KEMENTERIAN LUAR NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2019
1. Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
2. Sekretariat Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral 3. Direktorat HAM dan Kemanusiaan
4. Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata 5. Direktorat Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup 6. Direktorat Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual 7. Direktorat Sosial Budaya dan OI Negara Berkembang
DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019
KEMENTERIAN LUAR NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA
MULTILATERAL
TAHUN 2019
Perspektif:
Tujuan:
Deskripsi Tujuan:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama: Definisi:
Satuan Pengukuran : Persentase
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU : Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( X ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
2018
Target Realisasi Target Target
80% 83% 85%
85%
85%
80%
80%
IKU1 : Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum kerja sama multilateral.
Kepemimpinan Indonesia pada forum regional dan multilateral merupakan kedudukan atau peran Indonesia yang memimpin atau mengarahkan pada forum regional dan multilateral, misalnya sebagai chair, co-chair, host, co-host, member of bureau, dan keberhasilan pencalonan Indonesia pada Organisasi Internasional (OI).
Forum Regional/Multilateral: Organisasi dan pertemuan internasional di tingkat regional/multilateral.
Organisasi Internasional : institusi yang beranggotakan 3 negara yang berdaulat atau lebih.
Latar belakang:
Kepemimpinan pada forum regional dan multilateral merupakan upaya strategis Pemerintah Indonesia untuk memperjuangkan kepentingan nasional dengan cara memimpin jalannya pertemuan atau menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan, serta Indonesia/WNI dapat menduduki suatu jabatan strategis pada OI yang Indonesia menjadi anggotanya. Dengan menduduki jabatan tersebut, Indonesia berkesempatan untuk turut serta menyusun kebijakan OI, menyusun dan melaksanakan program-program kerja OI yang dapat dimanfaatkan dan disesuaikan untuk memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia, maupun memperjuangkan kepentingan regional dan negara-negara berkembang guna meningkatkan postur internasional Indonesia.
Pada prinsipnya, keputusan pencalonan untuk suatu jabatan pada organisasi internasional berada di tangan instansi yang menjadi focal point organisasi internasional tersebut, Kemenlu berperan dalam menyampaikan pandangan dan rekomendasi terhadap usulan pencalonan dari instansi/focal point. Walaupun pandangan dan rekomendasi dari Kemenlu tersebut saat tidak diakomodasi oleh instansi/focal point, Kemenlu tetap akan mengupayakan pemenangan terhadap pencalonan dimaksud.
Ruang lingkup:
• Dalam satu pertemuan internasional, Indonesia dapat menjadi chair atau co-chair dari beberapa komite dan working group.
• Termasuk Indonesia yang ditunjuk sebagai chair, co-chair dan Indonesia yang ditunjuk sebagai host atau co-host.
• Keberhasilan pencalonan akan dicatat dalam tahun penyelenggaraan pemilihan. Contoh: pemilihan anggota Dewan IMO periode 2018-2019 diselenggarakan pada tahun 2017. Keberhasilan Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan IMO periode 2018-2019 dicatat sebagai capaian Kemenlu.
*) Terdapat kemungkinan pertemuan yang telah disepakati untuk dipimpin oleh Indonesia batal terlaksana, sehingga variable perbandingan antara Jumlah pertemuan yang dipimpin Indonesia terhadap Jumlah pertemuan yang disepakati untuk dipimpin oleh Indonesia dijadikan sebagai ukuran keberhasilan.
Formula:
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
Stakeholders Perspective
Kepemimpinan dan peran Indonesia yang Berpengaruh dalam Forum Kerja Sama Multilateral
Kepemimpinan adalah nilai kewibawaan yang menjadi pertimbangan dan kepercayaan dunia internasional terhadap kedudukan Indonesia, sehingga memiliki nilai pengaruh terhadap kebijakan di forum internasional.
Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif.
Kerja sama internasional adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan berdasarkan kepada hubungan baik yang dilakukan oleh negara dengan negara lainnya yang menyangkut aspek bilateral, regional, dan internasional untuk mencapai kepentingan/tujuan bersama.
Berpengaruh adalah mempunyai pengaruh terhadap pengambil kebijakan isu-isu bilateral, regional, dan global.
Latar belakang:
Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam kerja sama Internasional merupakan amanat dari RPJMN Tahun 2015-2019 pada Sasaran Utama Bidang Politik Luar Negeri. Selama 5 tahun terakhir, kinerja Kemenlu melalui langkah diplomasi total telah berhasil memperlihatkan kepemimpinannya, khususnya di ASEAN dan telah menunjukkan perannya dalam setiap isu global lainnya. Indonesia sebagai negara besar yang merupakan bagian dari G20 diharapkan dapat terus meningkatkan pengaruhnya dalam hal kepemimpinan dan peran dalam setiap fora kerja sama internasional untuk 5 tahun kedepan. Kepemimpinan merupakan hasil dari peran/
kontribusi diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan nasional di fora internasional. Kepemimpinan dapat diperlihatkan diantaranya melalui peran sebagai inisiator, mediator dan fasilitator.
