4. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Sejarah Perusahaan
PT. X adalah perusahaan industri yang memproduksi berbagai jenis genteng beton. PT. X didirikan pada tahun 1975 atau sekitar 35 tahun yang lalu di kota Malang. Letak kantor dan pabrik yang berdekatan bertujuan untuk mempermudah pengawasan kinerja dan hasil produksi.
Dalam proses produksi genteng beton, bahan baku utama yang dipakai adalah semen, pasir, abu pasir, mil kasar, mil halus dan beberapa perlengkapan tambahan yang menunjang kelancaran proses produksi. PT. X selalu memeriksa setiap hasil produksinya sebelum dimasukkan ke gudang agar supaya genteng beton yang terjual tidak mengecewakan konsumen.
4.1.2. Struktur Organisasi
Direktur Utama
Bagian
Keuangan Bagian Produksi Bagian
Maintenance
Mandor General Manager
Job Description:
1. Direktur Utama
Tugasnya adalah mengevaluasi hasil kerja, melakukan pengawasan dan kunjungan ke pabrik, melakukan negosiasi harga dengan customer, merencanakan arah perkembangan perusahaan dan mengelola pembukuan perusahaan.
2. General Manager
Bertanggung jawab atas semua laporan yang akan di serahkan kepada direktur. Oleh karena itu general manager harus berperan aktif sehingga dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.
3. Bagian Produksi
Bertanggung jawab atas semua kegiatan produksi di pabrik mulai dari jenis genteng beton yang akan di produksi, pembagian tim kerja, pengawasan kerja hingga pengecekan hasil produksi. Bagian produksi juga harus bertanggung jawab dalam memesan bahan baku, jumlah dan kondisi genteng beton yang sudah selesai di produksi, serta menjaga agar genteng beton tersebut dapat sampai di tempat konsumen dalam keadaan baik.
4. Bagian Maintenance
Bertugas memeriksa dan memperbaiki setiap alat dan mesin yang ada di pabrik guna memperlancar proses produksi karena kerusakan pada alat atau mesin dapat mengakibatkan penurunan jumlah produksi.
5. Bagian Keuangan
Mempunyai tugas yang sangat penting yaitu dalam hal menerima dan mengeluarkan kas, serta mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan arus kas. Selain itu bagian keuangan juga bertugas membuat pembukuan perusahaan.
6. Mandor
Bertugas mengatur dan mengawasi pekerja sehingga hasil produksi bisa lebih efektif dan efisien. Selain itu mandor juga bertugas untuk melaporkan ke bagian produksi hasil produksi serta kebutuhan bahan baku produksi serta sebagai peratara gaji bagi pegawai tidak tetap perusahaan.
7. Supir
Supir bertugas untuk mengantarkan genteng beton ke customer dan keperluan lain pegawai tetap yang membutuhkan sarana transportasi.
4.1.3. Tujuan Perusahaan
Dalam menjalankan bisnis, perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut di bagi menjadi tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
Tujuan jangka pendek:
a. Memperoleh laba maksimal b. Meningkatkan volume penjualan c. Meningkatkan jumlah pelanggan Tujuan jangka panjang:
a. Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan b. Memperluas daerah penjualan
c. Membangun citra yang baik di mata konsumen dengan memberikan pelayanan dan kualitas terbaik
4.1.4. Proses Produksi Genteng
Dalam proses produksi genteng beton diperlukan dua jenis bahan baku yaitu bahan baku utama dan bahan pelengkap produksi. Adapun bahan baku utama untuk genteng beton adalah semen dan pasir. Untuk mendapatkan hasil permukaan yang lebih halus maka perlu ditambahkan mil dan abu pasir. Mil adalah bubuk yang terbuat dari kapur. Mil terbagi atas mil kasar dan mil halus.
Selain itu penggunaan cat agar umur genteng beton lebih awet serta terlihat lebih menarik. Untuk bahan pelengkap produksi bahan-bahan yang digunakan adalah:
- Sarung tangan dan sepatu boot, digunakan oleh pekerja untuk menghindarkan pekerja dari alergi kulit, luka dan sengatan listrik.
- Ember, digunakan untuk mengambih bahan baku dan campuan yang sudah jadi.
- Peres, mangkuk kecil berisi semen yang digunakan ketika campuran sudah selesai dicampur.
- Kain, berfungsi sebagai pelapis pada piringan besi cetakan genteng.
- Gelas takar, digunakan untuk menakar campuran sebelum dituang ke atas plat.
- Minyak pelumas, digunakan sebagai pelicin permukaan cetakan bagian atas.
- Kuas, berfungsi untuk mengoles minyak pelumas pada cetakan.
- Cukit, digunakan untuk mengeluarkan genteng dari mesin cetakan.
- Tempat air, digunakan untuk menyimpan air yang dibutuhkan pada saat penyukitan.
- Scrap, digunakan untuk memperhalus permukaan genteng beton.
Cara kerja pembuatannya yaitu:
1. Menyiapkan semua bahan baku utama yang dibutuhkan yaitu semen, pasir, abu pasir, mil kasar dan mil halus.
2. Semua bahan ditempatkan pada suatu tempat (drum) dan dicampur hingga semua bahan tercampur (berwarna jingga). Setelah bahan tercampur dengan baik, campuran tadi di masukkan ke molen putar sampai campuran benar- benar tercampur. Kemudian memasukan ke dalam mesin bor dan menambahkan air dengan takaran 2 campuran + 3 ember air (sehingga campuran berwarna abu-abu dan campuran tidak lembek/ akas)
3. Menyiapkan alas pencetaknya, dengan cara membasahi kain (yang telah terpotong berukuran sesuai plat besi jenis genteng yang akan dibuat).
Meletakkan kain basah pada piringan plat alas genteng.
4. Mengambil campuran dan memasukan ke dalam gelas takaran 1,5 liter, dan menuangkan di atas plat.
5. Melapisi semua permukaan cetakan bagian atas dengan obat dengan menggunakan kuas.
6. Memasukan plat pada mesin pres genteng. Pada saat pegangan alat pres naik (meja press masuk pada mesin), maka tombol pemberi tekanan di nyalakan selama 14 detik (dengan menggeser tuas pada mesin, sehingga meja press pada mesin naik). Setelah 14 detik, pegangan alat pres diturunkan (meja press keluar dari mesin), dan mengeluarkan plat besi genteng beserta campuran yang telah tercetak membentuk genteng.
7. Menumpuk genteng hasil cetakan dengan tatakan genteng, membalik, mencungkit piringan plat genteng, dan mengambil kain.
8. Genteng hasil pres yang masih basah diletakkannya pada rak penyimpanan.
9. Menyimpan genteng pada rak penyimpanan selama 1 malam, setelah itu merendamnya di dalam air selama 1 malam. Setelah melewati proses perendaman genteng disimpan lagi di rak penyimpanan selama 1 hari dan dilakukan pengecatan dengan cara penyemprotan (spray) dan genteng siap untuk di jual.
4.2. Deskripsi Data
PT. X merupakan perusahaan industri yang kegiatannya adalah memproduksi dan menjual genteng beton dengan berbagai jenis. PT. X telah terdaftar sebagai Wajib Pajak Badan dan telah memiliki NPWP, PT. X juga menyelenggarakan pembukuan yang mana menjadi dasar dalam membuat laporan laba rugi serta menghitung besarnya jumlah PPH terutang. Adapun data-data yang diperoleh dari PT.X antara lain laporan laba rugi tahun 2009 dan proyeksi laporan laba rugi tahun 2010.
Untuk pegawai perusahaan mengklasifikasikan menjadi pegawai tetap dan pegawai tidak tetap. Pegawai tetap merupakan semua pegawai yang bekerja di dalam kantor dan yang tidak “terjun” secara langsung ke dalam proses produksi.
