PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN
STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.JST
INDONESIA
(STUDI KASUS PADA KARYAWAN DEPARTMENT MOLDING PT.
JST INDONESIA)
Ayu Mei Lestari1, Ade Imam Suhakin2 Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa
E-mail : [email protected]; [email protected]2
ABSTRAK
Pada dasarnya, manusia merupakan sumber daya yang paling penting dalam
suatu organisasi, sebagai penggerak dari perusahaan yang memiliki potensi
berkembang dan secara aktif membantu organisasi dengan berkarya, berkreatifitas
dan mendorong produktifitas dalam memenuhi tujuan perusahaan dalam mencapai
keberhasilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas atau kinerja
karyawan dilihat dari beberapa faktor atau variabel yang diduga dapat
mempengaruhi tingkat kinerja karyawan yaitu motivasi kerja, lingkungan kerja dan
stres kerja. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian ini
mengambil sampel dengan teknik Non-probability Sampling dengan jumlah sampel
60 responden. Pengumpulan data meliputi observasi, telaah pustaka, dan kuesioner.
Metode analisis yang digunakan yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik,
dan uji hipotesa. Perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan bantuan
program komputer SPSS 25.0. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
motivasi kerja, lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan, tetapi
stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut dibuktikan
melalui uji t.
Kata kunci : Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Stres Kerja
1. PENDAHULUAN
Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dalam suatu organisasi, sebagai penggerak dari perusahaan yang memiliki potensi berkembang dan secara aktif membantu organisasi dengan berkarya, berkreatifitas dan mendorong produktifitas dalam memenuhi tujuan perusahaan dalam mencapai keberhasilan. Praktik sumber daya yang sehat dan baik dapat memotivasi anggota-anggota organisasi agar melakukan pekerjaan yang baik dan efisien. Praktik ini dapat memancing komitmen para karyawan terhadap keterlibatan dalam pekerjaan dan
organisasi, karena dalam mengelola karyawan tidak hanya sekedar memberi deskripsi pekerjaan dan peraturan yang harus di patuhi saja, tetapi perlu adanya hubungan yang sinergis antara perusahaan dan karyawan.
Salah satu keberhasilan perusahaan didukung oleh kinerja karyawan. Rendahnya kinerja karyawan merupakan masalah yang perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan, karena kinerja karyawan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas perusahaan tersebut dalam menghadapi persaingan seiring dengan perkembangan zaman. Dalam pekerjaan adanya
peraturan, operasional dan administratif menjadi bagian konstruktif dalam menggerakan karyawan, tetapi dengan adanya dukungan motivasi, lingkungan nyaman dan kondusif, dan pengarahan bimbingan masalah akibat stress pada karyawan.
Menurut Taurisa dan Ratnawati (2012) dalam Muhamad Ilham (2019:508), menjelaskan bahwa hasil kerja seseorang dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan standard yang diberikan, baik secara kualitas maupun kuantitas disebut kinerja. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya.
Motivasi memiliki hubungan langsung dengan kinerja seorang karyawan. Dengan motivasi kerja yang tinggi karyawan akan bekerja dengan giat untuk melaksanaakan pekerjaannya, tetapi jika motivasi kerja rendah maka sebaliknya membuat tidak bersemangat kerja dan mudah menyerah. Menurut Mangkunegara (2011) dalam Eliyanto (2018:171) motivasi adalah penggerak atau dorongan perilaku manusia dalam malaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Manfaat motivasi bagi karyawan adalah untuk meningkatkan keterampilan serta kegairahan kerja agar nantinya mereka lebih giat dan lebih baik dalam melakukan tugas-tugas nya.
Selain itu, faktor lingkungan kerja juga berperan penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dimana lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya sendiri dalam menjalankan pekerjaan. Jika lingkungan kerja buruk maka akan mempengaruhi pekerja, yang mana akan terjadinya penurunan produktivitas kerja, pekerja merasa terganggu dalam pekerjaannya, karena tidak dapat mencurahkan perhatian penuh pada pekerjaannya. Tapi hal itu tidak akan terjadi apabila perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, nyaman, aman dan menyenangkan. Menurut Sofyan (2013) dalam Eliyanto (2018:173) lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang berada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan atau lingkungan sekitar dimana orang tersebut bekerja.
