RESISTENSI PERUBAHAN DISPOSISIONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA OPERATOR SISTEM AKUNTANSI INSTANSI
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
HENY TRIA WAHYUNING DIAH Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba untuk menyelidiki sejauh mana resistensi perubahan operator Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang disebabkan oleh kecenderungan dari dalam diri individu untuk menolak adanya implementasi sistem akuntansi berbasis akrual, serta pengaruhnya terhadap kinerja. Berdasarkan konsep dari penelitian psikologi, peneliti mengembangkan model resistensi perubahan disposisional dan persepsi teknologi. Dengan merujuk pada teori UTAUT dan studi empiris yang melibatkan 102 pegawai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, analisis data mengungkapkan adanya kecenderungan resistensi perubahan disposisional atas implementasi sistem akuntansi berbasis akrual. Empat dimensi resistensi perubahan disposisional, routine seeking, emotional reaction, short-term focus, dan cognitive rigidity, yang ada dalam diri pegawai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ternyata tidak mempengaruhi kinerja (performance expectancy). Beberapa implikasi untuk teori, praktek, dan penelitian masa depan dibahas untuk memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang dampak kepribadian pada penerimaan atau resistensi pengguna sistem akuntansi berbasis akrual dalam organisasi pemerintah.
Kata kunci : Resistensi Pengguna, Resistensi Perubahan Disposisional, UTAUT, Routine Seeking, Emotional Reaction, Short-Term Focus, Cognitive Rigidity , Performance Expectancy
ABSTRACT
This study attempts to investigate the extent to which the resistance change operator Institution Accounting System (SAI), which is caused by the tendency of the individual to reject the implementation of accrual-based accounting system, and its influence on performance. Based on the concept of psychological study, the researchers developed a model of dispositional change resistance and perception of technology. Reference to UTAUT theory and empirical studies involving 102 employees of Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, data analysis revealed the presence of dispositional tendency to change resistance on the implementation of accrual based accounting system. Four dimensions of dispositional change resistance, seeking routine, emotional reaction, short-term focus, and cognitive rigidity, which is within the Agency employee of the National Population and Family Planning did not affect the performance. Some implications for theory, practice and future research are discussed to enable a better understanding of the impact of personality on the acceptance or resistance accrual-based accounting system users in government organizations.
Keywords : User Resistance, Resistance dispositional changes, UTAUT, Seeking Routine, Emotional Reaction, Short-Term Focus, Cognitive Rigidity, Performance Expectancy
Latar Belakang Masalah mendukung. Proses perubahan serta reaksinya perlu dipahami agar perubahan dapat sukses. Karena sikap Persaingan yang semakin kompetitif di era
dan reaksi manusia terhadap perubahan akan turut globalisasi mengharuskan organisasi untuk terus
mempengaruhi efektivitas dari perubahan itu sendiri, melakukan perubahan dalam struktur, teknologi dan
baik bagi individu itu sendiri maupun bagi organisasi sumber daya manusia (SDM) di dalamnya
(Eales-White, 1994). Kondisi ini memunculkan (Greenberg & Baron, 1997). Perubahan disikapi
tantangan–tantangan perubahan berupa kekecewaan pemerintah Indonesia dengan terus melakukan
yang bersumber pada manusia. Salah satu masalah perbaikan dan peningkatan dalam transparansi
yang timbul bersumber dari sumber daya manusia dalam pengelolaan keuangan negara. Salah satunya
(dalam hal ini pegawai) adalah memiliki kecende- yaitu melalui kebijakan akuntansi pemerintah
rungan kebal pada perubahan (resistance to change).
berupa Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang bertujuan untuk memberikan pedoman pokok dalam
Oreg (2003) dalam penelitiannya menyatakan penyusunan dan penyajian laporan keuangan
konsep resistensi sebagai karakteristik individu yang pemerintah baik pemerintah pusat maupun
mencerminkan pendekatan umum (negatif) ke arah pemerintah daerah.
perubahan dan kecenderungan untuk menghindari atau melawannya. Lebih lanjut, Oreg (2003) Penerapan SAP basis kas menuju akrual (cash
menjelaskan bahwa sumber resistance berasal dari toward accrual basis) berdasarkan PP Nomor 24
dalam diri individu yang meliputi keengganan untuk Tahun 2005 telah digantikan dengan penerbitan PP
kehilangan kontrol, kekakuan kognitif, kurangnya Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP berbasis akrual,
ketahanan psikologis, intoleransi untuk periode mulai diterapkan secara resmi dan wajib digunakan
penyesuaian terlibat dalam perubahan, preferensi dalam laporan keuangan pemerintah mulai tahun
untuk tingkat rendah stimulasi dan hal baru, dan 2015. Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 71
keengganan untuk menyerah pada kebiasaan lama.
Tahun 2010 tentang SAP berbasis akrual membawa perubahan besar dalam sistem pelaporan keuangan
Penelitian ini bertujuan untuk memperluas pemaha- di Indonesia, yaitu perubahan dari basis kas menuju
man resistensi pengguna dengan menganalisis akrual menjadi basis akrual penuh dalam pengakuan
dampak dari kencerungan alami individu yang transaksi keuangan pemerintah. Informasi yang
melihat perubahan sebagai hal negatif. Dalam konteks disajikan dalam laporan akuntansi berbasis akrual
penelitian ini, resistensi perubahan dibahas dari sudut bersifat komprehensif karena seluruh arus sumber
pandang disposisional (Oreg, 2003). Pendekatan ini daya dicatat sesuai dengan saat terjadinya arus
sejalan dengan penelitian sistem informasi dalam sumber daya (Kementerian Keuangan, 2014).
pemahaman kepribadian dan fenomena penelitian sistem informasi (Devaraj et al., 2008) serta integrasi Penerapan basis akuntansi akrual memiliki banyak
resistensi pengguna dan penelitian kepribadian kelebihan diantaranya kemudahan dalam mengidenti-
(Venkatesh, 2006).
