Vol. 01, No. 01, Maret 2013
ti ket kereta to ko bagu s berita bola terkini anto n nb Ane ka Kreasi Resep Masakan Indonesia resep m asakan menghilangkan j erawat villa di p uncak recepten berita harian gam e online hp dij ual windows gadget jual console voucher onl ine gos ip terbaru berita terbaru windows gadget to ko gam e cerita horor
Table of Contents
ArticlesIMPLEMENTASI SANKSI PIDANA TERHADAP PENGGUNA METHYLONE (ZAT M1) TERKAIT UNDANG – UNDANG NO 35 TAHUN 2009
PDF Debby Fitria Ulfa Dewi, A A Gede Oka Parwata
PENGAWASAN APARATUR NEGARA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME
Ni Made Mitarsih Sri Agustini, I Gusti Ketut Ariawan
PERANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM SEBAGAI PENYELENGGARA KEPENTINGAN UMUM (Studi di Kabupaten Gianyar)
PDF I Gede Handryan Giri, Ibrahim R, I Ketut Suardita
ASPEK YURIDIS PENYERAHAN WEWENANG DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH DALAM HAL PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
I Gede Sidi Purnama, I Gusti Ayu Agung Ariani
TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM MELINDUNGI KEBERADAAN AIR TANAH DI KOTA DENPASAR
PDF Ketut Eddy Budiadnyana Giri, I Made Arya Utama, Cokorda Dalem Dahana
PENGAWASAN PELANGGARAN BANGUNAN-BANGUNAN DI KOTA DENPASAR PDF Indah Permatasari, Ida Ayu Sukihana
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE
PDF Anak Agung Deby Wulandari, Ida Bagus Putra Atmadja, Anak Agung Sri Indrawati
TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS
I KETUT ARYA PRAYOGA, I WAYAN WIRYAWAN, DESAK PUTU DEWI KASIH PERLINDUNGAN TERHADAP KESELAMATAN PEKERJA DI PT
TELEKOMUNIKASI Tbk DENPASAR
PDF Ni Nyoman Agnis Ratna Dewi, I Gusti Nyoman Agung, I Ketut Sandhi Sudarsana
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA GAS ELPIJI PDF I Wayan Adi Purnama Sriada, A A Gede Oka Parwata
PERLINDUNGAN TERHADAP HAK-HAK NORMATIF KARYAWAN AKIBAT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN PT. FEDERAL
INTERNATIONAL FINANCE DENPASAR
I Gusti Ngurah Alit Jaya Praditha, I Nyoman Mudana, I Nyoman Darmada
TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP KERUGIAN KONSUMEN ATAS TIKET YANG SUDAH DIBELI SEHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA
KEPAILITAN MASKAPAI PENERBANGAN
Desak Made Dewi Ardiani, I Ketut Tjukup
PEMBATALAN PERJANJIAN MAATSCHAP YANG DIDIRIKAN TANPA JANGKA WAKTU DAN ATAS DASAR WANPRESTASI
PDF Ni Luh Putri Santika, I G A A Ari Krisnawati
PENETAPAN TARIF RETRIBUSI PARKIR PADA PUSAT HIBURAN BEACHWALK DI KABUPATEN BADUNG
PDF Ariz Rizky Ramadhon, SLP Dawisni Manik Pinatih
PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA DESAIN INDUSTRI KREATIF DITINJAU DARI PERSYARATAN KEBARUAN MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000
Ida Bagus Komang Wiwaha Kusuma Brahmanda
PENYELESAIAN WANPRESTASI DARI PEMBAYARAN KREDIT DI LPD DESA PAKRAMAN LEBIH GIANYAR
PDF I Gusti Ngurah Nyoman Arnawa, Adiwati -, I Nyoman Mudana
PROSEDUR HUKUM YANG HARUS DITEMPUH PERSEROAN TERBATAS DALAM HAL TERJADINYA PENGURANGAN JUMLAH PENDIRI DAN AKIBAT
HUKUMNYA
Dely Bunga Sarasvita, I Wayan Wiryawan, I Dewa Gede Rudy
PENEGAKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN
PDF Rikardus Kurniawan, Ibrahim R., Cokorda Dalem Dahana
TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING
I Made Agus Adi Mahardika, I Ketut Mertha
KARAKTERISTIK PERJANJIAN KERJASAMA PADA PERUSAHAAN PT.
