• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Ekspresi Ki-67 Pada Berbagai Stadium Kanker Payudara Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Profil Ekspresi Ki-67 Pada Berbagai Stadium Kanker Payudara Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL EKSPRESI Ki-67 PADA

BERBAGAI STADIUM KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN

T E S I S

OLEH :

MELVIN PASCAMOTAN TOGATOROP

PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER DOKTER SPESIALIS ILMU BEDAH DEPARTEMEN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PROFIL EKSPRESI Ki-67 PADA

BERBAGAI STADIUM KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN

T E S I S

OLEH :

MELVIN PASCAMOTAN TOGATOROP NO. CHS : 20804

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Akhir Program Pendidikan Magister Dokter Spesialis Ilmu Bedah

Departemen Ilmu Bedah

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, 2014

PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER DOKTER SPESIALIS ILMU BEDAH DEPARTEMEN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : Profil Ekspresi Ki-67 Pada Berbagai Stadium Kanker Payudara Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

Nama PPDS : Melvin Pascamotan Togatorop

NIM : 087102009

Nomor CHS : 20804

Program Studi : Kedokteran / Ilmu Bedah Kategori : Bedah Onkologi

Hari / Tanggal : Senin / 14 Juli 2014

TESIS INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Kamal Basri Siregar, Sp. B (K) Onk. Dr. Suyatno, Sp. B (K) Onk. NIP. 19601213 198901 1 001 NIP. 19680608 199903 1 010

Ketua Departemen Ketua Program Studi

Ilmu Bedah FK. USU Medan, Ilmu Bedah FK. USU Medan,

(4)

SURAT KETERANGAN

Sudah diperiksa Tesis,

Judul Tesis : Profil Ekspresi Ki-67 Pada Berbagai Stadium Kanker Payudara Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

Nama Peneliti : Melvin Pascamotan Togatorop

NIM : 087102009

Nomor CHS : 20804

Program Studi : Kedokteran / Ilmu Bedah Kategori : Bedah Onkologi

Medan, Juli 2014 Konsultan Patologi Anatomi

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(5)

SURAT KETERANGAN

Sudah diperiksa Tesis,

Judul Tesis : Profil Ekspresi Ki-67 Pada Berbagai Stadium Kanker Payudara Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

Nama Peneliti : Melvin Pascamotan Togatorop

NIM : 087102009

Nomor CHS : 20804

Program Studi : Kedokteran / Ilmu Bedah Kategori : Bedah Onkologi

Medan, Juli 2014

Konsultan Metodologi Penelitian Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

(6)

PERNYATAAN

PROFIL EKSPRESI Ki-67 PADA

BERBAGAI STADIUM KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis mengacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2014

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena berkat segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis penelitian Magister ini yang berjudul ”PROFIL EKSPRESI Ki-67 PADA BERBAGAI STADIUM KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK

MEDAN”. Tesis penelitian Magister ini merupakan salah satu persyaratan tugas akhir untuk memperoleh keahlian dalam bidang Ilmu Bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

Dengan selesainya penulisan tesis penelitian Magister ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

Kedua orang tua, ayahanda DR. Ir. M. H. Togatorop, Msc, APU. dan ibunda E. T. R. Sianturi, SPd. Mertua, ayahanda M. Nainggolan, SH. dan ibunda, N. Simanjuntak, terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulus-tulusnya, yang telah membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan perhatian, dengan diiringi doa dan dorongan yang tiada hentinya sepanjang waktu, memberikan contoh yang sangat berharga dalam menghargai dan menjalani kehidupan.

Terima kasih yang tak terkira kepada istriku tercinta dr. R. I. M. P. Nainggolan atas segala pengorbanan, pengertian, dukungan semangat, kesabaran dan kesetiaan dalam segala suka duka mendampingi penulis selama menjalani masa pendidikan yang panjang ini.

Kepada kakak, abang, adik, para keponakan, seluruh keluarga besar dan temanku, penulis mengucapkan terima kasih atas pengertian dan dukungan yang diberikan selama penulis menjalani pendidikan ini.

Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Magister Dokter Spesialis Ilmu Bedah di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(8)

Program Studi Ilmu Bedah, dr. Asrul S. Sp.B-KBD., yang telah bersedia menerima, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama penulis menjalani pendidikan.

Kepada dr. Kamal Basri Siregar Sp.B (K) Onk. dan dr. Suyatno Sp.B (K) Onk. selaku pembimbing penulisan tesis Magister, terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya yang dapat penulis sampaikan, yang telah membimbing, mendidik, membuka wawasan penulis, senantiasa memberikan dorongan dan motivasi yang tiada hentinya dengan penuh bijaksana dan tulus ikhlas disepanjang waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada guru-guru saya : Prof. dr. Bachtiar Surya SpB-KBD (K), Prof. dr. Abd. Gofar Sastrodiningrat Sp.BS (K), Prof. dr. Iskandar Japardi Sp.BS (K), Prof. dr. Adril A. Hakim Sp.S, Sp.BS (K), Prof. dr. Nazar Moesbar Sp.B, Sp.OT, Prof. dr. Hafas Hanafiah Sp.B, Sp.OT, (Alm.) Prof. dr. Usul Sinaga Sp.B, (Alm.) Prof. dr. Buchari Kasim Sp.BP, dr. Asmui Yosodihardjo Sp.B, Sp.BA, dr. Syahbuddin Harahap Sp.B, DR. dr. Humala Hutagalung Sp.B (K) Onk., dr. Gerhard Panjaitan Sp.B (K) Onk, dr. Harry Soejatmiko Sp.B, Sp.BTKV, dr. Syah M. Warli Sp.U, dr. Mahyono Sp.B, Sp.BA, dr. Frank B. Buchari, Sp.BP. dan seluruh guru-guru bedah saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, di lingkungan RSUP H. Adam Malik, RSU Pirngadi Medan dan di semua tempat yang telah mengajarkan keterampilan bedah pada diri penulis. Semua telah tanpa pamrih memberikan bimbingan, koreksi dan saran kepada penulis selama mengikuti program pendidikan ini.

Kepada Prof. dr. Aznan Lelo, PhD., Sp.FK, yang telah membimbing, membantu dan meluangkan waktu dalam membimbing Statistik dan Metodologi Penelitian dari tesis penelitian Magister ini.

Kepada dr. Jamaluddin, Sp. PA, serta pegawai Laboratorium Patologi Anatomi RSUP. H. Adam Malik Medan yang telah membimbing, membuka wawasan dan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu menyelesaikan tesis penelitian Magister ini.

(9)

Para pegawai dilingkungan Departemen Ilmu Bedah FK USU, dan para tenaga kesehatan yang berbaur dalam berbagi pekerjaan memberikan pelayanan Bedah di RSUP H. Adam Malik Medan, RSU Pirngadi Medan, dan di semua tempat yang pernah bersama penulis selama penulis menimba ilmu.

Permohonan maaf yang sebesar-besarnya penulis sampaikan atas segala kesalahan baik dalam ucapan maupun perbuatan selama penulis menjalani masa pendidikan.

