7 BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Sebagai pembanding penulis untuk memperoleh referensi, dan memperbanyak wawasan tentang materi analisa prosedur pemberin kredit dengan mempelajari jurnal- jurnal terdahulu sebagai acuan dalam memperbanyak materi dari segi pembahasan dan metode penelitian.
Sesuai dengan penilian oleh (Rogahang, 2016) dengan judul “ Analisis Pemberian Kredit Mikro Terhadap Peningkatan Nasabah” Studi pada PT. Bank Sulutgo Cabang Manado. Hasil dari penelitian ini memiliki kesimpulan pemberian kredit mikro yang efektif memiliki pengaruh bagi peninglatan jumlah nasabah, yang juga memiliki arti bahwa hubungan nasabah dengan pihak bank sebagai penyimpan dana yaitu hubungan kontraktual antara debitur dan dan kreditur yang terorganisir secara baik, yang memiliki tujuan bahwa, bank yang mempunyai tugas paling utama sebagai penghimpun dana atau funding, dan sebagai penyalur dana atau lending bagi masyarakat Indonesia secara efektif dan efisien guna mendukung perekonomian yang baik.
Menurut (Silly et al., 2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Evaluasi Sistem Dan Prosedur Pemberian Kredit Mikro Dalam Rangka Mendukung Pengendalian Intern” Studi pada PT. Bank Jatim Cabang Utama Kediri. Penelitian berikut memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan dan jugsa melakukan analisis system prosedur pemberian kredit mikro pada
8
Bank Jatim cabang utama Kediri selain itu juga melakukan analisis mengenai pengendalian intern system prosedur pemberian kredit pada Bank Jatim Cabang Utama Kediri. Berikut hasil dari penelitian berikut adalah seluruh prosedur yang digunakan saat melakukan pemberian produk kredit mikro sesuai dengan BPP (Buku Pedoman Pelaksanaan ) yang dimiliki oleh pihak PT. Bank Jatim, tidak ada syarat yang dikurangi maupun ditambah ketika calon nasabah melakukan pengajukan kredit mikro. kemudian yang kedua system yang dimiliki oleh PT. Bank Jatim Cabang Kediri sangat baik dan mendetail untuk setiap perhitungan yang digunakan..
Menurut (Amanina, 2011) dengan judulnya yaitu “Evaluasi Terhadap Sistem Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Mikro” Riset pada PT. Bank Mandiri( PERSERO) tbk. Cabang Majapahit Semarang. Proses pemberian kredit sudah memenuhi system pengendalian intern, meskipun memiliki sedikit kelemahan, ialah jumlah Mikro Kredit Analis( MKA) pada Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang yakni masih kekurang personil jika dibandingkan dengan banyaknya nasabah yang melakukan pengajuan kredit sehingga dapat dikhawatirkan menyebakan kerugian dan juga berdampak terhadap mutu kredit menjadi lemah. Tidak hanya itu, penerapan kunjungan ataupun on the spot yang dicoba, tidak sesuai jika diaplikasikan dengan metode dalam Manual Produk Kredit Mikro”.
9 B. Teori dan Pustaka
1. Perbankan
a. Pengertian Bank
Pada dasarnya Bank bisa dimaksud selaku lembaga yang memediasi antara pihak surplus dana dengan pihak defisit dana. Pihak surplus dana ialah warga yang mempunyai uang lebih yang ditaruh di Bank dalam wujud: giro, deposito, serta tabungan. Sebaliknya pihak defisit dana ialah masyarakat yang kekurangan dana yang bisa disiasati dengan metode meminjam dana pada Bank dalam wujud kredit. Menurut Rose (2002 : 5) mengatakan bahwa “ Bank is a financial intermediary accepting deposits and granting loans; offers the widest menu of services of any financial institution “. Menurut pengertian Rose di atas, dapat diketahui bahwa bank merupakan perantara keuangan menerima simpanan serta memberikan kredit; memberikan pelayanan dalam menu yang bermacam-macam untuk berbagai lembaga keuangan. Sedangkan menurut Kasmir (2014:3), bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut pada masyarakat serta memberikan jasa lainnya. Pengertian yang lebih banyak digunakan acuan oleh para pakar perbankan yaitu pengertioan dari Undang-Undang Nomor: 7 Tahun 1992, yang menyatakan bahwa “ Bank adalah badan usaha yang meng-himpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya
10
kepada masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kemudian pada Undang-Undang Nomor: 10 Tahun 1998, pengertian di atas ditambahkan, “bank juga berfungsi sebagai tempat untuk penitipan atau penyimpanan uang dengan cara bank memberikan surat, atau selembar kertas dalam bentuk sebagai berikut: Rekening koran atau giro (demand deposit), Deposito berjangka (time deposit), dan Tabungan (saving deposit) Bank juga merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menya-lurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank Umum: bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional, atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
a.