fikasi posisi keuangan pemerintah dan perubahannya, mengidentifikasi kesempatan dalam menggunakan
Didasari atas masalah yang terjadi pada Pegawai sumber daya masa depan dan mewujudkan
Negeri Sipil (PNS) di Badan Kependudukan dan pengelolaan yang baik atas sumber daya. Disamping
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat dan hal positif tersebut, akuntansi berbasis akrual tentunya
juga perwakilan di tiap propinsi, berdasarkan penga- juga memiliki kelemahan salah satunya kompleksitas
matan penulis, bahwa pegawai BKKBN khususnya dibanding basis akuntansi kas maupun basis kas
operator Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang menuju akrual sehingga membutuhkan SDM dengan
terlibat secara langsung dalam proses pembuatan kompetensi akuntansi (Presiden R.I., 2010a).
laporan keuangan masih belum optimal. Terdapat competency gap (kesenjangan kompetensi) aparatur Adanya perubahan atas basis akuntansi ini tentunya
BKKBN yang disebabkan adanya kebijakan zero dapat menimbulkan berbagai sikap, reaksi, serta
growth terhadap pengadaan perencana komponen tingkat dukungan yang berbeda pada setiap pegawai
baru selama kurang lebih 8 (delapan) tahun (1996- dengan kondisi organisasi serta karakteristik yang
2004), dan juga latar belakang pendidikan beragam berbeda pula pada setiap organisasi (Wilson, 1994;
yang diindikasikan mampu menjadi kendala dalam Wilson & Brekke, 1994). Reaksi atau sikap tersebut
penerimaan implementasi akuntansi basis akrual.
secara garis besar dapat dibedakan antara individu
Hal ini diperkuat dengan kompleksitas pelaporan yang mendukung perubahan dan individu yang tidak
PENDAHULUAN
dalam akuntansi akrual tentunya dapat menimbulkan Tujuan Penelitian
resistensi, khususnya bagi para pelaku akuntansi dan Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendes- penyusunan laporan keuangan. Hal ini dikarenakan kripsikan faktor-faktor kepribadian individu yang unsur laporan SAP basis akrual yang relatif lebih menjadi penyebab resistensi dalam implementasi rumit dibanding basis akuntansi kas maupun basis perubahan sistem akuntansi basis akrual dan kas menuju akrual (Kementerian Keuangan, 2014). pengaruhnya terhadap kinerja operator SAI.
Hal lain yang memotivasi peneliti adalah adanya
Manfaat Penelitian perubahan akuntansi basis kas menuju akrual ke
akuntansi basis akrual merupakan tahapan baru dalam 1. Manfaat teoritis penelitian ini adalah:
perkembangan akuntansi sektor publik khususnya di Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bidang pelaporan sehingga menarik untuk diteliti bidang ilmu akuntansi sektor publik dalam lebih lanjut, dikarenakan ketidakberhasilan usaha menjelaskan keberhasilan perubahan organisasi perubahan mayoritas gagal dalam tahap implemen- dalam implementasi akuntansi berbasis akrual tasi. Kegagalan ini sering terjadi karena mengecilkan (accrual basis).
arti dari tingkat kesulitan implementasi, resistensi
2. Manfaat praktis penelitian ini adalah:
perubahan di saat-saat terakhir, perubahan dalam
Penelitian yang akan dilakukan pada Badan kepemimpinan, ataupun tekanan agenda tidak jelas
Kependudukan dan Keluarga Berencana ini (Wibowo, 2012). Beberapa perubahan lingkungan
diharapkan dapat menjadi masukan dalam proses akibat dampak perubahan juga dapat menimbulkan
implementasi basis akuntansi akrual serta culture shock sehingga diperlukan adanya pelatihan
membantu dalam meminimalisasi resistensi atau untuk membiasakan para pemakai dengan lingkungan
penolakan atas perubahan dalam implementasi barunya. Ketidaksesuaian yang timbul ini, biasanya
akuntansi basis akrual (accrual basis), sehingga dibarengi dengan hambatan teknis pengoperasian,
sistem baru yang diimplemantasikan dapat yang dapat membuat para pengguna menjadi tertekan,
berjalan dengan maksimal.
tidak puas, bahkan menurunkan kinerja pemakai.
3. Manfaat kebijakan atas penelitian ini adalah : Berbeda dengan penelitian Oreg et al. (2008) yang
Dengan hasil penelitian ini maka diharapkan dapat melakukan penelitian pada mahasiswa dari 17 negara,
memberikan sumbangan nyata sebagai dasar objek dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil
kebijakan dalam perencanaan, pengembangan, (PNS) pada Badan Kependudukan dan Keluarga
serta pelaporan keuangan yang lebih akuntabel.
Berencana Nasional, salah satu Lembaga non Kementerian Pemerintah. Penelitian ini mengukur faktor resistensi disposisional yang muncul pada proses implementasi SAP basis akrual. Disamping itu dalam penelitian ini, peneliti mencoba mencari relevansi dari resistensi perubahan tersebut terhadap harapan kinerja (performance expectancy), sehingga dalam penelitian ini ditambahkan variabel dependen yaitu kinerja operator SAI.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat pengaruh Pencari rutinitas (routine seeking), reaksi emosional (emotional reaction), fokus jangka pendek (short-term focus), dan kekakuan kognitif (cognitive rigidity) terhadap kinerja (performance expectancy) operator Sistem Akuntansi Instansi pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional?