(Jumlah pertemuan yang dipimpin Indonesia + Jumlah dukungan negara lain atas pencalonan Indonesia di Organisasi Internasional)
x 100%
(Jumlah pertemuan yang disepakati untuk dipimpin oleh Indonesia + jumlah target dukungan pencalonan Indonesia di Organisasi Internasional)
Tujuan:
Untuk mengukur pengaruh Indonesia pada forum multilateral
Semua Direktorat Kerja Sama Multilateral
Semua Direktorat Kerja Sama Multilateral
• Laporan Delri, resolusi, keputusan, presidential/chairman statement, kertas posisi, statement Delri.
• Jumlah pencalonan yang diusulkan: database pencalonan.
Periode Pelaporan 2016 2017
Realisasi TAHUNAN
TRIWULAN IV TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III
S1
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama: Definisi:
Formula:
Tujuan:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( X ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
Tabel Data :
2018
Target Realisasi Target Realisasi Target
75% 85% 85%
...
...
...
...
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
Customer Perspective
Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan multlateral
Dukungan adalah sokongan/bantuan.
Komitmen adalah (upaya) perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu.
Tinggi adalah (mendukung) secara penuh.
Kebijakan luar negeri adalah sikap dan langkah Pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional, dan subyek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional. (Aksi yang berwujud pernyataan resmi dan eksplisit berupa tujuan, komitmen yang disuarakan oleh pemerintah, dan aktor-aktor lain yang bertindak mewakili pemerintah dan ditujukan kepada aktor lain baik pemerintah dan non pemerintah yang ada di luar teritorialnya).
Kesepakatan multilateral adalah perjanjian dalam bentuk dan sebutan apa pun, yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan satu atau lebih negara, organisasi internasional atau subyek hukum internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada Pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik di forum multilateral
Latar belakang:
Pada tingkat bilateral serta forum-forum regional dan multilateral terdapat kesepakatan-kesepakatan yang disetujui bersama oleh Indonesia dan negara-negara lain. Kesepakatan tersebut perlu diimplementasikan agar dapat dirasakan kemanfaatannya oleh rakyat.
Ruang lingkup:
Mengingat tugas Kemenlu bukan sebagai implementing agency , Kemenlu perlu memberikan rekomendasi kepada K/L focal point untuk mengimplementasikan atau menindaklanjuti kesepakatan bilateral, regional, dan multilateral terkait di tingkat nasional. Fungsi yang dilakukan Kemenlu adalah untuk memastikan bahwa kesepakatan tersebut terimplementasi dengan baik.
Jumlah rekomendasi yang ditanggapi oleh stakeholders
X 100%
Jumlah total kesepakatan multilateral yang perlu ditindaklanjuti
Untuk mengukur sejauh mana kesepakatan kerja sama pada forum multilateral telah ditindaklanjuti pada tingkat nasional. Selain itu, IKU ini diperlukan agar Kemenlu dapat melakukan monitoring dan follow up terhadap kesepakatan kerja sama dan melakukan koordinasi dengan K/L teknis terkait untuk memastikan bahwa kesepakatan di tingkat multilateral ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan terkait.
Persentase
Semua Direktorat Kerja Sama Multilateral
IKU-1 Persentase rekomendasi dari forum multilateral yang ditanggapi oleh pemangku kepentingan nasional
Rekomendasi adalah saran atau tindak lanjut kesepakatan yang dihasilkan dari forum multilateral agar memiliki nilai manfaat terhadap kepentingan Indonesia.
Forum multilateral: Organisasi dan pertemuan internasional di tingkat multilateral.
Ditanggapi: yang mendapat respon dari pemangku kepentingan atau K/L terkait untuk ditindaklanjuti.
Pemangku Kepentingan Nasional: Stakeholders dalam negeri yang merupakan segenap pihak dalam negeri yang memiliki kepentingan dan terkait dengan isu hubungan luar negeri, termasuk K/L terkait dan masyarakat sipil.
Ruang lingkup:
Rekomendasi disusun atas keputusan-keputusan di forum multilateral pada berbagai level, yang memiliki nilai manfaat bagi kepentingan nasional Indonesia. Sebuah kesepakatan multilateral yang disusun pada tahun tertentu dapat terus disusun rekomendasinya pada tahun-tahun berikutnya. Contohnya adalah pengiriman personel Tim Pengamat Indonesia pada IMT Filipina Selatan. Kesepakatan bergabungnya Indonesia pada IMT telah ada sejak tahun 2012, dan rekomendasi pengirimannya telah dilakukan secara berturut-turut pada tahun 2012- 2017. Dalam hal ini, satuan rekomendasi dihitung berdasarkan tahun dikeluarkannya rekomendasi tersebut, bukan dari tahun kesepakatan.
Batasan waktu:
Rekomendasi yang dihitung adalah rekomendasi yang dihasilkan selama satu tahun anggaran (Januari-Desember).
TAHUNAN TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
Semua Direktorat Kerja Sama Multilateral
Surat tanggapan dari pemangku kepentingan, laporan pertemuan multilateral, laporan kegiatan yang menghasilkan rekomendasi, surat penyampaian rekomendasi kepada pemangku kepentingan
( X ) Take Last Known Value
Periode Pelaporan 2016 2017
C1
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU : Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( X ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
2018
Target Target Target
N/A 87% 87%
N/A ...
N/A ...
N/A ...
N/A ...
