• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa lalu

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa lalu

Dari seluruh proses pengelolaan keuangan daerah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara secara umum telah dicapai hasil perbaikan tata kelola yang ditunjukkan dengan opini dari BPK RI terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dari kondisi Wajar Dengan Pengecualian (WDP) di tahun 2013-2015 menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada tahun 2016-2017. Upaya perbaikan tersebut diharapkan dapat ditingkatkan di tahun-tahun berikutnya sehingga opini WTP dapat tetap dipertahankan.

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Kebijakan pengelolaan keuangan selama tahun 2013-2018 menunjukkan bahwa pengeluaran yang digunakan untuk belanja aparatur semakin tinggi. Namun demikian, bila dibandingkan dengan total pengeluaran cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi belanja aparatur terhadap total pengeluaran pada tahun 2013 mencapai 54,36 persen menurun menjadi 39,38 persen pada tahun 2017.

Adapun belanja aparatur terbagi menjadi 2 (dua) pos, yakni Belanja Tidak Langsung meliputi Belanja Gaji dan Tunjangan, Belanja Tambahan Penghasilan, Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH, Belanja pemungutan Pajak Daerah, sedangkan pos Belanja Langsung meliputi Belanja Honorarium PNS, Belanja Uang Lembur, Belanja Beasiswa Pendidikan PNS, Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS, Belanja premi asuransi kesehatan, Belanja makanan dan minuman pegawai, Belanja pakaian dinas dan atributnya, Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu, Belanja perjalanan dinas, Belanja perjalanan pindah tugas, Belanja perjalanan pindah tugas, Belanja Pemulangan Pegawai dan Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubelair, peralatan dan perlengkapan dll).

Struktur belanja aparatur mengalami penurunan disebabkan pengurangan pegawai karena pensiun, moratorium penerimaan

15 | III ASN, adanya perubahan peraturan tentang pengelolaan keuangan dari pemerintah pusat bahwa bahwa mulai tahun 2016 dana Tugas Pembantuan dialihkan ke Dana Alokasi Khusus, adanya alokasi dana desa yang ditransfer ke daerah serta dana DID yang dikarenakan keberhasilan dari pengelolaan keuangan daerah, bantuan keuangan dari provinsi untuk pengentasan kemskinan dan penanganan infrastruktur dan adanya kebijakan dari pemerintah daerah untuk penyederhanaan program dan kegiatan yang mana ini dapat efektif mengurangi belanja pegawai maupun ATK kegiatan.

Secara lengkap proporsi belanja pemenuhan aparatur tahun 2013-2018 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7

Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tahun 2013-2018

Tahun

Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur

(Rp)

Total pengeluaran (Belanja+Pembiayaan

Pengeluaran) (Rp) Persentase

(1) (2) (3) (4)

2013 218,608,646,261.00 402,168,908,668.00 54.36 2014 270,270,820,433.00 439,563,860,426.74 61.49 2015 285,644,721,450.00 518,563,461,564.42 55.08 2016 357,602,195,027.00 710,326,397,378.12 50.34 2017 305,795,237,256.00 696,798,984,995.51 43.89 2018 280,268,625,723.00 711,759,472,494.62 39.38 Sumber : BPKD Kab. Bolaang Mongondow Utara, 2018

Proporsi belanja pendidikan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara relatif tinggi dengan rata-rata 20,55 persen dari 20,00 persen yang disyaratkan dalam undang-undang, meskipun pada tahun 2018 ini sedikit mengalami penurunan yang disebabkan besarnya dana alokasi khusus bidang kesehatan dari pemerintah pusat yang berefek pada besaran belanja pendidikan.

16 | III

Tabel 3.8

Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Tahun 2013-2018

Tahun Total belanja untuk Pendidikan (Rp)

Total pengeluaran (Belanja+Pembiayaan

Pengeluaran) (Rp) Persentase

(1) (2) (3) (4)

2013 97,516,392,415.00 402,168,908,668.00 24.25 2014 98,791,672,284.50 439,563,860,426.74 22.47 2015 121,569,007,456.00 518,563,461,564.42 23.44 2016 124,324,265,695.00 710,326,397,378.12 17.50 2017 127,636,376,831.00 696,798,984,995.51 18.32 2018 123,049,895,927.92 711,759,472,494.62 17.29 Sumber : BPKD Kab. Bolaang Mongondow Utara, 2018

Dalam 5 (lima) tahun terakhir, proporsi belanja kesehatan cenderung menunjukkan tren positif dengan rata-rata tumbuh 11,71 persen (diatas yang diwajibkan yakni 10,00 persen).

Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.9

Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Kesehatan Tahun 2013-2018

Tahun Total belanja untuk Kesehatan – Belanja

2013 29,515,028,593.00 402,168,908,668.00 7.34 2014 40,455,457,809.00 439,563,860,426.74 9.20 2015 69,351,877,486.00 518,563,461,564.42 13.37 2016 84,753,386,306.00 710,326,397,378.12 11.93 2017 78,788,201,718.00 696,798,984,995.51 11.31 2018 121,891,791,500.62 711,759,472,494.62 17.13 Sumber : BPKD Kab. Bolaang Mongondow Utara, 2018

3.2.2. Analisis Pembiayaan a. Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan untuk memanfaatkan surplus atau untuk menutup defisit. Surplus atau defisit terjadi apabila ada selisih antara Pendapatan

17 | III Daerah dan Belanja Daerah. Adapun pembiayaan tersebut bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. Dalam penganggarannnya, Pembiayaan Daerah dibagi dalam 2 (dua) bagian yaitu Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

Tabel 3.10

Pembiayaan Daerah Tahun 2013-2018

Sumber : Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah Tahun 2013-2018*

SiLPA Tahun Anggaran Sebelumnya bersumber dari pelampauan pendapatan, efisiensi belanja dan sisa belanja perangkat daerah. SiLPA tahun angggaran sebelumnya sebagian besar dari sisa dana Tambahan Penghasilan Guru (dana sertifikasi), Tambahan penghasilan guru (non sertifikasi) dan sisa DAK tahun 2013-2017. Kondisi SILPA dari tahun 2013 hingga tahun 2018 cenderung mengalami penurunan dan di tahun 2015 mengalami peningkatan dikarenakan ada dana alokasi khusus bidang kesehatan yang cukup besar masuk pada akhir tahun sehingga cukup sulit untuk diserap pada tahun berkenaan dan dianggarkan kembali pada tahun selanjutnya. Adapun penyertaan modal yang dilakukan pemerintah daerah pada tahun 2016 adalah penyertaan modal pemerintah daerah/investasi pemerintah daerah pada BPD Sulut-GO.

b. Defisit Riil Anggaran

18 | III

Defisit riil anggaran dihitung dengan realisasi pendapatan daerah dikurangi belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Apabila nilainya positif dikategorikan surplus anggaran, sebaliknya apabila negatif dikategorikan defisit anggaran. Selama kurun waktu 2013-2018, APBD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara mengalami 4 (empat) empat kali defisit anggaran tahun 2015 mencapai Rp.19,176,272,895.00, tahun 2016 sebesar Rp.24,732,678,235.00, tahun 2017 sebesar Rp.105,427,201,420.00 dan tahun 2018 sebesar Rp.13,495,455,980.84. Namun demikian, defisit tersebut masih dapat ditutup dengan pembiayaan daerah. khusus untuk tahun 2015, deficit yang cukup besar diakibatkan masuknya dana alokasi khusus yang begitu besar pada perubahan APBD yang sebelumnya tidak tercantum dalam APBD induk tahun 2015.

Tabel 3.11

Defisit dan Surplus Riil Anggaran Tahun 2013-2018

Sumber : Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah Tahun 2013-2018*

Penutup defisit anggaran Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dilakukan dengan realisasi Penerimaan Pembiayaan yang berasal hanya dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya. Untuk tahun 2013 SiLPA tahun berkenaan mencapai 22.737,43 persen, tahun 2014 sebesar dan 100,00 persen pada tahun 2017, sedangkan pada tahun 2015 dan tahun 2016 terjadi deficit anggaran.