Theory of Reason Action (TRA)
et al. (2003) menyatakan bahwa niat untuk menggunakan (behavioral intention)
merupakan Theory of Reason Action (TRA) pertama kalidicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1975. Teori ini indikator utama dari penggunaan sistem informasi disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia (use behavior). Niat untuk menggunakan ditentukan berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertim- oleh 3 (tiga) variabel independen utama, yaitu bangkan segala informasi yang tersedia. Dalam TRA performance expectancy, effort expectancy, dan ini, Ajzen dan Fishbein (1975) menyatakan bahwa social influence (Venkatesh et.al., 2003).
seseorang dapat melakukan atau tidak melakukan
suatu perilaku tergantung dari niat yang dimiliki oleh Kepribadian dan Resistensi Perubahan orang tersebut. Lebih lanjut, Ajzen dan Fishbein Disposisional
(1975) mengemukakan bahwa niat melakukan atau Menurut kerangka kerja untuk mempelajari orang tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh (McAdams, 1996, 2001), resistensi disposisional dua penentu dasar, yang pertama berhubungan (Oreg, 2003) adalah sifat kepribadian individu yang dengan sikap
(attitude towards behavior) dan
mempengaruhi keprihatinan pribadi seseorang.yang lain berhubungan dengan pengaruh sosial
Skala resistensi perubahan dirancang untuk mengukur resistensi perubahan dari kepribadianyaitu norma subjektif (subjective norms).
(Oreg, 2003). Asumsi dasarnya adalah bahwa
Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap
individu yang menunjukkan karakter sifat resistensidan norma subjektif terhadap niat untuk
yang paling kuat cenderung paling sedikit memulai perubahan untuk diri mereka sendiri serta akandilakukan atau tidak dilakukannya perilaku,
mengembangkan sikap dan keyakinan yang lebih
Ajzen melengkapi TRA ini dengan keyakinan
negatif terhadap perubahan yang mereka hadapi.
(beliefs). Dikemukakannya bahwa sikap berasal
dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral
Empat dimensi telah diidentifikasi mampubeliefs), sedangkan norma subjektif berasal dari
mencerminkan resistensi perubahan disposisionalkeyakinan normatif (normative beliefs).
individu yaitu pencari rutinitas (routine seeking), reaksi emosional (emotional reaction), fokus jangka pendek (short-term focus), dan kekakuan kognitifUnified Theory of Acceptance and Use of
(cognitive rigidity) (Oreg, 2003). Dimensi ini muncul
Technology (UTAUT)
dari analisis literatur tentang resistensi terhadap
Unified Theory of Acceptance and Use of
perubahan. Dalam proses ini, diidentifikasi sumber
Technology (UTAUT) merupakan salah satu
berbeda yang mendorong resistensi terhadapmodel terbaik untuk adopsi dan penggunaan
perubahan (Oreg, 2003). Yang pertama adalahteknologi informasi. Teori UTAUT disusun
keengganan untuk kehilangan kontrol, yangberdasarkan model-model penerimaan
mencerminkan ketakutan individu kehilangan kontrolteknologi sebelumnya seperti Theory of Reason
atas kehidupan sebagai konsekuensi perubahan.Action (TRA), Theory of Planned Behaviour
Berikutnya adalah dogmatism; kekakuan dan pikiran(TPB), Task-Fit Technology, dan terutama tertutup bertanggung jawab atas sikap negatif adalah model Technology of Acceptance Model individu (Fox, 1999; Rokeach, 1973). Kurangnya (TAM). UTAUT bertujuan menjelaskan minat ketahanan psikologis juga dianggap sebagai seseorang untuk menggunakan suatu sistem resistensi perubahan, karena ketahanan informasi teknologi dan perilaku pengguna psikologis mencerminkan kesediaan individu berikutnya (Venkatesh et al., 2003). untuk menerima ide-ide inovatif (Judge et al., 1999). Selain itu, beberapa orang cenderung Teori UTAUT bertujuan menjelaskan minat menghindari upaya jangka pendek seperti pengguna untuk menggunakan sistem informasi intoleransi individu untuk periode penyesuaian dan perilaku pengguna berikutnya (Vankatesh et perubahan juga termasuk dalam dimensi al., 2003). Teori ini mengidentifikasi adanya 2 resistensi. Aspek preferensi tingkat stimulasi (dua) variabel penentu penggunaan teknologi rendah dan tujuan baru atas kebutuhan manusia (use behavior), yaitu niat untuk menggunakan yang berbeda membutuhkan rangsangan yang sistem (behavioral intention) dan kondisi inovatif (Goldsmith, 1984a, b), dimana pendukung (facilitating condition). Venkatesh
TINJAUAN PUSTAKA
keengganan untuk menyerah pada kebiasaan ketidaknyamanan jangka pendek dibandingkan lama mencerminkan kemampuan untuk dengan potensi keuntungan jangka panjang melepaskan diri dari cara lama. perubahan dan dengan itu timbul intoleransi
individu terlibat dalam periode penyesuaian serta
Meskipun sifat-sifat ini terkait dengan bagaimana
keengganan kehilangan kendali. Dan terakhir adalah
orang bereaksi terhadap perubahan, mereka
dimensi kekakuan kognitif (cognitive rigidity).
belum dikonsep untuk menilai kecenderungan
Sesuai dengan namanya, kekakuan kognitif
disposisional untuk menolak perubahan (Oreg,
(cognitive rigidity), diidentifikasi sebagai sumber
2003). Oreg (2003) mengusulkan empat dimensi
perlawanan dan merupakan bentuk keras kepala dan
perlawanan. Pencari rutinitas (routine seeking)
keengganan untuk mempertimbangkan ide-ide danmelibatkan sejauh mana individu menikmati dan
perspektif alternatif (Oreg, 2003).berusaha keluar dari lingkungan yang stabil dan
Keempat dimensi telah terbukti untuk memprediksi
rutin, serta mencerminkan keengganan untuk
perilaku perubahan secara spesifik dibandingkan
menyerah kebiasaan lama individu dan
karakteristik lain yang terkait kepribadian (Oreg,
preferensi tingkat stimulasi rendah atas hal baru.
2003), seperti Five-Factor Model (McCrae & Costa,
Keengganan kehilangan kontrol dan kurangnya
1987), toleransi untuk ambiguitas (Budner, 1962),
ketahanan psikologis yang ditangkap dalam
risk aversion ( Slovic, 1972), atau pencari sensasi
reaksi emosional (emotional reaction)
(Zuckerman dan Link, 1968). Tabel 1 menggambar-mencerminkan sejauh mana individu merasa
kan hubungan antara empat dimensi dan sifat-sifatstres dan tidak nyaman dalam menanggapi
individu lainnya.perubahan yang dipaksakan.