Pegawai tidak tetap merupakan pegawai yang ambil bagian dalam proses produksi. Bagi pegawai tetap yang sudah bekerja lebih dari satu tahun akan di berikan cuti selama 2 minggu dalam satu tahun. Sedangkan untuk pegawai tidak tetap tidak mendapat cuti. Sistem penggajian untuk pegawai tetap dilakukan setiap bulan sedangkan untuk pegawai tidak tetap diberikan setiap minggu yaitu setiap hari Jum’at. Pegawai tetap dan tidak tetap juga memperoleh THR dari perusahaan, untuk pegawai tetap mendapatkan THR sebesar satu bulan gaji yang akan diberikan pada bulan hari raya sedangkan untuk pegawai tidak tetap memperoleh THR sebesar Rp 250,000 untuk masing-masing pegawai.
4.2.1. Penyajian Laporan Laba Rugi 2009
Tabel 4.1. Laporan Laba Rugi PT. X Laporan Laba Rugi Komersial Periode 1 Januari 2009 - 31 Desember 2009
Penjualan Total Pemakaian Bahan Baku Mil Kasar Total Mil Halus Total Pasir Total Semen Total Abu Pasir Total Cat Total
Bahan Baku Langsung Upah Pegawai Tidak Tetap Beban Overhead Pabrik Perlengkapan Produksi Beban Listrik dan Air Beban Pemeliharaan Mesin Beban Pemeliharaan Pabrik Beban Pemeliharaan Gudang Total Overhead Pabrik Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
Beban Penjualan Beban BBM, Parkir, Tol Beban Ekspedisi Beban Alat Tulis
Beban Pemeliharaan Kendaraan Total Beban Penjualan
26.273.752 36.783.253 2.164.264 184.215.980 6.291.464 45.510.770
5.701.850 27.817.920 18.125.000 1.202.500 5.560.500
22.090.500 375.000 2.017.000 3.708.000
300.164.416 254.525.000
58.407.770
28.190.500
Rp1.699.345.125
613.097.186 1.086.247.939
Tabel 4.1. Laporan Laba Rugi (Sambungan)
Beban Umum dan Administrasi
Beban BBM, Parkir, Tol Beban Gaji Pegawai PBB
Sumbangan
Beban Pemeliharaan Kantor Beban Peralatan Kantor Beban Telpon & Fax Beban Listrik & Air Beban Kesehatan Pegawai THR
PPH 21 Ditanggung Perusahaan Obat-Obatan Pegawai
Biaya Lain-Lain
Total Beban Umum dan Administrasi
Total Beban
Laba Sebelum Pajak
8.585.500 531.180.000 14.305.000 1.000.000 5.723.200 3.625.100 11.192.043 18.345.138 18.732.500 50.800.000 13.404.063 1.390.950 225.596.540
903.880.574
933.706.074 152.541.865
Penjelasan Perkiraan dan Rincian Beban:
1. Penjualan
Penjualan merupakan hasil penjualan genteng beton selama tahun 2009 sebesar Rp1.699.345.125 dan tidak termasuk PPN 10%. Adapun data penjualan genteng beton dapat dilihat pada tabel di halaman berikut.
Dari tabel 4.1.1 dapat dilihat total penjualan di tahun 2009 sebanyak 861.870 unit, total pendapatan atas penjualan genteng beton sebesar Rp 1.669.345.125, dimana penjualan tertinggi untuk produk genteng beton jenis flet. Genteng jenis flet sudah digemari sejak beberapa tahun terakhir karena genteng beton jenis flet digunakan untuk rumah dengan desain minimalis. Akan tetapi penjualan genteng beton jenis lain juga masi tetap diminati mengingat adanya rumah yang direnovasi. Penjualan genteng beton dari tahun ke tahun mempunyai tingkat penjualan yang relatif stabil, yang membedakan hanyalah pada bulan penjualannya. Pada bulan Juli atau Agustus permintaan akan genteng beton mulai meningkat, hal ini dikarenakan para pekerja harus segera menyelesaikan pemasangan genteng sebelum musim penghujan datang sekitar bulan Oktober.
2. Pemakaian Bahan Baku
Bahan baku yang dipakai selama proses produksi di tahun 2009 terbagi atas semen total Rp 183.140.913, mil kasar total Rp 26.273.752, mil halus total Rp 36.783.253, pasir total Rp 2.164.264, abu pasir total Rp 6.291.464 dan cat total Rp 45.510.770. Untuk pembelian semen, harga tersebut tidak termasuk PPN sedangkan bahan baku lainnya tidak dikenakan PPN karena pembelian bukan dari PKP. Rincian atas pemakaian bahan baku dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1.2.1 Harga Bahan Baku
Bahan Baku Utama Harga Beli Berat Harga /kg
Semen Rp41.850 50 kg Rp 837
Pasir Rp 345.000 8000 kg Rp 43
Abu Pasir Rp 760.000 6000 kg Rp 127
Mil Kasar Rp 3.000 10 kg Rp 300
Mil Halus Rp 4.500 10 kg Rp 450
Cat Rp 89.000 4 kg Rp 22.250
Selanjutnya pemakaian bahan baku per hari sesuai dengan komposisi campuran yang telah ditetapkan untuk masing-masing jenis genteng beton, perinciannya dapat dilihat pada tabel di halaman berikut.
Tabel 4.1.2.2 Pemakaian Bahan Baku per Hari
Jenis Genteng Semen Mil Kasar Mil Halus Pasir Abu Pasir Cat
Hero 180 90 90 40 40 1,5
Garuda 110 55 55 25 25 1,5
Kia 180 90 90 40 40 1,5
Flet 250 55 55 40 40 1,75
Wuwung Bulat 110 55 55 40 40 1,5
Wuwung Segitiga 110 55 55 25 25 1,25
Wuwung Samping 110 20 20 40 40 1,75
Total 1050 420 420 250 250 10,75
Untuk biaya bahan baku per hari diperoleh atas harga bahan baku per kilogram pada tabel 4.1.2.1 dikalikan dengan pemakaian bahan baku per hari pada tabel 4.1.2.2 lalu dibagi dengan jumlah produksi per hari untuk masing-masing jenis genteng beton. Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1.2.3 Biaya Bahan Baku per Unit
Jenis Genteng Semen Mil Kasar Mil Halus Pasir Abu Pasir Cat
Hero (600 Unit) 251 45 63 3 8 56
Garuda (600 Unit) 153 28 39 2 5 56
Kia (600 Unit) 251 45 63 3 8 56
Flet (700 Unit) 299 24 33 2 7 56
Wuwung Bulat (600
Unit) 153 28 39 3 8 56
Wuwung Segitiga
(500 Unit) 184 33 46 2 6 56
Wuwung Samping
(700 Unit) 132 9 12 2 7 56
Total 1.424 210 294 17 51 389
Selama tahun 2009 besarnya harga pokok produksi diperoleh atas perkalian antara penjualan pada tabel 4.1.1 dikalikan dengan biaya bahan baku per unit pada tabel 4.1.2.3. Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel di halaman berikutnya:
Tabel 4.1.2.4 Pemakaian Bahan Baku
Jenis
Genteng Semen (Rp) Mil Kasar (Rp)
Mil Halus
(Rp) Pasir (Rp) Abu Pasir
(Rp) Cat (Rp) Hero 32.771.061 5.872.950 8.222.130 374.129 1.087.583 4.828.870 Garuda 16.535.772 2.963.400 4.148.760 193.070 561.250 5.994.150 Kia 34.699.509 6.218.550 8.705.970 396.145 1.151.583 7.686.819 Flet 48.713.400 3.841.200 5.377.680 400.416 1.164.000 9.064.650 Wuwung
Bulat 15.690.263 2.811.875 3.936.625 293.117 852.083 5.687.656 Wuwung
Segitiga 20.189.110 3.618.120 5.065.368 235.726 685.250 6.098.725 Wuwung
Samping 14.541.799 947.657 1.326.720 271.662 789.714 6.149.900 Total 183.140.913 26.273.752 36.783.253 2.164.264 6.291.464 45.510.770
3. Upah Pegawai Tidak Tetap
Upah pegawai tidak tetap merupakan upah pegawai tidak tetap yang bekerja di pabrik dan bertugas dalam kegiatan produksi. Tiap pegawai tidak tetap memperoleh upah Rp 25.000 per hari atau rata-rata Rp 500.000 per bulan dengan jumlah pegawai sebanyak 43 orang. Adapun pegawai tidak tetap dibagi menjadi 6 bagian yang memiliki tugas masing-masing yaitu:
Bagian 1 bertugas mengayak pasir dan mengirimkannya ke bagian mixer yang dilakukan oleh 6 orang pegawai tidak tetap.