19 | III Tabel 3.12

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun 2013-2018

Sumber : Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah Tahun 2013-2018*

Opini hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2013-2015 oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia menunjukkan masih dalam opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), selanjutnya pada tahun 2016-2017 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan rincian catatan pada tahun 2012–2014 sebagai berikut:

1. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan opini Wajar Dengan Pengecualian, dengan catatan sebagai berikut :

a. Pengelolaan dan penatausahaan keuangan daerah tidak sesuai ketentuan;

b. Pengelola badan layanan umum daerah mania mina bahari tidak tertib

c. Penatausahaan dan pengolaan asset tetap pemerintah belum memadai

d. Pengelolaan ternak sapi gaduhan belum memadai e. Pengelolaan hutang PFK pada pemerintah kabupaten

bolaang mongondow utara tidak tertib f. Pembayaran gaji tidak tertib

g. Lima pegawai negri sipil belum menyelesaikan studi sesuai jadwal yang di tentukan

h. Kesalahan menganggarkan belanja jasa konsultan pada belanja barang dan jasa sebesar Rp.1,161,544,500,00

20 | III

i. Pemerintah kabupaten bolaang mongondow utara belum sepenuhnya siap menerapkan laporan keuangan berbasis akrual pada TA. 2015

2. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan opini Wajar Dengan Pengecualian, dengan catatan sebagai berikut :

a. Pengelolaan dan penatausahaan keuangan daerah tidak tertib;

b. Rincian objek pajak atas piutang PBB-P2 tidak jelas c. Pengelolaan aset tetap belum memadai

d. Pengelolan utang perhitungan pihak ketiga tidak tertib

e. Realisasi belanja pegawai sekretariat daerah dan dinas kesehatan/RSUD sebesar Rp.156,702,457.

Dibebankan pada anggaran DPPKAD

f. Pembayaran tambahan penghasilan PNS tidak tertib g. Kelemahan pengendalian pengelolaan belanja bahan

bakar minyak

h. Kelemahan pengendalian pengolaan belanja perjalanan dinas

i. Realisasi belanja tidak terduga tidak sesuai dengan peruntukannya

3. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan opini Wajar Dengan Pengecualian, dengan catatan sebagai berikut :

a. Pengelolaan pendapatan asli daerah belum memadai b. Mekanisme pelaksanaan tugas kebendaharaan dalam

pengelolaan anggaran tidak sesuai ketentuan

c. Piutang pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) senilai Rp.773.281.376,00 dan penyisihan piutang senilai Rp.441.628.566,00 belum sepenuhnya dilakukan validasi serta penyelesaian bagian lancer tuntutan ganti rugi belum dilaksanakan secara optimal

d. Penatausahaan persediaan pada dinas kesehatan tidak sesuai dengan ketentuan

e. Penatausahaan dan pengelolaan asset tetap tidak memadai

21 | III f. Saldo utang PFK sebesar Rp.466.253.729,96 tidak dapat diyakini kewajaranya dan kelebihan setoran luran wajib pegawai sebesar Rp.131.843.350,00 belum dapat di jelaskan

g. Partai politik penerima bantuan keuangan partai politik belum menyampaikan laporan pertanggungjawaban sebesar Rp.475.288.607,48 h. Kesalahan pengklasifikasian jenis belanja pada 14

SKPD dalam penyajian belanja barang sebagai belanja modal sebesar Rp.695.787.000,00 penyajian belanja modal sebagai belanja barang sebesar Rp.1.878.970.249,00 dan penyajian belanja modal tidak sesuai kelompok seharusnya sebesar Rp.4.003.519.625,00

4. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian, dengan catatan sebagai berikut :

a. Pengelolaan keuangan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara belum tertib

b. Pemerintahan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tidak menganggarkan pendapatan dan belanja dana BOS dalam APBD TA. 2016

c. Pengelolaan asset tetap tahun anggaran 2016 kurang memadai

5. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian, dengan catatan sebagai berikut :

a. Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tidak tertib dalam menyerahkan asset tetap SMA/SMK kepada Pemerintah Provinsi Selawesi Utara.

b. Aset tetap yang akan diserahkan kepada pemerintah desa masih dicatat sebesar Rp.1.395.6259.714.

c. Pembayaran tunjangan perumahan dan transportasi pimpinan dan anggota DPRD tidak berdasarkan hasil perhitungan yang memadai.

d. Pengankatan tenaga harian lepas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tidak berdasarkan kebutuhan.

22 | III