TRIWULAN I N/A
TRIWULAN II N/A
TRIWULAN III N/A
TRIWULAN IV N/A
TAHUNAN N/A
Semua Direktorat Kerja Sama Multilateral
( ) Cascading Non peta
Laporan Delegasi RI (Delri), Presidential/Chairman Statement, Statement Delri, Dokumen Sidang Joint Statement, report of the meeting, summary of discussion, summary record, joint communique, agreed minutes, declaration, kertas posisi Delri, Suggested Point of Intervention, agreements, Memorandum of Understanding plan of action, work plan, treaty, charter, media realese, joint press statement
Periode Pelaporan 2016 2017
Realisasi Realisasi
( X ) Take Last Known Value Jumlah
Semua Direktorat Kerja Sama Multilateral
IKU-1 Persentase posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima di bidang kemaritiman dan polkam di forum multilateral
Definisi:
Posisi: Penentuan sikap
Prakarsa: Gagasan baru yang diusulkan oleh Indonesia dalam isu atau pertemuan di bidang kemaritiman, polkam dan perbatasan.
Rekomendasi: Penyampaian usulan yang menjadi kepentingan Indonesia dalam menanggapi/menindaklanjuti suatu isu tertentu yang dibahas dalam pertemuan Diterima adalah dimasukannya posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia di dalam dokumen sidang/pertemuan, dalam periode Januari-Desember
Ruang lingkup bidang maritim meliputi: keselamatan pelayaran, keamanan maritim, perlindungan lingkungan laut dan pengelolaan sumber daya kelautan serta pembangunan infrastruktur kemaritiman.
Ruang lingkup bidang politik dan Keamanan meliputi: hubungan politik antara dua negara atau lebih, juga mengenai keamanan pada masing-masing negara.
Ruang lingkup bidang perbatasan meliputi: penetapan batas maritim, penegasan batas darat, manajemen pengelolaan perbatasan, serta penanganan isu udara dan antariksa
Diplomasi Maritim adalah pelaksanaan polugri yang berhubungan dengan penyelenggaraan hubungan antar negara di bidang kelautan dalam rangka mewujudkan keselamatan pelayaran, keamanan maritim, perlindungan lingkungan laut dan pengelolaan sumber daya kelautan serta pembangunan infrastruktur kemaritiman.
Diplomasi Politik dan Keamanan adalah Negosiasi atau perundingan yang dilakukan oleh dua Negara atau lebih mengenai hubungan politik antara dua negara atau lebih, juga mengenai keamanan pada masing-masing negara.
Kuat adalah mempunyai keunggulan/tidak mudah goyah.
Latar belakang: Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Dalam kaitan ini, pelaksanaan perundingan penetapan batas maritim, penegasan batas darat serta penanganan isu kelautan, darat, udara dan antariksa merupakan manifestasi polugri bebas aktif dalam upaya mengamankan kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim khususnya terkait dengan batas negara, kedaulatan dan sumberdaya alam. Sebagai bagian dari Nawa Cita Presiden Jokowi, isu maritim dan perbatasan menjadi salah satu isu prioritas yang menjadi tanggung jawab Kemenlu, sehingga Indonesia akan menonjolkan karakter sebagai negara maritim dalam diplomasi dan kebijakan politik luar negerinya.
Formula:
Tujuan:
Untuk mengukur kualitas diplomasi Indonesia di bidang maritim dan polkam
Jumlah posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima di bidang kemaritiman dan polkam
Jumlah posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang disampaikan di bidang kemaritiman dan polkam
X 100%
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
Business Process
Diplomasi maritim dan polkam yang kuat pada forum multilateral
B1
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High (X) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU : ( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
Tabel Data :
2018
Target Realisasi Target Realisasi Target
N/A N/A 82 82
N/A N/A ...
N/A N/A ...
N/A N/A ...
N/A N/A ...
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU : ( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( X ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
2018
Target Realisasi Target Realisasi Target
75% 88% 87%
...
...
...
...
Tujuan:
Untuk mengukur Jumlah database kebijakan perdagangan yang dimiliki pada forum multilateral Jumlah
IKU-1. Jumlah database kebijakan perdagangan yang dimiliki di forum multilateral
Definisi:
Database Kebijakan Perdagangan yang memuat kebijakan tarif, sistem dan prosedur perizinan impor, kebijakan pembatasan atau pelarangan impor, kebijakan standar kesehatan (Sanitary and Phytosanitary), ketentuan mengenai standar teknis (technical regulation), standar lingkungan, inspeksi pra pengapalan (pre-shipment inspection), kebijakan pintu masuk (port of entry) dan persyaratan tingkat kandungan lokal (local content requirement), kebijakan subsidi, dumping dan pengamanan perdagangan (safeguard) serta pemberian hak-hak khusus kepada perusahaan negara. Berbagai kebijakan tersebut di atas sangat berpengaruh terhadap akses pasar produk Indonesia. Informasi di database ini berasal dari masukan Perwakilan Indonesia di luar negeri yang dilengkapi dengan informasi dan dari dokumen Trade Policy Review masing-masing negara yang dikeluarkan oleh Sekretariat WTO serta sumber-sumber resmi lainnya.
Formula:
Jumlah database kebijakan perdagangan yang dimiliki di forum multilateral
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
Business Process
Diplomasi ekonomi, sosial dan budaya yang kuat di forum multilateral
Diplomasi Ekonomi: adalah aktivitas diplomasi untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi melalui berbagai kerja sama seperti perdagangan, investasi, energi, perhubungan, pariwisata, pertanian, perikanan, perindustrian, keuangan, perpajakan, kerja sama ekonomi teknik.
