• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

4.2 Isu Strategis

Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari berbagai sumber, diantaranya adalah:

1. Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan regional yang mempengaruhi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara;

2. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah lainnya yang mempengaruhi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara;

3. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah yang terdiri atas:

 RPJPD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2005-2025;

 Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan kondisi kependudukan, ekonomi, sosial budaya, sarana prasarana, dan pemerintahan umum saat ini, serta kemungkinan kondisinya di masa datang;

17 | IV

 Sasaran-sasaran pembangunan yang belum dapat dipenuhi pada masa RPJMD sebelumnya.

Isu strategis yang patut diangkat dalam RPJMD ini ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria berikut ini:

1. Kriteria-1: Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional;

2. Kriteria-2: Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah;

3. Kriteria-3: Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat;

4. Kriteria-4: Memiliki daya ungkit yang siginifikan terhadap pembangunan daerah;

5. Kriteria-5: Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan

6. Kriteria-6: Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

4.2.1 Kebijakan Pembangunan Nasional dan Agenda Pembangunan Internasional

Penentuan isu strategis didahului dengan review terhadap kebijakan pembangunan nasional dan agenda pembangunan internasional yang relevan dalam memberi arah bagi pembangunan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Hasil review akan melengkapi draft isu strategis yang diperoleh dari kajian terhadap kondisi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Review atas kebijakan pembangunan nasional termuat sebagai berikut:

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019

Pemerintah telah menetapkan RPJMN 2015-2019 sebagai pedoman pembangunan negara dalam kurun waktu tersebut. RPJMN merupakan penjabaran dari visi, misi dan program presiden yang penyusunannya mengacu kepada RPJPN 2005-2025.

Secara sektoral, pemerintah pusat memiliki program-program unggulan yang berdampak positif kepada pemerintah daerah, termasuk di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Visi dan misi pembangunan daerah juga

18 | IV

harus sinkron dengan visi dan misi pembangunan nasional.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah ditetapkan Visi Pembangunan Nasional.

Visi Pembangunan Nasional adalah: “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”

Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut, dijabarkan dalam 7 (tujuh) misi yaitu:

a. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

b. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.

c. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan

2. Universal Access

Pemerintah Indonesia bercita-cita di akhir tahun 2019 dapat mencapai universal access air minum dan sanitasi. Ini dimaknai bahwa 100 persen masyarakat mendapatkan layanan air minum dan sanitasi yang layak. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2005-2025. RPJPN mengamanatkan pada akhir periode RPJM 2015-2019 layanan dasar air minum dan sanitasi dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

19 | IV Dari 2 (dua) aspek penting tersebut, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara baru mencapai angka 54,13 persen secara rata-rata (sanitasi 47,80 persen dan air minum 60,46 persen) yang mengisyaratkan target universal acces 100 persen akan sulit untuk dicapai pada tahun 2019.

Walaupun belum menargetkan layanan 100 persen, namun permasalahan air minum dan limbah menjadi salah satu poin penting dalam RPJMD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2018-2023.

3. Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah, dan kelengkapan aspek-aspek penyelenggaraan pemerintahan pada daerah yang baru dibentuk. Evaluasi tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. EPPD meliputi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD), Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah (EKPOD) dan Evaluasi Daerah Otonom Baru (EDOB).

EKPPD dilakukan untuk menilai kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya peningkatan kinerja berdasarkan prinsip tata kepemerintahan yang baik.

Didalamnya terdapat arahan bagi pemerintah daerah untuk dapat mengimplementasikan ”Sistem Pengukuran Kinerja Mandiri” (self assessment) sebagaimana amanat Pasal 32 hingga 40 PP 6/2008. Untuk dapat melakukan hal tersebut Tim Nasional EPPD menyusun indikator kinerja kunci untuk menilai aspek pada tataran pengambil kebijakan daerah dan pelaksana kebijakan daerah untuk masing-masing urusan pemerintahan. Berdasarkan hasil kajian dan analisis, tim penilai dapat melakukan evaluasi tahap akhir dengan membandingkan tingkat capaian kinerja masing-masing Perangkat Daerah dengan:

a. Target kinerja yang direncanakan sebagaimana termuat dalam Rencana Kerja OPD;

b. Target kinerja yang direncanakan sebagaimana termuat dalam RKPD;

20 | IV

c. Realisasi kinerja OPD tahun sebelumnya; dan d. Seluruh realisasi kinerja Perangkat Daerah.