Fokus jangka pendek (short-term focus) melibat- kan sejauh mana individu disibukkan dengan
Kerangka Konseptual terhadap perubahan lebih mungkin untuk memiliki reaksi emosional dan kognitif negatif (Oreg, 2006).
Berdasarkan telaah teoritis yang dilakukan dibagian
Oleh karena itu, karyawan dengan resistensi awal, selanjutnya dibentuk sebuah model penelitian
perubahan disposisional yang tinggi akan merespon yang diharapkan nantinya akan menjadi guideline
penerapan sistem akuntansi basis akrual lebih negatif.
bagi pemecahan masalah yang diajukan pada tulisan
Resistensi perubahan disposisional dapat menjelas- ini. Penelitian ini didorong oleh adanya kebutuhan
kan reaksi pengguna yang ditemukan di berbagai untuk berubah bagi setiap organisasi agar mampu
proyek implementasi sistem informasi lebih baik dari bersaing untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
variabel kepribadian umum lainnya, yang juga keluaran yaitu produk maupun jasa (Burke, 2008;
digunakan dalam penelitian serupa (Zmud, 1979, Robbins, 2001). Penelitian ini bertujuan untuk
Agarwal dan Prasad, 1999) dikarenakan resistensi memperluas pemahaman resistensi pengguna dengan
perubahan disposisional secara eksplisit terkait menganalisis dampak dari kecenderungan alami
dengan reaksi individu untuk mengubah situasi individu yang melihat perubahan sebagai hal negatif.
(Oreg 2003).
Dalam konteks penelitian ini, resistensi perubahan dibahas dari sudut pandang disposisional (Oreg,
Berdasarkan uraian diatas, peneliti berpendapat 2003). Pendekatan ini sejalan dengan penelitian
bahwa keempat dimensi berdampak pada bagaimana sistem informasi dalam pemahaman kepribadian dan
individu memandang pengenalan sistem akuntansi fenomena penelitian sistem informasi (Devaraj et al.,
yang baru. Kedua, peneliti membahas dari sudut 2008) serta integrasi resistensi pengguna dan
pandang teoritis bahwa jika salah satu dari empat penelitian kepribadian (Venkatesh, 2006).
dimensi berkorelasi dengan ciri-ciri kepribadian lainnya, dan ciri-ciri kepribadian ini berkorelasi baik Hipotesis sentral dari model yang diusulkan adalah
dengan usaha atau harapan kinerja. Beberapa hal bahwa orang dengan resistensi disposisional tinggi
KERANGKA KONSEPTUAL
inilah yang mendasari peneliti dalam menyusun kerangka konseptual (gambar 3.1) yang diajukan dalam penelitian ini.
Dalam reaksi emosional, individu melihat sebuah perubahan sebagai hal yang negatif. Dalam konteks penelitian ini, inovasi dalam sistem akuntansi berbasis akrual dianggap sebagai sebuah hambatan
Hipotesis yang mampu meningkatkan stress serta menambah
beban kerja. Atas dasar tersebut hipotesis kedua Terdapat pengaruh antara Pencari rutinitas
yang diusulkan adalah bahwa:
(Routine seeking) dengan harapan kinerja (performance expectancy)
Routine seeking melibatkan sejauh mana individu menikmati dan berusaha mencari lingkungan yang rutin dan stabil, serta mencerminkan keengganan untuk menyerah pada kebiasaan lama dan kecenderungan stimulasi tingkat rendah dalam sebuah perubahan (Oreg, 2003; Oreg et al., 2008).
Dari sudut pandang teoritis dan berdasarkan penelitian empiris sebelumnya, routine seeking berkorelasi negatif dengan keterbukaan
Terdapat pengaruh antara Reaksi emosional (emotional reaction) dengan harapan kinerja (performance expectancy)
Reaksi emosional merupakan suatu sikap keengganan kehilangan kontrol dan kurangnya ketahanan psikologis dalam merespon sebuah perubahan yang dipaksakan. Reaksi emosional mencerminkan sejauh mana individu merasa stres dan tidak nyaman dalam sebuah periode transisi. Reaksi emosional memiliki korelasi negatif dengan sensasi mencari dan toleransi untuk ambiguitas, dan sebaliknya berkorelasi positif dengan risk aversion atau keengganan dalam menggambil resiko yang ada karena ketidakpastian akan sesuatu hal, dogmatism atau keyakinan teguh, dan neurotisisme yaitu gambaran seseorang yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman (Oreg, 2003).
H2 : Reaksi emosional (emotional reaction) berpengaruh negatif terhadap harapan kinerja (performance expectancy)
Terdapat pengaruh antara Fokus Jangka Pendek (short-term focus) dengan harapan kinerja (performance expectancy)
Ketika seorang individu cenderung untuk merasakan ketidaknyamanan jangka pendek daripada manfaat jangka panjang, ia juga mengevaluasi sebuah inovasi untuk
sistem sebagai hal yang lebih negatif yang mampu pengalaman, harga diri, mencari sensasi, toleransi
mengancam kinerjanya.