Bagian 2 bekerja di mixer kering dan mixer basah, mengaduk adonan bahan baku dan mengirimkannya ke bagian cetak/mesin genteng. Pegawai dibagian ini penting karena kontrol komposisi campuran bahan baku ada di bagian ini yang dilakukan oleh 8 orang pegawai tidak tetap.
Bagian 3 Mencetak genteng beton dan memberikan hasilnya kepada bagian 6 yang dilakukan oleh 6 orang pegawai tidak tetap.
Bagian 4 Meletakkan adonan di plat piringan untuk bagian 3. Dan selama menunggu proses pembalikan genteng, mengoleskan minyak genteng dengan kuas ke permukaan matras atas yang dilakukan oleh 5 orang pegawai tidak tetap.
Bagian 5 meletakkan kain ke permukaan piringan dan menaruh adonan dengan takaran tertentu ke atas piringan tersebut dan memberikannya ke bagian 3 yang mencetak genteng beton yang dilakukan oleh 8 orang pegawai tidak tetap.
Bagian 6 melepaskan hasil genteng dari piringannya, membaliknya ke tatakan dan membawanya ke rak rak yang dilakukan oleh 10 orang pegawai tidak tetap serta mengecet genteng beton dengan sistem spray.
4. Beban Perlengkapan Produksi
Beban yang dikeluarkan atas pembelian perlengkapan produksi guna menunjang kelancaran proses produksi, adapun rinciannya sebagai berikut:
- Gelas takaran Rp 2.812.800
Gelas takaran di beli dengan harga Rp 315.600/lusin, gelas takaran biasanya akan rusak setelah digunakan sekitar 3 – 4 minggu karena sisa campuran yang melekat ataupun pecah. Gelas takaran digunakan oleh masing-masing bagian 5.
- Scrap Rp 413.400
Scrap merupakan kertas gosok yang digunakan untuk menghaluskan permukaan genteng beton yang kasar. Harga 1 dus scrap Rp 31.800 dengan isi sebanyak 100 lembar. Dalam 1 bulan digunakan kurang lebih sekitar 500 – 100 lembar scrap.
- Ember Biru Rp 74.000
Digunakan untuk mengangkat mil kasar dan mil halus, dibeli dengan harga Rp 18.500/lusin. Dalam 3 bulan pemakaian ember biru sebanyak 1 lusin.
- Ember Hitam Rp 192.000
Digunakan untuk mengangkat pasir, semen dan campuran. Dibeli dengan harga Rp 24.000/lusin. Dalam 3 bulan pemakaian ember hitam sebanyak 2 lusin.
- Kuas Rp 313.600
Kuas digunakan untuk mengoleskan minyak dan tiap minggunya kuas yang digunakan harus diganti dengan yang baru agar minyak melekat dengan baik.
Pembelian kuas dilakukan setiap 3 bulan sebanyak 8 lusin dengan harga per lusin sebesar Rp 9.800.
- Wadah Minyak Rp 117.600
Digunakan oleh bagian 4 untuk menyimpan minyak, pembelian wadah obat cukup sekali untuk jangka waktu yang lama sekitar 2 tahun karena wadah obat hanya
digunakan untuk menyimpan minyak. Pembelian wadah obat seharga Rp 117.600/lusin.
- Kain Rp 375.000
Kain yang dibeli adalah kain sisa atau kain bekas, pembelian dilakukan per karung pada penjahit. Karena di gunakan sebagai pengalas piringan maka kain tersebut tidak bertahan lama, dalam 2 bulan kain dapat dihabiskan sebanyak 5 kilogram tergantung jenis kain yang digunakan. Adapun harga kain per kilogram adalah Rp 12.500.
- Tempat air Rp 37.200
Tempat air biasanya hanya di beli sekali untuk jangka waktu pemakaian yang lama seperti halnya wadah minyak karena hanya digunakan untuk menyimpan air, pembelian tempat air per lusin seharga Rp 37.200.
- Cukit Rp 53.250
Cukit di gunakan oleh bagian 6 untuk melepaskan genteng, pembelian cukit dilakukan jika ujung cukit sudah tidak baik atau pecah karena cukit yang terlalu lama dipakai bisa mengakibatkan pecahnya genteng beton saat dilepas dari piringan. Pembelian cukit per lusin seharga Rp 35.500.
- Sarung tangan Rp 1.206.000
Karena digunakan oleh tiap pegawai tidak tetap dan orang yang mengecek hasil produksi maka pembelian sarung tangan sebanyak 6 lusin untuk pemakaian kurang lebih 4 bulan dengan harga Rp 67.000/ lusin.
- Sepatu boot Rp 107.000
Sepatu boot juga digunakan oleh setiap pegawai tidak tetap tetapi pembelian sepatu boot dalam 1 tahun hanya dilakukan sekali, pembelian sepatu boot sebanyak 5 lusin dengan harga Rp 21.400/ lusin.
- Total Rp 5.701.850.
5. Beban Listrik dan Air (Overhead Pabrik)
Beban listrik adalah beban yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar tagihan atas penggunaan listrik di pabrik sebesar Rp 26.760.000. Sedangkan beban air adalah beban yang dikeluarkan untuk membayar tagihan air atas penggunaan air
PDAM untuk pekerja sebesar Rp 1.057.920, sedangkan air untuk produksi menggunakan air bawah tanah sehingga menghemat biaya PDAM.
6. Beban Pemeliharaan Mesin
Beban pemeliharaan mesin adalah beban perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan mesin-mesin serta perawatan cetakan setiap 3 bulan sekali.
Rinciannya sebagai berikut:
- Service mesin Rp 14.800.000
- Service cetakan mesin Rp 3.325.000
7. Beban Pemeliharaan Pabrik
Beban pemeliharaan pabrik merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan pabrik sebesar Rp 1.202.500. Adapun rinciannya sebagai berikut:
- Cat tembok Rp 312.500
- Lampu Rp 260.000
Pembelian lampu dilakukan jika terdapat lampu yang sudah tidak bisa digunakan.
- Biaya tukang Rp 560.000
Pengecatan dilakukan oleh pekerja di luar hari kerja dengan upah Rp 40.000 per hari.
- Kran air Rp 70.000
Pembelian kran dilakukan ketika kran air dirasa sudah mulai rusak untuk persediaan.
- Total Rp 1.202.500
8. Beban Pemeliharaan Gudang
Beban pemeliharaan gudang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan gudang sebesar Rp 5.560.500. Adapun rinciannya sebagai berikut:
- Lampu Rp 97.500
Pembelian dilakukan jika lampu sudah tidak dapat digunakan.
- Pembersihan gudang Rp 5.463.000
Biaya atas pembersihan gudang mulai dari upah pekerja hingga perlengkapan pembersihan. Pembersihan gudang dilakukan 1 kali dalam 1 bulan di luar hari
kerja, selain membersihkan para pekerja juga mengatur isi gudang agar lebih rapi.
Upah pekerja atas pembersihan gudang ini sebesar Rp 100.000 untuk tiap pekerja, dalam pembersihan gudang biasanya di perlukan 3 sampai 5 orang pekerja.
9. Beban BBM, Parkir dan Tol (Penjualan)
Beban BBM, parkir dan tol merupakan beban yang dikeluarkan atas pengangkutan genteng beton ke konsumen. Rincian sebagai berikut:
- Solar Truk Rp 18.400.000
Pengisian solar truk dilakukan per minggu, akan tetapi untuk jadwal pengiriman padat atau diatas 2000 unit maka pengisian solar truk dilakukan 2 kali dalam 1 minggu sesuai jadwal pengiriman.
