ABSORPSI KONTINU
Bahan: Slide Dr. C. Kunjaya, revisi Hesti 18-10-2016, Bab 7 Introduction to Stellar Astrophys.-Erika Böhm-
Vitense
Penyebab Absorpsi Kontinu
Absorpsi kontinu disebabkan oleh :
◦ elektron yang meloncat dari tingkat energi n ke kontinum (absorpsi terikat – bebas/ionisasi)
◦ Hamburan elektron
◦ Absorpsi bebas-bebas
Absorpsi Terikat Bebas
◦ Terjadi jika elektron yang berada di tingkat n menyerap foton lalu elektron lepas dari atom.
Proses ini disebut juga ionisasi.
◦ Besarnya koefisien absorpsi ditentukan antara lain oleh populasi atom yang elektronnya
berada di tingkat energi n.
◦ Populasi atom yang elektronnya berada di tingkat energi n dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan Boltzman
Koefisien absorpsi bound free dari tingkat n
5 3 6 0
10 4
3 4 5
1 3 3 64 1
n a G ch G
me Z
an n bf  bf
 =
=
• 𝒂𝒏 : koefisien absorpsi bound free (kontinu) dari tingkat n, per atom. 𝒂𝟎 = 1.044 x 10−26𝑐𝑚2
• ν :frekuensi foton yang diserap
• Ze : muatan inti atom efektif yang menarik elektron pengabsorpsi
• m :massa elektron
• e : muatan elektron
• c : kecepatan cahaya di ruang hampa
• h : konstanta Planck
• Gbf : faktor koreksi (Gaunt factor), orde  1
Pendekatan Kramers :
Koefisien absorpsi bound-free per atom diturunkan
oleh Kramers (1923) menggunakan fisika klasik. Koreksi mekanika kuantum diperkenalkan oleh Gaunt (1930), yang dikenal sebagai Gaunt factor
◦ Untuk menghitung absorpsi total pada frekuensi ν (yaitu 𝜅𝜈) , an masih harus
dikalikan dengan banyaknya atom yang berada dalam keadaan n, kemudian
dijumlahkan untuk semua n yang
berkontribusi pada serapan di frekuensi ν.
◦ Banyaknya atom yang elektronnya
berada di n dihitung dengan persamaan Boltzmann
Koefisien absorpsi bound free dari tingkat n
Persamaan Boltzman
n kT
n n
g e g N
N
/1 1
=
−Dengan :
• Nn adalah banyaknya atom yang elektronnya di tingkat energi n
• N1 adalah banyaknya atom yang elektronnya di tingkat dasar
• gn adalah bobot statistik tingkat energi n
• g1 adalah bobot statistik tingkat dasar
• χn adalah energi eksitasi n dari tingkat dasar
• k adalah konstanta Boltzmann
• T adalah temperatur
Persamaan Boltzmann
Persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk logaritmik :
−
=
−
=
n n n nn
g g T
g g N
N  
1 1
1
5040 log log
log
 Dengan energi eksitasi χn bersatuan eV
 Θ = 5040/T
Contoh menghitung opasitas terikat- bebas pada panjang gelombang 𝜆
◦ Tinjau fotososfer bintang yang murni terdiri dari hidrogen dengan temperatur 5600 °K. Koefisien absorpsi terikat bebas dari tingkat n per atom H bisa ditulis sebagai: 𝑎𝑛 = 1,044 × 10−26 𝜆3Τ𝑛5cm2. Tentukan koefisien absorpsi terikat-bebas 𝜅𝜆,𝑏𝑓 untuk:
a. 3500 ≤ 𝜆 ≤ 3647Å b. 3648 ≤ 𝜆 ≤ 8206Å
Jika diketahui opasitas bound free pada panjang gelombang 5000Å, 𝜅5000,𝑏𝑓 = 0,03m2kg−1 tentukan nilai 𝜅3600,𝑏𝑓
Persamaan Saha
◦ Derajat ionisasi atom atau ion dapat dihitung dengan persamaan Saha:
e T e ion kT
h mk g
g N
n
N 3/2 /
3
2 / 3
1 1 1
1 (2 )
2  −
+
+ =
 Dengan :
–N1+ : banyaknya ion dalam keadaan dasar –N1 : atom netral dalam keadaan dasar
–g : bobot statistik
–χion : energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron dari keadaan dasar netral
Persamaan Saha
◦ Persamaan Saha yang lebih mudah digunakan dalam perhitungan nyata adalah persamaan untuk penjumlahan semua keadaan terikat (lihat penurunan di Erika Böhn-Vitense bab 7):
e T e ion kT
h mk u
u N
n
N 3/2 /
3
2 /
)3
2
2 (
−+
+ =
 dengan u adalah fungsi partisi
=
+ −
=
2
/ 1
n
kT n
e n
g g
u 
Persamaan Saha
◦ Dalam bentuk logaritmik :
48 . 0 log
2 log log
log + = + + 25 T − ion − Pe − u
u N
N 
 Disini kerapatan elektron ne telah diganti oleh tekanan elektron Pe = nekT . Pe
dalam satuan dyne cm-2.