Kinerja yang meningkat tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi kerja dan lingkungan kerja saja melainkan juga memperhatikan stress kerja. Stres kerja merupakan keadaan ketegangan yang menjadikan tidak seimbangnya fisik dan psikis seorang pekerja sehingga mempengaruhi emosi, proses berpikir dan juga kondisinya. Pengertian lain dari stres kerja, yaitu perasaan tertekan yang dialami oleh karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Karyawan dituntut untuk proposional dalam setiap tugas di bidangnya. Yang sering kali memunculkan stress kerja yaitu adanya target yang harus di capai, lembur, pekerjaan yang belum selesai tepat waktu, maupun adanya masalah di luar pekerjaan yang sering kali menganggu hingga menyebabkan stress kerja.
Segala macam bentuk stress pada dasarnya disebabkan oleh kekurangmengertian manusia akan keterbatasan-keterbatasannya sendiri. Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan frustasi, konflik, gelisah, dan rasa bersalah yang merupakan tipe-tipe dasar stress.Menurut Luthans (2000) dalam Mega Biru dkk (2016:51) mendefinisikan stres sebagai sebuah
tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang.
Penelitian tentang pengaruh motivasi kerja, lingkungan kerja, dan stres kerja terhadap kinerja yang pernah di teliti oleh Imelda Siburian, Meriaty Simanullang, Eva Julianti Lubis, Setiono, Morinna Annelita (2020) menyimpulkan bahwa motivasi kerja dan lingkungan kerja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan stres kerja memberi pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian selanjutnya adalah Ahmad Syahputra dan Johan (2017) yang meneliti tentang pengaruh motivasi kerja, stres kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antar variabel.
Dalam kaitannya dengan Department Molding PT. JST Indonesia dengan melihat data tabel 1.1 dimana jumlah produksi semakin meningkat dengan keadaan jumlah Man Power yang tidak banyak bertambah di tahun 2020, memperlihatkan dampak beban kerja bertambah dan desakan waktu kerja yang lebih panjang maka akan meningkatkan/ menambah stres kerja pada karyawan.
Tabel 1.1
Rekapitulasi Jumlah Produksi dan Jumlah Man Power Department Molding
PT. JST Indonesia Tahun 2018-2020 Tahu n Jumlah Produksi Mesin Runnin g Jumla h Man Power 2018 70.000.000 30 51 orang 2019 55.000.000 25 43 orang 2020 105.000.00 0 40 60 orang Sumber : Data diolah dari PT. JST Indonesia tahun 2018-2020
Dengan mengetahui jumlah produksi yang terus bertambah mengakibatkan beban pekerjaan bertambah berdampak pada kestabilan kinerja karyawan. Dibandingkan dengan tenaga kerja yang tersedia tidak menunjukan peningkatan terlalu banyak, pada rentan tahun 2018 sebanyak 51 karyawan, pada tahun 2019 sebanyak 43 karyawan, dan pada tahun 2020 sebanyak 60. Dengan peningkatan produksi dan mesin yang running dan peningkatan karyawan yang tidak terlalu signifikan bertambah belum tentu kinerja karyawan juga sudah lebih baik, maka adanya penelitian bagaimana kinerja karyawan dengan mempertimbangkan pengaruh dari tingkat motivasi karyawan dalam bekerja, lingkungan kerja kondusif dan dengan adanya kemungkinan stres kerja yang berdampak pada kinerja karyawan.
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
2.1 Motivasi Kerja
Motivasi kerja merupakan suatu alasan yang mendorong karyawan bekerja dengan baik dan optimal untuk hasil yang memuaskan. Menurut Siagian (2008) dalam Astuti (2018:43) menyatakan bahwa motivasi artinya proses pemberian motivasi bagi para pekerja sehingga pekerja mau melakukan segala pekerjaan dengan rela demi pencapaian organisasi yang ekonomis dan efisien. Menurut Robbins (2007) dalam Ahmad Fadhil (2018:41) motivasi kerja adalah pekerja bersedia meningkatkan upayanya yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi individual untuk meningkatkan tujuan organisasi.
Menurut Kondalkar (2007) dalam Hasibuan dan Bahri (2018:75) mendefinisikan motivasi sebagai pemicu semangat yang penyebabnya adalah kebutuhan dan keinginan yang mendorong individu untuk lebih menyiapkan fisik dan mental dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi kerja erat kaitannya dengan perilaku dan prestasi kerja.