Diplomasi sosial adalah aktivitas diplomasi untuk mencapai tujuan-tujuan sosial melalui berbagai kerja sama seperti pembangunan kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan Diplomasi budaya adalah aktivitas diplomasi untuk mencapai tujuan-tujuan pelestarian dan pengenalan budaya kepada dunia internasional, dengan penggunaan aset budaya sebuah negara untuk mendukung pemenuhan tujuan kebijakan luar negeri Indonesia.
Kuat adalah mempunyai keunggulan untuk bersaing dengan negara lain.
Forum multilateral adalah organisasi dan pertemuan internasional di tingkat multilateral.
( X ) Take Last Known Value
Periode Pelaporan 2016 2017
Direktorat Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual Direktorat Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual
Database Kebijakan Perdagangan
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
Untuk mengukur kualitas diplomasi Indonesia di bidang ekonomi, sosial dan budaya pada forum multilateral Persentase
Direktorat Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan, Direktorat Direktorat Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup, Direktorat Direktorat Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual, Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Negara Berkembang
Direktorat Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan, Direktorat Direktorat Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup, Direktorat Direktorat Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual, Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Negara Berkembang
Laporan Delegasi RI (Delri), Presidential/Chairman Statement, Statement Delri, Dokumen Sidang Joint Statement, report of the meeting, summary of discussion, summary record, joint communique, agreed minutes, declaration, kertas posisi Delri, Suggested Point of Intervention, agreements, Memorandum of Understanding plan of action, work plan, treaty, charter, media realese, joint press statement.
( X ) Take Last Known Value Posisi: Penentuan sikap
Prakarsa: Gagasan baru yang diusulkan oleh Indonesia dalam isu atau pertemuan di bidang kemaritiman.
Rekomendasi: Penyampaian usulan yang menjadi kepentingan Indonesia dalam menanggapi/menindaklanjuti suatu isu tertentu yang dibahas dalam pertemuan Diterima adalah dimasukannya prakarsa/rekomendasi Indonesia di dalam dokumen sidang/pertemuan, dalam periode Januari-Desember)
Forum Multilateral adalah Organisasi dan pertemuan internasional di tingkat multilateral Formula:
Jumlah posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima di bidang ekonomi, sosial dan budaya
X 100%
Jumlah posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang disampaikan di bidang ekonomi, sosial dan budaya Tujuan:
2017 TAHUNAN
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
Periode Pelaporan 2016
Ruang Lingkup:
IKU-2 Persentase prakarsa/rekomendasi di bidang ekonomi, sosial dan budaya yang diterima pada forum multilateral.
TAHUNAN
B2
Perspektif:
Tujuan:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( X ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
Target N/A N/A N/A N/A N/A
TRIWULAN 3 N/A ....
TRIWULAN 4 N/A ....
TRIWULAN 1 N/A ....
TRIWULAN 2 N/A ....
2018
Realisasi Target Realisasi Target
TAHUNAN N/A 70% 70%
Periode Pelaporan 2016 2017
Tujuan:
untuk mengukur sejauh mana sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral telah memenuhi syarat minimal dalam menduduki setiap jabatan, serta memastikan setiap jabatan diisi oleh pegawai yang sesuai dengan kompetensinya
Persentase
Bagian Umum dan Kepegawaian
Pegawai Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
Laporan Hasil Asessment
IKU-1 Persentase pejabat di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan
Definisi:
Pejabat adalah pegawai Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang menduduki jabatan atau memegang jabatan penting (unsur pimpinan). Ruang lingkup pejabat yang menjadi dasar pengukuran adalah jabatan Eselon I dan Eselon II.
Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan.
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu satuan kerja organisasi negara.
Sehingga, Standar Kompetensi Jabatan berarti persyaratan kompetensi minimal yang harus dimiliki seorang PNS dalam melaksanakan tugas jabatan.
Formula:
X 100%
Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang telah memenuhi kompetensi jabatan Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
Definisi:
SDM adalah potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses produksi.
Kompeten adalah memiliki kemampuan dan wewenang yang memadai untuk melakukan / memutuskan sesuatu Ruang Lingkup:
SDM yang kompeten berkaitan dengan pembinaan pegawai Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang dikembangkan potensinya agar dapat memenuhi kriteria kondisi internal yang mencakup unsur pengetahuan, keterampilan, interpesonal dan intrapersonal yang mampu menunjang pencapaian kinerja organisasi secara optimal.
Learning and growth Perspective
SDM yang kompeten di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
L1Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode :
( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi :
( ) Sum ( ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
2018
Target Target Target
N/A 85 90
N/A ...
N/A ...
N/A ...
N/A ...
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
TRIWULAN 4 N/A
IKU-2 Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
Definisi:
Formula:
Nilai Evaluasi AKIP Kemenlu Tujuan:
Nilai evaluasi AKIP adalah nilai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.
Sesuai dengan Permenpan No.12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP, penilaian evaluasi AKIP meliputi lima komponen dan bobot, yaitu: (1) perencanaan kinerja: 30%; (2) pengukuran kinerja:
25%; (3) pelaporan kinerja: 15%; (4) evaluasi internal: 10%; dan (5) capaian kinerja: 20%.
