ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,
PEMBIAYAAN, DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO
TERHADAP LABA PADA BANK X KCP
Oleh
DWI RAHAYU
H24060769
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
bawah bimbingan WITA JUWITA ERMAWATI.
Bank merupakan penggerak utama sektor perekonomian di Indonesia, oleh karena itu fungsi intermediasi bank selalu menjadi sorotan dalam menentukan kinerja sebuah bank. UU No 10 tahun 1998 merupakan cikal bakal melesatnya perkembangan perbankan syariah di Indonesia.
Bank X adalah anak perusahaan dari Bank Konvensional. Pada tahun 2009 Bank X menguasai pangsa pasar terbesar di industri perbankan syariah. Dengan semakin meningkatnya perkembangan bank syariah, tentu Bank X dituntut untuk mampu mempertahankan keunggulan yang dimilikinya. Bank X KCP merupakan salah satu Kantor Cabang Pembantu Bank X yang berlokasi di Bogor. Sebagai KCP, Bank X KCP juga memiliki peran dalam mempertahankan keunggulan yang dimiliki Bank X, diantaranya yaitu menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik, yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut melalui pembiayaan. Pembiayaan dapat disalurkan dengan baik apabila proses penghimpunan dana bisa berjalan lancar. Karena hal tersebut secara langsung akan mempengaruhi laba bank, dan salah satu indikator untuk mengetahui baik tidaknya fungsi intermediasi bank dapat dilihat dari nilai FDR suatu bank. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis perkembangan DPK, pembiayaan, FDR, dan laba Bank X KCP, (2) Menganalisis komposisi pembiayaan pada Bank X KCP, dan (3) Menganalisis pengaruh DPK, pembiayaan dan FDR terhadap laba Bank X KCP.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data tersebut diperoleh dari wawancara dengan manajemen bank dan laporan keuangan Bank X KCP selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, data yang dipublish oleh BI, skripsi, dan buku-buku yang terkait dengan penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, analisis komponen utama (PCA), uji F dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) DPK, pembiayaan, dan laba mengalami peningkatan setiap tahunnya, sedangkan FDR mengalami penurunan. Nilai FDR pada tahun 2007 yaitu 223,67 persen dan di tahun 2009 menjadi 111,37 persen. FDR yang di atas 100 persen mengindikasikan bahwa berdasarkan peraturan Bank Indonesia, kondisi likuiditas Bank X KCP masuk ke dalam kategori tidak sehat. (2) Selama tahun 2007 sampai dengan 2009, mayoritas pembiayaan yang disalurkan merupakan pembiayaan bagi hasildengan kontribusi sebesar 89,0,7 persen, sedangkan jual beli hanya 9,32 persen, dan sisanya adalah pembiayaan sewa yaitu 1,61 persen. (3) Hasil uji F dan uji t menunjukkan bahwa secara keseluruhan maupun parsial DPK, pembiayaan, dan FDR berpengaruh secara signifikan terhadap laba dengan p-value sebesar 0,001 dengan tingkat signifikansi 5 persen. Dan pada hasil regresi, variabel pembiayaan memberikan pengaruh secara nyata paling besar yaitu sebesar 1,25287 dengan pengaruh positif terhadap laba. Pengaruh secara nyata dan positif juga ditunjukkan oleh variabel DPK dengan koefisien 0,535. Sedangkan variabel FDR memberikan pengaruh negatif terhadap laba dengan nilai koefisien sebesar 0,780.
SUMMARY
DWI RAHAYU. H24060769. Effect of Third Party Funds (DPK), Financing, and Financing To Deposit Ratio Of Income In The Bank X KCP. Under the guidance WITA JUWITA ERMAWATI.
The Bank is a major driver of economic sectors in Indonesia, therefore the bank intemediasi function is always a highlight in determining the performance of a bank. Law No. 10 year 1998 is the forerunner to the development boom of Islamic banking in Indonesia.
Bank X is a subsidiary of Conventional Banks. In 2009 the Bank X in the largest market share of Islamic banking industry. With the increasing development of Islamic bank, Bank of X demanded to be able to maintain its superiority. Bank X KCP is one of the Bank X branch offices located in Bogor. As KCP, Bank X KCP also has a role in maintaining the excellence of the Bank of X, such that intermediary functioning well, that is to collect funds and channel these funds through financing. Financing can be channeled properly if the funding process can run smoothly. Because it directly affects the income of the bank, and one of the indicators to determine whether or not the intermediary function of banks can be seen from the FDR value of a bank. The purpose of this study were (1) analyze the development of DPK, financing, FDR, and profits of Bank X KCP, (2) analyze the composition of financing in the Bank X KCP, and (3) analyze the effect of DPK, financing and FDR on profits of Bank X KCP.
Data used in this study are primary and secondary. Data obtained from interviews with bank management and financial statements of Bank X KCP during the year 2007 until the year 2009, data published by the BI, theses, and books related to the research. The analytical method used in this study is multiple regression analysis, principal components analysis, F test and t test.
The results showed that: (1) DPK, financing, and profits have increased every year, while FDR decreased. FDR values in the year 2007 is 223.67 persen and in the years 2009 to 111.37 persen. FDR above 100 persen indicates that based on the regulations of Bank Indonesia, Bank X KCP liquidity conditions into the unhealthy category. (2) During the years 2007 to 2009, the majority of funding is channeled to the profit sharing contribution equal 89,0,7 persen, while the sale and purchase of only 9.32 persen, and the rest is financing leases is 1.61 persen. (3) The F test and t test showed that the overall and partial DPK, financing, and FDR significantly affect earnings with p-value of 0.001 with a significance level of 5 persen. And on the regression results, providing financing variables most significantly influence the amount of 1.25287 with a positive effect on profits. Real and positive influence was also demonstrated by the variable coefficient 0.535 DPK. While FDR variables negatively impact earnings with the coefficient of 0.780.
TERHADAP LABA PADA BANK X KCP
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DWI RAHAYU
H24060769
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan, dan
Financing To Deposit Ratio Terhadap Laba pada Bank X KCP
Nama : Dwi Rahayu
NIM : H24060769
Menyetujui:
Dosen Pembimbing,
(Wita Juwita Ermawati, STP, MM) NIP: 19750907 2005012 001
Mengetahui: Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP: 19610123 1986011 002
Tanggal Lulus:
iii
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan karena gila, yang
demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba.
Padahal ALLAH telah mengharamkan jual beli dan mengharamkan riba.
Barang siapa mendapat peringatan dari ILLAHnya, lalu dia berhenti, maka
apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya, dan urusannya (terserah)
kepada ALLAH.
Barang siapa mengulangi maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal
didalamnya. (Q.S. Al-Baqarah; 275).
Dalam Hidup Tak Ada Kenikmatan Yang Lebih Tinggi Dari
Keberhasilan Mengalahkan Kesulitan,
Melangkah Dari Satu Keberhasilan Ke Keberhasilan Lain,
Menetapkan Harapan Baru
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah seorang anak perempuan yang dilahirkan di Solo pada tanggal 20 November 1988 oleh seorang Ibu yang sangat penulis sayangi. Penulis juga adalah seorang anak perempuan dari seorang Ayah yang sangat Penulis banggakan. Penulis juga seorang adik perempuan dari seorang Kakak yang sangat penulis hormati.
