BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA
PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR <&[ TAHUN 2021
TENTANG
HUBUNGAN KERJA DAN KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan tertib administrasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan untuk kelancaran tugas koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi, perlu menyusun pola mekanisme hubungan keija dan koordinasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara;
b. bahwa Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2017 tentang Koordinasi dan Hubungan Keija Satuan Keija Perangkat Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dipandang tidak sesuai lagi dengan perkembangan perangkat daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Hubungan Keija dan koordinasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4686);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
3. Undang-Undang . . .
2
Menetapkan :
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Ketja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6402);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2008 tentang Pedoman Hubungan Keija Organisasi Perangkat Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2019 tentang Pedoman Nomenklatur dan Unit Keija Sekretariat Daerah Provinsi dan Kabupaten / Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 970);
7. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 89).
MEMUTUSKAN:
PERATURAN BUPATI TENTANG HUBUNGAN KERJA DAN KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
2. Pemerintahan . . .
3
2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas ekonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Republik Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Bupati adalah Bupati Bolaang Mongondow Utara.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bolaang Mongodow Utara.
5. Asisten adalah Asisten pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya masing-masing.
6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
7. Hubungan Kerja adalah tindakan kerja sama dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi di lingkungan Pemerintah Daerah.
8. Koordinasi adalah proses memadukan dan menyerasikan kegiatan di lingkungan Pemerintah Daerah.
BAB II
PRINSIP HUBUNGAN KERJA Pasal 2
Hubungan Kerja antar Perangkat Daerah mengandung prinsip:
a. Saling membantu dan mendukung untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik yang berkelanjutan;
b. saling menghargai kedudukan, tugas dan fungsi serta wewenang masing-masing perangkat daerah;
c. saling memberi manfaat; dan
d. saling mendorong kemandirian masing-masing Perangkat Daerah yang mengacu pada peningkatan kemampuan penyelenggaraan tugas-tugas kepemerintahan.
BAB III . . .
4 BAB III
POLA HUBUNGAN KERJA Pasal 3
(1) Penyelenggaraan tugas, fungsi, dan wewenang Perangkat Daerah dilakukan melalui Hubungan Kerja yang meliputi:
a. konsultatif;
b. kolegial;
c. fungsional;
d. struktural; dan e. koordinatif.
(2) Pelaksanaan Hubungan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memperhatikan keterbukaan, akuntabilitas, profesionalitas, dan keterpaduan.
Pasal 4
(1) Hubungan Kerja konsultatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan wewenang Perangkat Daerah masing- masing.
(2) Hubungan Kerja konsultatif dilakukan melalui kegiatan antara lain:
a. perencanaan;
b. perumusan;
c. pemutakhiran; dan
d. penyelesaian tugas dan fungsi.
(3) Hubungan Kerja konsultatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan tanpa terikat pada hubungan struktural secara berjenjang.
Pasal 5
(1) Hubungan Kerja kolegial sebagimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b dimaksudkan untuk:
a. menumbuhkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja; dan
b. mengembangkan semangat kebersamaan dan mengontrol otoritarianisme struktural yang umumnya berkembang dalam hubungan struktural yang cenderung terpusat.
(2) H u bu n gan . . .
- 5 -
(2) Hubungan Kerja kolegial dapat dilakukan dengan mengutamakan musyawarah dan tanggung jawab bersama.
Pasal 6
(1) Hubungan Kerja fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c dimaksudkan untuk memberikan peran substansial secara fungsional dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan wewenang Perangkat Daerah masing-masing.
(2) Hubungan Kerja fungsional dilakukan sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenangnya.
Pasal 7
(1) Hubungan Kerja struktural sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d dimaksudkan untuk mengembangkan kepemimpinan secara berjenjang dengan tetap melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenangnya secara bertanggung jawab.