Dalam kaitannya dengan isu strategis Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, aspek-aspek pembangunan yang terdapat dalam Indikator Kinerja Kunci dapat dipandang sebagai aspek strategis yang harus diprioritaskan penanganannya. Tim perumus dapat melakukan identifikasi permasalahan pada aspek pada Indikator Kinerja Kunci supaya dapat dirumuskan isu strategis yang terkait dengan aspek tersebut.

4. Pengarusutamaan Resiko Bencana Dalam Pembangunan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara secara topografis dan geografis adalah daerah rawan bencana. Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dapat dikatakan tidak ada kawasan yang aman 100 persen dari ancaman bencana. Isu strategis yang terkait dengan kawasan rawan bencana adalah: (1) kesadaran dan pemahaman terhadap risiko bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana; (2) sistem peringatan dini di tingkat hulu dan hilir;

(3) Pengarusutaman Pengurangan Risiko Bencana (PUPRB);

(4) Standar Pelayanan Minimum (SPM) penanggulangan bencana; (5) koordinasi pelaksanaan penanganan darurat dan pemulihan pascabencana, termasuk perencanaan, penganggaraan dan monitoring; dan (6) penyusunan pedoman Rencana Tata Ruang Wilayah yang berbasis pengurangan risiko bencana.

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dalam menghadapi ancaman bencana sudah melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural. Salah satu upaya mitigasi non struktural adalah dengan regulasi dan kegiatan peningkatkan kapasitas masyarakat dengan pembentukan desa tangguh bencana.

Selain isu internal, dalam penyelenggaraan pembangunan juga memiliki sejumlah masalah dan isu yang bersifat eksternal yang berasal dari dunia international. Terdapat

21 | IV beberapa hal yang dideteksi menjadi isu dari dunia international yang akan berpengaruh besar bagi pembangunan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

5. Pengarusutamaan Gender

Pengarusutamaan gender (PUG) merupakan strategi mengintegrasikan perspektif gender dalam pembangunan.

PUG ditujukan untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam pembangunan, yaitu pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia baik laki-laki maupun perempuan. Kesetaraan gender dapat dicapai dengan mengurangi kesenjangan antara penduduk laki-laki dan perempuan dalam mengakses dan mengontrol sumber daya, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan, serta mendapatkan manfaat dari kebijakan dan program pembangunan.

Upaya yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yakni dalam meningkatkan perlindungan bagi perempuan dari berbagai tindak kekerasan, meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan, meningkatkan kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan.

6. New Urban Agenda (Agenda Baru Perkotaan)

New Urban Agenda (Agenda Baru Perkotaan) merepresentasikan visi bersama untuk masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan – salah satunya adalah setiap orang memiliki hak-hak dan akses yang sama terhadap manfaat-manfaat dan peluang-peluang yang ditawarkan oleh kota serta bagaimana komunitas internasional mempertimbangkan kembali sistem perkotaan dan bentuk fisik dari ruang-ruang perkotaan kita untuk mencapai hal tersebut. Agenda Baru Perkotaan menggabungkan pengakuan baru tentang korelasi antara urbanisasi yang baik dengan pembangunan. Agenda ini menggarisbawahi hubungan antara urbanisasi yang baik dan penciptaan lapangan kerja, peluang-peluang penghidupan, dan peningkatan kualitas hidup, yang harus menjadi bagian

22 | IV

pada setiap kebijakan dan strategi peremajaan perkotaan.

