• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

22 3.1. Seting Penelitian

Pada sub judul ini akan diuraikan ke dalam tiga sub judul yaitu: seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai penentuan waktu atau jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek penelitian akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 5 yang dijadikan sebagai subjek penelitian.

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. SD Negeri 1 Ngadirejo terletak di pinggir jalan raya.

Sarana prasarana di SD Negeri 1 Ngadirejo sudah cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini, yaitu 10 ruang kelas, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 perpustakaan dengan buku penunjang yang cukup lengkap, 1 rumah dinas penjaga sekolah, tempat parkir dan halaman sekolah yang cukup luas.

Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Ngadirejo dikarenakan SD tersebut mudah dijangkau karena letaknya yang strategis.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II di SD Negeri 1 Ngadirejo, tahun ajaran 2013/2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus, masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

Selain itu juga disesuaikan dengan KD yang akan di ajarkan yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, pokok bahasan Menjelaskan pesawat sederhana yang

(2)

dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut:

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

No Pelaksanaan Penelitian

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Proposal PTK

SIKLUS I Perencanaan

2 Tindakan Observasi Refleksi

SIKLUS II Perencanaan

3 Tindakan Observasi Refleksi 4 Pelaporan

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari sampai dengan Mei 2014. Pada bulan Februari dipergunakan penelitian untuk menyusun proposal penelitian. Perencanaan lain terkait dengan penelitian dilakukan peneliti pada bulan Maret, seperti menyusun instrument dan uji validitas soal yang dilakukan di SD Negeri 1 Ngadirejo pada minggu ke-2 bulan Maret. Selanjutnya pada bulan Maret minggu ke-4 peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I, dilanjutkan pelaksanaan siklus II pada bulan April minggu ke-1 sebagai hasil refleksi dari pelaksanaan siklus I, kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan tindakan penelitian disetiap siklusnya.

Pada bulan April minggu ke-3 sampai bulan Mei peneliti mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan serta persiapan ujian.

3.1.3 Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ngadirejo semester II tahun pelajaran 2013/2014. Karakteristik siswa kelas 5 ini

(3)

adalah berumur 9 tahun sampai 11 tahun dengan jumlah 25 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Mayoritas pekerjaan orang tuanya adalah sebagai petani. Siswa sering kali kurang memperoleh perhatian dari orang tuanya akibat dari kesibukan orang tuanya.

Penelitian ini dilakukan di kelas 5 karena hasil belajar di kelas 5 terhadap mata pelajaran IPA masih rendah. Dari data ulangan IPA pada semester 1 tahun 2013 yang baru saja dilaksanakan tercatat masih banyak siswa di SD Negeri 1 Ngadirejo yang mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPA. Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya nilai hasil belajar mata pelajaran IPA. KKM untuk mata pelajaran IPA di SD Negeri 1 Ngadirejo adalah 70, tetapi pada kenyataanya rata-rata nilai siswa adalah 60, jauh dari nilai KKM yang diterapkan oleh guru yaitu KKM 70. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran STAD.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu upaya mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

3.2.2 Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mengambil desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamantan dan refleksi. Kenmis dan Mc Taggart menyatukan komponen tindakan dan pengamatan sebagai satu kesatuan. Hasil dari pengamatan ini dijadikan dasar langkah berikutnya yaitu refleksi. Dari refleksi disusun dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi.

(4)

Gambar: 3.1 Tahap Pelaksamaan PTK

Rancangan dalam penelitian ini mengacu pada model spiral dan siklus menurut Kenmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137). Tujuan menggunakan model ini adalah apabila pada awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka tindakan perbaikan dapat dilakukan pada tindakan berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai. Pada masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi, refleksi.

a) Tahap (1): Tahap Perencanaan Tahap Perencanaan meliputi:

a) Membuat rancangan pembelajaran siklus 1 pokok bahasa “Pesawat Sederhana”.

b) Mempersiapkan perlengkapan untuk terlaksananya pembelajaran.

c) Membuat pedoman observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

d) Menyusun alat evaluasi untuk menyaring data hasil belajar.

(5)

b) Tahap (2) dan (3): Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Tahap 2 dan 3 mempunyai sifat yang berbeda, tetapi tahap 2 dan 3 dilakukan secara berasamaan karena pelaksana pembelajaran dan pengamat berbeda yaitu terdiri dari 2 orang. Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru harus mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan tidak dibuat-buat.

