• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA"

Copied!
263
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 1 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

TAHUN 2018-2023

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018- 2023;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4686);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5234);

(5)

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 157);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah kemudian diubah kembali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesi Nomor 310);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun

2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan

Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara Nomor 80);

(6)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

dan

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2018-2023

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Bolaang Mongondow Utara.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.

5. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Bolaang Mongondow Utara.

6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023 yang selanjutnya disebut RPJMD Tahun 2018-2023 adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran visi, misi, dan program Bupati dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah.

9. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang

selanjutnya disebut Renstra Perangkat Daerah

adalah dokumen perencanaan pembangunan

Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

(7)

10. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renja Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

11. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

12. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.

13. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang selanjutnya disingkat RPJMN adalah dokumen perencanaan Pembangunan Nasional untuk periode 5 (lima) tahun.

Pasal 2

Maksud disusunnya RPJMD Tahun 2018-2023 yaitu sebagai acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam:

a. penyusunan RKPD;

b. penyusunan Renstra Perangkat Daerah;

c. penyusunan Renja Perangkat Daerah; dan

d. penentuan pilihan-pilihan program kegiatan tahunan Daerah yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah secara berjenjang.

Pasal 3

Tujuan disusunnya RPJMD Tahun 2018-2023 yaitu:

a. sebagai satu acuan resmi bagi seluruh jajaran Pemerintah Daerah, DPRD dan masyarakat dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan sumber pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

b. sebagai satu tolok ukur untuk mengukur dan

melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap

Perangkat Daerah;

(8)

c. sebagai penjabaran gambaran tentang kondisi umum Daerah sekarang dalam konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi Bupati;

d. memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah dan DPRD dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah, dan terukur; dan

e. memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Daerah, DPRD dan masyarakat untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.

BAB II PENYUSUNAN

Pasal 4

(1) Penyusunan RPJMD Tahun 2018-2023 berpedoman pada:

a. RPJMN 2015-2019;

b. RPJPD Provinsi Sulawesi Utara 2005-2025;

c. RPJMD Provinsi Sulawesi Utara 2016-2021;

d. RPJPD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2005-2025;

e. RTRW Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2013-2033; dan

f. RPJMD kabupaten/kota sekitar.

(2) RPJMD Tahun 2018-2023 merupakan dokumen perencanaan pembangunan Daerah sebagai landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun yang menggambarkan

a. visi dan misi, program Bupati dan Wakil Bupati terpilih; dan

b. tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan pembangunan, dan program

pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah, disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

(3) RPJMD Tahun 2018-2023 merupakan pedoman

dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan

pembangunan dan pelayanan publik.

(9)

BAB III SISTEMATIKA

Pasal 5

(1) Sistematika RPJMD Tahun 2018-2023 adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1.4. Maksud dan Tujuan

1.5. Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.3. Aspek Pelayanan Umum

2.4. Aspek Daya Saing Daerah BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu a. Kinerja Pelaksanaan APBD b. Neraca Daerah

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa lalu

a. Proporsi Penggunaan Anggaran b. Analisis Pembiayaan

3.3. Kerangka Pendanaan

a. Proyeksi Pendapatan dan Belanja b. Penghitungan Kerangka Pendanaan BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU

STRATEGIS DAERAH

4.1. Permasalahan Pembangunan 4.2. Isu Strategis

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi

5.2. Misi

5.3. Tujuan dan Sasaran

5.4. Keselarasan RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, RPJPD Provinsi Sulut dan RPJMN

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN

DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH

(10)

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB IX PENUTUP.

(2) Uraian lebih lanjut tentang sistematika RPJMD Tahun 2018-2023 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IV

PENGENDALIAN DAN EVALUSI

Pasal 6

(1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD Tahun 2018-2023 yang dilaksanakan oleh Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kebijakan perencanaan RPJMD Tahun 2018- 2023; dan

b. pelaksanaan RPJMD Tahun 2018-2023.

(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. kebijakan perencanaan RPJMD Tahun 2018- 2023;

b. pelaksanaan RPJMD Tahun 2018-2023; dan c. hasil RPJMD Tahun 2018-2023.

(4) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD Tahun 2018-2023 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB V

PERUBAHAN RPJMD TAHUN 2018-2023

Pasal 7

(1) Perubahan RPJMD Tahun 2018-2023 hanya dapat

dilakukan apabila:

(11)

a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan tidak sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan rencana pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan;

b. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang dirumuskan tidak sesuai peraturan perundang-undangan;

c. terjadi perubahan yang mendasar mencakup antara lain terjadinya bencana alam, goncangan politik, krisis ekonomi, konflik sosial budaya, gangguan keamanan, pemekaran daerah, perubahan kebijakan nasional, atau perubahan kebijakan Provinsi Sulawesi Utara; dan/atau

d. bertentangan dengan kebijakan nasional dan Provinsi Sulawesi Utara.

(2) Perubahan RPJMD Tahun 2018-2023 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 8

(1) Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan, Bupati wajib menyiapkan rancangan RPJMD periode berikutnya dan menyusun RKPD tahun pertama RPJMD periode berikutnya.

(2) Penyusunan rancangan RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dokumen perencanaan 5 (lima) tahun periode pemerintahan berikutnya dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2005-2025 dan RPJMD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2018-2023.

(3) Penyusunan RKPD sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) merupakan dokumen perencanaan

untuk tahun pertama periode pemerintahan,

untuk tahun berikutnya berpedoman pada RPJPD

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun

2005-2025 dan RPJMD Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara 2018-2023 sebelum RPJMD

periode berikutnya tersusun.

(12)

(4) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam penyusunan APBD tahun pertama periode pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati terpilih berikutnya.

(5) RPJMD dijadikan dasar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati tahun 2018 sampai dengan tahun 2023.