Jenis- jenis BankJenis-jenis bank yang ada di Indonesia bisa digolongkan menjadi tiga yaitu bank sentral, bank umum dan Bank perkreditan rakyat (BPR) dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)
Bank SentralBank sentral merupakan bank yang memiliki tugas menerbitkan uang kertas yang menjadi alat pembayaran yang sah digunakan dalam suatu Negara. Di Indonesia sendiri memiliki Bank Indonesia.
11
Tugas yang dimiliki Bank Sentral diantaranya :
a) Melaksanakan dan juga menetapkan kebijakan moneter.
b) Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran.
c) Mengatur dan mengawasi kerja bank-bank.
2) Bank Umum
Bank umum merupakan bank tidak hanya menyediakan produk simpan pinjam saja tetapi juga sebagai tempat lalulintas pembayaran, selain itu memiliki produk yang lain seperti giro, deposito berjangka maupun sertifikat deposito. Bank umum memiliki beberapa tugas diantaranya yaitu :
a) Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman.
b) Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dalam kegiatan ekonomi.
c) Menciptakan uang melalui pembayaran kredit dan investasi.
d) Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional.
e) Memiliki jasa-jasa keuangan yang lain juga seperti cek perjalanan, kartu krerdit, transfer, ATM dan juga masih banyak jasa yang lain.
12 3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Merupakan bank yang mempunyai beberapa keterbatasan dalam bidang operasional yaitu hanya menyediakan produk pinjaman atau kredit dan juga simpanan saja. Tidak bisa dijadikan sebagai tempat lalulintas pembayaran dan tidak menyediakan produk-produk lain.
Beberapa tugas BPR antaralain :
a) Menghimpun dana dari masyarakat dengan produk tabungan
b) Menyediakan produk kredit untuk masyarakat.
c) Menenmpatkan dananya dalam bentuk deposito berjangka, sertifikat bank Indonesia (SBI), sertifikat deposito, maupun yang lain di bank lain.
b. Fungsi Bank
Bank memiliki beberapa fungsi salah satunya yaitu fungsi khususs, beberapa fungsi khusus bank yaitu dapat berfungsi menjadii agent of trust, agent of develovment dan agen of services.
1) Agent Of Trust
Merupakan lembaga yang memiliki landasan
kepercayaan.lembaga. Dasar dalam dilakukannya kegiatan kegiatan perbankkan yaitu kepercayaan (trust), dalam kegiatan penghimpunan dana ataupun penyaluran dana. hal ini menjadi dasar masyarakat ingin menggunakan fasilitas menyimpan dananya
13
di bank. Dalam fungsi ini di bangun kepercayaan dari pihak penyimpan dana ataupun dari pihak bank serta kepercayaan ini hendak terus bersinambung kepada pihak debitor. Kepercayaan ini berarti dibentuk sebab dalam kondisi ini seluruh pihak mau merasa diuntungkan baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana ataupun penerima penyaluran dana tersebut.
2) Agent Of Development
Ialah lembaga yang memobilisasi dana buat pembangunan ekonomi. Aktivitas bank berbentuk penghimpun serta penyalur dana sangat dibutuhkan untuk lancarnya aktivitas perekonomian di area riil. Aktivitas bank tersebut membolehkan warga melaksanakan aktivitas investasi, aktivitas distribusi, dan aktivitas mengkonsumsi barang serta jasa, mengingat kalau aktivitas investasi, distribusi serta konsumsi tidak bisa dilepaskan dari terdapatnya pemakaian uang. Kelancaran aktivitas investasi, distribusi, serta mengkonsumsi ini tidak lain merupakan aktivitas pembangunan perekonomian sesuatu masyarakat.