Klasifikasi Nilai evaluasi AKIP:
(1) AA (Skor > 90-100); Sangat Memuaskan (2) A (Skor > 80-90); Memuaskan (3) BB (Skor > 70-80); Sangat Baik (4) B (Skor > 60-70); Baik (5) CC (>50-60); Cukup (6) C (>30-50); Kurang (7) D (0-30); Sangat Kurang
TRIWULAN 2 N/A
TRIWULAN 3 N/A
TAHUNAN N/A
TRIWULAN 1 N/A
Periode Pelaporan
2016 2017
Realisasi Realisasi
Laporan Nilai Reformasi Birokrasi dari Kementerian PAN dan RB IKU-1 Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
Learning and growth Perspective
Tata kelola organisasi yang baik di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Definisi:
Organisasi adalah kesatuan bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Tata Kelola merupakan rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu organisasi. Tata kelola juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat dalam pengelolaan tujuan organisasi. (keyword: prosedural)
Definisi:
Nilai Reformasi Birokrasi adalah nilai yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atas upaya suatu organisasi pemerintah untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka mencapai good governance.
Penilaian Reformasi Birokrasi mencakup hasil evaluasi capaian 8 program area perubahan RB baik pada komponen proses maupun hasil berdasarkan Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Komponen 8 program area perubahan, yaitu: Perubahan pola pikir dan budaya kerja (Manajemen Perubahan);
Penataan Peraturan Perundang-undangan; Penguatan Organisasi; Penataan Tata Laksana; Manajemen SDM Aparatur; Penguatan Pengawasan; Penguatan Akuntabilitas Kinerja; dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Nilai Reformasi Birokrasi mencakup penilaian terhadap dua komponen: Proses dan Hasil. Proses adalah seluruh upaya yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam menjalankan fungsinya, sedangkan Hasil adalah kinerja yang diperoleh dari komponen proses.
Hubungan sebab-akibat antara komponen proses dan hasil dapat mewujudkan proses perbaikan bagi instansi melalui inovasi dan pembelajaran, di mana proses perbaikan ini akan meningkatkan kinerja instansi pemerintah secara berkelanjutan.
Komponen proses sangat menentukan keberhasilan tugas instansi, sedangkan komponen hasil berhubungan dengan kepuasan para pemangku kepentingan.
Formula:
Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu oleh KeMENPAN dan RB Tujuan:
untuk mengukur sejauh mana Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral telah melakukan perubahan penyelenggaraan pemerintahan yang menciptakan kondisi good governance.
Indeks
Bagian Perencanaan dan Organisasi
KemenPAN-RB
L2
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU : ( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average (X) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
2018
Target Target Target
N/A 75 76,45
N/A ...
N/A ...
N/A ...
N/A ...
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( X ) Exact ( ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode :
( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi :
( ) Sum ( X ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( X ) Semesteran ( ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
2018
Target Target Target
N/A 3 3,75
N/A ...
N/A ...
N/A ...
N/A ...
TRIWULAN 4 N/A
TRIWULAN 2 N/A
TRIWULAN 3 N/A
TAHUNAN N/A
TRIWULAN 1 N/A
Periode Pelaporan
2016 2017
Realisasi Realisasi
Kuesioner, Laporan Hasil Survey Tujuan:
mengukur sejauh mana tingkat engagement pegawai di lingkungan internal Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral atas kinerja aspek-aspek pelayanan dan/atau kinerja organisasi secara umum
Indeks Engagement Pegawai Kemenlu
Bagian Umum dan Kepegawaian
pegawai Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
IKU-3 Indeks engagement pegawai di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
Definisi:
Indeks Engagement Pegawai dilakukan melalui survei yang ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat engagement pegawai Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral terhadap kapasitas organisasi Kementerian Luar Negeri yang meliputi puas dengan pekerjaannya serta merasa memiliki keterlibatan, komitmen, keinginan berkontribusi dan rasa memiliki (ownership) yang tinggi terhadap lembaga.
Ukuran tingkat engagement skala Likert (skala terendah 1 yaitu sangat rendah dan skala tertinggi 5 yaitu sangat tinggi),
Formula:
Indeks hasil survei
TRIWULAN 4 N/A
TRIWULAN 2 N/A
TRIWULAN 3 N/A
TAHUNAN N/A
TRIWULAN 1 N/A
Periode Pelaporan
2016 2017
Realisasi Realisasi
Bagian Perencanaan dan Organisasi
Laporan Hasil Evaluasi AKIP dari Kementerian PAN dan RB Bagian Perencanaan dan Organisasi
untuk mengukur sejauh mana Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral telah melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan berorientasi hasil.
Indeks
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
Tujuan:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode :
( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi :
( ) Sum ( ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
2018
Target Target Target
N/A N/A 100%
N/A N/A ...
N/A N/A ...
N/A N/A ...
N/A N/A ...