Penulis pernah menimba ilmu di SLTPN 1 Ciampea, lalu penulis meneruskan pendidikan ke SMAN 5 Bogor selama tiga tahun, setelah itu penulis melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Selama mengikuti perkuliahan di IPB, penulis juga mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan. Di tingkat pertama penulis menjadi anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa’43 TPB. Di tingkat dua, penulis mengikuti kelembagaan Eksekutif Mahasiswa di tingkat Fakultas, pada waktu itu penulis menjadi bagian dari Departemen Politik Kajian Strategis dan Advokasi Mahasiswa, disamping itu penulis juga menjadi panitia dibeberapa acara, seperti menjadi Bendahara di The
6thEconomic Contest, Panitia Acara di PROFIT (Professional In Management
Insight), Sekretaris di One Day Technopreneurship Workshop, Sekretaris Politik Ceria, dll. Dan ditingkat tiga penulis juga mengikuti kelembagaan Eksekutif Mahasiswa di tingkat Universitas, yaitu BEM KM IPB kabinet ‘GEMILANG’, Penulis dipercaya untuk menjadi bagian dari Kementrian PSDM dan menjadi manajer Administrasi di program Leadership and Entrepreneurship School IPB.
v
Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji penulis panjatkan kekehadirat
ALLAH Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
Salallah hu’alaihi wa sallam. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan, dan Financing To Deposit Ratio Terhadap Laba pada Bank X KCP” yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan Dana Pihak Ketiga, pembiayaan, dan financing to deposit ratio serta menganalisis pengaruh DPK, pembiayaan, dan FDR secara bersama-sama maupun parsial terhadap laba pada Bank X KCP.
Tidak ada kesempurnaan pada manusia. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif sangat diperlukan untuk kemajuan yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan serta bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH
Subhanahu wa Ta’ala. Amin.
Bogor, Agustus 2010
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik membantu secara moril maupun materil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Orang tuaku tercinta (Bapak, Ibu) dan kakakku yang baik (Mas Nano), atas ketulusan doanya, kesabaran, semangat, perhatian, nasehat dan kasih sayang yang terus dialirkan kepada penulis hingga saat ini.
2. Ibu Wita Juwita Ermawati, STP, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, pikiran, dan kesabarannya dalam membimbing, dan memberikan arahan kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
3. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM dan Ibu Hardiana Widyastuti S.hut, MM selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan saran konstruktif kepada penulis.
4. Dr. Ir. Jono M Munandar, MSc selaku Ketua Departemen Manajemen. 5. Pak Pramono selaku dosen manajemen yang pernah memberikan
pelajaran dan wejangan berharga kepada penulis.
6. Bapak Pimpinan Cabang Pembantu Bank X KCP, beserta seluruh karyawan Bank X KCP yang telah bersedia meluangkan waktu dan telah memperlakukan penulis sangat baik di perusahaan, serta membagi banyak ilmunya kepada penulis.
7. Mbak Puput, Teh Aga, dan Ka Fahmi, yang telah memberikan semangat dan bantuan kepada penulis selama penelitian.
8. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM IPB atas segala bantuan yang diberikan selama penulis jadi mahasiswa.
vii
11. Teman-teman Manajemen Angkatan 43, yang telah memberikan arti kebersamaan dan kekeluargaan selama masa perkuliahan
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar belakang ... 1
1.2. Perumusan masalah ... 3
1.3. Tujuan penelitian ... 4
1.4. Manfaat penelitian ... 4
1.5. Ruang lingkup penelitian ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1. Pengertian Bank ... 6
2.1.1 Bank syariah ... 6
2.1.2 Kelembagaan perbankan syariah di Indonesia ... 7
2.1.3 Perbedaan bank syariah dan bank konvensional ... 8
2.2. Sumber Dana Bank ... 11
2.2.1 Modal ... 11
2.2.2 Rekening giro ... 12
2.2.3 Rekening tabungan ... 12
2.2.4 Rekening investasi umum ... 12
2.2.5 Rekening investasi khusus ... 12
2.2.6 Obligasi syariah ... 12
2.3. Pembiayaan Bank Syariah ... 13
2.3.1 Pengertian pembiayaan ... 13
2.3.2 Jenis-jenis pembiayaan ... 13
a Pembiayaan bagi hasil ... 16
b. Pembiayaan jual beli... 18
c. Pembiayaan sewa ... 19
2.4. Laporan Keuangan ... 20
2.4.1 Laporan laba rugi ... 21
2.4.2 Neraca ... 21
2.5. Loan To Deposit Ratio ... 22
2.6. Laba Bank ... 23
ix
III. METODE PENELITIAN ... 25
3.1. Kerangka pemikiran penelitian ... 25
3.2. Metode penelitian ... 27
3.2.1 Lokasi dan waktu penelitian ... 27
3.2.2 Metode pengumpulan data ... 27
3.2.3 Metode pengolahan dan analisis data ... 27
a Analisis regresi linier berganda ... 28
b Analisis korelasi ... 31
c Analisis komponen utama ... 32
d Analisis uji simultan ... 33
e Analisis uji parsial ... 34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1. Gambaran umum perusahaan ... 36
4.1.1 Profil Bank X ... 36
a Sejarah pendirian ... 36
b Visi dan Misi ... 36
4.1.2. Profil Bank X KCP ... 38
a Sejarah pendirian ... 38
b Struktur organisasi ... 39
4.2. Produk dan Jasa Bank X KCP... 39
4.3. Penghimpunan Dana Bank X KCP ... 41
4.4. Penyaluran dana Bank X KCP ... 43
4.5. Perkembangan Financing to deposit ratio ... 47
4.6. Laba Bank X KCP ... 49
4.7. Pengaruh DPK, pembiayaan, FDR terhadap laba ... 50
4.7.1 Analisis Regresi Berganda ... 50
4.7.2 Analisis korelasi ... 52
4.7.3 Analisis komponen utama ... 53
4.7.4 Uji asumsi klasik regresi ... 58
a Uji normalitas ... 58
b Uji heteroskedastisitas ... 59
c Uji autokorelasi ... 60
4.7.5 Dampak perubahan secara Keseluruhan ... 61
4.7.6 Dampak perubahan secara parsial ... 62
4.7.7 Hasil dampak perubahan secara parsial ... 63
4.8. Implikasi manajerial ... 66
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
1. Kesimpulan ... 68
2. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70
x
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1 Perkembangan jaringan kantor bank syariah nasional ... 1
2 Perbedaan bank syariah dan bank konvensional ...…. 9
3 Perbedaan bank syariah dan bank konvensional ...…. 10
4 Perbedaan antara bunga dan bagi hasil ... 11
5 Perbedaan karakteristik berbagai bentuk pembiayaan ... 15
6 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ... 32
7 Persentase tingkat pertumbuhan penyaluran pembiayaan ...… 46
8 Nilai VIF dalam model regresi ………... 52
9 Nilai korelasi antar variabel DPK, pembiayaan, FDR ... 52
10 Pembakuan peubah-peubah X ... 54
11 Skor komponen utama ... 56
12 Analisis signifikansi koefisien korelasi parsial ... 63
xi
Halaman
1 Skema pembiayaan al-musyarakah ... 16
2 Skema pembiayaan mudharabah ... 17
3 Skema pembiayaan al-murabahah ... 18
4 Skema pembiayaan as-salam ... 19
5 Skema pembiayaan IMB ... 20
6 Kerangka pemikiran ... 26
7 Struktur organisasi Bank X KCP… ... 39
8 Grafik perkembangan DPK………. ... 41
9 komposisi DPK………. ... 43
10 Komposisi pembiayaan Bank X KCP periode 2007-2009 ...…... 45
11 Grafik perkembangan pembiayaan ... 47
12 Grafik perkembangan FDR………. ...….. 47
13 Diagram perkembangan margin dan bagi hasil... 48
14 Diagram perbandingan DPK dan pembiayaan ………...…. 49
15 Diagram perkembangan laba Bank X KCP… ... 50
16 Hasil analisis regresi ... 51
17 Akar ciri dan vektor ciri ... 55
18 Plot scree komponen utama ...…. 56
19 Hasil analisis regresi laba tehadap W1 ...… 57
20 Uji normallitas ... 59
21 Output uji heteroskedastisitas ...… 60
22 Hasil run test ...… 61
xii
DAFTAR LAMPIRAN No.