untuk ambiguitas, dan umum self-efficacy, dan ber-
korelasi positif dengan dogmatisme, neurotisisme, Fokus jangka pendek memiliki korelasi positif dan penghindaran risiko (Oreg, 2003). Akibatnya, dengan sensasi mencari, self efficacy, risk aversion, jika seseorang mencari rutinitas, inovasi maupun dogmatisme, harga diri, toleransi untuk ambiguitas, perubahan sistem baru yang mengubah rutinitas dan neurotisisme (Oreg, 2003). Sedangkan pada dianggap sebagai suatu hal negatif. penelitian sistem informasi lain, diungkapkan bahwa terdapat korelasi negatif antara neurotisisme dengan Oleh karena itu, hipotesis pertama yang diajukan
harapan kinerja (performance expectancy) (Devaraj mengenai resistensi perubahan disposisional dan
et al., 2008, Moon et al., 2010), dan antara self- harapan kinerja adalah:
efficacy dan usaha dan harapan kinerja (performance H1 : Pencari rutinitas (routine seeking) berpengaruh expectancy) (Agarwal dan Karahanna, 2000 McElroy negatif pada harapan kinerja (performance et al. 2007, Vijayasarathy, 2004). Dari uraian tersebut expectancy)
Routine Seeking (X )1
Emotional Reaction (X )2
Short-term Focus (X )3
Cognitive Rigidity (X )4
Performance expectancy
(Y)
Dimensi Resistensi Perubahan disposisional (Oreg, 2003)
Persepsi keyakinan teknologi dari UTAUT (Venkatesh et al, 2003) Kerangka Konseptual
hipotesa ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
perspektif secara umum juga merasakan sebuah inovasi ataupun perubahan sistem sebagai hal yang negatif. Kekakuan kognitif (cognitive H3: Fokus Jangka Pendek (short-term focus)
rigidity) merupakan faktor penting yang berpengaruh negatif terhadap harapan
mempengaruhi bagaimana individu memandang kinerja (performance expectancy)
teknologi. . Dari uraian tersebut maka hipotesis Terdapat pengaruh antara kekakuan kognitif selanjutnya yang diajukan adalah:
(cognitive rigidity) dengan harapan kinerja
H4 : Kognitif kekakuan (Cognitive rigidity) (performance expectancy)
berpengaruh negatif terhadap harapan Untuk dimensi terakhir, kekakuan kognitif, kinerja (performance expectancy)
dijelaskan bahwa individu yang enggan untuk mempertimbangkan ide-ide alternatif dan
Jenis Penelitian Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) dan 16 orang Bendahara Materiil.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan data yang berbentuk
Kriteria atas sampel yang sedang diteliti ditentukan angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring).
berdasarkan rumus Yamane (Ferdinand, 2006) yaitu:
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini dipergunakan pengambilan Keterangan :
sampel dengan teknik sampling jenuh yaitu meng- n : Jumlah Sampel gunakan semua populasi sebagai sampel dan dikenal N : Populasi
d : Margin of Error Maximum, yaitu tingkat juga dengan istilah sensus. Adapun populasi dalam
kesalahan maksimum yang masih bisa ditolerir penelitian ini adalah operator Sistem Akuntansi
(ditentukan 10 %) Instansi (SAI) dari tiap Kantor Perwakilan BKKBN
seluruh provinsi di Indonesia Jumlah seluruh populasi sebanyak 102 orang, sehingga dari jumlah tersebut diketahui bahwa Operator SAI yang dimaksudkan dalam penelitian ini
jumlah minimal sampel untuk penelitian ini adalah adalah operator secara de-facto yaitu pegawai
BKKBN yang menjadi operator SAI pada praktiknya.
Anggota populasi yang diteliti adalah sejumlah 102 orang dengan proporsi sebanyak 32 orang Kasubag
Dari rumus dan perhitungan dapat diketahui bahwa Keuangan dan Barang Milik Negara, 5 orang koor-
jumlah sampel yang mampu merepresentasikan atas dinator Sistem Akuntansi Instansi, 26 orang operator
populasi secara keseluruhan adalah minimal 51 Sistem Akntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA),
responden.
23 orang operator Sistem Informasi Manajemen dan
n = N
1 +Nd
n = 102
1+102 (0,10)2 = 50,49 = 51 METODOLOGI PENELITIAN
Deskripsi Subjek Penelitian Pegawai BKKBN yang merupakan objek penelitian adalah Aparatur Sipil Negara yang digaji dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Nasional (BKKBN) adalah organisasi resmi
(APBN), memiliki SKP yaitu Sasaran Kerja Pegawai pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi penye-
yang ada dalam salah satu unsur di dalam Penilaian lenggaraan bidang keluarga berencana, mencakup
Prestasi Kerja PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang bidang penyerasian kebijakan kependudukan dan
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun peningkatan penyediaan data informasi kependu-
2011 dan juga mendapatkan DP3 (Daftar Penilaian dukan yang ditetapkan dengan Undang-Undang
Pelaksanaan Pekerjaan) yaitu penilaian yang Nomor 52 Tahun 2009.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
diberikan atasan bertujuan untuk memperoleh baik di Pusat maupun di Propinsi kurang memiliki bahan-bahan pertimbangan yang obyektif dalam ketahanan secara psikologis, serta mampu dalam pembinaan PNS, dan dilaksanakan dalam kurun menghindari stress dan ketidaknyamanan dalam waktu sekali setahun oleh pejabat penilai yang menghadapi perubahan yang dipaksakan. Hal ini bertitik pada perilaku kerja PNS yang bersangkutan. menunjukkan bahwa operator SAI Kantor Badan Sebagai salah satu instansi pemerintah yang didanai Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional APBN, BKKBN wajib menyusun Laporan Keuangan baik di Pusat maupun di Propinsi secara garis besar semesteran dan juga tahunan. Dalam menyusun adalah pribadi memiliki tingkat reaksi emosional laporan keuangan, Instansi BKKBN menggunakan (emotional reaction) yang cukup tinggi dalam aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual menanggapi adanya sebuah perubahan dalam hal ini (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan adalah perubahan sistem akuntansi berbasis akrual.
Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN)
Dari kuesioner yang disebarkan juga diketahui yang berada di tingkat pengguna anggaran atau
bahwa terdapat variabel pembentuk kekakuan BKKBN Pusat, dimana proses penyusunan laporan
kognitif (Cognitive rigidity). Hal ini berarti bahwa keuangannya dilakukan secara berjenjang dari tingkat
operator SAI pada kantor BKKBN Pusat serta propinsi sampai pusat dengan prinsip penggabungan
operator SAI pada Kantor Perwakilan BKKBN data dari setiap satuan kerja dengan menggunakan
secara pribadi mempertimbangkan ide-ide dan aplikasi tersebut.
perspektif alternatif yang artinya terdapat kekakuan kognitif (Cognitive rigidity) yaitu keengganan untuk Deskripsi Hasil Analisis
mempertimbangkan sebuah perubahan.