(6) Rincian alokasi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah tahun 2020-2023 selanjutnya diatur dalam peraturan Bupati dan menjadi dasar penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah setiap tahunnya.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Ditetapkan di Boroko

pada tanggal 25 Maret 2019

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH Diundangkan di Boroko

pada tanggal 25 Maret 2019

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

ASRIPAN NANI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2019 NOMOR 1

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA, PROVINSI SULAWESI UTARA: (1/2019)

Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

BOLAANG MONGONDOW UTARA Kepala Bagian Hukum,

Abdul Muis Suratinoyo

(13)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 1 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

TAHUN 2018-2023

I. PENJELASAN UMUM

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pada Pasal 5 ayat (2), RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati yang penyusunannya berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)· dengan memperhatikan RPJM Nasional. Selain daripada itu berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah diatur dengan Peraturan Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2018-2023 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan RTRW Kabupaten serta memperhatikan RPJMD Provinsi Sulawesi Utara, dan RPJMN. Mekanisme penyusunan RPJMD Tahun 2018-2023 dimulai setelah dilantiknya Bupati Bolaang Mongondow Utara dan Wakil Bupati Bolaang Mongondow Utara, pada tanggal 25 September 2018, sehingga berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang diundangkan pada tanggal 25 September 2017.

RPJMD Tahun 2018-2023 memuat Pendahuluan; Gambaran Umum Kondisi Daerah; Permasalahan dan Isu Strategis; Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran; Strategi, Arah Kebijakan, dan Program Pembangunan Daerah;

Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah;

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; dan Penutup.

Penyusunan RPJMD Tahun 2018-2023 dilakukan dengan mendasarkan

pada prinsip-prinsip: keterkaitan, konsistensi, kelengkapan dan kedalaman,

dan keterukuran. Disamping itu secara terpadu juga menerapkan pendekatan-

pendekatan: partisipatif (bottom up), top doum, teknokratis, politis, dan inovatif

yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan, serta

mengacu ketentuan peraturan perundang-undangan.

(14)

Peraturan Daerah ini mencakup landasan hukum di bidang perencanaan pembangunan daerah oleh Pemerintah Daerah dalam kurun waktu 5 (lima) tahunan dan digunakan sebagai arahan kegiatan pembangunan sesuai dengan kewenangan Daerah.

Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup jelas Pasal 2

Cukup jelas Pasal 3

Cukup jelas Pasal 4

Cukup jelas Pasal 5

Cukup jelas Pasal 6

Cukup jelas Pasal 7

Cukup jelas Pasal 8

Cukup jelas Pasal 9

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 103

(15)

i |

DAFTAR ISI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 1 TAHUN 2019 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2018-2023

DAFTAR ISI ……….. i DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ………. iv BAB I PENDAHULUAN ……….

1.1. Latar Belakang ………..

1.2. Dasar Hukum ……….

1.3. Hubungan Antar Dokumen ………

1.4. Maksud dan Tujuan ……….

1.5. Sistematika Penulisan ……….

I-1 I-1 I-4 I-7 I-8 I-9 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ………

2.1. Aspek Geografi dan Demografi ………

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah ………

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah ………..

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana ………

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ……….

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi …..

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial ………..

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga ………..

2.3. Aspek Pelayanan Umum ………..

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Pemerintah Wajib …………..

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pemerintah Pilihan …………

2.3.3. Fokus Layanan Penunjang Urusan Pemerintahan … 2.4. Aspek Daya Saing Daerah ………

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ………

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ………..

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi ………

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia ………..

II-1

II-1

II-1

II-5

II-16

II-17

II-17

II-21

II-30

II-33

II-33

II-63

II-69

II-76

II-76

II-80

II-80

II-81

(16)

ii |

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH ……….

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ………..

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD ………

3.1.2. Neraca Daerah ………

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa lalu ………..

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ………

3.2.2. Analisis Pembiayaan ………

3.3. Kerangka Pendanaan ……….

3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja ………

3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan ………..

III-1 III-2 III-2 III-11 III-14 III-14 III-16 III-22 III-22 III-24 BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH ……….

4.1. Permasalahan Pembangunan ……….

4.1.1 Pendidikan ……….

4.1.2 Kesehatan ………..

4.1.3 Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi ……….

4.1.4 Tata Kelola Pemerintahan ……….

4.1.5 Infrastruktur Wilayah ……….

4.1.6 Penataan Ruang ………

4.1.7 Bencana Alam ………

4.2. Isu Strategis ………..

4.2.1 Kebijakan Pembangunan Nasional dan Agenda Pembangunan Internasional ………

4.2.2 Isu Strategis Regional ……….

4.2.3 Isu Strategis Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya ………

4.2.4 Isu Strategis Lokal ………

4.2.5 Penetapan Isu Strategis ……….

IV-1 IV-2 IV-2 IV-4 IV-5 IV-10 IV-12 IV-13 IV-15 IV-16

IV-17 IV-24

IV-27 IV-31 IV-37 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ………

5.1. Visi ………...

5.2. Misi ………..

5.3. Tujuan dan Sasaran ………..

5.3.1. Tujuan ………..

5.3.2. Sasaran ………

5.4. Keselarasan RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, RPJPD Provinsi Sulawesi Utara dan RPJMN ………

5.4.1. Keselarasan RPJMD Tahun 2018-2023 dengan RPJPD Tahun 2005-2025 ...

5.4.2. Keselarasan RPJMD Tahun 2018-2023 dengan RPJPD Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2005-2025 . 5.4.3. Keselarasan RPJMD Tahun 2018-2023 dengan RPJMN 2015-2019 ………

V-1 V-2 V-3 V-5 V-5 V-6

V-13

V-13

V-14

V-17

(17)

iii |

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

DAERAH ………..

6.1. Strategi ………

6.2. Arah Kebijakan ………

VI-1 VI-1 VI-5 BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM

PERANGKAT DAERAH ………. VI-1 BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ………… VIII-1 BAB IX PENUTUP ……….

9.1. Pedoman Transisi ………..

9.2. Kaidah Pelaksanaan ………..

IX-1

IX-1

IX-1

(18)

iv |

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ……….

Tabel 2.2. Rata-Rata Curah Hujan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ……….

Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2017 ………

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Sesuai Jenis Kelamin Tahun 2016-2017 . Tabel 2.5. Angka Partisipasi Sekolah Tahun 2013-2017 ……….

Tabel 2.6. Perkembangan Kesenian Tahun 2013-2017 ………..

Tabel 2.7. Perkembangan Klub Olahraga Tahun 2013-2017 ………

Tabel 2.8. Jumlah Sarana Olahraga sampai dengan Tahun 2017 ………

Tabel 2.9. Kondisi Pendidikan Tahun 2013-2017 ……….