Pada tahap ini, rancangan starategi dan skenario penerapan pembelajaran akan dilaksanakan. Kemudian pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh guru lain (observer). Pengamat melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal-hal yang perlu diamati oleh pengamat antara lain: proses tindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan, serta persoalan lain yang timbul. Untuk mempermudah observasi peneliti menggunakan lembar observasi sebagai panduan.

c) Tahap (4): Refleksi

Pada tahap ini menerapakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data dari lembar observasi dan dapat pula bertanya jawab dengan subjek tentang apa yang dialami, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Keempat tahapan tersebut adalah unsur untuk membuat siklus. Siklus adalah putaran kegiatan berurutan yang kembali kelangkah semula. Satu siklus terdiri dari tahap perencanaan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Bentuk penelitian tindakan kelas tidak pernah berupa kegiatan tunggal, tapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan yang kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus (Arikunto, 2007:20).

Penelitian tindakan kelas dengan model spiral tersebut, jika guru dan peneliti mendapati letak keberhasilan dan hambatan maka selanjutnya adalah merancang untuk siklus kedua. Apabila pada pelaksanaan sikluas kedua yang dilaksanakan guru dan peneliti belum sesuai dengan indikator keberhasilan maka

(6)

dapat dilanjutkan siklus ketiga, dimana tahapan kegiatannya sama dengan siklus sebelumnya.

3.3 Variabel penelitian

Variabel penelitian tindakan kelas ini di kelas 5 SD Negeri 1 Ngadirejo pada pokok bahasan pesawat sederhana adalah:

3.3.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah unsure yang mengikat munculnya unsure lain, jadi variable bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat terhadap variable terikat.

Dalam penelitian ini variable bebasnya adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran STAD adalah pembelajaran kelompok yang menekankan adanya aktivitas dan interaksi antar siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai tujuan kelompok dan keberhasilan kelompok namun tidak boleh bekerja sama saat mengerjakan kuis sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk menguasai materi.

3.3.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah unsure yang diikat oleh adanya variable yang lain, jadi variable terikat gejala yang muncul akibat dari variable bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat adalah hasil belajar kelas 5 pada mata pelajaran IPA. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang ditunjukkan siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajar dalam ranah kognitif, efektif, maupun psikomotor.

Tabel 3.2 Kisi-kisi variabel x

No Langkah STAD Indikator Item

1 Guru

menyampaikan

Menyampaikan semua tujuan pembelajaran

1. Apakah guru menyampaikan

(7)

tujuan dan memotivasi peserta didik

yang ingin dicapai pada pelajaran dan memotivasi peserta didik belajar

tujuan

pembelajaran yang akan dicapai?

2. Apakah guru memotivasi peserta didik?

2 Guru

menyampaikan materi

pelajaran

Menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik dengan media yang tepat

Apakah guru

menyampaikan materi dengan media yang tepat?

3 Guru

mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok- kelompok kecil

Membentuk kelompok Kecil

1. Apakah guru membagi

siswa ke dalam kelompok?

2. Apakah guru membagi kelompok

berdasarkan heterogenitas?

4 Guru membimbing Kelompok bekerja dan belajar

Membimbing

kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas kelompok

Apakah guru membimbing

kelompok-kelompok saat mengerjakan tugas?

5 Guru memberikan Kuis

Kuis Apakah guru

memberikan

kuis individu kepada siswa?

6 Guru memberikan Penghargaan

Penghargaan Apakah guru memberikan

penghargaan kepada siswa yang

memperoleh skor tertinggi?

3.4 Rencana Tindakan

Menurut Arikunto (2012: 16-18) sebuah penelitian pada dasarnya terdiri dari empat tahapan yang harus dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Berikut ini rangkaian dari keempat tahapan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD.

(8)

3.4.1 Rencana Siklus I

A. Tahap Perencanaan (planning)

Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Langkah-langkah perencanaan untuk siklus I sebagai berikut:

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan materi.

b) Membuat materi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

c) Mempersiapkan sumber, media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan fasilitas yang diperlukan.

d) Menyiapkan LKS untuk siswa.

e) Menyiapkan lembar observasi.

f) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

B. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan, berikut ini rincian pelaksanaan tindakan:

a) Apersepsi, siswa diingatkan kembali tentang kompetensi dasar berkaitan dengan materi yang dipelajari sebelumnya.

b) Guru member motivasi kepada siswa untuk mengikuti pelajaran.

c) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

e) Guru menyampaikan materi pelajaran IPA.

f) Guru mengenalkan alat peraga.

g) Siswa diberi LKS dan melakukan diskusi kelompok.

h) Guru membimbing kegiatan diskusi kelompok.

i) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan diskusi kelompok.

j) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.

k) Guru mengadakan kuis secara individu.