Akhir kata hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membalas segala kebaikan. Semoga semua ilmu yang penulis peroleh selama pendidikan Magister Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Medan, Juli 2014 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT KETERANGAN ( Konsultan Patologi Anatomi ) ... ii

SURAT KETERANGAN ( Konsultan Metodologi Penelitian) ... iii

(11)

3.7.3. Tahap Pelaksanaan ... 19

3.8. Identifikasi Variabel ... 19

3.9. Definisi Operasional ... 19

3.10. Kerangka Alur Penelitian ... 21

3.11. Kerangka Teori ... 22

3.12. Rencana Pengolahan dan Analisa Data ... 22

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 23

4.1. Karateristik Subjek ... 23

4.2. Distribusi Berdasarkan Data Subyek Penelitian ... 28

BAB 5. PEMBAHASAN ... 31

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ... 33

6.1. Simpulan ... 33

6.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

LAMPIRAN ... 36

Lampiran 1 Susunan Penelitian ... 36

Lampiran 2 Status Pasien Kanker Payudara ... 37

Lampiran 3 Anggaran Penelitian ... 39

Lampiran 4 Jadwal Penelitian ... 40

(12)

DIAGRAM

2.1 Situasi Penyakit Kanker di Indonesia Tahun 2004 – 2006 ( Sumber : SIRS 2007, Dit Jen Yan Medik, Dep Kes. ... 4 2.2 Karakteristik penderita kanker payudara Rumah Sakit H. Adam Malik - Medan

2010-2012 (Sumber : Bagian Divisi Bedah Onkologi 2012, Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit H. Adam Malik – Medan) ... 5 2.3 Karakteristik penderita kanker payudara Rumah Sakit H. Adam Malik - Medan 2010

(Sumber : Bagian Divisi Bedah Onkologi 2012, Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit H. Adam Malik – Medan) ... 6 2.4 Karakteristik penderita kanker payudara Rumah Sakit H. Adam Malik - Medan 2011

(Sumber : Bagian Divisi Bedah Onkologi 2012, Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit H. Adam Malik – Medan) ... 6 2.5 Karakteristik penderita kanker payudara Rumah Sakit H. Adam Malik - Medan 2012

(13)

GAMBAR

2.1 Anatomi Payudara ... 7

2.2 Siklus Ki-67 ... 13

2.3 Proliferasi Sel ... 13

2.4 Profil Imunohistokimia Ki-67 ... 20

4.1.1 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Status Menstruasi Responden ... 25

4.1.2 Distribusi Frekuensi Klasifikasi TNM Responden untuk Parameter T (Tumor) .. 25

4.1.3 Distribusi Frekuensi Klasifikasi TNM Responden untuk Parameter N (Nodul) .. 26

4.1.4 Distribusi Frekuensi Klasifikasi TNM Responden untuk Parameter M (Metastasis) ... 26

4.1.5 Distribusi Frekuensi Stadium Kanker Payudara ... 27

4.1.6 Gambaran Histopatologi Konvensional Kanker Payudara ( Pembesaran 40 x) ... 28

4.2.1 Ki-67 Over Ekspresi ( Pembesaran 40 x ) ... 28

4.2.2 Ki-67 Low Ekspresi ( Pembesaran 40 x ) ... 29

(14)

TABEL

(15)

Profil Ekspresi Ki-67 Pada Berbagai Stadium Kanker

Payudara di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

MELVIN PASCAMOTAN TOGATOROP1, KAMAL BASRI SIREGAR2, SUYATNO2

1

PPDS Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ; 2

Bagian Divisi Bedah Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

Latar Belakang : Di Indonesia, sampai dengan tahun 2012 dengan suspek kanker payudara sebanyak 1.289 orang (Depkes, 2013). Di Bagian Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan jumlah kasus keganasan pada payudara yang tercatat dalam kurun waktu tahun 2008-2011 adalah sebanyak 1.581 kasus. Adapun pasien kanker payudara yang datang ke rumah sakit selalu dalam kondisi stadium lanjut. Yang banyak diantaranya sudah menjalani pengobatan tradisional diluar pengobatan medis. Dengan menggunakan marker index proliferatif seperti Ki-67 pada kanker payudara dapat dibuat prediksi progresifitasnya dan pada kanker payudara dapat dibuat suatu prediktif terapi dan prognostik. Dimana Ki-67 adalah protein non histone yang ditemukan di dalam inti sel yang berhubungan dengan proses proliferasi sel, ditemukan oleh Gerdes et al. pada awal tahun 1980.

Objektif : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil ekspresi Ki-67 pada berbagai stadium kanker payudara di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang dilakukan pada 40 orang pasien yang didiagnosis dengan kanker payudara pada berbagai stadium yang datang ke poloklinik Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan selama tahun 2011 - 2013. Dikumpulkan block parafine dari sampel kanker payudara pada berbagai stadium kemudian diperiksakan imunohistokimia protein Ki-67.

(16)

parameter stadium terbanyak adalah stadium III B sebanyak 16 orang (40%), stadium III A sebanyak 9 orang (22,5%), stadium II A sebanyak 8 orang (20%), stadium IV 5 orang (12,5%), dan stadium II B 2 orang (5%).

Kesimpulan : Diperoleh kesimpulan penelitian dengan stadium terbanyak adalah stadium III B sebanyak 16 orang (40%), kemudian dengan over-expression terhadap protein Ki-67 sebanyak 28 orang (70%) dan low-expression terhadap protein Ki-67 sebanyak 12 orang (30%) pada kanker payudara.

(17)

Ki-67 Expression Profiles In Different Stage Breast Cancer

in Haji Adam Malik Hospital

Medan

MELVIN PASCAMOTAN TOGATOROP1, KAMAL BASRI SIREGAR2, SUYATNO2

1

Surgery Residence Medical Faculty University of Sumatera Utara; 2

Division Of Surgical Oncology Medical Faculty Unviversity of Sumatera Utara, Haji Adam Malik Hospital Medan

Background: In Indonesia, up to 2012 with suspected breast cancer as many as 1,289 cases (Dep Kes, 2013). In Division of Surgical Oncology Haji Adam Malik Hospital Medan, number of cases malignancy of the breast recorded in the period 2008-2011 are 1,581 cases. Breast cancer patients who came to the hospital is always in an advanced stage. Many of them are already undergoing medical treatment outside of traditional medicine. By using such a proliferative index marker Ki-67 in breast cancer, progression prediction, treatment and prognostic disease can be made. Where Ki-67 is a non-histone proteins found in the cell nucleus that is associated with cell proliferation, was found by Gerdes et al. in the early 1980s. Objective: The aim of this study was to determine the expression profile of Ki-67 in various stages of breast cancer in Haji Adam Malik Hospital Medan

Methods: This study used a descriptive research design conducted in 40 patients who were diagnosed with breast cancer at different stages of Surgical Oncology outpatient treatment to Haji Adam Malik Hospital Medan during the year 2011 – 2013. With collected parafine block of samples at various stages of breast cancer then examined Ki-67

Results: Of the 40 samples studied, the results based on the TNM staging system, the parameter T (tumor) that is most commonly found in T4b were 17 (42.5%), T3 as 11 people (27.5%) and T2 as 8 people (20%). In the parameter N (nodules) that most commonly found in the N1 as 20 people (50%), N2 as 10 people (25%), N0 as 9 people (22.5%) and N3 as 1 people (2.5%) . On the parameters M (metastasis) most commonly found in M0 as many as 35 people (87.5%) and M1 as many as 5 people (12.5%). Grading on the parameters, there are 9 people with grade I (22.5%), 29 with grade II (72.5%), and 2 with grade III (5%). At the highest stage parameters are stage III B and as many as 16 people (40%), stage III A by 9 people (22.5%), stage II A of 8 people (20%), stage IV 5 people (12.5%) , and stage II B 2 (5%).

(18)

Conclusion: conclusions obtained with the most stage was stage III B

as16 people (40%), then the over-expression of Ki-67 protein were 28 people (70%) and low-expression of Ki-67 protein by 12 people (30%) in breast cancer.

(19)

Profil Ekspresi Ki-67 Pada Berbagai Stadium Kanker

Payudara di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

MELVIN PASCAMOTAN TOGATOROP1, KAMAL BASRI SIREGAR2, SUYATNO2

1

PPDS Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ; 2

Bagian Divisi Bedah Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan

Latar Belakang : Di Indonesia, sampai dengan tahun 2012 dengan suspek kanker payudara sebanyak 1.289 orang (Depkes, 2013). Di Bagian Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan jumlah kasus keganasan pada payudara yang tercatat dalam kurun waktu tahun 2008-2011 adalah sebanyak 1.581 kasus. Adapun pasien kanker payudara yang datang ke rumah sakit selalu dalam kondisi stadium lanjut. Yang banyak diantaranya sudah menjalani pengobatan tradisional diluar pengobatan medis. Dengan menggunakan marker index proliferatif seperti Ki-67 pada kanker payudara dapat dibuat prediksi progresifitasnya dan pada kanker payudara dapat dibuat suatu prediktif terapi dan prognostik. Dimana Ki-67 adalah protein non histone yang ditemukan di dalam inti sel yang berhubungan dengan proses proliferasi sel, ditemukan oleh Gerdes et al. pada awal tahun 1980.