TRIWULAN 4 N/A N/A
TRIWULAN 2 N/A N/A
TRIWULAN 3 N/A N/A
TAHUNAN N/A N/A
TRIWULAN 1 N/A N/A
Periode Pelaporan
2016 2017
Realisasi Realisasi
Persentase
Bagian Umum dan Kepegawaian Bagian Umum dan Kepegawaian
DIPA
Untuk mengukur persentase ketersediaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan rencana
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
Learning and growth Perspective
Sarana dan Prasarana yang Memadai di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilteral Definisi:
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media: masjid merupakan salah satu sarana pembangunan mental spiritual yang sangat penting Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses
Memadai adalah memenuhi (syarat, keinginan) dan sebagainya; mencukupi.
IKU-1 Sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana
Definisi:
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media: masjid merupakan salah satu sarana pembangunan mental spiritual yang sangat penting Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses
Formula:
Jumlah realisasi ketersediaan sarana dan prasarana
X 100%
Jumlah ketersediaan sarana dan prasarana sesuai rencana
L3
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data : Jenis Cascading IKU:
( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( X ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
Target N/A N/A N/A N/A N/A
TRIWULAN 4 N/A ....
TRIWULAN 3 N/A ....
TRIWULAN 2 N/A ....
TRIWULAN 1 N/A ....
Periode Pelaporan 2016 2017 2018
Realisasi Target Realisasi Target
TAHUNAN N/A 95% 100%
Definisi:
Realisasi anggaran diukur melalui seberapa besar realisasi anggaran Kementerian Luar Negeri dalam jangka waktu 1 tahun anggaran dilihat dari akumulasi SP2D yang diterbitkan dibagi dengan pagu DIPA Kemenlu.
Batasan waktu:
1 tahun anggaran Formula:
100% x Realisasi Anggaran Tujuan:
untuk mengukur seberapa jauh anggaran digunakan secara optimal untuk mencapai target-target kinerja yang telah ditetapkan.
IKU-1 Persentase realisasi anggaran di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
Persentase
Bagian Keuangan, Bagian Perencanaan dan Organisasi
Semua Direktorat dan Sekretariat
SP2D, Monitoring dan evaluasi, Laporan Kinerja (LKj)
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
Learning and Growth Perspective
Pengelolaan Anggaran yang optimal di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
Definisi:
Pengelolaan anggaran adalah rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu (periode) di masa yang akan datang.
Optimal berarti paling baik dan tertinggi
Ruang lingkup: Anggaran yang Optimal dicapai dengan penyerapan anggaran yang maksimal serta terpenuhinya target-target kinerja yang telah ditetapkan.
L4
KEMENTERIAN LUAR NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
KERJA SAMA MULTILATERAL
TAHUN 2019
Perspektif:
Tujuan:
Deskripsi Tujuan:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja
Utama: Definisi:
Satuan Pengukuran : Persentase
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( X ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
2018
Target Realisasi Target Realisasi Target
N/A N/A 75% 85%
N/A N/A ...
N/A N/A ...
N/A N/A ...
N/A N/A ...
( X ) Take Last Known Value
2017
TAHUNAN TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
Periode Pelaporan 2016
IKU-1 Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum multilateral
Kepemimpinan adalah nilai kewibawaan yang menjadi pertimbangan dan kepercayaan dunia internasional terhadap kedudukan Indonesia, sehingga memiliki nilai pengaruh terhadap kebijakan di forum internasional. (seni ataupun kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, organisasi, maupun institusi sesuai dengan kepentingannya serta dapat diterima dan mewakili lingkungannya)
Forum Multilateral: Organisasi dan pertemuan internasional di tingkat multilateral.
Formula:
Tujuan:
Untuk mengukur kepemimpinan Indonesia pada forum multilateral
Bagian Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada Organisasi Internasional Bagian Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada Organisasi Internasional
Laporan Delri, resolusi, keputusan, presidential/chairman statement, kertas posisi, statement Delri, database pencalonan.
Jumlah pertemuan yang disepakati untuk dipimpin oleh Indonesia + jumlah pencalonan yang diusulkan Jumlah pertemuan yang dipimpin Indonesia + jumlah pencalonan yang berhasil
x 100%
Kepemimpinan adalah nilai kewibawaan yang menjadi pertimbangan dan kepercayaan dunia internasional terhadap kedudukan Indonesia, sehingga memiliki nilai pengaruh terhadap kebijakan di forum internasional. (seni ataupun kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, organisasi, maupun institusi sesuai dengan kepentingannya serta dapat diterima dan mewakili lingkungannya) Berpengaruh adalah mempunyai pengaruh (Kemampuan atau kapasitas yang dimiliki sebuah negara untuk membentuk perilaku maupun kebijakan) terhadap pengambil kebijakan isu-isu bilateral, regional, dan global.
Kerja sama internasional adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan berdasarkan kepada hubungan baik yang dilakukan sebuah negara dengan negara lainnya yang menyangkut aspek bilateral, regional, dan internasional untuk mencapai kepentingan/tujuan bersama.
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
Stakeholders Perspective
Kepemimpinan Indonesia yang Berpengaruh dalam Kerja Sama Internasional
S1
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( ) Moderate ( X ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( X ) Exact ( ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
2018
Target Realisasi Target Realisasi Target
N/A N/A 75 76,45
N/A N/A ...
N/A N/A ...
N/A N/A ...
N/A N/A ...
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( X ) Exact ( ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( X ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( X ) Semesteran ( ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
2018
Target Realisasi Target Realisasi Target
N/A N/A 3 3,75
N/A N/A ...
N/A N/A ...
