• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Adversity Quotient terhadap Kinerja Karyawan (Sebuah Studi Kasus pada Holiday Inn Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Adversity Quotient terhadap Kinerja Karyawan (Sebuah Studi Kasus pada Holiday Inn Bandung)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF ADVERSITY QUOTIENT TO EMPLOYEE’S PERFORMANCE (A CASE STUDY AT HOLIDAY INN BANDUNG)

Laura

ABSTRACT

The aim of this study is to examine whether adversity quotient (AQ) affects employee’s performance positively. The survey is done at Holiday Inn Bandung. The subjects of this study are 64 (sixty four) Holiday Inn Bandung's employees. The outliers, validity, reliability, descriptive statistic and interconstruct correlation tests were conducted before hypothesis is tested. The linier regression analysis was used to examine the hypothesis and it was in condition supported. The result shows that adversity quotient influences employee’s performance positively. The implications of this study were discussed and the suggested research will be advanced during the process.

(2)

PENGARUH

ADVERSITY QUOTIENT TERHADAP KINERJA KARYAWAN (SEBUAH STUDI KASUS PADA HOLIDAY INN BANDUNG)

Laura

ABSTRAK

Studi ini bertujuan untuk menguji apakah adversity quotient (AQ) memengaruhi kinerja karyawan secara positif. Penelitian dilakukan di Holiday Inn Bandung. Subjek penelitian ini adalah 64 (enam puluh empat) karyawan Holiday Inn Bandung. Beberapa pengujian yang dilakukan sebelum hipotesis diuji adalah pengujian outliers, validitas, reliabilitas, statistik deskriptif dan korelasi antarkonstruk penelitian. Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dan hipotesis didukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adversity quotient memengaruhi kinerja karyawan secara positif. Berbagai implikasi temuan studi ini dan saran untuk penelitian mendatang akan dibahas lebih lanjut.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR... . iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL ... ix

ABSTRACT ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 6

1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja... 8

2.1.1 Pengertian Kinerja... 8

2.1.2 Komponen Kinerja ... 9

2.1.3 Faktor yang Memengaruhi Kinerja ... 9

2.1.4 Penilaian Kinerja bagi Karyawan... 11

2.1.5 Tujuan Penilaian Kinerja Karyawan ... 11

2.2 Adversity Quotient... 13

2.2.1 Pengertian Adversity Quotient... 13

2.2.2 Adversity Quotient dalam Perusahaan... 14

2.2.3 Adversity Quotient versus Intelligent Quotient dan Emotional Quotient... 15

2.2.4 Quitters, campers, dan climbers... 18

2.2.4.1 Jenis Orang Berdasarkan Adversity Quotient... 18

2.2.4.2 Quitters, Campers, dan Climbers di Tempat Kerja... 20

2.2.4.3 Kontribusi Para Quitter, Camper, dan Climber ... 21

2.2.4.4 Kemampuan Quitters, Campers, dan Climbers dalam Menghadapi Kesulitan ... 22

2.2.5 Tiga Tingkat Kesulitan... 25

2.2.6 Peran Adversity Quotient dalam Kehidupan ... 27

2.2.7 Dimensi-Dimensi CO2RE pada Adversity Quotient... 30

2.3 Hubungan Antara Kinerja dan Adversity Quotient ... 31

2.4 Model Penelitian ... 33

2.4.1 Model Dasar Penelitian ... 33

(4)

Halaman BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian... 35

3.2 Prosedur Pengumpulan Data ... 36

3.3 Definisi Operasional ... 37

3.3.1 Kinerja... 37

3.3.2 Adversity Quotient... 39

3.3.3 Variabel Kontrol ... 41

3.4 Prosedur Analisis Data... 42

3.4.1 Uji Outliers ... 42

3.4.2 Uji Validitas ... 43

3.4.3 Uji Reliabilitas ... 44

3.4.4 Statistik Deskriptif dan Korelasi Antarkonstruk Penelitian ... 45

3.4.5 Uji Hipotesis ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Objek Penelitian ... 50

4.1.1 Sejarah Perusahaan... 50

4.1.2 Lini Produk ... 51

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 54

4.1.4 Job Description ... 55

4.2 Karakteristik Subjek Penelitian... 57

4.3 Hasil Analisis Data... 58

4.3.1 Hasil Uji Outliers ... 58

4.3.2 Hasil Uji Validitas... 59

4.3.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 61

4.3.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif dan Korelasi Antarkonstruk Penelitian... 63