(2) Hubungan Kerja struktural sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap memperhatikan kerja sama yang terpadu, harmonis, selaras, komprehensif, dan tidak mementingkan kepentingan wewenang pada unit organisasi.
Pasal 8
(1) Hubungan Kerja koordinatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e dimaksudkan untuk pengembangan Hubungan Kerja secara struktural dengan menumbuhkembangkan semangat kolegial yang sinergis dan terpadu dalam penanganan dan penyelesaian tugas dan fungsi sesuai dengan wewenang Perangkat Daerah masing- masing.
(2) Hubungan Kerja koordinatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan sarana yang menjamin kelancaran, kemudahan, efektifitas, dan efisiensi.
(3) H u bu n gan . . .
- 6 -
(3) Hubungan koordinatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan untuk menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar Perangkat Daerah.
Pasal 9
Hubungan Kerja koordinatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 antara lain:
a. koordinasi hierarki (inter-sektoral) yang dilaksanakan dalam unit organisasi oleh pimpinan di bawahnya;
b. koordinasi fungsional (lintas sektoral) yang dilaksanakan antara instansi dari sektor berlainan yang memiliki keterkaitan berdasarkan fungsinya dalam pelaksanaan kegiatan; dan
c. koordinasi instansional (multisektoral), koordinasi yang dilaksanakan dengan instansi lain yang terkait, berdasarkan keterkaitan secara instansional.
Pasal 10
Hubungan Kerja koordinatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 meliputi:
a. penyusunan dan penetapan kebijakan untuk dijadikan pedoman dan arahan bagi semua instansi terkait;
b. penetapan rencana strategis yang melibatkan semua instansi terkait;
c. pengintegrasian rencana program dari berbagai instansi, lembaga, dan organisasi melalui rapat koordinasi;
d. pembahasan berbagai hal yang perlu dikonsultasikan dan ditangani bersama melalui temu konsultasi;
e. pembentukan gugus kerja yang melibatkan berbagai instansi terkait untuk menangani berbagai persoalan yang perlu dipecahkan secara bersama;
f. pembentukan badan/lembaga/wadah yang diperlukan untuk menangani fungsi-fungsi koordinasi pembinaan secara menyeluruh; dan g. penelitian dan pengembangan, pemantauan, dan
evaluasi pelaksanaan program dan koordinasi pelaksanaan program.
BAB IV . . .
- 7 - BAB IV
TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIS DAERAH Pasal 11
(1) Sekretaris Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah serta pelayanan administratif.
(2) Sekretariat Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, menyelenggarakan fungsi:
a. pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah;
b. pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah;
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Daerah;
d. pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada instansi Daerah;
dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.
BAB V
PEMBIDANGAN HUBUNGAN KERJA DAN KOORDINASI PERANGKAT DAERAH
Pasal 12
(1) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah dalam penyusunan kebijakan Daerah di bidang pemerintahan dan hukum, dan pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah di bidang kesejahteraan rakyat.
(2) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dalam melaksanakan tugas dan fungsi mengoordinasikan Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Politik dan Hukum.
(3) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mengoordinasikan:
a. Bagian Pemerintahan;
b. Bagian Kesejahteraan Rakyat; dan c. Bagian Hukum.
(4) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mengoordinasikan Perangkat Daerah yang terdiri atas:
a. Sekretariat DPRD;
b. Dinas . . .
- 8 -
b. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
c. Dinas Kesehatan;
d. Dinas Pemuda dan Olahraga;
e. Dinas Sosial;
f. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
g. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
h. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
i. Dinas Pariwisata;
j. Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian;
k. Dinas Perhubungan;
l. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
m. Kan tor Kesatuan Bangsa dan Politik;
n. Satuan Polisi Pamong Praja;
o. Sekretrariat KPUD; dan p. Para Camat.
Pasal 13
(1) Asisten Perekonomian dan Pembangunan mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah dalam penyusunan kebijakan Daerah dan pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah di bidang perekonomian dan sumber daya alam, administrasi pembangunan, pengadaan barang dan jasa.