Hal ini kemudian menyoroti lebih jauh hubungan antara Agenda Baru Perkotaan dengan Agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya Tujuan 11 mengenai kota dan komunitas yang berkelanjutan.

Secara umum, agenda baru perkotaan merupakan salah satu poin yang menjadi perhatian dalam perumusan Rencana Aksi Daerah Sustainable Development Goal’s (SDG’s) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sehingga dapat disinergikan dengan strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2018-2023.

7. AFTA (ASEAN Free Trade Area)

Isu strategis internasional yang berkaitan langsung dengan proses pembangunan di Kabupaten Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah perdagangan bebas dan AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang telah dimulai tahun 2015 menjadi tantangan besar bagi daerah. Terbukanya pasar bebas ASEAN, maka aliran perdagangan barang dan jasa, investasi, dan perpindahan tenaga kerja antar negara ASEAN tak ada lagi hambatannya. Dengan adanya AFTA ini antara lain peningkatan perdagangan international, tebukanya peluang kerja lebih banyak, meningkatkan kompetisi antar pengusaha, terbukanya peluang pengusaha lokal untuk go international meningkatkan nilai ekspor, dapat meningkatkan devisa dari sektor pariwisata, tidak adanya bea cukai sehingga banyaknya produk dari Negara-negara tetangga masuk dan itu merupakan keuntungan bagi konsumen, serta kompetisi antar pengusaha, tentu ini akan menghadirkan peluang sekaligus tantangan tersendiri bagi pembangunan ekonomi bagi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

8. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah masyarakat yang masuk dalam kawasan bebas AFTA, atau negara-negara yang masuk dalam AFTA. Jadi kawasan ekonomi suatu negara yang termasuk dalam MEA ini akan menjadi lebih

23 | IV luas, adanya perekonomian yang menglobal diantara para negara-negara ASEAN. Dengan adanya MEA maka menjadi kesempatan yang baik bagi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara untuk mengembangkan kualitas dan kuantitas produk daerah serta kualitas sumber daya manusia.

9. Sustainable Development Goals (SDG’s)

Konsep Sustainable Development Goals (SDG’s) merupakan kelanjutan dari konsep Millenium Development Goals (MDG’s). SDG’s adalah sebuah kesepakatan pembangunan baru pengganti MDG’s. SDG’s adalah sasaran jangka panjang bagi komunitas dunia dalam rangka mempertahankan keberlanjutan pencapaian kebutuhan dasar melalui keseimbangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam konsep ini, pertumbuhan, stabilitas dan efisiensi ekonomi tetap harus diimbangi dengan kesetaraan sosial, partisipasi masyarakat, serta terjaganya kelestarian lingkungan dalam jangka panjang untuk kembali menunjang pembangunan ekonomi di masa mendatang. SDG’s berisikan 17 tujuan dan 169 sasaran pembangunan yang diharapkan mampu menjawab ketertinggalan pembangunan Negara-negara diseluruh dunia, baik Negara maju dan Negara berkembang.

Secara garis besar, terdapat 17 (tujuh belas) tujuan SDGs yang dapat dikelompokkan dalam empat pilar, yakni pembangunan manusia, pembangunan ekonomi, pembangunan lingkungan hidup, dan pemerintahan. Pilar pembangunan manusia menjadi isu penting pemerintah daerah, yaitu peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Upaya pencapaian SDGs di pilar ekonomi yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperluas lapangan kerja untuk menurunkan angka pengangguran terbuka, mendorong investasi, mendukung pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan industri dengan komoditas unggulan, memastikan ketahanan pangan.

Sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan. Dari sisi infrastruktur akan mewujudkan kota aman, nyaman, dan

24 | IV

layak huni serta pengurangan kawasan kumuh, membangun infrastruktur pada kawasan strategis dan pusat pertumbuhan. Upaya pencapaian SDGs pada pilar pembangunan lingkungan hidup antara lain mengambil tindakan untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya, mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan, konservasi sumberdaya alam dan perlindungan ekosistem serta keanekaragaman hayati;

mengelola ekosistem yang berkelanjutan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.