3) Agent Of Services
Merupakan lembaga yang menyediakan pelayanan berbagai jasa- jasa perbankan. selain melakukan penhimpunandana dan juga penawaran dana tugas bank juga menawarkan jasa bank lain kepada masyarakat.
14 c. Kegiatan Bank Secara Umum
Sebagai lembaga keuangan bank memiliki beberapa kegiatan. Secara umum kegiatan bank meliputi berbagai kegiatan antaralain :
1) Menghimpun Dana (Funding)
Kegiatan menghimpun dana yang juga disebut Funding adalah kegiatan mengumpulkan dana bersumber dari masyarakat. Kegiatan mengumpulkan dana yang dimaksud bank yaitu dilakukan menggunakan cara menyediakan dan menawarkan berbagai jenis produk simpanan. Beberapa jenis simpanan yang dimiliki bank saat ini yaitu:
a) Simpanan Tabungan (Saving Deposit) b) Simpanan Giro (Demand Deposit) c) Simpanan Deposito (Time Deposit)
2) Menyalurkan Dana (Lending)
Langkah awal sebelum menyalurkan dana kepada masyarakat, mka akan dinilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini mencakup beberapa aspek penilaian,. Nasabah yang menerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarannya sudah ditetapkan oleh pihak bank. Besar kecilnya bunga sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh
15
pihak bank, mengingat keuntungan utama yang diperoleh bank bersumber dari selisih bunga kredit dengan bunga tabungan.
Beberapa jenis-jenis kredit yang ditawarkaoleh bank yaitu:
a) Kredit Produktif, b) Kredit Konsumtif c) Kredit Investasi, d) Kredit Modal Kerja, e) Kredit Perdagangan.
3) Memberikan jasa- jasa Bank Lainnya (Services)
Jasa-jasa lain yang disediakan oleh bank merupakan sebagai kegiatan penunjang guna mendukung kelancaran kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana. Meskipun hanya penunjang, kegiatan lain ini juga banyak memberikan keuntungan untuk pihak bank maupun pihak nasabah kegiatan ini memberikan banyak keuntungan untuk pihak bank dan nasabah, jika semakin lengkap jasa-jasa yang disediakan oleh pihak bank sehingga akan menjadi semakin.
16
Kelengkapan ketersediaan produk ini ini ditentukan dari seberapa besar modal yang dimiliki pihak bank. Beberapa jasa lainyang bank yang disediakan bank yaitu :
a) Pengiriman Uang (Transfer) b) Safe Deposit Box
c) Bank Card (Kartu kredit) d) Kliring (Clearing)
e) Inkaso (Collection) f) Bank Notes
g) Bank Garansi
1. Tinjauan Umum Tentang Kredit
a. Pengertian Kredit
Sebagaimana dalam undang- undang pasal 1 angka 11 UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan UU perbankan, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam antara bank dengan pihak lainyang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Selanjutnya pada Pasal 8 ayat (1) UU perbankan selanjutnya juga mengatur tentang dalam memberikan kredit , Bank wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta
17
kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Pasal 29 ayat (3) UU Perbankan selanjutnya mengatur bahwa dalam memberikan kredit, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank.
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2015: 114) Kredit sebagai penyedia ataupun tagiham lain sejenis hal berikut, berdasarkan kesepakatan pinjam- meminjam antar pihak bank, dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
b. Manfaat Kredit
Manfaat yang dimiliki kredit Menurut Firdaus dan Ariyanti (2009:6) Banyak sekali manfaat yang dimiliki kredit apabila dilihat dari pihak yang memiliki kepentingan yaitu :
1) Manfaat Kredit Bagi Debitur
a) Sebagai sarana sumber dana untuk meningkatkan berbagai macam faktor produksi, berupa tambahan modal , bahan baku , modal kerja maupun sumber daya manusia peluasan market dan juga perkembangan teknologi
b) Kredit bank akan mudah dicairkan apabila usaha yang dimiliki oleh debitur memenuhi persyaratan yang ada.
18
c) Keragaman bank yang ada di Indonesia menjadikan calon debitur bebas menentukan pilihan bank yang cocok dan bisa memilih perbedaan bunga yang dijual.
d) Tersedianya berbagai macam jenis kredit, sehingga calon debitur leluasa memilih jenisnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dari pihak masyarakat.
e) Rahasia keuangan yang dimiliki debitur senantiasa terlindungi dan dijamin oleh pihak bank.
f) Selain dapat menyesuaikan jenis kredi calon debitur juga leluasa untuk memilih tenor atau jangka waktu yang diinginkan sesuai kemampuan debitur sendiri.