Semakin tinggi motivasi seseorang dalam melakukan pekerjaan, maka semakin baik perilakunya dalam pelaksanaannya sehingga memberikan prestasi kerja yang lebih baik.
Selanjutnya, menurut Bangun (2012) dalam Hasibuan dan Bahri (2018:75) motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk mempengaruhi orang lain agar berperilaku secara teratur. Motivasi merupakan tugas bagi manajer atau atasan untuk mempengaruhi orang lain (karyawan) dengan positif dalam suatu perusahaan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah suatu daya penggerak yang mampu menciptakan kegairahah kerja dengan membangkitkan, mengarahkan, dan berperilaku kerja serta mengeluarkan tingkat upaya untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya demi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Indikator-indikator Motivasi
Menurut Arep dan Tanjung (2004) dalam Hasanudin Lauda (2018:115) indikator-indikator motivasi adalah :
a. Bekerja sesuai standar
Pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan dalam waktu yang sudah ditentukan. b. Senang dalam bekerja
Sesuatu yang dikerjakan karena adanya dorongan motivasi yang mendorongnya akan membuat seseorang dapat senang melakukan pekerjaannya.
c. Merasa berharga
Seorang akan merasa berharga ketika melakukan suatu pekerjaan yang didorong motivasi diri dalam dirinya atau dari luar.
d. Bekerja keras
Seorang akan bekerja keras karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan hasil pekerjaan yang telah ditetapkan.
e. Sedikit pengawasan
Kinerja akan dipantau dirinya sendiri dan tidak membutuhkan terlalu banyak pengawasan. Jadi motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahannya, agar mau bekerja sama secara produktif dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2.2 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana pegawai melakukan aktivitas setiap harinya, dengan adanya situasi lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif diharapkan akan membuat para pegawai menjadi lebih efektif dan maksimal dalam melakukan pekerjaannya. Menurut Nitisemito (2002) dalam Nisakurohma dan Sunuharyo (2018:111) lingkungan kerja adalah semua yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankannya. Instansi harus dapat memperhatikan kondisi yang ada dalam perusahaan baik didalam maupun diluar ruangan tempat kerja, sehingga karyawan dapat bekerja dengan lancar dan merasa aman.
Selanjutnya menurut Sedarmayanti (2009) dalam Nisakurohma dan Sunuharyo (2018:111) kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Indikator Lingkungan Kerja
Indikator dari lingkungan kerja menurut Soedarmayanti (2007) dalam Yuli Yantika dkk (2017:179), adalah sebagai berikut :
1. Tata letak ruang kerja 2. Kebersihan
4. Peralatan kantor
5. Hubungan sesama rekan kerja 6. Hubungan kerja antara atasan
dan bawahan
2.3 Stres Kerja
Menurut Badeni (2013) dalam Andre Fitriano (2020:83), stres kerja adalah ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar atau kesempatan melakukan sebuah kegiatan penting, yang dalam pemenuhannya terdapat hambatan-hambatan dan ketidakpastian yang dapat memengaruhi emosi, pikiran dan kondisi fisik seseorang. Ketegangan itu berkaitan dengan perasaan tidak senang, kekhawatiran dan kegelisahan yang dialami seseorang. Rivai dan Deddy (2010) dalam Chadek Novi Charisma Dewi dkk (2019:156) memandang stres kerja sebagai kondisi ketegangan yang timbul karena ketidakmampuan karyawan menghadapi perubahan pada lingkungan kerja. Jika karyawan mengalami stress yang terlalu besar, maka akan mengganggu kemampuan seseorang tersebut untuk menghadapi lingkungan dan pekerjaannya.
