66
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada tahun 2013 terdapat 454 (empat ratus lima puluh empat) pelanggaran lalu
lintas yang dilakukan oleh anak di bawah umur dengan bentuk pelanggaran yaitu tidak
memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Penulis menyimpulkan dalam tiga bagian yaitu :
a. Faktor penyebab anak sebagai pengemudi kendaraan bermotor tanpa memiliki SIM
dikarenakan beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, faktor keluarga, kurangnya
kesadaran hukum, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap peraturan lalu lintas dan
kurangnya pengetahuan akan undang-undang.
b. Tindakan polisi terhadap pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh anak di bawah
umur sebagai pengendara kendaraan bermotor dikarenakan faktor ketidakjeraan yang
dirasakan oleh anak. Oleh karena itu polisi melakukan upaya preventif dan upaya
represif. Upaya preventif yang dilakukan oleh Kepolisian kota Salatiga yaitu
melakukan penyuluhan mengenai tertib lalu lintas yang diadakan diadakan setiap 1
(satu) bulan sekali dan juga melakukan razia, razia ini dilakukan hanya pada waktu
tertentu. Selain itu juga sebagai upaya preventif kepolisian lalu lintas kota Salatiga
melakukan koordinasi terpadu dengan pihak orang tua/wali anak. Sedangkan, upaya
represif yang dilakukan kepolisian lalu lintas kota Salatiga selama ini kepada anak
sebagai pengendara dibawah umur yaitu dengan pemberian sanksi dalam bentuk
67
tindakan diskresi polisi yaitu melakukan penyitaan terhadap STNK dan kendaraan
kepada anak yang terkena razia kemudia dibawah ke kantor Polres Salatiga untuk
ditindak lanjuti dan dilakukan pemanggilan kepada orang tua/wali anak sebagai
langkah pembinaan kepada anak.
c. Faktor yang mempengaruhi tindakan hukum oleh kepolisian satuan lalu lintas kota
Salatiga terhadap anak sebagai pengendara kendaraan bermotor ialah karena kesatuan
lalu lintas kota Salatiga melaksanakan tugas pokok kepolisian sebagaimana diatur di
dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, salah satunya memiliki tugas untuk menegakan hukum.
Permasalahan yang dihadapi para penegak hukum adalah Polisi sebagai penindak dan
penegak hukum kadangkala melakukan kompromi dengan masyarakat yang terkena
tilang atau yang melakukan pelanggaran lalu lintas, bahkan mau melakukan
kompromi dengan orang tua yang datang ke kantor polisi untuk meminta agar
anaknya yang terkena razia atau tilang tidak diproses lebih lanjut dengan memberikan
imbalan kepada polisi. Masih banyak terdapat kebijakan-kebijakan yang diambil
diluar dari bagaimana seharusnya penegakan hukum tersebut dilakukan bahkan dalam
melakukan diskresi terdapat polisi yang menyalahgunakan kewenangannya. Oleh
karena itu korupsi ditubuh kepolisian akan terus-menerus ada apabila tidak ada
reformasi. Reformasi kultural akan memberikan harapan bahwa tindakan yang
dilakukan oleh kepolisian baik dalam bentuk upaya preventif maupun upaya represif
atau tindakan diskresi Polri akan lebih terarah kepada perwujudan etika dan
profesionalisme polisi yang bersifat universal, sebagai akses penyesuaian diri dengan
68
B.
SARAN
1. Polisi harus lebih meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dengan memberikan
sosialisasi yang lebih baik kepada masyarakat luas khususnya sosialisasi kepada orang
tua, serta masyarakat juga harus patuh terhadap peraturan lalu lintas yang ada. Polisi juga
harus bekerja sama dengan sekolah-sekolah agar memberikan pemahaman kepada anak
mengenai bahaya mengendarai motor sehingga anak-anak tidak terpengaruh oleh
lingkungannya. Seluruh masyarakat, aparat penegak hukum bahkan pengendara anak di
bawah umur harus lebih memahami dan mematuhi aturan hukum yang berlaku dalam
berlalu lintas. Tidak hanya taat ketika ada razia yang dilakukan oleh kepolisian namun
juga saat tidak ada penjagaan maupun razia karena kemanan, ketertiban, keselamatan dan
kelancaran lalu lintas merupakan tanggung jawab bersama.
2. Penegak Hukum yaitu Kepolisian Satuan Lalu Lintas kota Salatiga harus bekerja keras
lagi dalam melakukan upaya preventif dan represif. Serta dalam melakukan upaya
represif, polisi harus memberikan sanksi yang dapat memberikan efek jera kepada anak
tanpa menggunakan kekerasan namun dengan bentuk pengayoman.
3. Pihak kepolisian harus bertindak sebagai penegak hukum yang jujur, serta menjalankan
tugas sesuai dengan aturan mengenai tugas pokok polisi. Kepolisian kota Salatiga juga
harus melakukan reformasi kultural serta dengan program-program yang sudah ada lebih
ditingkatkan lagi untuk lebih menekan tingginya angka pelanggaran lalu lintas yang