PERTAMINA (PERSERO)
PDF Ni Gusti Lidya Stephanie, I Ketut Westra, Dewa Gede Rudy
1
PENGAWASAN APARATUR NEGARA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BERSIH
DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME
oleh
Ni Made Mitarsih Sri Agustini
I Gusti Ketut Ariawan
Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana
ABSTRACT
A democratic government, never wanted the unclean officers. One of the initial actions that can be done is supervision. From the description, the question arises is what can be connected between the performance of the state official to realize a clean government and supervision as what to do. The research’s method that used in this paper is analytical approach to legal concepts and laws. Therefore, this paper will be describe about the implementation of a clean government that can not be separated from the State official itself and it is expected the state official, should always be guided by the general principles of organization of the State. To support it, can be through by the internal and external monitoring. In addition, it is also needs social control of the society.
Key Words: State Official, Supervision, Implementation , Clean Government
ABSTRAK
Suatu pemerintahan yang demokratis, tidak pernah menginginkan adanya aparatur yang tidak bersih. Salah satu tindakan awal yang dapat dilakukan adalah melalui pengawasan. Dari hal tersebut muncul pertanyaan, sejauh manakah hubungan antara kinerja penyelenggara Negara dalam mewujudkan penyelenggaraan Negara yang bersih serta pengawasan yang seperti apakah yang dapat dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis konsep hukum dan pendekatan undang-undang. Oleh karena itu, tulisan ini akan menjelaskan bahwa penyelenggaraan Negara yang bersih tidak bisa dilepaskan dari aparatur Negara itu sendiri, sehingga diharapkan agar aparatur Negara dalam menjalankan tugasnya harus selalu berpedoman pada asas-asas umum penyelenggaraan Negara. Untuk mendukung hal tersebut dapat dilakukan melalui pengawasan baik internal maupun eksternal. Di samping itu pula diperlukan kontrol sosial dari masyarakat.
Kata Kunci: Aparatur Negara, Pengawasan, Penerapan, Pemerintahan yang Bersih
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
2
Ketika berbicara mengenai penyelenggaraan negara, maka akan terlintas pemikiran mengenai aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Secara tidak langsung, bersih atau tidaknya penyelenggaraan suatu negara tergantung pada kinerja penyelenggara negara itu sendiri. Penyelenggaraan negara yang tidak bersih tentu saja akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat.
Dalam alinea keempat pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disebutkan dengan jelas bahwa salah satu tujuan negara adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penting kiranya mewujudkan sebuah penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah sebagai penyelenggara negara untuk melindungi rakyat Indonesia. Terlebih lagi telah diketahui bahwa suatu pemerintahan yang demokratis tidak pernah menginginkan adanya aparatur yang tidak bersih1.
Dari uraian di atas, jelas terlihat bahwa perlunya dukungan dan partisipasi semua komponen dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN. Usaha yang dilakukan pun mulai dari represif maupun preventif. Tindakan preventif atau pencegahan yang dapat dilakukan adalah melalui pengawasan terhadap aparatur negara, baik dilakukan secara internal maupun eksternal.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui upaya mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme melalui pengawasan terhadap aparatur negara.
II. ISI MAKALAH
2.1 METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis penelitian hukum normatif, yang terdiri dari penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematika hukum, taraf sinkronisasi hukum, sejarah hukum dan perbandingan hukum2. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan analisis konsep hukum (analitical and conceptual approach ) dan pendekatan undang undang ( the
1Sondang P. Siagian, 2001, Administrasi Pembangunan (Konsep, Dimensi dan Strateginya), PT. Bumi Aksara, Jakarta, h. 161.
2Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h. 93.