 Dalam persamaan ini 5040/T ditulis Θ
Contoh Penerapan persamaan Saha
◦ Bagaimana keadaan ionisasi di fotosfir Matahari?
◦ Anggap T=6000K, log Pe = 1,5
◦ u+=1 karena proton hanya mempunyai satu kemungkinan keadaan
◦ u = 2 karena H netral dalam keadaan dasar hanya bisa 2 keadaan, elektron spin up atau spin down.
Sangat sedikit atom berada pada keadaan
eksitasi pada T=6000K (Pers. Boltzmann)→ hanya keadaan dasar (n=1) yg diperhitungkan
◦ Masukkan nilai-nilai tsb ke dalam persamaan Saha, diperoleh :
) 4 (
)
log ( + = − H
N H N
Ion H
–di Matahari
◦ Terapkanlah persamaan Saha untuk ion H–, dengan menganggap H netral adalah keadaan ionisasi dari H–
◦ Energi ikat ion ini χ(H–) = 0.7 eV
◦ Ion ini hanya bisa mempunyai satu keadaan (tidak memiliki keadaan eksitasi yang energinya di bawah energi ionisasi → kedua elektron berada di keadaan dasar. Menurut prinsip larangan Pauli spin kedua
elektron harus berlawanan, sehingga bobot statistik ion H– adalah 1).
10 8
) 3 (
)
( −   − H
N H N
 Sangat kecil tapi pengaruhnya besar, mengapa?
Rentang panjang gelombang visual: 400-700 nm
Ion H
-di Matahari
◦ Di daerah visual transisi terikat bebas H yang berperan hanya H yang berada di n=3, 4, 5 dan seterusnya (mengapa? Lihat foton pada daerah visual bisa mengionisasi elektron mulai dari kulit berapa)
◦ Jadi yang harus dibandingkan adalah bukan berapa H– terhadap H netral tapi H– terhadap H netral yang elektronnya di n=3 saja. Transisi terikat bebas dari n=3 menghasilkan Paschen continuum.
◦ Dengan persamaan Boltzman kita dapat
menghitung populasi H di tiap tingkat energi pada T
= 6000 K
Ion H
-di Matahari
◦ Dengan menggunakan persamaan Boltzmann hitunglah NH(n=3).
◦ Diperoleh :
◦ Hitunglah NH(n=4) dan NH(n=5) 10 10
) 6 1 (
) 3
( −
= =
= n N
n N
H H
Berapakah perbandingan NH- terhadap NH(n=3) ? 10 50
6
10 3
) 3 (
) 1 (
) 3 (
) 3
( 10
8 =
= 
=
 =
= =
= −
− −
−
−
n N
n N
N N n
N N N
N n
N N
H H H
H H
H H
H H
H
Jadi pada panjang gel visual absorpsi oleh 𝐻− lebih dominan dibanding oleh 𝐻
Koefisien absorpsi terikat-bebas H netral
Transisi terikat bebas H- merupakan
sumber opasitas yang dominan di daerah tampak pada bintang
sekelas Matahari.
Koefisien absorpsi H (𝐻 bf, 𝐻
−bf, 𝐻
−ff)
Absorpsi Kontinu oleh unsur lain
◦ He adalah unsur ke-2 terbanyak di Matahari
◦ Energi ionisasi 24 eV, energi eksitasi pertama 20 eV, jadi hanya He yang sedang tereksitasi yang dapat berkontri- busi pada absorpsi di daerah visual (mengapa?)