4.3.5 Hasil Uji Hipotesis ... 64

4.4 Model Hasil Penelitian... 72

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 74

5.2 Implikasi Penelitian... 74

5.3 Keterbatasan dan Saran Penelitian Mendatang ... 75

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kegunaan Penilaian Kinerja bagi Penggunaan

Administratif ... 12

Gambar 2.2 Tiga Tingkat Kesulitan... 25

Gambar 2.3 Model Penelitian ... 33

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Holiday Inn Bandung ... 54

Gambar 4.2 Corong untuk Menerima Karyawan ... 66

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Accommodation Holiday Inn Bandung ... 51 Tabel 4.2 Karakteristik Subjek Penelitian... 57 Tabel 4.3 Hasil Uji Outliers – Squared Mahalanobis Distance... 58 Tabel 4.4 Hasil Analisis Faktor untuk Setiap Konstruk dan Butir

Instrumen Penelitian ... 60 Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas untuk Setiap Konstruk dan Butir

Instrumen Penelitian ... 62 Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif dan Korelasi Antrakonstruk Penelitian

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

(8)

kesulitan. Mamahit menyatakan bahwa jika individual mampu bertahan menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi kesulitan, maka individual akan mencapai kesuksesan dalam hidup.

Stoltz (2000: 6) menyatakan kesuksesan adalah tingkat seseorang bergerak ke depan dan ke atas, terus maju dalam menjalani hidup, kendati terdapat berbagai rintangan atau bentuk kesengsaraan. Untuk mencapai kesuksesan dalam hidup, diantaranya ditentukan oleh adversity quotient (AQ) yang dimiliki oleh setiap orang. Tingkat kesuksesan seorang individual dapat terlihat, misalnya kesuksesan seorang mahasiswa dapat dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Sedangkan kesuksesan seorang pegawai dapat dilihat dari kinerja yang dihasilkan. Namun, memiliki IPK yang baik tidak menjamin bahwa seseorang dapat memiliki kinerja yang baik. Tetapi dalam melakukan penerimaan pegawai, perusahaan cenderung mencantumkan IPK minimum sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi calon pekerja.

(9)

Namun Stoltz (2000: 15-16) menyatakan bahwa seperti halnya IQ, tidak setiap orang memanfaatkan EQ dan potensi mereka sepenuhnya, meskipun kecakapan-kecakapan yang berharga itu mereka miliki. Menurut Stoltz karena EQ tidak mempunyai tolak ukur yang sah dan metode yang jelas untuk mempelajarinya, maka kecerdasasan emosional tetap sulit dipahami. Sejumlah orang memiliki IQ yang tinggi berikut segala aspek kecerdasan emosional, namun orang-orang tersebut gagal menunjukkan kemampuan. Stoltz menambahkan bukan IQ atau pun EQ yang menentukan sukses seorang individual, tapi keduanya memainkan suatu peran.

AQ dapat berperan dalam memberikan gambaran kepada individual berkaitan dengan seberapa jauh individual mampu bertahan menghadapi kesulitan dan mampu untuk mengatasinya; siapa yang mampu mengatasi kesulitan dan siapa yang akan hancur; siapa yang akan melampaui harapan-harapan atas kinerja dan potensi individual serta siapa yang akan gagal; serta siapa yang akan menyerah dan siapa yang akan bertahan (Stoltz, 2000: 8-9). Stoltz menemukan bahwa rasa ketidakberdayaan yang dipelajari (AQ rendah) telah mengurangi kinerja, produktivitas, motivasi, energi, kemauan untuk belajar, perbaikan diri, keberanian mengambil risiko, kreativitas, kesehatan, vitalitas, keuletan, dan ketekunan. Stoltz menyatakan bahwa seseorang yang pesimis dan cepat putus asa memiliki AQ yang rendah. Sedangkan orang yang optimis dan terus mendaki memiliki AQ yang tinggi.