3
statute approach). Pendekatan undang - undang dilakukan dengan menelaah semua
undang undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani3 .
2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN
2.2.1 Aparatur Negara dalam Kaitannya dengan Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
Aparatur negara adalah alat kelengkapan negara, terutama meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian yang mempunyai tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari4.
Dalam Lampiran I Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/87/M.PAN/8/2005 tentang Pedoman Peningkatan Pelaksanaan Efisiensi, Penghematan dan Disiplin Kerja disebutkan bahwa: “aparatur negara adalah keseluruhan lembaga dan pejabat negara serta pemerintahan negara yang meliputi aparatur kenegaraan dan pemerintahan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, bertugas dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan negara dan pembangunan serta senantiasa mengabdi dan setia kepada kepentingan, nilai-nilai dan cita-cita perjuangan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (TAP MPR No. II/MPR/1998”.
Terkait dengan hal tersebut di atas, Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, pada Pasal 1 angka 1 memberikan pengertian tentang penyelenggara Negara yaitu “adalah Pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Dengan kata lain, setelah melihat pengertian-pengertian di atas, maka penyelenggara negara maupun aparatur negara mempunyai substansi yang sama sebagai aktor atau pelaku dari pelaksanaan pemerintahan itu sendiri.
Berdasarkan serangkaian pengertian-pengertian di atas, aparatur negara dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi
3 Ibid.
4http://www.artikata.com/arti-319371-aparatur.html, diakses terakhir tanggal 11 Januari 2013
4
dan nepotisme, harus senantiasa berpedoman pada asas-asas umum penyelenggaraan Negara di setiap tugas dan kegiatan yang dilakukan, yaitu antara lain : (1) asas kepastian hukum; (2) asas tertib penyelenggaraan negara; (3) asas kepentingaan umum; (4) asas keterbukaan; (5) asas proporsionalitas; (6) asas profesionalitas; (7) asas akuntabilitas.
2.2.2 Pengawasan Internal dan Eksternal terhadap Aparatur Negara
Secara umum yang dimaksud dengan pengawasan adalah segala kegiatan dan tindakan untuk menjamin penyelenggaraan suatu kegiatan yang tidak menyimpang dari tujuan serta rencana yang telah digariskan5.
Terkait dengan pemerintahan daerah disebutkan bahwa dalam setiap organisasi, terutama dalam organisasi pemerintahan, fungsi pengawasan sangat penting karena pengawasan itu adalah suatu usaha untuk menjamin adanya keserasian antara penyelenggaraan tugas pemerintahan oleh daerah dan pemerintah, serta untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna6.
Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah pengawasan internal dan eksternal, yaitu7:
a) Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.
b) Pengawasan eksternal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi Negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam
5http://perpusunpas.wordpress.com/2009/05/07/pengawasan/, diakses terakhir tanggal 11 Januari 2013
6Siswanto Sunarno, 2009, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, h. 109.
7http://itjen-depdagri.go.id/article-25-pengertian-pengawasan.html, diakses terakhir tanggal 13 Januari 2013
5
proses pengawasan keuangan negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif aktifitas pemerintah.
III. KESIMPULAN
Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN, maka:
1. Aparatur negara harus selalu berpedoman pada asas-asas umum penyelenggaraan negara dalam melaksanakan setiap tugas dan fungsinya;
2. Dilakukan pengawasan internal dan eksternal terhadap kinerja aparatur negara, dengan disertai pula dengan social control yang dilakukan oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA 1. Buku
Marzuki, Peter Mahmud, 2009, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Siagian, Sondang P., 2001, Administrasi Pembangunan (Konsep, Dimensi dan Strateginya), PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Sunarno, Siswanto, 2009, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
2. Artikel
http://www.artikata.com/arti-319371-aparatur.html, diakses terakhir tanggal 11 Januari 2013.
http://perpusunpas.wordpress.com/2009/05/07/pengawasan/, diakses terakhir tanggal 11 Januari 2013.
http://itjen-depdagri.go.id/article-25-pengertian-pengawasan.html, diakses terakhir tanggal 13 Januari 2013.
3. Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.