◦ Gunakan rumus Boltzman untuk menghitung He yang tereksitasi, dengan bobot statistik keadaan eksitasi ≈ 8 diperoleh :
◦ Hanya 10−16 fraksi He dapat berkontribusi. Ditambah lagi, kelimpahan He hanya 10% dibanding kelimpahan H. Ionisasi dari tingkat dasar hanya dapat dilakukan oleh foton dengan 𝜆 ≤ 516Å → sangat sedikit di Matahari.
) 16 1 (
) 2 log (
He
He   −
 
=
= n N
n N
Absorpsi Kontinu oleh Metal
◦ Tinjau absorpsi oleh besi (mewakili metal), jumlah Fe di Matahari kira-kira 10-4 dari H.
◦ Fe di atmosfir Matahari ada yang netral ada yang terionisasi, kemudian masing- masing berada dalam berbagai tingkat eksitasi. Harus dihitung banyaknya masing- masing komponen dan kontribusinya pada koefisien absorpsi kontinu → tedious job!
Ganti cara pandang!
Absorpsi Kontinu oleh Besi
◦ Jika kita membahas daerah visual, misalnya, yang harus dihitung adalah komponen mana saja yang dapat menghasilkan foton dengan 4000 Å < λ < 7000 Å? Berapa banyak?
◦ Selain itu, besi juga mempunyai banyak
elektron. Beberapa elektron terluarnya mudah lepas, sehingga memberi kontribusi pada
banyaknya elektron bebas di atmosfir. Hal ini menambah kontribusi absorpsi dari hamburan dan free-free emision oleh elektron.
Absorpsi Kontinu oleh Besi
◦ Energi Ionisasi Fe 7,9 eV
◦ Foton berpanjang gelombang 4000 Å mempunyai energi 3,1 eV
◦ Jadi yang bisa berkontribusi pada absorpsi di daerah visual adalah Fe yang energi
eksitasinya lebih besar dari 4,8eV.
◦ Untuk hitungan kasar anggap bobot statistik semua level sama
Absorpsi oleh Besi
◦ Anggap bobot statistik semua level sama, maka secara kasar, dengan rumus
Boltzman dapat dihitung perbandingan
banyaknya besi yang tereksitasi dan dasar:
03 . 4 8
. ) 4
0 (
Fe
) 8 , 4 (
log Fe   −   −
 
=
=
 Hanya satu atom Fe yang tereksitasi ke level 4,8 eV dari 10 000 atom Fe netral yang berada dalam keadaan dasar
Absorpsi oleh Besi
◦ Jadi Fe tereksitasi = 1/10000 Fe dasar dan Fe kira-kira 1/10000 H, jadi jumlah Fe
tereksitasi kira-kira sama dengan H-
◦ Tapi kita harus ingat bahwa tidak semua besi dalam keadaan netral. Karena itu perlu juga ditinjau derajat ionisasinya.
◦ Gunakan persamaan Saha untuk
menghitung derajat ionisasi Fe. Untuk perhitungan kasar anggaplah 2u+/u ~ 1:
Absorpsi oleh Besi
8 , 0 log
9 , 7 log
48 , 0
log + = − + 52 T −  − Pe = Fe
Fe
• Ion Fe+ 6 kali lipat Fe netral, artinya
sebagian besar besi di atmosfir Matahari dalam keadaan terionisasi, sehingga Fe netral dengan elektron tereksitasi
sebenarnya jauh lebih sedikit daripada H–
• Itu sebabnya absorpsi oleh Fe di atmosfir Matahari pada daerah visual tidak begitu penting
Absorpsi oleh Besi
◦ Pada kenyataannya Fe berkontribusi besar
pada absorpsi kontinu di daerah UV, mengapa?
◦ Mari kita hitung banyaknya Fe yang
berkontribusi pada serapan di daerah UV, misalkan pada λ = 2000Ǻ
◦ Panjang gelombang ini setara dengan energi foton kira-kira 6,2 eV. Maka Fe yang elektronnya tereksitasi ke tingkat energi 1,7 eV atau lebih
bisa terionisasi
Absorpsi oleh Besi
◦ Dengan rumus Boltzmann, kita dapat
menghitung Fe yang tereksitasi tersebut:
43 , 1 7
, ) 1
0 (
Fe
) 7 , 1 (
log Fe   −   −
 
=
=
 Jadi kira-kira ada 4 atom Fe tereksitasi dari kira-kira 100 atom Fe netral.