(10)

dan tidak berarti karena untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan keuletan, tahan banting, dan daya juang yang tinggi. Seperti yang dikemukakan Stoltz, AQ rendah berdampak pada berkurangnya kinerja. Seseorang yang memiliki AQ Tinggi akan memiliki optimistis. Penelitian yang dilakukan oleh Seligman et al. dalam Stoltz mengungkapkan bahwa perbedaan-perbedaan dramatis antara orang-orang yang merespons kesulitan sebagai orang yang optimistis versus pesimistis. Manajer yang optimistis jauh mengungguli manajer yang pesimistis.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memilih topik “Pengaruh Adversity Quotient terhadap Kinerja Karyawan (Sebuah Studi Kasus pada Holiday Inn Bandung).”

1.2Identifikasi Masalah

Untuk tetap bertahan dan maju di tengah-tengah tekanan dan kesulitan yang begitu banyaknya, dibutuhkan AQ yang tinggi. IQ dan EQ bukanlah faktor yang menentukan apakah seseorang akan bertahan atau tidak, namun keduanya memiliki peran. Menurut Stoltz (2000), AQ merupakan faktor paling penting dalam meraih sukses karena seorang individual yang memiliki IQ tinggi dan EQ yang baik ternyata belum tentu sukses. Hal ini dikarenakan individual tidak memiliki AQ yang baik sehingga menjadi cepat menyerah dan tidak mau meneruskan pendakian.

(11)

dan dengan atlet-atlet memperlihatkan bahwa adversity response profile (ARP) merupakan peramal kinerja yang efektif dan berperan dalam serangkaian kesuksesan lainnya (Stoltz, 2000: 120).

Penelitian ini dilakukan di Holiday Inn Bandung. Penelitian hanya membahas mengenai pengaruh adversity quotient terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang penelitian, maka identifikasi masalah yang dipilih untuk penelitian ini adalah:

A. Bagaimana tingkat adversity quotient karyawan di Holiday Inn Bandung? B. Bagaimana tingkat kinerja karyawan di Holiday Inn Bandung?

C. Apakah terdapat pengaruh adversity quotient terhadap kinerja karyawan di Holiday Inn Bandung?

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: A. Untuk mengetahui tingkat adversity quotient karyawan di Holiday Inn

Bandung.

B. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan di Holiday Inn Bandung. C. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh adversity quotient terhadap

(12)

1.3.2 Kegunaan Penelitian A. Penulis:

a. Untuk menambah wawasan dan memperoleh gambaran secara langsung mengenai pengaruh adversity quotient terhadap kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan.

b. Untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana ekonomi jurusan manajemen.

B. Perusahaan yang bersangkutan, dapat membantu memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam kaitannya dengan sumber daya manusia terutama dalam hal kinerja karyawan.

C. Pihak lain yang membutuhkan penelitian ini untuk menambah pengetahuan, sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan, serta untuk pengambilan keputusan.

1.4Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Holiday Inn, yang beralamatkan di Jalan Ir. H. Juanda No.33 Bandung. Penelitian dilakukan selama kurang lebih 5 (lima) bulan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

(13)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai landasan teori hipotesis yang terdiri dari pembahasan mengenai kinerja karyawan, pembahasan mengenai AQ, pengembangan hipotesis, serta model penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai subjek penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur pengumpulan data, definisi operasional, uji outliers, uji validitas, uji reliabilitas, statistik deskriptif dan korelasi antarkonstruk penelitian, serta uji hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai objek penelitian, karakteristik subjek penelitian, hasil uji outliers, hasil uji validitas, hasil uji reliabilitas, hasil uji statistik deskriptif dan korelasi antarkonstruk penelitian, hasil uji hipotesis, serta model hasil penelitian, termasuk di dalamnya berbagai pembahasan hasil-hasil penelitian tersebut.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi mengenai simpulan, implikasi AQ terhadap kinerja karyawan, keterbatasan penelitian, serta saran untuk penelitian mendatang.