- Bensin Pick-up Rp 2.800.000
Pengisian bensin pick-up dilakukan setiap 2 atau 3 minggu sekali, hal ini dikarenakan mobil pick-up hanya digunakan untuk pengiriman dalam jumlah kecil (maksimal 400 unit).
- Tol + Parkir Rp 890.500
Biaya tol + parkir adalah uang yang digunakan selama proses pengiriman untuk truk dan pick-up.
10. Beban Ekspedisi
Biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pengiriman penjualan ke konsumen yang berada di luar pulau Jawa sehingga harus menggunakan jasa ekspedisi.
Adapun biaya yang dikeluarkan hanyalah sebatas uang masuk agar barang termuat sebesar Rp 375.000 untuk 5 kali pengiriman. Biaya ekspedisi atas pengangkutan barang akan dibayar oleh konsumen pada saat barang telah tiba.
11. Beban Alat Tulis
Beban yang dikeluarkan untuk membantu bagian produksi dalam mencatat persediaan serta kebutuhan bahan baku. Adapun rinciannya sebagai berikut:
- Kertas Rp 1.686.800
Pembelian kertas dilakukan setiap 4 bulan, pembelian untuk kertas NCR sebanyak 1 dus (500 lembar) dengan harga Rp 379.000/dus. Sedangkan untuk pembelian
kertas A4 sebanyak 1 rim biasanya cukup untuk digunakan selama 2 sampai 3 bulan dengan harga Rp 21.350/rim. Namun ketika penjualan meningkat maka pembelian kertas akan meningkat, untuk NCR pembelian 2 dus sedangkan kertas A4 4 rim di akhir bulan Juli.
- Ballpoint Rp 138.000
Pembelian ballpoint sebanyak 1 pak yang berisi 12 lusin dus kecil dengan harga Rp 11.500/lusin.
- Tinta Rp 127.400
Tinta dibeli untuk keperluan mesin cetak dan printer, pembelian tinta dilakukan setiap 2 bulan untuk menjaga tinta pita tidak rusak, sedangkan untuk tinta printer dibeli sesuai kebutuhan. Untuk harga tinta pita Rp 15.000/buah sedangkan tinta printer Rp 18.700/dus.
- Amplop Rp 64.800
Amplop dibeli per dus kecil untuk setiap jenisnya.
- Total Rp 2.017.000
12. Beban Perjalanan
Beban yang dikeluarkan untuk membiayai supir dan pekerja yang bertugas mengirim barang ke konsumen. Rinciannya sebagai berikut:
- Uang makan supir dan pekerja Rp 2.850.000
Pemberian dilakukan selama supir dan pekerja mengirimkan barang ke konsumen.
Untuk uang makan diberikan Rp 12.000/orang untuk sekali makan. Untuk pengiriman yang mengharuskan bermalam maka bagian kas akan mengeluarkan uang dengan memperkirakan lama pengiriman hingga selesai.
- Uang penginapan supir dan pekerja Rp 1.350.000
Diberikan saat pengiriman dilakukan ke luar kota yang mengharuskan supir dan pekerja untuk tinggal di suatu tempat. Uang penginapan yang diberikan sebesar Rp 75.000 untuk 1 malam.
13. Beban Pemeliharaan Kendaraan
Beban yang dikeluarkan untuk perawatan kendaraan agar selalu berada dalam kondisi optimal sehingga mendukung lancarnya proses distribusi.
Rincian biaya pemeliharaan kendaraan sebagai berikut:
- Oli + Service Rp 3.708.000
Biaya service + oli untuk truk dan mobil pick-up dilakukan setiap 3 bulan sekali, untuk truk sebesar Rp 324.500/truk sedangan untuk mobil pick-up sebesar Rp 278.000
14. Beban BBM, Parkir dan Tol (Umum dan Administrasi)
Beban ini dikeluarkan untuk membiayai penggunaan BBM untuk mobil Direktur baik untuk keperluan pribadi ataupun untuk keperluan perusahaan, BBM untuk mobil yang disediakan kantor untuk pegawai yang membutuhkan transportasi khususnya bagian produksi yang akan melaporkan jumlah produksi ke kantor.
Rinciannya sebagai berikut:
- Bensin untuk keperluan Direktur Rp 2.400.000 - Bensin untuk keperluan perusahaan Rp 5.600.000
- Tol + Parkir Rp 585.500
- Total Rp 8.585.500
15. Beban Gaji Karyawan
Beban yang dikeluarkan untuk membayar gaji sebesar Rp 531.180.000. Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel di halaman berikutnya.
Tabel 4.1.3 Daftar Gaji Pegawai Tetap Tahun 2009
No Nama Status Gaji 1 Bulan Gaji 1 Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A B C D E F G H I J K L M N O
K/1 TK/0 TK/0 K/2 K/3 K/1 K/2 TK/0
K/1 K/2 K/2 K/1 TK/0
K/2 K/2
5.060.000 4.130.000 4.130.000 4.130.000 2.970.000 2.970.000 3.320.000 3.320.000 2.325.000 2.325.000 2.325.000 2.325.000 1.645.000 1.645.000 1.645.000
60.720.000 49.560.000 49.560.000 49.560.000 35.640.000 35.640.000 39.840.000 39.840.000 27.900.000 27.900.000 27.900.000 27.900.000 19.740.000 19.740.000 19.740.000
Total 44.265.000 531.180.000
Sumber : Internal Perusahaan 16. PBB
PBB merupakan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan untuk Pabrik, Kantor dan Gudang selama satu tahun sebesar Rp 14.305.000.
17. Sumbangan
Sumbangan digunakan pada awal tahun, kegiatan 17 Agustus dan mendekati hari raya Idul Fitri, akhir tahun dan iuran bulanan, rinciannya sebagai berikut:
- Sumbangan awal tahun Rp 250.000
- Sumbangan 17 Agustus Rp 100.000
- Sumbangan Hari Raya Rp 250.000
- Sumbangan akhir tahun Rp 100.000
- Iuran keamanan lingkungan Rp 300.000
- Total Rp 1.000.000
18. Beban Pemeliharaan Kantor
Beban pemeliharaan kantor merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kantor sebesar Rp 5.723.200, adapun rinciannya sebagai berikut:
- Lampu Rp 540.000
- Perbaikan kamar mandi Rp 1.823.200
- Service AC Rp 3.360.000
19. Beban Peralatan Kantor
Beban peralatan kantor merupakan beban yang dikeluarkan untuk keperluan kantor sehari-hari yang mendukung kegiatan operasional kantor sebesar Rp 5.220.400 . Adapun rinciannya sebagai berikut:
- Materai Rp 180.000
- Kwitansi Rp 26.400
- Map Rp 81.800
- Staples, klip, isolasi Rp 80.400
- Baterai Rp 79.500
- Tissue Rp 46.800
- Service mesin fotocopy Rp 3.625.100
20. Beban telpon dan fax
Beban perusahaan untuk keperluan komunikasi baik dengan customer, distributor ataupun pabrik, adapun rinciannya sebagai berikut:
- Telpon Kantor Rp 3.087.403
Atas pemakaian telpon kantor yang digunakan karyawan untuk melakukan komunikasi dengan pihak supplier, konsumen ataupun pabrik. Selain itu biaya atas telpon kantor juga sudah termasuk dengan biaya fax.
- Telpon Pabrik Rp 1.481.640
Atas pemakaian telpon yang digunakan di pabrik untuk menginformasikan kepada kantor tentang pembelian bahan baku atau perlengkapan produksi serta jumlah persediaan.
- Handphone Kantor Rp 4.259.000
Digunakan untuk menghubungi pihak konsumen baik toko ataupun kontraktor yang menggunakan handphone dengan operator yang sama agar biaya telpon kantor bisa ditekan.
- Handphone Direktur Rp 2.364.000
Pengisian pulsa rutin untuk handphone Direktur sebesar Rp 200.000 setiap bulan.