Sedangkan tujuan dalam bidang pemerintahan, upaya mencapai tujuan SDGs antara lain memastikan masyarakat dalam kondisi yang aman, tertib dan tentram, dan membangun organisasi/tata kelola pemerintah daerah yang efektif dan akuntabel.

4.2.2 Isu Strategis Regional

RPJP Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2005-2025 memuat Visi pembangunan jangka panjang Provinsi Sulawesi Utara adalah “Sulawesi Utara Yang Berbudaya, Berdaya Saing, Aman, Dan Sejahtera Sebagai Pintu Gerbang Indonesia Ke Kawasan Asia Timur Dan Pasifik”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditempuh melalui enam misi pembangunan daerah sebagai berikut:

1. Mewujudkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing di Sulawesi Utara.

2. Mewujudkan Sulawesi Utara yang berbudaya, aman, dan damai.

3. Mewujudkan Sulawesi Utara yang mandiri dan demokratis.

4. Mewujudkan Sulawesi Utara yang adil dan berpihak pada masyarakat yang lemah.

5. Melaksanakan Pembangunan yang berkelanjutan

6. Mewujudkan Sulawesi Utara sebagai beranda depan di Utara NKRI yang sejahtera dan aman

Arah pembangunan merupakan penjabaran dari misi yang telah ditetapkan. Arah pembangunan yang di tempuh adalah:

1. Dalam mewujudkan pembangunan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing di Sulawesi Utara. Misi

25 | IV ini dijabarkan dalam agenda pembangunan yang berkualitas, maka arah pembangunan yang dilaksanakan adalah:

a. Mengedepankan pembangunan SDM berkualitas yang sehat jasmani dan rohani, pemanfaatan dan penciptaan IPTek, pembangunan infrastruktur yang maju dan lengkap, serta reformasi birokrasi dan hukum dalam memperkuat perekonomian domestik yang berbasis pada keunggulan lokal melalui sistem produksi dan distribusi barang dan jasa yang kompetitif;

b. Memperkuat struktur perekonomian daerah dengan mendudukkan sektor agribisnis dan agrondustri sebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan perikanan, pertanian dan perkebunan yang menghasilkan produk-produk secara efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif, yang menerapkan praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh;

c. Meningkatkan investasi domestik dan asing (foreign direct investment-FDI) lewat reformasi sistem, prosedur, dan kultur birokrasi. Diharapkan melalui upaya diatas maka akan meningkatkan daya saing Sulawesi Utara;

serta

d. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang merupakan kompetensi inti Sulawesi Utara untuk mencapai hasil pembangunan yang lebih besar.

2. Mewujudkan Sulawesi Utara yang berbudaya, aman, dan damai. Agenda pembangunan yang dikandung oleh misi ini adalah upaya secara konsisten menjaga komunikasi antar umat beragama, antar etnis dan golongan sehingga menimbulkan saling pengertian dan toleransi yang pada gilirannya akan mendukung terciptanya suasana aman dan damai. Kondisi aman dan damai merupakan merupakan persyaratan mutlak dalam melaksanakan pembangunan.

3. Mewujudkan Sulawesi Utara yang mandiri dan demokratis.

Agenda pembangunan dalam misi ini adalah meningkatkan kedewasaan masyarakat dalam berdemokrasi lewat pembinaan yang tepat, terukur, dan berkesinambungan

26 | IV

serta melindungi hak-hak politik masyarakat dan hak asasi manusia.

4. Mewujudkan Sulawesi Utara yang adil dan berpihak pada masyarakat yang lemah. Agenda pembangunan dalam misi ini adalah melaksanakan pembangunan yang memberi peluang lebih luas kepada masyarakat miskin untuk dapat meningkatkan taraf hidup mereka, percepatan upaya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, pencapaian target Millenium Development Goal’s, membangun kemudahan akses dan distribusi sumberdaya pembangunan daerah kepada masyarakat lemah dengan memperhatikan Kesetaraan Gender, Kesetaraan Hak (Equal Rights), Kesetaraan Kesempatan (Equal Opportunity), Kesetaraan Kontribusi (Equal Contribution), Kesetaraan Kemitraan (Equal Partnership), Kesetaraan Tanggung jawab (Equal Responsibility), dan Kesetaraan Partisipasi (Equal participation), serta memperkecil kesenjangan ekonomi antar anggota masyarakat.