Halaman
1 Model regresi variabel DPK, pembiayaan, dan FDR terhadap laba ... 73
2 Uji korelasi……….. ... 75
3 Hasil analisis komponen utama… ... 76
4 Uji-uji validasi……….. ... 81
5 Laporan neraca Bank X KCP...……….….. 83
1.I. Latar Belakang
Sektor perbankan memiliki peran penting dalam menggerakkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia, hal tersebut dikarenakan industri ini menguasai 80 persen aset seluruh sektor keuangan, seperti asuransi, lembaga pembiayaan, dana pensiun, sekuritas dan pegadaian. Oleh karena itu fungsi intermediasi yang dimiliki bank selalu menjadi sorotan dalam menentukan kinerja suatu bank (Infobank, 2008).
Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia dimulai sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dengan salah satu pokok materinya yaitu “Kemudahan pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank, dengan dimungkinkannya bank umum untuk menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan sekaligus menjalankan pola pembiayaan dan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah”. Dengan adanya undang-undang ini, perbankan syariah di Indonesia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk berkembang dan melakukan kegiatan usahanya. Berdasarkan statistik Perbankan Indonesia, perkembangan Perbankan Syariah dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Perkembangan jaringan kantor bank syariah nasional
Kelompok Bank 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah Bank
Bank Umum Syariah (BUS)
2 2 2 2 3 3 3 3 5 Unit Usaha Syariah
(UUS)
3 3 6 8 15 19 20 26 27 Jumlah Kantor Bank
BUS + UUS 62 96 127 253 355 504 531 597 820
Office Channeling _ _ _ _ _ _ _ 456 1195
BPRS 78 81 83 84 88 92 105 114 131
Total 140 177 210 337 443 596 1092 1906 2421
2
Bank berdasarkan prinsip syariah atau bank Islam, seperti halnya konvensional, juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary institution), yaitu menyerap dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaannya adalah bahwa bank syariah melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga tetapi berdasarkan prinsip syariah, yaitu prinsip pembagian keuntungan (profit lost sharing principle). Sumber dana terbesar yang dimiliki oleh bank berasal dari dana simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) yang berupa simpanan tabungan, giro dan deposito (Kasmir dalam Rohaeni 2009). Sumber dana tersebut akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
Berdasarkan statistik perbankan Indonesia di akhir tahun 2007, 76.48 persen dari aset perbankan syariah digunakan untuk pembiayaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian pembiayaan merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Pembiayaan dalam Bank Syariah terbagi menjadi tiga jenis yaitu pembiayaan berdasarkan bagi hasil, pembiayaan jual beli dan pembiayaan berdasarkan sewa operasional.
PT. Bank X merupakan bank syariah yang menguasai pangsa pasar paling besar di industri perbankan syariah pada tahun 2009, baik untuk aset (33,84 persen), DPK (38,84 persen), maupun pembiayaan (33,73 persen). Pertumbuhan ketiga komponen tersebut berada di atas pertumbuhan industri perbankan syariah yang sebesar 30 persen. Pada akhir tahun 2009 pertumbuhan laba PT. Bank X mengalami pertumbuhan yang mencapai 48,47persen dari tahun sebelumnya dan fungsi Intermediasi yang dijalankan oleh PT. Bank X pun cukup baik hal tersebut tercermin dari nilai financing to deposit ratio (FDR) yang mencapai 83,07 persen (www.bankx.co.id). Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin meningkat
yang ada untuk meningkatkan pangsa pasar. Untuk mempertahankan kondisi tersebut PT. Bank X dituntut untuk meningkatkan pengelolaan bank secara maksimal. Pengelolaan kegiatan bank yang baik dapat dilihat dari proses penghimpunan dana dan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank bersangkutan. Proses penyaluran dana yang berarti pemberian pembiayaan akan berjalan dengan lancar apabila bank dapat menghimpun DPK dengan baik. Dan secara langsung hal tersebut akan berdampak pada perkembangan laba yang akan diperoleh pihak bank.
Besarnya pembiayaan yang diberikan tergantung dari DPK yang berhasil dihimpun oleh pihak bank. Dari analisis ini dapat diketahui kinerja bank sehingga dapat dijadikan sumber informasi dalam merumuskan strategi perusahaan serta menjadi dasar pengambilan keputusan oleh pihak lain yang berkepentingan terhadap bank tersebut.
Bank X KCP merupakan salah satu Kantor Cabang Pembantu (KCP) PT. Bank X yang terletak di kota Bogor. Tujuan didirikannya Bank X KCP adalah dalam rangka meningkatkan pangsa pasar PT. Bank X . Bank X KCP memiliki peran penting dalam mempertahankan keunggulan yang dimiliki bank, diantaranya yaitu membantu kantor cabang dalam memasarkan produk dan jasa bank kepada masyarakat dan membantu kantor cabang dalam memberikan kontribusi laba secara keseluruhan.
1.2. Perumusan Masalah
4
DPK yang dimiliki bank. Bank harus dapat mengelola DPK dan pemberian pembiayaan dengan baik agar fungsi bank sebagai lembaga intermediasi dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai laba yang telah ditetapkan. Dari uraian tersebut ada beberapa permasalahan yang akan dibahas antara lain :
1. Bagaimana perkembangan dana pihak ketiga, pembiayaan, financing to deposit ratio serta laba Bank X KCP pada tahun 2007-2009 ?
2. Bagaimana komposisi pembiayaan pada Bank X KCP?
3. Bagaimana pengaruh perubahan dana pihak ketiga, pembiayaan serta financing to deposit ratio terhadap laba Bank X KCP?
1.3. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis perkembangan dana pihak ketiga, Pembiayaan, dan
financing to deposit ratio, serta laba Bank X KCP pada tahun 2007-2009.
2. Menganalisis komposisi Pembiayaan pada Bank X KCP.
3. Menganalisis pengaruh perubahan dana pihak ketiga, pembiayaan dan financing to deposit ratio terhadap laba Bank X KCP.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbang saran positif untuk perusahaan dalam pencapaian laba yang telah ditetapkan.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Bank
Bank umum didefinisikan oleh undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Kasmir dalam Rohaeni (2009), bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
2.1.1 Bank Syariah
Menurut Triandaru dan Budisantoso (2006), Bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. Bank Syariah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (masyir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal. Bank syariah secara aktif turut berpartisipasi dalam mencapai sasaran dan tujuan dari ekonomi islam yang berorientasi pada kesejahteraan sosial (Ascarca dan Yumanita, 2005).