N/A N/A ...
N/A N/A ...
IKU-1 Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
Stakeholders Perspective
Tata Kelola Organisasi Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang Baik
Definisi:
Tata Kelola merupakan rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu organisasi. Tata kelola juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat dalam pengelolaan tujuan organisasi. (keyword: prosedural) Organisasi adalah kesatuan bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Periode Pelaporan 2016 2017
Definisi:
Nilai evaluasi AKIP adalah nilai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.
Sesuai dengan Permenpan No.12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP, penilaian evaluasi AKIP meliputi lima komponen dan bobot, yaitu: (1) perencanaan kinerja: 30%; (2) pengukuran kinerja: 25%; (3) pelaporan kinerja: 15%; (4) evaluasi internal: 10%; dan (5) capaian kinerja: 20%.
Klasifikasi Nilai evaluasi AKIP:
(1) AA (Skor > 90-100); Sangat Memuaskan (2) A (Skor > 80-90); Memuaskan (3) BB (Skor > 70-80); Sangat Baik (4) B (Skor > 60-70); Baik (5) CC (>50-60); Cukup (6) C (>30-50); Kurang (7) D (0-30); Sangat Kurang Formula:
Nilai AKIP Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral oleh Inspektorat Jenderal
Tujuan:
untuk mengukur sejauh mana Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral telah melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan berorientasi hasil.
Indeks
Bagian Perencanaan dan Organisasi
Inspektorat Jenderal
Laporan Hasil Evaluasi AKIP dari Inspektorat Jenderal
(X) Take Last Known Value
TAHUNAN TRIWULAN 1 TRIWULAN 2 TRIWULAN 3 TRIWULAN 4
IKU-2 Indeks engagement pegawai di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Definisi:
Indeks Engagement Pegawai dilakukan melalui survei yang ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat engagement pegawai Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral terhadap kapasitas organisasi Kementerian Luar Negeri yang meliputi puas dengan pekerjaannya serta merasa memiliki keterlibatan, komitmen, keinginan berkontribusi dan rasa memiliki (ownership) yang tinggi terhadap lembaga.
Ukuran tingkat engagement skala Likert (skala terendah 1 yaitu sangat rendah dan skala tertinggi 5 yaitu sangat tinggi), Formula:
Indeks hasil survei Tujuan:
mengukur sejauh mana tingkat engagement pegawai di lingkungan internal Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral atas kinerja aspek-aspek pelayanan dan/atau kinerja organisasi secara umum
Indeks
Bagian Umum dan Kepegawaian
Pegawai Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
Kuesioner, Laporan Hasil Survey
(X) Take Last Known Value
Periode Pelaporan 2016 2017
TAHUNAN TRIWULAN 1 TRIWULAN 2 TRIWULAN 3 TRIWULAN 4
S2
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama: Definisi:
Formula:
Tujuan:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
Tabel Data :
2018
Target Realisasi Target Realisasi Target
N/A N/A 80% 80%
N/A N/A ...
N/A N/A ...
N/A N/A ...
N/A N/A ...
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
Customer Perspective
Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan dalam Multilateral
Dukungan adalah sokongan/bantuan.
Komitmen adalah (upaya) perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu.
Tinggi adalah (mendukung) secara penuh.
Kebijakan luar negeri adalah sikap dan langkah Pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional, dan subyek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional. (Aksi yang berwujud pernyataan resmi dan eksplisit berupa tujuan, komitmen yang disuarakan oleh pemerintah, dan aktor-aktor lain yang bertindak mewakili pemerintah dan ditujukan kepada aktor lain baik pemerintah dan non pemerintah yang ada di luar teritorialnya).
Kesepakatan multilateral adalah perjanjian dalam bentuk dan sebutan apa pun, yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan satu atau lebih negara, organisasi internasional atau subyek hukum internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada Pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik di forum multilateral
Latar belakang:
Pada tingkat bilateral serta forum-forum regional dan multilateral terdapat kesepakatan-kesepakatan yang disetujui bersama oleh Indonesia dan negara-negara lain. Kesepakatan tersebut perlu diimplementasikan agar dapat dirasakan kemanfaatannya oleh rakyat.
Ruang lingkup:
Mengingat tugas Kemenlu bukan sebagai implementing agency , Kemenlu perlu memberikan rekomendasi kepada K/L focal point untuk mengimplementasikan atau menindaklanjuti kesepakatan bilateral, regional, dan multilateral terkait di tingkat nasional. Fungsi yang dilakukan Kemenlu adalah untuk memastikan bahwa kesepakatan tersebut terimplementasi dengan baik.
Jumlah kesepakatan yang ditanggapi oleh stakeholders
X 100%
Jumlah total kesepakatan multilateral yang perlu ditindaklanjuti
Untuk mengukur sejauh mana kesepakatan kerja sama pada forum multilateral telah ditindaklanjuti pada tingkat nasional. Selain itu, IKU ini diperlukan agar Kemenlu dapat melakukan monitoring dan follow up terhadap kesepakatan kerja sama dan melakukan koordinasi dengan K/L teknis terkait untuk memastikan bahwa kesepakatan di tingkat multilateral ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan terkait.