5. Melaksanakan Pembangunan yang Berkelanjutan. Agenda pembangunan dalam misi ini adalah menitikberatkan pelaksanaan pembangunan yang memanfaatkan sumber daya secara efisien, membaiknya pola dan proses pembangunan yang berlandasarkan pada pengelolaan sumberdaya alam demi kelestarian lingkungan hidup. Di pihak lain terus berupaya mempertahankan keseimbangan aspek pemanfaatan sumberdaya alam sebagai modal pertumbuhan ekonomi dengan sistem pembangunan berkelanjutan yang mampu menekan efek climate change.

6. Mewujudkan SULUT sebagai beranda depan di Utara NKRI yang sejahtera dan aman. Agenda pembangunan dalam misi ini adalah melaksanakan pengelolaan tertib administrasi, organisasi, dan keuangan tanpa korupsi dengan mengedepankan pengembangan regulasi yuridiksi wilayah negara, percepatan pembangunan dan penyediaan dukungan sarana dan prasarana. Dilanjutkan dengan meningkatkan kualitas sosial dan ekonomi masyarakat, mengembangkan wilayah perbatasan sebagai tujuan wisata dan bisnis dalam skala lokal, serta regional dan internasional.

27 | IV Visi dan misi Gubernur Sulawesi Utara yang dapat dimasukan dalam RPJMD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2018-2023. Visi Gubernur Provinsi Sulawesi Utara yaitu:

“Terwujudnya Sulawesi Utara Berdikari Dalam Ekonomi, Berdaulat Dalam Politik, Dan Berkepribadian Dalam Budaya”.

Visi gubernur tersebut tersebut dijabarkan ke dalam beberapa misi yaitu:

1. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan memperkuat sektor pertanian dan sumberdaya kemaritiman serta mendorong sektor industri dan jasa

2. Memantapkan pembangunan sumberdaya manusia yang berkepribadian dan berdaya saing.

3. Mewujudkan Sulawesi Utara sebagai destinasi investasi dan pariwisata yang berdaya saing

4. Mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang adil, mandiri dan maju

5. Memantapkan pembangunan infrastruktur berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan

6. Mewujudkan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia di kawasan timur

7. Mewujudkan Sulawesi Utara yang berkepribadian melalui tata kelola pemerintahan yang baik.

4.2.3 Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya

Dalam rangka penyelarasan pelaksanaan pembangunan antar daerah dalam Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Gorontalo, karena Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan Provinsi Gorontalo maka perencanaan pembangunan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara meninjau kebijakan pembangunan daerah sekitarnya melalui dokumen RPJMD masing-masing kabupaten/kota.

28 | IV

Tabel 4.1

Identifikasi Isu Strategis/Kebijakan RPJMD Kabupaten Lainnya

Kabupaten/Kota Isu Strategis Keterkaitan

(1) (2) (3)

Kabupaten

Gorontalo Utara Masih tingginya

angka kemiskinan Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi

- Belum optimalnya pengelolaan

29 | IV Kabupaten/Kota Isu Strategis Keterkaitan

(1) (2) (3)

30 | IV

Kabupaten/Kota Isu Strategis Keterkaitan

(1) (2) (3) Sumber : Bapelitbang, data diolah

31 | IV 4.2.4 Isu Strategis Lokal

Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

A. RPJP Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2005-2025

RPJMD tahun 2018-2023 merupakan penjabaran dari tahapan ketiga pelaksanaan RPJPD Bolaang Mongondow Utara tahun 2005-2025. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tahun 2005-2025 sudah dirumuskan visi Bolaang Mongondow Utara sampai dengan tahun 2025, adapun Visi Pembangunan Bolaang Mongondow Utara adalah