Tabel 2.10. Indikator Kesehatan Tahun 2013-2017 ………

Tabel 2.11. Kondisi Jalan dan Jembatan Tahun 2017 ………..

Tabel 2.12. Indikator Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tahun 2013-2017 ………..

Tabel 2.13. Kondisi RTLH Tahun 2017 ……….

Tabel 2.14. Indikator Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat Tahun 2013-2017 ………

Tabel 2.15. Kondisi PMKS Tahun 2013-2017 ………

Tabel 2.16. Kondisi Ketenagakerjaan Tahun 2013-2017 ………

Tabel 2.17. Indikator Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2013-2017 ………..

Tabel 2.18. Indikator Ketahanan Pangan Tahun 2013-2017 ………..

Tabel 2.19. Kondisi Urusan Pertanahan Tahun 2013-2017 ……….

Tabel 2.20. Kondisi Urusan Lingkungan Hidup 2013-2018 ……….

Tabel 2.21. Kondisi Urusan Pencatatan Sipil Tahun 2013-2017 ………….

Tabel 2.22. Kondisi Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun 2013-2017 ………..

Tabel 2.23. Kondisi Urusan Pengendalian Penduduk dan KB Tahun 2013-2017 ………..

Tabel 2.24. Kondisi Urusan Perhubungan Tahun 2013-2017 ……….

Tabel 2.25. Cakupan Layanan Menara Telekomunikasi Tahun 2013- 2017 ………..

Tabel 2.26. Koperasi Aktif Tahun 2013-2017 ……….

Tabel 2.27. Kondisi Urusan Penanaman Modal Tahun 2013-2018 ………

Tabel 2.28. Kondisi Urusan Kepemudaan dan Olahraga Tahun 2013- 2017 ………..

Tabel 2.29. Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Tahun 2013-2017 …..

Tabel 2.30. Jumlah Buku Perpustakaan Tahun 2013-2017 ………

Tabel 2.31. Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan Tahun 2013-2017 … II-2

II-4 II-15 II-16 II-24 II-31 II-32 II-33 II-33 II-36 II-39

II-39 II-42

II-43 II-45 II-46

II-48 II-49 II-49 II-50 II-51

II-52

II-53 II-53

II-54 II-55 II-56

II-57

II-59

II-61

II-61

(19)

v |

Tabel 2.32. Jumlah Perpustakaan Tahun 2017 ………

Tabel 2.33. Capaian Kinerja Urusan Karsipan Tahun 2013-2017 ……….

Tabel 2.34. Capaian Kinerja Urusan Perikanan dan Kelautan Tahun 2013-2017 ………..

Tabel 2.35. Capaian Kinerja Urusan Pertanian Tahun 2013-2017 ………

Tabel 2.36. Capaian Kinerja Urusan Perdagangan Tahun 2013-2017 …..

Tabel 2.37. Capaian Kinerja Urusan Perindustrian Tahun 2013-2017 ….

Tabel 2.38. Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Tahun 2013-2017 …..

Tabel 2.39. Capaian Kinerja Urusan Keuangan Tahun 2013-2017 ………

Tabel 2.40. Capaian Kinerja Urusan Kepegawaian Tahun 2013-2017 ….

Tabel 2.41. Capaian Kinerja Urusan Pendidikan dan Pelatihan Tahun 2013-2017 ………..

Tabel 2.42. Capaian Kinerja Administrasi Pemerintahan Tahun 2013- 2017 ………..

Tabel 2.43. Capaian Kinerja Pengawasan Pemerintahan Tahun 2013- 2017 ………..

Tabel 2.44. Penduduk Usia Kerja Menurut Pendidikan Tahun 2013-2017 Tabel 2.45. Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ………

II-62 II-62

II-63 II-65 II-67 II-68 II-70 II-71 II-72

II-73

II-74

II-76 II-81

II-83 Tabel 3.1. Rata-Rata Pertumbuhan APBD Tahun 2013-2018 ………

Tabel 3.2. Target Pendapatan Daerah Tahun 2013-2018 ………

Tabel 3.3. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013-2018 ………..

Tabel 3.4. Target Belanja Daerah Tahun 2013-2018 ………

Tabel 3.5. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013-2018 ………..

Tabel 3.6. Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Tahun 2013-2018 ..

Tabel 3.7. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tahun 2013-2018 ……….

Tabel 3.8. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Tahun 2013-2018 ……….

Tabel 3.9. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Kesehatan Tahun 2013-2018 ……….

Tabel 3.10. Pembiayaan Daerah Tahun 2013-2018 ……….

Tabel 3.11. Defisit dan Surplus Riil Anggaran Tahun 2013-2018 ………..

Tabel 3.12. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun 2013- 2018 ………..

Tabel 3.13. Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah ……….

Tabel 3.14. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah ………..

Tabel 3.15. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah ……….

III-2 III-3 III-3 III-8 III-8 III-13

III-15

III-16

III-16 III-17 III-18

III-19 III-23 III-25

III-26 Tabel 4.1. Identifikasi Isu Strategis/Kebijakan RPJMD Kabupaten

Lainnya ………

Tabel 5.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ………

IV-28

V-6

(20)

vi |

Tabel 5.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD 2018-2023 ………….

Tabel 6.1. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi RPJMD 2018-2023 Tabel 6.2. Arah Kebijakan Pembangunan RPJMD 2018-2023 …………..

Tabel 6.3. Kebijakan Umum Pembangunan Tahun 2018-2023 …………

Tabel 6.4. Program Pembangunan Daerah di sertai Pagu Indikatif …….

Tabel 7.1. Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah ………..

Tabel 7.2. Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan ……….

Tabel 8.1. Target Indikator Tujuan RPJMD Tahun 2018-2023 ………….

Tabel 8.2. Target Capaian Indikator Kinerja Utama RPJMD Tahun 2018-2023 ………..

Tabel 8.3. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan ………

V-10 VI-3 VI-7 VI-10 VI-11 VII-3

VII-6 VIII-3

VIII-3

VIII-6

(21)

vii |

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Hubungan Antar Dokumen Perencanaan ………

Gambar 2.1. Luas Masing Masing Jenis Penggunaan Lahan ……….