2) Manfaat Kredit Bagi pihak Bank
a) Bank menghasilkan pendapatan berupa bunga yang diperoleh dari debitur. Selain dari bunga pihak bank juga memperoleh keuntungan dari fasilitas-fasilitas lain yang sudah disediakan pihak bank meskipun hasilnya tidak signifikan beberapa contoh produk lain yang dapat menghasilkan keuntungan bagi bank yaitu Biaya administrasi bulanan pengguna rekening, iuran penggunaan fasilitas kartu ATM, biaya transfer dan lain-lain
b) Dengan didapatkannya pendapatan dari bunga kredit,sehingga diharapkan rentabilitas dari bank akan membaik yang tercermin dalam pendapatan laba yang meningkat.
19
c) Dengan pencairan kredit yang diberikan, maka bank juga bisa memasarkan produknya yang lain kepada debitur.
3) Manfaat Kredit Bagi Pemerintah
a) Kredit menjadi alat pendorong pertumbuhan perekonomian baik secara umum maupun sector tertentu.
b) Kredit yang diberikan bank kepada masyarakat luas bisa digunakan sebagai alat pengendali moneter.
c) Kredit bank dapat meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan dan juga pengurangan ataupun pembasmian masyarakat pengangguran.
d) Kredit bank dapat menjadi pemerata perekonomian karena semua orang dapat mengajukan kredit asal memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan masing-masing pihak bank.
e) emberian kredit dapat meningkatkan pendapatan Negara yang
berasal dari pajak perusahaan yang senantiasa
berkembangsetelah mendapat tambahan modal dari produk kredit.
20
4) Manfaat Kredit Bagi Masyarakat Luas
a) Dengan adanya produk kkredit maka mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperluas lapangan pekerjaan sehingga mengurangi angka pengangguran yang ada di masyarakat luas.
c) Nasabah yang menyimpan dana di bank akan memperoleh keuntungan dan berharap pemberian kredit lancer sehingga dana yang mereka simpan di bank dapat diterima kembali dengan utuh dan juga bunga keuntungan yang diperoleh.
d) Suku bunga kredit menjadi pengaruh nilai saham atau deviden, bagi masyarakat yang bergerak di bidang pasar modal.
e) menjadikan rasa aman bagi pihak yang terlibat seperti pi kredit tertentu seperti L/C memberikan ketenangan bagi pihak tertentu, misalnya para supplier/penjual dan juga pimpinan proyek.
c. Prinsip-Prinsip dalam Perkreditan
Yaitu memiliki prinsip 5C yang dijadika prinsip untuk melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat yaitu :
1) Character (Karakter)
Persetujuan pencairan kredit merupakan bentuk kepercayaan bank terhadap pihak nasabah. Penjamin memiliki sifat atau watak yang positif dan koperatif, memiliki sikap tanggung jawab dalam menjalankan usaha yang dimilikinya.
21
mengetahui tingkat kejujuran dan itikad bik memenuhi kewajiban yang dimiliki.
2) Capacity (Kapasitas)
Kapasitas merupakan suatu kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajiban yang dimiliki seperti kegiatan usahanya, sehingga penilaian ini menilai sejauhmana hasil usaha yang bisa diperoleh calon debitur. penilaian kapasitas ini dapat menggunakan beberapa pendekatan yaitu :
a) Pendekatan Histori
Pendekatan ini dilakukan menggunakan cara menilai kinerja masa lalu apakah usaha yang dimilikipernah mengalami kegagalan atau tidak. dan juga perkembangan dalam menjalankan usaha dari waktu ke waktu.
b) pendekatan fInancial
Pendekatan ini dilakukan dengan melihat keuangan dari usaha yang dimiliki yaitu laporan keuangan usahanya, posisi neraca guna mengetahui likuiditas, rehabilitas dan solvabilitas dari usaha yang dijalankan
c) Pendekatan Educational
Penilaian pendekatan ini yaitu menggunakan melihat latar belakang pendidikan pengurus calon debitur.