“Mewujudkan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang Maju, Berbudaya, Religius, Demokratis, Berdaya Saing, Sejahtera dan Berkeadilan”. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan 6 (enam) misi pembangunan Bolaang Mongondow Utara 2005-2025 yakni :

a) Mewujudkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas

b) Mewujudkan tata kelolah pemerintahan yang baik c) Mewujudkan pembangunan yang berkualitas dan

merata

d) Mewujudkan budaya yang berperadaban

e) Mewujudkan Struktur perekonomian yang handal dan berdaya saing

f) Meningkatkan fungsi sumber daya alam dan kualitas lingkungan hidup

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut sudah ditetapkan sasaran pokok pembangunan yang termuat dalam RPJPD

32 | IV

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tahun 2005-2025, antara lain sebagai berikut :

a) Peningkatan mutu pendidikan

- Mendorong tercapainya pendidikan dasar, menengah dan tinggi

- Pengembangan peran, kualitas serta pemerataan institusi aparatur institusi pendidikan (tenaga pengajar/pendidik)

- Peningkatan kesejahteraan tenaga pengajar/pendidik

- Penyediaan sarana prasarana pendidikan yang bermutu dan merata

- Peningkatan sistem evaluasi yang komprehensif dan akuntabel untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas

- Pemenuhan tuntunan anggaran dan pembiayaan pendidikan dengan melibatkan berbagai elemen - Memberikan beasiswa bagi anak yang kurang

mampu dan berprestasi

b) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

- Mendorong terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat serta menerapkan pola hidup sehat

- Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan berkualitas

- Mengadakan dan meningkatkan distribusi tenaga medis dan obat-obatan bermutu, efektif dan aman dengan harga yang terjangkau

- Pengembangan instalasi dan fasilitas kesehatan yang memadai

- Menekan angka kematian bayi dan ibu melahirkan serta peningkatan usia harapan hidup

- Mendorong pemenuhan kebutuhan asupan gizi masyarakat

- Pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu

c) Peningkatan peran pemuda dan perempuan di seluruh bidang pembangunan

- Mendorong minat dan bakat berorganisasi dan berolahraga di kalangan kepemudaan

33 | IV - Memberikan perlindungan terhadap anak dan perempuan dari tindak kekerasan fisik maupun psikis

d) Peningkatan kualitas ketenagakerjaan

- Mendorong peningkatan kompetensi dan daya saing pencari kerja

- Meningkatkan keterampilan tenaga kerja di setiap sektor ekonomi

- Peningkatan perlindungan dan pengawasan tenaga kerja

- Mendorong kerja sama dengan lembaga ketenaga kerjaan dengan dunia usaha

e) Peningkatan profesionalisme dan manajemen pemerintahan

- Penataan birokrasi pemerintahan - Peningkatan kinerja pelayanan publik

- Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan publik

- Mendorong peningkatan kualitas aparatur

- Penerapan teknologi informasi dalam menunjang kerja-kerja pemerintahan

f) Perencanaan pembangunan yang handal

- Mengoptimalkan forum SKPD sebagai ruang untuk curah pendapat dan saran sekaligus koordinasi - Mengoptimalkan peran BAPPEDA sebagai lembaga

perencana dan lembaga riset

- Mengirim tenaga teknis PNS untuk melanjutkan pendidikan sampai jenjang S3

- Memfasilitasi staf perencana di SKPD terkait untuk dilatih tata cara pembuatan renstra

g) Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan - Melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan

dengan pemberdayaan masyarakat

- Meningkatkan kesedaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga infrastruktur daerah

h) Peningkatan kualitas pembangunan infrastruktur - Mendorong laju pertumbuhan infrastruktur daerah - Mempercepat pembangunan di daerah-daerah

tertinggal

- Peningkatan pembangunan di wilayah perbatasan

- Peningkatan pembangunan di wilayah perbatasan