Landasan hukum Bank Syariah adalah Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tentang Perbankan. Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya dapat memberikan atau tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain:
- pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) - pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (musyarakah)
- prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah),
- atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
- atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). 2.1.2 Kelembagaan Perbankan Syariah di Indonesia
Perbankan syariah memiliki kelembagaan yang agak berbeda dengan perbankan konvensional. Menurut Ascarca dan Yumanita (2005), bank terbagi menjadi bank umum syariah, unit usaha syariah, dan BPR Syariah.
A Bank Umum Syariah (BUS)
BUS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS adalah badan usaha yang setara dengan bank umum konvensional dengan bentuk hukum Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah atau Koperasi.
B. Unit Usaha Syariah (UUS)
UUS adalah unit kerja di kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah dan atau unit syariah. Dalam struktur organisasi, UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum konvensional yang bersangkutan. Sebagai suatu unit kerja khusus, UUS mempunyai tugas untuk
8
2.Melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan dana yang bersumber dari kantor cabang syariah.
3.Menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor cabang syariah.
4.Melakukan tugas penatausahaan laporan keuangan kantor cabang syariah.
C. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPRS merupakan badan usaha yang setara dengan bank perkreditan rakyat konvensional dengan bentuk hukukm perseroan terbatas, Perusahaan Daerah atau Koperasi.
2.1.3 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Tabel 2. Perbedaan bank syariah dan bank konvensional Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional
Penghimpunan Dana
1.Bertujuan bisnis, menggunakan akad bisnis (Mudharabah ÆPenyertaan Modal) 2.Pendapatan Bank
belum pasti, sehingga hasil kepada Nasabah
tidak dipastikan di awal dalam akad. Yang dipastikan hanyalah nisbah (Proporsi)
pendapatan Nasabah dari pendapatan bank
Î persen atas
Pendapatan (bagi hasil)
1. Bertujuan bisnis, tapi akadnya tidak jelas (Menabung,Investasi/ Titip dana)
2. Pendapatan Bank
belum pasti, tapi hasil kepada Nasabah sudah dipastikan di awal dalam akad (persen atas pokok), yang disebut
“bunga”ÎPraktek Riba nasi’ah
Penyaluran Dana
1. Karena bertujuan bisnis, maka
menggunakan akad-akad bisnis, seperti Jual Beli, Sewa Menyewa, dan Penyertaan 2. Akad disesuaikan
dengan kebutuhan nasabah dan pola kerjasama bank-nasabah
1. Bertujuan bisnis, tapi akadnya sosial.
“Pinjaman”ÎPraktek Riba Jahiliyah
2. Tujuan penggunaan dana oleh nasabah bervariasi (produktif, konsumtif), namun akadnya hanya satu macam,yaitu pinjaman
Struktur Organisasi Pengawas
Ada lembaga yang mengawasi halal-haramnya produk yang diluncurkan, yaitu:
- Dewan Pengawas Syariah (intern bank)
- Dewan Syariah Nasional (negara-MUI)
Halal-haram (boleh-tidaknya secara syar’i) suatu produk menjadi pertimbangan utama
Tidak ada lembaga yang mengawasi halal-haram suatu produk yang diluncurkan
10
Berdasarkan Ascarca dan Yumanita (2005) Perbedaan bank syariah dan bank konvensional dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Perbedaan bank syariah dan bank konvensional Bank Konvensional Bank Syariah Fungsi dan Kegiatan Bank Mekanisme dan Objek Usaha Intermediasi, Jasa Keuangan Intermediasi, Manager Investasi, Investor, Sosial, Jasa Keuangan Prinsip Dasar
Operasi
Tidak antiriba dan
antimaysir Antiriba dan antimaysir
Prioritas Pelayanan
- Uang sebagai komoditi - Bunga
-Uang sebagai alat tukar dan bukan komoditi -Bagi hasil, jual beli,
sewa
Orientasi Keuntungan Tujuan sosial-ekonomi Islam, keuntungan
Bentuk
Kepastian
pengembalian pokok dan bunga
Lebih hati-hati karena partisipasi dalam risiko Hubungan
Nasabah
Terbatas debitor-kreditor
Erat sebagai mitra usaha
Sumber Likuiditas Jangka Pendek
Pasar Uang, bank
sentral Terbatas
Pinjaman yang diberikan
-Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur, risiko debitur tidak terkait langsung dengan bank -Kemungkinan terjadi
negative spread
-Dihadapi bersama antara bank dan
nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran -Tidak mungkin terjadi
negative spread Struktur Organisasi Pengawas Dewan komisaris Dewan komisaris, dewan pengawas syariah, Dewan Syariah Nasional
Investasi Halal atau haram Halal Sumber: Diolah dari berbagai sumber.
mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang (lihat Tabel 4). Menurut Antonio (2001) perbedaan antara bunga dengan bagi hasil adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Perbedaan antara bunga dan bagi hasil
Bagi Hasil Bunga
Penentuan rasio/nisbah bagi hasil ditentukan pada waktu akad dengan asumsi untung-rugi
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi selalu untung
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
Besaran bunga berdasarkan prosentase dari jumlah uang yang dipinjamkan
Besaran bagi hasil berdasarkan jumlah Keuntungan proyek yang dijalankan. Jika Usaha merugi maka akan ditanggung bersama
Besaran bunga bersifat tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh nasabah untung atau rugi
Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan tingkat keuntungan yang diperoleh
Jumlah pembayaran bunga tidak
Meningkat/tetap sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming
Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil
Eksistensi bunga diragukan (jika tidak dikecam) oleh seluruh agama termasuk Islam
2.2. Sumber Dana Bank
Kegiatan usaha yang utama dari suatu bank adalah penghimpunan dan penyaluran dana. Menurut Ascarca dan Yumanita (2005), sumber dana bank syariah selain dari kegiatan penghimpunan dana, tentunya juga dari modal disetor sehingga secara keseluruhan sumber dana bank syariah dapat dibagi menjadi modal, Rekening Giro, Rekening tabungan, Rekening Investasi Umum, Rekening Investasi Khusus, dan Obligasi Syariah. Berikut penjelasan dari masing-masing sumber dana.
2.2.1 Modal
12
dengan porsi keikutsertaannya. Setiap tahun pemegang saham akan mendapatkan bagian bagi hasil usaha dalam bentuk dividen.
2.2.2 Rekening Giro
Bank syariah menerima simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro untuk keamanan dan kemudahan pemakaiannya dengan prinsip al-wadi’ah yad-dhamanah (singkatnya wadi’ah) atau titipan. Wadiah merupakan perjanjian perwalian untuk tujuan melindungi harta seseorang. Bank dapat menggunakan dana nasabah selama tidak ditarik sementara bank memberikan garansi bahwa nasabah dapat menarik dananya sewaktu-waktu dengan fasilitas yang disediakan bank, seperti cek dan/atau ATM.
2.2.3 Rekening Tabungan
Bank syariah menerima simpanan nasabah dalam bentuk rekening tabungan untuk kemudahan dan keamanan pemakaian, tetapi nasabah tidak dapat menarik dananya melalui cek.