- Total Rp 11.192.043
21. Beban Listrik dan Air (Umum dan Administrasi)
Beban listrik sebesar Rp 13.942.305 merupakan beban perusahaan untuk membayar tagihan listrik di kantor, sedangkan beban air adalah beban perusahaan untuk kebutuhan air di kantor sebesar Rp 4.402.833.
22. Beban Kesehatan Pegawai
Merupakan beban perusahaan guna membiayai pegawai yang berobat dengan menunjukkan bukti pengeluaran sesuai dengan ketentuan perusahaan yaitu biaya kesehatan pegawai sebesar Rp800.000 setiap orang/tahun. Biaya untuk kesehatan pegawai sebesar Rp 18.732.500.
23. Tunjangan Hari Raya
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar THR pegawai, baik yang tetap ataupun tidak tetap. Adapun rinciannya sebagai berikut:
- THR untuk pegawai tetap Rp 40.050.000
- THR untuk pegawai tidak tetap Rp 10.750.000
Total Rp 50.800.000
24. PPH 21 Ditanggung oleh Perusahaan
Pajak yang dibayarkan perusahaan atas gaji pegawai tetap sebesar Rp 13.404.063.
Perhitungan PPH 21 Pegawai Tetap PT X yang dihitung secara tahunan didapatkan dari menjumlahkan gaji yang disetahunkan selama tahun 2009 dengan THR. Kemudian dikurangi dengan biaya jabatan sebesar 5% (Maksimum diperkenankan Rp 500.000 sebulan atau Rp 6.000.000 per tahun), dan dikurangi iuran pensiun Rp 125.000 sebulan atau Rp 1.500.000 setahun, setelah itu
dikurangi dengan iuran Jamsostek sebesar 2% dari gaji pokok. Kemudian penghasilan neto yang didapatkan dikurangi dengan PTKP lalu dikalikan dengan tarif PPH pasal 17. Adapun data atas gaji karyawan dapat dilihat pada tabel 4.1.4 di halaman selanjutnya.
25. Obat-Obatan Pegawai
Beban perusahaan atas pembelian obat-obat dan perlengkapan kesehatan lainnya untuk pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja di pabrik sebesar Rp 1.390.950.
26. Beban Lain-Lain
Beban lain-lain adalah beban yang tidak termasuk dalam kategori di atas, adapun perinciannya sebagai berikut:
- Beban jamuan tamu Rp 2.430.000
- Beban air minum Rp 3.984.000
Pembelian air minum untuk pegawai tidak tetap Rp 3.500/gallon, dalam 1 minggu konsumsi air minum mencapai 16 gallon. Pembelian air minum untuk pegawai tetap Rp 9000/gallon, dalam 1 minggu konsumsi air minum mencapai 3 gallon.
- Beban pos Rp 654.500
- Beban berlangganan koran Rp 828.000
- Pembelian pengharum ruangan Rp 501.600
Pengharum ruangan digunakan pada 4 ruangan, lama pemakaian kurang lebih satu bulan. Pembelian 1 dus dengan harga Rp 250.800/2 lusin.
- Pengharum kamar mandi Rp 356.040
Pengharum kamar mandi digunakan pada 3 kamar mandi, lama pemakaian kurang lebih satu bulan. Pembelian 1 dus dengan harga Rp 237.360/2 lusin.
- Sabun Rp 842.400
Pembelian sabun colek untuk digunakan pegawai tidak tetap dalam membersihkan tangan dan kaki, pembelian 1 dus seharga Rp 280.800. Dalam 1 tahun pemakaian sabun bisa mencapai 3 dus.
- Bonus Pegawai Tidak Tetap Rp 128.500.000 Uang yang diberikan kepada pegawai tidak tetap sebesar 1 bulan gaji atau Rp 500.000 jika pegawai tersebut tidak bolos kerja lebih dari 2 hari dalam 1 bulan.
Hal ini merupakan kebijakan perusahaan agar para pegawai tidak tetap bisa bekerja lebih rajin karena ketidakhadiran 1 pegawai saja bisa mengganggu kelancaran proses produksi mengingat setiap pegawai sudah memiliki bagian masing-masing. Akan tetapi walaupun perusahaan sudah memberikan kesempatan
untuk memperoleh bonus 1 bulan gaji, tetap saja tidak semua pegawai tidak tetap mampu mendapatkannya setiap bulan karena terganggu libur, seperti libur di hari Selasa atau Kamis. Dalam satu bulan yang bisa mendapatkan bonus kurang lebih hanya 90% dari total pegawai tidak tetap . Adapun perincian jumlah pegawai tidak tetap yang memperoleh bonus dalam tahun 2009 adalah:
Januari 38 Orang Rp 19.000.000
Februari 36Orang Rp 18.000.000
Maret 42 Orang Rp 21.000.000
April 39 Orang Rp 19.500.000
Mei 40 Orang Rp 20.000.000
Juni 37 Orang Rp 18.500.000
Juli 38 Orang Rp 19.000.000
Agustus 37 Orang Rp 18.500.000
September 36 Orang Rp 18.000.000
Oktober 36 Orang Rp 18.000.000
November 38 Orang Rp 19.000.000
Desember 35 Orang Rp 17.500.000
- Total Rp 225.596.540
Selain laporan laba rugi 2009 digunakan juga proyeksi laporan laba rugi untuk tahun 2010. Proyeksi laporan laba rugi 2010 berisi realisasi laporan untuk bulan Januari hingga Juli sedangkan untuk bulan Agustus hingga Desember menggunakan anggaran. Adapun proyeksi laporan laba rugi 2010 dapat dilihat pada tabel di halaman berikut.
4.2.2. Penyajian Proyeksi Laporan Laba Rugi 2010
Tabel 4.2. Proyeksi Laporan Laba Rugi PT. X Laporan Laba Rugi Komersial
Periode 1 Januari 2010 - 31 Desember 2010
Realisasi Januari - Juli
Anggaran Agustus - Desember
Proyeksi Laba Rugi 2010
Penjualan Total Pemakaian Bahan Baku Mil Kasar
Mil Halus Pasir Semen Abu Pasir Cat
Bahan Baku Langsung Upah Pekerja
Beban Overhead Pabrik Perlengkapan Produksi Beban Listrik dan Air Beban Pemeliharaan Mesin Beban Pemeliharaan Pabrik Beban Pemeliharaan Gudang Total Overhead Pabrik Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
Beban Penjualan Beban BBM, Parkir, Tol Beban Ekspedisi Beban Alat Tulis
Beban Pemeliharaan Kendaraan Beban Perjalanan
Total Beban Penjualan
.Rp 946.296.000
19.101.516 25.013.890 1.268.732 100.761.377 3.568.309 27.031.063 176.744.887 150.700.000
3.406.050 18.290.637 9.062.500 88.500 3.531.600 34.379.287 361.824.174 584.471.826
16.526.500 165.000 1.153.400 2.868.000 1.575.000 22.287.900
Rp 1.009.750.500
20.535.110 26.693.215 1.319.771 108.222.120 3.691.029 27.894.375 186.877.314 112.675.000
2.297.600 12.975.000 9,062.500 48.000 2.515.800 26.898.900 327.929.520 681.820.980
32.100.000 660.000 918.400 956.000 2.625.000 37.259.400
Rp1.956.046.500
39.636.626 51.707.105 2.558.503 208.983.498 7.259.337 54.925.438 365.100.508 263.375.000
5.703.650 31.265.637 18.125.000 136.500 6.0747.400 61.278.187 689.753.694 1.266.292.806
48.626.500 825.000 2.071.800 3.824.000 4.200.000 59.547.300
Tabel 4.2. Proyeksi Laporan Laba Rugi PT. X (Sambungan)
Realisasi Januari - Juli
Anggaran Agustus - Desember
Proyeksi Laba Rugi 2010
Beban Umum dan Administrasi
Beban BBM, Parkir, Tol Beban Gaji Pegawai PBB
Sumbangan
Beban Pemeliharaan Kantor Beban Peralatan Kantor Beban Telpon & Fax Beban Listrik & Air Beban Kesehatan Pegawai THR
PPH 21 Ditanggung Perusahaan Obat-Obatan Pegawai
Biaya Lain-Lain Penyusutan
Total Beban Umum dan Administrasi
Total Beban
Laba Sebelum Pajak
5.582.000 333.970.000 0 495.000 3.300.000 3.834.550 6.285.810 11.141.153 34.738.300 0 7.909.256 827.000 111.143.250 0
492.261.069 514.548.969
3.592.500 238.550.000 15.449.400 525.000 1.100.000 1.683.200 4.859.960 8.560.000 18.559.200 53.150.000 5.649.469 750.000 147.121.200 1.460.000
412.657.979 449.917.379
9.714.500 572.520.000 15.449.400 1.020.000 4.400.000 5.517.750 11.145.770 19.701.153 52.977.900 53.150.000 13.558.725 1.577.000 258.264.450 1.460.000
1.028.473.648 1.088.020.948 178.271.858
Penjelasan Perkiraan dan Rincian Biaya-Biaya atas Realisasi Januari – Juli 2010 dan Anggaran Agustus – Desember 2010:
1. Penjualan
Penjualan merupakan hasil penjualan genteng beton sebesar Rp 2.207.299.500 dan tidak termasuk PPN 10%. Harga jual pada bulan Oktober mengalami kenaikan untuk semua jenis genteng beton. Adapun data penjualan genteng beton dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Dari tabel tersebut dapat dilihat penjualan masing-masing jenis genteng beton dimana untuk realisasi penjualan yang terjadi pada Januari – Juli 2010, total penjualannya sebesar 455.260 unit dengan total pendapatan sebesar Rp 946.296.000. Sedangkan untuk anggaran penjualan yang
berdasarkan anggaran untuk Agustus – Desember 2010, total penjualan sebesar 469.800 unit dengan total pendapatan sebesar Rp 1.009.750.500.