Uji Hipotesis
Meskipun secara distribusi jawaban terbukti bahwa Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel Routine
terdapat penolakan secara pribadi terhadap adanya seeking (X1), Emotional reaction (X2), Short-term
perubahan (resistensi disposisional) namun posisi focus (X3), dan Cognitive rigidity (X4)
operator Sistem Akuntansi Instansi (SAI) di Badan menghasilkan nilai t hitung dengan tingkat signifikan
Kependudukan dan Keluarga Nasional tetap diatas 10% (sig > 10 %) maka H1 tidak diterima,
memiliki performance expectancy yang tinggi dalam yang artinya tidak terdapat pengaruh variabel
bekerja. Hal ini dikarenakan dalam bekerja, operator Routine seeking (X1) terhadap Performance
SAI sebagai seorang pegawai pemerintah terikat expectancy (Y); H2 tidak diterima, yang artinya
dengan SKP yaitu Sasaran Kerja Pegawai yang ada tidak terdapat pengaruh variabel Emotional reaction
dalam salah satu unsur di dalam Penilaian Prestasi (X2) terhadap Performance expectancy (Y); H3
Kerja PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang diatur dalam tidak diterima, yang artinya tidak terdapat pengaruh
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011.
variabel Short-term focus (X3) terhadap
Capaian atas sasaran kerja pegawai ini nantinya Performance expectancy (Y); dan H4 tidak diterima,
dijadikan dasar dalam penilaian prestasi dan juga yang artinya tidak terdapat pengaruh variabel
pemberian tunjangan kinerja.
Cognitive rigidity (X4) terhadap Performance
expectancy (Y). Selain SKP ada pula DP3 (Daftar Penilaian Pelak- sanaan Pekerjaan) yaitu penilaian yang diberikan Uraian tersebut menyimpulkan bahwa hipotesis
atasan bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan penelitian ini tidak teruji kebenarannya.
pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan PNS, dan dilaksanakan dalam kurun waktu sekali setahun Pembahasan
oleh pejabat penilai. Penilaian DP3 bertitik pada Hasil dari penelitian ini adalah bahwa variabel perilaku kerja PNS yang bersangkutan, sehingga Routine seeking (X1), Emotional reaction (X2), sebagai seorang PNS yang baik output kerja maupun Short-term focus (X3), dan Cognitive rigidity (X4) perilakunya dinilai, maka PNS selalu berupaya tidak berpengaruh terhadap Performance expectancy menyelesaikan pekerjaannya dan mengesampingkan (Y). Dari distribusi jawaban responden diketahui penolakan yang ada dalam dirinya.
bahwa sebagian besar operator SAI pada Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana, adalah pribadi yang memiliki kecenderungan pencari penilaian prestasi serta pelaksanaan pemberian rutinitas (Routine seeking) yang lebih menyukai tunjangan kinerja pegawai diatur dalam peraturan suatu pekerjaan tetap atau rutin dan sama setiap Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga harinya, selain itu operator SAI Kantor Badan Berencana Nasional Nomor 229/PER/B2/2014.
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tidak tercapainya SKP dapat berdampak dengan
dikenakannya sanksi atau sebuah punishment berupa (UTAUT) yang merupakan salah satu model terbaik pemotongan tunjangan kinerja. untuk menjelaskan minat pengguna untuk menggu-
nakan sistem informasi dan perilaku pengguna Adanya tekanan dari institusi (institusional pressures) berikutnya (Vankatesh et al., 2003).
ini yang diasumsikan peneliti menjadi sebuah alas an atas dibantahnya teori keberterimaan teknologi atau Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
Simpulan dikenakannya sanksi atau sebuah punishment berupa pemotongan tunjangan kinerja.
Penelitian yang berjudul “Resistensi Perubahan Disposisional Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Adanya tekanan dari institusi (institusional Operator Sistem Akuntansi Instansi Badan
pressures), serta perbedaan lingkungan kerja dan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional”
budaya organisasi di Indonesia ini diasumsikan memberikan kesimpulan bahwa terdapat resistensi
peneliti menjadi alasan atas ketidaksesuaian disposisional yang terbentuk dari variabel Routine
penerapan model penelitian.
seeking (X1), Emotional reaction (X2), Short-term focus (X3), dan Cognitive rigidity (X4) namun tidak
Keterbatasan berpengaruh terhadap Performance expectancy (Y).
Penelitian yang berjudul “Resistensi Perubahan Meskipun secara distribusi jawaban terbukti bahwa Disposisional Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja terdapat penolakan secara pribadi terhadap adanya Operator Sistem Akuntansi Instansi Badan perubahan (resistensi disposisional) namun posisi Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional”
operator Sistem Akuntansi Instansi (SAI) di Badan yang dilaksanakan peneliti hanya terbatas pada Kependudukan dan Keluarga Nasional tetap memiliki variable penolakan dari internal atau pribadi individu, performance expectancy yang tinggi dalam bekerja. sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat dikem- Hal ini dikarenakan dalam bekerja, operator SAI bangkan dengan memasukan faktor atau variabel sebagai seorang pegawai pemerintah terikat dengan lain.