(9)

l) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

m) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai yang paling tinggi.

C. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini pengamatan dilakukan oleh pengamat (observer). Pengamat (peneliti) bertugas untuk mengamati kegiatan penerapan model pembelajaran STAD yang berlangsung meliputi kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), dan kegiatan penutu. Objek pengamatan adalah segala sesuatu yang menyangkut aktivitas guru dan juga siswa selama di dalam proses pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

D. Refleksi (Reflecting)

a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran STAD.

c) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I.

d) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat memperbaiki pendekatan yang dilakukan pada siklus I.

3.4.2 Rencana Siklus II

Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Siklus II dapat dilaksanakan apabila tindakan yang dilakukan di dalam siklus I belum berhasil meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA, sehingga peneliti bersama guru kolaborator harus merancang pembelajaran untuk siklus II, yang berpedoman dari hasil refleksi siklus I yang telah dilakukan.

A. Tahap Perencanaan (Planning)

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I selanjutnya diadakan perencanaan ulang seperti pada perencanaan di siklus I. setelah itu peneliti mencatat

(10)

permasalahan dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung dan merencanakan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.

B. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan yaitu:

a) Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I sesuai hasil refleksi pada siklus I.

b) Mengawasi siswa yang kurang aktif dengan bimbingan khusus.

c) Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan-kesalahan dan kesulitan yang dihadapi siswa.

C. Pengamatan (Observing)

Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian, kegiatan ini dimaksudkan sebagai sarana pengumpulan data yang terkait dengan pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini kegiatan pengamatan dimaksud untuk mengamati kelemahan dan kelebihan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD sebagai upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA kelas 5. Pengamatan dilakukan dengan mengisi lembar observasi baik untuk guru maupun siswa yang telah disiapkan sebelumnya, melalui lembar observasi tersebut dapat dilihat bagaimana manfaat dari penerapan model STAD dalam sebuah pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar.

D. Refleksi (Reflecting)

a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

b) Menganalisi kelemahan dan kelebihan guru saat menerapkan model pembelajaran STAD.

c) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II, apakah pemberian tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan.

(11)

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa teknik yaitu dengan teknik tes dan non tes yang disertai dengan kisi-kisi instrument pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar mata pelajaran IPA kelas 5 SD Negeri 1 Ngadirejo menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD, khususnya pada pokok bahasan pesawat sederhana.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada peneliti ini meliputi teknik tes dan nontes. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal evaluasi berbentuk pilihan ganda disetiap siklusnya, sementara teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini ialah observasi dan dokumentasi.

a) Teknik tes

Teknik tes mengukur penampilan maksimum dari siswa. Siswa diminta untuk mengeluarkan kemampuan yang dimilikinya dalam memberikan respon atas pertanyaan dalam tes. Purwanto (2013: 65) berpendapat tes adalah sekumpulan butir yang merupakan sampel dari populasi butir yang mengukur perilaku tertentu baik berupa keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, bakat, dan sebagainya dimana dalam penyelenggaraanya siswa didorong untuk memberikan penampilan maksimalnya. Pelaksanaan tes pada siswa bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa belajar IPA melalui model pembelajaran cooperative leraning tipe STAD. Tes evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan setiap siklusnya, baik siklus I maupun siklus II dengan memberikan sejumlah soal kepada subjek penelitian. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), bentuk tulisan (tes tertulis) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan) (Sudjana, 2011: 35). Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri 1 Ngadirejo, bentuk instrument tes yang digunakan sebagai alat penilaian berupa soal tes pilihan ganda dengan materi pesawat sederhana.