Objektif : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil ekspresi Ki-67 pada berbagai stadium kanker payudara di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang dilakukan pada 40 orang pasien yang didiagnosis dengan kanker payudara pada berbagai stadium yang datang ke poloklinik Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan selama tahun 2011 - 2013. Dikumpulkan block parafine dari sampel kanker payudara pada berbagai stadium kemudian diperiksakan imunohistokimia protein Ki-67.

(20)

parameter stadium terbanyak adalah stadium III B sebanyak 16 orang (40%), stadium III A sebanyak 9 orang (22,5%), stadium II A sebanyak 8 orang (20%), stadium IV 5 orang (12,5%), dan stadium II B 2 orang (5%).

Kesimpulan : Diperoleh kesimpulan penelitian dengan stadium terbanyak adalah stadium III B sebanyak 16 orang (40%), kemudian dengan over-expression terhadap protein Ki-67 sebanyak 28 orang (70%) dan low-expression terhadap protein Ki-67 sebanyak 12 orang (30%) pada kanker payudara.

(21)

Ki-67 Expression Profiles In Different Stage Breast Cancer

in Haji Adam Malik Hospital

Medan

MELVIN PASCAMOTAN TOGATOROP1, KAMAL BASRI SIREGAR2, SUYATNO2

1

Surgery Residence Medical Faculty University of Sumatera Utara; 2

Division Of Surgical Oncology Medical Faculty Unviversity of Sumatera Utara, Haji Adam Malik Hospital Medan

Background: In Indonesia, up to 2012 with suspected breast cancer as many as 1,289 cases (Dep Kes, 2013). In Division of Surgical Oncology Haji Adam Malik Hospital Medan, number of cases malignancy of the breast recorded in the period 2008-2011 are 1,581 cases. Breast cancer patients who came to the hospital is always in an advanced stage. Many of them are already undergoing medical treatment outside of traditional medicine. By using such a proliferative index marker Ki-67 in breast cancer, progression prediction, treatment and prognostic disease can be made. Where Ki-67 is a non-histone proteins found in the cell nucleus that is associated with cell proliferation, was found by Gerdes et al. in the early 1980s. Objective: The aim of this study was to determine the expression profile of Ki-67 in various stages of breast cancer in Haji Adam Malik Hospital Medan

Methods: This study used a descriptive research design conducted in 40 patients who were diagnosed with breast cancer at different stages of Surgical Oncology outpatient treatment to Haji Adam Malik Hospital Medan during the year 2011 – 2013. With collected parafine block of samples at various stages of breast cancer then examined Ki-67

Results: Of the 40 samples studied, the results based on the TNM staging system, the parameter T (tumor) that is most commonly found in T4b were 17 (42.5%), T3 as 11 people (27.5%) and T2 as 8 people (20%). In the parameter N (nodules) that most commonly found in the N1 as 20 people (50%), N2 as 10 people (25%), N0 as 9 people (22.5%) and N3 as 1 people (2.5%) . On the parameters M (metastasis) most commonly found in M0 as many as 35 people (87.5%) and M1 as many as 5 people (12.5%). Grading on the parameters, there are 9 people with grade I (22.5%), 29 with grade II (72.5%), and 2 with grade III (5%). At the highest stage parameters are stage III B and as many as 16 people (40%), stage III A by 9 people (22.5%), stage II A of 8 people (20%), stage IV 5 people (12.5%) , and stage II B 2 (5%).

(22)

Conclusion: conclusions obtained with the most stage was stage III B

as16 people (40%), then the over-expression of Ki-67 protein were 28 people (70%) and low-expression of Ki-67 protein by 12 people (30%) in breast cancer.

(23)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita dan merupakan penyebab kematian terbanyak.

Berdasarkan data American Cancer Statistics memperkirakan bahwa pada tahun 2012 terdapat sekitar 230.000 kasus karsinoma payudara baru diseluruh negara bagian di Amerika Serikat dan sekitar 40.000 kasus kematian diperkirakan terjadi selama tahun 2012 (Siegel et al., 2012).

Di Indonesia, kanker payudara sampai dengan tahun 2012 jumlah wanita dengan suspek tumor payudara di Indonesia 1.289 orang (Depkes, 2013). Di Indonesia dilaporkan pada tahun 2008, karsinoma payudara di Indonesia mengalami peningkatan dan menempati urutan pertama terbanyak pada wanita dengan proporsi 25,8% dari seluruh karsinoma pada wanita. Di Bagian Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan jumlah kasus keganasan pada payudara yang tercatat dalam kurun waktu tahun 2008-2011 adalah sebanyak 1.581 kasus. Adapun pasien-pasien kanker payudara yang datang ke rumah sakit selalu dalam kondisi stadium lanjut. Yang banyak diantaranya sudah menjalani pengobatan tradisional diluar pengobatan medis.

Sel neoplastik adalah sel-sel yang aktif berproliferasi, yang ditandai dengan siklus sel yang lebih cepat dibandingkan dengan sel normal. Proliferasi sel ini dipicu oleh beberapa faktor seperti protein Ki-67 atau MIB I dan beberapa Cyclin. Laju proliferasi sel tumor dapat ditentukan melalui beberapa petanda proliferasi sel seperti : Mitotic Activity Index / MAI, S-Phase Fraction / SPF dan DNA ploidy melalui flow cytometri, Thymidin Labeling Index (TLI), Thymidin Kinase (TK), protein Ki-67, atau MIB I, PCNA, Cyclin E, Cyclin D dan lain-lain.

Dengan menggunakan marker index proliferatif seperti Ki-67 pada kanker payudara dapat dibuat prediksi progresifitasnya dan pada kanker payudara dapat dibuat suatu prediktif terapi.

(24)

yang lain, maka teknik pengecatan Ki-67 ini adalah mudah dikerjakan, ekonomis dan lebih reproducible (Urruticoechea et al., 2005). Beberapa penelitian memperlihatkan Ki-67 merupakan marker proliferatif yang lebih baik pada payudara. Berdasarkan data inilah dipilih Ki-67.

Ekspresi Ki-67 pada stadium awal kanker payudara telah dibuktikan pada beberapa penelitian memberikan prognosis yang baik. Sedangkan pasien-pasien kanker payudara yang datang ke Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan dalam berbagai stadium. Sejauh pengetahuan penulis, di Medan selama ini belum ada penelitian mengenai ekspresi Ki-67 dan stadium kanker payudara.

Masalahnya yang muncul adalah apakah terdapat data profil pada ekspresi Ki-67 dan stadium pada kanker payudara di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan?

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan yaitu: Bagaimana profil ekspresi Ki-67 pada berbagai stadium kanker payudara di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil ekspresi Ki-67 pada berbagai stadium kanker payudara di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1.3.2.1 Mengumpulkan data angka kejadian kanker payudara berdasarkan stadium di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, selama tahun 2011 - 2013.

1.3.2.2 Mengetahui data angka kejadian kanker payudara berdasarkan stadium Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.

1.3.2.3 Mengumpulkan data angka ekspresi Ki-67 pada penderita kanker payudara di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.

(25)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bidang Akademik / Ilmiah

Meningkatkan pengetahuan Peneliti dibidang Bedah Onkologi mengenai profil ekpresi Ki-67 pada berbagai stadium kanker payudara.

1.4.2 Bidang Pelayanan Masyarakat

Meningkatkan pelayanan dibidang Bedah Onkologi di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan terhadap penderita kanker payudara.

1.4.3 Bidang Pengembangan Penelitian

(26)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari sel-sel epitel payudara (AJCC, 2010). Tumor ganas adalah sekelompok sel-sel kanker yang dapat tumbuh (menyerang) menjadi jaringan atau menyebar (metastasis) ke daerah yang jauh dari tubuh sekitarnya. Tumor ini tumbuh progresif, dan relatif cepat membesar. Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya pada wanita, tetapi pria bisa terkena juga (American Cancer Society, 2013).