Untuk anggaran penjualan perusahaan telah menetapkan nilai persentase yang diperoleh dari rata-rata penjualan 5 tahun sebelumnya yaitu mulai tahun 2002 – 2006. Penggunaan tahun 2002 sebagai tahun dasar karena di tahun 2001 perusahaan terakhir kalinya memproduksi genteng beton jenis bendol yang pada akhir 2010 mulai diproduksi lagi.
Di dalam anggaran penjualan tersebut dianggap perusahaan sudah merupakan keseluruhan kemungkinan penjualan mulai dari penjualan biasa ke toko, pemilik rumah langsung, kontraktor, ke luar kota atau luar pulau Jawa serta kontrak yang bisa di buat di pertengahan tahun atau secara tiba-tiba. Anggaran tersebut dibuat oleh perusahaan hanya untuk mengetahui apakah penjualan yang terealisasi dapat lebih tinggi dari target penjualan yang telah ditentukan.
Adapun anggaran penjualan untuk tahun 2010 yang telah dipersiapkan oleh perusahaan adalah:
Tabel 4.2.1.1 Anggaran Penjualan yang Ditetapkan Perusahaan
Bulan Hero Garuda Kia Flet WB WS WSmpg Bendol
Agst Sep Okt Nov Des
85,0%
116,38%
114,29%
117,77%
88,50%
74,56%
101,05%
84,32%
88,50%
80,84%
108,13%
149,59%
153,66%
151,22%
127,64%
128,46%
165,04%
133,33%
126,02%
92,68%
72,36%
89,43%
86,18%
90,24%
72,24%
95,61%
120,00%
111,22%
113,17%
114,15%
67,60%
87,80%
69,69%
78,05%
72,47% 50%
Sumber : Internal Perusahaan
Tabel 4.2.1.1 merupakan nilai anggaran dalam persen yang telah ditetapkan perusahaan, untuk menghitung besar nilai dalam unit maka nilai persentase di atas di kalikan dengan jumlah rata-rata produksi setiap bulan, penjualan yang dianggarkan tidak 100% untuk setiap bulan karena permintaan genteng beton tidak sama untuk setiap bulannya, pada bulan Juli atau Agustus permintaan akan genteng beton mulai meningkat, hal ini dikarenakan para pekerja harus segera menyelesaikan pemasangan genteng sebelum musim penghujan datang sekitar bulan Oktober, setelah itu perlahan-lahan permintaan akan mulai menurun karena pada bulan November dan Desember pembelian hanya untuk perbaikan atas
pemasangan genteng yang bocor ketika hujan. Adapun produksi rata-rata per bulan untuk genteng beton yaitu:
a. Hero 14.350 unit
b. Garuda 14.350 unit
c. Kia 12.300 unit
d. Flet 12.300 unit
e. Wuwung Bulat 12.300 unit f. Wuwung Segitiga 10.250 unit g. Wuwung Samping 14.350 unit
h. Bendol 14.350 unit
Untuk nilai produksi rata-rata diperoleh atas perhitungan perusahaan yaitu total produksi 1 tahun dibagi dengan 12 bulan sehingga diperoleh rata-rata produksi per bulan di tahun tersebut. Nilai total produksi dihitung berdasarkan jumlah hari kerja setiap bulan selama 1 tahun dikalikan jumlah produksi dalam 1 hari.
Adapun susunan perhitugannya seperti di bawah ini:
Produksi 1 bulan = Jumlah hari kerja dalam bulan perhitungan x Produksi 1 hari Produksi 1 tahun = Penjumlahan dari produksi tiap bulan
Rata-rata produksi = Produksi 1 tahun / 12 bulan Contoh:
Untuk rata-rata produksi genteng beton jenis Hero dalam 1 hari jumlah produksi 700 unit, kemudian dihitung produksi tiap bulan selama 1 tahun. Misal dalam bulan Januari jumlah hari kerja 20 hari maka produksi bulan Januari 700 unit x 20 hari = 14.000 unit. Begitu seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya sampai bulan Desember. Setelah itu jumlah produksi tiap bulan dijumlahkan sehingga diperoleh produksi 1 tahun. Untuk jenis Hero jumlah produksi 1 tahunnya 172.200 unit.
Rata-rata produksinya sebesar 172.200 unit/ 12 bulan = 14.350 unit. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di lampiran 1.
Data anggaran pada tabel 4.2.1.1 dibuat pada akhir tahun 2009 dengan asumsi bahwa tidak terjadi perubahan yang cukup signifikan selama tahun berjalan akan tetapi kenaikan tarif dasar listrik yang mulai berlaku sejak Juli 2010 mengakibatkan perusahaan menaikan harga penjualan mulai Oktober 2010 karena akan diikuti oleh kenaikan harga bahan baku sehingga dilakukan kembali revisi atas anggaran yang telah dibuat. Karena kenaikan harga di nilai perusahaan masih dalam batas yang wajar maka dalam anggaran tersebut di bulan Oktober penjualan sudah dikurangi sekitar 15% dari yang sudah dianggarkan sedangkan untuk November dan Desember penjualan hanya dikurangi 5% dari anggaran karena dirasa konsumen sudah dapat menyesuaikan harga baru yang ditawarkan.
Dari tabel 4.2.1 untuk tahun 2010 penjualan pada bulan Januari – Juli yaitu sebanyak 455.260 unit. Jumlah ini meningkat sebanyak 17,9% dari penjualan tahun lalu yang hanya sebanyak 386.070 unit. Besarnya pendapatan atas penjualan 455.260 unit genteng beton adalah Rp 946.296.000 dan nilai tersebut tidak termasuk PPN 10%.
Untuk anggaran penjualan periode Agustus – Desember 2010 yang terdapat pada tabel 4.2.2, jumlah penjualan yang dianggarkan sebanyak 469.800 unit. Anggaran penjualan yang dibuat biasanya lebih rendah dari penjualan yang akan terjadi, hal ini dilakukan perusahaan karena anggaran penjualan dianggap sebagai batas bawah atau nilai terendah dari penjualan sehingga jika penjualan yang terjadi lebih rendah dari yang dianggarkan maka harus segera diperiksa penyebab menurunnya penjualan agar di bulan selanjutnya jumlah penjualan bisa berjalan normal kembali. Dengan penjualan genteng beton sebanyak 469.800 unit pada bulan Agustus hingga Desember 2010 maka pendapatan atas penjualan genteng beton sebesar Rp 1.009.750.500. Selain itu terhitung mulai tanggal 1 Oktober diberlakukan harga jual baru untuk semua jenis genteng beton sehingga anggaran penjualan di bulan Oktober dan November dilakukan pengurangan atas anggaran penjualannya. Data penjualan untuk anggaran penjualan Agustus – Desember dapat dilihat di halaman berikutnya.