(2) Asisten Perekonomian dan Pembangunan dalam melaksanakan tugas dan fungsi mengoordinasikan Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia.
(3) Asisten Perekonomian dan Pembangunan mengoordinasikan:
a. Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
b. Bagian Administrasi Pembangunan; dan c. Bagian Pengadaan Barang dan Jasa;
(4) Asisten Perekonomian dan Pembangunan mengoordinasikan Perangkat Daerah yang terdiri atas:
a. Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah;
b. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
c. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
d. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan;
e. Dinas Pertanian;
f. Dinas . . .
9
f. Dinas Kelautan dan Perikanan;
g. Dinas Ketahanan Pangan;
h. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
dan
i. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan.
Pasal 14
(1) Asisten Administrasi Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah dalam pelaksanaan kebijakan, penyusunan kebijakan Daerah dan pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah di bidang umum, organisasi, protokol dan komunikasi pimpinan.
(2) Asisten Administrasi Umum dalam melaksanakan tugas dan fungsi mengoordinasikan Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan.
(3) Asisten Administrasi Umum
m engoordinasikan:
a. Bagian Umum;
b. Bagian Organisasi; dan
c. Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan.
(4) Asisten Administrasi Umum mengoordinasikan Perangkat Daerah yang terdiri atas:
a. Inspektorat Daerah;
b. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
c. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah;
d. Badan Pengelola Keuangan Daerah; dan e. Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan
Pelatihan.
BAB VI
ALUR HUBUNGAN KERJA DAN KOORDINASI Pasal 15
Bagan Alur Hubungan Kerja dan Koordinasi Perangkat Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB VII .. .
10 - BAB VII
KETENTUAN PENUTUP Pasal 16
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2017 tentang Koordinasi dan Hubungan Keija Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2017 Nomor 6) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 17
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
Ditetapkan di Boroko pada tanggal ? 3Uttl
BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,
DEPRI PONTOH *
Diundangkan di Boroko
pada tanggal ^ $0M
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA,
BERITA DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 202/NOMOR
11
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR A 3 TAHUN 2021
TENTANG
HUBUNGAN KERJA DAN KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA
BAGAN ALUR HUBUNGAN KERJA DAN KOORDINASI PERANGKAT DAERAH
Staf Ahli Bidang Staf Ahli Bidang Staf Ahli Bidang
Pemerintahan Politik Pembangunan, Ekonomi dan
dan Hukum Kemasyarakatan dan
Sumber Daya Manusia Keuangan
Asisten Pemerintahan dan Asisten Perekonomian dan Asisten Administrasi Umum
Kesejahteraan Rakyat Pembangunan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. 12. 13.
14.
15.
16.
Sekretariat DPRD;
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
Dinas Pemuda dan Olahraga;
Dinas Kesehatan;
Dinas Sosial;
Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
Dinas Pariwisata;
Dinas Komunikasi,
Informatika, dan Persandian;
Dinas Perhubungan;
Satuan Polisi Pamong Praja;
Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik;
Sekretariat KPUD;
Para Camat.
1. Bagian Pemerintahan;
2. Bagian Kesejahteraan Rakyat;
3. Bagian Hukum.
1.
2. 3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
Dinas Perdagangan,
Perindustrian, Koperasi, dam Usaha Kecil Menengah;
Dinas Tenaga Keija dan Transmigrasi;
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan;
Dinas Pertanian;
Dinas Kelautan dan Perikanan;
Dinas Ketahanan Pangan;
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan;
1. Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
2. Bagian Administrasi Pembangunan
3. Bagian Pengadaan Barang Dan Jasa;
1. Inspektorat Daerah;
2. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
3. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah;
4. Badan Pengelola Keuangan Daerah;
5. Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan;
1. Bagian Umum;
2. Bagian Organisasi;
3. Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan.
BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,