Absorpsi oleh besi
◦ Dengan memperhitungkan derajat ionisasi Fe dan kelimpahan Fe relatif terhadap H dapat diperoleh Fe tereksitasi kira-kira 6 × 10-7 H, lebih banyak daripada H– (3 × 10-8 )H
◦ Itulah sebabnya serapan oleh Fe di daerah UV cukup besar kontribusinya.
◦ Demikian pula unsur metal lain, seperti Si, berkontribusi besar pada serapan di UV.
Hamburan oleh elektron dalam atom/ion
◦ Elektron di dalam atom diikat oleh gaya
elektromagnetik antara inti atom dan elektron tsb.
◦ Bila ada gelombang EM (cahaya) menerpa elektron itu, gel EM itu akan menyimpangkan elektron, sementara gaya tarik inti akan
berusaha mengembalikannya.
◦ Maka elektron dapat berosilasi (mengalami percepatan/perlambatan), dan dapat
memancarkan gelombang EM ke segala arah.
◦ Kekuatan gaya tarik inti, menentukan besarnya frekuensi diri getaran elektron.
◦ Jika frekuensi gel EM yang datang sama dengan frekuensi diri elektron yang
terikat itu (resonansi), maka elektron akan berosilasi dengan kuat, dan
memancarkan gel EM ke segala arah dengan kuat pula.
Hamburan oleh elektron dalam
atom/ion
◦ Dari mana sumber energi yang
dipancarkannya ? Dari gel EM yang datang.
◦ Frekuensi gel EM yang dipancarkan sama dengan gel EM yang datang.
◦ Maka koefisien hamburan gel EM oleh elektron terikat akan berbeda-beda bergantung
frekuensi gel EM yang datang, paling besar
pada frekuensi resonansi 𝜔𝑟 (yang merupakan frekuensi eigen) sehingga amplitudo osilasi A:
1 2
2 )
( − −
r
A
Hamburan oleh elektron dalam
atom/ion
◦ Semakin besar beda frekuensi gelombang EM yang datang dengan frekuensi
resonansi, semakin kecil koefisien hamburan.
◦ Percepatan atau perlambatan selama
osilasi menentukan intensitas energi yang dipancarkan
◦ Dalam suatu gerak osilasi percepatan atau perlambatan berbanding lurus dengan
amplitudo A dan ω2, dengan ω = 2πf
Hamburan oleh elektron dalam
atom/ion
◦ Simpangan dari suatu gerak osilasi adalah :
t A
x = cos 
 Percepatan adalah turunan kedua simpangan terhadap waktu :
t A
x  = − 
2cos 
4 2
2
x 
x = 
Hamburan oleh elektron dalam
atom/ion
◦ Intensitas emisi berbanding lurus terhadap kuadrat percepatan dan kuadrat amplitudo, sehingga :
2 2 2
4
) ( 
  −
r
I
Di daerah visible (r >>  atau  >> r ) koefisien hamburan disebut koefisien hamburan Rayleigh 𝜎𝑅:
− 
r r
r
r r
r R
C f f
C 4
4 2
2 2
4
)
( 
 
 Konstanta fr adalah oscillator strength, yang menggam- barkan probabilitas absorpsi atau emisi pada frekuensi r.
◦ Untuk atom H netral frekuensi-frekuensi resonansi (frekuensi- frekuensi eigen) bersesuaian dengan garis-garis Lyman
(daerah UV). Semua frekuensi resonansi berkontribusi pada amplitudo osilasi.
Hamburan oleh elektron dalam
atom/ion
◦ Definisikan:
 Maka :
 Dengan :
2
2 2
3
8 
 
= 
mc C  e
Hamburan oleh elektron dalam atom/ion
1 ഥ
𝜔𝑟4 = 
𝑟
𝑓𝑟 𝜔𝑟4
𝜎𝑅 = 𝐶 𝜔4 ഥ 𝜔𝑟4
◦ Karena:
R 
4 Maka: 14
 R  
 Artinya koefisien hamburan makin besar ke arah biru → Rayleigh scattering: hamburan foton oleh elektron yang terikat dalam
atom
Hamburan oleh elektron dalam
atom/ion
Hamburan oleh Elektron Bebas
◦ Pada elektron bebas tidak ada gaya pulih (𝜔𝑟 = 0)
◦ Maka koefisien hamburan elektron tidak bergantung pada panjang gelombang
◦ Koefisien hamburan elektron per elektron bebas (koefisien hamburan Thomson):
◦ Rayleigh scattering
2 24
2
2 2
10 66
. 3 0
8 cm
mc C e
e
 −
 =
 
= 
= 
r e
R  
 
  =
 
=  0
4
0
mana di
,
𝜆0 = 1026Å, Lyman alpha = 1216Å
Hamburan oleh Elektron Bebas
◦ Jumlah elektron bebas di atmosfir Matahari
dibandingkan dengan jumlah atom H dapat dihitung dari perbandingan antara tekanan elektron dengan tekanan gas, yaitu 3 × 10−3 → jauh lebih banyak
dibanding jumlah ion 𝐻−.