SKP yaitu Sasaran Kerja Pegawai yang ada dalam
Konsep resistensi disposisional atau penolakan salah satu unsur di dalam Penilaian Prestasi Kerja
terhadap perubahan hasil makalah ini menyoroti PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang diatur dalam
bahwa adanya penolakan atas perubahan sistem Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011.
akuntansi berbasis akrual yang diimplementasikan Capaian atas sasaran kerja pegawai ini nantinya
pada organisasi sektor publik milik pemerintah yang dijadikan dasar dalam penilaian prestasi dan juga
ada dalam diri aparatur sipil negara ternyata tidak pemberian tunjangan kinerja.
berpengaruh terhadap hasil kinerja. Terdapat faktor Selain SKP ada pula DP3 (Daftar Penilaian Pelak- lain yaitu adanya tekanan dari institusi, lingkungan sanaan Pekerjaan) yaitu penilaian yang diberikan kerja serta budaya organisasi, yang ternyata atasan bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan berpengaruh lebih dominan dalam diri pegawai.
pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan PNS,
dan dilaksanakan dalam kurun waktu sekali setahun Rekomendasi
oleh pejabat penilai. Penilaian DP3 bertitik pada Hasil penelitian ini memberikan dasar bagi penelitian perilaku kerja PNS yang bersangkutan, sehingga selanjutnya untuk memasukkan variabel tekanan sebagai seorang PNS yang baik output kerja maupun institusi, lingkungan kerja serta budaya organisasi perilakunya dinilai, maka PNS selalu berupaya sebagai variabel yang mampu memoderasi hubungan menyelesaikan pekerjaannya dan mengesampingkan antara resistensi disposisional dengan kinerja. Selain penolakan yang ada dalam dirinya. itu, konsep resistensi disposisional untuk mengubah dalam penelitian yang dilakukan tidak menunjukkan Pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana,
apakah orang-orang dengan tingkat tinggi resistensi penilaian prestasi serta pelaksanaan pemberian
disposisional untuk mengubah tampil lebih baik atau tunjangan kinerja pegawai diatur dalam peraturan
lebih buruk, lebih kreatif atau kurang kreatif, dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
sebagainya. Oleh Berencana Nasional Nomor 229/PER/B2/2014.
Tidak tercapainya SKP dapat berdampak dengan
karena itu, di luar persepsi teknologi peneliti merekomendasikan studi untuk memeriksa SIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN DAN IMPLIKASI
dampak yang lebih luas dari resistensi disposisional tertentu, karena dapat ditunjukkan bahwa selain pada kinerja organisasi. keyakinan evaluasi diri seperti komputer self-efficacy,
sifat lebih umum juga Implikasi
Penelitian ini menekankan hubungan kepribadian dan ketahanan individu dalam menghadapi perubahan organisasi (Oreg, 2003). Pendekatan peneliti dalam tesis ini adalah mencari bahwa resistensi perubahan disposisional memiliki dampak yang signifikan pada variabel kepercayaan teknologi dari UTAUT (Venkatesh et al., 2003). Hasil penelitian menun- jukkan bahwa kecenderungan individu merupakan prediktor penting dari perlawanan pegawai terhadap perubahan sistem akuntansi berbasis akrul dalam organisasi, dan bahwa persepsi teknologi ini tidak hanya didorong oleh karakteristik dari teknologi tersebut.
Di satu sisi, hasil ini menunjukkan bahwa bahkan dengan merancang sistem yang sesuai dengan pedoman dan prinsip-prinsip yang paling tepat, perubahan sistem dapat dianggap negatif karena persepsi juga didorong oleh kecenderungan individu.
Tapi di sisi lain, hasil analisis juga menunjukkan bahwa adanya persepsi negatif yang didasarkan pada kepribadian individu atas perubahan sistem akuntansi berbasis akrual tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai pemerintah.
Resistensi perubahan disposisional memperluas pemahaman keyakinan persepsi tentang teknologi
prediktor penting dari keyakinan individu tentang perubahan sistem informasi. Resistensi disposisional perubahan adalah salah satu contoh dari perbedaan individu yang berperan dalam menjelaskan sebagian besar varians dalam keyakinan. Resistensi perubahan disposisional yang ditunjukkan dari hasil penelitian ini merupakan suatu tantangan khususnya bagi BKKBN agar segera dapat dimitigasi agar tidak menjadi semakin tinggi dan dapat menimbulkan pengaruh terhadap kinerja misalnya dengan memberikan pelatihan yang lebih intesnsif kepada para karyawan yang secara de facto menangani aplikasi Sistem Akuntansi Instansi.
Hasil penelitian ini juga memiliki implikasi secara praktis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pegawai BKKBN dengan tingkat resistensi peru- bahan disposisional tinggi memandang perubahan sistem akuntansi lebih negatif daripada yang memiliki resistensi perubahan disposisional yang rendah. Oleh karena itu, disarankan agar dalam proses rekrutmen BKKBN memperhatikan latar belakang pendidikan pegawai agar resistensi perubahan disposisional diharapkan dapat diturunkan dengan mudah karena pengetahuan yang sesuai dari calon pegawai dengan bidang pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Agboola, A. A. , & Salawu, R. O. . (2011). Managing Deviant Behavior and Resistance to Change.
International Journal of Business and Management, 6(1).
Ajzen, I. (1985). From Intentions to Actions: A Theory of Planned Behavior. In J. Kuhl & J. Beckmann (Eds.), Action Control: From Cognition to Behavior B2 - Action Control: From Cognition to Behavior.
New York: Springer.
Ajzen, I., & Fishbein, M. (1975). Belief Attitude Intention And Behavior : An Introduction to Theory And Research. Philippines: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Allport, G. W. (1937). Personality : A psychological interpretation. New York, Holt, Rinehart, & Winston. . Astuti, F. F., & Zunaidah. (2012). Pengaruh Perubahan Sistem Pengadaan Barang/Jasa dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Bagian Pengadaan Barang/Jasa Di Sekretariat Dprd Provinsi Sumatera Selatan). Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 10(20).
Bovey, W., & Hede, A. (2001). Resistance to Organizational Change: The Role of Cognitive and Affective Processes. Leadership and Organizational Devevelopment Journal, 22(2), 372-383.
Burke, W. W. (2008). Organization Change, Theory and Practice (2nd ed.). USA: Sage Publications.
Cenfetelli, R. T. . (2004). Inhibitors And Enablers As Dual Factor Concepts in Technology Usage. Journal of the Association for Information Systems.
Devaraj, S., Easley, R. F., & Crant, J. M. (2008). How does personality matter? Relating the five-factor model to technology acceptance and use. . Information Systems Research, 19, 93-105.
Dickson, G. W., & Simmons, J. K. (1970). The Behavioral Side of MIS Some Aspects of the “People Problem”.
Business Horizons, 13(4), 59-71.