(12)

b) Teknik nontes

Teknik nontes mengukur penampilan tipikal, dalam pengukuran menilai penampilan tipikal siswa tidak harus menunjukkan penampilannya yang maksimal dalam menunjukkan kemampuannya tetapi diupayakan untuk memberikan sebuah respon yang jujur sesuai dengan keadaan, pikiran, dan perasaannya (Purwanto,2013: 63). Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi.

a) Observasi

Untuk mengetahui perkembangan aktivitas belajar siswa dilakukan teknik observasi. Sudjana (2008:84) Menyatakan observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru pada setiap pertemuan baik pada pelaksanaan siklus I maupun siklus II.

b) Dokumentasi

Arikunto (2012:206) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkip, buku surat notulen, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar nama siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ngadirejo dan nilai awal hasil belajar IPA sebelum dilakukan penelitian, sehingga dapat digunakan untuk membandingkan antara hasil belajar sebelum dengan setelah penelitian dilakukan

.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil belajar di kelas 5 dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri 1 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung setelah menggunakan model pembelajaran STAD adalah:

(13)

1) Butir Soal Tes

Tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda dengan materi pesawat sederhana. Tes pilihan ganda merupakan tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan telah tersedia (Purwanto, 2013: 72). Bentuk tes pilihan ganda dipilih karena dapat memberikan penilian terhadap siswa secara objektif, butir soal dalam tes objektif dapat ditulis dalam jumlah banyak sehingga memungkinkan untuk mencangkup semua daerah prestasi yang hendak diukur (Purwanto, 2013: 73).

Tes berbentuk pilihan ganda telah diuji cobakan dan dihitung dengan menggunakan program SPSS 17.0 untuk mengetahui validitas dan rehabilitas pada tiap butir soal. Tes tersebut diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan, soal tes dibuat dengan memperhatikan indikator pada kisi-kisi soal tes yang telah dibuat.

Tabel 3.3

Kisi-kisi instrumen soal evaluasi siklus I Pokok Bahasan Pesawat Sederhana

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator No.Item Jumlah

Item Memahami

hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat

Mendefinisikan pesawat

sederhana

Pilihan ganda :

1,16 2

Mendefinisikan pesawat

sederhana tipe pengungkit

Pilihan ganda : 3,6,8,9,17,19,21, 24,26,27,30,32,3 5.

13

Mendefinisikan pesawat

sederhana tipe bidang miring

Pilihan ganda:

2,4,5,10,18,22,23 ,25,

28,29,33, 34

12

Menggolongkan berbagai alat rumah tangga yang termasuk

Pilihan ganda 7,11,12,13,14,15, 20

8

(14)

Tabel 3.4

Kisi-kisi instrumen soal evaluasi siklus II Pokok Bahasan Pesawat Sederhana

2) Lembar Observasi

Kegiatan observasi harus dilaksanakan bersamaan dengan pembelajaran.

Dalam lembar observasi berisi tentang hal-hal yang dapat mengukur aktivitas siswa dan dan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Lembar observasi diisi oleh observer dengan cara memberikan tanda centang pada kolom skor. Jawaban dibuat dalam bentuk skala

pesawat sederhana.

31

Jumlah Pilihan ganda 35

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator No.Item Jumlah

Item Memahami

hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat

Mendefinisikan pesawat

sederhana tipe katrol

Pilihan ganda : 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 18, 19, 21, 22, 27, 30

17

Mendefinisikan pesawat

sederhana tipe roda berporos

Pilihan ganda:

6, 9, 12, 15, 25, 26, 29

7

Menggolongkan berbagai alat rumah tangga yang termasuk pesawat sederhana.

Pilihan ganda 5, 17, 20, 23, 24, 28

6

Jumlah Pilihan ganda 30

(15)

(skala Likert) yaitu skor 4-1, skor yang menunjukkan sikap positif, skor 4 baik sekali, 3 baik, 2 cukup dan 1 kurang.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Mengajar Guru

Langkah pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran

STAD

Indikator No

Pra Pembelajaran

Guru mengecek kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran

1 Guru membimbing siswa berdoa 2 Guru mengecek kehadiran siswa (presensi)

3 Guru memeriksa kesiapan siswa 4 Kegiatan

Awal

1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi Siswa

Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar

5

Guru memberikan motivasi kepada

siswa dengan tanya jawab

6

Guru menyampaikan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai

7

Kegiatan Inti 2. Menyajikan/

menyampaikan materi

Membimbing dengan pembelajaran

model STAD

8

Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

9 Guru menyajikan materi dengan menggunakan media

pembelajaran

10

Guru menjelaskan tentang materi

pembelajaran secara runtut

11

Mengaitkan materi dengan realitas

Kehidupan

12

3. Mengorganisasi kan

Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok

13

(16)

siswa dalam kelompok kelompok belajar

Guru menjelaskan aturan diskusi kelompok sebelum memulai kegiatan diskusi

14

4. Membimbing kelompok dan belajar

Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok.