2. Pemakaian Bahan Baku
Bahan baku yang telah digunakan selama realisasi proses produksi di bulan Januari hingga Juli 2010 terbagi atas semen Rp 100.761.377, mil kasar Rp 19.101.516, mil halus Rp 25.013.890, pasir Rp 1.268.732, abu pasir Rp 3.568.309, cat Rp 27.031.063, total pemakaian bahan baku sebesar Rp 176.744.887. Untuk pembelian semen, harga tersebut sudah di keluarkan dari pengenaan PPN sedangkan bahan baku lainnya tidak dikenakan PPN karena pembelian bukan dari PKP. Adapun data pemakaian bahan baku dan anggaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2.2.1 Daftar Harga Bahan Baku
Bahan Baku Utama Harga Beli Berat Harga /kg
Semen Rp45.450 50 kg Rp 909
Pasir Rp 385.000 8000 kg Rp 48
Abu Pasir Rp 810.000 6000 kg Rp 135
Mil Kasar Rp 4.200 10 kg Rp 420
Mil Halus Rp 5.500 10 kg Rp 550
Cat Rp 95.000 4 kg Rp 23.750
Selanjutnya pemakaian bahan baku per hari sesuai dengan komposisi campuran yang telah ditetapkan untuk masing-masing jenis genteng beton, perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2.2.2 Pemakaian Bahan Baku per Hari (Kg)
Jenis Genteng Semen Mil Kasar Mil Halus Pasir Abu Pasir Cat
Hero 180 90 90 40 40 1,5
Garuda 110 55 55 25 25 1,5
Kia 180 90 90 40 40 1,5
Flet 250 55 55 40 40 1,75
Wuwung Bulat 110 55 55 40 40 1,5
Wuwung Segitiga 110 55 55 25 25 1,25
Wuwung Samping 110 20 20 40 40 1,75
Bendol 110 55 20 40 25 1,75
Total 1160 475 440 290 275 12,5
Untuk biaya bahan baku per unit diperoleh atas harga bahan baku per kilogram pada tabel 4.2.2.1 dikalikan dengan pemakaian bahan baku per hari pada tabel 4.2.2.2 lalu dibagi dengan jumlah produksi per hari untuk masing-masing jenis genteng beton. Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2.2.3 Biaya Bahan Baku per Unit
Jenis Genteng Semen Mil Kasar Mil Halus Pasir Abu Pasir Cat
Hero (600 Unit) 273 63 83 3 9 59
Garuda (600 Unit) 167 39 50 2 6 59
Kia (600 Unit) 273 63 83 3 9 59
Flet (700 Unit) 325 33 43 3 8 59
Wuwung Bulat (600 Unit)
167 39 50 3 9 59
Wuwung Segitiga (500 Unit)
200 46 61 2 8 59
Wuwung Samping (700 Unit)
143 12 16 3 8 59
Bendol 143 13 16 3 5 59
Total 1.546 294 385 19 51 475
Selama tahun 2010 untuk penjualan yang sudah terealisasi besarnya harga pokok produksi diperoleh atas perkalian antara penjualan pada tabel 4.2.1 dikalikan dengan biaya bahan baku per unit pada tabel 4.2.2.3. Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2.2.4 Pemakaian Bahan Baku
Jenis Genteng
Semen (Rp) Mil Kasar (Rp)
Mil Halus (Rp)
Pasir (Rp) Abu Pasir (Rp)
Cat (Rp)
Hero 18.298.170 4.227.300 5.535.750 214.720 603.900 3.984.063 Garuda 10.200.647 2.355.585 3.086.004 122.420 344.306 3.634.344 Kia 17.766.405 4.104.450 5.374.875 208.480 586.350 3.868.281 Flet 21.118.018 2.146.650 2.811.089 178.423 501.814 3.862.344 Wuwung
Bulat
10.187.315 2.353.505 3.081.971 195.616 550.170 3.629.594
Wuwung Segitiga
13.364.663 3.087.546 160.392 160.392 451.103 3.968.031
Wuwung Samping
9.826.160 825.480 1.080.986 188.681 530.666 4.084.406
Bendol 0 0 0 0 0 0 Total 100.761.377 19.101.516 25.013.890 1.268.732 3.568.309 27.031.063
Anggaran Agustus - Desember 2010:
Berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat perusahaan maka pemakaian bahan baku selama bulan Agustus hingga Desember 2010 yaitu semen Rp 108.222.120, mil kasar Rp 20.535.110, mil halus Rp 26.693.215, pasir Rp 1.319.771, abu pasir Rp 3.691.029, cat Rp 27.894.375, total pemakaian bahan baku sebesar Rp 188.355.621.
Selama tahun 2010 untuk penjualan yang dianggarkan besarnya harga pokok produksi diperoleh atas perkalian antara penjualan pada tabel 4.2.2 dikalikan dengan biaya bahan baku per unit pada tabel 4.2.2.3. Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2.2.5 Pemakaian Bahan Baku
Jenis Genteng
Semen (Rp) Mil Kasar (Rp)
Mil Halus (Rp)
Pasir (Rp) Abu Pasir (Rp)
Cat (Rp)
Hero 20.425.230 4.718.700 6.179.250 239.680 674.100 4.447.188 Garuda 10.265.640 2.371.600 3.105.667 123.200 346.500 3.657.500 Kia 23.152.230 5.348.700 7.004.250 271.680 764.100 5.040.938 Flet 25.776.643 2.620.200 3.431.214 217.783 612.514 4.714.375 Wuwung
Bulat
8.515.815 1.967.350 2.576.292 163.520 459.900 3.034.063
Wuwung Segitiga
11.358.864 2.624.160 3.436.400 136.320 383.400 3.372.500
Wuwung Samping
7.699.230 646.800 847.000 147.840 415.800 3.200.313
Bendol 1.028.469 237.600 113.143 19.794 34.714 427.500 Total 108.222.120 20.535.110 26.693.215 1.319.771 3.691.029 27.894.375
Tabel 4.2.2.6 di bawah ini merupakan tabel penjumlahan dari tabel 4.2.2.4 pemakaian bahan baku realisasi dan tabel 4.2.2.5 pemakaian bahan baku anggaran.
Tabel 4.2.2.6 Total Pemakaian Bahan Baku 2010
Jenis Genteng
Semen (Rp) Mil Kasar (Rp)
Mil Halus (Rp)
Pasir (Rp) Abu Pasir (Rp)
Cat (Rp)
Hero 38.723.400 8.946.000 11.715.000 454.400 1.278.000 8.431.250 Garuda 20.466.287 4.728.185 6.191.671 245.620 690.806 7.291.844 Kia 40.918.635 9.453.150 12.379.125 480.160 1.350.450 8.909.219 Flet 46.894.661 4.766.850 6.242.304 396.206 1.114.329 8.576.719 Wuwung
Bulat
18.703.130 4.320.855 5.658.263 359.136 1.010.070 6.663.656
Wuwung Segitiga
24.723.527 5.711.706 7.479.615 296.712 834.503 7.340.531
Wuwung Samping
17.525.390 1.472..280 1.927.986 336.521 946.666 7.284.719
Bendol 1.028.469 237.600 113.143 19.749 34.714 427.500 Total 208.983.498 39.636.626 51.707. 105 2.588.503 7.259.337 54.925.438
3. Upah Pegawai Tidak Tetap
Merupakan upah pegawai tidak tetap yang bekerja di pabrik dan bertugas dalam kegiatan produksi. Tiap pegawai tidak tetap memperoleh upah Rp 500.000 per bulan dengan jumlah pegawai sebanyak 43 orang. Adapun pegawai tidak tetap dibagi menjadi 6 bagian yang memiliki tugas masing-masing yaitu:
Bagian 1 bertugas mengayak pasir dan mengirimkannya ke bagian mixer yang dilakukan oleh 6 orang pegawai tidak tetap.