Persentase
Bagian Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada Organisasi Internasional
IKU-1 Persentase rekomendasi dari forum multilateral yang ditanggapi oleh pemangku kepentingan nasional
Rekomendasi adalah saran atau tindak lanjut kesepakatan yang dihasilkan dari forum multilateral agar memiliki nilai manfaat terhadap kepentingan Indonesia.
Forum multilateral: Organisasi dan pertemuan internasional di tingkat multilateral.
Ditanggapi: yang mendapat respon dari pemangku kepentingan atau K/L terkait untuk ditindaklanjuti.
Pemangku Kepentingan Nasional: Stakeholders dalam negeri yang merupakan segenap pihak dalam negeri yang memiliki kepentingan dan terkait dengan isu hubungan luar negeri, termasuk K/L terkait dan masyarakat sipil.
Ruang lingkup:
Rekomendasi disusun atas keputusan-keputusan di forum multilateral pada berbagai level, yang memiliki nilai manfaat bagi kepentingan nasional Indonesia. Sebuah kesepakatan multilateral yang disusun pada tahun tertentu dapat terus disusun rekomendasinya pada tahun-tahun berikutnya. Contohnya adalah pengiriman personel Tim Pengamat Indonesia pada IMT Filipina Selatan. Kesepakatan bergabungnya Indonesia pada IMT telah ada sejak tahun 2012, dan rekomendasi pengirimannya telah dilakukan secara berturut-turut pada tahun 2012- 2015. Dalam hal ini, satuan rekomendasi dihitung berdasarkan tahun dikeluarkannya rekomendasi tersebut, bukan dari tahun kesepakatan.
Batasan waktu:
Rekomendasi yang dihitung adalah rekomendasi yang dihasilkan selama satu tahun anggaran (Januari-Desember).
TAHUNAN TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
Bagian Keanggotaan dan Kontribusi Indonesia pada Organisasi Internasional
Surat tanggapan dari pemangku kepentingan, laporan pertemuan multilateral, laporan kegiatan yang menghasilkan rekomendasi, surat penyampaian rekomendasi kepada pemangku kepentingan
( X ) Take Last Known Value
Periode Pelaporan 2016 2017
C1
Perspektif:
Tujuan:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU : ( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU : Unit/Pihak Penyedia Data : Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
Target N/A N/A N/A N/A N/A Definisi:
SDM adalah potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses produksi.
Kompeten adalah memiliki kemampuan dan wewenang yang memadai untuk melakukan / memutuskan sesuatu Ruang Lingkup:
SDM yang kompeten berkaitan dengan pembinaan pegawai Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang dikembangkan potensinya agar dapat memenuhi kriteria kondisi internal yang mencakup unsur pengetahuan, keterampilan, interpesonal dan intrapersonal yang mampu menunjang pencapaian kinerja organisasi secara optimal.
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
Business Process
SDM yang kompeten di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
IKU-1 Persentase pejabat di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan
Definisi:
Pejabat adalah pegawai Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang menduduki jabatan atau memegang jabatan penting (unsur pimpinan). Ruang lingkup pejabat yang menjadi dasar pengukuran adalah jabatan Eselon I dan Eselon II.
Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan.
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu satuan kerja organisasi negara.
Sehingga, Standar Kompetensi Jabatan berarti persyaratan kompetensi minimal yang harus dimiliki seorang PNS dalam melaksanakan tugas jabatan.
Formula:
Jumlah Pejabat (Eselon II) di lingkungan Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang telah memenuhi kompetensi jabatan
X 100%
Jumlah Pejabat (Eselon II) di lingkungan Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Tujuan:
untuk mengukur sejauh mana sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral telah memenuhi syarat minimal dalam menduduki setiap jabatan, serta memastikan setiap jabatan diisi oleh pegawai yang sesuai dengan kompetensinya
Persentase
Bagian Umum dan Kepegawaian
Pegawai Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
Laporan Hasil Asessment
Periode Pelaporan 2016 2017
TAHUNAN N/A 70% 100%
2018
Realisasi Target Realisasi Target
TRIWULAN 2 N/A ....
TRIWULAN 1 N/A ....
TRIWULAN 4 N/A ....
TRIWULAN 3 N/A ....
B1
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :
( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
Konversi 120 : ( X ) Ya ( ) Tidak
Tabel Data :
2018
Target Realisasi Target Realisasi Target
N/A N/A 90% 100%
N/A N/A ………..
N/A N/A ………..
N/A N/A ………..
N/A N/A ………..
Definisi :
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media: masjid merupakan salah satu sarana pembangunan mental spiritual yang sangat penting
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses Memadai adalah memenuhi (syarat, keinginan) dan sebagainya; mencukupi.:
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL
Business Process
Sarana dan Prasarana yang Memadai di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilteral
DIPA
IKU-1 Sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana
Definisi:
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media: masjid merupakan salah satu sarana pembangunan mental spiritual yang sangat penting
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses
Formula:
Jumlah realisasi ketersediaan sarana dan prasarana
X 100%
Jumlah ketersediaan sarana dan prasarana sesuai rencana Tujuan:
Untuk mengukur persentase ketersediaan sarana dan prasarana yang sesuai dengan rencana Persentase
Bagian Umum dan Kepegawaian
Bagian Umum dan Kepegawaian
TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
( X ) Take Last Known Value
Periode Pelaporan 2016 2017
TAHUNAN TRIWULAN I
B2