2.2 Epidemiologi

Kanker payudara pada wanita menduduki tempat nomor dua setelah kanker serviks uterus. Di Amerika Serikat kanker payudara merupakan 28 % kanker pada wanita kulit putih, dan 25 % pada wanita kulit hitam. Kanker ini jarang ditemukan pada wanita usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia 45 – 66 tahun. Sedangkan insidens karsinoma mammae pada laki – laki hanya 1 % dari kejadian pada perempuan.

Diagram 2.1. Situasi Penyakit Kanker di Indonesia Tahun 2004 - 2006

American Cancer Society memperkirakan kanker payudara di Amerika Serikat untuk 2013 adalah:

(27)

2. Sekitar 64.640 kasus baru karsinoma in situ (CIS) akan didiagnosis (CIS adalah non-invasif dan merupakan bentuk awal dari kanker payudara).

3. Sekitar 39.620 wanita akan meninggal akibat kanker payudara.

Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor 2 setelah kanker serviks uterus dan diperkirakan dalam waktu singkat akan merupakan kanker dengan insiden tertinggi pada wanita. Sampai dengan tahun 2012 jumlah wanita dengan suspek kanker payudara di Indonesia 1.289 (2,2 per 1000) (Depkes, 2013). Menurut statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%).

Diagram 2.2. Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rumah Sakit H. Adam Malik - Medan 2010-2012 (Sumber : Bagian Divisi Bedah Onkologi 2012, Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit H. Adam Malik – Medan)

(28)

Diagram 2.4. Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rumah Sakit H. Adam Malik - Medan 2011 (Sumber : Bagian Divisi Bedah Onkologi 2012, Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit H. Adam Malik – Medan)

Diagram 2.5. Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rumah Sakit H. Adam Malik - Medan 2012 (Sumber : Bagian Divisi Bedah Onkologi 2012, Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit H. Adam Malik – Medan)

2.3 Anatomi dan Fisiologi

Untuk dapat mengenal perjalanan penyakit kanker payudara dengan baik dan memahami dasar – dasar tindakan operasi pada kanker payudara maka sangat penting diketahui anatomi payudara itu sendiri.

Payudara terletak pada batas hemithorak kanan dan kiri dengan batas-batas sebagai berikut (Ramli M, 1995) :

1. Batas-batas payudara yang tampak dari luar:

a. Superior : Iga II dan III

b. Inferior : Iga VI dan VII

c. Medial : Pinggir sternum

d. Lateral : Garis aksilaris anterior

(29)

a. Superior : Hampir sampai klavikula

b. Medial : Garis tengah

c. Lateral : M. Latissimus dorsi

Struktur payudara terdiri dari berbagai struktur parenkim epithelial. Parenkhim epithelial dibentuk oleh kurang lebih 15-20 lobus, yang masing-masing mempunyai saluran tersendiri untuk mengalirkan produksinya, dan bermuara pada puting susu. Tiap lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10-100 asini grup (Williams et al, 2013). Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mammae (Ramli M, 1995).

Gambar 2.1 : Anatomi Payudara

Payudara tidak memiliki lapisan otot. Suplai darah berasal dari arteri mamaria interna, arteri thoracalis lateralis, arteri thoracoacromialis, arteri thorakodorsalis, dan perforantes arteri interkostalis.inervasi sensoris berasal dari cabang anterolateral dan anteromedial nervus interkostalis T3-T5.

Sistem Limfatik Payudara : 1. Pembuluh getah bening.

a. Pembuluh getah bening aksila.

b. Pembuluh getah bening mammaria interna.

c. Pembuluh getah bening di daerah tepi kwadran medial bawah payudara. 2. Kelenjer – kelenjer getah bening.

a. Kelenjer getah bening mammaria eksterna. b. Kelenjer getah bening scapula.

c. Kelenjer getah bening sentral ( pusat ketiak ) d. Kelenjer getah bening interpektoralis

(30)

Nervus supraklavikula yang berasal dari pleksus servikalis juga mempersarafi bagian atas dan lateral payudara. Pembuluh limfatik dan kelenjar getah bening dari kelenjar payudara sangat penting, pembuluh limfatik berjalan ditepi lateral muskulus pektoralis mayor dan bersatu dengan limfe node pektoral yang mengiringi pembuluh darah torakalis lateralis. Limfe node menyebar ke muskulus seratus anterior dari sini aliran limfatik kemudian ke kelenjar getah bening aksila (mesenterika superior dan inter pektoralis).

Klasifikasi Histopatologi Kanker Payudara :

Klasifikasi histopatologi kanker payudara adalah berdasarkan atas : 1. W.H.O. (W.H.O. Classification of Breast Tumors)

2. Japanese Breast Cancer Society (1984) Histological Classification Malignant (Carcinoma)

1. Non Invasive Carcinoma : a. Non invasive ductal carcinoma b. Lobular carcinoma in situ 2. Invasive Carcinoma :

8. Carcinoma with cartilaginous and or osseous metaplasia 9. Tubular carcinoma

(31)

Gradasi histologis dibuat berdasarkan The Nottingham Combined Histologic Grades, yang merupakan modifikasi dari Bloom-Richardson, 1995. Grading histologis dibuat berdasarkan “pembentukan tubulus, plemorfisme dari nucleus, jumlah mitosis/ mitotic rate”. Sehingga gradasi histologis dapat dibagi atas :

Gradasi (grade) I  berdiferensiasi baik Gradasi (grade) II  berdiferensiasi sedang Gradasi (grade) III  berdiferensiasi buruk

Dikatakan Gradasi X, apabila oleh karena sesuatu hal gradasi histologis tidak dapat dinilai. (dikutip dari Schnitt and Guidi, 2004; Bleiweiss and Jaffer, 2005).

Kanker payudara dengan diferensiasi baik mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan yang berdiferensiasi buruk. Gradasi histologis ini penting untuk menentukan prognosis dan optimalisasi pengobatan.

2.4. Etiologi

Etiologi kanker payudara sampai saat ini belum diketahui pasti, namun dapat dicatat pula bahwa penyebab itu sangat mungkin multifaktorial yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain :

1. Konstitusi genetika, berdasarkan :

a. Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu lebih banyak kanker payudara dari pada keluarga lain.

b. Pada kembar monozigot terdapat kanker yang sama.

c. Terdapat persamaan lateralitas kanker payudara pada keluarga dekat dari penderita kanker payudara.

2. Pengaruh hormonal, berdasarkan bahwa :

a. Kanker payudara umumnya pada wanita, pada laki – laki kemungkinan sangat rendah.

b. Pada usia diatas 35 tahun insidennya jauh lebih tinggi.

c. Ternyata pengobatan hormonal banyak yang memberikan hasil pada kanker payudara lanjut.

3. Virogen :

(32)

4. Makanan

Sampai sekarang tidak terbukti bahwa diet lemak berlebihan dapat memperbesar atau memperkecil risiko kanker payudara.

5. Radiasi daerah dada

Ini sudah lama diketahui, karena radiasi dapat menyebakan mutagen.

2.5. Faktor Risiko

Faktor- faktor risiko terjadinya kanker payudara adalah

1. Usia penderita (semakin tua semakin meningkat risikonya)

2. Usia melahirkan anak pertama “aterm” (>35 tahun semakin tinggi risiko) 3. Paritas

4. Riwayat laktasi (tidak laktasi “sedikit” meningkatkan risiko) 5. Riwayat menstruasi

6. Menarche yang awal 7. Menopause yang lambat

8. Pemakaian obat-obat hormonal (pil KB, HRT) yang dipergunakan jangka panjang 9. Riwayat keluarga dengan kanker payudara (pada keluarga wanita terutama kanker

payudara laki-laki pada keluarga) dan kanker ovarium (family clustering breast cancer and familial / Hereditary breast cancer, BRCA1 & BRCA2)

10. Riwayat operasi tumor payudara jinak seperti atypical ductal hyperplasia, florid papilloma

11. Riwayat operasi kanker ovarium (pada usia muda)

12. Riwayat radiasi di daerah dada/payudara pada usia muda (radiasi terhadap Hodgkin disease/ Non Hodgkin Lymphoma)

2.6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diharuskan antara lain mamografi dan USG, foto toraks, dan USG abdomen (hati).

1. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus (Fine Needle Aspiration Biopsy / FNAB / FNA) 2. Dilakukan pada lesi/tumor payudara yang klinis dan radiologis / imaging dicurigai

ganas.

(33)

Pemeriksaan laboratorium rutin dan kimia darah guna kepentingan pengobatan dan informasi kemungkinan adanya metastasis (transaminase, alkali fosfatase, kalsium darah, tumour marker/penanda tumor “CA 15-3; CEA”).

2.7. Protein Ki-67 pada Biomolekuler Kanker Payudara

Ki-67 adalah protein non histone yang ditemukan di dalam inti sel yang berhubungan dengan proses proliferasi sel, ditemukan oleh Gerdes et al. pada awal tahun 1980, di Universitas Kiel, Jerman (sehingga disebut “Ki”), sedangkan angka 67 adalah urutan nomor kloning dari sebanyak 96 piringan yang telah diberi label. Antigen yang diambil dengan menggunakan antibodi monoklonal tikus yang secara langsung berlawanan dengan antigen inti sel dari limfoma non-hodgkin pada manusia (Yerushalmi et al, 2010).

Dengan tidak ditemukannya Ki-67 pada sel yang tidak membelah dan terdapatnya protein ini pada jaringan yang mengalami pembelahan telah menunjukkan bahwa protein ini berperan penting sebagai suatu penanda pembelahan sel. Sejumlah penelitian dalam skala yang besar telah menegaskan temuan ini dan jarang dilaporkan adanya ekspresi Ki-67 pada sel yang tidak membelah.Gen Ki-Ki-67 terdapat pada lengan panjang kromosom 10 manusia (10q25).

Pada tahun 1993, Schluter dkk telah mempublikasikan sequence cDNA lengkap yang mengkode protein tersebut. Terdapat dua spesies mRNA alternative yang dihasilkan dari penyambungan dua protein isoform pengkode tersebut. Protein isoform Ki-67 yang berukuran besar memiliki massa molekul sebesar 359 KD dan yang berukuran kecil memiliki massa sebesar 320 KD.

(34)

Gambar 2.2 : Siklus Ki-67 (Sumber : Oncology Reports. September 2012)

Gambar 2.3 : Proliferasi Sel (Sumber : Oncology Report. September, 2012)

Antibodi monoklonal Ki-67 yang asli, ketika digunakan untuk pegecatan imunohistokimia dilaporkan awalnya untuk mengecat sel yang mengalami proliferasi pada jaringan tanpa fiksasi, bukan pada sampel dengan formalin-fixed paraffin-embedded. Pada tahun 1992, Cattoretti et al, melaporkan hasil yang lebih baik pada pengecatan Ki-67 dengan sampel paraffin embedded setelah berkembangnya antibodi baru 1 dan MIB-3. Pengecatan dengan MIB-1 dan MIB-3 dari sampel formalin-fixed paraffin embedded dapat ditingkatkan dengan antigen retrieval (sering dilakukan melalui pemanasan dengan microwave). Meskipun sekarang telah tersedia banyak antibodi yang dijual untuk

(35)

pengecatan Ki-67 pada jaringan yang fresh maupun yang paraffin-embedded, MIB-1 masih merupakan yang terbanyak dipakai pada penelitian-penelitian sekarang ini. Ekspresi Ki-67 biasanya ditentukan sebagai persentase sel tumor yang tercat positif oleh antibodi, dengan menggunakan pengecatan inti sebagai kriteria positif yang paling umum (Aleskandarany et al, 2011; Yerushalmi et al, 2010).

Jaringan payudara yang sehat mengekspresikan Ki-67 dalam level yang rendah (< 3%). Beberapa peneliti melaporkan bahwa ekspresi reseptor steroid dan antigen KI-67 terdeteksi pada populasi sel yang berbeda pada epitel payudara manusia yang normal, dengan ekspresi Ki-67 secara eksklusif hanya pada sel dengan estrogen reseptor negatif (RE). Sel dengan estrogen reseptor positif tidak berproliferasi pada jaringan payudara manusia yang normal. Separasi antara ekspresi reseptor steroid dengan proliferasi sel ini tidak dijumpai pada jaringan maligna. Pada karsinoma duktal in situ (DCIS), sekitar 40% dari sel tumor mengekspresikan Ki-67 pada kadar yang tinggi. Peningkatan kadar akan diikuti oleh lesi dengan grading yang tinggi, komedo nekrosis dan adanya mikroinvasi. Karena itu, tidaklah mengherankan bahwa Ki-67 adalah merupakan prediktor untuk rekurensi pada karsinoma duktal in situ (DCIS) (Yerushalmi et al, 2010; Urrutichoechea et al, 2005).

Ekspresi Ki-67 tersebut menunjukkan adanya suatu hubungan yang baik dengan fraksi pertumbuhan dan tampaknya tidak diekspresikan selama proses repair DNA. Lebih lanjut, Ki-67 dinilai sebagai suatu penanda proliferasi sel dan pada kanker payudara invasif telah digunakan untuk mengelompokkan pasien kedalam kategori prognosis yang baik dan buruk (Tan et al, 2005).

Nottingham grading system yang belakangan banyak digunakan untuk karsinoma payudara, mengkombinasikan nuclear grade, tubular formation, dan mitotic rate. Ki-67 dan index mitosis adalah merupakan marker dari proliferasi sel. Ki-67 diekspresikan pada seluruh fase dari siklus sel kecuali fase G0, yang merupakan fase istirahat, dan menimbulkan anggapan bahwa nilainya sebagai faktor prognosis adalah lebih tinggi dibandingkan dengan mitotic rate (Yerushalmi et al., 2010; Weisner et al., 2009). Ekspresi Ki-67 biasanya ditentukan sebagai persentase sel tumor yang tercat positif oleh antibodi dengan kriteria terekspresi pada bagian inti (Aleskandarany et al., 2011; Yerushalmi et al., 2010).

(36)

dapat menghambat sintesis ribosom RNA. Waktu paruh dari Ki-67 diperkirakan berkisar antara 1 - 1,5 jam.

Ki-67 digunakan untuk immunostaining dari tumor payudara yang berproliferasi tinggi. Ki-67 adalah marka seluler untuk proliferasi. Protein ini berperan hanya untuk membantu proliferasi sel. Ki-67 adalah marka yang baik untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dari sel-sel tertentu. Fraksi Ki-67 akan positif pada sel tumor (indeks labeling Ki-67) sering dihubungkan dengan perjalanan klinik dari kanker. Contoh yang baik pada

tulisan ini adalah tumor payudara, prostat, dan otak. Untuk tumor ini, nilai prognosis untuk

survival dan rekurensi tumor telah berulang kali terbukti dalam beberapa analisis.

Dilakukan dengan pemeriksaan imunohistokimia., dan menunjukkan Ki-67

diekspresikan pada fase siklus sel pada S,G1,G2, dan fase M, tetapi tidak ditemukan pada fase

G0 (Haroon et al, 2013). Pada sampel yang diambil dari jaringan payudara yang normal juga diekspresikan dengan kadar rendah (<3% dari sel) pada sel yang ER negatif, tetapi tidak pada

ER positif. Diartikan dengan pemeriksaan imunostaining antibody monoclonal Ki-67, hal ini

memungkinkan menilai sedikit perkembangan sel neoplasma populasi (Inwald et al, 2013). Pada konsensus St. Gallen tahun 2001 dan 2013, merekomendasikan pemeriksaan

Ki-67 untuk penentuan proliferasi dan dan pembedaan tumor Luminal A dan Luminal B yang

diperkenalkan oleh Perou et al. pada konsensus St. Gallen 2013 mayoritas ahli memutuskan

Ki-67 memberikan nilai pada pemberian kemoterapi adjuvant pada kasus tertentu. Cut off point

dari ekspresi Ki-67 adalah 14% (St. Gallen, 2013)

Stadium Kanker Payudara (GROUPING) :

(37)

T4 N1 M0

T4 N2 M0

Stadium IIIC : ANY T N3 M0

Stadium IV : ANY T ANY N M1

Stadium Kanker Payudara :

Stadium I : Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2 cm, tidak terfiksasi

pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis axilla.