15 Guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas

16

Guru menanyakan pendapat kelompok lain tentang hasil pekerjaan kelompok yang presentasi di depan kelas

17

5. Kuis Guru memberikan soal kuis kepada

Siswa

18

Guru dan siswa dan bersama- sama

mengoreksi soal kuis

19

Guru melakukan penghitungan nilai

kelompok berdasarkan hasil diskusi

kelompok dan nilai kuis individu.

20

6. Penghargaan Kelompok

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan poin tertinggi.

21

Guru memberi penguatan kepada

kelompok yang nilainya kurang 22

Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk bertanya tentang halhal

yang belum dipahami

23

Kegiatan Akhir

Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran

24

Guru menyampaikan materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

25

(17)

Guru menutup pelajaran dengan salam penutup

26

Tabel 3.6

Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa

Langkah pembelajaran

Indikator No

Pra

Pembelajaran

Mempersiapkan perlengkapan belajar 1

Kegiatan Awal

Menjawab apersepsi dari guru 2

Memperhatikan secara seksama ketika guru

menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai 3 Kegiatan Inti Memperhatikan materi yang disampaikan guru 4

Menjawab pertanyaan dari guru 5

Aktif bertanya ketika proses pembelajaran 6 Adanya interaksi positif diantara siswa 7 Ketertarikan siswa terhadap materi yang disajikan saat menggunakan alat peraga

8

Merasa senang dalam pembelajaran 9

Mengerjakan tugas kelompok yang diberikan guru 10 Berpartisipasi dalam kegiatan kelompok 11

Keseriusan dalam diskusi 12

Bekerja sama dengan teman satu kelompok 13 Mempresentasikan jawaban di depan kelas 14 Memberikan tanggapan dari hasil presentasi teman

yang maju

15

Mengerjakan kuis dengan baik 16

Kegiatan Akhir

Mampu membuat kesimpulan dari materi pembelajaran.

17

Merefleksi pelajaran 18

(18)

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Langakah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum digunakan oleh peneliti. Suatu alat penilaian yang baik adalah jika alat penilaian tersebut memenuhi ketetapan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).

3.6.1 Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya (Azwar, 2013: 8). Uji validitas dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari setiap item instrumen dengan nilai keseluruhan yang diperoleh.

Menurut Azwar semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dinyatakan memenuhi syarat psikometrik sebagian dari tes. Sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total, biasanya digunakan pabatasan koefisien > 0,30 (Azwar, 2013: 164).

Perhitungan nilai corrected item to total correclation menggunakan aplikasi Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 17.0. hasil uji validitas yang dilakukan di kelas 5b SD Negeri 1 Ngadirejo dengan analisis SPSS versi 17.0 adalah sebagai berikut:

Tabel 3,7

Hasil Validitas Item Soal Siklus I

No. Item

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 28, 29, 30, 31, 32, 34

5, 8, 10, 16, 19, 25, 26, 27, 33, 35

25 10

(19)

Tabel 3.8

Hasil Validitas Item Soal Siklus II

No. Item

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30

10, 21, 22

27 3

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan instrumen dari variable yang hendak diukur. Dengan kata lain, instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali di dalam mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008: 121). Purwanto (2013: 154), menambahkan reliabilitas suatu instrumen merupakan akurasi dan presisi yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran, sehingga alat ukur yang reliable akan memberikan hasil pengukuran yang relative stabil dan konsisten. Keajegan instrumen dapat diketahui dengan menentukan koefisien apha (α). Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini merujuk teori Alpha Cronbach sebagai berikut: alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan member hasil yang relative sama (Sudjana, 2009:16). Analisis reliabilitas suatu tes atau alat ukur lain pada umunya menggunakan teknik korelasi seperti pada analisis validitas.

Tabel 3.9

Kriteria Realibilitas Instrumen

Rentang Kriteria

α < 0,7 Tidak dapat diterima

0,7 < α < 0,8 Dapat diterima 0,8 < α < 0,9 Reliabilitas bagus

α > 0,9 Reliabilitas memuaskan

(20)

Hasil uji validitas reliabilitas yang dilakukan di kelas 5 SD N 1 Ngadirejo dengan analisis SPSS versi 17.0 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10

Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

Pilihan ganda 0,917 Memuaskan

Tabel 3.11

Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus II

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

Pilihan ganda 0,942 Memuaskan

3.7 Taraf kesukaran

Purwanto (2013: 99) menjelaskan bahwa tingkat kesukaran merupakan proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat kesukaran (TK) suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi antara jumlah siswa menjawab benar dengan jumlah siswa peserta tes yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

TK = ∑𝐵

∑𝑃

Keterangan:

TK = tingkat kesukaran

∑B = jumlah siswa menjawab benar

∑P = jumlah siswa peserta tes

Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1.