Menurut Gibson Ivancecich (2015) dalam Aris Citra Wisuda (2020:216), stress sebagai suatu tanggapan adaktif, ditengahi oleh perdebatan individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan, situasi, atau kejadian eksternal yang membebani tuntutan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang. Menurut Greenberg (2013) dalam Deni Faisal Mirza dkk (2020:2) stres kerja adalah konstruk yang sangat sulit didefinisikan, stres dalam pekerjaan terjadi pada seseorang, dimana seseorang berlari dari masalah, sejak beberapa pekerja membawa tingkat pekerjaan pada kecenderungan stres, stress kerja sebagai kombinasi antara sumber-sumber stress pada pekerjaan, karakteristik individual, dan stresor di luar organisasi. Stres kerja
adalah sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik, psikis, maupun mental yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah kondisi ketegangan yang menyebabkan menciptakan adanya ketidakseimbangan kondisi fisik, psikis, dan mental pada karyawan yang bersumber dari Individu maupun organisasi sehingga berpengaruh pada fisik, psikologis, dan perilaku karyawan. Indikator Stress Kerja
Indikator stress kerja menurut Rivai dan Mulyadi (2011) dalam Andre Fitriano dkk (2020:84) mengemukakan beberapa gejala stres di tempat kerja:
a. Kepuasan kerja rendah b. Kinerja yang menurun
c. Semangat dan energi menjadi hilang
d. Komunikasi tidak lancar e. Pengambilan keputusan jelek f. Kreativitas dan inovasi kurang g. Bergulat pada tugas-tugas yang
tidak produktif
Hipotesis Penelitian
Hipotesis 1: Pengaruh motivasi kerja terhadap Kinerja
Hipotesis 2: Pengaruh Lingkungan kerja terhadap kinerja
Hipotesis 3: Pengaruh stress kerja terhadap Sikap kinerja Gambar 1. Model Penelitian Motivasi kerja (X1) Lingkungan kerja (X2) aStres kerja (X3) Kinerja (Y)
3. METODE PENELITIAN
Contoh:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas atau kinerja karyawan dilihat dari beberapa faktor atau variabel yang diduga dapat mempengaruhi tingkat kinerja karyawan yaitu motivasi kerja, lingkungan kerja dan stres kerja. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian ini mengambil sampel dengan teknik Non-probability
Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Departmen Molding PT. JST Indonesia sebanyak 60 orang. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik non probability
sampling dengan metode penelitian sensus
atau sample jenuh. Sample jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, jika julah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keselurhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya (Arikunto, 2012:104). Berdasarkan definisi tersebut, maka sample dalam penelitian ini sejumlah 60 orang. Kuesioner penelitian terdiri dari kuesioner yang disebar dalam bentuk fisik dan kuesioner online yang disebar di social media dalam bentuk google doc form.
Kuisioner, dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada karyawan Department Molding PT. JST Indonesia yang berisi daftar pertanyaan mengenai variabel yang sedang diteliti yaitu motivasi, lingkungan kerja, stres kerja dan kinerja yang disusun berdasarkan pada indikator masing-masing variabel. Bentuk jawaban yang digunakan adalah menggunakan skala Likert. Menurut
Sugiyono (2014:93) bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Umumnya masing- masing item
scale mempunyai 5 kategori. Analisis
reliabilitas mengukur konsistensi item pertaanyaan penelitian dalam bentuk skala dan stabilitas pengukuran dari setiap dimensi. Hasil uji reliabilitas menunjukkan angka di atas 0,6 pada setiap variabel penelitian sehingga dapat dipastikan pertanyaan penelitian reliabel. Analisis validitas bertujuan menguji apakah pertanyaan penelitia memberikan hasil yang tepat sesuai tujuan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach’ s Alpha 1 Motivasi Kerja 0,750 2 Lingkungan Kerja 0,772 3 Stres Kerja 0,740 4 Kinerja 0,833
Tabel 4.2 Ringkasan Uji Hipotesis
Kode Uraian Hipotesis T value Kesimpulan
H1 Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan department Molding PT. JST Indonesia 2,668 Diterima H2 Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan department Molding PT. JST Indonesia 3,175 Diterima H3
Stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan department Molding
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kayawan
Variable motivasi kerja (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) diperoleh t hitung 2,667 > t table 0,2586 dan nilai signifikasi 0,010 < 0,05 sehingga H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh antara motivasi kerja (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) secara parsial. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Achmad Fadhil dan Yuniadi Mayowan dalam artikel yang berjudul “Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan AJB Bumiputera” dengan hasil penelitian menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera Kota Malang.
2. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Kayawan
Variabel lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) diperoleh t hitung 3.175 > t table 0,2586 dan nilai signifikasi 0,002 < 0,05 sehingga H2 diterima. Artinya terdapat pengaruh antara lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) secara parsial. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Agustya Hariski Nisakurohma dan Bambang Swasto Sunoharyo dalam artikel yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Tigaraksa Satria Tbk Cabang Malang”. Dengan hasil penelitian menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Tigaraksa Satria Tbk Cabang Malang.
3. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Kayawan
Variabel stres kerja (X3) terhadap kinerja karyawan (Y) secara
parsial diperoleh t hitung 1,046 < t table 0,2586 dan nilai signifikasi 0,300 > 0,05. Artinya tidak terdapat pengaruh antara stres kerja (X3) terhadap kinerja karyawan (Y) secara parsial. Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuliya Ahmad, Bernhard Tewal, Rita N. Taroreh dalam artikel yang berjudul “Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada FIF Grup Manado” dengan hasil penelitian ini menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. National Super.
5.
KESIMPULANKesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah di interpresentasikan serta berdasarkan kajian pustaka, maka dapat diambil satu kesimpulan sebagai berikut :
1. Untuk hasil penelitian uji t pada variable motivasi kerja pada pegujian hipotesis menemukan bahwa motivasi kerja yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan. Ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada Department Molding PT. JST Indonesia.
2. Untuk hasil penelitian uji t pada variable lingkungan kerja pada pegujian hipotesis menemukan bahwa lingkungan kerja yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan. Ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Department Molding PT. JST Indonesia.
3. Untuk hasil penelitian uji t pada variable stres kerja pada pegujian hipotesis menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh secara parsial antara stres kerja terhadap kinerja karyawan pada Department Molding PT. JST Indonesia. Fakta nya
karyawan dapat bekerja dan berjalan dengan baik sesuai standar perusahaan dan tidak terpengaruh dengan stres kerja.
Saran
Berdasarkan analisis praktis yang telah dilakukan pada penelitian ini , maka terdapat saran sebagai berikut :
a. Bagi Perusahaan
1. Perusahaan sebaiknya memberikan motivasi yang lebih pada saat meeting shift kepada karyawan, sehingga karyawan akan semakin termotivasi untuk kerja lebih giat lagi. Selain itu perusahaan juga dapat merencanakan waktu
gathering dan refreshing
bersama karena dengan adanya quality time yang tidak membahas pekerjaan, maka karyawan akan merasa lebih dihargai oleh atasan dan rekan kerja.
2. Lingkungan kerja perusahaan juga harus lebih ditingkatkan dan dilakukan perawatan secara rutin untuk sarana prasarana dan hubungan sesama rekan kerja maupun kepada atasan harus baik sehinggan karyawan dapat bekerja dengan aman dan nyaman.
3. Perusahaan sebaiknya mengetahui atau mendengarkan keluhan karyawan tentang pekerjaan yang merasa melebihi kemampuan karyawan sehingga karyawan bisa bekerja dengan kinerja yang optimal dan untuk menghindari tingkat stres kerja yang tinggi.
b. Bagi akademis
Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat berguna bagi
mahasiswa yang akan melakukan penelitian serupa atau melakukan penelitian lanjutan atas topik yang sama. Peneliti berharap agar topik dan pembahasan yang telah dipaparkan dapat menimbulkan rasa keingin tahuan untuk mengadakan peneltian lanjutan, dengan cara mengadakan wawancara atau penyebaran kuesioner yang lebih luas guna mendapatkan hasil yang maksimal.
c. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan variable lainnya untuk mengetahui faktor-faktor yang lebih mempengaruhi kinerja karyawan dan juga dapat mengetahui permasalahan yang lebih kompleks demi menyempurnakan penelitian. Peneliti selanjutnya juga dapat menambah sampel dengan melakukan penelitian di instansi lainnya. Hal tersebut memperoleh hasil yang berbeda sehingga dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Fadhil , Y. (2018). Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan AJB Bumiputera Malang. Jurnal
Administrasi Bisnis Vol. 54 No. 1
.
Agustya Hariski Nisakurohma, B. S. (2018). Pengaruh Karakteristik Individu Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ( Studi Pada Karyawan PT Tigaraksa Satria Tbk Cabang Malang )Malang. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 61 No. 3.
Ahmad Saputra, J. (2017). Pengaruh Motivasi, Stress Kerja Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Yayasan Perguruan Dr Wahidin Sudirohusodo Medan. Jurnal Manajemen Bisnis
Volume 28 No.1 .