Stadium II : Tumor dengan diameter < 2 cm dengan metastasis axilla atau tumor

dengan diameter 2 – 5 cm dengan atau tanpa metastasis axilla.

Stadium IIIa : Tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari jaringan

sekitarnya dengan atau tanpa metastasis axilla yang masih bebas satu

sama lain atau tumor dengan metastasis axilla yang melekat.

Stadium IIIb : Tumor dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang

telah menginfiltrasi kulit atau dinding thorak.

(38)

BAB 3 METODOLOGI

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif.

3.2 Tempat dan Waktu

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Divisi Bedah Onkologi Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran USU dan Bagian Patologi Anatomi Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada Februari – April 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi :

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang didiagnosis dengan kanker payudara pada berbagai stadium yang datang ke Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan selama tahun 2011 - 2013.

Sampel :

Sampel penelitian adalah semua penderita kanker payudara yang datang ke Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria Inklusi dan Ekslusi.

3.4 Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Jumlah subjek penelitian untuk penelitian ini adalah 40 sampel

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi :

1. Pasien yang berobat ke poliklinik Divisi Bedah Onkologi Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.

2. Pasien yang didiagnosis dengan kanker payudara.

(39)

Kriteria Ekslusi :

1. Data-data tidak lengkap. 2. Blok parafin yang rusak.

3. Sediaan histopatologi tidak representatif.

3.6 Etika Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan blok parafin sebagai subjek penelitian, yang selama pelaksanaannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kode etik penelitian biomedik. Izin didapat dari Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran USU.

3.7 Cara Kerja

3.7.1 Alokasi Subjek

Pemilihan subjek ditetapkan melalui rumus besar sampel dan kriteria inklusi pada penelitian ini

3.7.2 Tahap Persiapan

1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien dengan curiga suatu kanker payudara.

2. Melakukan pengambilan sampel dengan menilai kriteria inklusi dan eksklusi.

3. Mengambil data melalui media block parafine yang akan diperiksakan imunohistokimia Ki-67.

3.7.3 Tahap Pelaksanaan

Pemeriksaan imunohistokimia protein Ki-67 dalam bentuk persentase.

3.8. Identifikasi Variabel

Variabel bebas

Karakteristik Penderita Kanker Payudara berbagai stadium. Varibael tergantung

(40)

3.9 Definisi Operasional

- Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari sel-sel payudara, yang merupakan sekelompok sel-sel kanker yang dapat tumbuh (menyerang) menjadi jaringan atau menyebar (metastasis) ke daerah yang jauh dari tubuh sekitarnya. Tumor ini tumbuh progresif, dan relatif cepat membesar. Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya pada wanita, tetapi pria bisa terkena juga.

- Antigen Ki-67 adalah protein dari inti sel yang berperan untuk proliferasi sel. Penilaian protein Ki-67 yang terpulas berwarna coklat dari hasil pemeriksaan patologi dengan pengecatan Immuno Histo Chemistry Staining (IHC) dari block parafine spesimen biopsi tumor primer. Dilakukan perhitungan kuantitatif dari protein Ki-67 antigen. Interpretasi dilakukan dengan menghitung sel yang terpulas pada inti sel dari 100 sel tumor pada pembesaran 400 x (Urruticoechea et al., 2005). Pemeriksaan ini dilakukan oleh peneliti dan satu Ahli Patologi Anatomi yang berpengalaman dari Bagian Patologi Anatomi Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan.

Low Expression

High Expression

(41)

Ekspresi dari Ki-67 adalah : (St. Gallen, 2001) - > 14 % ( Over Expression )

- < 14 % ( Low Expression )

3. 10 Kerangka Alur Penelitian

Pasien Kanker Payudara

Memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

Mencatat data pasien kanker payudara

Memeriksa ekspresi Ki-67 pada pasien kanker payudara

Data dari rekam medik

Laboratorium PA

(42)

3.11 Kerangka Teori

3.12 Rencana Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul akan diolah dan dianalisis dengan piranti lunak untuk Windows.

Kanker Payudara

Stadium Kanker Payudara

Ekspresi Ki-67

Low Exp./Over Exp.

(43)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Subjek

Selama periode penelitian mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 berdasarkan data penderita yang sampelnya diperiksa di Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit H. Adam Malik Medan, didapatkan sebanyak 1.427 pasien penderita kanker payudara, dilakukan pengambilan 40 sampel block parafine kanker payudara secara acak yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Berdasarkan data 40 sampel block parafine kanker payudara yang telah diambil secara acak, hasil penelitian berupa data demografik dan karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada tabel-tabel yang disajikan sebagai berikut ini :

Tabel 4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian

(44)

Stadium Kanker

Tabel data deskriptif dari penelitian ini tersaji dalam Tabel 4.1.1 subyek yang ikut dalam penelitian berjumlah 40 orang, dengan jenis kelamin keseluruhnya adalah perempuan. Usia rata-rata pasien adalah 49,33 tahun dengan SD 10,53 tahun.

Status Menstruasi

Pre Menopause Peri Menopause Post Menopause

(45)

T1, 2.50%

T2, 20%

T3, 27.50% T4a, 0%

T4b, 42.50% T4c, 7.50%

Parameter T

T1 T2 T3 T4a T4b T4c

Gambar 4.1.2 Distribusi Frekuensi Klasifikasi TNM Responden untuk Parameter T (Tumor)

(46)

Gambar 4.1.4 Distribusi Frekuensi Klasifikasi TNM Responden untuk Parameter M (Metastasis)

(47)

Gambar 4.1.5 Distribusi Frekuensi Stadium Kanker Payudara

Stadium kanker pada pasien-pasien kanker payudara dalam penelitian ini juga turut dilakukan pengambilan dan pengolahan data. Dari 40 pasien kanker payudara, stadium terbanyak adalah stadium III B sebanyak 16 orang (40%), kemudian stadium III A sebanyak 9 orang (22,5%), stadium II A sebanyak 8 orang (20%), stadium IV 5 orang (12,5%), dan stadium II B 2 orang (5%).

(48)

Seluruh sampel dilakukan pemeriksaan imunohistokimia Ki-67, dengan menggunakan alat Bond Max Full Automatic, Leica dengan menggunakan reagen Mouse Monoclonal Antibody Ki-67 antigen, product code : NCL – Ki-67 – MM1.

4.2 Distribusi berdasarkan data subyek penelitian

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada sampel parafin blok dengan imunohistokimia Ki-67, setelah dilakukan pewarnaan dengan Bond – Max, Leica. Didapatkan gambaran histologi seperti pada Gambar 4.2.1 – 2.

Gambar 4.2.1 Ki-67 Over Ekspresi ( Pembesaran 40 x )

(49)

Low, 30%

Over, 70%

Ekspresi Ki-67

Low Over

Gambar 4.2.3 Distribusi Nilai Ki-67 pada Pasien dengan Kanker Payudara

Dari gambar di atas, terlihat bahwa dari 40 pasien kanker payudara dalam penelitian ini, sekitar 28 pasien (70%) memiliki over-expression protein KI-67, sedangkan 12 pasien (30%) memiliki low-expression terhadap protein ini.