(14)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Studi ini bertujuan untuk menguji apakah adversity quotient (AQ) memengaruhi kinerja karyawan secara positif. Berdasarkan hasil analisis regresi linier pada Tabel 4.8, maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis didukung. Artinya, adversity quotient memengaruhi kinerja karyawan secara positif. Selain itu, para responden penelitian ini memiliki tingkat kinerja yang tinggi (M = 4,42) dan tingkat adversity quotient yang sedang (M = 150,06).

5.2 Implikasi Penelitian

Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil penelitian ini memberikan implikasi pada peningkatan tingkat adversity quotient karyawan. Penelitian ini menunjukkan bahwa seorang karyawan yang berkinerja tinggi ditentukan oleh tingkat adversity quotient yang tinggi.

(15)

ber-AQ tinggi di organisasi perusahaan. Saran-saran ini dikelompokkan menjadi kategori-kategori sebagai berikut: tujuan, nilai, iklim, manusia, pesan, dan pelatihan (Stoltz, 2000: 357-70):

• Tujuan – Mengapa kita ada di sini.

• Nilai – Memperkuat nilai-nilai yang berkaitan dengan AQ.

• Iklim – Menciptakan lingkungan yang memupuk AQ tinggi.

• Manusia – Menemukan dan mengembangkan para pendaki.

• Pesan – Memperkuat makna AQ.

• Pelatihan – Membimbing ke arah AQ yang tinggi.

Untuk penjelasan rinci dapat dilihat pada bab sebelumnya.

5.3 Keterbatasan dan Saran Penelitian Mendatang

Beberapa keterbatasan penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut. Pertama, subjek penelitian ini tidak memenuhi jumlah responden minimum (data yang terkumpul hanya 64 data dibandingkan dengan jumlah minimum berdasarkan rumus Slovin yaitu 134 data). Kedua, pengumpulan data hanya mengandalkan kuesioner yang diisi oleh para responden. Dalam hal ini penulis hanya mengandalkan jawaban dari kuesioner saja karena penulis tidak melakukan wawancara dan tidak mengamati secara langsung bagaimana kinerja responden.

(16)

huni kamar hotel menjelang liburan Natal dan tahun baru, membuat laporan akhir tahun, serta banyaknya training yang dilakukan oleh human resources development. Selain itu, penulis hanya memberikan jangka waktu 1 (satu) bulan untuk pengisian kuesioner. Oleh karena itu, pengumpulan data tidak dapat maksimal dan memenuhi jumlah data minimum. Kedua, selain menggunakan kuesioner, penelitian mendatang dapat menggunakan wawancara langsung kepada setiap responden untuk setiap butir instrumen pengukuran untuk melengkapi dan memperkuat hasil penelitian. Ketiga, penelitian mendatang dapat memasukkan beberapa konstruk penelitian lain yang berhubungan dengan kinerja karyawan, seperti stres kerja dan motivasi kerja (Andraeni, 2003). Beberapa konstruk penelitian lain yang berhubungan dengan adversity quotient, yang dapat digunakan pada penelitian mendatang adalah produktivitas, kreativitas, kesehatan, ketekunan, daya tahan, dan vitalitas (Stoltz, 2000: 11).

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Andraeni, N. N. (2003). Pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja dan kinerja karyawan PT H. M. Sampoerna Tbk Surabaya. Tesis yang tidak dipublikasikan, Universitas Airlangga, Surabaya.

Author, A. (2008). Kinerja dan faktor-faktor yang memengaruhi kinerja [On-line, 26 Oktober 2008] Situs http://id.wikipedia.org

Cooper, D. R. & Schindler, P. S. (2001). Business research methods. 7th edition. Singapore: McGraw-Hill International Editions.

D’Souza, R. A study of adversity quotient of secondary school students in relation to their school performance and the school climate. Disertasi doktoral yang tidak dipublikasikan, University of Mumbai, 2006.