22 d) Pendekatan yuridis
Pendekatan yuridis dilakukan dengan menilai apakah calon debitur secara yuridis mempunyai kapasitas untuk mewakili dirinya atau badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan ikatan perjanjian kredit dengan bank
e) Pendekatan Manajerial
Pendekatan ini dilakukan dengan menilai bagiamana kemapuan yang dimiliki calon debitur dalam mengatur manajemen terhadap usahanya.
f) Pendekatan Teknis
Pendekatan ini dilakukan menggunakan cara menilai sampai sejauhmana kemampuan calon debitur dalam mengelola faktor-faktor untuk kegiatan produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, administrasi dan juga keuangan; industrial relation dan juga kemampuan dalam melakukan pemasaran.
3) Capital (modal)
Capita atau modal merupakan jumlah modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur, hal ini merupakan benteng yang kuat supaya tidak mudah hancur jika mendapat goncangan dari luar. 4) Collateral (Borg : jaminan)
Kolateral merupakan jaminan yang diajukan untuk kredit yang diambilnya. Manfaat jaminan sebagai alat pengaman apabila
23
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau juga disebut peminimalisir risiko buruk yang mungkin menimpa bank. Seperti jika nasabah usahanya tidak berjalan dan mengalami kredit macet tidak bisa membayar angsuran kreditnya kembali. hal ini bersifat pelengkap dari kelayakan proyek pengajuan kred.it. Penilaian jaminan harus ditinjau dari 2 sudut ekonomi, yaitu nilai ekonomis jaminan serta nilai yuridis apakah jaminan memenuhi syarat yuridis atau tidak.
5) Condition of economic (Kondisi perekonomian)
Kondisi perekonomian merupakan situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi dan budaya, peraturan pemerintah dan yang lainnya yang berpotensi menjadi pengaruh bagi keadaan perekonomian saat itu maupun masa mendatang. Hal ini memiliki potensi untuk mempengaruhi keadaan usaha atau perusahaan yang mendapat kredit.
d. Jenis-jenis Kredit
Penggolongan jenis-jenis kredit dilihat dari berbagai aspek.. Menurut Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2009:10) Beberapa penggolongan jenis kredit yang sering ditemui yaitu :
24
1) Kredit Menurut Tujuan Penggunaannya
a) Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk keperluan konsumtif seperti pembelian barang atau jasa yang memberikan kepuasan secara langsung terhadap manusia sendiri.
b) Kredit produktif
Kredit yang memiliki tujuan untuk kegiatan yang bisa memperoleh hasil manfaat atau kegunaan yang dapat disebut kegiatan produktif.
2) Dilihat Dari Jangka Waktunya
a) Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu maksimal satu tahunn. Kredit jenis ini biasanya digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja.
b) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu lebih dari tiga tahun. Berbeda dengan jangka pendek kredit jenis ini lebih sesuai jika digunakan untuk pembelian aktiva tetap bagi suatu usaha seperti pembelian mesin, pabrik, gedung. kredit jenis ini juga cocok untuk kredit pembelian rumah.
25
3) Kredit Menurut Sumber Dananya
Kredit menurut sumber dananya dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Kredit dalam bentuk uang (Imoney credit)
Secara umum kredit yang diberikan oleh bank berupa uang, proses penyaluran dananya sudah sesuai dengan tujuan dengan pengajuannya atau tidak, pengembalian kreditnya juga dalam bentuk uang.
b) Kredit dalam bentuk non uang (non-money credit)
Adalah kredit dalam wujud barang atau jasa, tetapi dalam pengembalian kredit ini berupa uang.
4) Kredit Menurut Ukuran Besar Kecilnya Debitur
a) Kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
Menurut jenis pengelompokan ini kredit untuk koperasi juga termasuk, selain itu kredit ini diperuntukkan bagi pemilik usaha yaitu pemilik UMKM.
b) Kredit korporasi
Merupakan jenis kredit jengan nominal yang besar untuk skala perusahaan (korporasi).
26 e. Tahapan Pemberian Kredit
Dalam kegiatan pemberian kredit memiliki beberapa tahapan proses menurut Firdaus dan Ariyanti (2009), yaitu:
1) Persiapan kredit, merupakan tahap aktivitas awal untuk mengetahui informasi awal mengenai calon debitur, termasuk debitur yang pertama kali hendak melakukan pengajuan kredit pada pihak bank, umumnya dilakukan melalui wawancara maupun cara lain. Informasi umum yang perlu diperoleh pihak bank yaitu tentang prosedur /tatacara pengajuan kredit dan syarat-syarat untuk mendapatkan fasilitas kredit.