Tabel 4.2.1 Distribusi Frekuensi Ekspresi Ki-67 Terhadap Stadium

Stadium

Over Ekspresi Ki-67

Low Ekspresi Ki-67

II A 4 4

II B 2 -

III A 9 -

III B 10 7

IV 3 1

(50)
(51)

BAB 5 PEMBAHASAN

Ki-67 adalah protein intisel yang dihubungkan dengan proliferasi selular dan ditemukan oleh

Gerdes, et al. di awal tahun 1980 menggunakan antibodi monoklonal tikus dengan target antigen intisel dari sel turunan limfoma Hodgkin. Metode analisis protein ini yang paling

umum digunakan adalah secara imunohistokimia. Antigen terhadap protein Ki-67 di

ekspresikan di beberapa siklus sel, seperti di tahap S, G1, G2, dan M, tapi tidak ditemukan

pada fase G0. Pada pemeriksaan imunohistokimia Ki-67 pada pasien dengan jaringan payudara

normal, ditemukan ekspresi protein ini namun pada level yang rendah (< 3% sel). Sampai saat

ini, belum ada batasan atau pedoman resmi yang memberikan batasan nilai dari Ki-67 yang

dianggap abnormal.

Dari salah satu studi dengan melibatkan 13.464 pasien perempuan dengan kanker

payudara, di dapatkan hasil Overall Survival (OS) dalam 5 tahun pada pasien dengan ukuran tumor < 1 cm adalah mendekati 99% dibandingkan dengan 89% pada pasien dengan ukuran

tumor antara 1-3 cm dan 86% pada pasien dengan tumor 3-5 cm. Pada pasien kanker payudara,

ukuran tumor adalah faktor prognostik kuat dan secara rutin digunakan untuk menentukan

perlu tidaknya dilakukan terapi adjuvan. Pada umumnya, pasien dengan ukuran tumor > 1-2

cm perlu dilakukan terapi adjuvan karena risiko rekurensinya ≥ 20%.

Karakteristik patologi dari kanker payudara juga memainkan peran prognostik yang

signifikan. Beberapa sub tipe seperti tubular, musinosa, dan medullary memiliki prognosis

yang lebih baik dibandingkan subtipe yang lain. Sistem grading yang paling sering digunakan adalah klasifikasi Scarff-Bloom-Richardson (SBR). Indeks mitosis, diferensiasi, dan pleomorfisme dinilai dari 1-3 dan nilai dari tiap kategori dijumlahkan. Tumor dengan nilai 3-5

adalah diferensiasi baik (Grade 1), dari 6-7 adalah diferensiasi moderat (Grade 2), dan nilai 8-9 adalah diferensiasi buruk (Grade 3). Pasien dengan nilai SBR 3 memiliki risiko relatif untuk rekurensi sebesar 4,4 dibandingkan pasien dengan nilai SBR 1.

Beberapa studi yang mencari hubungan usia dan kanker payudara memiliki hasil yang

berbeda-beda. Dari dua penelitian yang berskala besar, di dapatkan hasil bahwa pasien yang

menderita kanker payudara pada usia di bawah 35 tahun memiliki prognosis yang buruk. Etnis

dan usia saat diagnosis dapat membantu klinisi untuk mengetahui risiko rekurensi dari pasien

tersebut. Namun, etnis dan usia tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya faktor penentu

prognosis pasien dengan kanker payudara. Faktor prognosis ini harus digunakan bersamaan

dengan faktor prognosis lain yang sudah tervalidasi seperti ukuran tumor.

Pada penelitian ini, mayoritas pasien yang datang untuk berobat ke Rumah Sakit Haji

(52)

disebabkan oleh beberapa hal, seperti kurangnya pengetahuan masyarakat umum mengenai

penyakit ini dan pentingnya deteksi dini kanker payudara. Hal lain yang mungkin bias

menyebabkan keterlambatan pengobatan adalah kurangnya akses masyarakat kefasilitas

kesehatan terdekat.

Penggunaan protein Ki-67 sebagai marker prediktif dan prognostik sampai saat ini

masih terus diteliti. Beberapa penelitian terbaru memberikan hasil yang memuaskan. Studi

yang dilakukan oleh Yerushalmi, et.al., menyatakan bahwa kadar Ki-67 diatas 10-14% dianggap sebagai kelompok risiko tinggi dalam kaitan dengan prognosis. Konsensus St. Gallen

tahun 2009 menyatakan bahwa kadar Ki-67 penting sebagai acuan pada pasien-pasien kanker

payudara yang reseptor hormon positif untuk mendapatkan terapi tambahan berupa kemoterapi

selain terapi hormonal. Konsensus ini juga membagi menjadi 3 kelompok pasien dengan

kanker payudara berdasarkan pada tingkat proliferasi sel tumornya, kaitannya dengan kadar

Ki-67 yaitu, proliferasi rendah (Ki-67 ≤ 15%), proliferasi moderat (Ki-67 16-30%), dan

proliferasi tinggi (Ki-67 > 30%).

Pentingnya diketahui kadar Ki-67 pada pasien dengan kanker payudara juga

berhubungan erat dengan keberhasilan kemoterapi adjuvan. Studi yang dilakukan Nishimura,

et.al,. menyatakan bahwa kadar Ki-67 sebelum dilakukan kemoterapi adjuvan adalah faktor prediktif kuat efektivitas terapi. Pasien dengan kadar Ki-67 tinggi (> 25%) dianggap sebagai

kandidat yang baik untuk menjalani kemoterapi adjuvan. Kadar Ki-67 yang rendah setelah

dilakukan kemoterapi ajuvan mengindikasikan prognosis yang baik dan dapat juga

memprediksi Disease-free Survival pada pasien tersebut. Beberapa keterbatasan dari penelitian ini adalah

- Keterbatasan dalam pemeriksaan histokimia, karena masih merupakan pemeriksaan

yang terhitung baru di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.

- Keterbatasan dalam pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data yang diperoleh

dari status pasien yang tidak lengkap.

(53)

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

6.1.1 Stadium tumor terbanyak ditemukan pada Stadium III B dan yang terendah pada Stadium II B.

6.1.2 Ekspresi Ki-67 terbanyak ditemukan adalah 70% memiliki over-expression dan 30% memiliki low-expression terhadap kanker payudara.

6.1.3 Over-expression protein Ki-67 ditemukan terbanyak pada Stadium III B, dan terendah pada Stadium II B.

6.1.4 Low-expression protein Ki-67 ditemukan terbanyak pada Stadium III B, dan terendah pada Stadium IV

6.2 Saran

6.2.1 Dapat dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan imunohistokimia Ki-67 pada kanker payudara, sehingga dapat memprediksi prognosis dari setiap pasien kanker payudara.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society (ACS). 2011. Breast Cancer, p. 2-4, 61. Philadelphia.2011 American Cancer Society (ACS). 2013. Breast Cancer Fact & Figures 2013-2014. Annals of Oncology Advance Access published June 17, 2009

Axilbund, Jennifer E., Amy L. Gross, & Kala Visvanathan. 2011. Genetics. Dalam Stephen C. Yang (Ed.), Early Diagnosis and Treatment of Cancer (hlm. 71-88). Philadelphia: Sauders.

Bevers, Therese B, 2008. Primary Prevention Of Breast Cancer, Screening For Early Detection Of Breast Cancer, And Diagnostic Evaluation Of Clinical and Mammographic Breast Abnormalities

Cheang et all,. 2009. Ki67 Index, HER2 Status, and Prognosis of Patients With Luminal B Breast Cancer. University of British Columbia.

Christopher JK., O’Connel, P.Ronan, 2013. The Breast. Dalam, Williams, Norman S., Bulstrode,: Bailey & Love’s Short Parcatice of Surgery 26th Edition. Boca Raton: CRC Press, 798-816.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Pemerintah Targetkan 80% Perempuan dapat Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Serviks.

Direktorat Jenderal PP & PL Kementerian Kesehatan, 2013. Panduan Memperingati Hari kanker sedunia di Indonesia Tahun 2013.

GLOBOCAN, 2008. Breast Cancer Incidence and Mortality Worldwide in 2008 Summary.

Goldhirsch A et al. Meeting highlights: updated international expert consensus on the

primary therapy of early breast cancer. Journal of Clinical Oncology, 2003,

21(17):3357 – 3365.