2.2.4 Rekening Investasi Umum/Investasi Tidak Terikat
Bank syariah menerima simpanan deposito berjangka ke dalam rekening investasi umum dengan prinsip Mudharabah al-muthlaqah. Dalam Mudharabah al-muthlaqah bank sebagai mudharib mempunyai kebebasan mutlak dalam pengelolaan investasinya. 2.2.5 Rekening Investasi Khusus/Investasi Terikat
Nasabah langsung menginvestasikan dananya langsung dalam proyek yang disukainya yang dilaksanakan oleh bank dengan prinsip mudharabah al- muqoyyadah.
2.2.6 Obligasi Syariah
2.3. Pembiayaan Bank Syariah 2.3.1 Pengertian Pembiayaan
Menurut Antonio (2001), pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Pembiayaan menurut Ascarca dan Yumanita (2005) adalah usaha bank syariah yang digolongkan ke dalam transaksi untuk mencari keuntungan (tijarah).
2.3.2 Jenis – Jenis Pembiayaan
Menurut Antonio (2001), berdasarkan sifat penggunaanya pembiyaan dibagi menjadi dua hal berikut:
1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.
2. Pembiayan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut:
1). Pembiayaan modal kerja 2). Pembiyaan investasi
Berdasarkan Khan dalam Ascarca dan Yumanita (2005) pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah mempunyai lima bentuk utama yaitu Mudharabah dan musyarakah (dengan pola bagi hasil), murabahah dan salam (dengan pola jual beli), dan ijarah (dengan pola sewa operasional maupun finansial). Selain kelima bentuk pembiayaan ini, terdapat berbagai bentuk pembiayaan yang merupakan turunan langsung atau tidak langsung dari ke lima bentuk pembiayaan di atas. - Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak
14
- Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
- Ba’i al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
- Salam merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran di muka dan penyerahan barang dikemudian hari dengan harga, spesifikasi, jumlah, kualitas, dan tanggal dan tempat penyerahan yang jelas, serta disepakti sebelumnya dalam perjanjian.
15
Sifat Pembiayaan Investasi Investasi Kombinasi perdagangan
dan utang
Kombinasi utang dan perdagangan
Sewa Utang
Peran Pemilik Dana Tidak ada Kontrol penuh Kontrol penuh dalam penggunaan dana
Kontrol penuh dalam penggunaan dana
Kontrol penuh dalam penggunaan dana
Tidak ada
Risiko Pemilik Dana -Sebesar modal dan opportunity cost-nya -Selama periode
kontrak
- Sebesar modal dan opportunity cost-nya - Selama periode
kontrak
-Sebesar modal -Hanya untuk periode
pendek, sampai barang dibeli pengguna dana -Tidak pasti untuk
periode
- Sebesar modal dan opportunity cost -nya
- Sampai produk
terjual, meskipun kontrak berakhir
- Sebesar modal dan opportunity cost-nya
- Sampai umur
pakai asset atau sampai asset terjual
- Sebesar modal dan opportunity cost-nya - Selama periode
kontrak
Ketidakpastian Rate of Return
Ketidakpastian penuh
Ketidakpastian penuh
Pendek sampai barang dibeli pengguna dana tetap, ditentukan
Ketidakpastian penuh Tidak tentu, diketahui
Ketidakpastian penuh
Tidak ada return Tetap, ditentukan
Biaya Modal Tidak tentu,
diketahui kemudian Tidak tentu, diketahui kemudian Sebelumnya hubungan kuat
Tidak ada hubungan Tetap ditentukan
sebelumnya
Sebelumnya tidak ada
Hubungan antara Biaya Modal dengan
Rate of Return
Hubungan sempurna BM=RoR Hubungan sempurna BM=RoR Tidak sempurna Pembiayaan sekunder
Pebiayaan sekunder Hubungan lemah Pembiayaan
pelengkap Kedudukan dalam Pembiayaan Bank Syariah Pembiayaan utama
Pembiayaan utama Pembiayaan
sekunder
Pembeda bank syariah dan bank konvensional
[image:30.842.49.787.136.494.2]16
a. Pembiayaan Bagi Hasil
Secara umum, prisnip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dengan empat akad yaitu al
musyarakah, sl-mudharabah, al-muzara’ah dan
al-musaqah. Namun prinsip yang paling banyak digunakan
adalah al-musyarakah dan al-mudharabah (Antonio, 2001).
1. Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/ekspertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Penggunaan : Pembiayaan Proyek
[image:31.595.106.511.259.718.2]Skema pembiayaan mudharabah ditunjukkan oleh Gambar 1.
Gambar 1. Skema pembiayaan al-musyarakah Nasabah Parsial:
Asset Value Bank Syariah Parsial
Pembiayaan
PROYEK USAHA
KEUNTUNGAN
Bagi hasil keuntungan sesuai prosporsi kontribusi modal
2. Al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan modal 100persen (shahibul maal) sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan di muka. Apabila terjadi kerugian, maka akan ditanggung oleh pemilik modal sepanjang kerugian tersebut tidak disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola. Untuk itu harus dilakukan investigasi terhadap sebab-sebab kerugian. Jika kerugian diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Penggunaan : Pembiayaan/modal kerja untuk
[image:32.595.120.565.454.696.2]usaha usaha: pesanan (order), waralaba, pola kemitraan, industri / manufaktur, dan ekspor-impor. Skema pembiayaan mudharabah ditunjukkan oleh Gambar 2.
Gambar 2. Skema pembiayaan mudharabah
Nisbah X Nisbah Y
Perjanjian Bagi Hasil
Bank Y Syariah
Nasabah
Modal Keahlian
Proyek / Usaha
18
b. Pembiayaan Jual Beli
Pembiayaan jenis ini terbagi menjadi dua yaitu al murabahah dan as-salam, berikut penjelasan masing-masing pembiayaan jual beli.
1. Al-murabahah merupakan akad penyediaan barang berdasarkan sistem jual beli, di mana bank bertindak sebagai penjual yang akan menyediakan barang kebutuhan nasabah. Harga jual barang kepada nasabah adalah sebesar harga perolehan ditambah dengan keuntungan (margin) yang disepakati. Pembayaran dapat dilakukan sekaligus saat jatuh tempo atau diangsur dalam jangka waktu yang disepakati.
Penggunaan : Umumnya diterapkan pada pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, dan kurang tepat untuk pembiayaan modal kerja permanen, karena
Murabahah merupakan kontrak jangka pendek dengan
sekali akad (Antonio, 2001).
Skema pembiayaan murabahah ditunjukkan oleh
Gambar 3.
Gambar 3. Skema pembiayaan murabahah
.
2. Akad Jual- Beli 1. Negosiasi dan
Persyaratan
5. Bayar
(Harga Perolehan +
margin untuk bank)
3. Beli Barang 4. Kirim dan Terima
Barang dan Dokumen Bank
Syariah Mandiri
Nasabah
2. Pembiayaan dengan prinsip as-salam yaitu pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan dimuka
Penggunaan: umumnya dipergunakan pada pembiayaan bagi petani dengan jangka waktu yang relatif pendek, yaitu 2-6 bulan.