Eales-White, R. (1994). Creating Growth from Change – How You React: McGraw Hill International (UK) Ltd.
Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ferneley, E. H., & Sobreperez, P. (2006). Resist, Comply Or Workaround? An Examination Of Different Facets Of User Engagement With Information Systems. European Journal of Information Systems 15, 345-356.
Fox, S. (1999). The psychology of resistance to change. Ramat Gan, Israel, Bar-Ilan University.
Galpin, T. J. (1996). The Human Side of Change. San Francisco, USA.: Josey Bass Publishers.
Greenberg, J., & Baron, R. A. (1997). Behavior in Organization. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Hall, A. (2008). Overcoming Resistance to Organizational Change Initiatives. Conflict Management and Dispute Resolution.
Handoko, T. H., & Reksohadiprodjo, S. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perusahaan (Kedua ed.).
Yogyakarta: BPFE.
Hendarto, A. R., & Prihastuty, R. . (2014). Resistance To Change (Studi Deskriptif Pada Perubahan Peraturan Di Pt. Mitra Sentosa Plastik Industri Semarang). Journal of Social and Industrial Psychology, 3(1).
Hirschheim, R., & Newman, M. (1988). Information System and User Resistance : Theory and Practice.
The Computer Journal, 31, 398-408.
Jaramillo, F., Mulki, J. P., Onyemah, V., & Pesquera, M. R. (2012). Salesperson Resistance to Change: an Empirical Investigation of Antecedents and Outcomes. International Journal of Bank Marketing, 30(7), 548-566.
Judge, T. A. , Higgins, C. A. , Thoresen, C. J. , & Barrick, M. R. (1999). The Big Five Personality Traits, General Mental Ability, And Career Success Across The Life Span. Personnel Psychology, 52(2), 621-652.
Kementerian Keuangan, R. I. (2014). Gambaran Umum Akuntansi Berbasis Akrual (Program Percepatan Akuntabilitas Pemerintah Pusat ed.). Jakarta.
Klaus, T., Wingreen, S. C., & Blanton, J. E. (2010). Resistant groups in enterprise system implementations: a Q- methodology examination. Journal of Information Technology, 25(1), 91-106. doi: 10.1057/jit.2009.7 Kotter, J.P. (1996). Leading change, why transformation efforts fail. Harvard: HBS Press.
Kreitner, R., & Kinicki, A. . (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik (4 ed.). Yogyakarta: CV. Andi Offset.th
McAdams, D. P. (1996). Personality, modernity, and the storied self: A contemporary framework for studying persons. Psychological Inquiry, 7, 295-321.
---. (2001). The Person: An introduction to Personality Psychology. San Diego, CA, US: Harcourt Brace Jovanovich.
McCrae, R. R., & Costa, P. T. (1987). Validation of the Five-Factor Model of Personality Across Instruments and Observers. Journal of Personality and Social Psychology, 52(1), 81-90.
Nurahaju, R. (2004). Pengaruh Resistensi dan Kecerdasan Emosi Terhadap Sikap Dosen mengenai Perubahan ITS dari PTN Menuju PT. BHMN.
Oreg, S. (2001). Antecedents and consequences of resistance to organizational change: Cornell University.
---. (2003). Resistance to change: Developing an individual differences measure. Journal of Applied Psychology, 88, 680–693.
---. (2006). Personality, context, and resistance to organizational change. European Journal of Work and Organizational Psychology, 15(1), 73-101.
Oreg, S., Bayazit, M., Vakola, M., Arciniega, L., Armenakis, A., Barkauskiene, R., Bozionelos, N., Fujimoto, Y., Gonzalez, L., Han, J., Hrebickova, M., Jimmieson, N., Kordacova, J., Mitsuhashi, H., Mlacic, B., Feric, I., Topic, M. K., Ohly, S., Saksvik, P. O., Hetland, H., Saksvik, I., & van Dam, K. (2008).
Dispositional resistance to change: measurement equivalence and the link to personal values across 17 nations. [Research Support, Non-U.S. Gov't]. Journal of Applied Psychology, 93(4), 935-944. doi:
10.1037/0021-9010.93.4.935
Palmer, I., Dunford, R., & Akin, G. (2009). Managing organizational change: A multiple perspectives approach: McGraw-Hill Irwin New York.
Piderit, S. K. (2000). Rethinking Resistance And Recognizing Ambivalence: A Multidimensional View Of Attitudes Toward An Organizational Change. Academy of Management Beview, 25(4), 783-794.
Prawirodirdjo, A. S. . (2007). Analisis Pengaruh Perubahan Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Pegawai Direktorat Jenderal Pajak. (S2), Universitas Diponegoro, Semarang.
Presiden R.I. (2004). Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun Tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintah. Jakarta.
---. (2005a). Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005. Jakarta.
---. (2005b). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta.
---. (2010a). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Jakarta.
---. (2010b). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum.
---. (2011). Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
Rastekenari, M. A., Monsef, S. M. S., & Majnoon, K. . (2013). Study Of Factors Associated With Employees'resistance To Change And Its Relation With Customer Responsiveness And Outcome Performance In Private Banks Of Rasht. Singaporean Journal Of Business Economics, And Management Studies 2(5).
Regar, R., Mullane, J. , Gustafson, L. , & DeMarie, S. (1994). Creating earthquakes to change organizational mindsets. Academy of Management Executive, 8(4), 31-46.
Republik Indonesia. (2009). Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Rinawati. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Resistensi Individual Pada Transformasi Organisasi Di PT Telkom Indonesia Tbk. Bandung. Jurnal Computech & Bisnis 4(2), 84-97.
Robbins, S. P. (2001). Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi (Bahasa Indonesia ed.). Jakarta: PT.
Prenhallindo.
Rokeach, M. (1973). The Nature of Human Values. New York: The Free Press.
Romero, E., Villar, P., Luengo, M. Á., & Gómez-Fraguela, J. A. (2009). Traits, personal strivings and well- being. Journal of Research in Personality, 43(4), 535-546. doi: 10.1016/j.jrp.2009.03.006
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Jakarta: Salemba Empat.