Apabila tingkat kesukaran meliputi sukar, sedang, dan mudah, maka kriteria tingkat kesukaran instrumen meliputi (purwanto, 2013: 101).

(21)

Tabel 3.12

Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

Rentang Kriteria

0,00 – 0,32 Sukar

0,33 - 0,66 Sedang

0,67 – 1,00 Mudah

Purwanto (2013: 100) menjelaskan nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen sebesar 0 terjadi apabila semua siswa menjawab salah, sebaliknya nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen sebesar 1 terjadi apabila semua siswa menjawab benar. Item instrumen sebaiknya berkriteria sedang, karena apabila item instrumen terlalu mudah dan terlalu sukar, maka instrumen tidak dapat membedakan kemampuan siswa. Hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa kelas 5b SD Negeri 1 Ngadirejo adalah sebagai berikut:

Tabel 3.13

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal siklus I

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,00 – 0,32 Sukar 7, dan 34 2

0,33 - 0,66 Sedang 6, 11, 12, 13, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 28, 29, 31, dan 32

14

0,67 – 1,00 Mudah 1, 2, 3, 4, 9, 14, 15, 17, dan 30

9

Total 25

Tabel 3.14

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,00 – 0,32 Sukar 4, 5, dan 13 3

0,33 - 0,66 Sedang 1, 2, 3, 6, 11, 19, 22, 23, 12

(22)

24, 25, 27, dan 30

0,67 – 1,00 Mudah 8, 9, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 26, 28, dan 29

11

Total 27

3.8 Analisis Data

Data-data hasil pelaksanaan PTK di kelas 5 SD Negeri 1 Ngadirejo berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar IPA pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II serta skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dari setiap siklus. Analisis hasil belajar IPA secara klasikal dan rata-rata nilai siswa. Rumus untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:

KB = 𝑁𝑆𝑁 x 100%

Keterangan:

KB : Ketuntasan belajar

NS : jumlah siswa yang diatas KKM (nilai > 70) N : jumlah siswa

Sementara itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus sebagai berikut:

X = ∑𝑥𝑁 Keterangan:

X : nilai rata-rata

∑ : jumlah nilai yang diperoleh N : jumlah siswa

Analisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dilakukan dengan menghitung persentase jumlah pencapaian skor minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut:

(23)

Persentase = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%

Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, maka kriteria hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dapat digolongkan menjadi empat jenis. Kriteria hasil observasi secara klasikal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.15

Kriteria Hasil Observasi Klasikal

Rentang Kriteria

Tx < 24% Kurang

25% < Tx < 49% Cukup 50% < Tx < 69% Baik

70% < TX Sangat Baik

3.9 Indikator Keberhasilan

Pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD dapat meningkatkan kualitas belajar siswa mata pelajaran IPA apabila memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD mencapai kriteria sangat baik, dimana siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ngadirejo mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai > 70 atau mengalami ketuntasan belajar klasikal sebesar > 85% dari 25 siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran STAD.

Gambar

Tabel 3.2  Kisi-kisi variabel x

Referensi

Dokumen terkait

kerja, maka dapat disarankan pula untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor- faktor tersebut, sehingga dapat menjelaskan secara lebih lengkap

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh rasio likuiditas, leverage, operating capacity, dan sales growth terhadap financial distress.. Jumlah sampel yang terpilih

Kontribusi Pemahaman Konsep Geografi Terhadap Sikap Dan Perilaku Keruangan Peserta Didik Di SMA Kota Cirebon.. Universitas Pendidikan Indonesia |

STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memformulasikan dan menyelesaikan permasalahan Diskrit (integer) dalam kehidupan sehari hari ‐ dengan teori teori yang ada dalam

Tidak menahan buang air besar: Pencernaan juga akan lancar jika tidak menahan buang air besar karena dengan menahan buang air besar feses akan kering sehingga penyakit wasir

bahwa Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Lithuania mengenai Pembebasan Visa bagi

Disunnatkan menjawab salam orang yang menyampaikan salam lewat orang lain dan kepada yang dititipinya. Pada suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah

Selama Tahun 2014 tidak ada sengketa informasi publik terjadi, karena informasi yang dimohon merupakan informasi publik yang dikuasai PPID Kabupaten Wonogiri dan bukan