Andre Fitriano, R. A. (2020). Pengaruh Stres Kerja, Disiplin Kerja dan Komunikasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Kota Medan.
Jurnal Warta Edisi 63, Volume 14, Nomor 1: 1-208.
Chadek Novi Charisma Dewi, I. W. (2018). Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bagian Tenaga Penjualan Ud Surya Raditya Negara, Bali. Jurnal Manajemen,
Vol. 4 No. 2.
Christefano E Welan, R. N. (2020). Pengaruh Manajemen Perubahan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt.Pln (Persero) Area Manado. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi Vol.8 No.1.
Deni Faisal Mirza, D. M. (2020). Pengaruh Komunikasi Kerja, Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Star Medika Internusa Medan.
Jurnal Ilmiah Methonomi Volume 6 Nomor 2.
Eliyanto. (2018). Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Guru SMA
Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen. Jurnal Pendidikan Madrasah Volume 3, Nomor 1.
Hasanuddin Lauda, I. A. (2018). Pengaruh Transformational Leadership, Iklim Organisasi, Stres Kerja, Terhadap Kompetensi Motivasi Kerja dan Kinerja Guru SMP Negeri Di Provinsi Sulawesi Barat. Jurnal Pendidikan PEPATUDZU Media Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan Vol.14 No.2.
Himma, M. (2018). Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Politeknik Negri Malang, Malang. Jurnal
Administrasi dan Bisnis, Volume 14, Nomor 2.
Ilham, M. (2019). Pengaruh Komunikasi Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Porong Sidoarjo. Jurnal Ilmu Manajemen
Volume 7 Nomor 2 .
Imelda Siburian, M. E. (2020). Pengaruh Lingkungan Kerja, Stress Dan Motivasi Terhadap Kinerja Petugas Kebersihan Pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Jurnal
Riset Manajemen & Bisnis (JRMB), Vol.5 No.2.
Indah Liana Sari, V. J. (2017). Pengaruh Stres Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Wenangcemerlang Press Kota Manado. Jurnal EMBA Vol.5
No.3.
Lubis, S. (2020). Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan. Jurnal EduTech
Vol. 6 No. 1.
Maulana, A. (2020). Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Primer Koperasi Kartika Artileri Berdaya Guna Sepanjang Masa Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kota Cimahi. Jurnal Ilmiah Manajemen Vol XI No 2.
Mega Biru, H. N. (2016). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR STRES
KERJA YANG
MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Tetap PG. Kebon Agung Kabupaten Malang) Malang. Jurnal Administrasi
Bisnis S1 Universitas Brawijaya Vol. 39 No. 2 .
Rini Astuti, O. P. (2018). Pengaruh Motivasi dan Beban Kerja terhadap Kinerja Perawat pada Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan. Jurnal Ilman,
Vol. 6, No. 2.
Saputra, A. W. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap Kinerja Karyawan (Kasus Pada Hotel Ratu Mayang Garden Pekanbaru) Pekanbaru. Journal of
Chemical Information and
Modeling Vol. 4 No. 2 .
Siti Maisarah Hasibuan, S. (2018). Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Medan.
Jurnal Ilmiah Magister
Manajemen Vol.1 No.1.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Bandung.
Suharno Pawirosumarto, P. K. (2017). Factors affecting employee performance of PT.Kiyokuni Indonesia, Bekasi. International
Journal of Law and Management Vol. 59 Issue: 4.
Suharno Pawirosumarto, P. K. (2017). The effect of work environment, leadership style, and organizational culture towards job satisfaction and its implication towards employee performance in Parador hotels and resorts, Indonesia. International Journal
of Law and Management Vol. 59 Issue: 6.
Sujarweni, W. (2015). SPSS Untuk
Penelitian. Pustaka Baru Press.
Suwanto. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Unit Telesales Pada PT BFI Finance Indonesia TBK ,
Pamulang. Jurnal Ekonomi Efektif, Vol. 1, No. 2.
Wisuda, A. C. (2020). Analisis Stres Kerja Terhadap Shift Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap. Jurnal
‘Aisyiyah Medika Volume 5 No.2.
Yuli Yantika , T. Y. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja, Etos Kerja, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pemkab Bondowoso) Bondowoso. Jurnal Manajemen
Dan Bisnis Indonesia Vol. 4 No. 2