2) Tahapan yang kedua yaitu analisis kredit, dalam tahapan ini dilakukan penilaian yang mendalam tentang kondisi usaha atau proyek pemohon kredit. Penilaian ini meliputi bermacam-macam aspek, terdiri dari beberapa aspek yaitu :
1) Aspek manajemen dan organisasi.
Pada umumnya calon debitur hendaknya adalah seseorang yang memiliki jiwa wiraswasta dan memiliki keahlian yang cukup terkai bidang usaha yang dimiliki.
2) Aspek pemasaran.
Barang maupun jasa yang dihasilkannya atau
diperdagangkannya harus memiliki prospek pemasaran yang baik, jika dilihat dari segi konsumen menurut jumlahnya maupun penyebaran daerahnya.
27 3) Aspek teknis.
Peralatan maupun teknologi yang dipergunakan baik kapasitas maupun jenisnya dan juga proses produksinya, seharusnya efektif dan efisien sehingga mampu memberikan keuntungan yang cukup bagi perusahaannya.
4) Aspek keuangan.
Perhitungan keuangan dinilai dari kemampuan
perusahaan calon debitur dalam memenuhi kewajiban-kewajiban yang dimiliki, baik untuk pengembalian pokok pinjaman ataupun bunga dengan jangka waktu yang sudah disepakati kedua pihak sebelumnya.
5) Aspek yuridis/hukum
Kegiatan Usaha yang akan diberi bantuan kredit harus sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku termasuk juga bentuk hukum debitur, kelengkapan surat-surat perizinan dan juga surat bukti kepemilikan yang diperlukan, dan juga cara-cara pengikatan jaminan.
6) Aspek sosial ekonomi
Kegiatan Usaha yang akan dibiayai oleh pihak bank dengan kredit, sebaiknya bisa menyerap tenaga krerja disekitar lingkungan usaha tersebut, dan juga sebisa mungkin tidak merusak lingkungan hidup disekitar lokasi usaha..
28
Pertimbangan aspek-aspek yang telah dijelaskan diatas sangat diperlukan guna mengetahui apakah usaha yang dimiliki pemohon kredit tersebut layak diberi fasilitas kredit atau tidak. Apabila permohonan fasilitas kredit disetujui dan diberikan, apakah usahanya akan bisa menjadi berkembang dengan baik dan mampu memenuhi kewajiban kreditnya untuk pokok ataupun bunga sesuai jangka waktu kredit yang telah disepakati.
3) Tahap keputusan kredit.
Atas dasar hasil laporan kredit, selanjutnya pihak bank melalui pemutus kredit yaitu seeorang pejabat yang ditunjuk atau juga bisa pimpinan bank tersebut juga termasuk dalam satu komite dengan anggota lebih dari satu orang pejabat dapat memutuskan apakah permohanan kredit yang diajukan layak atau tidak. Jika permohanan kredit yang diajukan tidak layak, maka permohonan kredit tersebut harus dengan tegas ditolak, Surat penolakan biasanya diberikan dengan cara tertulis dan juga disertai beberapa alasan secara diplomatis dengan cukup jelas. Sebaliknya jika permohanan pengajuan kredit tersebut dinilai layak untuk disetujui maka segera diberikan dalam surat keputusan kredit. Biasanya diikuti dengan beberapa persyaratan.
29
4) Tahap pelaksanaan dan administrasi kredit
Tahapan pelaksanaan kredit setelah calon debitur membaca, memahami dan setuju dengan isi keputusan kredit serta bank telah menerima dan mengecek seluruh persyaratan kredit yang dikumpulkan oleh pihak calon debitur,yang paling utrama surat asli kepemilikan jaminan serta syaratlain yang sudah dilengkapi calon debitur, seperti fotocopy NPWP dan bukti-bukti pembayaran pajak, kedua pihak yaitu calon debitur dan dari pihak bank melakukan penandatanganan perjanjian kredit serta syarat umum lain pemberian kredit, beserta lampiran-lampirannya yaitu beberapa dokumen berikut : pengikatan jaminan, berupa hak tanggungan, fiducia, promes/askep(surat janji membayar), dan yang lainnya. Penandatanganan perjanjian kredit dan syarat-syarat lain dapat dilakukan secara notaril atau dibawah tangan. Selanjutnya tahap administrasi kredit yaitu didalam tahapan administrasi kredit, jadi kredit yang telah dilakukan realisasi, baik yang telah ditarik oleh debitur maupun yang belum ditarik, segera dilakukan pembukuan. Selain itu, tentu dilakukan juga pembukuan secara baik dan benar. Pada tahap pembukuan ini dilakukan juga beberapa persiapan yaitu, berkas-berkas kredit debitur yang bersangkutan dengan pelaporan, pencatatan data maupun
30
informasi debitur dan juga terkait penyimpanan berkas-berkas jaminan milik debitur.