Guidelines for management of breast cancer/by WHO Regional Office for the Eastern

Mediterranean (EMRO Technical Publications Series ; 31) , 2006

Haroon, Saroona., Hashmi, Atif Ali., Khurshid, Amna., et al, 2013. Ki67 Index in Breast Cancer: Correlation with Other Prognostic Markers and Potential in Pakistani Patients. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention 14: 4353-4357.

(55)

Jones, Robin L., Salter, Janine., A Hern, Roger., et al, 2009. The Prognostic Significance of Ki67 Before and After Neoadjuvant Chemotherapy In Breast Cancer. Breast Cancer Res Treat 116: 53-68.

Kaufmann M et al. International expert panel on the use of primary (neo-adjuvant)

systemic treatment of operable breast cancer review and recommendations. Journal

of Clinical Oncology, 2003, 21(13):2600–2608.

Klinkhammer-Schalke, M., Hofstadter, F., Zeman, Practice and Prinsiple of Oncology “Moleculler of breast cancer” hal 1139. In Devita, jr. Vincent T. 2000. Edisi 7, Livincot.

Ramli, Muchlis, 1995. Kanker Payudara. Dalam: Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara, 342-364.

Rumah Sakit Umum Pendidikan H. Adam Malik Medan, 2012. Data Kasus Keganasan Payudara 2008-2011. [Unpublished].

Singletary SE et al. Revision of the American Joint Committee on cancer staging system

for breast cancer. Journal of Clinical Oncology, 2002, 20(17):3628–3636.

Sobin LH, Wittekind CH (eds). TNM classification of malignant tumour. 6th edition. New

York, John Wiley and Sons, 2002.

WHO, 2013. Breast Cancer: Prevention and Control.

Yang, Nerurkar, Ash., Parton, Marina., Reis-Filho, et al,. 2011. High Ki67 Expression is a Poor Prognostic Indicator of 5-Year Survival in Patients with Invasive Breast cancer ( Asian Pasific Journal of Cancer Prevention, Vol 12).

Yerushalmi, R., Woods, R., Ravdin, PM., Hayes, MM. , et al., 2010. Ki67 in Breast Cancer : Prognostic and Predictive Potential. Lancet Oncol, 11: 174-183.

(56)

Lampiran 1

Susunan Penelitian

Peneliti

1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop

2. Fakultas : Kedokteran

3. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

Pembimbing I

1. Nama lengkap : dr. Kamal Basri Siregar, Sp.B (K) Onk 2. NIP : 19601213 19890 1 1001

3. Jabatan Fungsional : Staf Bedah Onkologi 4. Fakultas : Kedokteran

5. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara 6. Bidang Keahlian : Bedah Onkologi

Pembimbing II

1. Nama lengkap : dr. Suyatno, Sp.B (K) Onk 2. NIP : 19680608 199903 1 010 3. Jabatan Fungsional : Staf Bedah Onkologi 4. Fakultas : Kedokteran

(57)

Lampiran 2

Status Pasien Kanker Payudara

Tahun : 2011 s/d 2013

(Data diambil dari Divisi Patologi Anatomi)

(58)

37 60 th PNS Batak Toba 3 1 0 III A 27% Over

38 64 th IRT Batak Karo 4c 2 1 IV 18% Over

39 29 th IRT Aceh 2 0 0 II A 24% Over

(59)

Lampiran 3

Anggaran Penelitian

No Uraian Jumlah

1. Pengumpulan data & honorarium Rp. 2.800.000,- 2. Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian Rp. 700.000, - 3. Penggandaan Proposal dan Laporan

Penelitian

Rp. 1.500.000,-

4. Pemeriksaan penunjang imunohistokimia Protein Ki-67 @ Rp. 300.000 x 40

Rp. 12.000.000,-

T O T A L : Rp. 18.600.000,-

(60)

Lampiran 4

Jadwal Penelitian

APRIL 2014 MEI 2014 JUNI 2014 JULI 2014

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

PENYUSUNAN LAPORAN

(61)

Lampiran 5

Prosedur Tehnik Pulasan Imunohistokimia Ki-67

Melakukan pulasan imunohistokimia Ki-67 dengan prosedur :

1. Potong block parafine menggunakan mikrotom Leica 2125 RM dengan ketebalan 3 μm, kemudian direkatkan pada gelas obyek yang telah dilapisi dengan poly-L-lysine, merk Sigma, dengan ukuran lebar 1 inchi, panjang 3 inchi dan tebal 1,2 mm.

2. Inkubasi dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 1 malam.

3. Deparafineisasi dengan xilol, preparat dicelupkan ke dalam xilol sebanyak 3 kali, masing-masing celupan selama 3 menit.

4. Rehidrasi dengan alkohol bertingkat terdiri dari alkohol absolute 2 kali, alkohol 95%, alkohol 80%, dan alkohol 70%, masing-masing selama 3 menit.

5. Cuci dengan aquadest selama 10 menit.

6. Teteskan H2O2 dalam methanol 3% sampai menutupi seluruh permukaan jaringan selama 15 menit.

7. Cuci dengan aquadest selama 10 menit.

8. Cuci dengan PBS (phosphate buffer saline) sebanyak 2 kali, masing-masing selama 10 menit.

9. Rendam dengan buffer sitrat 0,01 M, pH 6,0. Kemudian panaskan di dalam oven microwave selama 15 menit, mula-mula dengan pemanasan tinggi (80o C) sampai tepat mendidih kemudian dengan pemanasan sedang (50o C) selama 5 menit.

10. Dinginkan pada suhu kamar.

11. Cuci dengan PBS sebanyak 2 kali, masing-masing selama 10 menit.

12. Teteskan 100 μl (blocking) dengan ultra V block atau sniper block selama 10 menit.

13. Teteskan 100 μl antibody primer menggunakan antibody monoclonal Ki-67 dari Dako

yang telah diencerkan (pengenceran 1:100) selama 30 menit pada suhu kamar atau semalam pada suhu 40o C.

14. Cuci dengan PBS sebanyak 2 kali, masing-masing selama 10 menit. 15. Teteskan Biotinylated Anti Polyvalent selama 10 menit.

16. Cuci dengan PBS sebanyak 2 kali, masing-masing 10 menit. 17. Teteskan Streptavidin Peroxidase selama 10 menit.

(62)

20. Cuci dengan air mengalir.

21. Counterstain dengan Mayer Hematoksilin selama 2 menit. 22. Cuci dengan air mengalir.

23. Dehidrasi dengan alkohol bertingkat terdiri dari alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 95%, dan alkohol absolut 2 kali, masing-masing selama 3 menit.

24. Celupkan ke dalam xilol sebanyak 3 kali, masing-masing selama 3 menit. 25. Tutup dengan cover glass.

Gambar

GAMBAR .....................................................................................................................
Gambar 2.1 : Anatomi Payudara
Gambar 2.3 : Proliferasi Sel (Sumber : Oncology Report. September, 2012)
Gambar 2.4 : Profil Imunohistokimia Ki-67 ( Sumber : Nature, 2005; 2006; Science, 2008 )
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pengumpulan data, dicatat dari rekam medis kesemua pasien yang telah didiagnosa mengalami penyakit kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2009.. Kemudian

Berdasar hasil penelitian yang dilakukan pada penderita kanker payudara stadium III dengan. besar sampel sebanyak 40 penderita dengan histopatologi infiltrating duct carcinoma

dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi penderita kanker payudara rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2013 berdasarkan lokasi kanker yang tertinggi adalah pada

Pada kenyataannya setelah pemantauan jangka panjang informasi yang didapat dari pembagian tersebut sedikit sekali, bahkan pasien dengan subtipe histopatologi dan

Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh penderita kanker payudara yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik tahun 2013 sebanyak 147 sampel (total sampling).. Tidak ada

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan terhadap pengobatan medis pada pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012.. Metode :

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena berkat segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis penelitian

6 Sejalan dengan penelitian Faisel tentang gambaran efek samping kemoterapi jenis sitostatika berbasis antrasiklin pada pasien kanker payudara di RSUD Dokter Soedarso