◦ Tapi karena koefisien hamburan elektron per elektron bebas (0.66 × 10−24𝑐𝑚2), jauh lebih kecil dibanding
koefisien absorpsi per atom H netral pada limit Lyman (transisi bf dari keadaan dasar, yaitu 10−17𝑐𝑚2), maka hamburan elektron tidak penting di atmosfir Matahari, tapi penting untuk bintang2 yang semua atomnya
terionisasi (bintang panas).
◦ Hamburan Rayleigh oleh atom H 3 × 103 kali lebih banyak daripada hamburan oleh elektron bebas,
karena jumlah atom H lebih banyak daripada elektron bebas. Pada 𝜆 ≪ 3000Å hamburan Rayleigh di Matahari tidak dapat diabaikan.
Transisi bebas-bebas
◦ Elektron yang melintas di dekat ion akan merasakan percepatan /perlambatan karena gaya EM
◦ Jika setelah papasan kecepatan elektron berkurang, akan terpancar gelombang EM Emisi yg terjadi
disebut emisi bebas-bebas atau free-free emision atau Bremsstrahlung
Transisi Bebas-bebas
◦ Elektron bebas juga dapat menyerap
energi foton ketika berpapasan (collission) dengan ion
◦ Peristiwa ini disebut absorpsi bebas-bebas (inverse bremsstrahlung).
◦ Bagaimanakah peristiwa papasan yang sama suatu saat menjadi peristiwa
absorpsi di saat lain menjadi emisi?
Transisi Bebas bebas
◦ Elektron bebas tidak dapat menyerap
atau memancarkan foton tanpa ada ion didekatnya (buktikan !)
◦ Pembahasan lebih detail, silahkan lihat Peach, 1965, MNRAS 130, p 361
Opasitas Kontinum Total
◦ Opasitas kontinum total adalah jumlah dari opasitas karena
◦ ionisasi (bound free transition) oleh atom
◦ ionisasi (bound free transition) oleh ion
◦ Hamburan oleh atom/ion
◦ Hamburan oleh elektron bebas (Thomson scattering)
◦ Absorpsi bebas-bebas
Koefisien absorpsi di atmosfir Matahari
Limit Balmer: 3646Å (𝑈𝑉) Limit Lyman: 912Å (𝑈𝑉)
Absorpsi pada bintang panas
◦ Misalkan bintang dengan T = 10000 K, log Pe = 3
◦ Dengan menggunakan rumus Saha, diperoleh :
8 , ) 6
(
) log ( − 
H N
H N
Jumlah H- sangat sedikit (rasio 𝑁(𝐻) 𝑁 𝐻Τ − 5x lebih sedikit dibanding di Matahari!)
Absorpsi pada bintang panas
Tapi jumlah H yang elektronnya tereksitasi ke n=3 bertambah
Dari rumus Boltzmann :
1 , 5 1
, 12 95
, ) 0
1 (
) 3
log ( = −  = −
=
= n H
n N
H H
Meningkat 10 000 kali lipat dibandingkan di Matahari, sekitar100 kali (tepatnya 260 kali) lebih banyak H netral di tingkat
Paschen (n = 3) daripada ion H
-Absorpsi pada bintang panas
◦ Maka pada bintang bertemperatur sekitar
10000 K (kelas A) kita bisa melihat Balmer Jump dan juga Paschen Jump yang besar (karena
jumlah atom H yang elektronnya di n=2 dan n=3 banyak) →akan dibahas belakangan
◦ Pada bintang panas juga tingkat ionisasinya tinggi, sehingga banyak terdapat elektron bebas
◦ Maka pada bintang panas hamburan elektron bebas dan absorpsi bebas-bebas menjadi
penting, apalagi pada bintang yang kandungan logamnya tinggi