Ghozali, I. (2005). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasan, I. (2003). Pokok-pokok materi statistik 1 (statistik deskriptif). Jakarta: PT Bumi Aksara

Jessyka (2008). Analisis pengaruh kualitas pelayanan PD.Caringin 95 terhadap niat beli ulang konsumen. Skripsi yang tidak dipublikasikan, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Lazaro-Capones, A. R. (2004). Adversity quotient and the performance level of selected middle managers of the different departments of the city of Manila as revealed by The 360-Degree Feedback System. Paper presented at Workshop for Prospective Scholars, International Industrial Relations Association, 5th Asian Regional Congress, Seoul, Korea.

Permadi (2008). Pengaruh brand trust dan brand affect pada brand performance: Brand loyalty sebagai faktor mediasi (Studi kasus coffe shop Starbucks). Skripsi yang tidak dipublikasikan, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

(18)

Sekaran, U. (2006a). Research methods for business. Buku 1. Edisi 4. terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.

_________ (2006b). Research methods for business. Buku 2. Edisi 4. terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.

Stoltz, P. G. (2000). Adversity quotient: mengubah hambatan menjadi peluang. terjemahan. Jakarta: PT Grasindo.

__________ (2003). Adversity quotient at work: mengatasi kesulitan di tempat kerja. terjemahan. Batam: Interaksara.

Subekti, H. (2008). Indikator kinerja [On-line, 26 Oktober 2008] Situs http://subektiheru.blogspot.com

Sudjana (1992). Metoda statistika. Edisi 1. Bandung: Tarsito.

Sunjoyo (2007). Pengaruh kecerdasan emosional terhadap potensial kepemimpinan. Proceeding Seminar Nasional, (pp. 117). Bandung.

_______ (2008). Dampak gaya kepemimpinan, manajemen konflik, dan keterampilan intuitif terhadap leading change. Laporan riset yang tidak dipublikasikan, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Thomas-Sharksnas, B. L. The relationship between resilience and job satisfaction in mental health care workers. Filosofi doktoral yang tidak dipublikasikan, Marywood University, 2002.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Edisi Kedua. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Umar, H. (1999). Metodologi penelitian aplikasi dalam pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wijaya, T. (2005). Hubungan adversity intelligence dengan intensi berwirausaha (Studi empiris pada siswa SMKN 7 Yogyakarta). Laporan riset yang tidak dipublikasikan, STTI Respati, Yogyakarta.

Williams, M. W. The relationship between principal response to adversity and student achievement. Disertasi doktoral yang tidak dipublikasikan, Cardinal Stritch University, 2003.

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya peluang anak dengan bulu putih disebabkan oleh gen inhibitor yang tidak komplit akan menutup semua pigmen bulu yang berwarna, meskipun pada anak tersebut terdapat

Tan et.al (2001) menjelaskan bahwa kategori ini menunjukan hubungan bahwa semakin besar kualitas atribut yang diberikan akan semakin besar pula tingkat kepuasan

Sifat- sifat ini hendaknya jelas sehingga tidak ada keraguan yang akan mengakibatkan perselisihan nantiantarapembeli kedua belah pihak (sipenjual dan

Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan Analisis Persepsi/Skor Rataan terhadap pengukuran terhadap minat beli produk Bukalapak di Kota Bogor diketahui

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Badan Akreditasi Nasional Sekolat/ldadrasah, dan Badan Alcreditasi Nasional Pendidikan Nonformal Periode Tahun }Atr2 2}tr7, sebagaimana

− Tindakan perbaikan ke-1 (21 Oktober 2016).. Hasil verifikasi tindakan perbaikan telah dinyatakan memenuhi. Target persentase tindak lanjut atas hasil pengawasan eksternal

Sama halnya pada ampermeter, kalibrasi voltmeter arus searah dilakukan dengan cara membandingkan harga tegangan yang terukur voltmeter yang dikalibrasi (V) dengan voltmeter..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat determinasi yang positif dan signifikan antara nilai ujian nasional dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X di SMA