiap hari adanya infeksi.
9) Inspeksi mulut bayi terhadap adanya plak putih pada mukosa oral, gusi, dan lidah.
10) Perhatikan adanya latergi.
11) Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi jumlah sel darah putih.
12) Berikan antibiotik.
d. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan kalori tinggi.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan resiko tinggi perubahan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
1) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
2) Penurunan BB kurang dari 5 sampai 10% Berat badan lahir Rencana tindakan:
1) Perhatikan apgar skor, kondisi saat lahir.
2) Turunkan stressor fisik.
3) Timbang BB saat menerima diruangan perawatan dan setelah itu setiap hari.
4) Observasi bayi terhadap adanya tremor, iritabilitas, takipnea, sianosis, pucat, dan aktivitas kejang.
5) Pantau bayi lahir sesuai kebutuhan.
6) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen, adanya tangis lemah yang diam bila rangsangan oral diberikan 7) Lakukan pemberian makanan oral dengan 5 sampai 15 ml air
steril.
8) Perhatikan frekuensi dan jumlah makanan.
9) Evaluasi kepuasan bayi setelah pemberian makan.
10) Pantau warna, konsentrasi, peroral, atau intravena.
11) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah pemberian makan.
12) Berikan glukosa dengan segera, peroral terhadap bayi distress.
13) Hindari pemberian makan peroral terhadap bayi distress.
14) Berikan glukagon.
e. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan trauma lahir.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko cedera tidak terjadi.
Kriteria hasil:
1) Tidak ada cidera.
2) Kadar bilirubin dibawah 10 mg/dl.
Rencana tindakan:
1) Kaji bayi secara keseluruhan.
2) dKaji bayi terhadap anomali kongenital.
3) Posisikan bayi baru lahir pada abdomen atau miring dengan gabungan selimut di punggung.
4) Jangan meninggikan bayi tidak diperhatikan didalam ruangan atau tempat datar yang tidak ada penghalang.
5) Kaji bayi terhadap tanda-tanda ikterik.
6) Kaji efek efek obat terhadap bayi pada sistem saraf pusat.
7) Berikan vitamin K.
4. Pelaksanaan Keperawatan
Adapun prinsip-prinsip pelaksanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Memonitor keadaan suhu dan menjaga keadaan suhu tubuh.
b. Memonitor pernapasan dan pola napas.
c. Mencegah terjadinya infeksi.
d. Memonitor intake dan mencegah terjadi penurunan BB.
e. Mencegah terjadinya cidera dan memberikan keamanan pada lingkungan bayi.
f. Mengkaji tanda-tanda hidrasi.
g. Mencegah terjadinya konstipasi dan monitor BAB bayi pertama kali.
h. Memberikan penjelasan tentang kehadiran anggota keluarga baru.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi yang dapat ditemukan dan diharapkan pada bayi baru lahir normal adalah sebagai berikut:
a. Perubahan suhu tubuh tidak terjadi.
b. Kerusakan pertukaran gas tidak terjadi.
c. Infeksi tidak terjadi.
d. Perubahan nutrisi tidak terjadi.
e. Cidera tidak terjadi.
f. Kekurangan volume cairan tidak terjadi.
g. Konstipasi tidak terjadi .
h. Perubahan proses keluarga dapat teratasi.