5) Tahap supervisi kredit
Supervisi/pengawasan terhadap kredit dan pembinaan debitur pada dasarnya merupakan salah satu upaya guna melakukan pengamanan kredit yang telah direalisasikan oleh pihak bank dengan cara senantiasa melakukan monitoring dan mengikuti jalannya perusahaan (secara langsungataupun secara tidak langsung), dan juga memberi saran dan konsultasi supaya usaha yang dijalani debitur berjalan dengan baik sesuai dengan rencana, sehingga pengembalian kewajiban kredit senantiasa berjalan dengan baik.
f. Kualitas Kredit
Ikatan Bankir Indonesia (2018 : 9), mengemukakan bahwa penilaian terhadap prospek usaha yang dijalani debitur, kinerja dari debitur, serta kemampuan membayar
1) Penilaian bank terhadap debitur meliputi: a) Potensi dari pertumbuhan usaha
b) Kondisi pasar dan posisi debitur yang dimiliki debitur dalam persaingan
c) Kualitas bagian manajemen serta permasalahan bagian tenaga kerja
31
d) Dukungan dari grub atau afiliasi dan sesuai pasal 1 angka 3 PBI No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
e) Usaha yang dilakukan oleh debitur dalam usahanya memelihara lingkungan hidup.
2) Penilaian terkait kinerja debitur mencakup beberapa komponen yaitu :
a) Pendapatan laba b) Permodalan c) Arus kas
d) Sensitivitas terhadap risiko pasar.
3) Penilaian terkait seberapa besar kemampuan bayar debitur meliputi :
a) Tepat waktu atau tidaknya pembayaran pokok dan bunga b) Kebenaran informasi keuangan yang dimiliki debitur c) Kelengkapan dokumen pengajuan kredit
d) Patuh atau tidaknya terhadap perjanjian kredit e) Kesesuaian terkait penggunaan dana kredit f) Sumber dana pembayaran kredit
Dengan menganalisi beberapa faktor penilaian diatas, kualitas kredit digolongkan menjadi 5 yaitu Lancar, dalam perhatian khusus. kurang lancer dan macet.
32
Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit menjadi beberapa bagian sebagaimana menurut (Kasmir : 130) :
1) Lancar (Pas)
Tidak terjadi masalah terhadap kredit yang di salurkan, berikut merupakan cirri dari kredit yang tergolong lancer :
a) Pembayaran angsuran senantiasa tepat waktu baik pokok dan juga bunganya.
b) Memiliki mutasi rekening yang aktif
c) Bagian dari kredit yang dijamindengan agunan tunai (cash collacterall)
2) Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)
Dalam kasus ini perhatian khusus yang dimaksud yaitu mulai adanya sedikit masalah terkait kredit yang disalurkan, sehingga pihak bank harus memberikan perhatian, cirri-ciri kredit dalam perhatian khusus yaitu :
a) Mengalami tunggakan pembayaran angsuran yang belum melebihi keterlambatan 90 hari.