Skema pembiayaan salam ditunjukkan oleh Gambar 4. Produsen ditunjuk oleh Bank
4
3 5
[image:34.595.237.487.275.449.2]2 1
Gambar 4. Skema pembiayaan as-salam Keterangan:
1. Negosiasi pesanan dengan kriteria
2. Pemesanan Barang nasabah dan Bayar Tunai 3. Kirim dokumen
4. Kirim pesanan 5. Bayar
c. Pembiayaan Sewa
Pembiayaan yang meggunakan prinsip ini adalah
al-ijarah, yaitu akad pembindahan hak guna atas barang atau
jasa, melali pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Sedangkan
al-ijaran al-muntahia bit-tamlik (IMB) adalah
sejenisperpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau Produsen
Penjual
Nasabah
20
lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa (Antonio, 2001).
Skema pembiayaan IMB ditunjukkan oleh Gambar 5
B.milik
3.
3. Sewa Beli
[image:35.595.195.537.176.353.2]A. Milik 1.Pesan 2.Beli Objek Sewa objek sewa
Gambar 5. Skema pembiayaan IMB
2.4 Laporan Keuangan
Menurut Sudjaja dan Barlian (2003), laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut. Laporan keuagan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Dalam industri perbankan sendiri, laporan keuangan menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode.
Dalam menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan pembiayaan terhadapa laba, maka laporan keuangan yang diperlukan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi.
Penjual suplier
Objek Sewa
Nasabah
2.4.1 Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan mengenai penghasilan, biaya, laba/rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi digunakan untuk memberikan informasi kepada pemilik mengenai perkembangan aktivitas perusahaan pada periode tertentu, kehudupan perusahaan dibagi dalam periode akuntansi, perbulan, persemester, atau pertahun (Sudjaja dan Barlian, 2003). Menurut Dendrawijaya (2005), laporan laba rugi adalah laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan non-opersional bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. 2.4.2 Neraca
22
Komponen-komponen yang terdapat dalam aktiva (Keown, 2004) yaitu:
1. Aktiva lancar (Current Assets), meliputi asset yang relative mudah untuk dicairkan dalam jangka waktu satu tahun. 2. Aktiva tetap atau jangka panjang (Fixed asset atau Long
Term Assets) meliputi aktiva yang terdiri dari peralatan,
bangunan, dan tanah.
3. Aktiva lain (Other Asests), yaitu asset yang tidak termasuk dalam aktiva lancar dan tetap, sebagai contoh asset tidak berwujud seperti hak paten dan good will.
2.5. Loan To Deposit Ratio (LDR)
Menurut Dendrawijaya (2000), Loan to Deposit Ratio adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yahg diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Loan to Deposit Ratio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.
LDR merupakan indikator yang sejalan dengan peran bank sebagai lembaga intermediasi dari dana masyarakat yang kelebihan dengan yang membutuhkan. Oleh sebab itu posisi LDR harus diperhatikan agar tidak ‘terpeleset’. Apabila dana yang diberikan ke debitur macet, maka bank akan kesulitan mempebaiki posisi LDRnya (Sudjaja dan Barlian, 2003).
Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPP tanggal 29 Mei 1993 dengan kriteria sebagai berikut:
- Bila LDR bank < 85persen dinilai positif
- Bila LDR bank 85persen-100persen dinilai netral - Bila LDR bank >100persen dinilai negatif.
Dalam perbankan syariah, LDR diistilahkan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR). Istilah pembiayaan (Financing) ini digunakan perbankan syariah untuk menjelaskan bentuk penyaluran dananya kepada masyarakat, dikarenakan bank syariah tidak mengenal konsep bunga dalam aktivitas perbankan, termasuk juga produk-produk penyaluran dananya (pembiayaan) (Antonio, 2001). Hal ini berbeda dengan bank konvensional yang mengistilahkan penyaluran dananya dengan kredit (loan), karena tingkat pengembalian kredit memperhitungkan balasan tambahan dengan bunga (suku bunga kredit) dan juga karena keseluruhan operasional bank konvensional menggunakan konsep bunga.
2.6. Laba Bank
24
2.7. Hasil Penelitian Terdahulu
Pada penelitian Rismayanti (2009) dianalisis portofolio kredit dan pengaruhnya terhadap laba pada PT. Bank X Tbk. Penelitian ini membuktikan bahwa berdasarkan uji F, secara keseluruhan portofolio kredit berpengaruh secara signifikan terhadap laba. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji t yang sebelumnya diolah menggunakan analisis komponen utama menunjukkan bahwa secara parsial portofolio kredit berpengaruh secara signifikan terhadap laba.
3.1. Kerangka Pemikiran
Bank adalah lembaga keuangan yang merupakan penggerak utama
dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga
Intermediasi, bank memiliki tugas utama yaitu menghimpun dana dan
menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat.
Bank syariah merupakan lembaga keuangan berbentuk bank yang
menggunakan prinsip syariah dalam kegiatan operasionalnya. Setelah
Pemerintah memberlakukan undang-undang mengenai kemudahan
pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank, yang tercantum di
dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, mengakibatkan
pertumbuhan Industri perbankan syariah di Indonesia semakin meningkat.
Seperti halnya bank konvensional, aktivitas utama bank syariah pun
yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan
menyalurkan ke masyarakat yang membutuhkan dana. Akan tetapi dalam
penyaluran dana, bank syariah menyalurkannya melalui pembiayaan.
Jumlah pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat tergantung dari
besarnya jumlah dana yang diperoleh dari masyarakat yaitu DPK. Dari
Proses penyaluran dan penghimpunan dana tersebut maka akan diketahui
fungsi intermediasi bank, apakah berjalan dengan baik atau tidak. Salah satu
indikator untuk melihat fungsi intermediasi bank dapat diketahui dari nilai
FDR, dan pada akhirnya akan mempengaruhi laba yang akan diperoleh
bank. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui sejauh mana kinerja
suatu bank.
Besarnya hubungan antar variabel akan dianalisis menggunakan
korelasi pearson, dan besarnya pengaruh perubahan yang ditimbulkan oleh DPK dan pembiayaan serta nilai FDR terhadap laba akan diketahui dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda. Penggunaan Uji simultan
dengan F-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan besarnya pengaruh
26
diketahui dengan menggunakan uji t. Analisis komponen utama digunakan
untuk mengatasi kendala multikolinieritas. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan untuk mengetahui sejauh mana fungsi intermediasi bank
berjalan, serta sebagai input alternatif dalam meningkatkan laba perusahaan.
[image:41.595.50.562.144.782.2]Kerangka pemikiran dari penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Kerangka pemikiran
Keterangan:
: Alur penelitian
: Alat analisis
: Batasan Penelitian
Bank X KCP
Fungsi Intermediasi
Penghimpunan Dana
Penyaluran Dana (Pembiayaan)
DPK Bagi Hasil Jual Beli
Financing to Deposit Ratio
Pengaruh DPK, Pembiayaan, FDR terhadap Laba
Kinerja Bank
Rekomendasi Kebijakan perusahaan
- Regresi linier berganda - Korelasi - Analisis
komponen utama
- Uji F
- Uji t
3.2. Metode Penelitian
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Cabang Pembantu PT.
Bank X yang berlokasi di Bogor (Bank X KCP). Waktu
penelitian dimulai pada bulan Maret 2010 sampai Mei 2010.