Gambar 2.2. Peta Kawasan Rawan Bencana ………

Gambar 2.3. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2013-2017 ……….

Gambar 2.4. PDRB per Kapita Tahun 2013-2017 ………..

Gambar 2.5. Kondisi Kemiskinan Tahun 2013-2017 ………

Gambar 2.6. Tingkat Pengangguran Tahun 2013-2017 ………..

Gambar 2.7. Kondisi Angka Melek Huruf Tahun 2013-2017 ……….

Gambar 2.8. Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2013-2017 ………..

Gambar 2.9. Angka Harapan Lama Sekolah Tahun 2013-2017 …………

Gambar 2.10. Angka Harapan Hidup Tahun 2013-2017 ………

Gambar 2.11. Perkembangan IPM Tahun 2013-2017 ……….

Gambar 2.12. Perkembangan Rasio Gini Tahun 2011-2016 ………

Gambar 2.13. Kondisi NTP Tahun 2015 ………..

Gambar 2.14. Kondisi NTN Prov. Sulawesi Utara Tahun 2016 ………

Gambar 2.15. Rasio ketergantungan Tahun 2013-2017 ………

Gambar 3.1. Kontribusi Pendapatan Daerah Tahun 2013-2018 ………..

Gambar 3.2. Struktur Belanja Daerah Tahun 2013-2018 ………..

Gambar 5.1. Keterkaitan Misi RPJPD dan Misi RPJMD ………..

Gambar 5.2. Keterkaitan Misi RPJPD Provinsi dan Misi RPJMD Kabupaten ……….

Gambar 5.3. Keterkaitan Misi RPJMD Provinsi dan Misi RPJMD Kabupaten ……….

Gambar 5.4. Keterkaitan Misi RPJMN dan Misi RPJMD Kabupaten ……

I-8 II-5 II-16 II-18 II-18 II-20 II-21 II-22 II-23 II-25 II-26 II-28 II-30 II-77 II-79 II-82 III-5 III-9 V-14

V-16

V-17

V-19

(22)

1 | I 1.1. Latar Belakang

Sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 1 ayat (12) menyatakan bahwa “Pemerintah Daerah berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, disusun suatu perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Kewenangan tersebut merupakan kewenangan dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat mulai dari perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan, pengawasan serta evaluasi. Oleh karena itu, dalam implementasinya pelaksanaan otonomi daerah harus terencana dan sinergis dengan perencanaan pemerintahan yang lebih tinggi dengan tidak menghilangkan nilai kekhasan setiap daerah.

(23)

2 | I

Berdasarkan ketentuan pasal 261 ayat (4), Undang- undang Nomor 23 Tahun 2014, Visi dan Misi kepala daerah terpilih harus diterjemahkan kedalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama dengan DPRD. Dokumen perencanaan jangka menengah yang dimaksud pada penjelasan sebelumnya merupakan dokumen rencana pembangunan jangka menengah sebagaimana yang disebutkan dalam Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yaitu dokumen perencanaan untuk periode waktu lima tahun yang akan datang.

Selain janji-janji politik atau Visi Misi Kepala Daerah Terpilih yang harus diterjemahkan pada RPJMD, hasil evaluasi kinerja periode sebelumnya, isu-isu strategis serta potensi- potensi unggulan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara juga harus diakomodir dalam RPJMD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Keseluruhan hal tersebut dianalisis berdasarkan ketentuan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut diamanatkan bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

Penyusunan RPJMD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2018-2023 dilakukan dengan memperhatikan RPJM Nasional, RPJMD Provinsi Sulawesi Utara, kondisi lingkungan strategis di daerah, potensi daerah, isu strategis baik internasional, nasional maupun lokal, serta hasil evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya. Dalam melakukan penyusunan RPJMD, digunakan empat pendekatan utama. Pertama, pendekatan politik. Pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah pada dasarnya merupakan bagian terpenting di dalam proses penyusunan rencana program.

(24)

3 | I Hal ini terjadi karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan para calon Kepala Daerah. Dalam hal ini, rencana pembangunan adalah penjabaran agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam RPJMD.

Kedua, pendekatan teknokratik. Pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertugas untuk hal tersebut.

Ketiga, pendekatan partisipatif. Pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan. Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Keempat, pendekatan atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up).

Pendekatan ini dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.

Hasil proses tersebut kemudian diselaraskan melalui musyawarah rencana pembangunan.

Dalam hal pendekatan politik, RPJMD merupakan turunan dari visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih. Proses penyusunannya dilakukan dan disinergikan dengan menggunakan tiga pendekatan utama lain, dan dilakukan secara bertahap. Proses penyusunannya dilakukan dari bawah, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) yang ada. Tujuannya adalah agar RPJMD ini merupakan refleksi dari perencanaan yang diinginkan dan dibutuhkan oleh masyarakat di daerah. Melalui RPJMD, Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) akan dimungkinkan lebih terarah dan disesuaikan dengan visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, serta keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, secara umum RPJMD memuat tentang visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Perangkat Daerah dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi program lintas perangkat daerah, program kewilayahan, dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Selain itu, agar RPJMD memiliki kekuatan yang baik, proses penyusunanya mau tidak mau harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat, valid dan akuntabel. Untuk itu, sebelum dilakukan penyusunan, terlebih dahulu dilakukan pengkajian terhadap indikator-indikator perkembangan di daerah, di antaranya adalah Indeks Pembangunan Manusia

(25)

4 | I

(IPM), indeks gini, pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, dan tingkat kemiskinan.

RPJMD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2018-2023 merupakan rencana pembangunan jangka menengah periode keempat dari RPJPD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. RPJMD yang telah disusun selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang merupakan perencanaan tahunan dan menjadi pedoman dalam penyusunan rencana strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD).

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dalam penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ini, sejumlah peraturan yang digunakan sebagai rujukan, yaitu:

a. Peraturan perundangan yang berlaku:

1. Landasan idiil Pancasila

2. Landasan konstitusional Undang-Undang Dasar (UUD) 1945

b. Landasan operasional sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4686);

(26)

5 | I 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 -2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 50 );

9. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5495);

10. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali dirubah, terakhir dengan Undang-Undang nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2015 nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2016 Nomor 114);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2018 Nomor 2);

14. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 3);

15. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Tahun 2017 Nomor 136);

(27)

6 | I

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);

18. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor …..

Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Perda Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2018 Nomor ….., Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor …..);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2013 - 2033 (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2013 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 3);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 79);

(28)

7 | I 21. Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2014-2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 81);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2018 Nomor 05, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 89);

1.3. Hubungan Antar Dokumen

RPJMD merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional, yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan. Sehingga RPJMD harus sinkron dan sinergi antar daerah, antar waktu, antar ruang dan antar fungsi pemerintah serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

RPJMD sebagai dokumen perencanaan lima tahunan merupakan penjabaran RPJPD yang memiliki kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. RPJMD selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan perencanaan tahunan dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra PD) Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Hubungan antar dokumen perencanaan dapat dilihat melalui gambar berikut:

(29)

8 | I

Gambar 1.1.

Hubungan Antar Dokumen Perencanaan

1.4. Maksud dan Tujuan

RPJMD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tahun 2018-2023 pada dasarnya dimaksudkan sebagai pedoman untuk memberikan arah terhadap kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Perangkat Daerah, lintas Perangkat Daerah, dan program kewilayahan dalam rangka menjamin keberlanjutan pembangunan jangka panjang (sustainibility development) dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama 5 (lima) tahun yang akan datang.

Termasuk juga rencana-rencana kerja dan kerangka anggaran yang bersifat proyektif dan indikatif selama lima tahun ke depan.

Dengan demikian, semua dokumen operasional dalam perencanaan periode 2018-2023 di lingkungan pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara harus mengacu pada RPJMD ini.

Tujuan dari disusunnya dokumen RPJMD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ini, antara lain:

1. Sebagai pedoman untuk memberikan arah terhadap kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan Pembangunan daerah tahun 2018- 2023;

(30)

9 | I 2. Sebagai pedoman bagi seluruh Perangkat Daerah (PD) dalam penyusunan rencana strategis antara tahun 2018 sampai tahun 2023, termasuk dalam menentukan program-program prioritas;

3. Sebagai tolak ukur dalam mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara antara tahun 2018 sampai tahun 2023;

4. Sebagai instrumen untuk memudahkan seluruh Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur;

5. Sebagai instrumen untuk memahami secara utuh dan memudahkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi seluruh Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dalam mengimplementasikan kebijakan, program dan kegiatan operasional tahunan.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1.4. Maksud dan Tujuan

1.5. Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.3. Aspek Pelayanan Umum

2.4. Aspek Daya Saing Daerah BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu a. Kinerja Pelaksanaan APBD b. Neraca Daerah

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa lalu

(31)

10 | I

a. Proporsi Penggunaan Anggaran b. Analisis Pembiayaan

3.3. Kerangka Pendanaan

a. Proyeksi Pendapatan dan Belanja b. Penghitungan Kerangka Pendanaan

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 4.1. Permasalahan Pembangunan

4.2. Isu Strategis

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi

5.2. Misi

5.3. Tujuan dan Sasaran

5.4. Keselarasan RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, RPJPD Provinsi Sulut dan RPJMN

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB IX PENUTUP

(32)

1 | II Bab ini memberikan gambaran umum mengenai potensi dasar yang dimiliki oleh Kabupaten Bolaang Mongondow Utara guna menjadi sumber daya pokok bagi pengembangan di masa depan,berikut kelemahan-kelemahan yang harusdiatasi. Dengan demikian, apa yangdibahas di bab ini merupakan fondasi tentang perencanaan pembangunan lima tahun kedepan.

2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Utara terletak antara 0˚-30’

1˚-0’ Lintang Utara dan 123˚-124˚ Bujur Timur. Luas wilayah 185.686 ha (1.856,86 km2) ± 12.3 persen dari luas Sulawesi Utara. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dilalui oleh jalan Trans Sulawesi di pesisir pantai Utara kabupaten Bolaang Mongondow dimana jalan ini berfungsi sebagai jalur lalu lintas barang dan orang dari dan ke daerah Minahasa, Manado dan

(33)

2 | II

Bitung di sebelah timur dan Provinsi Gorontalo disebelah Barat.Kabupaten Bolaang Mongondow Utara memiliki luas wilayah 185.686 ha (1.856,86 km2) ± 12.3 persen dari luas Sulawesi Utara dengan batas wilayah sebelah utara dengan Laut Sulawesi, sebelah timur dengan Kabupaten Bolaang Mongondow, sebelah selatan dengan Provinsi Gorontalo dan sebelah barat dengan Provinsi Gorontalo. Secara administrasi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara terbagi atas 6 (enam) Kecamatan, secara rinci sebagai berikut:

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Kecamatan Jumlah

Desa/Kelurahan

Luas (Km²)

(1) (2) (3)

Kecamatan Sangkub 16 567,85

Kecamatan Bintauna 15/1 348,94

Kecamatan Bolangitang Timur

20 445,64

Kecamatan Bolangitang Barat

18 293,75

Kecamatan Kaidipang 15 85,09

Kecamatan Pinogaluman 22 115,59

J u m l a h 106/1 1.856,86

Sumber: Bolaang Mongondow Utara Dalam Angka, 2018

Adapun kondisi topografi tanah di Bolaang Mongondow Utara datar sampai berombak (25 persen), berombak sampai berbukit (40 persen) dengan keadaan tanah yang tergolong subur. Secara umum kondisi topografi tanah di kecamatan Sangkub rata dan yang berbukit di desa Sidodadi hingga 170 m dpl dan desa Pangkusa hingga 50 m dpl. Di kecamatan Bintauna pada umumnya rata dan yang berbukit hanya di desa Mome dan Huntuk s/d 8 m dpl. Di kecamatan Bolangitang Timur juga sebagian besar dataran kecuali desa Mokodidek berbukit ± 60

(34)

3 | II m dpl dan desa Biontong ± 18 m dpl. Wilayah berbukit juga terdapat di desa Solo dan Komus Dua kecamatan Kaidipang ± 15 m dpl, dan desa-desa Komus satu dan Batu Tajam Kecamatan Pinogaluman ±25 m dpl diatas permukaan laut.

Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor yaitu:

iklim, bahan induk, topografi, organisme, dan waktu. Diantara lima faktor tersebut, bahan induk dan topografi tampaknya berpengaruh lebih dominan, sehingga dijumpai sifat-sifat tanah yang bervariasi.

Berdasarkan peta geologi bersistem Indonesia skala 1:

250.000 lembar Kotamobagu dan Siau 2316 dan 2317 (Puslitbang Geologi, 1997) daerah penelitian terdiri dari enam formasi batuan, yaitu: aluvium dan endapan pantai (Qal) berupa pasir, lempung, lumpur, kerikil, dan kerakal. formasi tinombo fasies sedimen (Tets) berupa serpih dan batu pasir dengan sisipan batu gamping dan rijang. batuan gunung api bilungala (Tmbv) berupa breksi, tuf dan lava bersususnan andesit, dasit, dan riolit. diorit bone (Tmb) berupa diorit kuarsa, diorit, granodiorit dan granit. formasi tinombo fasies gunung api (Tetv) berupa lava basalt, lava andesit, selingan batu pasir hijau, batu lanau hijau, sedikit konglomerat, batu gamping merah dan kelabu. anggota batu gamping formasi tapadaka (Tmtl) berupa batu gamping kelabu terang pejal, mengandung pecahan batuan gunung api hijau. Dan formasi tapadak (Tmts) berupa batu pasir, grewake, batu pasir terkersikan, dan serpih. Hasil identifikasi bentuk morfologi DAS Sangkup Langi tergolong kategori DAS memanjang dengan nilai Rc 0,25. Bentuk lahan atau geomorfologi merupakan salah satu parameter dalam karakteristik morfologi DAS yang sangat mempengaruhi perilaku hidrologi DAS seperti debit puncak, besar run off yang pada akhirnya menentukan besar simpanan air tanah.

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan milimeter atau inchi namun untuk di indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam satuan milimeter (mm). Curah hujan dalam 1 (satu) milimeter memiliki arti dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.

Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan dalam suatu satuan waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan

(35)

4 | II

dalam mm/jam, mm/hari, m/tahun, dan sebagainya; yang berturut-turut sering disebut hujan jam-jaman, harian, tahunan, dan sebagainya. Biasanya data yang sering digunakan untuk analisis adalah nilai maksimum, minimum dan nilai rata- ratanya.

Tabel 2.2

Rata-Rata Curah Hujan dan Hari Hujan per Bulan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Bulan Curah hujan

(mm) Hari Hujan

(1) (2) (3)

Januari 1074,0 31

Februari 685,0 24

Maret 289,0 18

April 193,0 10

Mei 151,0 20

Juni 377,0 24

Juli 205,0 21

Agustus 233,0 15

September 195,0 14

Oktober 219,6 19

November 544,3 27

Desember 656,4 28

Sumber: Bolaang Mongondow Utara Dalam Angka, 2018

Pada tahun 2017 curah hujan tertinggi terjadi di bulan Januari, yaitu 1074 mm, yang artinya luasan satu meter persegi pada tempat yang datar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tertampung air setinggi 1.074 mm atau tertampung air sebanyak 1.074 liter.

Penggunaan lahan di daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dibedakan ke dalam penggunaan pertanian dan non-pertanian. Penggunaan pertanian terdiri dari (a) sawah

(36)

5 | II (irigasi dan tadah hujan), (b) tegalan/belukar, (c) kelapa, (d) kelapa belukar, (e) belukar hutan, dan (f) kebun campuran.

Penggunaan non-pertanian terdiri atas: (a) bakau, (b) hutan, belukar, (c) hutan, (d) pemukiman, dan (e) badan air.

Gambar 2.1

Luas Masing Masing Jenis Penggunaan Lahan

Sumber: RTRW Bolaang Mongondow Utara Tahun 2012-2032, 2017 2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perikanan, pertambangan, industri, pariwasata, permukiman dan lain-lain dengan berpedoman pada rencana tata ruang wilayah.

1. Rencana Kawasan Hutan Produksi, terdiri atas kawasan hutan produksi tetap, kawasan hutan produksi terbatas dan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi. Kawasan hutan produksi tetap terdapat di kecamatan Sangkub, Bintauna, Bolangitang Timur dan Pinogaluman dengan luasan kurang lebih 3.846 Ha. Kawasan hutan produksi terbatas terdapat di kecamatan Sangkub, Bintauna, Bolangitang Timur, Bolangitang Barat, Kaidipang dan Pinogaluman dengan luasan 58.091,38 Ha. Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi terdapat di kecamatan Sangkub dan Bintauna dengan luasan kurang lebih 15.988 Ha.

2. Rencana Kawasan Hutan Rakyat, direncanakan pada lahan- lahan yang tidak dimanfaatkan dan menanaminya dengan

(37)

6 | II

tanaman-tanaman yang dapat berfungsi ganda, seperti sebagai penghasil buah, penghasil kayu dan lain-lain yang sekaligus juga berfungsi ekologis. Kawasan ini terdapat di Sangkub, Bintauna, Bolangitang Timur dan Pinogaluman, Bolangitang Barat dan Kaidipang kurang lebih 36.844 Ha.

3. Rencana Kawasan Pertanian, terdiri atas kawasan pertanian tanaman pangan, kawasan pertanian hortikultura, kawasan perkebunan dan kawasan peternakan. Kawasan pertanian tanaman pangan terdapat di kecamatan Sangkub, Bintauna, Bolangitang Timur, Bolangitang Barat, Kaidipang dan Pinogaluman, dengan komoditi, yakni:

a. Padi sawah seluas kurang lebih 8.240 Ha;

b. Sagu seluas kurang lebih 45 Ha;

c. Jagung seluas kurang lebih 3.229 Ha;

d. Ubi kayu seluas kurang lebih 289 Ha; dan e. Ubi jalar seluas kurang lebih 224 Ha.

Kawasan pertanian hortikultura terdapat di kecamatan Sangkub, Bintauna, Bolangitang Timur, Bolangitang Barat, Kaidipang dan Pinogaluman, memanfaatkan sebagian lahan sawah yang ada dengan komoditi, yakni:

a. kacang panjang seluas kurang lebih 86 Ha;

b. cabe seluas kurang lebih 329 Ha;

c. tomat seluas kurang lebih 49 Ha;

d. terong seluas kurang lebih 69 Ha;

e. kedele seluas kurang lebih 184 Ha;

f. kacang tanah seluas kurang lebih 592 Ha;

g. kacang hijau seluas kurang lebih 516 Ha;

h. buncis seluas kurang lebih 11 Ha;

i. ketimun seluas kurang lebih 85 Ha; dan

j. mangga, duku/langsat, durian, pisang dan matoa.