b) Biasanya mengalami cerukan c) Mutasi rekening relatif tetap aktif d) Didukung dengan adanya pinjaman baru
33 3) Kurang Lancar (Substandard)
Pembayaran angsuran mulai tersendat-sendat, tapi nasabah masih bisa membayar. Kriteria kurang lancer :
a) Terdapat tunggakan angsuran yang sudah melebihi 90 hari b) Sering terjadi cerukan
c) Terjadi pelanggaran terhadap perjanjian yang diperjanjikan lebih dari 90 hari
d) Frekuensi mutasi relatif lebih rendah
e) Terindikasi debitur mengalami masalah keuangan f) Dokumen pinjaman lemah
4) Diragukan (Doubtfull)
Kemampuan debitur dalam membayar semakin tidak pasti cirri yang dialami debitur diragukan yaitu :
a) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran yang melebihi 180 hari
b) Terjadinya cerukan permanen
c) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d) Dokumen hukum yang dimiliki lemah perjanjian kredit maupun dokumen pengikatan jaminan
34 5) Macet ( Loss )
Debitur tidak lagi mampu memenuhi kewajiban kreditnya, criteria yang dimiliki kredit macet yaitu :
a) Adanya tunggakan dari pembayaran angsuran yang melebihi 270 hari
b) Kerugian operasional yang terjadi kepada debitur ditutup dengan pinjaman yang baru
c) Terkait segi hukum jaminan tidak bisa di likuidasi dengan nilai yang wajar.
g. Kredit bermasalah
Pada kenyataannya dunia usaha penuh dengan ketidak pastian sebab para pihak pengusaha tidak bisa memprediksi serta merancang seluruh seusuatu dengan tepat sekali, bermacam-macam kemungkinan dapat terjadi seiring dengan berjalannya kegiatan usaha. Maka dari itu, sering ditemukan terjadinya kendala dalam pengembalian dana kredit yang telah disalurkan. Kredit macet dapat terjadi karena berbagai macam hal dan faktor yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, kecuali jika terjadinya penyaluran dana kredit secara tidak sehat.
Beberapa hal yang teridentifikasi sebagai gejala dari kredit yang bermasalah, terlihat dalam beberapa hal berikut :
35
2) Sering terjadi cerukan, mengeluarkan warkat cek dan bilyrt giro (penarikan) tanpa persediaan saldo yang cukup di bank
3) Kondisi usaha debitur menurun, tanpa usaha kelihatan sepi (kurang pengunjung atau aktivitas usaha menjadi berkurang) 4) Adanya konflik pada rumah tangga debitur atau adanya
sengketa/perkara.
Dampak dari adanya kredit bermasalah, tiga dampak negatif kredit bermasalah yang dapat dialami oleh bank yaitu sebagai berikut:
1) Menurunkan profitabilitas usaha
Return on assets (ROA), yaitu tolok ukur profitabilitas bank akan menurun seiring dengan adanya kredit bermasalah yang bermunculan.
2) Menambah beban biaya operasional
Jika jumlah kredit bermasalah menjadi semakin bertambah pada bank akan semakin besar pula cadangan penghapusan bermasalah yang disediakan bank. Jika semakin banyak jumlah penghapusan yang harus disediakan oleh pihak bank, akan semakin besar pula biaya yang harus mereka tanggung guna melakukan pengadaan dana penghapusan tersebut. Kredit bermasalah membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar.
36
3) Menurunkan Presentase Capital Adequacy Ratio (CAR)
Kerugian yang dialami bank akan mengurangi jumlah modal sendiri, kegiatan ini akan memberi dampak yang lain yaitu penurunan CAR. Capital Adequency Ratio atau Rasio Kecukupan Modal yang berfungsi untuk mengukur kemampuan bank melihat risiko kerugian yang akan dihadapi. Jika terjadi penurunan CAR maka pihak bank yang bersangkutan harus menambah dana cairr untuk menaikkan modal sendiriyang mereka punya.
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 23/12/BPPP tanggal 28 februari 1991 ada beberapa kebijakan dalam menangani penyelematan kredit macet, yaitu :
1) Rescheduling (penjadwalan kembali),
adalah suatu upaya guna melakukan perubahan terkait beberapa syarat perjanjian kredit yang dulu sudah disetujui, pada bagian menjadwalkan pembayaran kembali/jangka waktu kredit. Termasuk juga perubahan jumlah angsuran. Bila perlu juga denagn penambahan kredit.
2) Reconditioning (persyaratan kembali)
adalah solusi penyelamatan kredit dengan melakukan perubahan atas sebagian ataupun seluruh syaratdari perjanjian kredit, tidak hanya perubahan jadwal angsuran ataupun jangka waktu kredit atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.
37
3) Restructuring (penataan kembali)
merupakan kebijakan yang berupa dilakukannya perubahan pada syarat perjanjian kredit berupa dilakukan penambahan kredit, atau dilakukannya konversi atas seluruh maupun sebagian kredit menjadi equity perusahaan, yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan atau reconditioning.