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Menurut Mc. Leod, data primer adalah
data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau
perseorangan, misalnya hasil dari wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sedangkan data
sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak
lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data Primer bersumber dari hasil
wawancara langsung dengan pihak bank dan data sekunder
diperoleh dari data historis bank. Untuk menunjang
kesempurnaan hasil penelitian, peneliti juga akan menggunakan
data sekunder yang bersumber dari studi literatur, laporan
penelitian, dan laporan keuangan yang diterbitkan bank maupun
internet.
3.2.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan
metode statistik, yaitu metode deskriptif analisis dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Statistik deskriptif bersifat
menjelaskan data dalam ukuran-ukuran nilai angka yang dapat
menggambarkan karakteristik data. Statistik deskriptif menyajikan
data dalam tabel, grafik, grafik, ukuran pemusatan data, dan
penyebaran data.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
28
korelasi pearson, analisis regresi linear sedarhana, uji-F, dan uji t.
Terdapat dua variabel dalam penelitian yaitu:
1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel stimulus
atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari 3 yaitu:
a. X1 adalah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari
tabungan, giro, dan deposito.
b. X2 adalah Pembiayaan, yang terdiri dari pembiayaan bagi
hasil, pembiayaan jual beli dan pembiayaan sewa.
c. X3 adalah Financing To Deposit Ratio (FDR)
FDR = Total Pembiayaan X 100 persen ...…...(1) Dana Pihak Ketiga
2. Variabel tergantung (dependent variable) adalah variabel yang
memberikan respon jika dihubungkan dengan variabel bebas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah laba yang diperoleh
dari laporan laba rugi bank.
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda menjelaskan seberapa jauh
suatu peubah mempengaruhi peubah lainnya. Model regresi
berganda ditunjukkan oleh persamaan berikut ini:
Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + ...………...(2)
Keterangan :
Y = Laba
X1 = DPK
X2 = Pembiayaan
X3 = FDR
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi X1
b2 = Koefisien regresi X2
Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi oleh model
regresi. Oleh karena itu diperlukan pengujian asumsi yang
meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi,
dan heteroskedastisitas (Uyanto, 2009).
a) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan jika
data yang digunakan kurang dari 30 untuk mengetahui
distribusi kenormalan data, yaitu apakah data dapat
dianggap berdistribusi normal atau tidak. Ketika data telah
berdistribusi normal, maka data tersebut dapat diolah
menggunakan statistik parametrik yang pada penelitian ini
menggunakan model regresi berganda. Untuk menguji
kenormalan data dilakukan dengan menguji kenormalan
data residual. Uji normalitas dapat dilihat dengan nilai
statistik kolmogorov-smirnov (KS) pada uji normalitas residual. Jika nilai statistik KS lebih kecil dibanding nilai
tabel KS dan nilai p-value lebih besar dari α, maka asumsi kenormalan terpenuhi sehingga model regresi yang telah
dibuat dapat digunakan.
b) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah kondisi dimana
peubah-peubah bebas memiliki korelasi diantara satu dengan yang
lainnya. Jika peubah-peubah bebas memiliki korelasi sama
dengan satu atau berkorelasi sempurna mengakibatkan
koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat
diperkirakan dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak hingga. Uji multikolinieritas adalah uji
untuk melihat apakah terdapat korelasi antara peubah
bebas yang digunakan dalam model regresi. Untuk melihat
apakah ada multikolinieritas pada model regresi dilihat
30
dari lima maka model regresi memiliki multikolinieritas
sehingga menjadi tidak valid.
c) Uji Autokolerasi
Penaksiran model regresi linear memiliki asumsi
bahwa tidak terdapat korelasi serial atau autokorelasi.
Autokorelasi atau korelasi serial kemungkinan terjadi pada
data time series. Model regresi yang baik tidak
memperkenankan terjadinya autokorelasi. Akibat dari
terjadinya autokorelasi adalah pengujian hipotesis dalam
uji F tidak valid dan jika diterapkan akan memberikan
kesimpulan yang menyesatkan pada tingkat signifikansi
dan koefisien regresi yang ditaksir. Untuk mendeteksi
terjadinya autokorelasi atau tidak dalam suatu model
regresi dilakukan dengan menggunakan uji Autokorelasi
diidentifikasi dengan melakukan uji runtutan (run test).
Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : Tidak terdapat autokorelasi ordo 1 pada sisaan
H1 : Terdapat autokorelasi ordo 1 pada sisaan
d) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan
varian dari residual untuk peubah bebas yang diketahui.
Jika varian dari residual untuk peubah yang diketahui
tetap, disebut dengan homoskedastisitas. Jika varian
berbeda, disebut heteroskedastisitas. Asumsi pada model
regresi adalah varian setiap variabel independen
mempunyai nilai yang konstan atau memiliki varian yang
sama. Masalah heteroskedastisitas umumnya terjadi pada
data cross sectional. Konsekuensi dari adanya
heteroskedastisitas adalah kemungkinan untuk mengambil
kesimpulan yang salah dalam uji F karena pengujian
Untuk melihat apakah pada model regresi terdapat
heteroskedastisitas dilihat dari sebaran titik-titik yang
tersebar pada output perhitungan dengan perangkat lunak
Minitab. Sebaran titik-titik yang tidak membentuk pola
tertentu namun tersebar di atas dan di bawah nol
menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami
masalah heteroskedastisitas.
b. Analisis Korelasi Pearson
Korelasi pearson merupakan statistik yang
mengukur keserasian hubungan diantara dua variabel. Rumus
dibawah ini digunakan bila sekaligus akan menghitung
persamaan regresi.
Menurut Atmaja (2009) korelasi pearson dapat dirumuskan sebagai berikut :
rxy = n∑XY – (∑X) (∑Y) ...…….…...(3)
√{n∑X2(∑X)2} {n∑XY2}
Dimana :
r = Koefisien korelasi
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
n = Lamanya periode
Korelasi pearson dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ 1). Apabila nilai r = -1
artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada
korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sempurna.
Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuat
lemahnya hubungan korelasi, maka dapat digunakan
32
Tabel 6. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,20 Sangat lemah
0,21 – 0,40 Lemah
0,41 – 0,70 Kuat
0,71 – 0,90 Sangat kuat
0,91 – 0,99 Sangat kuat sekali
1 Korelasi sempurna
Sumber : Nugroho dalam Rohaeni, 2009.
c. Analisis Komponen Utama
Analisis komponen utama pada dasarnya
mentransformasi peubah-peubah bebas yang berkorelasi
menjadi peubah-peubah baru yang orthogonal dan tidak
berkorelasi. Analisis ini bertujuan untuk menyederhanakan
peubah-peubah yang diamati dengan cara mereduksi
dimensinya. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan
korelasi di antara peubah melalui transformasi peubah asal ke
peubah baru (komponen utama) yang tidak berkorelasi,
Sehingga analisis komponen utama ini dapat digunakan
untuk menghindari kasus multikolinearitas (Ulpah, 2006).
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam analisis regresi
komponen utama adalah:
1. Membakukan peubah bebas asal yaitu X menjadi Z
dengan cara mengurangkan setiap peubah bebas asal Xi
dengan rata-rata dan dibagi simpangan baku.
2. Menentukan akar ciri dan vektor ciri dari matriks R
Akar ciri dan vektor ciri dapat dilihat dari output analisis
komponen utama,. Nilai Eigenvalue menjelaskan vektor
ciri. Sebagian ahli menganjurkan agar memilih
komponen utama yang akar cirinya lebih besar dari satu,
data yang dapat dijelaaskan oleh komponen utama
tersebut kecil sekali. Sedangkan vektor ciri dapat dilihat
dari nilai Pci.