Kawasan pertanian perkebunan terdapat di kecamatan Sangkub, Bintauna, Bolangitang Timur, Bolangitang Barat, Kaidipang dan Pinogaluman, dengan komoditi yakni:

a. kelapa seluas kurang lebih 17.065 Ha;

b. cengkeh seluas kurang lebih 278 Ha;

c. pala seluas kurang lebih 131 Ha;

d. kopi seluas kurang lebih 123 Ha;

e. kakao seluas kurang lebih 4735 Ha;

f. aren seluas kurang lebih 172 Ha; dan g. kelapa sawit seluas kurang lebih 17.500 Ha,

Kawasan peternakan terdapat di hampir semua kecamatan yang terdiri atas:

(38)

7 | II a. ternak besar, meliputi sapi dan kuda;

b. ternak kecil, meliputi babi dan kambing; dan

c. ternak unggas meliputi ayam pedaging, ayam petelur, ayam buras dan itik.

d. Untuk Pengembangan Kawasan Peruntukan Pertanian, berupa Kawasan Agropolitan di Kecamatan Sangkub dan Pinogaluman.

4. Rencana Kawasan Perikanan, terdiri atas kawasan peruntukan perikanan tangkap, kawasan peruntukan perikanan budidaya, kawasan pengolahan ikan, Kawasan pangkalan pendaratan ikan dan Kawasan cadangan dan konservasi perairan. Kawasan peruntukan perikanan tangkap tersebar di enam Kecamatan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Kawasan peruntukan budidaya perikanan terdiri dari: (1) budidaya perikanan air laut maupun air payau terdapat di kecamatan Pinogaluman, Kaidipang, Bolangitang Timur dan Bolangitang Barat dengan budidaya diantaranya keramba jaring apung, rumput laut dan teripang; dan (2) budidaya perikanan air tawar terdapat di enam kecamatan.

Kawasan peruntukan pengolahan ikan terdapat di Desa Kuhanga kecamatan Bintauna dengan bentuk pengolahan utama yaitu ikan asap dan di Desa Tanjung Sidupa, Tombulang dan Buko Kecamatan Pinogaluman, dengan bentuk pengolahan utama yakni ikan asin. Kawasan

(39)

8 | II

pangkalan pendaratan ikan (PPI) terdapat di Boroko kecamatan Kaidipang, Kecamatan Pinagoluman dan Kecamatan Sangkub sebagai prasarana kawasan peruntukan perikanan. Kawasan cadangan dan konservasi perairan diarahkan di sebagian kawasan perairan di Kecamatan Pinagoluman dan Kecamatan Sangkub.

Kawasan peruntukan perikanan tangkap dan perikanan budidaya di kecamatan Sangkub dan Pinogaluman ditetapkan sebagai kawasan minapolitan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

5. Rencana Kawasan Pertambangan, terdiri atas kawasan peruntukan pertambangan mineral logam, non logam dan batuan dan kawasan peruntukan pertambangan panas bumi. Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam terdiri atas:

a. kawasan pertambangan emas tersebar di wilayah pertambangan emas dengan kriteria eksplorasi terindikasi terdapat di kecamatan Sangkub, Bintauna, Bolangitang Timur, Bolangitang Barat, Kaidipang dan Pinogaluman;

b. tembaga dengan kriteria eksplorasi terindikasi terdapat di Desa Tuntung Kecamatan Pinogaluman;

c. mangan dengan kriteria eksplorasi terindikasi terdapat di Tanjung Buaya Desa wakat Kecamatan Bolangitang barat;

d. biji besi dengan kriteria eksplorasi terindikasi terdapat di Desa Wakat, Tote, Mokoditek dan Iyok kecamatan Bolangitang Timur dan kecamatan Bolangitang Barat;

dan

e. pasir besi dengan kriteria eksplorasi terukur terdapat di Desa Bintauna kecamatan Bintauna dan di Desa Busisingo kecamatan Sangkub.

Kawasan peruntukan pertambangan mineral non logam dan batuan terdiri atas:

a. lanau (tanah liat) dengan kriteria eksplorasi terindikasi terdapat di enam kecamatan;

b. graywacke (pemadatan pasir yang halus) dengan kriteria eksplorasi terindikasi dan terukur terdapat di enam Kecamatan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara;

c. pasir kwarsa dengan kriteria eksplorasi terindikasi terdapat di Desa Inomunga Kecamatan Kaidipang;

(40)

9 | II d. andesit (batu pasang) dengan kriteria eksplorasi terkira terdapat di Desa Inomunga Utara kecamatan Kaidipang, Desa Wakat Kecamatan Bolangitang Barat, Desa Komus I Kecamatan Pinogaluman, dan Desa Pontak kecamatan Kaidipang;

e. sirtu dengan kriteria eksplorasi terkira terdapat di Desa Inomunga, Desa Pontak Kecamatan Kaidipang, Desa Paku kecamatan Bolangitang Barat, Desa Nunuka Kecamatan Bolangitang Timur, Desa Busato kecamatan pinogaluman dan Desa Huntuk kecamatan Bintauna, Desa Pangkusa Kecamatan Sangkub; dan

f. batu granit dengan kriteria eksplorasi terukur terdapat di Desa Inomunga kecamatan Kaidipang dan di Desa Ollot kecamatan Bolangitang Barat.

g. Kawasan pertambangan yang sudah diciutkan dan/atau kawasan bebas tambang oleh kontrak karya/kuasa pertambangan dapat dijadikan lokasi Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).

Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi dengan kriteria eksplorasi terindikasi terdapat di Desa Tote Kecamatan Bolangitang Barat.