Bagian 2 bekerja di mixer kering dan mixer basah, mengaduk adonan bahan baku dan mengirimkannya ke bagian cetak/mesin genteng. Pegawai dibagian ini penting karena kontrol komposisi campuran bahan baku ada di bagian ini yang dilakukan oleh 8 orang pegawai tidak tetap.
Bagian 3 Mencetak genteng beton dan memberikan hasilnya kepada bagian 6 yang dilakukan oleh 6 orang pegawai tidak tetap.
Bagian 4 Meletakkan adonan di plat piringan untuk bagian 3. Dan selama menunggu proses pembalikan genteng, mengoleskan minyak genteng dengan kuas ke permukaan matras atas yang dilakukan oleh 5 orang pegawai tidak tetap.
Bagian 5 Meletakkan kain ke permukaan piringan dan menaruh adonan dengan takaran tertentu ke atas piringan tersebut dan memberikannya ke bagian 3 yang mencetak genteng beton yang dilakukan oleh 8 orang pegawai tidak tetap.
Bagian 6 melepaskan hasil genteng dari piringannya, membaliknya ke tatakan dan membawanya ke rak rak serta mengecat genteng yang sudah jadi yang dilakukan oleh 10 orang pegawai tidak tetap.
Jumlah upah untuk pegawai tidak tetap yaitu Rp 500.000 x 43 orang = Rp 21.500.000 per bulan.
Anggaran Agustus – Desember 2010:
Dengan penambahan produksi jenis genteng beton baru maka pada bulan November akan ditambah 6 orang pegawai tidak tetap. 2 orang akan ditambahkan pada bagian 2, 2 orang untuk bagian 5 dan 2 orang lagi untuk bagian 6. Untuk upah pegawai tidak tetap mulai bulan Okktober menjadi Rp 24.500.000 per bulan untuk seluruh pegawai tidak tetap.
4. Biaya Perlengkapan Produksi
Biaya yang dikeluarkan atas pembelian perlengkapan produksi guna menunjang kelancaran proses produksi, adapun rinciannya sebagai berikut:
- Gelas takaran Rp 1.578.000
Gelas takaran di beli dengan harga Rp 315.600/lusin, gelas takaran biasanya akan rusak setelah digunakan sekitar 3 – 4 minggu karena sisa campuran yang melekat ataupun pecah. Gelas takaran digunakan oleh masing-masing bagian 5 sebanyak 8 orang pegawai tidak tetap.
- Scrap Rp 239.400
Scrap merupakan kertas gosok yang digunakan untuk menghaluskan permukaan genteng beton yang kasar. Harga 1 dus scrap Rp 34.200 dengan isi sebanyak 100 lembar. Dalam 1 bulan digunakan kurang lebih sekitar 80 – 100 lembar scrap.
- Ember Biru Rp 58.200
Digunakan untuk mengangkat mil kasar dan mil halus, dibeli dengan harga Rp 19.400/lusin. Dalam 3 bulan pemakaian ember biru sebanyak 1 lusin.
- Ember Hitam Rp 160.200
Digunakan untuk mengangkat pasir, semen dan campuran. Dibeli dengan harga Rp 26.700/lusin. Dalam 3 bulan pemakaian ember hitam sebanyak 2 lusin.
- Kuas Rp 247.200
Kuas digunakan untuk mengoleskan minyak dan tiap minggunya kuas yang digunakan harus diganti dengan yang baru agar minyak melekat dengan baik.
Pembelian kuas dilakukan setiap 3 bulan sebanyak 8 lusin dengan harga per lusin sebesar Rp 10.300.
- Wadah Minyak Rp 29.400
Digunakan oleh bagian 4 sebanyak 5 orang pegawai tidak tetap untuk menyimpan minyak, pembelian wadah obat cukup sekali untuk jangka waktu yang lama sekitar 2 tahun karena wadah obat hanya digunakan untuk menyimpan minyak, Pembelian wadah obat seharga Rp 9.800/buah sebanyak 3 buah.
- Kain Rp 187.500
Kain yang dibeli adalah kain sisa atau kain bekas, pembelian dilakukan per karung pada penjahit. Karena di gunakan sebagai pengalas piringan maka kain tersebut tidak bertahan lama, dalam 2 bulan kain dapat dihabiskan sebanyak 5 kilogram tergantung jenis kain yang digunakan. Adapun harga kain per kilogram adalah Rp 12.500.
- Tempat air Rp 19.050
Tempat air biasanya hanya di beli sekali untuk jangka waktu pemakaian yang lama seperti halnya wadah minyak karena hanya digunakan untuk menyimpan air, pembelian tempat air per lusin seharga Rp 38.100.
- Cukit Rp 18.600
Cukit di gunakan oleh bagian 6 untuk melepaskan genteng, pembelian cukit dilakukan jika ujung cukit sudah tidak baik atau pecah karena cukit yang terlalu lama dipakai bisa mengakibatkan pecahnya genteng beton saat dilepas dari piringan. Pembelian cukit per lusin seharga Rp 37.200.
- Sarung tangan Rp 828.000
Karena digunakan oleh setiap pegawai tidak tetap dan orang yang mengecek hasil produksi maka pembelian sarung tangan sebanyak 6 lusin untuk pemakaian kurang lebih 4 bulan dengan harga Rp 69.000/ lusin.
- Sepatu boot Rp 122.500
Sepatu boot juga digunakan oleh setiap pegawai tidak tetap tetapi pembelian sepatu boot dalam 1 tahun hanya dilakukan sekali, pembelian sepatu boot sebanyak 5 lusin dengan harga Rp 24.500/ lusin.
- Total Rp 3.406.050
Anggaran Agustus – Desember 2010:
- Gelas takaran Rp 1.262.400
Dengan pembelian awal Januari dan Februari masing-masing sebanyak 1 lusin maka pada Juli – Agustus 2010 gelas takar yang dibeli sebanyak 4 lusin yang dilakukan pada Agustus, Oktober, November dan Desember. Adapun perinciannya sebagai berikut:
Januari Sisa 0 + Pembelian 12 – Pemakaian 8 = Sisa 4 Februari Sisa 4 + Pembelian 12 – Pemakaian 8 = Sisa 8
Maret Sisa 8 – Pemakaian 8 = Sisa 0
April Sisa 0 + Pembelian 12 – Pemakaian 8 = Sisa 4
Mei Sisa 4 + Pembelian 12 – Pemakaian 8 = Sisa 8
Juni Sisa 8 - Pemakaian 8 = Sisa 0
Juli Sisa 0 + Pembelian 12 – Pemakaian 8 = Sisa 4
Agustus Sisa 4 + Pembelian 12 – Pemakaian 8 = Sisa 8
September Sisa 8 – Pemakaian 8 = Sisa 0
Oktober Sisa 0 + Pembelian 12 – Pemakaian 8 = Sisa 4 November Sisa 4 + Pembelian 12 – Pemakaian 10= Sisa 4 Desember Sisa 6 + Pembelian 12 – Pemakaian 10= Sisa 8
- Scrap Rp 171.000
Pemakaian scrap sebanyak 100 lembar dalam 1 bulan untuk rata-rata jumlah total produksi 90.200 unit per bulan maka penggunaan scrap hanya 0,11% dari jumlah produksi, angka ini memang terlihat sangat kecil, hal ini dikarenakan permukaan genteng yang kasar tidak bersifat keseluruhan yang artinya hanya sebagian kecil yang mengalami cacat produksi. Untuk penambahan genteng baru di bulan Desember dirasa tidak ada masalah dengan jumlah pembelian scrap yang sama dengan saat ini sehingga setiap bulannya pembelian scrap sebanyak 1 dus, dan untuk anggaran ini diperlukan scrap sebanyak 5 dus.