3. Menetukan persamaan vektor utama dari vektor ciri
Morrison dalam Ulpah (2006) menyarankan agar
memilih komponen-komponen utama tersebut
mempunyai keragaman kumulatif kira-kira 75persen.
4. Meregresikan peubah respon Y terhadap skor komponen
utama W
5. Transformasi dari W menjadi Z
6. Transformasi dari Z menjadi peubah asal (X)
d. Analisis Uji Simultan (Uji-F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel independen yang dimaksud dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (Kuncoro dalam Rohaeni, 2009). Langkah-langkah uji statistik F adalah:
a) Merumuskan hipotesis
1. H0 : βi = 0, I = 1, 2, 3
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah
semua parameter dalam model sama dengan nol.
Artinya, semua variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen
2. H1 : ∃ βi ≠0, i = 1, 2, 3
Hipotesis alternatifnya (H1), tidak semua parameter
secara simultan sama dengan nol. Artinya, paling
sedikit terdapat satu variabel independen merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
b) Menentukan F tabel
1. Fα (k-1, n-k)
2. Taraf nyata (α) = 0,05; yaitu tingkat kesalahan yang
34
3. Derajat bebas pembilang = k-1
4. Derajat bebas penyebut = n-k
c) Menentukan F hitung yang diperoleh dari hasil regresi
melalui minitab 14
d) Membandingkan F hitung dengan F tabel
1. Jika statistik hitung (angka F output) > statistik tabel
(F tabel) atau F hitung < - F tabel, atau p-value < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
2. Jika –F tabel < statistik hitung (angka F output) <
statistik tabel (F tabel) atau p-value > 0,05 maka H0
diterima dan H1 ditolak.
e. Analisis Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel terikat. Langkah-langkah
uji statistik t adalah:
1. Merumuskan hipotesis
a) H0 : β1 = 0
Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah
suatu parameter (β1) sama dengan nol. Artinya,
suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen.
b) H1 : β1 ≠ 0
Hipotesis alternatifnya (H1), parameter suatu
variabel tidak sama dengan nol. Artinya, variabel
tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
2. Menentukan t-tabel
a. Menentukan besarnya t-tabel : t (α/2,df)
b. Taraf nyata (α) = 0,05; yaitu tingkat kesalahan yang
c. Derajat bebas (df) = n-k
3. Menentukan t-hitung yang diperoleh dari hasil regresi
melalui program minitab 14.
4. Membandingkan t-hitung dengan t-tabel
- jika statistik hitung hitung (angka t output) >
statistik tabel (t-tabel) atau t hitung < -t tabel , atau
p-value < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
- jika statistik hitung hitung (angka t output) <
statistik tabel (t-tabel) atau t hitung > -t tabel , atau
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Bank X
a. Sejarah Pendirian
Bank X merupakan anak perusahaan dari sebuah
bank konvensional yang melakukan merger. Pembentukan
Bank X merupakan tindak lanjut dari keputusan merger
Bank induk tersebut. Pembentukan Bank X bertujuan
untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di
Indonesia sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10
tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk
melayani transaksi syariah (dual banking system). Bank X
merupakan suatu bank berbasis syariah yang didirikan
pada tanggal 8 September tahun 1999 berdasarkan Akta
Notaris Sutjipto, SH No. 23. PT. Bank X mulai beroperasi
sejak senin, tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1
November 1999. Bank ini hadir, tampil dan tumbuh
sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha
dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan
operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan
nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan
Bank X dalam kiprahnya di Perbankan Indonesia.
b. Visi dan Misi Visi
Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha
Misi
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang
berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan
3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional
dalam lingkungan kerja yang sehat.
4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar
perbankan yang sehat.
Budaya Perusahaan
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh
jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai
perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk
diaktualisasikan oleh seluruh pegawai Bank X yang
disebut Shared Values Bank X . Shared Values Bank X
disingkat “ETHIC”.
- Excellence
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan
yang terpadu dan berkesinambungan.
- Teamwork
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling
bersinergi.
- Humanity
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan
religius.
- Integrity
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta
berperilaku terpuji.
- Customer Focus
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan
untuk menjadikan Bank X sebagai mitra yang
38
Prinsip-Prinsip Bank X , yaitu:
1. Keadilan, Bank X memberikan bagi hasil dan transfer prestasi dari mitra usaha dalam porsi yang adil sesuai
dengan fitrah alam.
2. Kemitraan, posisi nasabah investor, pengguna dana dan bank berada dalam hubungan sejajar sebagai
sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan dan
bertanggungjawab. Bank X benar-benar berfungsi
sebagai intermediary institution lewat skema
pembiayaan yang dimilikinya.
3. Keterbukaan, melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat
mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas
manajemen bank.
4. Universalitas, Bank X dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama,
ras dan golongan dalam masyarakat dengan prinsip
islam sebagai rahmatan lil alamin.
4.1.2 Profil Bank X KCP a. Sejarah Pendirian
Bank X KCP merupakan salah satu kantor
cabang pembantu PT. Bank X yang terletak di kota
Bogor. Bank X KCP didirikan pada tahun 2004 dan
diresmikan oleh Direksi yang diwakili oleh Bapak T.
M. Pimpinan Bank X KCP pertama adalah Bapak G.D,
periode jabatan beliau tahun 2004 – tahun 2009.
Sedangkan Bank X KCP saat ini dipimpin oleh Bapak
I.B. Jumlah pegawai Bank X KCP awalnya 5 orang dan
sekarang berjumlah 11 orang. Penambahan jumlah
pegawai ini sejalan dengan semakin meningkatnya
b. Struktur Organisasi Bank X KCP
Struktur organisasi yang terdapat pada Bank X
[image:54.595.62.562.99.777.2]KCP dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Struktur organisasi Bank X KCP
4.2. Produk dan Jasa Bank X KCP
Produk-Produk yang terdapat di Bank X KCP terbagi menjadi dua,
yaitu:
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Tabungan X, adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang
penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas
dibuka di kounter Bank X atau melalui ATM.
b. Tabungan berencana adalah simpanan berjangka yang memberikan
nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana
yang telah ditetapkan.
c. Tabungan Simpatik adalah simpanan dalam mata uang rupiah
berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati. Kepala KCP
Account Officer Officer Gadai Operational Officer
Back Office Teller Customer Service
40
d. Tabungan Haji adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang
bertujuan membantu masyarakat muslim dalam merencanakan
ibadah haji dan umrah, tabungan ini dikelola berdasarkan prinsip
Mudharbah Muthlaqah.
e. Tabungan Kurban adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang
bertujuan membantu nasabah dalam perencanaan dan pelaksanaan
ibadah kurban dan aqiqah.
f. Tabungan Investasi adalah tabungan berjangka dalam valuta rupiah
dengan jumlah setoran tetap yang dilengkapi dengan perlindungan
asuransi.
g. Deposito X, adalah produk investasi berjangka waktu tertentu dalam
mata uang rupiah yang dikelola berdasrkan prinsip Mudharbah
Muthlaqah.
h. Giro X, adalah sarana penyimpanan dana yang disediakan bagi
nasabah den