6. Rencana Kawasan Industri, untuk Kawasan peruntukan industri sedang yaitu rencana industri pembuatan balok es dan cool storage di kecamatan Pinogaluman, Kaidipang, Bolangitang Barat, Bolangitang Timur, Sangkub dan Bintauna. Kawasan peruntukan industri rumah tangga diantaranya meliputi:

a. industri kecil Nata de Coco di Kecamatan Pinogaluman, Kaidipang dan Bolangitang Timur;

b. industri pengolahan biji kopi di Kecamatan Bolangitang Barat;

c. industri pembuatan kerupuk dan bakso ikan di Kecamatan Pinogaluman;

d. industri pembuatan ikan teri di Kecamatan Pinogaluman;

e. industri anyaman rotan di Kecamatan Bintauna;

f. industri pembuatan kursi bambu dan kerajinan di Kecamatan Pinogaluman;

g. industri pembuatan batu bata dan batako di Kecamatan Bintauna, Pinogaluman, Kaidipang dan Bolangitang Barat, Bolangitang Timur;

(41)

10 | II

h. industri pembuatan gula merah/gula aren di Kecamatan Bintauna dan Pinogaluman, Kecamatan Kaidipang;

i. industri pengolahan rumput laut dan teripang di Kecamatan Pinogaluman, Kecamatan Bolangitang Barat dan Kecamatan Bolangitang Timur; dan

j. Industri Pengolahan Kelapa di Kecamatan Bolangitang Timur, Kecamatan Bolangitang Barat dan Kecamatan Pinogaluman.

7. Rencana Kawasan Pariwisata, merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya untuk kegiatan wisata dan rekreasi. Sesuai dengan potensi yang dimiliki, kawasan pariwisata Kabupaten Bolaang Mongondow Utara direncanakan terdiri atas kawasan peruntukan pariwisata budaya, kawasan peruntukan pariwisata alam, kawasan peruntukan pariwisata buatan dengan sebaran objek wisata. Kawasan peruntukan pariwisata budaya meliputi:

- situs budaya Rumah Raja Komalig yang berada di Kaidipang;

- makam raja-raja Bintauna (Jere) yang berada di Desa Pangkusa, Kecamatan Sangkub;

- makam Raja-Raja Kaidipang (Jere) yang berada di Desa Kuala Utara, Kecamatan Kaidipang; dan

- makam Raja Bolangitang yang terdapat di Kecamatan Bolangitang Barat.

(42)

11 | II Kawasan peruntukan pariwisata alam meliputi:

- Taman Nasional Dumoga Nani Warta Bone, di sebagian Kecamatan Sangkub dan Bintauna;

- Pantai Batu Pinagut yang berada di Desa Boroko, Kecamatan Kaidipang;

- Pulau Bongkil yang berada di Kecamatan Pinogaluman;

- Pantai Air Belanda yang berada di Kecamatan Kaidipang;

- Pantai Bintauna yang berada di Desa Talaga, Kecamatan Bintauna;

- Pantai Kuhanga yang berada di Desa Kuhanga, Kecamatan Bintauna;

- Pantai Busisingo yang berada di Desa Busisingo, Kecamatan Sangkub;

- Pantai Tanjung Dulang yang berada di Desa Inomunga Utara, Kecamatan Kaidipang;

- Pulau Damar di Boroko kecamatan kaidipang;

- Pulau Keramat di Kecamatan Pinogaluman;

- Pantai Tanjung Haji dan Batu Buaya yang berada di Kecamatan Bolangitang Barat;

- Pantai Batu Meja yang berada di Desa Sampiro, Kecamatan Sangkub;

- Air Terjun Pinosaula yang berada di Desa Huntuk, Kecamatan Bintauna; dan

- Air Terjun Pontak Kecamatan Kaidipang.

Kawasan peruntukan pariwisata buatan meliputi:

(43)

12 | II

- Bendung Sangkub yang berada di Desa Pangkusa Kecamatan Sangkub;

- Bendung Pontak yang berada di Desa Pontak, Kecamatan Kaidipang;

- Bendung Busato yang berada di Desa Busato, Kecamatan Pinogaluman; dan

- Bendung Paku yang berada di Desa Paku, Kecamatan Bolangitang Barat.

8. Rencana Kawasan Permukiman terdiri dari kawasan perumahan yang dibangun oleh penduduk sendiri di bangun oleh perusahaan pembangunan perumahan dan dibangun oleh pemerintah. Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas kawasan peruntukan permukiman perkotaan, kawasan peruntukan permukiman perdesaan dan kawasan peruntukan untuk permukiman baru. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan meliputi: (1) klaster Bolangitang – Boroko - Pinogaluman; (2) kawasan ibukota kecamatan;

dan (3) rencana pengembangan diarahkan di kecamatan Pinogaluman, Bolangitang Barat, Bolangitang Timur, Sangkub dan Bintauna dengan luasan pengembangan kurang lebih 2.710 Ha.

Kawasan peruntukan permukiman perdesaan meliputi: (1) kawasan Transmigrasi UPT Ollot 1 dan Ollot 2; (2) kawasan minapolitan dan Agropolitan Kecamatan Sangkub dan Pinogaluman; dan (3) pemukiman yang terbentuk dari

Gambar

Tabel  tersebut  diatas  menunjukkan  bahwa  rentang  tahun  2013-2017  persentase  penegakan  pelanggaran  ada  pada  angka  1  kasus  dikarenakan  masih  minimnya  perda  yang  mengandung  sanksi  sehingga  relatif  mudah  untuk  dilaksanakan
Tabel  berikut  menunjukkan  bahwa  kondisi  kepegawaian  dalam  kurun  waktu  2013-2017  cenderung  mengalami  peningkatan

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Izin Gangguan dan Retribusi Izin Gangguan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Pemerintah Kabupaten dapat membuat kebijakan untuk menambah pagu RASKIN bagi rumah tangga yang dianggap miskin dan tidak termasuk dalam data RTS-PM untuk program RASKIN 2015 dari

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati tentang Penetapan Rekening Kas Umum Daerah dan Bagian Rekening

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang

Seksi Perencanaan dan Pelaksanaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum dalam menyiapkan

Pimpinan BAZNAS Kabupaten yang tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan secara terus menerus sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 huruf d dapat diberhentikan, apabila

Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Berita Daerah

(9) Sewa kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dapat diberikan kepada Pejabat Negara untuk keperluan pelaksanaan tugas di tempat tujuan